Ulumul Qur’an
Oleh
Kelompok IV
Nirwana
Yacob Nauly
Siswanto
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq, serta hidayah-Nya kepada kita khususnya bagi Penulis, sehingga kami dapat menyusun
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang mana telah menunjukkan kita dari jalan yang sesat menuju jalan yang
benar.
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Ulumul Qur’an dan Studi PAI dan Didalam proses penyusunan makalah ini kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Dalam kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Indria Nur,
Akhirnya, kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini bukanlah proses akhir, tetapi
merupakan langkah awal yang masih banyak memerlukan perbaikan. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan dan kami terima dengan tangan terbuka. Dan kami
mengharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
makalah
ABSTRAK
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemapuan peserta didik
untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara yang baik, dan mewujudmkan kebaikan
itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.Pembentukan karakter atau akhlak dalam
Islam, dapat dilakukan dengan merujuk pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.Dalam alquran terdapat
berbagai ayat yang mengandung konsep pendidikan karakter. Konsep penguatan, konsep
berarti semua upaya, prosedur, dan cara yang ditempuh untuk menginternalisasikan pendidikan
karakter pada anak didik. Adapun Proses dalam penerapan pendidikan karakter antara lain
nilai pendidikan karakter dalam Al-Qur’an hampir sama dengan Ayat-ayat mengenai pendidikan
karakter banyak tersebar dalam Al-Qur’an. Adapun ayat-ayatnya penulis hanya mengambil
bagian kecil dijadikan sebagai nilai-nilai dalam pendidikan karakter. Nilai tauhid, nilai, nilai
PENDAHULUAN
Pendidikan karakter menjadi isu menarik dan hangat dibicarakan kalangan praktisi
pendidikan akhir-akhir ini. Hal ini karena dunia pendidikan selama ini dianggap terpasung
akal, dan penalaran, tanpa dibarengi dengan intensifnya pengembangan kecerdasan hati,
karakkter).
Proses dan pentingnya pendidikan tidak hanya terdapat dalam perpektif pendidikan
nasional yang telah diatur dalam kementerian pendidikan. Namun, proses dan pentingnya
pedidikan terdapat dalam al-Qur’an. Proses pendidikan ini ditempatkan sebagai misi utama
dalam al-Qur’an untuk mengenalkan tugas dan fungsi manusia itu sendiri. Sehingga ilmu
pengetahuan yang didapatkan oelh manusia tidaj=k hanya bertujan pada hasilnya semata.
Namun, ilmu pengetahuan tersebut dapat menjadikannya manusia yang beriman, berakhlakul
terhadap apa yang hilang dan kurang disentuh oleh dunia pendidikan, yakni pendidikan yang
lebih focus pada pembentukan karakter anak dengan melalui beragam aktivitas dan
metode/cara penyampainya. Baik dilingkungan keluarga, sekolah mapun dilingkungan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan masalah
PEMBAHASAN
Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa latin “Charakter” yang antara
lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak.
Sedagkan secara Istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana
manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari factor kehidupannya sendiri.
Karakter adalah sifat kejiwaan akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang
atau sekelompok orang.1
Oleh sebab itu, orang yang berperilaku tidak jujur, kejam ataupun rakus dikatakan
sebagai orang yang berkarakter jelek. Sementara orang yang berperilaku jujur dan suka
menolong dikatakan berkarakter mulai. Jadi, istilah karakter erat kaitannya dengan
berkarakter (a person of character) jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral.
Karakter sama dengan akhlak dalam ajaran Islam. Pendidikan karakter atau
pendidikan akhlak ini telah dicontohkan oleh sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhammad
Saw. Yaitu: Shiddiq artinya benar, Fathaanah artinya cerdas, thabligh artinya
Akhlak merupakan pondasi dasar sebuah karakter diri. Sehingga pribadi yang
berakhlak baik nantinya akan menjdi bagian diri masyarakat yang baik pula. Akhlaklah
yang membedakan karakter manusia dengan makhluk lainnya. Tanpa akhlak, manusia
akan kehilangan derajat sebagai hamba Allah paling terhormat. Sebagaimana firman-Nya
1
Tobroni, Pendidikan Karakter dalam Prespektif Islam,
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya
(neraka). kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka
bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”
Pendidikan karakter diartikan sebagai “the delibrete us of all dimensions of school
“usaha secara sengaaja dari seluruh kehidupan dimensi sekolah untuk untuk
Hal ini berarti unttuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus
melibatkan seluruh komponen di sekolah baik aspek isi kurikulum proses pembelajaran
kualitas hubungan, penanganan mata pelajaran, serta etos seluruh lingkungan sekolah.
