Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ISLAM & ILMU PENGETAHUAN

“EPISTIMOLOGI 1 : BURHANI, IJBARI, JADALI DALAM PERSPEKTIF ISLAM


DAN BARAT”

DOSEN PENGAMPU :

Dr, Lily Arliya, M.Si

Oleh :

Kelompok 6

Ryan Ady Kusuma Putra (2120203046)

Miftahul Jannah (2120203049)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwr.wb
Puji syukur senantiasa Kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat dan taufiq-
Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “HADIST SUNNAH,
KHABAR DAN ASAR”

Pada kesempatan ini tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada ibu DR. Lily
Arliya, M.Si selaku guru mata pelajaran ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN, yang
senantiasa membimbing dan menyumbangkan ilmunya kepada kami. Tak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada teman-teman dan juga semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.

Penyusun juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan, kekeliruan, dan masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran atas penulisan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca .

Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, 1 Maret 202

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Epistimologi : Burhani, Ijbari dan Jadali dalam barat dan Islam

KATA PENGANTAR ............................................................................................................2

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................3

BAB I .....................................................................................................................................5

PENDAHULUAN ..................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................5
1.3 Tujuan ..........................................................................................................................5

BAB II ...................................................................................................................................6

PEMBAHASAN ....................................................................................................................6
2.1 Epistimologi .................................................................................................................6
2.2 Tahapan Perkembangan Pemikiran Manusia .................................................................7
2.2.1 Tahap Primitif/Mitos ..............................................................................................7
2.2.2 Tahap Metafisik .....................................................................................................7
2.2.3 Tahap Positivistik ...................................................................................................8
2.3 Observasi (Burhani) ......................................................................................................8
2.3.1 Langkah-langlah metode Observasi ........................................................................9
2.4 Eksperimen (Ijbari) .......................................................................................................9
2.4.1 Karakteristik Eksperimen ..................................................................................... 10
2.4.2 Langkah-Langkah Metode Eksperimen ................................................................ 10
2.5 Rasional (Jadali) ......................................................................................................... 12
2.5 Debat ...................................................................................................................... 13
2.5 Kritik ...................................................................................................................... 13
2.5 Komparasi............................................................................................................... 14 4
2.5 Analogi...............................................................................................................
2.6 Epistimologi menurut barat dan islam .......................................................................
2.6.1 Epistimologi barat
2.6.2 Epistimologi islam

BAB II ...................................................................................................................................6

PENUTUP............................................................................................................................ 26
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 26
3.2 Saran .......................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam Keilmuan adanya yang namanya metode penelitian. Metode penilitian inilah yang
digunakan ilmuan-ilmuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuaannya. Dibarat sendiri metode
penelitiannya Atau secara umum atau garis besarnya menggunakan metode penelitian Observasi,
Eksperimen, dan Rasional atau dalam bahasa arab secara berurutan yaitu : Burhani, Ijbari dan
Jadali.

Metode penelitian itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Akan tetapi untuk mendapatkan hasil
yang Baik atau tepat diperlukan orang-orang yang mahir dibidangnya untuk melakukan
penelitian itu. Lalu bagaimana pandangan Islam terkait metode penelitian yang digunakan oleh
barat ? apakah sesuai dengan Islam atau bertentangan ?. maka dari itu kami selaku kolompok
yang menyusun makalah ini akan menjelaskan metode penetilian di barat dan Islam sesuai
dengan pendapat-pendapat ahli yang kami rangkum dalam makalah ini

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Epistimologi

2. Apa itu metode penelitian dan macam-macamnya

3. Bagaimana pandangan barat dan islam tentang epistimologi

1.3 Tujuan

1. Mengetahui dan mengerti apa itu epistimologi

2. Mengetahui dan mengerti dan juga mempraktikan macam-macam metode penelitian

3. Mengetahui dan mengerti dan membedakan pendapat barat dan Islam tentang

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Epistimologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu episteme, yang berarti pengetahuan
(knowledge) dan logos yang berarti ilmu. Jadi menurut arti katanya, epistemologi ialah ilmu
yang membahas masalah-masalah pengetahuan. Pengertian epistemlogi dari segi istilah tidak
disinggung secara langsung. Dalam hal epistemologi ini ia hanya mengatakan sebagai
berikut:

Persoalan utama yang dihadapi oleh setiap epistemologi benar dengan


memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi masing masing, lebih lanjut Jujun S.
Suriasumantri mengatakan: Penjelasan yang dituju penelitian ilmiah diarahkan pada deskripsi
mengenai hubungan berbagai faktor yang terikat dalam suatu konstelasi yang menyebabkan
timbulnya sebuah gejala dan proses atau mekanis terjadinya gejala itu

Dari penjelasan itu, Abuddin nata dalam bukunya menjelaskan bahwa Epistimologi
itu membahan tentang bagaimana ilmu itu dibentuk, disusun, dengan mengamati berbagai
faktor yang menyebabkannya, yakni dengan mempelajari faktor penyebabnya kemudian
disusun dengan sistematis dan kmprehensif

Sementara itu dalam buku “Epistimologi Islam : Telaah Bidang Fiqih dan Ushul
Fiqh ” yangditulis Nirwan Hamid menjelaskan buku ini bukan tentang epistimologi ilmu
namun pada ushul fiqhnya yang merupkan salah satu disiplin ilmu Islam yang telah berjasa
meletakkan dasar episte metodologi pemikiran Islam. Ia telah memberikan konstruksi final
bagi epis temologi Islam. Dalam ilmu ini, kekuatan wahyu dan akal digabungkan menjadi
satu, sehingga membentuk satu bagunan yang dinamakan epis temologi Islam.

Lebih lanjut Abuddin Natta dalam bukunya Islam dan Ilmu Pengetahuan, 2018
menyimpulakan berbagai pendapat itu menjadi, bahwa epistimologi ilmu itu adalah asal-
usul terbentuk nya ilmu, cara-cara yang ditempuh dalam mengontruksi ilmu , dan cara
meneliti dan mengembangkan ilmu.

2.2. Tahapan Perkembangan Pemikiran Manusia

2.2.1 Tahap Primitif/Mitos

Masyarakat primitive menjelaskan tentang asal usul segala sesuatu yang terjadi di
dunia ini sebagai berasal dari kekuatan gaib yang misterus dan menguasainya, yang
membuat manusia tidak berdaya dan lemah dihadapannya; dan menerima dengan pasrah

5
atas cerita mitologi yang menjelaskan penguasan alam oleh makhluk gaib itu. Pancaindra
dan akal manusia pada tahap primitive ini belum difungsikan; semuanya dikembalikan pada
keyakinan hati nurani yangsulit dibuktikan secara empiris dan rasional.
Jujun S. Suriasumantri mengatakan bahwa epistemology atau cara mendapatkan
pengetahuan masyarakat primitive cukup dengan mempercayai adanya kekuatan gaib yang
menguasai alam jagat raya ini melalui keyakinan hati nuraninya. Mereka membiarkan atau
melestarikan alam semesta dengan sungguh-sungguh. Namun pada saat yang bersamaan
hidup mereka sangat sederhana, kekayaan alam yang melimpah ruah tidak dapat menolong
menyejahterakan mereka (Suriasumantri, 1998).

2.2.2 Tahap Metafisik

Pada tahap metafisis ditandai oleh usaha manusia untuk mencoba menafsirkan
dunia ini terlepas dari belenggu mitos. Berkembanglah lalu pengetahuan yang berakar
pada pengalaman yang berdasarkan pada akal sehat (common sense) yang didukung
oleh metode mencoba-coba (trial and error). Perkembangan ini menyebabkan
tumbuhnya pengetahuan yang disebut “seni terapan” (applied arts) yang mempunyai
kegunaan langsung dalam kehidupan badani sehari-hari disamping “seni halus” (fine
arts) yang bertujuan untuk memperkaya spiritual (Suriasumantri, 1998).

2.2.3 Tahap Positivistik

Pada tahap ini, hal-hal yang berbau mistik, mitologi atau keyakinan apapun sudah
digeser; “Tuhan sudah tidak diperlukan lagi”. Dengan metode observasi dan
eksperimennya, masyarakat ilmiah sudah menemukan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang diyakini dapat mengatasi, menjawab, dan memenuhi kehidupannya. Dengan
adanya penelitian observasi dan eksperimen, maka rahisa alam jagat raya dimulai dari
benda-benda padat, benda-benda cair, gas, udara, atmosfer, ruang angkasa, tumbuh-
tumbuhan dan binatang serta manusia dapat diketahui, dikenali, diidentifikasi,
dikategorisasi, diberi label, nama, teori, dan seterusnya.

