Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

RUANG LINGKUP ILMU-ILMU AL-QURAN

Mata Kuliah : Ulum Al-Quran


Dosen Pengampu : Dr. Mansur, S.Ag., M.Ag.

Disusun Oleh:

Nama/NIM : Lilis Indah Hayati/20103050048


Kelas : HKI B

HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021
ABSTRAKSI

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa saja ruang lingkup ilmu al-Quran,
sebelum itu akan dijelaskan pula mengenai ulumul Quran. Dalam mempelajari al-Quran
tentu saja terdapat banyak aspek yang menyertainya, dan hal itu perlu kita pelajari.

Al-Quran merupakan kalamullah yang diwahyukan kepada nabi MMuhammad


saw. sebagai risalah yang universal. Dan merupakan sebuah petunjuk bagi semua manusia
yang lengkap dan komprehensif. Al-Quran memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri
dan sifat. Salah satu diantaranya bahwa ia merupakan kitab yang keotentkannya dijamin
oleh Allah swt., dan ia adalah kitab yang senantiasa dipelihara oleh Allah sampai hari
akhir nanti.

Tujuan dari pembuatan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ulum Al-Quran, namun juga untuk menginformasikan kepada pembaca mengenai apa
saja ruang lingkup ilmu-ilmu al-Quran. Metode yang kami gunakan yaitu mencari
literatur dan informasi dari internet sebagai dasar pembuatan makalah ini.

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Ruang
Lingkup Ilmu-Ilmu Al-Quran”.
Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ulum Al-
Quran dan menginformasikan kepada pembaca apa saja yang temasuk ke dalam ruang
lingkup ilmu-ilmu al-Quran. Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang saya dapat
dari berbagai literatur, buku, dan internet.
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu
melancarkan penulisan makalah ini. Dalam hal ini pihak-pihak yang dimaksud adalah :
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung dalam penulisan makalah ini.
2. Bapak Prof. Dr. Phil. Al-Makin, S.Ag., M.A. selaku rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Mansur, S.Ag., M.Ag. selaku pengampu mata kuliah Ulum Al-Quran.
4. Teman-teman yang selalu mendukung dalam penulisan makalah ini.

Harapan saya setelah membaca makalah ini, para pembaca bisa memahami
dengan baik apa yang saya sampaikan dan dapat menambah wawasan yang insyaallah
bermanfaat bagi ke depannya. Saya menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya
harapkan. Akhir kata, saya sampaikan mohon maaf atas kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.

Yogyakarta, 30 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Ulumul Quran ................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup dan Pembahasan Al-Quran ....................................................... 4
C. Cabang-Cabang Ilmu Al-Quran.......................................................................... 10

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad


SAW sebagai pedoman untuk umat islam. Kitab yang mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan di dunia maupun di akhirat yang dirangkum dalam al-
Quran. Banyak sejarah yang mengungkap bagaimana turunnya al-Quran dan
bagaimana cara nabi Muhammad saw menyampaikan kepada umatnya. Banyak
lika-liku yang dihadapi nabi Muhammad saw dalam menyampaikan ajaran agama
islam dengan al-Quran sebagai pedomannya. Begitu pentingnya al-Quran sehingga
umat islam wajib memahami, mempelajari, dan mengamalkan al-Quran.
Dalam mempelajari al-Quran banyak aspek yang dibahas mengenai al-
Quran, salah satunya adalah ilmu Ulumul Quran. Ulumul Quran sebagai ilmu yang
memiliki korelasi positif dengan al-Quran memiliki urgensi yang sangat penting
untuk mempelajarinya. Yaitu, untuk memahami kandungan kalamullah yaitu al-
Quran, untuk mengetahui cara dan gaya serta metode yang digunakan oleh para
musafir dalam menafsirkan al-Quran disertai dengan penjelasan tentang tokoh-
tokoh ahli tafsir kenamaan dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, dan untuk
mengetahui persyaratan-persyaratan menafsirkan al-Quran.
Ulumul Quran adalah cabang ilmu al-Quran yang membahas tentang asal-
usul al-Quran baik asal-usul turunnya maupun isi yang terkandung di dalamnya.
Sehingga menjadi penting untuk mempelajari ilmu tersebut. Agar dalam memahami
al-Quran menjadi lebih mudah dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam makalah yang saya buat berisi pembahasan tentang pengertian,
ruang lingkup, dan cabang-cabang ilmu al-Quran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Ulumul Quran?
2. Bagaimana ruang lingkup ilmu al-Quran?
3. Bagaimana cabang-cabang ilmu al-Quran?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Ulumul Quran.
2. Mengetahui ruang lingkup ilmu al-Quran.
3. Mengetahui cabang-cabang ilmu al-Quran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Quran

Ulumul Quran merupakan ungkapan kata yang berasal dari bahasa Arab,
terdiri dari dua kata yakni ulum dan al-Quran. Kata Ulum adalah bentuk jamak dari
kata `ilm yang berarti ilmu-ilmu. Sedang al-Quran adalah Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup manusia, bagi
yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapatkan pahala.1

Dalam kajian Islam ungkapan Ulumul Quran ini telah menjadi nama bagi
suatu disiplin ilmu, dan secara bahasa artinya ilmu-ilmu al-Quran. Di Indonesia
ilmu ini kadang-kadang disebut “Ulum Al-Quran” dan kadang pula disebut “Ilmu-
ilmu al-Quran”. Hal ini dapat dilihat umpamanya dalam pada karya Fahd
Abdurrahman ar-Rumi Dirasat fi Ulum Al-Quran yang telah diterjemahkan oleh
Amirul Hasan dan Muhammad Halabi dengan diberi judul Ulum al-Quran, Studi
Kompleksitas al-Quran, sedang karya Manna’ al-Qaththan Mabahits Fi Ulum al-
Quran yang telah diterjemahkan oleh Mudzakkir AS diberi judul Studi ilmu-ilmu
al-Quran.2

Secara istilah para ulama telah merumuskan beberapa definisi Ulumul


Qur’an ini. Di antaranya az-Zarqani mengemukakan sebagai berikut:

‫مباحث تتعلق بالقران الكريم من ناحية نزوله وتربيبه وجمعه وكتابته وقرءته‬
‫وتفسيره وإعجازه وناسخه ودفع الشتبه عنه ونحو ذلك‬
“Pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan, Al-Qur’an dari segi
turunnya, urutan-urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,

1
H.A. Chaerudji Abd. Chalik Ulumul Qur’an, (Serang: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri "SWIB", 2002), hlm. 1

2
Ibid.

3
penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, dan penolakan hal-hal yang
menimbulkan keragu-raguan terhadap Al-Qur’an dan lain sebagainya”.3
Manna al-Qaththan memberikan definisi Ulumul Qur’an:

‫العلم الذى يتناول األبحاث المتعلقه بالقران من حيث معرفة‬


‫أسباب الترول وجمع القران وترتيبه معرفة المكي والمدنى واناسخ‬
‫والمنسوخ والحكم والمتشابه إلى غير ذلك مما له صلة بالقران‬
“llmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan al-
Quran, dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan al-
Quran dan urutan-urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat Makiyah dan
Madaniyah, nasikh mansukh, muhkam, dan mutasyabih dan hal-hal lain yang ada
hubungannya dengan al-Quran”.4
Dari definisi-definisi tersebut jelaslah bahwa Ulumul Quran merupakan
gabungan dari sejumlah pembahasan llmu-ilmu yang pada mulanya berdiri sendiri.
Pembahasan ilmu-ilmu hubungan yang erat dengan al-Quran, baik dari segi
keberadaannya sebagai al-Quran maupun dari segi pemahaman kandungannya
sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia. Oleh karena itu dapatlah
dikatakan bahwa Ulumul Quran ini mempunyai ruang lingkup pembahasan yang
sangat luas.