yang sesuai dalam berpikir, pengahayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam
bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya. Nilai-nilai
luhur tersebut antara lain; kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan social,
memelihara yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari
“Dari Amar bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya rq., ia berkata: Rasulullah
SAW. Bersabda: perintahkan anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun,
dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan
2
Suparlan, Pendidikan karakter Sedemikian pentingkah dan apakah yang harus kita lakukan, dalam
Suparlan.com dipubliskan 15 okteber 2010
pisahlah tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!”(HR. Abu Daud dalam kitab
sholat).3
1. Pada usia dini sebagai tahap pembentukan , seorang anak diperkenalkan tentang hal – hal
2. Pada usia remaja disebut sebagi tahap pemahaman, memberikan pengarahan atau
pengertian tentang perbuatan baik yang sudah kita kenalkan kepada si anak. Tujuannya
agar dia tahu dan mau melakukan hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
memasuki fase peduli, karena pada fase sebelumnya anak sudah mulai mengenal
lingkungan barunya, maka mereka bertemu dengan banyak orang dan menemukan
3. Pada usia dewasa disebut sebagai tahap pemantapan atau penarapan, Setelah si anak telah
paham tentang perbuatan baik yang telah kita ajarkan langkah yang selanjutnya adalah
penerapan. Maksud dari penerapan disini adalah kita memberikan kesempatan pada anak
untuk menerapkan perbuatan baik yang telah kita ajarkan. Seperti mengajarkan
bagaimana cara bertanggung jawab, peduli, kemandirian dan bermasyarakat. Pada fase
ini anak sudah mulai memiliki kemampuan untuk bermasyarakat dengan berbekal
masyarakat lebih kompleks dari kehidupan keluarga, anak anak mengenal banyak
karakter manusia selain karakter orang-orang yang dia temui di dalam keluarganya. Enam
tahap pendidikan karakter ini menjadi pondasi dalam menggali, melahirkan, mengasah
serta mengembangkan bakat dan kemampuan unik anak didik. Hal ini menjadi penting
untuk menghadapi tantangan globalisasi yang dasyat dan spektakuler saat ini. Moralitas
3
Hakam Abbas, Hadist tentang pendidikan karakter dan Akhlak.
yang luhur, tanggung jawab yang besar, kepedulian yang tinggi, kemandirian yang kuat,
terbentuknya kepribadian yang baik. Ada tiga kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi,
yaitu :
1. Maternal bonding (kelekatan psikologis dengan ibu) merupakan dasar penting dalam
pembentukan karakter anak karena aspek ini berperan dalam pembentukan dasar
kepercayaan (trust). Kelekatan ini membuat anak merasa diperhatikan dan menumbuhkan
rasa aman sehingga menumbuhkan rasa percaya.
2. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan anak akan lingkungan yang aman dan stabil.
yang berganti-ganti juga akan berpengaruh negatif pada perkembangan emosi anak.
3. Kebutuhan akan stimulasi fisik dan mental. Hal ini membutuhkan perhatian yang besar
dari orang tua. Menurut hasil penelitian, seorang ibu yang sangat perhatian (diukur dari
seringnya ibu melihat mata anaknya, mengelus, menggendong, dan berbicara kepada
anaknya pada usia di bawah enam bulan) akan mempengaruhi sikap bayinya sehingga
menjadi anak yang gembira, antusias, dan menjadi anak yang kreatif.5
pendidikan karakter. Dengan pernyataan lain, orang tua memiliki peranan strategis dalam
hari, terkadang dalam keluarga pengasuhan tidak hanya dilakukan oleh ayah ibunya .
Akan tetapi terdapat anggota lain yang turut mengambil peranan dalam mengasuh dan
mendidik anak . Apabila pengasuhan senada atau selaras, tentunya hal itu tidak masalah.6
4
Majid, A & Andayani, D. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.2012
5
ISLAMIC COUNSELING VOL 1 NO. 01 TAHUN 2017, STAIN CURUP, h. 14
6
Tuhana Taufiq Andrianto” Mengembangkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber” (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), hal. 173
Keluarga menjadi agen sosialisasi pertama dan utama bagi anak untuk mengenal
perannya dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Fungsi Pokok Keluarga adalah
1. Fungsi Biologis Keluarga merupakan tempat lahirnya anak, fungsi biologis orang tua
adalah melahirkan anak, fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup manusia.