6
2.3 Observasi (Burhani)

Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan memperhatikan.
Secara luas observasi ditujukan pada kegiatan memperhatikan fenomena secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena tersebut (Poerwandari, 2001). Pengalaman harus larut dalam situasi realistis dan
alami yang sedang terjadi (Kerlinger, 2003). Dan dengan memperhatikan kejadian, gejala
atau sesuatu secara pokus (Emzir, 2010). Sementara orang yang melakukan pengalaman
tersebut sebagai observer.

Observasi merupakan pengamatan terhadap prilaku seseorang dalam situasi


tertentu. Pengamatan ini bertujuan untuk melakukan assesment terhadap permasalahan.
Assesment dapat dikatakan profesional jika dilakukan dengan cara memonitor prilaku
orang lain secara visual sambil mencatat informasi dari prilaku yang didapat secara
kualitatif dan kuantitatif (Cohen & swerdlik, 2010). Observasi dapat dikatakan ilmiah
apabila pengamatan terhadap gejala, kejadian atau sesuatu bertujuan untuk
menafsirkannya, mengungkapkan faktor-faktor penyebabnya dan menemukan kaidah-
kaidah yang mengaturnya (Emzir, 2010). Dan Observasi itu menjadi ilmiah jika
pengamatan dilakukan secara sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuuan tentang apa yang diamati, melakukan observasi dengan cara-cara yang tidak
mengandung bias, mencatat dan mengelompokan apa yang diamatinya secara akurat dalam
menyampaikan hasil observasi secara efektif )

2.3.1 Langkah-langlah metode Observasi

1. Memilih lokasi observasi yang tepat, yang memungkinkan peneliti dapat


memahami central phenomenon dengan optimal dan dapat memperoleh data
dengan jelas ketika melakukan observasi pada lokasi tersebut.
2. Melakukan observasi sederhana sebelumnnya dengan melakukan observasi kancah.
Yaitu peneliti melakukan perkenalan, membina repport dengan orang-orang yang
ada di lokasi tersebut dan menggali data sebanyak mungkin.
3. Tentukan siapa sunjek yang akan diobservasi, kapan observasi dilakukan dan
berapa lama observasi dilakukan.
4. Menentukan peran observeser dalam observasi yang akan diakukan, yaitu

7
memprediksi kemungkinan, kelebihan dan kekurangan dari observasi yang
dilakukan.
5. Melakukan penngulangan observasi agar memperoleh validitas dan reabilitas hasil
observasi yang didapat.
6. Membuat fieldnotes dari perilaku yang diobservasi untuk mencari keterkaitan
antara perilaku satu dengan perilaku lainnya agar dapat menarik benang merah dari
keterkaitan antara perilaku yang satu dengan yang lainnya.
7. Membuat gambaran apa saja yang akan diobservasi, kemudian melakukan
penggabungan antara perilaku lingkungan dan informasi agar dapat memperoleh
gambaran secara lebih komprehensif.
8. Melakukan pencatatan deskriptif fieldnotes dan reflektif fieldnotes.

Setelah obsrvasi selesai peneliti tidak boleh meninggalakan lokasi begitu saja. Secara etika,
kita sudah banyak dibantu oleh orang yang ada disekitar lokasi penelitian. Oleh sebab itu,
izin untuk pamit dan terimakasih kepada orang-orang yang telah membantu kita melakukan
observasi (Nasution, 2003)

2.4 Eksperimen (Ijbari)

Percobaan atau disebut juga eksperimen diambil dari bahasa latin ex-periri yang
berarti menguji coba, yang berarti menguji coba seuatu teori atau hipotesa untuk
mengetahui kebenarannya.

Metode eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif, dan memiliki ciri
khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrol. Dalam bidang sains, penelitian-
penelitian dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih
dan variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol
secara ketat

Wiersma (1991) dalam Emzir (2010) mendefinisikan eksperimen sebagai suatu situasi
penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Arikunto (2006) mendefinisikan
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Berdasarkan pendapat
ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metodologi eksperimen merupakan suatu
8
metode atau cara yang digunakan dalam penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat
antara dua faktor yang sengaja di manipulasi oleh penelit

2.4.1 Karakteristik Eksperimen

Ada tiga hal yang menjadi karakteristik Eksperimen (Jalaludin Rahmat:1984) :

9. Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk
menjadi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain
dipakai sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh
perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
10. Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami
kesamaan sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke
dalam variabel atau membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari
variabel.

Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui


apakah ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap
variabel lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.

2.4.2 Langkah-Langkah Metode Eksperimen

11. Menentukan Masalah


Masalah secara umum dapat diartikan sebagai kondisi dimana terjadinya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam hal ini kenyataan yang terjadi tidak
sesuai dengan harapan atau kondisi ideal.
12. Menentukan Rancangan Solusi untuk Masalah
Mencari solusi dari permasalahan tersebut. Solusi dari masalah yang diperoleh
peneliti haruslah didukung oleh teori yang relevan serta kuat sehingga dapat meningkatkan
presentase keberhasilan penelitian.
13. Menentukan Populasi
Hal yang harus diperhatikan peneliti adalah memastikan populasi yang dipilih
menghadapi permasalahan yang sama dengan permasalahan yang dipilih peneliti.
14. Menentukan Sampel
Penentuan sampel merupakan langkah yang sangat krusial dalam penelitian
eksperimen. Hal ini disebabkan karena sampel akan dilibatkan dalam penelitian dan
9
kesimpulan yang diperoleh dari sampel akan digunakan sebagai kesimpulan umum untuk
populasi.
15. Menentukan Hipotesis
Peneliti harus menentukan hipotesis terlebih dahulu sebelum memulai penelitian.
Hipotesis penelitian harus disesuaikan dengan model/metode/teknik yang peneliti gunakan
dalam penelitian.
16. Mempersiapkan Perangkat, Instrumen, dan Kelengkapan Lainnya
Setelah terpilih sampel yang akan digunakan dalam penelitian, seorang peneliti
hendaknya segera menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian.
Hal-hal yang paling penting untuk disiapkan adalah perangkat dan instrumen melakukan Uji
Coba Instrumen, Intrumen yang digunakan haruslah diuji coba terlebih dahulu. Uji coba
dilakukan pada kelas lain selain populasi penelitian yang telah mendapatkan materi yang
akan digunakan dalam penelitian
17. Melakukan Uji Validitas dan Reabilitas
Setelah dilakukan uji coba intrumen, data yang diperoleh akan digunakan untuk
menguji validitas dan realibitas instrument. Khusus untuk validitas, diuji juga validitas is
(uji pakar) dari instrumen dimana instrument dinilai oleh beberapa orang ahli untuk
memberikan pendapat ataupun masukannya untuk kesempurnaan instrument.
18. Melaksanakan Penelitian
Setelah semua persiapan telah matang, peneliti dapat langsung melakukan
penelitian, Peneliti dapat menerapkan berbagai solusi yang dirancang sebelumnya dan
melakukan pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas sampel. Di akhir
pembelajaran, peneliti melakukan tes akhir.
19. Melakukan Uji Hipotesis
Setelah memperoleh data akhir, peneliti melakukan uji hipotesis untuk mengetahui
hasil dari penelitian yang dilakukan.
20. Menarik Kesimpulan
Langkah terakhir adalah menarik kesimpulan. Dari hasil uji hipotesis, peneliti dapat
menarik kesimpulan apakah perlakuan yang dapat diberikan memberikan pengaruh atau
tidak ( I Putu & I Gusti, 2018).

10
2.5 Rasional (Jadali)

Metode Rasional adalah metode yang dipakai untuk memperoleh pengetahuan


dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria kebenaran yang
bisa diterima rasio. Menurut metode ini sesuatu dianggap benar apabila bisa diterima oleh
akal, seperti sepuluh lebih banyak dari lima.

Metode ini dipakai dalam mencapai pengetahuan pendidikan Islam, terutama yang
bersifat apriori. Akal memberi penjelasan-penjelasan yang logis terhadap suatu masalah,
sedangkan indera membuktikan penjelasan-penjelasan itu.

Machfudz Ibawi berani menegaskan, bahwa bahasa Al-Quran seluruhnya bersifat


filosofis, dengan pengertian tidak mudah dimengerti tanpa mencari, menganalisis atau
menggali sesuatu yang tersimpan dibalik bahasa harfiah. Oleh karena itu dibutuhkan
pemikiran yang makin rasional dan logis sebagai media atau alat untuk mendapatkan
pengetahuan dan pemahaman terhadap kandungan Al-Quran sebagai cermin dari ajaran
Islam.

