Anda di halaman 1dari 10

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DALAM KELUARGA

(PENDIDIKAN BAYI DAN BALITA)

Dicky Mohammad Ilham


10030118165
Hoirul Bahri
10030118178
Rini Riyani
10030118184

Kelas PAI E

ABSTRAK

Keluarga merupakan madrasah tempat pertama dimana anak memperoleh pendidikan.


Karakter dan kepribadian anak dibentuk pertama kali di dalam keluarga. Orang tua hendaknya
memiliki konsep atau ketentuan dalam mendidik anaknya yang meliputi pendidikan moral atau
karakter, pendidikan ilmu pengetahuan, pendidikan ilmu agama, bersikap adil terhadap anak, serta
memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak. Orang tua menjadi suri tauladan bagi anak-
anaknya. Oleh sebab itu peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan dan pembentukan
karakter anak sejak dini.
Dalam sistem pendidikan nasional keluarga diberi tanggung jawab untuk menanamkan nilai-
nilai fundamental dalam rangka terwujudnya sosok kepribadian anak yang tangguh sehingga mampu
menjalin interaksi positif dengan lingkungannya dengan memperhatikan nilai-nilai dan norma yang
berlaku. Melalui penanaman nilai-nilai dasar ini diharapkan pula anak dapat berpartisipasi di
dalam mendukung kehidupan masyarakat dan bangsa. Ada beberapa jenis pendidikan yang perlu
diberikan pada anak.
Pada usia bayi 0-1 tahun keluarga sebagai lingkungan hidup pertama dan utama bagi anak.
Dalam keluarga anak mendapat rangsangan, hambatan serta pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya baik perkembangan psikologinya maupun jiwanya. Sebagai madrasah pertama
anak pertama kali mengenal lingkungan sosialnya adalah lingkungan keluarga. Kemudian keluarga
sebagai madrasah yang utama maksudnya adalah keluarga menjadi pembawa pengaruh kuat
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam keluarga diberikan bermacam-macam
kemampuan jika diperhatikan kegiatan di dalam rumah tangga maka terjadi transformasi nilai-nilai
yang beraneka ragam. Selain itu dalam keluarga telah dipelajari pengetahuan dasar, keterampilan,
aspek-aspek kerohanian serta kepribadian dasar yang dapat dikembangkan lebih jauh dalam
lingkungan sekolah dan lingkungan kerja dan dalam lingkungan hidup lain dalam masyarakat.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran orangtua dalam pendidikan anak usia
dini ditinjau dari latar belakang pendidikan bayi dan balita. Tujuan penelitian untuk
mendeskripsikan peran orangtua dalam pendidikan anak usia dini ditinjau dari latar belakang
pendidikan. Metode yang digunakan dengan studi literature. Hasil pembahasan menunjukkan
bahwa dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu peran orang tua, pendidikan dan masyarakat.

Kata Kunci : keluarga, madrasah pertama, peran orang tua


PENDAHULUAN pendidikan pada anak usia dini itu sangat
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk penting dan harus dilakukan sejak anak
menciptakan lingkungan yang memungkinkan dilahirkan. Hal ini diperkuat oleh hasil
perkembangan optimal dari potensi yang penelitian yang membuktikan bahwa pemberian
dibawa lahir para peserta didik sejak dini, pendidikan sejak dini akan mempengaruhi
seperti yang telah dijabarkan di dalam perkembangan otak anak, kesehatan anak,
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kesiapan anak bersekolah, kehidupan sosial dan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ekonomi yang lebih baik dimasa selanjutnya,
ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah jika dibandingkan dengan anak-anak yang
suatu usaha sadar dan terencana untuk kurang terdidik pada usia dini. Dewantara
mewujudkan suasana belajar dan proses dalam Asmani (2009:18) menyebutkan bahwa
pembelajaran agar peserta didik secara aktif anak memperoleh pendidikan untuk
mengembangkan potensi dirinya untuk mencerdaskan (mengembangkan) pikiran,
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mencerdaskan hati (kepekaan hati nurani), dan
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, meningkatkan keterampilan.
akhlak mulia, serta keterampilan yang Perkembangan anak dibentuk dalam tiga
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan lingkup yakni keluarga, sekolah dan
negara. Pada pasal 5 ayat 1 disebutkan juga masyarakat. Ketiga lingkungan ini adalah
bahwa setiap warga negara mempunyai hak lingkungan utama tempat anak pada usia dini
yang sama untuk memperoleh pendidikan dapat belajar dan menyerap ilmu disekitarnya
yang bermutu. Itu artinya bahwa pendidikan dengan cepat. Namun, karena tidak adanya
juga diperuntukkan untuk anak usia dini. sinergi antar ketiga lingkungan tersebut
Pendidikan anak usia dini secara umum membuat pertumbuhan anak tidak optimal.
