Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

STUDI KITAB TAFSIR KLASIK-MODERN


TAFSIR Al TAHRIR WA AL TANWIR KARYA IBNU ‘ASYUR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi titab tafsir klasik-modern
Dosen Pengampu : Ustadzah mufida Ulfa M.Th.I

Disusun Oleh:
1)Zulfatun Naimah U20191131
2)Ulwiyatul Hasanah U20191127
3)Ahmad Syarifuddin ali S U20191126

PROGRAM STUDI ILMU AL QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. atas segala limpahan rahmat, nikmat serta
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mufida Ulfa M.Th.I selaku
pembimbing yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat dalam
proses penyelesaian makalah ini, terima kasih juga penyusun sampaikan kepada rekan-
rekan mahasiswa yang ikut mendukung makalah ini sehingga dapat selesai pada waktu
yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kitab Tafsir Klasik-
Modern juga berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan
rekan-rekan mahasiswa dan para pembaca yang lain tentang kitab Tafsir Al Tahrir Wa
Al Tanwir Karya Ibnu ‘Asyur. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,
penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran rekan-rekan mahasiswa yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 13 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii
Daftar Isi .............................................................................................................................iii
BAB I .................................................................................................................................1
Pendahuluan...................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................................1
BAB II ................................................................................................................................3
Pembahasan ..................................................................................................................3
1.1 Biografi Pengarang Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir .....................................3
1.2 Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa AL Tanwir..........................5
1.3 Metode, Corak, Sistematika Penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir........6
1.4 Karakteristik Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir................................................8
1.5 Kritik Atas Penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir..................................8
1.6 Contoh Penafsiran....................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................11
Penutup....................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ibnu ‘Asyûr adalah penulis tafsir yang masyhur pada abad ke-14 H/20 M. Jika tafsir Al-
Manâr adalah tafsir terkemuka di Mesir, maka tafsir al-tahrîr wa Al- tanwîr karya Ibnu
‘Asyûr adalah tafsir terkemuka di Tunis. Tafsir Ibnu ‘Asyûr tergolong tafsir yang moderat.
Penulisanya memposisikanya terhadap tafsir penengah dari tafsir-tafsir lainya. Dengan ini
penulis ingin meluruskan pemahaman terhadap al-Qur`an, baik makna kosakatanya maupun
isi kandunganya. Dalam menafsirkan al-Qur`an, Ibnu ‘Asyûr lebih condong menggunakan
rasio daripada tafsir Nabi dengan alasan ayat-ayat yang belum ditafsirkan Nabi jauh lebih
banyak dari yang sudah ditafsirkan, sehingga diperlukan ijtihad untuk memahaminya. Tafsir
al-Tahrîr wa Al-Tanwîr banyak memuat kebahasaan. Karenanya tafsir ini nampak bukan
hanya sebagai tafsir al-Qur`an, tetapi juga kitab kebahasaan. Kitab tafsir ini menjadi rujukan
para ulama tafsir, khususnya dalam hal analisa bahasa dari ayat-ayat al-Qur`an. Tulisan
berikut ingin menyajikan analisa terhadap tafsir Ibnu ‘Asyûr. Makalah ini meliputi penjelasan
tentang metodologi dan karakteristik penafsiran, dan juga pembahasan terhadap sososk Ibnu
‘Asyûr sebagai penulis tafsir, baik kelebihan maupun kekuranganya

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana biografi penulis Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir?
2. Apa yang melatar-belakangi penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir?
3. Bagaimana metode dan sistematika penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir?
4. Bagaimana karakteristik Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir?
5. Bagaimana kritik atas penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir?
6. Bagaimana contoh penafsiran dalam Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui dan menjelaskan biografi penulis Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al
Tanwir.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan latar-belakang penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir
Wa Al Tanwir.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan metode dan sistematika penulisan Kitab Tafsir Al
Tahrir Wa Al Tanwir.

