Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERENCANAAN DAN DESAIN PEMBELAJARAN

“TUJUAN DAN MATERI PEMBELAJARAN”

DOSEN PENGAMPU :

Zumrotul Fauziyah, M.Pd

Disusun Oleh :

1. M. Fahmi Ali Masfa 20015012

2. Muhammad Taufiq Hidayat 20015063

3. M. Khoirur Rizaqi 20015001

4. Dzurriyatus Sholihah 20015177

5. Ni’matul Hidayah Al-Khoiriyah 20015181

6. Anggun Izzu Millatina 20015217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NADHATUL ULAMA SUNAN GIRI BOJONEGORO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb.

Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah PERENCANAAN DAN
DESAIN PEMBELAJARAN dan juga untuk khalayak umum sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat dunia dan akhirat, amin.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwasannya dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna
dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah PERENCANAAN DAN
DESAIN PEMBELAJARAN yaitu Ibu Zumrotul Fauziyah, M.Pd yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb

20 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

a. Latar Belakang.........................................................................................................
b. Rumusan Masalah....................................................................................................
c. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A. Tujuan Pembelajaran...............................................................................................
a. Definisi Tujuan Pembelajaran.....................................................................
b. Pentingnya Tujuan Pembelajaran................................................................
c. Tujuan dan Kompetensi...............................................................................
d. Rumusan Tujuan Pembelajaran...................................................................
B. Materi Pembelajaran ...............................................................................................
a. Pengertian Bahan Ajar (Materi Pembelajaran)............................................
b. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran..................................................................
c. Ragam Bentuk Bahan Ajar..........................................................................
d. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar....................................................................
e. Syarat-Syarat Menentukan Materi Pembelajaran........................................
f. Cara Pemilihan Materi Pembelajaran..........................................................
g. Urutan Materi Pendidikan/Pembelajaran.....................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

a. Kesimpulan..............................................................................................................
b. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru
dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang
dituangkan dalam Permendiknas RI No. 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan
bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu
adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Tujuan
pembelajaran  hendaknya diletakkan dan dijadikan titik tolak berfikir guru dalam menyusun
sebuah Rencana Pembelajaran, yang akan mewarnai komponen-komponen perencanan lainnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka mengurangi kejenuhan
belajar pada peserta didik adalah dengan mengembangkan bahan ajar. Mengembangkan bahan
ajar selayaknya merupakan kemampuan yang harus terus menerus ditingkatkan oleh setiap guru.
Jika seorang guru tidak memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar yang bervariasi maka
guru akan terjebak pada situasi pembelajaran yang monoton dan cenderung membosankan bagi
peserta didik.
Permasalahannya sekarang adalah pemahaman guru yang bervariasi tentang KTSP.
Perbedaan pemahaman akan berdampak pada penjabaran kemampuan-kemampuan dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga berakibat makin lebarnya variasi terhadap
pemahaman dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum yang berlaku.
Pemilihan bahan ajar dan media pembelajaran terkait erat dengan pengembangan silabus,
yang di dalamnya terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman
belajar, metode, evaluasi, dan sumber. Selaras dengan pengembangan silabus maka materi
pembelajaran yang akan dikembangkan tetap memerhatikan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar, kesesuaian dengan materi pokok yang diajarkan, mendukung pengalaman
belajar, ketetapan metode dan media pembelajaran dan sesuai dengan indikator untuk
mengembangkan asesmen.
Pedoman pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran ini merupakan rambu-
rambu yang perlu diperhatikan ketika mengembangka bahan ajar.

a. Rumusan Masalah
1. Apa definisi tujuan pembelajaran?
2. Mengapa merumuskan tujuan pembelajaran itu penting?
3. bagaimana hubungan tujuan dan kompetensi dalam pembelajaran?
4. Bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran?
5. Apa pengertian materi pembelajaran?
6. Apasajakah jenis materi pembelajaran?
7. Bagaiman ragam bentuk materi pembelajaran?
8. Bagaimana kriteria pemilihan materi pembelajaran?
9. Bagaimana syarat-syarat menentukan materi pembelajaran?
10. Bagaiman cara pemilihan materi pembelajaran?
11. Bagaimana urutan materi pembelajaran?

b. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tujuan pembelajaran?
2. Untuk mengetahui merumuskan tujuan pembelajaran itu penting?
3. Untuk mengetahui hubungan tujuan dan kompetensi dalam pembelajaran?
4. Untuk mengetahui merumuskan tujuan pembelajaran?
5. Untuk mengetahui pengertian materi pembelajaran
6.  Untuk mengetahui jenis-jenis materi pembelajaran
7. Untuk mengetahui ragam bentuk materi pembelajaran
8. Untuk mengetahui kriteria pemilihan materi pembelajaran
9. Untuk mengetahui syarat-syarat menentukan materi pembelajaran.
10. Untuk mengetahui cara pemilihan materi pembelajaran.
11. Untuk mengetahui urutan materi pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Pembelajaran
a. Definisi Tujuan pembelajaran
Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh
B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962
yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective.
Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas  hampir  di
seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
a) Robert F. Marger, tujuan pembelajaran adalah sebagai perilaku yang hendak
dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan kompetensi
tertentu.
b) Kemp, tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk
tulisan utnuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
c) Oemar hamalik menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu
deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan  tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi
semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : 
1. Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi
pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
b. Pentingnya tujuan pembelajaran
Komponen tujuan memiliki fungsi yang sangat penting dalam sistem
pembelajaran. Kalau kita ibaratkan, tujuan adalah komponen jantungnya dalam
sistem tubuh manusia. Adakah manusia yang hidup tanpa jantung? Tidak bukan.
Dengan demikian, sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang
dilakukan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran hendaknya
diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tujuan merupakan pengikat
segala aktivitas pendidik dan peserta didik. Oleh sebab itu merumuskan tujuan
pembelajaran merupakan langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang
sebuah erencanaan progam pembelajaran.  
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam merancang progam
pembelajaran.
Pertama, rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas keberhasilan proses pembelajaran. Suatu proses pembelajaran dikatakan
berhasil manakala siswa dapat mencapai tujuan secara optimal.
Kedua, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan panduan
kegiatan belajar siswa. Tujuan yang jelas dan tepat dapat membimbing siswa dalam
melaksanakan aktifitas belajar. Berkaitan dengan itu, guru juga dapat merencanakan
dan mempersiapkan tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk membantu peserta
didik belajar.
Ketiga,  tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran. Artinya, dengan tujuan yang jelas dapat membantu guru dalam
menentukan materi, metode dan strategi pembelajaran, serta dalam menentukan dan
merancang alat evaluasi untuk melihat keberhasilan belajar siswa.
Keempat, tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan
tujuan, guru dapat mengontrol sampai mana siswa telah menguasai kemampuan
sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku.
Atas dasar hal tersebut, maka setiap guru perlu memahami dan terampil dalam
merumuskan tujuan pembelajaran.
Dan dalam hal ini, tujuan pendidikan memiliki klasifikasi dan hearki, dari mulai
tujuan sangat umum sampai tujuan yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang
kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan umum dan khusus dibagi menjadi empat:
a) Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)
TPN adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran
akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya
setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus membentuk
manusia  yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun non
formal. Tujuan umum ini dirumuskan dalam bentuk perilaku yang sesuai
dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh
pemerintah dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3.
b) Tujuan Institusional
Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga
pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan tujuan antara untuk mencapai
tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap
jenjang pendidikan, seperti misalnya standar kompetensi SD,SMP, SMA dan
perguruan tinggi.
c) Tujuan kurikuler
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang
studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan
sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka
menyelesaikan suatu idang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.
d) Tujuan instruksional/ pembelajaran
Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran atau yang
disebut dengan tujuan instruksional, merupakan tujuan yang paling khusus.
Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat
didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa setelah
mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu
kali pertemuan.
c. Tujuan dan kompetensi
Dalam kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan yang
harus dicapai oleh siswa dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Dalam pembangunan
konteks pengembangan  kurikulum, kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,
ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak. Seseorang yang telah memiliki kompetensi dalam bidang tertentu bukan
hanya mengetahui, tetapi juga memahami dan menghayati bidang tersebut yang
tercermin dalam dalam pola perilaku sehari-hari.
Terdapat beberapa aspek dapat setiap kompetensi sebagai tujuan yang ingin
dicapai, yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan dalam bidang kognitif.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki
setiap individu.
3.  Kemahiran (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiapindividu,
nilai inilah yang selanjutnya akan menuntun setiap individu dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
5. Sikap (attidlue), yaitu pandangan individu terhadap sesuatu.
6.  Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melaksanakan suatu
perbuatan.
Sesuai dengan aspek-aspek di atas, maka tampak bahwa kompetensi sebagai
tujuan dalam kurikulum itu bersifat kompleks. Dengan demikian tujuan yang ingin
dicapai dalam kompetensi ini adalah bagaimana memberikan pemahaman dan
penguasaan materi agar dapat mempengaruhi cara bertindak dan berpikir dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Rumusan Tujuan Pembelajaran
seperti yang telah dikemukakan diatas, tujuan merupakan komponen yang
sangat penting dalam sistem pembelajaran, sebab seluruh aktivitas pendidik dan
perserta didik diarahakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dan tujuan
pembelajaran khusus atau indikator kompetensi dapat disusun berdasarkan taksonomi
Bloom yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, sebagaimana tabel
berikut:
Ranah Level Indikator Kompetensi