(Mujamil, 2005)

2.5 Debat

Debat atau yang disebut dengan sawala adalah kegiatan adu argumentasi antara dua
pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok dalam mendiskusikan serta
memutuskan masalah dan perbedaan yang timbul. Dalam Islam debat disebut jadal/jidal.

2.5 Kritik

Pengertian metode kritik menurut Mujammil Qomar adalah “usaha menggali


pengetahuan tentang pendidikan Islam dengan cara mengoreksi kelemahan-kejemahan
suatu konsep atau aplikasi pendidikan, kemudian menawarkan solusi sebagai alternative
pemecahannya”. Metode kritik merupakan suatu metode dalam memperbaiki kelemahan
suatu konsep dan menyelesaikannya hingga sempurna. Dengan demikian, dasar atau motif
timbulnya kritik bukan karena adanya kebencian, melainkan karena adanya kejanggalan-
kejanggalan atau kelemahan-kelemahan yang harus diluruskan.
11
Ayat di atas menunjukkan bahwa Allah memerintahkan kepada kita untuk
menggunakan kritik terhadap suatu konsep atau ide-ide untuk menemukan kebenaran dan
mengkritik dengan tidak menggunakan amarah semata, tetapi hanya untuk menemukan dan
mencari kebenaran. Dalam ayat di atas jelas bahwa konsep Allah SWT lebih kuat daripada
pertanyaan malaikat, dan malaikat membenarkan apa yang dikritiknya. Hal ini
menunjukkan bahwa kebenaran adalah hal utama dalam proses kritik.

2.5 Komparasi

Metode komparasi adalah suatu metode yang digunakan untuk membandingkan


data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru. Dengan menggunakan metode komparasi
ini peneliti bermaksud untuk menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-
ide, pendapat-pendapat dan pengertian agar mengatahui persamaan dari ide dan perbedaan.

1. Definisikan masalah.
2. Lakukan penelaahan kepustakaan.
3. Rumuskan hipotesis-hipotesis.
4. Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis itu serta prosedur-
prosedur yang akan digunakan.
5. Rancang cara pendekatannya:
 Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta sumber-sumber yang
relevan.
 Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk mengumpulkan
data
 Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data yang jelas, sesuai
dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling
hubungan..
6. Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan interpretasikan hasilnya
dalamcarayangjelasdancermat

7. Kumpulkan dan analisis data


8. Susun laporannya.
(Arikunto, 2010)

2.5 Analogi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analogi didefinisikan sebagai :

12
a) persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yang berlainan; kias:
b) Ling kesepadanan antara bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk lain;
c) Mik sesuatu yang sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-
usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan;
d) Sas kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk
dasar perbandingan;

Sehingga dapat disimpulkan bahwa analogi merupakan suatu proses penalaran dengan
menggunakan perbandingan dua hal yang berbeda dengan cara melihat persamaan dari dua
hal yang di perbandingkan tersebut sehingga dapat digunakan untuk memperjelas suatu
konsep.

2.6 Epistimologi menurut Barat dan Islam

2.6.1 Epistimologi Barat

Epistemologi, fondasi tempat berdirinya epistemologi Barat adalah pemikiran


filosofis Cartesian atau Rene Descartes (1596-1650 M) dengan aliran rasionalismenya
(Santoso, 2010). Metode yang dikembangkan oleh Descartes dalam membangun
epistemologi yang kemudian mejadi tonggak bagi epistemologi modern ini adalah metode
skeptis (atau disebut juga sebagai keraguan metodis). Di atas bangunan metodologis ini
kemudian berdiri epistemologi Barat dengan dominasi rasionalisme dan foundasionalisme.
Disebut rasionalisme karena menggunakan rasio atau akal sebagai satu-satunya alat (tool)
untuk sampai pada pengetahuan yang pasti dan meyakinkan (certain).