bertujuan untuk mefasilitasi perkembangan Dalam berbagai kasus, banyak orang tua
potensi anak secara optimal dan menyeluruh yang tidak menyadari pentingnya anak usia dini
sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan (PAUD). Orang tua merasa bahwa pendidikan
yang dianut (Suyadi dan Ulfah, 2013:11). anak adalah tugas sekolah, dalam hal ini guru,
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu peran untuk mengajar, memberikan tugas dan
aktif seluruh elemen masyarakat dalam membuat setiap anak menjadi lebih pintar.
membentuk generasi-generasi penerus yang Orang tua tidak terlalu berperan dalam
berkualitas dimulai dari usia dini. pendidikan anak, bahkan seringnya
Anak usia dini adalah anak yang memberikan contoh tingkah laku yang tidak
berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan masa selayaknya untuk anak, seperti berbohong,
yang sangat penting bagi perkembangan berkata kasar, menunda pekerjaan, dan lain
potensi anak seperti yang dikemukakan oleh sebagainya. Dengan contoh yang buruk di
Feldman dalam Asmani (2009:24) bahwa rumah maupun di sekitar anak waktu kecil
masa balita merupakan masa emas yang tidak itulah yang akan mempengaruhinya. Maka
akan berulang, karena merupakan masa paling ketika kedua orang tua dan orang-orang di
penting dalam pembentukan dasar-dasar sekitarnya membiasakan dengan pendidikan
kepribadian, kemampuan berpikir, kecerdasan, atau hal-hal yang buruk, maka jangan salahkan
keterampilan dan kemampuan bersosialisasi. ketika dewasa ia akan bruk juga seperti itulah
Masa usia dini juga disebut sebagai masa didikan yang ia dapatkan ketika kecil berbeda
keemasan dimana pada masa ini ditandai oleh dengan sebaliknya.
berkembangnyajumlah dan fungsi sel-sel saraf Peranan orangtua dalam pendidikan pada
otak anak, oleh karena itu masa keemasan ini anak usia dini tidak semua dilaksanakan.
sangat penting bagi perkembangan intelektual, Terlihat dari data berdasarkan Komnas anak
emosi, dan sosial anak dimasa mendatang tahun 2021 bahwa kasus kekerasan pada anak
dengan memperhatikan dan menghargai meningkat 38 persen mayoritas kejahatan
keunikan setiap anak. seksual dan 2.700 kasus kekerasan anak pada
Menanggapi hal tersebut bayak ahli tahun 2020. Kejahatan lainnya terjadi pada
pendidikan yang sepakat mengatakan bahwa anak di dalam keluarga seperti kekerasan fisik
yang dilakukan orangtua pada anak,
penelantaran anak, kekerasan seksual pada anak menurut Gunarsa dalam Slameto (2003:32)
usia dini, bahkan tidak sedikit orangtua yang orangtua adalah dua individu yang berbeda
tega membunuh anak bayi dan balita. memasuki hidup bersama dengan membawa
Melihat kondisi tersebut menjadi latar pandangan, kebiasaankebiasaan sehari-hari.
belakang pentingnya peranan orang tua dalam Selain itu, Nasution dalam Slameto (2003:46)
pengasuhan anak namun tidak semua orangtua mengartikan orangtua adalah setiap orang yang
berperan aktif dalam memberikan pendidikan bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
kepada anaknya di dalam rumah atau keluarga. tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
Beberapa orangtua menganggap bahwa sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.
pendidikan itu merupakan tanggung jawab satu Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
pihak saja yaitu lembaga pendidikan. Seringkali disimpulkan bahwa peran orangtua adalah
orangtua menumpu harapan yang tinggi pada perilaku yang yang berkenaan dengan orangtua
pihak lembaga pendidikan sehingga orangtua dalam memegang posisi tertentu dalam
berani membayar mahal pendidikan anaknya. lembaga keluarga yang didalamnya berfungsi
Disisi lain, tidak sedikit orangtua yang aktif dan sebagai pengasuh, pembimbing dan pendidik
produktif dalam memberikan pendidikan
bagi anak.
kepada anaknya di dalam lingkungan keluarga.
Peranan orangtua dalam
Banyak orangtua zaman sekarang yang
memberikan pendidikan kepada anak usia dini
mendidik anak mengikuti tren yang sedang
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun
berkembang di masyarakat tentang bagaimana
faktor-faktor yang mempengaruhi peran
merawat dan mendidik anak melalui tontonan
orangtua dalam pendidikan anak menurut
sebagaimana perkembangan teknologi
Friedman dalam Slameto (2003:39), antara
komunikasi dan informasi. Selain itu, ada
lain: a) Faktor status sosial ditentukan oleh
beberapa orangtua yang sibuk dengan
unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan
urusannya sendiri sehingga menelantarkan
penghasilan; b) Faktor bentuk keluarga; c)
anaknya dan terkesan tidak perduli dengan
Faktor tahap perkembangan keluarga dimulai
urusan anaknya. Sehingga menyebabkan
dari terjadinya pernikahan yang menyatukan
banyak anak yang mengalami masalah
dua pribadi yang berbeda, dilanjutkan dengan
psikologis seperti anak yang bersikap nakal,
tahap persiapan menjadi orangtua; d) Faktor
mencari perhatian orang, murung, menganggu
model peran.
