Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

POTENSI DAN KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI

Dosen Pengampu
PRENGKI ADE CANDRA, M,Pd.

Disusun Oleh
ROHANA
ERMI YANTI
SULALATI
NURJANAH

YAYASAN NURUL ISLAM (YASNI)


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
MUARA BUNGO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
sehingga kami penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Beriring salam tidak lupa
kita ucapkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
yang tidak tahu menjadi tahu sehingga kita bisa membedakan antara baik dan buruk.

Kami penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Secara khusus, kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Prengki Ade Candra, M.Pd. selaku dosen pengampu, Karena
dengan arahan beliau lah kami dapat menyelesai kan makalah ini menjadi lebih
lengkap.

Makalah yang berjudul “Potensi dan Karakteristik Anak Usia Dini” ini
semoga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang tentunya memiliki
nila-nilai kebaikan yang sangat tinggi.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, kritik dan saran yang
membangun sangatlah kami butuhkan agar makalah ini lebih sempurna.

Muara Bungo, 24 Juni 2021


Penyusun

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii


Daftar Isi .....................................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 2

BAB II. PEMBAHASAN


1. Potensi Anak Usia Dini ................................................................... 3
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini ................................ 5

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................... 8
B. Saran ................................................................................................ 8

Daftar Pustaka ........................................................................................... iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.1 Selain itu, peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang standar nasional pendidikan
anak usia dini dan tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan
pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang
usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan aspek pemahaman
nilai nilai agama, moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang paling mendasar dan
menempati kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam
pengembangan sumber daya manusia. Tentang anak usia dini dari lahir sampai
usia enam tahun adalah usia kritis sekaligus strategi dalam proses pendidikan
dan dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan seseorang selanjutnya
artinya pada periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuh
kembangkan berbagai kemampuan.2
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
137 tahun 2013 tentang standar nasional pendidikan anak usia dini menyatakan
bahwa standar tingkat perkembangan anak berdasarkan kelompok usia anak 0-
2 tahun, 2-4 tahun, 4-6 tahun yang mencakup beberapa aspek perkembangan
yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa,
sosial-emosional dan seni.3

1
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14
2
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Jambi: Gaung Persada Press Group,
2013), h. 1
3
Permendikbud Nomor 137 tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1, h. 3
Makalah ini akan membahas tentang potensi dan karakteristik perkembangan
anak usia dini karena merupakan suatu tuntutan yang sangat mendasar agar
pemahaman tentang landasan penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dapat di
laksanakan secara tepat. Mengenal potensi dan karakteristik peserta didik untuk
kepentingan proses pembelajaran merupakan hal yang penting, adanya pemahaman
yang jelas tentang karakteristik peserta didik akan memberikan kontribusi terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif.
B. Rumusan Masalah
3. Bagaimana Potensi Pada Anak Usia Dini?
4. Bagaimana Karakteristik Perkembangan Pada Anak Usia Dini?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Potensi Pada Anak Usia Dini
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Karakteristik Perkembangan Pada Anak
Usia Dini
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa Mampu Mengatahui Bagaimana Potensi Pada Anak Usia Dini
2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Bagaimana Karakteristik Perkembangan
Pada Anak Usia Dini
BAB II
PEMBAHASAN

A. Potensi Anak Usia Dini


1. Definisi Potensi
Ada beberapa pengertian dari kata potensi yang secara umum maupun yang
merupakan pendapat dari para ahli. Arti dari kata potensi sendiri sangat mudah
untuk anda temukan melalui Google maupun media search engine yang lain. Secara
umum pengertian potensi adalah sebuah kemampuan dasar yang dimiliki manusia
yang sangat mungkin untuk dikembangkan, sehingga pada intinya potensi sendiri
berarti suatu kemampuan yang masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Pada manusia sendiri sangat penting untuk memahami potensi diri sendiri, sehingga
anda dapat mengembangkan kemampuan yang tepat dan mendapatkan hasil yang
lebih maksimal. Dengan mengembangkan potensi diri anda akan menjadi lebih
bermanfaat dan akan merasa lebih hidup apabila anda benar-benar memahami
potensi diri dan mengembangkannya.
Menurut Wiyono. Menurutnya potensi memiliki arti kemampuan dasar dari
seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi
kekuatan yang nyata. Dari pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan
sebagai kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sementara menurut Majdi
potensi adalah kemampuan yang masih bisa di kembangkan lebih baik lagi, secara
sederhana potensi merupakan kemampuan terpendam yang masih perlu untuk
dikembangkan.4
Menurut Endra K Pihadhi yang menjelaskan bahwa potensi adalah suatu energi
ataupun kekuatan yang masih belum digunakan secara optimal. Dalam hal ini
potensi diartikan sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa

4
Soeparwoto. Psikologi Perkembangan (Semarang: UPT Unnes Press), 2004. H.
kekuatan, minat, bakat, kecerdasan, dan lain-lain yang masih belum digunakan
secara optimal, sehingga manfaatnya masih belum begitu terasa.5
Sedangkan Menurut Sri Habsari juga mencoba menjelaskan arti dari kata
potensi, yang mana menurutnya potensi adalah kemampuan maupun kekuatan pada
diri yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan menjadi lebih baik dengan sarana
dan prasarana yang tepat dan baik.
Potensi sendiri ada beberapa macam dan jenisnya, salah satu jenisnya adalah
potensi berpikir. Potensi berpikir sendiri dimiliki oleh semua manusia di dunia, hal
ini membuat manusia dimungkinkan untuk mempelajari hal-hal baru dan juga
menghasilkan ide-ide dan juga pemikiran baru ataupun informasi baru. Selain itu
ada juga potensi fisik yang merupakan potensi yang dimiliki manusia dalam sisi
fisik yang biasanya dapat melakukan gerakan yang efektif dan efisien. Orang yang
memiliki potensi fisik akan mudah mempelajari segala macam olahraga dan segala
jenis permainan dalam olahraga seperti sepakbola, bulu tangkis, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan konsep dari Howard Gardner (1993) intelegensi diartikan sebagai
kemampuan memecahkan masalah, atau membentuk suatu produk, yang dihargai
dalam satu atau berbagai suasana budaya atau masyarakat. Integensi/kemampuan
jamak (multiple intelegences) meliputi unsur-unsur :6
1. Intelegensi matematika-logika : memuat kemempuan seseorang dalam berfikir
secara induktif dan deduktif, berfikir menurut aturan logika, memahami dan
menganalisis pola angka-angka serta memecahkan masalah dengan
menggunakan kemampuan berfikir.
2. Integensi berbahasa : memuat kemampuan seseorang untuk menggunakan
bahasa dari kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk yang
berbeda untuk mengekspresikan gagasannya.
3. Inteligensi musikal : memuat kemampuan seseorang untuk peka terhadap
suarasuaran non-verbal yang berada disekelilingnya, termasuk nada dan irama.

5
Ibid. H.
6
Gardner, Howard. Changing Minds. New York : Hardvard Business Schoool Press, 2006.
Kecerdasan Majemuk: Konsep dalam Praktek, terj. Alexander Sindoro. Batam: Interaksara, 2003.
4. Inteligensi visual-spasial (ruang) : memuat kemampuan seseorang untuk
memahami secara lebih mendalam hubungan antara obyek dengan ruang.
5. Inteligensi kinestik (badaniah): memuat kemampuan seseorang untuk secara
aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi
dan memecahkan berbagai masalah.
6. Inteligensi antar-pribadi (inter-personal) : memuat kemampuan seseorang untuk
peka terhadap perasaan orang lain, mudah memahami dan berinteraksi dengan
orang lain sehingga mudah bersosialisasi.
7. Intelegensi intra pribadi : menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka
terhadap perasaan dirinya sendiri, cenderung mampu mengenali kekuatan dan
kelemahan diri.
8. Inteligensi naturalis, yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap
lingkungan alam.
9. Inteligensi spiritual, adalah ekspresi pemikiran yang muncul dari dalam kalbu
seseorang. Dapat mengilhami seseorang dan mendorongnya sebagai sumber
motivasi yang memiliki kekuatan maha dahsyat, misalnya ditunjukkan dalam
penemuan baru yang orisinal, kreatif dan isnpiratif.
B. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Dini
1. Perkembangan fisik
Pada proses perkembangan kanak-kanak awal, perkembangan fisik ditandai
adanya perubahan dalam diri anak, yaitu perubahan tinggi badan, berat badan postur
tubuh pertumbuhan gigi, disertai dengan adanya pertumbuhan tulan dan otot.
Perkembangan fisik pada diri anak akan berpengaruh ketika anak sedang
melakukan aktifitas dan ketrampilan karena pada masa kanak-kanak awak
merupakan masa ideal untuk mempelajari berbagai keterampilan. 7
Santrock (2011: 7) mengatakan bahwa ada tiga alasan mengapa anak dalam
melukan aktifitasnya senang mengulang-ngulang kegiatan yang sama. Yaitu,
1)anak senang mengulang-ulang suatu aktifitas dengan senang hati sehingga

