Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

“HADIS TENTANG PENTINGNYA


KEIKHLASAN SETIAP AMAL”

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah


“HADIS II”

Dosen Pengampu: Mukhlis, S.Th.I, MA

Disusun Oleh :

1. Nana Yolanda
2. Syavira Aulia

Kelompok : XII (DUA BELAS)

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM (PAI)


SEMESTER V B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIS )
TEBINGTINGGI
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb
Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala rahmatnya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Penulis lebih dahulu
meminta maaf bila mana isi makalah ini terdapat kekurangan dan ada tulisan yang
dibuat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Kami sadar bahwa
tanpa bantuan dari beberapa sumber kemungkinan besar makalah ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, amiin.

TebingTinggi, Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
A. DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
B. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Ikhlas ......................................................................................... 2


B. Kedudukan Ikhlas dalam agama islam ...................................................... 4
C. HADIS TENTANG PENTINGNYA KEIKHLASAN DALAM SETIAP
AMAL ..................................................................................................... 4
1. Hadis Pertama 1 ......................................................................................... 4
a. Naskah Hadis 1 ................................................................................... 4
b. Terjemah ............................................................................................ 5
c. Perawi ................................................................................................ 5
d. Isi Kandungan .................................................................................... 7
2. Hadis Kedua 2 ............................................................................................ 7
a. Naskah Hadis 2 ................................................................................... 7
b. Arti Hadis ............................................................................................ 7
c. Maksud Hadis ..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugrahkan nikmat kepada

kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hadis II dengan

judul “Hadis Tentang Pentingnya Keikhlasan Dalam Setiap Amal”.

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tugas makalah ini, semoga makalah ini dapat diterima dengan baik

dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kami menyadari dalam penulisan maupun penyajian makalah ini masih

banyak kekurangan, untuk itu kami memohon kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Tebing Tinggi, 2021

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Tugas utama manusia hidup di dunia ini adalah beribadah kepada Allah

SWT. Ibadah kepada-Nya merupakan bukti pengabdian seorang hamba kepada

Tuhannya. Dari berbagai ayat dan hadis dijelaskan bahwa pada hakekatnya

manusia yang beribadah kepada Allah ialah manusia yang dalam menjalani

hidupnya selalu berpegang teguh kepada wahyu Allah dan hadis Nabi SAW.

Pengertian ibadah tidak hanya terbatas kepada apa yang disebut ibadah mahdhah

atau rukun Islam saja, tetapi sangat luas seluas aspek kehidupan yang ada. Yang

penting aktivitas yang kita lakukan harus diniatkan untuk ibadah kepada-Nya dan

yang menjadi pedoman dalam mengontrol aktivitas ini adalah wahyu Allah dan

sabda Rasul-Nya.

Namun ada satu aspek yang seringkali dilupakan dalam pelaksanaan

ibadah kepada-Nya, yakni keikhlasan dalam menjalankannya. Keikhlasan dalam

beribadah merupakan aspek yang sangat fundamental yang akan mempengaruhi

diterima atau tidaknya ibadah kita. Ibadah yang dilakukan tanpa keikhlasan

adalah ibadah yang sia-sia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi Ikhlas

Ikhlas adalah Niat ibadah semata mata hanya untuk mendapatkan ridha

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA Tidak ada niat lain sekecil apapun, seperti

ingin di puji orang (riya), ingin kedudukan dan juga ingin harta, harus murni

karena mencari ridha ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.

Menurut ulama ikhlas ada dua macam. Yaitu :

1. Keikhlasan beramal merupakan keinginan mendekatkan diri kepada Allah,

mengagungkan ikhwal-Nya dan menyambut seruan-Nya. Adapun yang

mendorong keyakinan itu adalah keyakinan yang benar. Lawan kata dari

keikhlasan beramal adalah kemunafikan.

2. Keikhlasan mencari pahala merupakan keinginan memperoleh manfaat

akhirat dengan amal kebajikan. Lawan kata dari keikhlasan ini adalah riya’.

Secara lughawi, kata amal (bahasa arab) terdiri dari ‘ain, mim dan lam yang

berarti semua pekerjaan yang di kerjakan. Kata amal juga berarti perbuatan atau

pekerjaan yang di sertai niat atau maksud dan pikiran. 1 Menurut Raqib al-

‘asfahany amal adalah suatu perbuatan yang di lakukan berdasarkan ilmu

pengetahuan, pilihan sendiri, di lakukan secara sadar dan sengaja yang di sertai

dengan niat.

Imam Syafi’i pernah memberi nasihat kepada seorang temannya, “Wahai

Abu Musa, jika engkau berijtihad dengan sebenar-benar kesungguhan untuk

1 Totok Jumantoro dan Samsul Amin, kamus ilmu tasawuf (Wonosobo: Amzah, 2005), hlm 86

2
membuat seluruh manusia ridha (suka), maka itu tidak akan terjadi. Jika demikian,

maka ikhlaskan amalmu dan niatmu karena Allah Azza wa Jalla.” 2

Dari paparan di atas dapat di simpulkan bahwa ikhlas beramal merupakan

ketulusan hati seorang muslim untuk melakukan perbuatan berdasarkan akal,

ilmu, kesadaran dengan tujuan untuk mengharap ridho Allah.

Untuk memproleh kualitas ikhlas yang baik seorang muslim harus

menumbuhkan keyakinan terlebih dahulu. Hal ini di karenakan keyakinanlah yang

menjadi kunci dari keikhlasan. Sebab orang yang yakin akan mampu menciptakan

kekhusyukan dalam menjalankan segala perbuatannya. Orang yang yakin akan

selalu kokoh berdiri di terjang ombak yang sangat dahsyat. Mereka akan selalu

mempunyai anggapan bahwa Allah selalu memberinya nikmat. Segala

permasalahan yang terjadi selalu di serahkan kepada Allah. Karena dia sadar akan

tugasnya untuk selalu berusaha. Hanya orang yang memiliki keyakinan yang bisa

merasakan keikhlasan yang sesungguhnya.

Kedudukan Ikhlas Dalam Agama Islam

Ikhlas dalam agama islam adalah sesuatu hal yang sangat penting, karena

ini berkaitan dengan diterimanya amalan menjadi amalan shaleh atau malah

sebaliknya menjadikan amalan yang asalnya ibadah menjadi maksiat (karena

Riya,sum’ah dll).

Kalau kita cermati kitab para ulama, yang pertama di tulis adalah masalah

Hadist tentang Ikhlas, karena mereka memandang betapa pentingnya kedudukan

ikhlas itu sendiri.

2 Abdul muhsin, langkah pasti menuju bahagia, (Jakarta : Pustaka An-Naba, 2005), hlm. 35-36

3
Maka kita sebagai seorang muslim harus dengan sungguh berusaha

merealisasikan keikhlasan dalam setiap amal secara terus menerus. Dibawah akan

kami jelaskan cara yang efektif untuk mencapai keikhlasan, tapi sebelumnya kita

akan mengetahui dahulu hadis-hadis yang berkenaan dengan ikhlas.

Hadist Tentang Ikhlas

Hadist Tentang ikhlas yang akan saya tuliskan di sini hanya 4 saja, karena

menurut saya keempat hadist ini sudah mencukupi untuk bahan renungan dan

kajian akan hakikat pentingnya ikhlas dalam beramal.

1. Hadist Ikhlas 1

َّ ‫سو َل‬
‫ّللاِ صلى هللا‬ َ : ‫ب رضي هللا عنه قَا َل‬
ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َّ ‫ع َم َر ب ِْن ْالخ‬
ِ ‫َطا‬ ُ ‫َع ْن‬

‫الن َّي ِة – َو ِإنَّ َما‬


ِ ‫ ِب‬: ‫ت – َوفِي ِر َوا َي ٍة‬ ِ ‫ إنَّ َما األ َ ْع َما ُل ِب‬: ‫عليه وسلم َيقُو ُل‬
ِ ‫النيَّا‬

‫ فَ ِهجْ َرتُهُ إلَى‬، ‫سو ِل ِه‬ َّ ‫َت هِجْ َرتُهُ إلَى‬


ُ ‫ّللاِ َو َر‬ ْ ‫ فَ َم ْن َكان‬، ‫ئ َما ن ََوى‬ ْ ‫ِل ُك ِل‬
ٍ ‫ام ِر‬

، ‫ام َرأَةٍ َيتَزَ َّو ُج َها‬


ْ ‫صيبُ َها أَ ْو‬
ِ ُ‫َت هِجْ َرتُهُ إلَى دُ ْن َيا ي‬
ْ ‫ َو َم ْن َكان‬، ‫سو ِل ِه‬ َّ
ُ ‫ّللاِ َو َر‬

‫ فَ ِهجْ َرتُهُ إلَى َما هَا َج َر إلَ ْي ِه‬.

Terjemah

“Dari Umar bin Khaththab ra, ia berkata; Aku mendengar Rasulullah saw

bersabda; Amal itu hanyalah dengan niat, dan bagi setiap orang (balasan) sesuai

dengan apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada

Allah dan RasulNya, maka (ia mendapatkan balasan) hijrahnya kepada Allah dan

4
RasulNya, dan barangsiapa berhijrah (dengan niat) kepada (keuntungan) dunia

yang akan diperolehnya, atau wanita yang akan dinikahinya, maka (ia

mendapatkan balasan) hijrahnya kepada apa yang ia hijrah kepadanya.” (HR

Bukhori Muslim)3

Sekilas Tentang Rawi

Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul Uzza. Masuk Islam pada tahun

ke-6 setelah kenabian. Beliau diangkat sebagai khalifah setelah wafatnya Abu

Bakar ash-Shiddiq, atas permintaan Abu Bakar. Menduduki jabatan sebagai

khalifah selama 10 tahun. Wafat pada bulan Dzul Hijjah tahun 23 Hiijriyah, dalam

usia 63 tahun karena dibunuh oleh musuh yang menyusup. 4

Isi Kandungan Hadits

Sungguh luar biasa hadits ini, Kenapa tidak? Karena hadits ini

menerangkan tentang keikhlasan seseorang dalam beramal. Dan ini adalah inti

dari segala amalan yang kita kerjakan. Apalah artinya beramal yang banyak, kalau

tanpa niat karena Allah. walaupun seseorang beramal dengan ilmu yang benar,

tetap dimata Allah tidak ada nilainya sama sekali, kalau tanpa di barengi

keikhlasan. Yang ada mungkin hanya pujian dari orang lain dan kesombongan

pada diri sendiri.5

Abu abdullah mengatakan : Tidak ada hadits nabi yang paling banyak

mengandung faidah kecuali hadits ini. Begitu juga dengan Imam syafi'i, beliau

mengatakan : bawha hadits ini terdapat dalam 70 cabang ilmu agama. Maksudnya,

3 Zainudin Hamidi, Shohih Bukhari, (Jakarta: Wijaya, 1969), hlm.13


4 https://www.kompasiana.com/vhira/550b3ff58133115778b1e3f9/hadis-tentang-ikhlas-dalam-
beramal?page=1&page_images=1
5 http://muhammadberkatiibnu.blogspot.com/2018/01/makalah-quran-hadits-ikhlas-beramal.html

5
dari hadits yang satu ini bisa masuk kepada 70 cabang ilmu. Dua kalimat ini

( ‫ ) إنمااألعمال بالنيات وإنما لكل امرئ مانوى‬seolah olah sama, karena kalau diterjemahkan

secarara tekstual, maka kita akan mendapatkan kesamaan arti.

Makanya sebagian ulama ada yang mengatakan, kalimat kedua dalam

hadits ini hanyalah sebagai taukid (kalimat penguat) untuk kalimat yang pertama.

Dan sebagian ulama lagi mengatakan (dan ini yang paling kuat alasanya)

termasuk didalamnya pendapat imam Nawawi dalam kitabnya al-arbain an-

nawawi bawha kalimat pertama innamal a'malu binniyat adalah menerangkan

bahwa segala amalan itu mesti ada niatnya.

Dan yang dimaksud dengan kalimat wainnama likulimri in maanawa

adalah hasil atau buah dari niat atas amalan yang di kerjakanya itu. Kalau kita

beramal dengan niat karena Allah, maka keridhaan Allah yang akan kita dapatkan.

dan kalau kita beramal dengan niat selain karena Allah, maka kita akan

mendapatkan apa yang kita niatkan itu.

Melalui hadits ini Rasulullah saw. menjelaskan pada kita akan pentingnya

sebuah niat dalam beribadah pada Allah. Makanya tidak heran kalau imam

Bukhari meletakan hadits ini dalam kitab shahih bukhari pada jilid pertama dan

pada nomor urutan pertama. Begitu juga dengan Imam Nawawi, dalam kitabnya

al-arba'iin an-nawawiyah meletakan hadits ini pada urutan pertama juga.

Niat inilah yang sangat penting untuk senantiasa kita perhatikan setiap kita

akan melakukan amalan. Karena hanya dengan niat kita akan mengetahui apakah

kita melakukan amalan itu untuk mencari keridhaan Allah ataukah hanya untuk

mendapatkan popularitas atau pujian dari manusia.

6
Melihat redaksi hadits ini kita jadi tahu, ternyata untuk menumbuhkan niat

yang ikhlas atas segala amalan yang kita lakukan ini sangatlah susah, Muawiyah

bin abi sofyan saja, Mendengar hadits ini langsung menangis dan pingsan. Dari

sinilah kita diperintahkan agar senantiasa "tajdidunniah" memperbaharui...dan

senantiasa memperbaharui niat atas segala amalan yang kita lakukan.Niatkanlah

segala amalan kita ini hanya karena Allah! niscaya kita akan mendapat pahala

disisiNya,ikhlaskanlah segala amalan kita agar kita mendapat keridhanya.Beramal

dengan ikhlas adalah...bukan ingin di puji, bukan pula takut dibenci, tapi kita

beramal hanya untuk mendapat pahala dan keridhan Allah swt.6

2. Hadis Ikhlas 2

‫علَ ْي ِه‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُ ْو ُل هلّلا‬: ‫ع ْنهُ قَا َل‬


َ ُ ‫صلَّى هلّلا‬ َ ُ‫ع َْن اَبِ ْي ُه َر ْي َرةَ َر ِض َي هلّلا‬

‫ص َو ِر ُك ْم َولَ ِك ْن‬
ُ ‫ام ُك ْم َوالَ اِلَى‬
ِ ‫س‬ ُ ‫ إِ َّن هلّلاَ تَعَالَى الَ يَ ْن‬: ‫سلَّ َم‬
َ ْ‫ظ ُر اِلَى اَج‬ َ ‫َو‬

‫ظ ُراِلَى قُلُ ْو ِب ُك ْم‬


ُ ‫َي ْن‬

Artinya :

“DariAbu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya

Allah tidak melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi ia melihat/memperhatikan

niat dan keikhlasan dalam hatimu”.(HR. Muslim)

6 Ansor, Beramal Dengan Ikhlas, Artikel ini diakses pada: Sabtu, 23 September 2017, dengan
alamat website: http://muslimini.blogspot.com/2009/12/innamal-amallu-binniyat.html

7
Maksud Hadis

HR. Muslim

Allah SWT tidak melihat fisik umatnya khususnya dalam konteks ibadah

melainkan tergantung pada seberapa ikhlas ia melakukan ibadah tersebut. Seperti

telah dinyatakan pada hadist lain yang artinya : “Segala sesuatu tergantung pada

niatnya”7

7 http://pecintamakalah.blogspot.com/2015/06/keikhlasan-dalam-beribadah.html

8
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Ikhlas dalam beramal merupakan sikap yang tiada mengharapkan tujuan lain

selain dari pada untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ikhlas dalam beramal

tidak boleh diikuti dengan niat riya, yaitu mengharapkan pujian atau kehormatan

dari sesamanya. Karena amal yang akan dibalas oleh Allah adalah amal yang

dilakukan karena mengharap kasih dan sayang-Nya, yaitu dengan keikhlasan di

dalam hatinya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abdul muhsin, langkah pasti menuju bahagia, (Jakarta : Pustaka An-

Naba, 2005), hlm. 35-36

Ansor, Beramal Dengan Ikhlas, Artikel ini diakses pada: Sabtu, 23 September

2017, dengan alamat website: http://muslimini.blogspot.com/2009/12/innamal-

amallu binniyat.html

Totok Jumantoro dan Samsul Amin, kamus ilmu tasawuf (Wonosobo: Amzah,

2005), hlm 86

Zainudin Hamidi, Shohih Bukhari, (Jakarta: Wijaya, 1969), hlm.13

https://www.kompasiana.com/vhira/550b3ff58133115778b1e3f9/hadis-tentang-

ikhlas-dalam-beramal?page=1&page_images=1

http://muhammadberkatiibnu.blogspot.com/2018/01/makalah-quran-hadits-

ikhlas-beramal.html

http://pecintamakalah.blogspot.com/2015/06/keikhlasan-dalam-beribadah.html

10

Anda mungkin juga menyukai