teman dan sebagainya. Berdasarkan latar
Kamus Besar Bahasa Indonesia
belakang di atas, pembuatan makalah ini berisi
tentang judul “Problematika Pendidikan mengartikan pendidikan sebagai proses
Keluarga Bayi dan Balita”. Tujuan makalah ini pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
adalah untuk mengetahui bagaimana peran kelompok orang dalam mendewasakan manusia
orangtua dalam pendidikan anak usia dini melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
ditinjau dari berbagai problematika pendidikan Menurut Hasnidah (2014:167) Pendidikan
keluarga bayi dan balita. Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang
Pendekatan pemecahan masalah melalui pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
literature peranan orang tua. Menurut Soekamto yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
(2007:211) peran adalah aspek dinamis ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
kedudukan (status), apabila seseorang usia enam tahun yang dilakukan melalui
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai pemberian rangsangan pendidikan untuk
dengan kedudukannya maka ia menjalankan membantu pertumbuhan dan perkembangan
suatu peranan. Sedangkan menurut Jhonson jasmani dan rohani agar anak memiliki
dalam Slameto (2003:7) peran adalah kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi non formal, dan informal.
dalam posisi dan situasi tertentu. Upaya dan tanggung jawab terhadap
Menurut Miami dalam Lestari kebutuhan dan pemenuhan hak anak menjadi
(2012:29) orangtua adalah pria dan wanita yang tugas orangtua dalam memenuhi hak. Seperti
terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk yang disebutkan Sujiono (2011:7) Pendidikan
memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu anak usia dini adalah meliputi upaya dan
dari anak-anak yang dilahirkannya. Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan
orangtua dalam proses perawatan, pengasuhan, Tauhid merupakan landasan Islam
dan pendidikan pada anak. yang paling penting bagi anak, oleh karenanya
mengajarkan pendidikan tauhid terhadap anak
METODE merupakan kewajiban yang mutlak dan utama.
Metode penelitian yang digunakan Sebagaimana kisah dalam al-qur’an, Luqman
dalam makalah ini adalah metode studi telah mengajarkan tauhid kepada anaknya (QS.
literature. Metode studi literature adalah Luqman: 13)
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan b. Memberikan pendidikan Pokok-pokok
metode pengumpulan data pustaka, membaca Ajaran Islam dan membaca al-Qur’an
dan mencatat, serta mengelola bahan penelitian
(Zed, 2008:3). Pendidikan dan pengajaran al-Qur’an
Pengumpulan data yang digunakan serta pokok-pokok ajaran islam yang lain telah
berasal dari journal, artikel dan ilmiah, disebutkan dalam hadits: “sebaik-baik dari
literature review yang berisikan konsep dari kamu sekalian adalah orang yang belajar al-
makalah. Analisis metode literature dimulai Quran dan kemudian mengajarkannya.” (HR.
dari membaca abstrak setiap sumber dari Baihaqi). Penanaman nilai yang baik bersifat
bacaan dan memperhatikan yang paling relevan universal kapanpun dan di manapun
sesuai dengan topikm yang akan disajikan, dibutuhkan oleh manusia, menanamkan nilai-
kemudian membuat catatan, kutipan atau nilai yang baik tidak hanya berdasarkan
informasi yang disusun secara sistematis pertimbangan waktu dan tempat, meskipun
sehinnga sewaktu-waktu mudah jika kebaikan itu hanya sedikit jika dibandingkan
diperlukan. (Darmadi, 2011) dengan kejahatan. Penanaman pendidikan ini
harus disertai contoh konkret yang masuk
HASIL DAN pemikiran anak, sehingdidasari dengan
PEMBAHASA kesadaran rasional. Oleh karena itu sebagai
N orang tua dalam membimbing dan mengasuh
Berdasarkan hasil studi literature anaknya harus berdasarkan nilai-nilai
tentang peran orangtua dalam pendidikan anak. ketauhidan yang diperintahkan oleh Allah
Pada konsep orangtua sebagai guru pertama c. Mengajarkan adab dan akhlak
dan utama bagi anak dalam pandangan islam. Terdapat sebagian orang tua yang
Pencapaian usia 0-6 tahun bayi dan balita akan menganggap bahwa membiasakan anak untuk
sangat dipengaruhi dengan pelajaran,
berakhlak baik pada usia dini belum perlu
peringatan, dan arahan dari kedua orang tua
yang dapat dipahami oleh anak seiring dengan karena berbagai alasan. Ada orang tua yang
pertumbuhan akal si anak (Prabowo, 2017: 30). beranggapan kenakalan pada anak itu wajar
Metode pendidikan bagi anak usia bayi dan karena masih kecil dan perlu dimaklumi sebab
balita adalah dengan jalan mendengar dan pada akhirnya kelak besar bisa berubah. Ada
menyimak. Karena pada usia dini seorang anak juga yang beranggapan orang tua hanya
memiliki ingatan yang sangat kuat terhadap mencukupi kebutuhan jasmani saja, sedangkan
segala hal yang dilihat dan didengarkannya. kebutuhan rohani anak-anak akan
Dalam rangka mendidik anak, orang mendapatkannya pada pendidikan formal
tua hendaknya memiliki ketentuan-ketentuan kelak. Anggapan-anggapan tersebut
atau konsep untuk dapat mencapai tujuan yang
merupakan anggapan yang keliru. Orang tua
diinginkan yaitu membentuk karakter dan
wajib memberikan pendidikan akhlak pada
kepribadian anak menjadi lebih baik. Setiap
anak-anaknya terlebih lagi dimulai sejak usia
orang tua mungkin memiliki ketentuan tertentu
dalam mendidik anaknya. Berikut ini ada dini. Hal ini dikarenakan bila anak sudah
beberapa konsep yang harus diperhatikan oleh tumbuh besar akan lebih sulit untuk
setiap orang tua berkaitan dengan pendidikan membentuk dan menanamkan akhlak yang
anak. Konsep-konsep dalam mendidik anak baik.