1
4. Untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al
Tanwir.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan kritik atas penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al
Tanwir.
6. Untuk mengetahui dan menjelaskan contoh penafsiran dalam Kitab Tafsir Al Tahrir
Wa Al Tanwir..

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Biografi Penulis Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir
Ibnu Asyur Ibnu Asyûr memiliki nama lengkap Muhammad al-thâhir Ibn Muhammad al-
Thâhir Ibnu Asyûr. Keturunan keluarga Asyûr adalah keluarga yang terkenal di Tunis,
karena memiliki posisi ilmiah dan jabatan di di pemerintahan. Ibnu Asyûr dilahirkan pada
tahun 1296 H/1879 M di kota Mousha, yang terletak di sebalah utaratunisia. Ibnu Asyûr
tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga yang mencintai ilmu pengetahuan.
Pendididkanya diperhatikan penuh oleh ayah, ibu dan kakeknya. Mereka semua
menginginkan cucunya menjadi orang yang terhormat sebagaimana nenek moyang mereka.
Ibnu Asyûr mulai belajar al-qur an sejak usia 6 tahun. Setelah itu, ia menghafal Matan al-
jurûmiyyah dan mempelajari bahasa Perancis. Baru pada usia 14 tahun, Ibnu Asyûr tercatat
sebagai murid pada Universitas Az-Zaitunah ( 1310 H/ 1893 M).

Disana ia belajar ilmu syariah (fiqh, dan ushûl fiqh), bahasa Arab, hadits, sejarah, dan
lain-lain. Setelah belajar selama tujuh tahun di Universitas Az-Zaitunah, Ibnu Asyûr berhasil
menempuh gelar sarjana tahun 1317 H/ 1899 M. Belajar di Universitas Az-zaitunah
nampaknya belum memenuhi dahaganya dalam menuntut ilmu. Di waktu luangnya, Ibnu
Asyur membaca buku-buku tafsir, buku al-milâl wa al- Nihâl, menghafal hadits-hadits,
syair-syair Arab dari masa pra Islam hingga sesudahnya, membaca buku-buku sejarah dan
lain-lain. Ilmu yang diperolehnya dari Azzaitunah dan aktivitas keilmuwanya membentuk
kepribadian dan iktelektualitasnya yang tinggi. Di samping itu perhatian ayah dan akkeknya
yang menambahkan akhlak mulia kepada Ibnu Asyûr, memberi pengaruh besar pada
pribadinya sebagai ulama yang bersahaja di Tunis. Ibnu Asyur wafat pada 1393 H/ 1973 M.
Karir Intelektual Ibnu Asyûr Menelusuri jejak kehidupan intelektual seseorang dalam
wilayah akademik merupakan aspek penting dalam kajian tokoh. Ini dilakukan melihat
karya-karya akademik yang dihasilkanya, baik dalam bentuk buku, makalah ilmiah dan
lainya. Setelah sekian tahun menimba ilmu di Universitas Azzaitunah, Ibnu Asyûr diangkat
sebagai guru pada tahun 1320 H/ 1903 m di Azzaitunah.

Karirnya terus meningkat dalam bidang pengajaran sehingga ia terpilih menjadi tenaga
pengampu di sekolah. Dari garis keturunan Ibnu Asy ûr ini lahir para intelektual, qâdhi, dan
mufassir, serta orangorang yang memangku jabatan penting lainya dari abad 11 sampai 14
H/ 17-20 M. Diantara keturunan Ibnu asyûr yang tercatat dalam sejarah adalah Muhammad
Thâhir Ibnu Abdul Qadîr Ibnu Asyûr seorang sastrawan, qadhi, dan mufti yang menjadi
3
objek pembahasan makalah ini. Nama lainya adalah seorang mufassir dan putranya,
Muhammad Fadhil Ibnu Asyûr (w. 1390 H/ 1970 M) seorang ilmuwan, politikus dan
kolumnis yang terkenal di Tunis. Kata Asyûr merupakan isim kunyah (nama marga) dari
sebuah keluarga besar dari keturunan Al-Idrisyi Al-Husyaimiyah, nenek moyang para
pemuka masyarakat di Maroko. Salah satu anggota keluarga ini yaitu Ibnu Ayûr hijrah dan
menetap di Tunis.1