Kognitif Mengetahui dan Menyebutkan merumuskan dan


memahami menyatakan,merumuskan,mengedifisikasi.
Mendenfikasi, mencocokan, menanami,
melabeli, Menggambarkan.
Memahami Menerjemahkan, mengubah, menganalisasi,
Menguraikan, dengan kata-kata Sendiri,
meringkas, membedakan mempertahankan,
menyimpulkan, Berpendapat dan
menjelaskan.

Menerapkan ide Mengoperasikan, menghasilkan, mengubah,


Mengatasi, menggunakan, mennujukkan,
mempersiapkan, dan menghitungkan.

Analisis Menguraikan satauan menjadi unit-unit,


membagi satuan menjadi sub- sub atau
bagian-bagian, membedakan antara dua yang
sama, memilih , dan mengenal perbedaan
dalam satu kesatuan.

Sintesis Merancang, merumuskan, menganalisasikan,


mengompilasikan, mengomposisikan,
membuat hipoteses, dan merencanakan.

Evaluasi Mengkritsi, menginterprestasi,


Menjastifikasi, dan member penilaian

Afektif Penerimaan Mempercayai sesuatu dan orang, memilih


sesuatu atau seseorang untuk diikuti, dan
mengaloksikan

Tanggapan Mengonfirmasi, member jawban, membaca


pesan-pesan, membantu, melaksanakan,
melaporkan, dan menampilkan.

Penanaman nilai-nilai Mingiginkan, mengundang orang untuk


terlibat, mengusulkan, dan melakukan.
Pengorganisasian nilai Menverifikasikan nilai, memilih nilai,
mensentesiskan nilai-nilai , mengintegrasikan
nilai-nilai, menghubungkan nilai-nilai,
mempengarihi kehidupan dengan nilai-nilai.

Karakteristik Menggunakan nilai-nilai sebagai pandangan


kehidupan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah
di yakini.

psikimotor Memperhatikan Mengamati proses, memberi perhatian pada


tahap-tahap perbuatan, member perhatian
sebuah artikulasi.

Peniruan Melatih mengubah sebagai bentuk,


membongkar sebai struktur, membangun
kembali sebuah struktur, menggunakan
sebuah konstruk atau model.

Pembiasaan Membiasakan sebuah model atau perilaku


yang sudah terbentuk, mengontrol kebiasaan
agar tetap konsisten.

Penyesuaian Menyesuaikan model, membenarkan sebuah


model untuk di kembangkan, dan
menyekutuhkan model pada kenyataan.

Berdasarkan tabel tersebut diatas, dapat dilihat dengan jelas kompetensi dan
indikator serta ranah afektif, kognitif, dan psikomotor. Hal ini dapat menjadi pedoman
bagi seorang guru dalam merumuskan tujuan pembelajaran
            Menurut Hamzah
B. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Bahan Ajar (Materi Pembelajaran)