tersebut antara lain: Pendidikan dalam keluarga adalah
a. Memberikan pendidikan tauhid madrasah yang pertama dan utama bagi
perkembangan seorang anak. Keluarga
merupakan wahana yang pertama untuk e. Bersikap lemah lembut terhadap anak
seorang anak dalam memperolah keyakinan dan bersikap tegas bila diperlukan
agama, nilai moral, akhlak, pengetahuan dan Adakalanya orang tua harus bersikap
keterampilan, yang dapat dijadikan pondasi lembut dan mengasihi anaknya namun orang
bagi anak dalam berinteraksi dengan tua juga perlu bersikap tegas bila diperlukan.
lingkungan. Orang tua di samping dituntut bisa menjadi
Ada banyak macam adab, etika, dan pemimpin bagi anaknya, harus bisa juga
akhlak yang harus diajarkan kepada anak
menjadi teman yang penuh kasih sayang bagi
diantaranya:
anaknya. Peran orang tua sebagai teman yaitu
1) Adab dan akhlak kepada Allah SWT,
misalnya dengan mengajak bermain,
seperti penghambaan, tidak syirik,
mencandai, dan mencium sebagai bentuk kasih
menaati perintahNya dan menjauhi
sayang. Rasulullah SAW pernah bersabda
laranganNya, serta mensyukuri atas
kepada sahabat aqro’ yang mempunyai 10
nikmatnikmatNya.
anak, tetapi tidak pernah mencium satu
2) Adab dan akhlak terhadap Rasulullah anakpun dengan penuh kasih sayang. Dalam
SAW, seperti mengimani beliau sebagai hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Nabi dan Rasul terakhir, melaksanakan Muslim beliau bersabda: “Barang siapa yang
sunah-sunahnya serta meniru tidak menyayangi, tidak akan disayangi”.
akhlaknya. Sikap tegas kepada anak terkadang juga
3) Adab dan akhlak terhadap diri sendiri diperlukan manakala anak melanggar
dan sesama manusia, seperti adab ketentuan syar’i. Sikap tegas yang dimaksud
makan, tidur, berpakaian, bertamu, bukanlah sikap kasar, kekerasan, atau
meminta izin, dan bertutur kata kepada menganiaya, tetapi sikap tegas disini ditujukan
orang yang lebih tua, dll. sebagai metode pendidikan anak untuk
4) Adab dan akhlak terhadap hewan dan memberikan efek jera.
tumbuhan yang sesuai dengan tuntunan f. Bersikap adil terhadap semua anak
syari’at, seperti tidak menyakiti, tidak Sebagai orang tua harus bersikap adil
menyiksa, dan memberinya makan kepada semua anak karena salah satu hak anak
minum serta merawatnya. adalah tidak mengistimewakan salah satu di
antara mereka dibandingkan saudara yang lain.
d. Sertakan anak dalam beribadah
Orang tua terkadang memiliki kecenderungan
Memperkenalkan anak kepada agama
atau sikap yang berbeda pada salah satu atau
sejak dini merupakan hal yang cukup penting.
sebagian anak dibandingkan anak-anak
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
lainnya, baik dalam hal materi maupun non
selalu menyertakan anak dalam kegiatan-
materi. Padahal sikap orang tua yang demikian
kegiatan ibadah seperti yang dijelaskan pada
itu tidak mencerminkan atau tidak memberikan
(Qs. Al Ahzaab ayat 21) bahwa kita sebagai
contoh yang baik pada anak sebab akan ada
orang tua dalam mendidik anak hendaknya
anak yang merasa tidak disayangi dan
menjadi contoh/panutan dalam melaksanakan
tersisihkan. Bahkan yang lebih buruk yaitu
ibadah bukan menyuruh untuk beribadah saja.
timbul perselisihan antar anak satu dengan
Jika ingin anaknya memiliki pondasi agama
yang lain dan permusuhan antar sesama
yang baik, orang tua hendaknya memberi
saudara.