Ashidiqiah pada tahun 1321 H/ 1904 M. Berikutnya ia diangkat sebagai anggota Bidang
Akademis pada sekolah yang sama pada tahun1326 H/1909 M. Sebagai penghargaan atas
kepakaranya dalam bidang ilmu-ilmu keislaman dan bahasa Arab tahun 1940, Ibnu Asyur
diangkat sebagai salah seorang anggota lembaga bahasa Arab di Cairo dan anggota
koresponden lembaga ilmiah di Damaskus pada tahun 1955.

Karya-karya Ibnu Asyûr Dengan latar belakang keluarga dan lingkungan yang mencintai
ilmu, dengan berbekal kejeniusan, ketekunan, keikhlasan, dan komitmen pada pendidikan
serta kewara anya menjadikan Ibnu Asy ûr sebagai pribadi yang mengabdikan diri pada
ilmu, dengan menjadi guru dan tokoh agama. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk
mengajar dan menulis buku. Dua bukunya yang fenomenal, tafsir al-tahrîr wa Al-Tanwîr
dan Maqashîd al-syarî ah al-islâmiyah menjadi rujukan utama bagi para mufassir.2 Berikut
ini karya-karya ilmiah yang ditulis Ibnu Asyûr:

a. Al- Tahrîr wa Al-Tanwîr b. Al- Nadzar al-fasîh Inda madhâyiq al-andzâr fi al-jâmi al
shahîh

c. Kasyfu al-mughthiy min al-ma âni wal al-fadhi wa al-waqî ah fi al- Muwatha

d. Al-Tadhîh wa al-tashîh e. Maqâshid al-syarî ah al-islâmiyah

e. Wajîz al-balâghah

f. Ushûl al-insya wa al-khithâbah

g. Syarah al-muqaddimah al-adabiyah li syarh al-imâm al-marzûqi Ali Diwân al-hamashah li


Abi Tamâm

i. Naqd al-ilmi li kîtab al-islâm wa Ushûl al-hikâm

j. Ushûl an-nadzhâm al-ijtimâ iy fi al-islam

1
https://islami.co/ibnu-asyur-ahli-tafsir-dan-maqashid-syariah-dari-tunisia/
2
Ibnu ‘Asyur, Nazadzariyah al- maqashid Indaal-Thahir ibn ‘Asyur, h.89
4
k. Alaîsa al-subhu bi Qarîb

l. Qisbah al-maûlid Analisa Terhadap Tafsir al-tahrîr wa al-tanwîr

Ibnu ‘Asyur dikenal sebagai ahli tafsir yang tersohor berkat kitab tafsirnya. Tidak hanya itu,
ia juga ahli di bidang tafsir, beliau juga seorang AlHafizh Al Hujjah di bidang hadits, ia
memiliki sanad ilmu pada dua kitab shahih Al Bukhari dan Muslim. Beliau dikenal luas di
Tunisia hingga banyak para ulama di negerinya dan Aljazair dan Maghrib (Maroko)
mendatanginya untuk berguru padanya.

1.2 Latar Belakang Penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir


Ibnu ‘Asyûr mulai menulis tafsir pada 1431 H/ 1923 M, setelah beliau naik jabatan dari
qâdhi menjadi mufti. Tafsir 30 juz, ditulisnya dalam 15 jilid kitab, dalam waktu 39 tahun.
Meskipun diselingi dengan penulisan karya-karya lain, buku maupun makalah, beliau tetap
bersungguh-sungguh menyelesaikan penulisan tafsirnya. Ini berkat keikhlasan, tekad kuat
untuk menulis tafsir yang menyatukan antara kemaslahatan dunia dan akhirat.

