Anda di halaman 1dari 19

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

Makalah Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu:
Dr. Muhammad Walid, M.A

Disusun Oleh:
Luluk Atul Janah (220101220019)
MPAI 1B

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu penentu tingkat kemajuan dari suatu
bangsa. Dibalik pendidikan yang berkualitas terdapat kurikulum yang
berperan penting dalam pelaksanaan proses pendidikan. Kurikulum
merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman
belajar yang disediakan lembaga untuk siswa. Kurikulum disusun oleh para
ahli pendidikan, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, serta unsur -
unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi
pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan
dalam perkembangan siswa untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan.
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan dirancang sesuai
dengan kebutuhan pendidikan seiring berkembangnya zaman. Agar suatu
kurikulum dapat berjalan sesuai harapan, maka kurikulum harus memiliki
landasan yang kuat. Hal tersebut dimaksudkan agar pengembangan kurikulum
dapat diarahkan dengan baik sesuai dengan acuan dasar yang telah dimiliki.
Suatu kurikulum diharapkan memberi landasan, isi dan menjadi pedoman
bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan
dan tantangan perkembangan masyarakat.
Pada pendidikan agama Islam, dalam menentukan kurikulum tentu
harus selaras dengan ajaran Islam itu sendiri. Pendidikan agama Islam
memerlukan kurikulum yang tetap mempertahankan esensi ajaran-ajaran
agama Islam. Dengan melihat beberapa aspek di atas maka pada makalah ini
penulis berusaha untuk memfokuskan perhatian pada masalah pokok tentang
landasan apa saja yang terdapat dalam pengembangan kurikulum PAI dan
bagaimana keduanya dapat terlaksana sesuai dengan tujuan pendidikan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan landasan pengembangan kurikulum?
2. Apa saja landasan dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana implementasi landasan filosofis, Sosial Budaya, Psikologis
dan IPTEK dalam Pengembangan kurikulum PAI?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini antara lain untuk
mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi landasan pengembangan kurikulum.
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan dalam pengembangan
kurikulum.
3. Untuk mengetahui implementasi landasan filosofis, Sosial Budaya,
Psikologis dan IPTEK dalam Pengembangan kurikulum PAI.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Landasan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata
"Manhaj” (kurikulum) yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh
pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mereka.1 Kurikulum merupakan alat yang
sangat penting dalam proses pendidikan. Dengan adanya kurikulum,
maka proses pendidikan akan dapat tercapai dan terlaksana secara
maksimal sesuai dengan tujuan yang telah dicita-citakan. Seiring
dengan perkembangan zaman, kurikulum juga perlu dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan pendidikan di masa sekarang. Namun begitu,
pengembangan kurikulum harus disesuaikan dengan tujuan utama dari
pendidikan itu sendiri.
Sebelum membahas lebih jauh tentang pengembangan kurikulum,
kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan landasan dalam
pengembangan kurikulum. Menurut Hornby dalam buku “Kurikulum
dan Pembelajaran”, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan
yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari.2 Sedangkan
menurut Hafni Ladjid, Pengembangan di sini menunjukkan pada
kegiatan yang menghasilkan alat, sistem atau cara baru melalui langkah-
langkah penyusunan, pelaksanaan dan penyempurnaan atas dasar
penilaian yang dilakukan selama kegiatan pengembangan tersebut.3
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, maka penulis lebih
cenderung memaknai landasan pengembangan kurikulum sebagai suatu

1
Khotibul Umam, 2021, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Perguruan
Tinggi Islam Sinkronisasi Dengan Kebijakan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)”,
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 10 No: 01, hal. 636
2
Vina Fauziatun Nisa’, 2021, “Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, UIN
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, hal. 2
3
H. Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hal. 8