contoh kepada anak-anak dalam beribadah
Dikisahkan dalam kitab Bukhari Muslim
bukan hanya memerintahkannya saja. Jika
yang diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir,
anak terbiasa beribadah sejak dini maka
bahwa bapaknya (Basyir bin Sa’ad) telah
kebiasaan itu akan terbawa sampai anak itu
memberikan seorang budak sahaya, kemudian
tumbuh besar. Oleh karenanya pada usia dini
disampaikan kepada Nabi SAW. Lalu
seorang anak memiliki ingatan yang sangat
Rasulullah SAW bertanya kepada Basyir:
kuat terhadap segala hal yang dilihat dan
“Apakah seluruh anakmu engkau berikan sama
didengarkannya.
seperti ini?” Basyir menjawab, “tidak.”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, Keteladanan dalam Kamus Besan Bahasa
“Kembalikanlah!” Indonesia diartikan sebagai “Perbuatan yang
Dari hadits tersebut disimpulkan bahwa patut ditiru dan dicontoh.” Dalam bahasa
orang tua wajib berlaku adil terhadap semua Arab “keteladanan” di ungkapkan dengan
anaknya. Apabila orang tua memenuhi kata “Uswah” yang berarti mengikuti atau
kebutuhan salah satu anak sedangkan yang lain mencontoh manusia lain. Dengan demikian,
tidak membutuhkannya, maka dalam keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru,
permasalahan ini boleh mengistimewakan oleh seseorang dari orang lain. Namun yang
sesuai keinginan karena hal ini tidak dimaksud di sini adalah keteladanan yang
menimbulkan perselisihan dan hukumnya dapat dijadikan sebagai alat pendidikan, yaitu
sama seperti memberi nafkah. keteladanan yang baik. Sebagaimana di al-
g. Perhatikan perkembangan kesehatan Qur’an surat Al- Mumtahanah ayat 4, kata
anak baik jasmani maupun ruhani uswah selalu disifati dengan kata “hasanah”
Orang tua tidak hanya berkewajiban yang baik). Orang tua sebagai pendidik tidak
untuk memenuhi kebutuhan anak saja tetapi hanya memberikan pengertian uswah kepada
juga memperhatikan perkembangannya. anak-anaknya. Namun yang terpenting adalah
Perkembangan kesehatan baik jasmani maupun keteladanan itu sendiri yang dapat
ruhani pada anak harus diperhatikan orang tua, dicontohkan oleh anak-anak. Karena metode
sejauh mana perkembangan fisik anak dan ini akan dapat berhasil diterapkan dalam
adab atau akhlak anak terhadap Allah SWT, keluarga, jika orang tua mampu memberikan
Rasul, diri sendiri, orang lain bahkan segala contoh yang baik terhadap anak-anaknya.
ciptaan Allah SWT. Pendidikan Islam sebagai Sebagaimana Rasulullah SAW berhasil dalam
usaha membina dan mengembangkan pribadi dakwahnya dengan memberikan teladan yang
manusia dari aspek-aspek ruhani dan baik dalam mendidik para sahabatnya.
jasmaninya juga harus berlangsung secara
bertahap. Hal ini terjadi karena suatu b. Metode Pembiasaan
pematangan yang bertitik akhir pada
optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, Pembiasaan dari kata “biasa” yang
baru dapat tercapai bilamana berlangsung artinya: 1) Lazim atau umum; 2). Seperti
mulai proses demi proses ke arah tujuan akhir sedia kala; 3). Sudah merupakan hal yang
perkembangan atau pertumbuhannya tidak biasa terpisahkan dari kehidupan sehari-
(Musbikin, 2012: 154). Peran orang tua dalam hari. pembiasaan dapat diartikan dengan
memperhatikan perkembangan anak harus proses membuat sesuatu/seseorang menjadi
selalu konsisten, artinya proses pekembangan terbiasa.
dan usaha pembinanan dalam pembentukan Berkaitan dengan masalah pendidikan,
karakter anak selalu dalam pengawasan orang pembiasaan dapat dikatakan sebagai sebuah
tua secara langsung. cara yang dilakukan untuk membiasakan
anak-anak berfikir, bersikap dan bertindak
Metode Pendidikan Anak dalam Keluarga sesuai dengan tuntunan ajaran agama.
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika
Metode pendidikan adalah cara atau jalan
penerapannya dilakukan sejak usia dini secara
yang ditempuh oleh setiap pendidik dalam
kontinu (kesinambungan). Karena anak
melakukan kegiatan pendidikan untuk
mempunyai daya rekam yang kuat alam
mencapai tujuan yang diharapkan dan
kondisi kepribadiannya yang belum matang,
sekaligus berfungsi untuk mempermudah
sehingga mereka mudah terlalut dalam
pendidik dalam melaksanakan proses
kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan
pendidikan.
sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai awal
Pendidikan islam banyak sekali mengenal dalamproses pendidikan, pembiasaan
metode yang digunakan dalam pendidikan. merupakan cara efektif menanamkan nilai-
Disini akan diuraikan beberapa metode yang nilai yang tertanam dalam dirinya ini
dapat digunakan untuk mendidik anak kemudian termanifestasikan ddalam
khususnya dalam keluarga, yaitu:
a. Metode Keteladanan (Uswah)
kehidupannya semenjak ia mulai melangkah mengambil isi cerita sebagi bahan pelajaran
ke usia remaja dan dewasa. yang dapat diterapkan dalam kehidupan
c. Metode ganjaran dan hukuman sehari-hari. Kisah atau cerita yang diberikan
1) Ganjaran kepada anak bisa juga berupa kisah yang
terdapat dalam alqur’an atau kisah sahabat
Istilah ganjaran dalam Al-quran dan kisah orang-orang saleh lainnya.