Selama penulisan tafsir, kondisi sosial politik Tunis mengalami dinamika sedemikian
rupa. Berbagai peristiwa, perubahan dan peralihan besar terjadi pada masyarakat Tunis saat
itu. Masyarakat Tunis saat itu sedang berusaha merebut kemerdekaanya dari penjajah.
Sementara gerakan reformasi dan pembaharuan yang dipelopori Muhammad Abduh di
Mesir (1849/ 1905), setelah merebak ke berbagai belahan negara Islam, tidak terkecuali
Tunis. Ide-ide pembaharuan Muhammad Abduh mulai mempengaruhi intelektual Tunis,
tidak terkecuali Ibnu ‘Asyûr. Saat itu Muhammad Abduh di Mesir, menghimbau agar umat
Islam melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Himbauan ini nampaknya juga
bergema di Tunis. Ibnu ‘Asyûr merespon himbauan tersebut dan bergerak mereformasi
pendidikan dan menyampaikannya di berbagai seminar. Tidak hanya itu, Ibnu ‘Asyûr pun
ikut terjun dalam gerakan reformasi yang terjadi. Hasilnya adalah dibangunya cabang-
cabang Azzaitunah di berbagai kota di Tunis.

Kualitas pendidikanpun ditingkatkan dengan menambahkan ilmu-ilmu selain ilmu


syari’ah, seperti matematik, kimia, filsafat, sejarah dan bahasa Inggris. Menelaah bagian
pembukaan tafsir Ibnu ‘Asyûr membuktikan bahwa Ibnu ‘Asyûr memiliki cara tersendiri
dalam menafsirkan Al-Qur`an. Dari sini bisa ditelusuri jejak-jejak keterlibatan Ibnu ‘Asyûr
dalam gerakan reformasi di Tunis.

5
Sejak awal penulisan tafsirnya, Ibnu ‘Asyûr selalu menjaga komitmen untuk menjadikan
penafsiranya sebagai sebuah kritik bukan taqlîd. Sisi pembaharuan Ibnu ‘Asyur dapat
dicermati dan obsesinya menafsirkan Al-Qur`an dengan memunculkan hal-hal baru yang
belum pernah ditulis dalam tafsir-tafsir sebelumnya. Ini dengan tujuan untuk menjadikan
tafsirnya sebagai penengah dari tafsir-tafsir lainya. Menurut Ibnu ‘Asyûr, membatasi
penafsiran pada tafsir bi al-ma'tsur akan menelantarkan isi kandungan Al-Qur’an yang
memang tidak akan pernah habis untuk dibahas.

Menurut Ibnu ‘Asyûr diantara sebab terbelakangnya ilmu tafsir, adalah kecenderungan
yang berlebihan terhadap tafsir bil ma'tsûr. Juga karena besarnya kecenderungan para ulama
menulis hanya dengan penukilan, dengan alasan takut keliru dalam menafsirkan. Akibatnya
orang menjadikan tafsir bi al-ma'tsûr sebagai satu-satunya metode penafsiran. Bahkan
karena terlalu berpegang pada metode tafsir bi al-ma'tsûr, maka tafsir dengan riwayat lemah
sekalipun tetap digunakan, padahal ada penafsiran dengan nalar yang lebih tepat. Pada
akhirnya, tafsir yang hanya sekedar penukilan dari tafsir-tafsir sebelumnya, dapat membatasi
pemahaman terhadap Al-Qur`an dan mempersempit maknanya. Contoh nyata dari
pembaharuan Ibnu ‘Asyûr bisa dilihat pada nama tafsirnya yang semula berjudul Tahrîr al
Ma’nâ al Sadîd wa Tanwîr al ‘Aql al jadîd (Memilih Makna yang Tepat dan Mencerahkan
Akal yang Baru dari AL-Qur`an). Akan tetapi kemudian judul tafsirnya disingkat menjadi al
Tahrîr wa al-Tanwîr.3