3
pondasi atau prinsip yang menjadi sandaran dalam pelaksanaan atau
penyempurnaan suatu kurikulum agar dapat mencapai tujuan
pendidikan. Adanya landasan pada pengembangan kurikulum yang
telah ada sebelumnya dimaksudkan agar pengembangan kurikulum
tetap terarah dan tidak melenceng dari tujuan utama pendidikan. Seperti
rumah yang memerlukan pondasi yang kokoh agar tidak mudah roboh,
begitupun kurikulum yang memerlukan landasan yang kuat agar tujuan
pendidikan tetap dapat tercapai secara optimal. Kurikulum harus
memiliki landasan yang jelas agar ketika kurikulum itu dikembangkan
tetap berada pada dasar yang sama dan tidak berbelok arah dari tujuan
utamanya. Dengan begitu, kurikulum yang berkembang dengan baik
akan membantu siswa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
B. Macam-Macam Landasan Dalam Pengembangan Kurikulum
Menurut Robert S. Zais, terdapat empat landasan kurikulum yang
perlu diketahui, diantaranya yaitu;4
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis atau filsafat adalah landasan yang didasari
atas cinta pada kebijaksanaan (love of wisdom). Agar seseorang
dapat berbuat dan berpikir bijak, maka harus berpengetahuan,
pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses berpikir secara
sistematis, logis dan radikal. Situasi berpikir seperti ini sesuai
dengan penerapan pengembangan kurikulum Pendidikan Islam agar
tidak hanya terpola pada dimensi teks atau doktrin keagamaan akan
tetapi mampu menkontekstualisasi dalam dimensi teknokratik
bernegara5
Kurikulum perlu meliliki landasan filosofis agar ketika

4
Priyanto, 2017, “Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAI”, Jurnal El-Hamra
(Kependidkan dan Kemasyarakatan), Vol. 2, No 1, hal. 20
5
Dwi Fitri Wiyono, 2021, “Curriculum Development Strategic Management Model Islamic
International Boarding School (Iibs) In Thursina Iibs Malang”, Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam,
Volume 10 Issue 1, hal. 139

4
kurikulum dikembangkan sesuai kebutuhan, maka sejati yang ada
pada diri seseorang tidak mudah tergerus oleh masa. Seseorang yang
memiliki pedoman filosofis akan dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan selalu mempertimbangkan langkah yang akan
diambil selanjutnya.
2. Landasan Sosial Budaya
Faktor sosial budaya berkenaan dengan penyampaian
kebudayaan, proses sosialisasi individu, dan rekontruksi masyarakat.
Masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang mau
tidak mau harus dikenal dan diwujudkan siswa dalam bentuk
perilakunya. Karena siswa pada selanjutnya harus hidup dalam
masyarakat itu, maka masyarakat dijadikan suatu faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum.
Landasan sosial budaya sangat dibutuhkan dalam suatu
kurikulum, sebab dengan sosial budaya yang telah ada di
masyarakat maka tujuan pendidikan yang sesungguhnya tidak akan
kehilangan jati diri. Mengingat output dari pendidikan tidak terlepas
dari masyarakat, maka sosial budaya menjadi hal penting yang perlu
diperhatikan.
3. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan terkait ciri-ciri
perkembangan siswa, tahap kematangan bakat-bakat jasmani,
intelektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan, keinginan, minat,
kecakapan dan lain-lain yang mempunyai hubungan dengan segi-
segi psikologis pada diri siswa.6
Nana Syaodih Sukmadinata mengemukakan bahwa minimal
terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan
kurikulum yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.

6
Nurul Zainab, 2020, “Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Agama Islam : Analisis Model
Kurikulum Rahmatan lil Alamin” Tadris: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 15 No.2, hal. 176

5
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang
perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam
psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan,
pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas
perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.7
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa landasan psikologis
berpengaruh penting teradap priadi masing-masing siswa, psikologis
bukan hanya berkaitan dengan faktor eksternal saja namun juga
faktor internal dari siswa itu sendiri. Oleh karenanya psikologis
sangat dibutuhkan bagi dunia pendidikan terutama dalam
pembentukan kurikulum yang selanjutnya dijadikan sebagai acuan
dari masa ke masa.
4. Landasan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah nilai-nilai
yang bersumber pada pikiran atau logika. Pengembangan IPTEK
secara langsung akan menjadi isi atau materi pendidikan.
Sedangakan secara tidak langsung memberikan tugas kepada
pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan
pemecahan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan
IPTEK. 8
Seiring dengan perkembangan zaman dari waktu ke waktu,
IPTEK juga ikut berkembang dengan pesat. Oleh karenanya IPTEK
perlu dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum agar
dapat berjalan beriringan dengan ilmu pengetahuan yang

7
Achmad Yusuf, 2019, “Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural (Perspektif
Psikologi Pembelajaran)”, Pasuruan: Al Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Volume 4, Nomor
2, Hal. 253
8
Puji Astuti, 2018, Skripsi “Nilai-Nilai Profetik Dan Implikasinya Bagi Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Pemikiran Kuntowijoyo)”, UIN Lampung, hal. 63

6
berkembang secara terus menerus.
C. Implementasi Landasan Filosofis, Sosial Budaya, Psikologis Dan
IPTEK Dalam Pengembangan Kurikulum PAI
Kurikulum merupakan suatu proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum sekolah yang kemudian diaplikasikan ke dalam kelas sebagai
wujud proses belajar mengajar disertai dengan penilaian-penilaian
terhadap kegiatan tersebut, sebagai langkah penyempurnaan sehingga
memperoleh hasil yang lebih baik. Pengembangan kurikulum suatu
proses siklus, yang tidak pernah ada starting dan tidak pernah berakhir.
Hal ini desebabkan pengembangan kurikulum itu merupakan suatu
proses yang tertumpu pada unsur-unsur dalam kurikulum, yang di
dalamnya meliputi tujuan, isi (materi), metode, organisasi dan penilaian
itu sendiri. Menurut Khotibul Umam, kurikulum harus selalu
dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta masyarakat yang
sedang membangun. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus
mengacu dan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum yang berlaku.9
Pada pendidikan agama Islam, kurikulum memiliki peranan
penting seperti pendidikan pada umumnya. Namun kurikulum pada
pendidikan agama Islam dinilai berbeda karena kurikulum yang
digunakan harus bertumpu pada ajaran atau nilai-nilai dalam agama
Islam. Dari keempat prinsip atau landasan pengembangan kurikulum
jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum
berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk
membimbing siswanya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam,
melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang
9
Khotibul Umam, 2021, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Perguruan
Tinggi Islam Sinkronisasi Dengan Kebijakan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)”, hal.
639

7
dapat dilakukan secara serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada
konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil) yang strateginya telah
tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam10
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan tersebut diatas,
maka perlu kita ketahui bahwa ada empat landasan yang erat kaitannya
dengan pengembangan kurikulum PAI yaitu sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
Landasan yang pertama dalam pengembangan kurikulum
adalah landasan filosofis atau yang biasa disebut dengan filsafat.
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan,
terutama dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat
akan menentukan arah ke mana siswa akan dibawa. Untuk itu harus
ada kejelasan tentang pandangan hidup manusia atau tentang hidup
dan eksistensinya. Pengembangan kurikulum membutuhkan fisafat
sebagai acuan atau landasan berfikir. Kajian-kajian filosofis tentang
kurikulum akan berupaya menjawab permasalah-permasalahan
berkisar: Bagiaman seharusnya tujuan pendidikan itu dirumuskan,
isi atau materi pendidikan yang bagaimana seharusnya diajarkan
kepada siswa, metode pendidikan apa yang seharusnya dilakukan
pendidik dan siswa.11
Hal tersebut sesuai dengan fungsi filsafat dalam proses
pengembangan kurikulum yaitu dapat menentukan arah dan tujuan
pendidikan, dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang
harus diberikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan, melalui filsafat
dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak ukur keberhasilan
proses pendidikan.12 Dengan demikian, filsafat yang dijadikan

10
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), hal. 152.
11
Vina Fauziatun Nisa’, “Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, hal. 59
12
Yeni Tri Nur Rahmawati dan Suheri, 2020, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam”, Islamic Akademika Jurnal Pendidikan dan Keislaman, STAI At-Taqwa Bondowoso

8
sebagai landasan dalam kurikulum memiliki fungsi-fungsi yang
dibutuhkan dalam pengembangan suatu kurikulum agar dapat
disempurnakan sesuai dengan kebutuhan Pendidikan.
Selain berfokus pada fungsinya, faktor lain yang berpengaruh
terhadap filosofis dalam pendidikan adalah kebutuhan siswa dan
cita-cita yang ingin dicapai masyarakat. Jika manusia
berpengetahuan maka dapat berbuat bijak. Sedangkan
berpengetahuan merupakan proses berpikir yang panjang dimulai
dari berpikir radikal, logis, sistematis dan mendalam. Dengan
berfilsafat segala aspek pengetahuan manusia dapat terpenuhi yakni
baik itu meliputi metafisika, aspek epistemologi, aspek aksiologi,
etika, estetika, maupun aspek logika maka benar bila filsafat
dijadikan sebagai dasar landasan dalam hal ini13
Manusia yang belajar filsafat menjadikan manusia tersebut
mengerti dan bertindak secara bijak. Untuk menjadi manusia bijak
sebagai manusia perlu adanya pengetahuan tentang itu melalui
sistematika berfikir logis dan mendalam.14 Dengan demikian,
filsafat dapat dijadikan landasan dalam pengembangan kurikulum
sebagai pondasi atas segala pengetahuan dan proses berfikir yang
dijadikan rujukan dalam dunia pendidikan.
Jika dihubungkan dengan filsalafat Islam, maka kurikulumnya
tentu menyatu dengan ajaran Islam itu sendiri. Tujuan yang akan
dicapai kurikulum PAI ialah membentuk anak didik menjadi
berakhlak mulia, dalam hubungannya dengan hakikat penciptaan
manusia. Sehubungan dengan kurikulum pendidikan Islam ini,
dalam penafsiran luas, kurikulumnya berisi materi untuk pendidikan

13
Muammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi,
(Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 23
14
Satria Kharimul Qolbi dan Tasman Hamami, 2021,“Impelementasi Asas-asas Pengembangan
Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, Yoyakarta: UIN Sunan
Kalijaga, Jurnal Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 4, hal. 1125

9
seumur hidup.15 Tujuan falsafah pendidikan pada dasarnya sama
dengan dasar dan tujuan ajaran Islam. Falsafah pendidikan berisi
teori umum tentang pendidikan Islam yang tercantum dalam al-
Qur’an dan Hadist. Jadi tujuan pendidikan Islam adalah mencapai
tingkat pengabdian yang paling tinggi yang mana tujuan itu seiring
dengan tujuan penciptaan manusia dalam al-Qur’an. Filsafat
merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan mengkaji satu bidang
pengetahuan manusia, daerah cakupannya terbatas. Filsafat
mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, berusaha melihat
segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan
mencoba mengetahui kedudukan manusia di dalamnya. Sering
dikatakan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu.16
Sedangkan menurut al-Syaibany, dalam konteks pendidikan
Islam yang rahmatan lil ‘alamin, landasan rekonstruksi kurikulum
pendidikan Islam memliki persamaan dengan falsafah humanisme
intelektual dan falsafah realisme klasik. Falsafah humanisme
intelektual dalam pengembangan kurikulum menekankan
pendidikan akal dalam kurikulum dan meyusun pelajaran dengan
cara yang logis dan bersifat deskriptif. Begitu juga memelihara dan
menghargai perbedaan-perbedaan perseorangan di antara siswa.
Sedangkan falsafah realisme klasik mengakui bahwa wahyu Tuhan
merupakan sumber ilmu pengetahuan, menghormati pemikiran dan
penafsiran akal dalam mencari kebenaran serta mengakui perbedaan
penafsiran17
Berdasarkan penjelasan yang telah di paparkan di atas, kita
dapat mengetahui penerapan landasan filosofis dalam

15
Asep Subhi, 2016, “Konsep Dasar, Komponen Dan Filosofi Kurikulum PAI”, Jurnal
Qathrunâ Vol. 3 No. 1 Hal. 125
16
Puji Astuti, 2018, Skripsi “Nilai-Nilai Profetik Dan Implikasinya Bagi Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Pemikiran Kuntowijoyo)”, hal. 60
17
Nurul Zainab, 2020, “Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Agama Islam : Analisis Model
Kurikulum Rahmatan lil Alamin”, hal. 175

10
pengembangan kurikulum adalah agar pengembangan kurikulum
tetap berpedoman pada kajian dan fungsi filsafat secara menyeluruh.
Dengan adanya landasan filosofis ini, para tenaga Pendidikan akan
dapat mengetahui tujuan, materi, dan metode yang dibutuhkan.
Filosofis berperan sebagai acuan berfikir bagi pengembangan
kurikulum.
2. Landasan Sosial Budaya
Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan anak
didik menghadapi kemajuan dan perkembangan zaman.
Harapannya, ketika lulus akan mampu beradaptasi dengan
lingkungan sekitarnya18 Nilai sosial budaya masyarakat bersumber
pada hasil karya akal budi manusia, sehingga dalam menerima,
menyebarluaskan, melestarikan dan atau melepaskannya manusia
menggunakan akalnya. Dengan demikian, apabila tidak terdapat
nilai-nilai sosial budaya yang tidak diterima atau tidak sesuai
dengan akalnya akan dilepaskan19 Sosial-budaya yang terdapat nilai-
milai masyarakat bersumber dari manusia dengan karyanya melalui
nalar akal budinya untuk melestarikan dan menyebarluaskannya.
Pada pendidikan juga terdapat proses interaksi antara manusia
sehingga menjadikan manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
Pada konteks ini siswa berada di fenomena budayanya, diharapkan
siswa bisa dibina serta dikembangakan sinkron dengan nilai
budayanya. Kebudayaan yang diharapkan siswa merupakan budaya
yang positif memiliki efek baik bermanfaat bagi insan dan warga20
Berdasar pada social-budaya yang ada di masyarakat, isi dari
kurikulum hendaknya mencerminkan kondisi masyarakat serta

18
Nur Azizah Ashari, 2021, “Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah”, Jurnal Edification
Vol. 4, No. 1. Hal. 31
19
Puji Astuti, 2018, Skripsi “Nilai-Nilai Profetik Dan Implikasinya Bagi Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Pemikiran Kuntowijoyo)”, hal. 62
20
Satria Kharimul Qolbi dan Tasman Hamami, 2021,“Impelementasi Asas-asas Pengembangan
Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, hal. 1128

11
upaya memenuhi kebutuhan dan tuntutan mereka. Perkembangan
dunia usaha yang ada di masyarakat akan mempengaruhi
perkembangan kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya
sekedar mempersiapkan anak murid untuk selesai sekolah, tetapi
juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha.
Penyesuaian dengan budaya sosial keagamaan harus menjadi
prinsip dalam pengembangan kurikulum. Hal ini tercermin pada
dasar sosial yang mengandung ciri-ciri bahwa masyarakat memiliki
budaya dan tradisi, baik dalam pengetahuan, nilai-nilai ideal, adat
kebiasaan, maupun cara berpikir, dan seni sehingga aspek ini
menjadi penting sebab memberikan pandangan bagi kurikulum
pendidikan Islam sehingga dapat mengakar terhadap masyarakat,
dan perkembangannya adalah harapan dari penerapan kurikulum
ini21
Lalu landasan sosial sendiri bertumpu pada penyusunan
kurikulum seputar masalah pribadi dan sosial lalu diintegrasikan
dengan pengetahuan yang diberikan kepada siswa. Penyusunan
model pembelajaran yang berlandaskan sosial, membantu
menciptakan pengaturan kelas yang demokratis sebagai konteks
integrasi sosial.22
Kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi
masyarakat saat ini, dan bahkan harus dipersiapkan untuk
mengantisipasi kondisi-kondisi yang bakal terjadi, dan hal ini juga
menjadi tugas dari seorang guru untuk dapat membina dan
melaksanakan kurikulum, agar apa yang diberikan kepada anak
didiknya berguna dan relevan dengan kehidupan dalam masyarakat.
Perubahan masyarakat mengharuskan kurikulum untuk senantiasa

21
Ramayulis dan Nizar, Filsafat Pendidkan Islam, Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran
Para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hal. 191
22
Nurul Zainab, 2020, “Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Agama Islam : Analisis Model
Kurikulum Rahmatan lil Alamin”, hal. 177

12
ditinjau kembali. Kurikulum yang baik pada suatu saat, bisa jadi
sudah tidak lagi sesuai dalam keadaan yang sudah berubah. Sebagai
contoh, dalam kehidupan bermasyarakat, anak harus dididik untuk
menghargai jasa orang lain, karena di zaman yang semakin maju
manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, begitu pula
dalam kehidupan berbangsa, setiap negara tidak bisa lepas dari
ketergantungan dengan negara lain, untuk itu anak harus dididik
dalam hubungan manusia dengan dunia internasional.23
Indonesia yang merupakan negara yang memiliki beraneka
ragam budaya tidak serta merta menjadikan Indonesia terpecah
belah, hal tersebut justru menjadi pemersatu bangsa terutama dalam
proses pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum, sosial-budaya
menjadi landasan penting karena dengan begitu tujuan pendidikan
setiap daerah yang memiliki budaya sendiri akan tetap mencapai
tujuan pendidikan.
3. Landasan Psikologis
Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia,
dalam proses pendidikan itu terjadi interaksi antara siswa dengan
guru, dan lingkungannya. Diharapkan pendidikan mampu membawa
perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan. Yang dimaksud
dengan landasan psikologi agar memperhatikan dari sisi
perkembangan jiwa manusia. Sementara itu psikologi adalah ilmu
yang memepelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum
adalah suatu upaya menentukan program pendidikan untuk merubah
perilaku manusia.24 Keterkaitan antara psikologi dengan kurikulum
sangatlah erat, kurikulum yang berupaya merubah perilaku manusia
memerlukan ilmu psikologi untuk mengetahui bagaimana tingkah
laku manusia itu sendiri.

23
Vina Fauziatun Nisa’, “Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, hal. 60
24
Vina Fauziatun Nisa’, “Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam”, hal. 61

13
Faktor psikologi yang berkaitan dengan perilaku manusia,
yakni sebagai acuan apa dan bagaimana perilaku siswa itu harus
dikembangkan. Dalam merumuskan kurikulum yang selaras dengan
perkembangan psikis siswa, aspek-aspek psikologis ini dapat
dijadikan sebagai landasan. Selain memperhatikan kecakapan
pemikiran dan toleransi perbedaan individu, dengan adanya
landasan ini juga memperhatikan kesesuaian dengan tahapan
kematangan potensi dan bakat siswa juga.
Untuk mencapai suatu proses pendidikan yang optimal, maka
dalam penyusunan kurikulum perlu melibatkan apa yang disebut
dengan psikologis. Suatu proses pendidikan yang menuntut
perubahan yang terjadi pada diri siswa dan hal-hal lainnya yang
berhubungan dengan perkembangan individu siswa, yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari
pengembangan kurikulum.25
Setiap siswa memiliki fitrahnya masing-masing, oleh karena
itu psikologis berperan penting untuk menjadi landasan dalam
pengembangan suatu kurikulum. Potensi masing-masing anak tidak
bisa di sama ratakan dengan anak yang lainnya, maka dengan
demikian dalam pengembangan kurikulum penting memperhatikan
kondisi psikologisnya.
4. Landasan IPTEK
Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki kontribusi dalam
semua aspek kehidupan manusia. Teknologi tentunya berperan besar
memudahkan dalam mengembangkan sumber daya alam yang ada
bagi manusia, akan tetapi sering kali melampaui batas tanpa
dilakukan dengan bijak sehingga sering terjadi tidak beraturan

25
Puji Astuti, 2018, Skripsi “Nilai-Nilai Profetik Dan Implikasinya Bagi Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Pemikiran Kuntowijoyo)”, hal. 61

14
dalam penggunaannya26
Teknologi pada dasarnya merupakan peran hasil ilmu
pengetahuan serta memiliki kedudukan yang sangat signifikan
dalam perkembangan manusia. Karya dari manusia melahirkan
teknologi melalui proses ilmiah agar tercapainya tujuan kehidupan
manusia yang paling baik. Sarana manusia untuk lebih mudah
menyediakan dan memenuhi kebutuhan juga arti dari Teknologi.
Tujuannya adalah untuk membuat keadaan yang efisien, efektif, dan
berkaitan kepada corak tindak perilaku manusia. Salah satu indikasi
kemajuan peradaban manusia adalah kemajuan IPTEK.
Landasan IPTEK sejatinya mampu menjadi tumpuan berfikir
yang berdasarkan kumpulan gagasan atau penemuan yang sudah
melalui berbagai proses ilmiah sehingga menghasilkan suatu produk
baik barang atau pedoman yang dapat menjadi sumber
pengembangan ilmu lainnya serta sebagai alat yang memudahkan
manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Produk IPTEK
beraneka ragam dan sifatnya dinamis, seiring berkembangnya
zaman kemajuan IPTEK sangat mempengaruhi perannya dalam
kehidupan manusia sehingga IPTEK berpengaruh sabagai landasan
kurikulum pendidikan.

Pendidikan tidak bisa terlepas dari IPTEK yang semakin


maju. Pada dunia pendidikan, IPTEK sangat berperan penting dalam
proses pendidikan, dengan penggunaan IPTEK yang menarik, maka
siswa akan lebih fokus menerima Pendidikan di dalam maupun di
luar kelas. Dalam pengembangan kurikulum, IPTEK dijadikan
sebagai pondasi atau acuan karena perkembangan IPTEK dapat
menunjang perkembangan dunia pendidikan.

26
Satria Kharimul Qolbi dan Tasman Hamami, 2021,“Impelementasi Asas-asas Pengembangan
Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam”, hal. 1128

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penulisan ini dapat disimpulkan bahwa landasan
pengembangan kurikulum merupakan suatu prinsip atau pondasi yang
dijadikan acuan agar kurikulum dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
pendidikan dengan tidak keluar dari alur tujuan pendidikan semula.
Terdapat empat landasan yang dapat menjadi pondasi dalam pengembangan
kurikulum pendidikan agama Islam, yaitu terdiri dari landasan filosofis,
landasan social budaya, landasan psikologis, dan landasan IPTEK.
Implementasi landasan tersebut dalam pengembangan kurikulum
pendidikan agama Islam secara teoritis dan praktis dapat menjadi acuan
bagi pihak wewenang dalam mengembangkan kurikulum pendidikan agama
Islam dari landasan filosofis menggunakan konsep kajian filosofis dalam
mekanisme proses pembelajaran, landasan psikologi mengidentifikasi
kemampuan siswa sesuai jenjang dan potensinya, landasan sosial-budaya
menggunakan atribut budaya dalam pengenalannya, landasan IPTEK
memaksimalkan perkembangan teknologi dengan proses pembelajaran.
Hal-hal tersebut dapat menjadikan kurikulum pendidikan agama Islam
dapat diimplikaskan semua komponen pendidikan saat ini dan seterusnya.
B. Saran
Demikian makalah yang telah disusun oleh penulis. Penulis sadar
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi
yang lebih baik. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah
khazanah keilmuan di bidang pendidikan selanjutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Nur Azizah. 2021. “Pengembangan Kurikulum PAI di Madrasah”. Jurnal


Edification Vol. 4, No. 1.
Astuti, Puji. 2018. Skripsi “Nilai-Nilai Profetik Dan Implikasinya Bagi
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Studi Pemikiran
Kuntowijoyo)”. UIN Lampung.
Ladjid, H. Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching.
Nisa’, Vina Fauziatun. 2021. “Landasan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Islam”. UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Priyanto. 2017. “Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAI”. Jurnal El-
Hamra (Kependidkan dan Kemasyarakatan). Vol. 2. No 1
Qolbi, Satria Kharimul dan Tasman Hamami. 2021. “Impelementasi Asas-asas
Pengembangan Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam”. Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 3 No. 4
Rahmawati, Yeni Tri Nur dan Suheri. 2020. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Agama Islam”. Islamic Akademika Jurnal Pendidikan dan Keislaman. STAI
At-Taqwa Bondowoso.
Ramayulis dan Nizar. 2009. Filsafat Pendidkan Islam, Telaah Sistem Pendidikan dan
Pemikiran Para Tokohnya. Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis, H. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Subhi, Asep. 2016. “Konsep Dasar, Komponen Dan Filosofi Kurikulum PAI”. Jurnal
Qathrunâ Vol. 3 No. 1
Umam, Khotibul. 2021. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi Islam Sinkronisasi Dengan Kebijakan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI)”. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam. VOL:
10 No: 01
Wiyono, Dwi Fitri. 2021. “Curriculum Development Strategic Management Model
Islamic International Boarding School (Iibs) In Thursina Iibs Malang”.
Ta’dib: Jurnal Pendidikan Islam. Vol. 10 Issue 1

17
Yusuf, Achmad. 2019. “Pengembangan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural
(Perspektif Psikologi Pembelajaran)”. Pasuruan: Al Murabbi: Jurnal
Pendidikan Agama Islam. Vol. 4 No. 2
Zainab, Nurul. 2020. “Rekonstruksi Kurikulum Pendidikan Agama Islam : Analisis
Model Kurikulum Rahmatan lil Alamin”. Tadris: Jurnal Pendidikan Islam.
Vol. 15 No.2
Zaini, Muammad. 2009. Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi
dan Inovasi. Yogyakarta: Teras.

18

Anda mungkin juga menyukai