B. Ruang Lingkup Ulumul Quran


Ulumul Quran sebagaimana disebutkan di atas mempunyai ruang lingkup
pembahasan yang amat luas, meliputi semua ilmu yang ada hubungannya dengan
al-Quran, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu
bahasa Arab, seperti ilmu Balaghah dan ilmu I’rab al-Quran. Ilmu-ilmu yang
disebutkan dalam beberapa definisi di atas hanyalah sebagian dari pembahasan
pokok Ulumul Quran, karena selain itu masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup

3
Az-Zarqani, Abd al-Adhim, Manahil al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an; al-Arabiyah, Isa al-Babi al-
Halabi wa Syukarah, tt), hlm. 20.
4
Manna al-Qaththan, Mahabits Fi Ulum Al-Qur’an, (Riyad, Mansyurat al-Ashr al-Hadits, 1973),
hlm. 15-16

4
di dalamnya, seperti ilmu Fawatih al-Suwar, ilmu Rasm al-Quran, ilmu Amtsal al-
Quran, ilmu Aqsam al-Quran, ilmu Qashash al-Quran, ilmu Jidal al-Quran, ilmu
Gharib al-Quran, ilmu Badai’ al-Quran, ilmu Tanasub ayat al-Quran, ilmu Adab
Tilawah al-Quran dan sebagainya. Bahkan menurut Ramli Abdul Wahidl.5
Sebagian ilmu ini masih dapat dipecah kepada beberapa cabang dan macam ilmu
yang masing-masing mempunyai objek kajian tersendiri. Setiap objek dari ilmu-
ilmu ini menjadi ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an. Kajian Ulumul Qur’an
ini demikian luasnya, sehingga sebagian ulama menganggapnya tak terbatas.6 Al-
Sayuthi memperluasnya sehingga memasukkan astronomi, ilmu ukur, kedokteran,
dan sebagainya ke dalam kajian Ulumul Qur’an mengutip pendapat Ibn a1-Araby
tentang hal ini sebagai berikut:

“Ulumul Qur’an meliputi jumlah 77450 ilmu. Hal itu menurut perhitungan jumlah
kalimat yang ada dalam Al-Qur’an di kala tempat, karena setiap kalimat
mengandung makna dzahir, batin, terbatas, dan tak terbatas. Itu di lihat dari
jumlah mufradatnya, namun jika dilihat dari sudut kaitan-kaitan susunan kalimat,
maka bilangan Ulumul Qur’an tak terhingga. Hanya Allah yang mengetahui
jumlahnya”.

Objek materi ilmu ini adalah al-Quran dari segi-segi yang beraneka macam
di atas. Ilmu Qira’at misalnya, objek pembahasannya adalah al-Quran dari segi
lafadz dan cara pengucapannya. Ilmu tafsir objek pembahasannya al-Quran dari
segi pemahaman maknanya.

Di dalam Ulumul Quran terdapat banyak ilmu-ilmu yang tercakup di


dalamnya di antaranya ilmu Gharib al-quran, ilmu tanasub ayat al-quran, ilmu
aqsam al-quran, ilmu amtsal al-quran, ilmu jidal al-quran, ilmu adab tilawah al-
quran, dan sebaainya. Al-suyuti memperluasnya sehingga memasukan astronomi,

5
Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur'an, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), cet. I, hlm. 10

6
Para mufassir dan pemikir Islam dewasa ini semakin memperluasnya yang selama ini dianggap
sekuler seperti kosmotogi, astronomi, kedokteran dalam menafsirkan Al-Qur’an. Lebih lanjut lihat
Muhammad al-Mufasirun, (Hadaiq al-hulwan, 1976), jilid I, hlm. 271.

5
ilmu ukur, kedokteran, dan sebagainya. Kemudian dia mengutip Abu Bakar Ibn al-
Arabi yang mengatakan bahwa ulumul quran terdiri dari 77450 ilmu. Hal ini
didasarkan jumlah kata yang terdapat dalan al-Quran dengan dikalikan empat,
sebab dalam al-Quran mengandung makna zahir, bathin, terbatas, dan tak terbatas.

Namun demikian Ash-shiddiqy memandang segala macam pembahasan


ulumul Quran itu kembali kepada beberapa pokok persoalan saja, sebagai berikut:

1. Persoalan Nuzul

Meliputi hal yang menyangkut dengan ayat-ayat yang diturunkan di


Mekkah yang disebut Makkiah, sedangkan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah
disebut Madaniah ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi berada di kampung
disebut Hadhariah, ayat-ayat yang diturunkan ketika Nabi dalam perjalanan disebut
Safariah, ayat-ayat yang diturunkan di waktu siang hari disebut Nahariah, yang
diturunkan pada malam hari disebut Lailaiah, yang diturunkan di musim dingin
disebut Syitaiah, yang diturunkan di musim panas disebut Shaifiah, dan yang
diturunkan ketika Nabi di tempat tidur disebut Firasyiah. Juga meliputi hal yang
menyangkut sebab-sebab turun ayat, yang mula-mula turun, yang terakhir turun,
yang berulang-ulang turun, yang turun terpisah-pisah, yang turun sekaligus, yanng
pernah diturunkan kepada seorang nabi, dan yang belum pernah turun sama sekali.

2. Persoalan Sanad

Meliputi hal-hal yang menyangkut sanad yang mutawatir, yang ahad, yang
syaz, bentuk-bentuk qira’at Nabi, para periwayat dan para penghafal Al-Qur’an,
dan cara tahammul(penerimaan riwayat).

3. Ada’al –qiraah (cara membaca Al-Qur’an)

Hal ini menyangkut waqf (cara berhenti), ibtida’ (cara memulai), imalah,
madd (bacaan yang dipanjangkan), takhfif hamzah (meringankan bacaan hamzah),
idgham (memasukkan bunyi huruf yang sakin kepada bunyi sesudahnya).

4. Pembahasan yang menyangkut lafal Al-Qur’an

6
Yaitu tentang gharib (pelik), mu’rab (menerima perubahan akhir kata),
majas (metafora), musytarak (lafal yang mengandung lebih dari satu makna),
muradif (sinonim), isti’arah (metafor), dan tasybih (penyerupaan).

5. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum

Yaitu ayat yang bermakna umum dan tetap dalam keumumannya, umum
yang dimaksudkan khusus, umum yang dikhususkan oleh sunnah, yang nash, zahir,
mujmal (bersifat global), mufashshal (dirinci), manthuq (makna yang berdasarkan
pengutaraan), mafhum (makna yang berdasarkan pemahaman), muthlaq (tidak
terbatas), muqayyad (terbatas), muhkam (kukuh, jelas), mutasyabih (samar),
musykil (maknanya pelik), nasikh (menghapus), mansukh (dihapus), muqaddam
(didahulukan), muakhkhar (dikemudiankan), ma’mul (diamalkan) pada waktu
tertentu, dan yang hanya ma’mul (diamalkan) oleh seorang saja.

6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafal

Yaitu fashl (pisah), washl (berhubung), ijaz (singkat), ithnab (panjang),


musawah (sama), dan qashr (pendek). Pada dasarnya dan yang menjadi pokok
pembahasan Ulumul Qur’an itu adalah ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Namun,
melihat kenyataan adanya ayat-ayat yang menyangkut berbagai aspek kehidupan
dan tuntutan yang semakin besar kepada petunjuk Al-Qur’an, maka untuk
menafsirkan ayat-ayat menyangkut disiplin ilmu tertentu memerlukan pengetahuan
tentang ilmu tersebut.