1.3 Metode, Corak, dan Sistematika Penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir
Tafsir Ibnu ‘Asyûr merupakan tafsir yang memiliki kecenderungan tafsil bi al ra‟yi.
muqaddimah tafsirnya terdiri dari pembahasan tema-tema berikut: tafsir dan ta‟wil,
keabsahan tafsir bi al-ra‟yi, Tujuan mufassir, sabab nuzûl, al-Qira‟at, Qassash fi al-Qur`an,
Nama-nama Al-Qur’an ayat, surah dan susunanya, Makna-makna ayat dan tartîb (urutan)
ayat, Makna surah dan sususnanya, Makna-makna yang dikandung Al-Qur`an dianggap
sebagai yang dimaksudkanya dan kemukjizatan Al-Qur`an („Ijaz Al-Qur`an).

a. Metode Penulisan
Metode penulisannya dimulai dengan menyebutkan nama-nama surat, keutamaanya,
keutamaan membacanya, susunanya, urutan turunya surat (tartib nuzûl surah), tujuanya,
jumlah ayatnya, baru kemudian menjelaskan isi surat tersebut ayat per ayat. Dalam
bidang fiqh (hukum islam), Ibnu ‘Asyûr menekankan pentingnya mengetahui ilmu

3
Uin Syarif Hidayatullah, Tela’ah Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir Karya Ibnu ‘Asyur
6
maqâshid syari‟ah sebagai sarana untuk mentarjih pendapat yang satu dan pendapat
lainya. Seorang ahli hukum Islam, menurut Ibnu ‘Asyûr harus mampu membedakan
berbagai posisi khitâb. Apakah posisinya sebagai targhîb atau tarhîb tabsyîr (kabar
gembira) atau tahzîn (peringatan). Tentu ini dalam rangka mentarjih dan menentukan
maqâshid syari‟ahnya.
b. Corak
Adapun corak penafsiran (laun altafsir) yang digunakan Ibn ‘Asyur adalah corak
kebahasaan (laun al-lughawiy) dan corak ilmiah (laun al-‘ilmi). Karena kedua hal ini –
penjelasan sisi kebahasaan dan ilmiah- menjadi keterangan atau penjelasan terhadap
makna yang dikandung oleh ayat al-Qur’an al-Karim. Kitab tafsir Ibn Asyur, agaknya
tidak
dipengaruhi oleh semua cabang ilmu yang dipelajarinya. Tapi, cabang ilmu bahasa yang
banyak mempengaruhinya.
c. Sistematika Penulisan
sistematika penafsiran Ibnu ‘Asyûr adalah sebagai berikut: menempuh cara-cara tafsir
atau ta'wil, menjelaskan makna surah, keutamaanya, jumlah ayatnya dan lain sebagainya,
menjelaskan munasâbah (persesuaian) antara Ayat dan antara surah, meskipun dalam
skala kecil, membahas i'rab (struktur kalimat) secara detail dan juga sisi balâghah
(keindahan) sebuah ayat, menjadikan syair-syair sebagai syawâhid (bukti-bukti)
kebahasaan dalam menentukan makna sebuah ayat Al-Qur`an. mendahulukan penafsiran
ayat dengan ayat atau ayat dengan surah (bi al-Ma'tsûr) yang tepat. melakukan ijtihad dan
sinkronisasi antara makna ayat untuk memperoleh makna yang tepat dan merumuskan
maqâshid syarîah dari ayat-ayat ahkâam.