Materi pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam proses belajar


mengajar, yang mnempari kedudukan yang menentukan keberhasilan belajar
mengajar yang berkaitan dengan ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan
kegiatan-kegiatan belajar mengajar.
Bahan pengajaran bukan semata-mata berarti semua uraian yang tertera dalam
buku sumber atau sumber tercetak lainnya, melainkan memiliki klasifikasi tertentu.
Berdasarkan klasifikasi itulah, kemudian guru memilih bahan yang mana yang akan
disajikan dalam perencanaan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan sebelumnya. Bahan pengajaran adalah bagian integral dalam kurikulum
sebagaimana yang telah ditentukan dalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Itu
sebabnya dapat dikatakan, bahwa bahan pengajaran atau materi pembelajaran pada
hakikatnya adalah isi kurikulum itu sendiri. 
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan eluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang materi
pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang
akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik
dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran
menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus
dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran
tersebut
harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
oleh
peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran
hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar,serta tercapainya indikator.
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik
dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu
diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan,
urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut.
Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna,
dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi
pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur
pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.
Pengertian bahan ajar/materi pembelajaran yang lainnya adalah:
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh
guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Bahan ajar merupakan informasi alat dan atau materi yang diperlukan
oleh guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
3. Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik
tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar.
b. Jenis-Jenis Materi Pembelajaran
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
1. Fakta; adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama
nama
objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau
komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam mata pelajaran Sejarah:
Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan
Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran Indonesia.
2. Konsep; adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat,
inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah suatu pelanggaran
terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
3. Prinsip; adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi
terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta
hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh:
Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau norma yang dapat
ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu mengikat serta
mengendalikan masyarakat , dsb.
4. Prosedur; merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik
penelitian sosial, dsb.
5. Sikap atau Nilai; merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai kejujuran,
kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar, dan bekerja, dsb.
Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk sikap
toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang bervariasi.
c. Ragam Bentuk Bahan Ajar
1. Bahan ajar dalam bentuk cetak; misalnya lembar kerja siswa (LKS), handout,
buku, modul, brosur.
2. Bahan ajar berbentuk audiovisual; misalnya film/video, dan VCD.
3. Bahan ajar bentuk audio; kaset, radio, CD audio.
4. Bahan ajar bentuk visual; misalnya foto gambar, model/maket.
5. Multimedia; misalnya CD interaktif, Computer based learning, internet.
d. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu,
pemilihan materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran-ukuran (kriteria)
yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Sebagai
gambaran dapat kita utarakan dalam garis besarnya sebagai berikut di bawah ini:
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam sistem
pembelajaran dan yang mendasari penentuan strategi belajar mengajar:
1. Kriteria tujuan Pembelajaran
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut
supaya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.
2. Materi Pelajaran Supaya Terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK
telah dirumuskan secara spesifik, dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat
keterkaiatan yang erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.
3. Relevan Dengan Kebutuhan Siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang
berdasarkan potensi yang dimilikinya. Karena setiap materi pelajaran yang akan
disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa
secara bulat dan utuh. Beberapa aspek diantaranya adalah pengetahuan sikap,
nilai dan keterampilan.
No. Kritaria Sasaran
1. Akurat dan up to date Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi

2. Kemudahan Untuk memahami prinsip generalisasi, dan


memperoleh data.

3. Kerasionalan Mengembangkan kemampuan berpikir rasional,


bebas, logis

4. Esensi Untuk mengembangkan moralitas penggunaan


pengetahuan.
5. Kemaknaan Untuk mengembangkan moralitas penggunaan
pengetahuan.

6. Keberhasilan Bermakna bagi siswa dan perubahan sosial bahan


sosial.

7. Keseimbangan Merupakan ukuran keberhasilan untuk


mempengaruhi tingkah laku siswa.
8. Kepraktisan Mengarahkan tindakan sehari-hari dan untuk
pelajaran berikutnya

