Disusun Oleh:
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai apa saja ruang lingkup ilmu al-Quran,
sebelum itu akan dijelaskan pula mengenai ulumul Quran. Dalam mempelajari al-Quran
tentu saja terdapat banyak aspek yang menyertainya, dan hal itu perlu kita pelajari.
Tujuan dari pembuatan makalah ini, selain untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ulum Al-Quran, namun juga untuk menginformasikan kepada pembaca mengenai apa
saja ruang lingkup ilmu-ilmu al-Quran. Metode yang kami gunakan yaitu mencari
literatur dan informasi dari internet sebagai dasar pembuatan makalah ini.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Ruang
Lingkup Ilmu-Ilmu Al-Quran”.
Penulisan makalah bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ulum Al-
Quran dan menginformasikan kepada pembaca apa saja yang temasuk ke dalam ruang
lingkup ilmu-ilmu al-Quran. Makalah ini dibuat berdasarkan informasi yang saya dapat
dari berbagai literatur, buku, dan internet.
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu
melancarkan penulisan makalah ini. Dalam hal ini pihak-pihak yang dimaksud adalah :
1. Kedua orang tua yang selalu mendukung dalam penulisan makalah ini.
2. Bapak Prof. Dr. Phil. Al-Makin, S.Ag., M.A. selaku rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Bapak Dr. Mansur, S.Ag., M.Ag. selaku pengampu mata kuliah Ulum Al-Quran.
4. Teman-teman yang selalu mendukung dalam penulisan makalah ini.
Harapan saya setelah membaca makalah ini, para pembaca bisa memahami
dengan baik apa yang saya sampaikan dan dapat menambah wawasan yang insyaallah
bermanfaat bagi ke depannya. Saya menyadari jika makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu saya
harapkan. Akhir kata, saya sampaikan mohon maaf atas kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Ulumul Quran ................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup dan Pembahasan Al-Quran ....................................................... 4
C. Cabang-Cabang Ilmu Al-Quran.......................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Ulumul Quran?
2. Bagaimana ruang lingkup ilmu al-Quran?
3. Bagaimana cabang-cabang ilmu al-Quran?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari Ulumul Quran.
2. Mengetahui ruang lingkup ilmu al-Quran.
3. Mengetahui cabang-cabang ilmu al-Quran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ulumul Quran merupakan ungkapan kata yang berasal dari bahasa Arab,
terdiri dari dua kata yakni ulum dan al-Quran. Kata Ulum adalah bentuk jamak dari
kata `ilm yang berarti ilmu-ilmu. Sedang al-Quran adalah Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup manusia, bagi
yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapatkan pahala.1
Dalam kajian Islam ungkapan Ulumul Quran ini telah menjadi nama bagi
suatu disiplin ilmu, dan secara bahasa artinya ilmu-ilmu al-Quran. Di Indonesia
ilmu ini kadang-kadang disebut “Ulum Al-Quran” dan kadang pula disebut “Ilmu-
ilmu al-Quran”. Hal ini dapat dilihat umpamanya dalam pada karya Fahd
Abdurrahman ar-Rumi Dirasat fi Ulum Al-Quran yang telah diterjemahkan oleh
Amirul Hasan dan Muhammad Halabi dengan diberi judul Ulum al-Quran, Studi
Kompleksitas al-Quran, sedang karya Manna’ al-Qaththan Mabahits Fi Ulum al-
Quran yang telah diterjemahkan oleh Mudzakkir AS diberi judul Studi ilmu-ilmu
al-Quran.2
مباحث تتعلق بالقران الكريم من ناحية نزوله وتربيبه وجمعه وكتابته وقرءته
وتفسيره وإعجازه وناسخه ودفع الشتبه عنه ونحو ذلك
“Pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan, Al-Qur’an dari segi
turunnya, urutan-urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
1
H.A. Chaerudji Abd. Chalik Ulumul Qur’an, (Serang: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri "SWIB", 2002), hlm. 1
2
Ibid.
3
penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, dan penolakan hal-hal yang
menimbulkan keragu-raguan terhadap Al-Qur’an dan lain sebagainya”.3
Manna al-Qaththan memberikan definisi Ulumul Qur’an:
3
Az-Zarqani, Abd al-Adhim, Manahil al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an; al-Arabiyah, Isa al-Babi al-
Halabi wa Syukarah, tt), hlm. 20.
4
Manna al-Qaththan, Mahabits Fi Ulum Al-Qur’an, (Riyad, Mansyurat al-Ashr al-Hadits, 1973),
hlm. 15-16
4
di dalamnya, seperti ilmu Fawatih al-Suwar, ilmu Rasm al-Quran, ilmu Amtsal al-
Quran, ilmu Aqsam al-Quran, ilmu Qashash al-Quran, ilmu Jidal al-Quran, ilmu
Gharib al-Quran, ilmu Badai’ al-Quran, ilmu Tanasub ayat al-Quran, ilmu Adab
Tilawah al-Quran dan sebagainya. Bahkan menurut Ramli Abdul Wahidl.5
Sebagian ilmu ini masih dapat dipecah kepada beberapa cabang dan macam ilmu
yang masing-masing mempunyai objek kajian tersendiri. Setiap objek dari ilmu-
ilmu ini menjadi ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur’an. Kajian Ulumul Qur’an
ini demikian luasnya, sehingga sebagian ulama menganggapnya tak terbatas.6 Al-
Sayuthi memperluasnya sehingga memasukkan astronomi, ilmu ukur, kedokteran,
dan sebagainya ke dalam kajian Ulumul Qur’an mengutip pendapat Ibn a1-Araby
tentang hal ini sebagai berikut:
“Ulumul Qur’an meliputi jumlah 77450 ilmu. Hal itu menurut perhitungan jumlah
kalimat yang ada dalam Al-Qur’an di kala tempat, karena setiap kalimat
mengandung makna dzahir, batin, terbatas, dan tak terbatas. Itu di lihat dari
jumlah mufradatnya, namun jika dilihat dari sudut kaitan-kaitan susunan kalimat,
maka bilangan Ulumul Qur’an tak terhingga. Hanya Allah yang mengetahui
jumlahnya”.
Objek materi ilmu ini adalah al-Quran dari segi-segi yang beraneka macam
di atas. Ilmu Qira’at misalnya, objek pembahasannya adalah al-Quran dari segi
lafadz dan cara pengucapannya. Ilmu tafsir objek pembahasannya al-Quran dari
segi pemahaman maknanya.
5
Ramli Abdul Wahid, Ulumul Qur'an, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1993), cet. I, hlm. 10
6
Para mufassir dan pemikir Islam dewasa ini semakin memperluasnya yang selama ini dianggap
sekuler seperti kosmotogi, astronomi, kedokteran dalam menafsirkan Al-Qur’an. Lebih lanjut lihat
Muhammad al-Mufasirun, (Hadaiq al-hulwan, 1976), jilid I, hlm. 271.
5
ilmu ukur, kedokteran, dan sebagainya. Kemudian dia mengutip Abu Bakar Ibn al-
Arabi yang mengatakan bahwa ulumul quran terdiri dari 77450 ilmu. Hal ini
didasarkan jumlah kata yang terdapat dalan al-Quran dengan dikalikan empat,
sebab dalam al-Quran mengandung makna zahir, bathin, terbatas, dan tak terbatas.
1. Persoalan Nuzul
2. Persoalan Sanad
Meliputi hal-hal yang menyangkut sanad yang mutawatir, yang ahad, yang
syaz, bentuk-bentuk qira’at Nabi, para periwayat dan para penghafal Al-Qur’an,
dan cara tahammul(penerimaan riwayat).
Hal ini menyangkut waqf (cara berhenti), ibtida’ (cara memulai), imalah,
madd (bacaan yang dipanjangkan), takhfif hamzah (meringankan bacaan hamzah),
idgham (memasukkan bunyi huruf yang sakin kepada bunyi sesudahnya).
6
Yaitu tentang gharib (pelik), mu’rab (menerima perubahan akhir kata),
majas (metafora), musytarak (lafal yang mengandung lebih dari satu makna),
muradif (sinonim), isti’arah (metafor), dan tasybih (penyerupaan).
Yaitu ayat yang bermakna umum dan tetap dalam keumumannya, umum
yang dimaksudkan khusus, umum yang dikhususkan oleh sunnah, yang nash, zahir,
mujmal (bersifat global), mufashshal (dirinci), manthuq (makna yang berdasarkan
pengutaraan), mafhum (makna yang berdasarkan pemahaman), muthlaq (tidak
terbatas), muqayyad (terbatas), muhkam (kukuh, jelas), mutasyabih (samar),
musykil (maknanya pelik), nasikh (menghapus), mansukh (dihapus), muqaddam
(didahulukan), muakhkhar (dikemudiankan), ma’mul (diamalkan) pada waktu
tertentu, dan yang hanya ma’mul (diamalkan) oleh seorang saja.
7
c. Sebagian jumhur ulama’ berpendapat, objek pembahasan Ulumul Quran yang
mencakup berbagai segi kitab al-Quran berkisar antara ilmu-ilmu bahasa Arab
dan pengetahuan agama islam.
d. M. Hasbi Ash-Shiddiqy berpendapat, ruang lingkup pembahasan Ulumul Quran
terdiri atas tujuh belas pokok, yaitu:
1. Ilmu Mawathin al-Nuzul, ilmu ini menerangkan tempat-tempat turun ayat,
masanya, awalnya, dan akhirnya.
2. Ilmu tawarikh al- Nuzul, ilmu ini menjelaskan masa turun ayat dan urutan
turunnya satu persatu, dari permulaan sampai akhirnya serta urutan turun
surah dengan sempurna.
3. Ilmu Asbab al-Nuzul, ilmu ini menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat.
4. Ilmu Qiraat, ilmu ini menerangkan bentuk-bentuk bacaan al-Quran yang
telah diterima dari Rasul SAW. Ada sepuluh Qiraat yang sah dan beberapa
macam pula yang tidak sah.
5. Ilmu Tajwid, ilmu ini menerangkan cara membaca al-Quran dengan baik.
Ilmu ini menerangkan di mana tempat memulai, berhenti, bacaan panjang
dan pendek, dan sebagainya.
6. Ilmu Gharib al-Quran, ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang ganjil
dan tidak terdapat dalam kamus-kamus bahasa Arab yang biasa atau tidak
terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini berarti menjelskan makna
kata-kata yang pelik dan tinggi.
7. Ilmu I’rab al-Quran, ilmu ini menerangkan baris kata-kata al-Quran dan
kedudukannya dalam susunan kalimat.
8. Ilmu Wujuh wa al- Nazair, ilmu ini menerangkan kata-kata al-Quran yang
mengandung banyak arti dan menerangkan makna yang dimaksud pada
tempat tertentu.
9. Ilmu Ma’rifah al- Muhkam wa al- Mutasyabih, ilmu ini menjelaskan ayat-
ayat yang dipandang muhkam (jelas maknanya) dan yang mutasyabihat
(samar maknanya, perlu ditakwil).
10. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, ilmu ini menerangkan ayat-ayat yang
dianggap mansukh (yang dihapuskan) oleh sebagian mufassir.
8
11. Ilmu Badai’ al-Quran, ilmu ini bertujuan menampilkan keindahan-
keindahan al-Quran dari sudutkesusastraan, keanehan-keanehan, dan
ketinggian balaghahnya.
12. Ilmu I’jaz al-Quran, ilmu ini menerangkan kekuatan susunan dan
kandungan ayat-ayat al-Quran sehingga dapat membungkam para sastrawan
Arab.
13. Ilmu Tanasub ayat al-Quran, ilmu ini menerangkan persesuaian dan
keserasian antara suatu ayat dan ayat yang di depan dan yang di
belakangnya.
14. Ilmu Aqsam al-Quran, ilmu ini menerangkan arti dan maksud-maksud
sumpah Tuhan yang terdapat dalam al-Quran.
15. Ilmu Amtsal Al- Qur’an, ilmu ini menerangkan maskud perumpamaan-
perumpamaan yang dikemukan al-Quran.
16. Ilmu Jidal al-Quran, ilmu ini membahas bentuk-bentuk dan cara- cara debat
dan bantahan al-Quran yang dihadapkan kepada kamu Musyrik yang tidak
bersedia menerima kebenaran dari Tuhan.
17. Ilmu Adab Tilawah al-Quran, ilmu ini memaparkan tata-cara dan kesopanan
yang harus diikuti ketika membaca al-Quran.