Mengenai ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran, para ulama’ saling


mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Diantaranya adalah :

a. As-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan menguraikan bahwa Ulumul Quran


mempunyai banyak 80 cabang ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa
macam cabang ilmu.
b. Abu Bakar Ibnu Al-Araby mengatakan bahwa Ulumul Quran terdiri dari 77.450
ilmu. Hal ini didasarkan pada jumlah kata yang terdapat dalam al-Quran dengan
dikalikan empat. Sebab setiap kata dalam al-Quran mengandung makna dzhohir,
bathin, terbatas dan tidak terbatas, serta dilihat dari sudut mufrodnya.

7
c. Sebagian jumhur ulama’ berpendapat, objek pembahasan Ulumul Quran yang
mencakup berbagai segi kitab al-Quran berkisar antara ilmu-ilmu bahasa Arab
dan pengetahuan agama islam.
d. M. Hasbi Ash-Shiddiqy berpendapat, ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran
terdiri atas tujuh belas pokok, yaitu:
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul, ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat,
masanya, awalnya, dan akhirnya.
2. Ilmu tawarikh al- Nuzul, ilmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan
turunnya satu persatu, dari permulaan sampai akhirnya serta urutan turun
surah dengan sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzul, ilmu ini menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.
4. Ilmu Qiraat, ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan al-Quran yang
telah diterima dari Rasul SAW. Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa
macam pula yang tidak sah.
5. Ilmu Tajwid, ilmu ini menerangkan cara membaca al-Quran dengan baik.
Ilmu ini menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, bacaan panjang
dan pendek, dan sebagainya.
6. Ilmu Gharib al-Quran, ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil
dan tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak
terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini berarti menjelskan makna
kata-kata yang pelik dan tinggi.
7. Ilmu I’rab al-Quran, ilmu ini menerangkan baris kata-kata al-Quran dan
kedudukannya dalam susunan kalimat.
8. Ilmu Wujuh wa al- Nazair, ilmu ini menerangkan kata-kata al-Quran yang
mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada
tempat tertentu.
9. Ilmu Ma’rifah al- Muhkam wa al- Mutasyabih, ilmu ini menjelaskan ayat-
ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabihat
(samar maknanya, perlu ditakwil).
10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang
dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian mufassir.

8
11. Ilmu Badai’ al-Quran, ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-
keindahan al-Quran dari sudutkesusastraan, keanehan-keanehan, dan
ketinggian balaghahnya.
12. Ilmu I’jaz al-Quran, ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan
kandungan ayat-ayat al-Quran sehingga dapat membungkam para sastrawan
Arab.
13. Ilmu Tanasub ayat al-Quran, ilmu ini menerangkan persesuaian dan
keserasian antara suatu ayat dan ayat yang di depan dan yang di
belakangnya.
14. Ilmu Aqsam al-Quran, ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud
sumpah Tuhan yang terdapat dalam al-Quran.
15. Ilmu Amtsal Al- Qur’an, ilmu ini menerangkan maskud perumpamaan-
perumpamaan yang dikemukan al-Quran.
16. Ilmu Jidal al-Quran, ilmu ini membahas bentuk-bentuk dan cara- cara debat
dan bantahan al-Quran yang dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak
bersedia menerima kebenaran dari Tuhan.
17. Ilmu Adab Tilawah al-Quran, ilmu ini memaparkan tata-cara dan kesopanan
yang harus diikuti ketika membaca al-Quran.

Ramli Abdul Wahid juga menambahkan ilmu tafsir sebagai bagian dari
Ulumul Quran. Ilmu tafsir berfungsi sebagai alat untuk mengungkap isi dan pesan
yang terkandung dalam ayat-ayat al-Quran. Menurutya, Ulumul Quran lebih umum
dari ilmu tafsir karena Ulumul Quran ialah segala ilmu-ilmu yang mempunyai
hubungan dengan al-Quran. Ilmu tafsir tidak kurang penting dari ilmu-ilmu tersebut
di atas, terutama setelah berkembang dengan menampilkan berbagai metodologi,
corak, dan alirannya. Pintu ilmu ini selalu terbuka kepada setiap ulama yang datang
kemudian untuk memasuki persoalan-persoalan yang belum terjamah para ulama
terdahulu karena faktor-faktor tertentu. Dengan ilmu ini seseorang akan dapat
menunjukkan dan mempertahankan kesucian dan kebenaran al-Quran.