2. Fungsi Afeksi Hubungan yang bersifat sosial penuh dengan rasa cinta kasih, dari
pandangan tentang nilia-nilai kebiasaan. Dasar cinta kasih ini merupakan faktor penting
tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita, nilai-nilai, norma dalam masyarakat dalam
Guru merupakan sosok yang menjadi idola bagi anak didik. Keberadaannya
sebagai jantung pendidikan tidak dapat dipungkiri. Baik atau buruknya pendidikan sangat
tergantung pada sosok yang satu ini. Segala upaya sudah harus dilaksanakan untuk
peradaban manusia dengan melahirkan kader-kader masa depan bangsa yang berkualitas
Menurut Jamal Ma’mur Asmani beberapa peran utama guru dalam pendidikan
1. Keteladanan, Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki seorang guru.
keteladanan, pendidikan karakter kehilangan ruhnya yang paling esensial dan hanya
sebagai slogan atau kamuflase balaka. Keteladanan memang mudah dikatakan, tetapi sulit
untuk dilakukan. Sebab keteladanan lahir melalui proses pendidikan yang panjang.
7
Khairudin, Sosiologi Keluarga. (Yogyakarta: liberty, 2002), hal. 7
2. Inspirator Peran guru sebagai inspirator ialah ketika ia mampu membangkitkan semangat
untuk maju dengan menggerakkan segala potensi yang dimiliki untuk meraih prestasi
3. Motivator Sosok motivator dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam
membangkitkan spirit, etos kerja, dan potensi yang luar biasa dalam diri peserta didik.
pendidikan kearah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan, dan kearifan yang tinggi.
5. Evaluator Peran yang melengkapi peran-peran sebelumnya adalah sebagai evaluator.
Artinya, guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran yang selama ini di pakai
Pendidikan karakter sangatlah penting karena akan menunjukkan siapa diri kita
1. Banyak generasi muda saling melukai karena lemahnya kesadaran pada nilai-nilai moral.
Memberikan nilai-nilai moral pada generasi muda merupakan salah satu fungsi peradaban
2. Peran sekolah sebagai pendidik karakter menjadi semakain penting ketika banyak anak
memperoleh sedikit pengajaran moral dari orang tua, masyarakat, atau lembaga
keagamaan. Tidak ada suatu pendidikan bebas nilai. Sekolah mengajarkan nilai-nilai
setiap hari melalui desain ataupun tanpa desain. Pendidikan karakter yang efektif
8
Khairudin, Sosiologi Keluarga. (Yogyakarta: liberty, 2002), hal. 7
membuat sekolah lebih beradab, peduli pada masyarakat, dan mengacu pada performance
3. Adanya nila-nilai moral yang secara universal masih diterima seperti perhatian
5. Komitmen pada pendidikan karakter penting manakala kita mau jadi guru yang baik.
Pendidikan karakter memilki nilai yang sangat penting dalam pembentukan sikap
pada anak didik yang menjadi nilai dalam menentukan perbuatan anak didik. Dengan
sehingga menghasilkan kepribadian yang berkarakter atau berakhlak mulia sesuai dengan
Islam. Pendidikan akhlak yang tercermin dari iman merupakan pembentukan karakter
atau akhlak meliputi aspek-aspek dalam mengupayahannya yaitu dapat dimulai dari
dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Pembentukan karakter atau akhlak dalam Islam,
dapat dilakukan dengan merujuk pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.Dalam alquran terdapat
merupakan tugas utama dalam pendidikan keluarga, sehingga terbentuk kepribadian yang
baik atau akhlak yang terpuji. Karena Iman yang baik dan kuat akan menghasilkan akhlak
yang terpuji. Dalam al- Qur’an terdapat berbagai konsep penguatan Iman, yaitu dalam
Konsep penguatan iman ini anak dapat memahami bahwa dia merupakan hamba
Allah sehingga tujuan hidup di dunia terarah dansesuai dengan apa yang diperintahkan
oleh Allah dan dianjurkan oleh rasul-Nya. Agar senantiasa menghambakan dirinya
kepada Allah berupa melaksanakn segala perintah-Nya dan menjahui segala larangan-
Nya. Dengan itu anak juga dapat memahami bahwa dirinya hanyalah seorang manusia
Membina iman anak dalam keluarga tidak hanya berpusat pada pemahaman iman,
iman pada anak merupakan penanaman rasa bahwa iman itu harus diyakini dalam hati.