7
Solehuddin M. Dan I. Hatimah, Pendidikan Anak Usia Dini, (Bandung:Pedagogiana Press), 2007,
h. 103
lamakelamaan dia terampil. 2)anak jadi lebih percara diri dalam melakukan aktifitas
tersebut, 3) anak lebih mudah bergerak karena tubuhnya masih lentur. 8
2. Perkembangan moral
Menurut Hurlock (1980 : 7) pertumbuhan moral pada masa kanak-kanak awal
berada pada tahap rendah, disebabkan karena pola pikir anak masih belum
mencapai titik dimana anak belum mempelajari dan menerapkan prinsip benar dan
salah. Perkembangan moral pada masa ini adalah anak anak hanya patuh pada
perintah dan larangan yang diajarkan oleh orang dewasa. Hurlock mengungkapkan
bahwa peraturan dan hukum yang digunakan untuk anak berfungsi sebagai
pedoman penilaian yang baik. Hukuman diberikan bagi yang melanggar peraturan
dan hadiah bagi yang berperilaku baik atau mematuhi aturan. Dalam masa kanak-
kanak awal, perkembangan moral pembelajaran menitik beratkan pada aspek
pendidikan disiplin serta mentaati peraturan. Pembelajaran moral dapat diberikan
melalui dongeng untuk membentuk kepribadian anak.
3. Perkembangan sosial
Perilaku sosial merupakan aktivitas yang berhubungan orang lain, ketika anak
berhubungan dengan orang lain terjadi peristiwaperistiwa yang sangat bermakna
dalam kehidupannya.yang dapat membantu pembentukan kepribadiannya.
Perkembangan sosial diperoleh anak melalui interaksi dengan lingkungan dan
masyarakat. Perkembangan sosial ini diperoleh 9 anak melalui kematangan dan
kesempatan belajar dari berbagai stimulus dari lingkungannya. Bagi anak usia dini
bermain berfungsi sebagai stimulus sosial mereka agar semakin berkembang, ciri
sosial anak pada masa ini adalah mudah bersosialisasi dengan lingkungannya,
muncul kesadaran anak terhadap konsep diri yang berkenaan dengan “gender”
(mulai memahami peran laki-laki dan perempuan), (Mulyasa, 2014: 30)
4. Perkembangan Kognitif
Perkembangan Kognitif merupakan proses kemampuan pola piker anak dalam
memecahkan masalah dimulai dari yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari
dengan cara vleksibel ke yang konteks baru. Menurut Peaget ada beberapa tahap

8
Santrock, John W.. Perkembangan Anak Jilid 1. (Jakarta: Erlangga), 2007. h.
perkembangan kognitif yaitu tahap sensorimotorik (lahir-2 tahun), tahap pra
operasional (2-7 tahun), tahap operasi konkrit (7-11 tahun) dan tahap operasi
vormal (11-16 tahun).
5. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk berekspresi pikiran ataupun
dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat dan gambar (Mulyasa, 2014 : 27).
Perkembangan bahasa anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya dengan cara
interaksi anak dengan orang yang lebih dewasa untuk membantu peningkatan
kemampuan anak dalam berkomunikasi. (Madyawati, 2016 : 41). Dengan demikian
10 pola asuh yang baik, kreatif, inovatif, seimbang dan sesuai tahap perkembangan
anak akan menciptakan interaksi dan komunikasi yang positif.
6. Perkembangan Seni
Seni merupakan suatu ekspresi untuk mengekspresikan diri dengan melalui
gerakan, music, drama untuk menghargai hasil karyanya. Dengan karakteristik 6
perkembangan di atas dapat disimpulkan bahwa 6 perkembangan pada anak usia
dini sangat penting karena untuk berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf
otak yangs sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan tidak
akan terulang sehingga kalau sudah melewati tidak akan terulang lagi.(Mulyasa,
2014 : 32)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam
dan menunggu untuk dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata. Potensi dapat
diartikan sebagai kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk
diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Sementara menurut Majdi potensi adalah kemampuan yang masih bisa di
kembangkan lebih baik lagi, secara sederhana potensi merupakan kemampuan
terpendam yang masih perlu untuk dikembangkan
2. Howard Gardner mengatakan Integensi/kemampuan jamak (multiple
intelegences) yaitu:
a. Intelegensi matematika-logika
b. Integensi berbahasa
c. Inteligensi musikal
d. Inteligensi visual-spasial
e. Inteligensi kinestik
f. Inteligensi antar-pribadi
g. Intelegensi intra pribadi
h. Inteligensi naturalis
i. Inteligensi spiritual
B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini ditemukan kesalahan atau kekeliruan,
kritik dan saran yang membangun sangatlah dibutuhkan. kami hanya manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan dan khilafan.
Dan harapan kami penulis, semoga tulisan ini bisa bermanfaat serta
menambah wawasan bagi pembaca. Dan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk
penulisan-penulisan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 14

Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD. Jambi: Gaung Persada Press Group,
2013.

Permendikbud Nomor 137 tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1, h. 3
Soeparwoto. Psikologi Perkembangan Semarang: UPT Unnes Press, 2004.

Gardner, Howard. Changing Minds. New York : Hardvard Business Schoool Press, 2006.
Kecerdasan Majemuk: Konsep dalam Praktek, terj. Alexander Sindoro. Batam:
Interaksara, 2003.

Solehuddin M. Dan I. Hatimah, Pendidikan Anak Usia Dini, Bandung:Pedagogiana Press,


2007

Santrock, John W.. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2007

Anda mungkin juga menyukai