9
C. Cabang-Cabang Ilmu Al-Quran
Secara garis besar, Ulumul Quran terbagi menjad dua pokok bahasan, yaitu:
Pertama:
Ilmu Riwayah, ialah ilmu-ilmu al-Quran yang diperoleh dengan jalan riwayat,
pokoknya ilmu yang berhubungan dengan riwayat. Artinya, dengan cara
menceritakan kembali tau mengutip. Misalnya pengetahuan tentang macam-maam
qiraat (bacaan), tempat turun ayat, waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
Kedua:
Ilmu Dirayah, ilmu-ilmu al-Quran yang diperoleh dengan jalan pembahasan dan
penelitian. Misalnya pengetahuan tentang lafal-lafal yang gharib (asing), serta
mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan secara huku. Mengenai beberapa
macam ilmu al-Quran, Al-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan fi Ulumul Quran
menegaskan, bahwa ilmu-ilmu al-Quran terhitung banyaknya.
Banyak perbedaan pendapat mengenahi cabang ilmu al-Quran. Misalnya
didalam kitab al-Suyuti membahas sejumlah 80 macam ilmu al-Quran dan
jumlahnya bisa berkembang labih dari 300 macam ilmu-ilmu al-Quran diantaranya:
ilmu Tajwid, Ilmu Gharib al-Quran dan lain sebagainya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ulumul Quran adalah kumpulan ilmu al-Quran. Yang memiliki ruang
lingkup yang menyangkut ilmu Riwayah yaitu ilmu-ilmu al-Quran yang diperoleh
dengan jalan riwayat atau naql. Selain itu, ilmu Dirayah yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an
yang diperoleh dengan jalan pembahasan dan penelitian. Kemudian mencakup
aspek nuzul atau asbabun nuzul, nasab, tafsir dan i’rabil Qur’an. Cabang-cabang al-
Qur’an berjumlah sangat banyak dan tidak dapat dihitung itu menurut beberapa
ulama. Selain itu, bebrapa ulama berpendapat bahwa cabang-cabang ilmu al-Quran
berjumlah 80 tetapi itu dapat berkembang menjadi 300 ilmu al-Quran. Misalnya
ilmu Tajwid, ilmu Tafsir, ilmu Gharib al-Quran dan lain sebagainya.

B. Saran
Mempelajari ulumul Quran adalah hal yang perlu walaupun tidak wajib.
Selain itu, ketika kita mempelajarinya akan banyak pengetahuan yang kita dapat
karena Ulumul Quran adalah kumpulan ilmu yang membahas al-Quran, sehingga
banyak manfaat yang akan kita dapat setelah mempelajari, mengetahui, memahami,
dan mengamalkan apa yang sudah didapat dalam ilmu al-Quran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chalik, Chaerudji Abd. 2002. Ulumul Quran. Serang: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri “SWIB”.

Az-Zarqani, Abd al-Adhim, Manahil al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an; al-Arabiyah, Isa


al-Babi al-Halabi wa Syukarah, tt).

Al-Qaththan, Manna’. 1973. Mahabits Fi Ulum Al-Qur’an, (Riyad, Mansyurat al-


Ashr al-Hadits.

Al-Mufasirun, Muhammad. 1976. Hadaiq al-hulwan.

Wahid, Ramli Abdul. 1993. Ulumul Qur'an. (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

https://www.academia.edu/8259383/Pengertian_Ruang_lingkup_dan_cabang2_il
mu_Al_Quran

https://customslawyer.wordpress.com/2014/06/21/hukum-dalam-pandangan-max-
weber/

12

Anda mungkin juga menyukai