Untuk menunjukan kepakaranya dalam bidang fiqh, Ibnu ‘Asyûr tidak pernah
melewatkan komentar-komentar fiqhnya ketika menafsiran ayat-ayat ahkam (ayat-ayat
hukum). Komentarnya ditulis secara ringkas tanpa bertele-tele, sesuai dengan pemaparan
para fuqâha (ahli fiqh), penjelasan para sahabat dan tabi‟in. Baru di akhir komentarnya,
beliau beristinbath (menentukan hukum). Misalnya tafsir ayat surat Al-Baqarah ayat 102
‫سال يعلن‬
ٌ ‫ سحزا ا‬Ibnu ‘Asyûr menjelaskan bahwa Islam telah memberi peringatan dan mencela
sihir. Hal ini bukan berkaitan dengan hakikat sihir tetapi peringatan terhadap rusaknya
akidah dan hilangnya ikatan agama.Para ulama Islam sendiri berbeda pendapat seputar

7
keberadaan sihir dan pengingkaranya, yaitu perbedaan yang diakibatkan oleh cara pandang.
Setiap kelompok melihat macam-macam sihir. Ali Iyâzi dalam bukunya ahlussunnah wal
jamâ'ah berpendapat bahwa sihir memang ada.

1.4 Karakteristik Penulisan Kitab Tafsir Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir


Untuk melihat karakteristik sebuah tafsir, bisa dilihat dari berbagai aspek. Seperti tujuan
menfsirkan, sumber penafsiran, gaya bahasa, corak penafsiran, sistematika penulisan, aliran
madzhab yang diikuti, dan lain sebagainya. Mengingat keterbatasan yang dimiliki sebuah
makalah, maka penulis membatasi analisanya pada karakteristik tafsir Ibnu ‘Asyûr hanya
pada aspek-aspek berikut: sumber penafsiran, tujuan penafsiran, gaya bahasa, dan corak
penafsiran serta metode penulisanya.

1.5 Kritik Atas Penulisan Kitab Tafsir Al Tahrir Wa Al Tanwir


Adapun kritik atas kitab ini adalah sebagai berikut:

1. Menitik Beratkan Pada Makna-makna Mufradat (Kata Demi Kata) Dalam Bahasa Arab
Dengan Membatasi dan Meneliti Dari Orang Lain Dari Kamus-kamus Bahasa.
2. Meneruskan Tafsir Abil Walid Ibnu Rusdi Dalam Kitab Al Bayan
3. Tidak mencantumkan asbabun nuzul dalam menjelaskan ayat.

1.6 Contoh Penafsiran Tafsir fi Zilal Il-Qur’an


Contoh Penafsiran :
ْ َ‫سلِّ ُموا ت‬
‫سلِي ًما‬ َ ُ‫ضيْتَ َوي‬ ِ ُ‫فَاَل َو َربِّ َك اَل يُؤْ ِمنُونَ َحتَّى يُ َح ِّك ُمو َك فِي َما ش ََج َر بَ ْينَ ُه ْم ثُ َّم اَل يَ ِجدُوا فِي أَ ْنف‬
َ َ‫س ِه ْم َح َر ًجا ِم َّما ق‬