4. Kesesuaian Dengan Kondisi Masyarakat


Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan
mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya
turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi
perkembangan mereka menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5. Materi Pelajaran Mengandung Segi-Segi Etik
Materi pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi
perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang bakal
mereka peroleh dari materi pelajaran yang telah mereka terima diarahkan untuk
mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan sistem nilai dan
norma-norma yang berlaku dimasyarakatnya.
6. Materi Pelajaran Tersusun Dalam Ruang Lingkup dan Urutan Yang Sistematik
dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas
ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Materi disusun
secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis
siswa. Dengan cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap
oleh siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.
7. Materi Pelajaran Bersumber Dari Buku Yang Baku, Pribadi Guru Yang Ahli, dan
Masyarakat.
Ketiga faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran. Buku
sumber yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun
berdasarkan GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana
yang diharapkan. Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber yang diharapkan.
Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber utama memang guru itu sendiri. Guru
dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu untuk disajikan kepada para
siswa berdasarkan ukuran pribadinya. Masyarakat juga merupakan sumber yang
luas, bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.
e. Syarat-Syarat Menentukan Materi Pembelajaran
Dalam menentukan uraian materi pembelajaran harus diperhatikan apakah
materinya berupa fakta, konsep, prinsip, ataukah prosedur, sebab seperti telah
diuraikan di muka, dalam kegiatan pembelajaran masing-masing jenis uraian materi
tersebut memerlukan strategi media pembelajaran yang berbeda-beda. Selain
memerhatikan jenis uraian materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang
perlu digunakan dalam menentukan uraian materi pembelajaran, yaitu menyangkut
kekuasaan cakupan dan kedalaman materinya. Keluasaan cakupan materi
menggambarkan beberapa banyak materi-materi yang perlu dimasukan ke dalam
suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi menyangkut seberapa detail
konsep-konsep yang terkandung didalamnya harus dipelajari; dikuasai oleh siswa.
Syarat-syarat menentukan materi pembelajaran:
1. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan
intruksional.Pendidikan yang mengembangkan kepribadian peserta didik,
yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemenuhan fungsi tersebut
dibagi dalam bidang studi mata pelajaran. Sehingga mata pelajaran yang
diberikan hendaknya mendukung pencapaian tujuan intruksional mata
pelajaran, dalam rangka mewujudkan fungsi pendidikan yang diemban oleh
sekolah.
2. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan perkembangan siswa pada
umumnya.Mata pelajaran yang diberikan berbeda tingkat kedalamannya
antara kelas IIi, kelas IV,  kelas V, kelas  VI apalagi antar SD, SMP dan
SMA.
3. Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan
berkesinambungan.Dimaksudkan bahwa antara bahan yang satu dan bahan
berikutnya ada hubungan fungsional, di mana bahan yang satu menjadi dasar
bahan berikutnya. Contoh sebelum sampai pada cara menyusun laporan
keuangan, perlu dibahas terlebih dahulu pengertian dari laporan keuangan.
4. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun
konseptual.Bahan yang factual sifatnya konkrit dan mudah diingat, sedangkan
bahan yang sifatnya konseptual berisikan konsep-konsep abstrak, dan
memerlukan pemahaman yang lebih dalam
f.  Cara Pemilihan materi pembelajaran
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi
pelajaran:
1. Tujuan pengajaran. Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan
mengacu pada tujuan-tujuan intruksioanal yang akan dicapai.
2. Pentingnya bahan. Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan
yang betul-betul penting, baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai
maupun fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya.
3. Nilai praksis. Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam
arti mengandung nilai praktis bagi kehidupan sehari-hari.
4. Tingkat perkembangan peserta didik. Kedalaman materi yang dipilih
hendaknya ditetapkan dengan memperhitungkan tingkat perkembangan
berpikir siswa yang bersangkuatan, dalam hal ini biasanya telah
dipertimbangkan dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan.
5. Tata urutan. Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang
memudahkan dipelajari keseluruhan materi oleh peserta didik.
Sebagai contoh, proses fotofintesis dapat diajarkan di SD, SLTP dan SMU,
juga di perguruan tinggi, namun keluasaan jenjang pendidikan akan semakin luas
cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail. Contoh lain,
misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia: salah satu kompetensi yang
diharapkan dimiliki siswa “Membuat Surat Dinas”. Setelah kita identifikasi, ternyata
materi pelajaran untuk mencapai kemampuan Membuat Surat Dinas tersebut
termasuk jenis prosedur. 
1. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari
siswa agar mampu membuat surat dinas meliputi:Pembuatan draft atau
konsep surat;
2. Pengetikan surat;
3. Pemberian nomor agenda; dan
4. Pengiriman
g. Urutan Materi Pendidikan /pembelajaran
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran.
Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran mempunyai
hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik
dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan
mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik
akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum
dipelajari.
Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta
kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan
prosedural dan hierarkis.

a.) Pendekatan prosedural.


Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-
langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
Misalnya langkahlangkah dalam melaksanakan “pen elitian social”. Contoh :
Urutan Prosedural (tatacara). Pada mata pelajaran Sosiologi, peserta didik harus
mencapai standar kompetensi”Mempraktikkan metode penelitian sosial”. Agar
peserta didik berhasil mencapainya,harus melakukan langkah-langkah berurutan
mulai dari cara merancang metode penelitian sosial, melakukan penelitian sosial,
mengkomunikasikan hasil penelitian sosial. Prosedur penelitian tersebut dapat
disajikan dalam materi pembelajaran sebagai berikut :
Materi pembelajaran    : Menyusun rancangan penelitian
Urutan materi              :
5. Menentukan topik penelitian
6. Perumusan masalah, judul, dan pertanyaan-pertanyaan penelitian
7. Menetapkan tujuan penelitian
8. Merumuskan hipotesis
9. Memilih subjek penelitian (populasi dan sampel)
10. Mengenali jenis data penelitian
11. Menentukan metodologi penelitian
b.)  Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan
yang bersifat
berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus
dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas, dapat diambil kesimpulan:
1. Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) telah mengemukakan
beberapa pengertian yang dikemukakan oleh Robert F., Kemp dan Oemar,
meskipun beragam, namun semuanya merujuk pada esensi yang sama,
bahwa :
a) Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spesifik.
2. ada empat alasan mengapa tujuan pembelajaran itu penting sebagaimana
yang telah dipaparkan diatas.
3. Terdapat beberapa aspek dapat setiap kompetensi sebagai tujuan yang
ingin dicapai, yaitu:
1. Pengetahuan
2.  Pemahaman
3.  Kemahiran
4. Nilai.
5. Sikap.
6. Minat
4. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran umum atau kompetensi dan
tujuan pembelajaran khusus atau indikator kompetensi dapat disusun
berdasarkan taksonomi Bloom yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.

1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan oleh guru/instruktur
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2. Ragam Bentuk Bahan Ajar
a. Bahan ajar dalam bentuk cetak
b. Bahan ajar berbentuk audiovisual
c. Bahan ajar bentuk audio
d. Bahan ajar bentuk visual
e. Multimedia
3. Kriteria pemilihan bahan ajar: kriteria tujuan pembelajaran, materi pelajaran
supaya terjabar, relevan dengan kebutuhan siswa, kesesuaian dengan kondisi
masyarakat, materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang
sistematik dan logis.
4. Syarat-syarat menentukan materi pembelajaran
Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan
intruksional.Pendidikan yang mengembangkan kepribadian peserta didik,
yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, materi pelajaran hendaknya
sesuai dengan perkembangan siswa pada umumnya, materi pelajaran
hendaknya terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan
5. Cara pemilihan materi pembelajaran: Materi pelajaran hendaknya ditetapkan
dengan mengacu pada tujuan-tujuan intruksioanal yang akan dicapai, materi
yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam arti mengandung nilai
praktis bagi kehidupan sehari-hari, materi yang diberikan hendaknya ditata
dalam urutan yang memudahkan dipelajari keseluruhan materi oleh peserta
didik.
a. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak
sekali kesalahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun selalu penulis
tunggu sebagai media koreksi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/08/30/tujuan-pembelajaran- sebagai-komponen-
penting-dalam-pembelajaran/
 Wina sanjaya, perencanaan dan desain sistem pembelajaran,(Jakarta, 2008). Hal 121
 Wina Sanjaya, strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (jakarta, 2006)
hal 64-65
 Ibid. Hal 70-71
Martinis Yamin, manajemen pembelajaran kelas, (Jakarta, 2009). Hal 133
Badrun, Drs. Ahmad, Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra), Usaha Nasional-Surabaya, Tahun
Akademik 2009 / 2010.
           Djumingin, Sulastriningsih dan Syamsudduha. 2008. Perencanaan Pembelajaran Bahasa
Indonesia. Makassar: UNM (belum diterbitkan).

Ernawati, Setya. 2011. http:/materi/Penentuan Materi Pelajaran _ Tsetyaernawati's


Blog.htm. diakses pada tanggal 20 Februari 2012 pukul 12.26.

Hamalik ,Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. (Jakarta: Bumi


Aksara. 2002)

Hamalik, Oemar.  2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.  Jakarta:


Bumi Aksara.

Ibrahim dan Nana Syaodih. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta. 1996)


Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran, Depdiknas, Dirjen,Manajemen Dikmen,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas – dan,odifikasi penulis (Rusman
Efendy)

Sumarno, Alim. 2011. http://blog.tp.ac.id/kriteria-pemilihan-materi-pelajaran. diakses pada


tanggal 20 februari 2012 pukul 12.20.

Anda mungkin juga menyukai