digambarkan dengan istilah tsawab yakni Bercerita tidak harus memakan waktu yang
balasan yang didapatkan oleh seseorang banyak atau terlalu lama. Kisah yang terlalu
didunia ini maupun di akhirat kelak panjang dan penyajian yang kurang menarik
karena amal perbuatannya yang baik. tentu akan membuat anak jenuh dan tujuan
Ganjararan ini diberikan kepada anak tidak akan tercapai. Banyak hal positif yang
yang dapat melakukan sesuatu hal atau dapat diperoleh dari metode kisah. Bagi orang
meninggalkannya. Pemberianganjaran ini tua yang sibuk, menggunakan metode kisah
dimaksudkan agar anak didik lebih antara lima sampai sepuluh menit mungkin
termotivasi untuk melakukan sudah cukup. Hal paling penting adalah
kewajibanya. adapun cara-cara yang kebersamaan dan tujuan pendidikan yang
dapat dilakukan untuk memberikan ingin diterapkan pada anak dari metode ini
ganjaran, antara lain: Pujian yang baik, mengena pada sasaran.
agar anak lebih bersemangat dalam Banyak hal positif yang dapat diperoleh dari
melakukan kewajibannya, Imbalan materi metode kisah apalagi jika disajikan dengan
atau hadiah, dan do’a, misalnya “semoga cara yang menarik. Keuntungan dari metode
Allah SWT menambah kebaikan padamu. ini yaitu: 1) anak akan memiliki pengetahuan
tentang sejarah. 2) wawasannya bertambah
Metode ini sangat baik jika diterapkan karena akal anak akan terangsang untuk
kepada anak yang sudah paham dan sadar bertanya. 3) orang tua dapat memberikan
akan kewajiban dan tenggung jawab. nasehat dengan mengambil intisari di akhir
namun jika metode ini diterapkan kepada kisah ketika anak telah memahami apa
anak yang belum begitu faham dan sadar hikmah kepadh dari kisah yang
tentang kewajiban dan tanggung didengarnya.4) dengan menceritakan sebuah
jawabannya akan berdampak negative, kisah akan menambah ikatan emosional yang
sebab anak termotivasi untuk melakukan lebih erat antara orang tua dengan anak. 5)
sesuatu bukan karena berdasarkan pada bagi orang tua yang sibuk bekerja, sedikit
kewajiban dan tanggung jawabnya, akan waktu yang diluangkan dan dipergunakan
tetapi lebih didasari oleh balassan untuk berkisah kepada anak akan menjadi
(hadiah) yang akan ia terima. Dalam hal jembatan komunikasi yang efektif. 6) kisah
seperti ini cenderung untuk mendidik yang disampaikan dapat menjadi inspirasi dan
mempunyai sifat tidak ikhlas. motivasi anak untuk menjadi pribadi yang
lebih baik lagi.
2) Hukuman
Hukuman adalah siksa yang dikenakan Pentingnya Peran Orang Tua dalam
kepada orangorang yang melanggar Mendidik Anak
undang-undang. Sedangkan hukuman Pada dasarnya anak dilahirkan dalam
dalam hubungannya dengan masalah keadaan yang bersih dan suci tanpa noda.
pendidikan adalah balasan dari perbuatan Lingkungan dan orang-orang di sekitar anak
yang tidak baik dari anak yang berfungsi yang akan turut berperan dalam mewarnai dan
sebagai alat pendidikan prefentif dan membentuk karakter kepribadian anak.
represid. Sebagaimana yang dinyatakan oleh An-
Nahlawi dalam Juwariyah (2010: 77-78) bahwa
d. Metode Kisah anak sebenarnya dilahirkan dengan membawa
Metode kisah ini mempunyai pengaruh fithrah beragama yang benar, namun apabila
tersendiri terhadap jiwa dan akal anak.Sebab dalam perkembangannya nanti terjadi
dengan metode ini anak diharapkan dapat penyimpangan-penyimpangan dari ajaran
agama maka hal itu lebih disebabkan karena
kekurangwaspadaan dari kedua orang tua atau keluarga adalah lingkungan pertama
para pendidiknya. Oleh sebab itu, orang tua dimana anak tumbuh dan dibesarkan.
wajib memberikan pengawasan terhadap Dalam mendidik anak, orang tua tidak
perkembangan anak. Menurut Friedman dalam hanya memberikan pendidikan berupa ilmu
Slameto (2003:39), antara lain: a) Faktor status pengetahuan saja melainkan juga ilmu
sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti agama. Sebagaimana yang dinyatakan oleh
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan; b) Fauziddin (2014: v-vi) bahwa menanamkan
Faktor bentuk keluarga c) Faktor tahap pendidikan agama Islam kepada anak sejak
perkembangan keluarga dimulai dari terjadinya dini merupakan langkah terbaik karena
pernikahan yang menyatukan dua pribadi yang selaku orang tua muslim berkewajiban
berbeda, dilanjutkan dengan tahap persiapan untuk melindungi dan menjaga anak-
menjadi orangtua; d) Faktor model peran. anaknya dari hal-hal yang menyebabkan
Menurut Juwariyah (2010: iv) terdapat tiga
terjerumus dalam api neraka.
faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
Berdasarkan hasil studi literature
anak. Ketiga faktor tersebut yang
diperoleh rekaptulasi data tentang peran
mempengaruhi perkembangan anak antara
orangtua dalam pendidikan anak usia dini
lain:
ditinjau dari latar belakang secara keseluruhan
a. Faktor orang tua (keluarga)
dapat disimpulkan bahwa peran orangtua dalam
Keluarga merupakan lingkungan
pendidikan anak usia dini yang ditinjau dari
pertama dimana anak mendapatkan
latar belakang problematika pendidikan dalam
pendidikan. Kepribadian seorang anak juga
keluarga bayi dan balita ada 4 faktor dan yang
dibentuk pertama kali di lingkungan
lebih banyak pengaruhnya ada 3 faktor yaitu
keluarga. Maka kedua orang tua dan
factor keluarga, factor pendidikan dan factor
seluruh anggota keluarga wajib
masyarakat yang mempengaruhi peran orangtua
memberikan pendidikan yang mengarah ke
adalah tidak menanamkan nilai-nilai keislaman.
pengembangan potensi dan fithrah anak.
b. Faktor sekolah
Optimalisasi Fungsi Edukatif Keluarga
Sekolah adalah tempat kedua untuk
Dalam sebuah keluarga dimana
pendidikan bagi anak. Sebagai tempat
menjadi lingkungan edukatif pertama dan
kedua, sekolah menjadi tempat pendidikan
utama bagi anak, tentunya ada saat saat
lanjutan dari pendidikan keluarga. Oleh
tertentu yang dianggap sebagai situasi edukatif
karena itu, para guru dan pendidik memiliki
tentunya tidak lepas dengan sebuah interaksi
tugas dan tanggung jawab untuk
yang mana pastilah interaksi tersebut dikatakan
melanjutkan pendidikan dari orang tua dan
interaksi edukatif karena berada dalam ruang
keluarga. Di sekolah, guru ikut membangun
waktu yang edukatif.
dan mengembangkan potensi dari peserta
Lebih lanjut Mansur menjelaskan
didik sesuai dengan tuntutan agama dan
bahwa situasi edukatif adalah terciptanya
zaman.
suasana atau keadaan yang memungkinkan
c. Faktor lingkungan
teradinya proses tindakan yang mengarah pada
Pengembangan potensi dasar anak turut
proses pendidikan, khaususnya proses
dipengaruhi oleh faktor yang ketiga yaitu
pendidikan yang berlandaskan agama (Islam)
lingkungan. Lingkungan dimana anak
(Mansur, 2005).
tinggal ikut berperan dalam membentuk
Situasi edukatif tidaklah berarti
karakter dan kepribadian anak. Lingkungan
suasana atau keadaan sepi, diam membisu dan
yang baik akan berpengaruh dalam
tidak ramai, tetapi situasi edukatif
membentuk kepribadian anak menjadi baik
menunjukkan adanya dinamika dan keaktifan
dan begitupun sebaliknya. Oleh sebab itu,
penghuni rumah yang memungkinkan atau
orang tua sebaiknya perlu
memberikan peluang untuk terjadinya interaksi
mempertimbangkan lingkungan tempat
edukatif (Mansur, 2005).
tinggal dimana anak dibesarkan dan diasuh.
Dengan demikian orangtua diharapkan
Dari penjelasan di atas dapat dimaknai
untuk seantiasa menciptakan situasi edukatif di
bahwa orang tua memiliki peran yang
dalam rumah sehingga anak dengan mudah
sangat penting dalam mendidik anak karena
menerima berbagai pendidikan yang diberikan Menurut al-Qur’an, surat Luqman ayat 12,
oleh kedua orangtua ataupun anggota keluarga luqman diberi oleh Allah Al-Hikmah, artinya
yang lainnya. kebijaksanaan sehingga luqman menjadi orang
Interaksi edukatif adalah interaksi yang bijak. Ciri kebijakannya antara lain
yang mengandung nilai-nilai pendidikan, terlihat pada materi pendidikan yang diberikan
dalam hal ini khususnya pendidikan agama kepada anaknya. Materi pendidikan tersebut
(Islam). Interaksi edukatif lahir dari relasi perlu diperhatikan oleh orang tua yang juga
(hubungan) antarindividu dalam keluarga yang berkewajiban mendidik anak-anaknya yaitu:
dikondisikan dengan situasi edukatif sehingga 1) Pendidikan ketauhidan. Artinya anak-
melahirkan tindakantindakan positif yang anak harus dibimbing agar bertuhan
bernilai pendidikan (Mansur, 2005). kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini
Fungsi edukatif keluarga dapat dipakai mencakup kepada mensyukuri nikmat,
apabila dalam sebuah keluarga terdapat situasi meyakini pembalasan, Dan melarang
yang memungkinkan bagi anak untuk syirik. Materi ini merupakan asas
menerima nilai-nilai pendidikan. Sehingga utama pendidikan.
diharapkan orangtua dapat mengoptimalkan 2) Pendidikan amar ma’ruf nahi munkar.
fungsi tersebut dengan menciptakan,
Artinya anak-anak harus bersifat
mengusahakan, merekayasa situasi edukatif
dan senantiasan melaksanakan interaksi konstruktif bagi perbaikan kehidupan
edukatif dengan penuh kasih sayang. masyarakat.
