“QASHAS AL-QURAN”
KELOMPOK 11
KELAS :1.A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Qashash Al-
Quran” ini dengan tepat waktunya. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini yang tidak kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna membangun demi kesempurnaan
penulisan makalah kami selanjutnya.
Tim penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………….……………………………………….………….....1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG……………………………………………………………………..3
B.RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………..3
C.TUJUAN……………………………………………………………………...…..…....…..4
BAB II PEMBAHASAN
A.KESIMPULAN…………………………………………………………………………..13
B.SARAN ………………………………………………………………………...……......13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..……..14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kalam Allah sebagai pedoman seluruh umat Islam yang
memiliki mukjizat paling besar. Untuk mengetahui kandungan Al-Quran itu diperlukan
suatu metode keilmuan yang dikenal dengan nama ulumul quran.
Menurut Az-Zarqani, ulumul quran ialah studi yang membahas tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan Al-Quran, baik dilihat dari segi turunnya,
kemujizatannya, penolakan hal-hal yang menimbulkan keraguan terhadap Al-Quran dan
sebagainya.
Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat menarik
perhatian para pendengar. Apabila dalam peristiwa itu terselip pesan dan pelajaran
mengenai berita-berita bangsa terdahulu, rasa ingin tahu merupakan faktor paling penting
yang dapat menanamkan kesan peristiwa tersebut kedalam hati dan pada gilirannya akan
terpengaruh dengan nasihat dan pelajaran yang terkandung didalamnya. Kesusastraan
kisah dewasa ini telah menjadi seni yang khas di antara seni-seni bahasa dan
kesusastraan. Dan “kisah yang benar” telah menggambarkannya dalam bentuk yang
paling tinggi, yaitu kisah-kisah Qur’an.
Secara garis besar makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian kisah Al-
Qur’an, macam-macam kisah Al-Qur’an, faedah dari kisah-kisah dalam Al-Qur’an .
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan kisah (Qashash) Al-Qur’an?
4
C.Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dari segi bahasa, kata qashash berasal dari bahasa arab al qashshu yang berarti
mencari atau mengikuti jejak[1].Dikatakan صتُ أَث َ َره َ َ قartinya, “saya mengikuti atau mencari
ْ ص
jejaknya”. Kata al qashash adalah bentuk masdar. Firman allah: صصا ِ َ لى آث
َ َار ِه َماق ْ َ( فal kahfi
ٰ ارتَدَّا َع
:64).
Qashash berarti berita yang berurutan. Firman allah: ص ْال َحق َ َِإ ْن َهذَا لَ ُه َو ْالق
ُ ص
(sesungguhnya ini adalah berita yang benar.) [ali imran : 62]. Sedang al qishah berarti urusan,
berita, perkara dan keadaan.Qashash al qur’an adalah pemberitaan qur’an tentang hal ihwal
umat yang telah lalu, nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi.[2]
[1]
Ahmad warson munawwir, kamus al munawwir (Yogyakarta: UPBIK pondok pesantren krapyak, 1984), h.
1210.
[2]
Al khattan, pengantar studi ilimu-ilmu al qur’an(Bogor; pustaka al-kautsar,) hlm 386
6
| Kisah Nabi Adam(QS.Al-Baqarah:30-39.Al-Araf: 11 dan lainnya).
| Kisah Nabi Nuh (QS.Hud : 25-49).
| Kisah Nabi Hud (QS. Al-A’Raf: 65, 72, 50, 58).
| Kisah Nabi Idris (QS.Maryam: 56-57, Al-Anbiya: 85-86).
| Kisah Nabi Yunus (QS.Yunus: 98, Al-An’am: 86-87).
| Kisah Nabi Luth (QS.Hud: 69-83).
| Kisah Nabi Musa (QS.Al-Baqarah: 49,61, Al-A’raf: 103-157)
| Kisah Nabi Harun (QS.An-Nisa: 163).
| Kisah Nabi Daud (QS.Saba: 10, Al-Anbiya: 78).
| Kisah Nabi Sulaiman (QS.An-Naml : 15, 44, Saba: 12-14).
| Kisah Nabi Ayub (QS. Al-An ‘am: 34, Al-Anbiya: 83-84).
| Kisah Nabi Ibrahim (QS.Al-Baqarah: 124, 132, Al-An’am: 74-83).