Mengingat bahwa menusia memiliki dua potensi yaitu kebaikan dan keburukan, sehingga
untuk mengarahkan pada potensi kebaikan adalah kewajiban orang tua. Pendidikan
karakter dimulai dalam keluarga karena segala kebutuhan, potensi, bakat, dan sifat yang
Ibadah. Tidaklah sempurna pengakuan bahwa Allah itu Esa, jika pengakuan tidak disertai
dengan ibadat yaitu pembuktian dari keimanan. Arti ibadat itu dalam bahasa Melayu
ialah memperhambakan diri, atau pembuktian diri ketundukan. Mengerjakan segala yang
telah dinyatakan baikanya oleh wahyu dan menjauhi segala yang telah dijelaskan
pembiasaan nasehat dan perintah yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga menjadi
muslim yang berakhlak terpuji. Akhlak merupakan cerminan tauhid yaitu meyakini dan
mengesakan Allah swt, dengan iman yang baik dan terarah akan tercermin perbuatan
yang baik pula. Selain bentuk kesyukuran dan kewajiban kepada Allah berupa ibadah
Tidak hanya itu, setelah anak berinteraksi dengan keluarga, anak akan menhadapi
masyarakat luar. Sehingga dalam konsep pembentukan akhlak ini dapat dibagi menjadi
dua , yaitu :
Akhlak terhadap orang tua merupakan hal yang utama diperintahkan oleh Allah
setelah perintah bersyukur pada-Nya. Karena orang tua merupakan perantara dari Allah
yang membuat anak lahir ke dunia.Dengan penguatan seperti ini akan terbentuk anak
yang berperilaku baik, senantiasa menghargai orang tua, bersikap lemah lembut, dan
b. Akhlak Bermasyarakat
dalam al-Qur’an. Dapat dilihat dalam bentuk pengajaran tentang akhlak oleh Luqman
terhadap anaknya, sebagaiman dalam firman Allah swt, dalam QS. Luqman : 18-19,
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai”.
Nasehat dalam ayat tersebut berkaitan dengan akhlak dan sopan santun
berinteraksi dengan sesama manusia. Materi pelajaran akidah, beliau selingi dengan
materi akhlak, bukan saja agar peserta didik tidak jenuh dengan satu materi, tetapi juga
mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan
digunakan. Dalam konteks pendidikan karakter, metode berarti semua upaya, prosedur,
dan cara yang ditempuh untuk menginternalisasikan pendidikan karakter pada anak didik.
a. Teladan
Salah satu aspek terpenting dalam mewujudkan integrasi iman, ilmu, dan akhlak
adalah dengan adanya figur utama yang menunjang hal tersebut. Dialah sang pendidik yang
menjadi sentral pendidikan. Sehingga bisa dikatakan bahwa qudwah merupakan aspek
terpenting dari proses pendidikan. Para pendidik dituntut untuk memiliki kepribadian dan
intelektualitas yang baik sesuai dengan Islam sehingga konsep pendidikan yang diajarkan
Dalam Al-Qur’an kalimat qudwah diungkapkan dengan istilah “uswah”. Istilah ini
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
Dia banyak menyebut Allah”.
Kesimpulan dari ayat tersebut bahwa dlam menerapakan model pendidikan terutama
dalam keluarga di perlukannya sifat keteladanan yang mampu menjadi contoh oleh anak
didik dalam berperilaku terpuji, sehingga setiap arahan dan proses pendidikan yang
9
Amirullah Syabrani, Pendidikan Karakter, Prima Pustaka, Jakarta, 2012
dilakukan dapat teraplikasikan dengan baik, sebaik menjadi teladan umat Islam ialah
Rasulullah saw. Tertuma proses pendidikan yang telah dilakukan oleh rasulullah.
b. Perintah
Perintah dalam pendidikan akhlak Islam merupakan sistem pendidikan yang dapat
memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan amal atau
perbuatan melakukan perintah. Nilai-nilai perintah Islam tersebut mampu menjiwai dan
mewarnai kepribadiannya. Dari sudut ketaatan tersebut dapat dimaknai esensi dari
pendidikan akhlak, yaiut menjadikan manusia agar mampu menjiwai dalam melaksanakan
syariat Islam sehingga terbentuk kepribadian Muslim.