2.6.2 Epistimologi Islam

Menurut Abuddin Nata, pandangan epistemologi terhadap agama Islam yaitu

1. Dari sejak lahirnya, Islam tidak pernah menghalangi, memusuhi, atau


membelenggu ilmu pengetahuan malah sebaliknya, dari sejak awalnya
kelahiran Islam sudah mendorong umat manusia agar melakukan penelitian
dan pengkajian ilmiah, hal ini ditandai dari kandungan ayat 1 s.d. 5 surah al-
„Alaq
(97) yang pertama kali diturunkan.
2. Bahwa sehubungan dengan poin 1 tersebut, hal ini sejalan dengan kandungan
Al-Quran yang menyuruh manusia agar menggunakan pancaindra, akal
pikiran, dan intusinya guna memahami ciptaan Tuhan guna menghasilkan
13
ilmu pengetahuan dalam rangka memahami ayat-ayat Tuhan, mendekatkan
diri, mengagungkan, dan bersyukur kepada-Nya (QS. an-Nahl, 16:78).

Mukjizat yang diberikan Tuhan kepada para nabi-Nya, hanya


mukjizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu Al-Quran al-
Karim yang dalam sejarah telah mendorong lahirnya kajian dalam bidang
ilmu agama dan ilmu umum yang telah melahirkan para ulama dan ilmuan
Islam Kaliber dunia yang pengaruhnya dapat dirasakan dalam kemajuan
hidup manusia saat ini

3. Ruang lingkup ajaran agama Islam bukan hanya mengatur urusan manusia
dengan Tuhan, urusan akidah, ibadah, dan akhlak, atau urusan agama,
kerohanian dan keakhiratan semata, melainkan juga mengatur urusan
keduniaan dan kemasyarakatan seperti social, ekonomi, politik, budaya, ilmu
pengetahuan dan sebagainya
4. Seajalan dengan pemikiran tersebut, maka jika Islam sebagai agama yang
memperhatikkan, mendorong, dan mengembangkan ilmu pengetahuan baik
secara normative maupun empiris, maka sudah dapat dipastikan bahwa di
dalam Islam juga terdapat hal-hal yang berkaitan dengan epistemologi ilmu
pengetahuan.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Epistimologi merupakan Ilmu yang mempelajari asal-usul ilmu, cara menyusunnya


dan cara mengembangkannya. Di barat sendiri cara Mengembangkan ilmu itu
menggunakan metode penelitian, secara umum yaitu : Observasi, Eksperimen dan rasional
dimana semua metode penelitian ini sangat berperan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang ada saat ini. Dalam Islam metode penelitian dibarat tidak bertentangan
yang di Al-quran dan As-sunah

3.2 Saran

Kami sebagai pemakalah mengetahui bahwa makalah yang kami buat masih
banyak kekurangannya. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah meminta maaf dan
meminta pembaca memberikan saran untuk kami agar kami dapat memperbaiki
kukarangan- kekurangan makalah ini

DAFTAR PUSTAKA

Adian, Donny Gahral dan Muhammad Iqbal. 2003. Menyoal Objektivisme Ilmu
Pengetahuan:

Dari David Hume sampai Thomas Kuhn. Bandung: Teraju

Arikunto, Suharsimi. 2010 : Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Cohen, Ronald and Mark E. Swerdlik. 2010. Psychology Tenting and Assessment. Mc Graw
Hill Higher Education: United State

Ismail, M. Syukri. 2007. Kritik Terhadap Sekularisme. Ponorogo: CIOS

Kartanegara, Mulyadhi. 2005. Integrasi Ilmu : Sebuah Rekonstruksi Holistik.


Bandung: Arasyi Mizan

15
Kerlinger, Fred N. 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta :Universitas Gajah
Mada Press

Listyono Santoso. 2010. “Kritik Hassan Hanafi Atas Epistemologi Rasionalitas Modern.”
In Epistemologi Kiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Martinich, A.P., and Avrum Stroll. 2010. “Epistemology.” Encyclopaedia Britannica


Ultimate Reference Suite. CD ROM. Vers. 2010. Chicago: Encyclopædia
Britannica

Muslih, Mohammad, and Mansur Zahri. 2010. Filsafat Ilmu: Kajian atas Asumsi Dasar,
Paradigma dan Kerangka Teori Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Belukar

Aksara. Nata, Abuddin.2018.Islam dan ilmu pengetahuan. Jakarta: prenada

mediagroup

Ni‟matuzahroh & Susanti. 2018. Observasi : Teori dan Aplikasi dalam Psikologi. Malang :
UMMPress

Payadnya, I Putu A & Jayantika, I Gusti A. 2018. Panduan Penelitian Eksperimen Beserta
Analisis Statistik dengan SPPS. Yogyakarta : Deepublish.

16
17
18
19
20
21
22
23
24
1

Anda mungkin juga menyukai