| Kisah Nabi Ismail (QS.Al-An’am: 86-87).
| Kisah Nabi Ishaq (QS.Al-Baqarah: 133-136).
| Kisah Nabi Ya’qub (QS.Al-Baqarah: 132-140).
| Kisah Nabi Yusuf (QS.Yusuf: 3-102).
| Kisah Nabi Yahya (QS.Al-An’am: 85).
| Kisah Nabi Zakaria (QS.Maryam: 2-15).
| Kisah Nabi Isa (QS.Al-Maidah: 110-120).
| Kisah Nabi Muhammad (QS.At-Takwir: 22-24, At-Taubah: 43-57 ).
7
| Kisah tentang Maryam (QS. Ali Imron: 36-45, dan lain-lain)
| Kisah tentang Fir’aun (QS. Al-Baqarah: 49-50, dan lain-lain)
| Kisah tentang Qorun (QS. Al-Qashash: 76-79, dan lain-lain)
Kisah tentang dialog malaikat dengan tuhannya mengenai penciptaan khalifah bumi
sebagaimana dijelaskan dalam (QS. Al-Baqarah: 30-34).
Kisah tentang penciptaan alam semesta sebagaimana yang diungkapkan dalam (QS.
Al-Furqan: 59, Qaf: 38).
Kisah tentang penciptaan nabi adam dan kehidupanya ketika di surga sebagaimana
terdapat dalam (QS. Al-a’raf: 11-25)
8
3) Kisah gaib yang terjadi pada masa yang akan datang. Contohnya:
Kisah tentang akan datangnya hari kiamat seperti yang diungkapkan dalam Al-Qur’an
surah Al-Qari’ah, surah Al-Zalzalah, dan lainnya.
Kisah tentang kehidupan orang-orang disurga dan di neraka seperti di ungkapkan
dalam Al-Qur’an surah Al-Ghasyiah dan lainnya.
Kisah yang panjang, contohnya kisah Nabi Yusuf, a.s. dalam Q.S. Yusuf (12) yang
hampir seluruh ayatnya mengungkapkan kehidupan Nabi Yusuf, sejak masa kanak-
kanak sampai dewasa dan memiliki kekuasaan.
Kisah yang sedang, seperti kisah Nabi Musa, a.s. dalam Q.S. al-Qaṣaṣ (28), kisah
Nabi Nuh, a.s. dan kaumnya dalam Q.S. Nuh (71), dan lain-lain. Kisah yang lebih
pendek dari kisah yang sedang, seperti kisah Maryam dalam Q.S. Maryam (19), kisah
Aṣhab al-Kahfi pada Q.S. al-Kahfi (18), kisah Nabi Adam, a.s. dalam Q.S. al-
Baqarah (2), dan Q.S. Thoha (20), yang terdiri atas sepuluh atau beberapa belas ayat
saja.
Kisah yang pendek, yaitu kisah yang jumlahnya kurang dari sepuluh ayat, misalnya
kisah Nabi Luth, a.s dalam Q.S. al-A’raaf (7), kisah Nabi Ṣalih, a.s. dalam Q.S. Hud
(110), dan lain-lain.
9
C.KARAKTERISTIK KISAH-KISAH DALAM AL QUR’AN
Ketiga, mengundang perhatian yang besar terhadap kisah tersebut agar pesan-
pesannya lebih mantap dan melekat dalam jiwa.
Keempat, penyajian seperti itu menunjukkan perbedaan tujuan yang karenannya kisah
itu diungkapkan. Sebagian dari makna-maknanya diterangkan di satu tempat, karena hanya
itulah yang diperlukan, sedangkan makna-makna lainnya dikemukakan di tempat yang lain,
sesuai dengan tuntutan keadaan
1. Pelaku (al-Syaksy). Dalam Alquran para actor dari kisah tersebut tidak hanya
manusia, tetapi juga malaikat, jin dan bahkan hewan seperti semut dan burung hud-
hud.
2. Peristiwa (al-Haditsah). Unsur peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu cerita,
sebab tidak mungkin, ada suatu kisah tanpa ada peristiwanya. Berkaitan peristiwa,
sebagian ahli membagi menjadi tiga, yaitu a) peristiwa yang merupakan akibat dari
suatu pendustaan dan campur tangan qadla-qadar Allah dalam suatu kisah. b)
peristiwa yang dianggap luar biasa atau yang disebut mukjizat sebagai tanda bukti
10
kebenaran, lalu datanglah ayat-ayat Allah, namun mereka tetap mendustakannya lalu
turunlah adzab. c) peristiwa biasa yang dilakukan oleh orang-orang yang dikenal
sebagai tokoh yang baik atau buruk, baik merupakan rasul maupun manusia biasa.
3. Percakapan (Hiwar). Biasanya percakapan ini terdapat pada kisah yang banyak
pelakunya, seperti kisah Nabi Yusuf, kisah Musa dsb. Isi percakapan dalam Alquran
pada umumnya adalah soal-soal agama, misalnya masalah kebangkitan manusia,
keesaan Allah, pendidikan dsb. Dalam hal ini Alquran menempuh model percakapan
langsung. Jadi Alquran menceritakan pelaku dalam bentuk aslinya.[3]
[3]
Al-Anbiya :25
11
Sesuai firman ALLAH SWT :
Artinya: “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang
beriman.”[4]
Membenarkan para nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta
mengabadikan jejak dan peninggalannya.
Peringatan kepada orang-orang kafir akan akibat terus menerusnya mereka dalam
kekufuran.
Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar
dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung didalamnya kedalam jiwa.[5]
Sesuai firman Allah SWT:Artinya:
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang
yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi
membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan
sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”[6]
[4]
Surah Hud:120
[5]
Ahmad Syadali, Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997, Cet. Ke-1,
hal. 30.
[6]
Surah Yusuf:111
12
E. TUJUAN QAṢHAṢH AL-QUR’ĀN
Kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran menjadi bukti kuat bagi umat manusia
bahwa Alquran sangat sesuai dengan kondisi mereka, karena sejak kecil sampai dewasa
bahkan sampai tua, jarang orang yang tak suka pada kisah, apalagi bila kisah mempunyai
tujuan ganda, yakni disamping pengajaran dan pendidikan juga berfungsi sebagai hiburan.
Alquran sebagai kitab yang berisi hidayah mencakup kedua aspek itu, disamping tujuan yang
mulia, juga kisah-kisah tersebut diungkapkan dalam bahasa yang indah dan menarik,
sehingga tak ada orang yang bosan membaca dan mendengarnya. Sejak dahulu sampai
sekarang, telah berlalu empat belas abad, kisah-kisah Alquran yang diungkapkan dalam
Bahasa Arab itu masih up dated, mendapat tempat dan hidup di hati umat, padahal bahasa-
bahasa lain telah banyak yang masuk museum, dan tidak terpakai lagi dalam berkomunikasi
seperti Bahasa Ibrani, Bahasa Latin, dan lain-lain.
Kisah-kisah dalam Alquran bukanlah suatu gubahan yang bernilai sastera saja, baik
gaya bahasa maupun cara menggambarkan peristiwa-peristiwa, tetapi juga merupakan suatu
media untuk mewujudkan tujuan yang asli. Kisah-kisah dalam Alquran secara umum
mempunyai tujuan untuk kebenaran dan semata-mata untuk keagamaan. Adapun tujuan
kisah-kisah yang terdapat dalam Alquran, seperti yang telah dikemukakan oleh Muhammad
Chirjin adalah sebagai berikut :
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Alquran merupakan kitab suci umat Islam dan manusia seluruh alam yang tidak dapat
diragukan kebenarannya dan berlaku sepanjang zaman, baik masa lalu, masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
2. Sebagian isi kandungan dalam Alquran kebanyakan memuat tentang qashas (sejarah)
umat-umat terdahulu sebagai bahan pelajaran bagi umat sekarang (umat Islam).
4. Tujuan kisah Alquran adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang
terjadi dengan sebenarnya dan agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh
keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benar.
6. Faedah kisah dalam Alquran adalah untuk dakwah menegakkan kalimat tauhid,
membantah kebohongan kaum kafir serta menjadikannya sebagai pelajaran yang amat
berharga bagi umat Islam.
B.Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://rismaalqomar.wordpress.com/2010/04/29/qashashul-qur%E2%80%99an-kisah-kisah-
dalam-al-quran/
15