Agar akhlak anak didik dapat terbentuk orang tua senantiasa membiasakan dengan
perintah untuk berbuat baik, terutama di dalam rumah. Model perintah ini sebagai pendukung
dalam melaksanakan konsep pendidikan karakter karena model perintah yang tersadat dalam
al-Qur’an mengarahkan sebagai konten dalam .dilakukan agar mampu terbiasa dengan
merujuk pada perintah yang terdapat dalam al-Qur’an. Agar akhlak anak dapat terbentuk
c. Motivasi
bagi anak didik yang berupa motivasi. Contoh memotivasi anak adalah dengan
karakter dalam Al-Qur’an hampir sama dengan Ayat-ayat mengenai pendidikan karakter
banyak tersebar dalam Al-Qur’an. Adapun ayat-ayatnya penulis hanya mengambil bagian
a. Nilai ketauhidan
tauhid menjadi pondasi utama pada kehidupan umat Islam sebagai bentuk
keyakinan dan dasar dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjalankan kehidupan
b. Nilai keteladanan
nilai keteladanan tak bias lepas dari proses pendidikan akhlak. Hal tersebut dapat
dikaitkan dengan firman Allah dalam QS. As-Shaff (61) :2-3, yaitu
Kesimpulan ayat tersebut bahwa Allah swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk
menyamakan perkataan dan perbuatan. Konsistensi antara perkataan dan perbuatan terutama
dalam hal mengerjakan kebaikan dan perintah Allah swt. Hal tersebut sejalan dengan tujuan
Manusia merupakan makhluk sosial , yaitu saling membutuhkan satu sama lain.
Sehingga nilai yang terdapat dalam pendidikan karakter Islam, ialah kerja sama. Dalam
nilai kerja sama yang terdapat pada nilai pendidikan karakter Islam, terdapat batasan-
batasan dalam hal kerja sama yang diterangkan oleh Allah swt, dalam firman-Nya QS.Al-
Maidah (5)
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, ...”
Kesimpulan ayat tersebut ialah bahwa bentuk saling tolong menolong yang
diprintahkan oleh Allah ialah dlah hal kebajikan dan takwa. Hubungan ayat tersebut
dengan nilai kerja sama ialah merupakan pengaplikasian dari tauhid yang benar dan
ibadah yang teratur akan terlahir jiwa yang senantiasa tergerak hatinya untuk menolong
d. Nilai Amanah
Amanah atau terpecaya, nilai tersebut merupakan salah satu sifat nabi. Amanah
ialah mampu menjalankan sesuatu yang dipercayakan; Kepercayaan, jujur dan setia
e. Nilai kejujuran
kesesuaian antara informasi dan kenyataan; ketegasan dan kemantapan hati; dan sesuatu
yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan. Nilai kejujuran ini menjadi sebuah tolak
ukur karakter Islam. perintah untuk bersifat jujur terdapat dalam firman Allah swt dalam
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”.
Kesimpulan ayat tersebut ialah adanya perintah untuk berkata jujur dan benar,
dengan berkata jujur maka sifat pada diri terhindar dari sifat munafik dan kepercayaan akan
selalu melekat pada kepribadian diri. Terdapat pula perintah untuk bersama orang-orang
yang benar karena lingkungan membawa pengaruh pada pembawaan sifat manusia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
baik, dan mewujudmkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati.
2. Pembentukan karakter atau akhlak dalam Islam, dapat dilakukan dengan merujuk
3. Dalam konteks pendidikan karakter, metode berarti semua upaya, prosedur, dan cara
Adapun Proses dalam penerapan pendidikan karakter antara lain teladan, perintah da
motivasi
Nilai tauhid, nilai, nilai teladan, nilai kerja sama, nilai amanah dan nilai kejujuran.
B. Saran
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna..
DAFTAR PUSTAKA
PT.Remaja Rosdakarya.
Andrianto Taufiq Tuhana. 2010. Mengembangkan Karakter Sukses Anak Di Era Cyber”
Suparlan, Pendidikan Karakter Sedemikian Pentingkah Dan Apakah Yang Harus Kita