3) Pendidikan ketabahan dan kesabaran.
KESIMPULAN
artinya anak-anak harus ulet dan sabar,
Bayi dan balita adalah anak usia dini
yang berusia 0-6 tahun. Usia dini merupakan dua sifat yang memang tidak bisa
masa yang sangat penting bagi perkembangan dipisahkan. Sifat konstruktif diatas
potensi anak seperti yang dikemukakan oleh
Feldman dalam Asmani (2009:24) tidak mudah, itu memerlukan keuletan
Pendidikan merupakan usaha sadar dan kesabaran.
untuk menciptakan lingkungan yang
memungkinkan perkembangan optimal dari Pendidikan yang dapat di ambil dari
potensi yang dibawa lahir para peserta didik Luqman Al-Hakim bahwa semuanya
sejak dini. berorientasi pada pengembangan ranah
Kehadiran seorang anak di dalam afektif anak. pendidikan kognitif dan
keluarga adalah pelengkap kebahagiaan bagi psikomotor bukan tidak penting, namun
kedua orang tuanya. Di samping Allah pendidikan ini tidak terlalu sulit. Sebab,
memberikan anugerah tersebut, Allah juga aspek psikomotor dan aspek kognitif perlu
memberi amanah kepada orang tua untuk dikembangkan, sedangkan aspek afektif
merawat, mengasuh dan mendidik Orang tua perlu diingatkan oleh orang lain.
memiliki peran yang sangat penting dalam Keluarga diharapkan dapat peluang
mendidik anak karena keluarga adalah dan kesempatan kepada anak-anaknya
lingkungan pertama dimana anak tumbuh dan untuk menginternalisasi nilai etika dalam
dibesarkan. anak. Namun, orang tua sering rangka proses pembentukan konsep dirinya
lalai untuk melaksanakan kewajibannya yakni (self concept) yang positif. Keteladanan
mendidik anak-anaknya sesuai ketentuan dan dan kepemimpinan orangtua sangat
perintahNya. Ada beberapa faktor yang menentukan. Dengan kata lain,
mempengaruhi perkembangan anak dan salah pembentukan kepribadian anak tergantung
satunya adalah faktor keluarga. dari kualitas sebuah keluarga, sebagaimana
Dalam mendidik anak, orang tua tidak pula pembentukan kepribadian bangsa
hanya memberikan pendidikan berupa ilmu yang harus dimulai dari pembangunan
pengetahuan saja melainkan juga ilmu agama. keluarga.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Fauziddin Pada akhirnya adalah fungsi edukatif
(2014: v-vi) orang tua sangat penting dalam
membimbing dan mendidik anak. Untuk [12] Suyadi dan Ulfah. 2013. Konsep
menjalankan fungsi tersebut, tentunya Dasar PAUD. Bandung: Remaja
selaku orang tua harus mengerti dan Rosdakarya,
memahami unsur-unsur dan pola-pola
yang harus diberikan kepada anak-anak
agar pendidikan yang diberikan lebih
mudah dan terarah. Untuk mewujudkan
harapan tersebut, orang tua harus rajin
untuk mengisi diri dengan membaca,
berbagi pengalaman dengan lainnya serta
memberikan ruang waktu untuk mengikuti
berbagai pelatihan mengenai
perkembangan dan kemajuan anak.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Anwar Dan Ahmad. 2009. Pendidikan
Anak Usia Dini. Bandung: CV Alfabeta
[2] Aqib, Zainal. 2009. Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya
[3] Hasnidah. 2014. Analisis Kebutuhan
Anak Usia Dini. Jakarta: Luxima Metro
Media
[4] Jhonson L dan Leny R. 2010.
Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Medika
[5] Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Ketiga, Pustaka Bahasa Depdiknas,
Jakarta: Balai Pustaka, 2001
[6] Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru
Pendidikan Anak Usia dini. Jakarta:
Kencana
[7] Masnipal. 2013. Siap Menjadi Guru
Dan Pengelola PAUD Professional.
Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
[8] Morrison, George S. 2012. Dasar-
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Indeks
[9] Sujiono, Yuliani. 2011. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks
[10] Sujioni Yuliani, Sujiono Bambang.
2010. Bermain Kreatif Berbasis
Kecerdasan jamak. Jakarta: Indeks
[11] Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran
Anak Usia Dini Dalam Kajian
Neurosains. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai