Disusun oleh:
Nama : Muhammad Fauzan (1722004)
Jurusan : Teknik Informatika (Tabalong)
STKOM
SAPTA COMPUTER
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya berhak disampaikan kepada Allah swt. yang telah
memberikan cahaya keilmuan kepada segenap orang yang mendakwahkan
kebenaran agama yang diridhai-Nya. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada tokoh paling berpengaruh dalam sejarah kemanusiaan, Nabi
Muhammad saw., yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman peradaban.
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Metodelogi Studi
Islam sekaligus untuk menambah wawasan kita tentang Ruang Lingkup
Metodelogi Islam. Penulis, berharap makalah ini dapat menjadi acuan dalam
belajar Metodelogi Islam.
Penyusun
i
Daftar Isi
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ....................................................................................... 13
B. KRITIK DAN SARAN ............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, islam sebagai ajaran menjadi sebuah topik yang menarik
untuk dikaji baik dari kalangan intelektual muslim sendiri maupun sarjana-
sarjana barat, mulai tradisi orientalis sampai pada sebutan islamisist. Kajian
keislaman (Islamic studies) merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas islam
baik ajaran, kelembagaan, sejarah maupun kehidupan umatnya. Dalam prosesnya,
1
usaha kajian itu mencerminkan suatu transmisi doktrin-doktrin keagamaan
dari generasi ke generasi, dengan menjadikan tokoh-tokoh agama, mulai dari
Rasulullah sampai dengan ustad dan para dai sebagai perantara sentral yang
hidup. Dari ustad maupun guru kita dapat mengetahui apa itu studi islam, baik
pengertian, ruang lingkup, obyek, pendekatan, metodologi. Banyak sekali
pendapat-pendapat yang menjelaskan tentang itu semua yang perlu kita kaji.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta
(sepanjang), hodos (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau
lanhkah-langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu. Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang
lain. Metode juga disebut pengajaran atau penelitian.
Metodologi adalah ilmu cara- cara dan langkah- langkah yang tepat ( untuk
menganalisa sesuatu) penjelasan serta menerapkan cara2.
1 uhyar Fanani, Metode Studi Islam, aplikasi sosiologi pengetahuan sebagai cara pandang,( Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008) hlm.ix.
2 Pios A partanto M. dahlan al barry, Kamus Ilmiyah Populer, (Surabaya : penerbit arkola, 1994)hlm.462
3
dan lain sebagainya. Metodologi studi islam mengenal metode- metode itu sebatas
teoritis. Seseorang yang mempelajarinya juga belum menggunakannya dalam
praktik. Ia masih dalam tahap mempelajari secara teoritis bukan praktis.
Menurut Muhammad Nurhakim, memang tidak semua aspek agama,
khususnya Islam dapat menjadi objek studi. Dalam konteks khusus studi
Islam, ada beberapa aspek tertentu dari Islam yang dapat menjadi objek studi,
yaitu
a. Sebagai doktrin dari Tuhan yang sebenarnya bagi para pemeluknya sudah final
dalam arti absolute, dan diterima apa adanya.
b.Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang menjadi kreasi manusia
dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin
agamanya.
c. Sebagai interaksi social, yaitu realitas umat Islam
Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi islam dapat dibatasi
pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi doktrin merupakan suatu keyakinan atas
kebenaran teks wahyu, maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya.
4
langkah metodologis yang harus dilakukan. Kalaupun terjadi perbedaan, mungkin
diperbolehkan hanya pada aspek pengembangannya saja, namun tidak
diperbolehkan melenceng dari metode dan prinsip-prinsipnya yang berlaku dalam
disiplin ilmu itu. Sesungguhnya di era perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini., perkembangan ilmu harus dibarengi pula dengan perkembangan
metodologi dan semakin mendalamnya kajian akan ditentukan berdasarkan
pendekatan dan disiplin ilmunya. 3
1.Pendekatan Sosiologis
Harus ditegaskan disini bahwa orang yang pertama kali menggagas sekaligus
memperaktikkan sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu baru yang mandiri adalah
ibn khaldun. Namun, sebagian besar sosiolog memandang kontribusi ibn khaldun
3 Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, Bandung : Pustaka Setia, 2008, hlm. 64-66
5
begitu kecil dalam sosiologi. Mereka lebih mengakui karl max dan august comte
sebagai seorang yang yang paling berjasa bagi disiplin ilmu sosiologi.4
2.Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari
peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini, segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat
kapan peristiwa itu terjadi, dimana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam
peristiwa tersebut, dan lain sebagainya.7
4 Ibid hlm.20
5 Peter Conolly, aneka pendekatan studi agama, (Yogyakarta: Lkis, 2002).hlm 283
6 Atang abd.hakim & DR. Jaih Mubarok. Metode studi islam.(Bandung: remaja rosdakarya 2009).hlm
7 Atang abd.hakim & DR. Jaih Mubarok. Metode studi islam.(Bandung: remaja rosdakarya 2009).hlm
6
kondisi social kemasyarakatan. Dalam kontek ini Kuntowijaya telah melakukan
studi yang mendalam terhadap agama yang dalam hal ini islam menurut
pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari Al-qur‟an, ia sampai pada kesimpulan
bahwa dasarnya kandungan Al-qur‟an itu menjadi dua bagian. Bagian pertama
berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah dan
perumpamaan.
Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak menukik dari alam idealis ke
alam yang bersifat empirism dan mendunia. Dari kedaan ini seseorang akan
melihat adanya kesenjangan atau keselarassan antara yang terdapat dalam alam
idealis dengan yang ada dalam empiris dan historis. Pendekatan kesejarahan ini
amat dibutuhkan dalam memahami agama, karena Agama itu sendiri turun dalam
situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
3.Pendekatan Antropologis
Pendekatan ini dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahamai
agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat. Melalui perndekatan ini agama tamapak lebih
akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya
menjelaskan dan memberikan jawabannya.
7
tersebut muncul dan dirumuskan. Antropologi berupaya melihat hubungan antara
agama dengan berbagai pranata yang terjadi dimasyarakat.8
Dalam pendekatan ini kita melihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan
etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan ini, jika
ingin mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang maka dapat dilakukan
dengan cara mengubah pandangan keagamaan. Selanjutnya melalui pendekatan
antropologis ini, kita dapat melihat agama dalam hubungannya dengan mekanisme
pengorganisasian.
Salah satu konsep kunci terpenting dalam antropologi adalah modern adalah
holisme, yakni pandangan bahwa prakyik-praktik sosial harus diteliti dalam
konteks dan secara esensial dilihat sebagai praktik yang berkaitan dengan yang
lain dalam masyarakat yang sedang diteliti. Para antropologis harus melihat agama
dan praktik-praktik pertanian, kekeluargaan dan politik, magic dan pengobatan
(secara bersama-sama maka agama tidak bisa dilihat sebagai system otonom yang
tidak terpengaruh oleh praktik-praktik sosial lainnya.9
4.Pendekatan Psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah jiwa yang mempelajari jiwa seseorang
melalui gejala perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Daradjat, perilaku
seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang
dianutnya. Ilmu jiwa agama sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Daradjat,
tidak akan mempersoalkan benar tidaknya suatu agama yang dianut seseorang,
melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agama tersebut terlihat
pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.
Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan
yang dihayati, dipahami dan diamalkan seseorang juga dapat digunakan sebagai
alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkatan
8 Abbudin nata, metode studi islam,( Jakarta: Raja grafindo persada 2004) hlm.391
9 Ibid, hlm.34
8
uasianya. Dengan ilmu agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untuk
menanamkannya.
Study Islam sebagai media transfer pengetahuan dapat ditinjau dari perspektif
perspektif human capital, pendidikan tidak dipandang sebagai barang konsumsi saja
tetapi juga sebagai sebuah investasi. Hasil investasi ini berupa tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilannnya
dalam proses produksi dan pembangunan pada umumnya.
9
Secara normative tujuan yang ingin dicapai pendidikan Islam meliputi tiga
dimensi yaitu:
1. Dimensi spiritual, yaitu iman, takwa, dan akhlak mulia (yang tercermin
dalam ibadah dan muamalah). Dimensi spiritual ini tersimpul dalam satu kata
yaitu akhlak mulia, yang menurut M. Athiyah Al-Abrasyi sebagai tujuan
utama study Islam.
Sementara menurut Said Aqil Husein al-Munawar, akhlak
merupakan alat control psikis dan sosial bagi individu dan masyarakat.
Tanpa akhlak, manusia akan berada dalam kumpulan binatang yang tidak
memliliki tata nilai dalam kehidupannya. Rasulullah saw. Merupakan
sumber akhlak yang hendaknya diteladani oleh orang mukmin, seperti
tercermin dalam sabdanya:
“Sesungguhnya aku diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”.
2. Dimensi budaya, yaitu kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini secara universal
menitikberatkan pada pembentukan kepribadian muslim sebagai individu
yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan factor dasar
(bawaan) dan factor ajar (lingkungan) dengan berpedoman kepada nilai-
nilai keislaman.
3. Dimensi kecerdasan yang membawa kemajuan, yaitu cerdas, aktif,
disiplin, inovatif, produktif, dan sebagainya. Dimensi kecerdasan dalam
pandangan psikologi merupakan sebuah proses yang mencakup tiga hal:
analisis, kreatifitas, dan praksis.
Upaya yang dilakukan dalam study Islam tentunya tidak cukupn di ruang kelas
atau disekolah saja. Sebab lembaga yang mempunyai peran sesungguhnya adalah
keluarga. Sebagai unit masyarakat terkecil, keluarga memiliki dampak langsung
terhadap kehidupan peserta didik dan masyarakat itu sendiri. Disinilah anak
mendapatkan imu pengetahuan pertama kalinya sebelum mendapatkan dari lembaga
10
lain.10
Studi islam sebagai sebuah kajian secara sistematis terhadap islam memiliki
sebuah tujuan kegiatan apapun, apalagi studi islam, akan lebih mudah tercapai
manakala ditetapkan tujuannya secara konkret. Secara garis besar tujuan studi islam
adalah:
1. Mempelajari secara mendalam tentang hakikat islam, bagaimana
posisinya dengan agama lain, dan bagaimana hubungannya dengan dinamika
oerkembangan yang terus berlangsung.
2. Mempelajari secara mendalam terhadap sumber dasar ajaran agama islam
yang tetap abadi dan dinamis serta aktualisasinya sepanjang sejarah.
3. Mempelajari secara mendalam terhadap pokok isi ajaran islam yang asli, dan
bagaimana operasionalisasinya dalam pertumbuhan budaya dan peradaban
islam sepanjang sejarah.
4. Mempelajari secara mendalam terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai
dasar ajaran islam dan bagaimana perwujudannya dalam membimbing dan
mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban
manusia pada zaman modern ini.
Dengan menyimak terhadap 4 tujuan ini studi islam diharapkan akan lebih jelas
arahnya. Tujuan ini menjadi semacam titik yang akan dituju dengan berbagai sarana
dan metode untuk mencapainya. Dengan kerangka tujuan semacam ini, studi islam
diharapkan tidak sekedar sebagai sebuah wawasan normatif, tetapi juga
konstektual, aplikatif, dan memberikan kontribusi konkret terhadap dinamika dan
perkembangan yang ada.
10 Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang : Pustakan Rizki Putra,
2008 hlm. 21-24
11
bahwa ajaran Islam klasik dianggap sebagai taken for granted. Hal ini didasari atas
adanya pujian paradoksal terhadap dunia Islam. Dikatakan, salah satu penyebab
kegagalan Islam dewasa ini justru disebabkan oleh keberhasilannya yang gilang
gemilang pada masa lalu. Baik karena keyakinan akan ajarannya yang sudah
mutlak sempurna serta warisan budaya masa lalu yang amat kaya dan
menakjubkan, maka seakan tidak ada lagi ruang bagi umat Islam dewasa ini untuk
melakukan inovasi, yang ada adalah melakukan konservasi, revitalisasi, dan
kembali kepada kaidah-kaidah lama yang dipersepsikan sebagai zaman keemasan.
Kuatnya memori of the past yang kemudian menjadi semacam ideologi yang
disakralkan, maka dunia Islam secara psikologis merasa memiliki dunia tersendiri.
Sikap ketertutupan ini pada urutannya membatasi kita untuk bisa melihat dan
menerima realita dunia baru. Bahwa dunia pada abad lalu bukanlah dunia yang
kita huni hari ini.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sisi pengertian studi islam secara sederhana adalah usaha mendasar dan
sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk
beluk yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran- ajarannya, maupun
praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sepanjang
sejarah.
Dalam konteks khusus studi islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang
dapat menjadi objek studi, yaitu :
1. Islam sebagai doktrin dari Tuhan yang kebenarannya bagi para
pemeluknya sudah final, dalam arti absolut, dan diterima secara apa
adanya
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi
manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk pemahaman orang
terhadap doktrin agamanya.
3. Interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
Istilah “pendekatan” merupakan kata terjemahan dari bahasa inggris, approach.
Maksudnya adalah suatu disiplin ilmu untuk dijadikan landasan kajian sebuah study
atau penelitian. Pendekatan dalam aplikasinya lebih mendekati disiplin ilmu karena
tujuan disiplin ilmmu karena tujuan utama pendekatan ini untuk mengetahui sebuah
kajian dan langkah-langkah metodologis yang dipakai dalam pengkajian atau
penelitian itu sendiri. Metode merupakan cara mengerjakan sesuatu ( a way of doing
something). Sementara pendekatan adalah cara memperlakukan sesuatu ( a way
of dealing with something).
13
B. Kritik dan Saran
14
Daftar Pustaka
Fanani , Muhyar, Metode Studi Islam, aplikasi sosiologi pengetahuan sebagai cara pandang,(
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008)
Partanto, Pios A M. dahlan al barry, Kamus Ilmiyah Populer, (Surabaya : penerbit arkola,
1994
Atang, abd.hakim & Jaih Mubarok. Metode studi islam.(Bandung: remaja rosdakarya 2009).
Nata, abbudin, metode studi islam,( Jakarta: Raja grafindo persada 2004