Ramli Abdul Wahid juga menambahkan ilmu tafsir sebagai bagian dari
Ulumul Quran. Ilmu tafsir berfungsi sebagai alat untuk mengungkap isi dan pesan
yang terkandung dalam ayat-ayat al-Quran. Menurutya, Ulumul Quran lebih umum
dari ilmu tafsir karena Ulumul Quran ialah segala ilmu-ilmu yang mempunyai
hubungan dengan al-Quran. Ilmu tafsir tidak kurang penting dari ilmu-ilmu tersebut
di atas, terutama setelah berkembang dengan menampilkan berbagai metodologi,
corak, dan alirannya. Pintu ilmu ini selalu terbuka kepada setiap ulama yang datang
kemudian untuk memasuki persoalan-persoalan yang belum terjamah para ulama
terdahulu karena faktor-faktor tertentu. Dengan ilmu ini seseorang akan dapat
menunjukkan dan mempertahankan kesucian dan kebenaran al-Quran.
9
C. Cabang-Cabang Ilmu Al-Quran
Secara garis besar, Ulumul Quran terbagi menjad dua pokok bahasan, yaitu:
Pertama:
Ilmu Riwayah, ialah ilmu-ilmu al-Quran yang diperoleh dengan jalan riwayat,
pokoknya ilmu yang berhubungan dengan riwayat. Artinya, dengan cara
menceritakan kembali tau mengutip. Misalnya pengetahuan tentang macam-maam
qiraat (bacaan), tempat turun ayat, waktu turunnya dan sebab-sebabnya.
Kedua:
Ilmu Dirayah, ilmu-ilmu al-Quran yang diperoleh dengan jalan pembahasan dan
penelitian. Misalnya pengetahuan tentang lafal-lafal yang gharib (asing), serta
mengetahui makna ayat-ayat yang berhubungan secara huku. Mengenai beberapa
macam ilmu al-Quran, Al-Zarkasyi dalam kitabnya al-Burhan fi Ulumul Quran
menegaskan, bahwa ilmu-ilmu al-Quran terhitung banyaknya.
Banyak perbedaan pendapat mengenahi cabang ilmu al-Quran. Misalnya
didalam kitab al-Suyuti membahas sejumlah 80 macam ilmu al-Quran dan
jumlahnya bisa berkembang labih dari 300 macam ilmu-ilmu al-Quran diantaranya:
ilmu Tajwid, Ilmu Gharib al-Quran dan lain sebagainya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulumul Quran adalah kumpulan ilmu al-Quran. Yang memiliki ruang
lingkup yang menyangkut ilmu Riwayah yaitu ilmu-ilmu al-Quran yang diperoleh
dengan jalan riwayat atau naql. Selain itu, ilmu Dirayah yaitu ilmu-ilmu al-Qur’an
yang diperoleh dengan jalan pembahasan dan penelitian. Kemudian mencakup
aspek nuzul atau asbabun nuzul, nasab, tafsir dan i’rabil Qur’an. Cabang-cabang al-
Qur’an berjumlah sangat banyak dan tidak dapat dihitung itu menurut beberapa
ulama. Selain itu, bebrapa ulama berpendapat bahwa cabang-cabang ilmu al-Quran
berjumlah 80 tetapi itu dapat berkembang menjadi 300 ilmu al-Quran. Misalnya
ilmu Tajwid, ilmu Tafsir, ilmu Gharib al-Quran dan lain sebagainya.
B. Saran
Mempelajari ulumul Quran adalah hal yang perlu walaupun tidak wajib.
Selain itu, ketika kita mempelajarinya akan banyak pengetahuan yang kita dapat
karena Ulumul Quran adalah kumpulan ilmu yang membahas al-Quran, sehingga
banyak manfaat yang akan kita dapat setelah mempelajari, mengetahui, memahami,
dan mengamalkan apa yang sudah didapat dalam ilmu al-Quran.
11
DAFTAR PUSTAKA
Chalik, Chaerudji Abd. 2002. Ulumul Quran. Serang: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri “SWIB”.
https://www.academia.edu/8259383/Pengertian_Ruang_lingkup_dan_cabang2_il
mu_Al_Quran
https://customslawyer.wordpress.com/2014/06/21/hukum-dalam-pandangan-max-
weber/
12