‫ ] وما بعده ْإذ تض ّمن ذلك أنّهم فعلوا ما فعلوا وهم يزعمون‬60 : ‫ { ألم تر إلى الذين يزعمون } [ النساء‬: ‫تفريع عن قوله‬
: ‫ ث ّم أردف بما هو أصرح وهو أن أفعالهم تنافي كونهم مؤمنين بقوله‬، ‫ فكان الزعم إشارة إلى انتفاء إيمانهم‬، ‫أنّهم مؤمنون‬
‫ وأكدّه بالقسم وبالتوكيد اللفظي‬، } ‫ { ال يؤمنون‬.
‫ والعرب تأتي بحرف النفي قبل القسم إذا كان جواب القسم منفيا ً للتعجيل بإفادة أنّ ما بعد‬، ‫ فوربّك ال يؤمنون‬: ‫وأصل الكالم‬
‫ كقول قيس بن عاصم‬، ‫ فتقديم النفي لالهتمام بالنفي‬، ‫ حرف العطف قسم على النفي لما تض ّمنته الجملة المعطوف عليها‬:
ً ‫شفَى بها أبداً سقيما‬
ْ ‫ والَ أ‬... ً ‫صحيحا‬ ْ ‫فَال وهللا أ‬
َ ‫ش َربُها‬
، ‫ كما في هذه اآلية‬، ‫ويكثر أت يأتوا مع حرف النفي بعد العاطف بحرف نفي مثله في الجواب ليحصل مع االهتمام التأكي ُد‬
‫ ووقع في قول أبي ت ّمام‬، ‫ ولم أر في كالم العرب تقديم ( الَ ) على حرف العطف إبطاالً للكالم السابق‬، ‫ وهو االستعمال األكثر‬:
‫الحسين كريم‬
ُ ‫ص ْبر وأنَّ أبا‬
ِ ... ‫ال والذي هو عالم أنَّ النوى‬
‫ ] وفي غير‬1 : ‫ نحو { الَ أقسم } [ القيامة‬، ‫وليست ( ال ) هذه هي التي تَ ِرد مع فعل القسم مزيدة والكالم معها على اإلثبات‬
‫ فهي‬، ‫ وهذه الكالم معها نفي‬، ‫ ألنّ تلك ليس الكالم معها على النفي‬، ] 29 : ‫القسم نحو { لئالّ يعلم أهل الكتاب } [ الحديد‬

8
‫تأكيد له على ما اختاره أكثر المحقّقين ِخالفا ً لصاحب «الكشّاف» ‪ ،‬وال يلزم أن تكون مواقع الحرف الواحد متّحدة في المواقع‬
‫‪ .‬المتقاربة‬
‫وقد نُفي عن هؤالء المنافقين أن يكونوا مؤمنين كما يزعمون في حال يظنّهم الناس مؤمنين ‪ ،‬وال يشعر الناس بكفرهم ‪،‬‬
‫فلذلك احتاج الخبر للتأكيد بالقسم وبالتوكيد اللفظي ‪ ،‬ألنّه كشْف لباطن حالهم ‪ .‬والمقسم عليه هو ‪ :‬الغاية ‪ ،‬وما عطف عليها‬
‫بث ّم ‪ ،‬معا ً ‪ ،‬فإنْ هم ح ّك موا غير الرسول فيما شجر بينهم فهم غير مؤمنين ‪ ،‬أي إذا كان انصرافهم عن تحكيم الرسول للخشية‬
‫من جوره كما هو معلوم من السياق فافتضح كفرهم ‪ ،‬وأ ْعلَم هللا األ ّمة أنّ هؤالء ال يكونون مؤمنين حتّى يح ّكموا الرسول وال‬
‫يجدوا في أنفسهم حرجا ً ِمن حكمه ‪ ،‬أي حرجا ً يص ِرفهم عن تحكيمه ‪ ،‬أو يسخطهم من حكمه بعد تحكيمه ‪ ،‬وقد علم من هذا‬
‫‪ .‬أنّ المؤمنين ال ينصرفون عن تحكيم الرسول وال يجدون في أنفسهم حرجا ً من قضائه بحكم قياس األحرى‬
‫الحرج الذي يجده المحكوم عليه من كراهية ما يُلزم به إ َذا لم يخامره ش ّك في عدل الرسول وفي إصابته وجه‬
‫َ‬ ‫وليس المراد‬
‫ق ‪ .‬وقد بيّن هللا تعالى في سورة النور كيف يكون اإلعراض عن حكم الرسول كفراً ‪ ،‬سواء كان من منافق أم من مؤمن ‪،‬‬
‫الح ّ‬
‫ق يأتوا هللا‬
‫إذ قال في شأن المنافقين «وإذا دُعوا إلى هللا ورسوله ليحكم بينهم إذا فريق منهم معرضون وإن يكن لهم الح ّ‬
‫مذعنين أفي قلوبهم مرض أم ارتابوا أم يخافون أن يحيف هللا عليهم ورسوله ث ّم قال إنّما كان قو َل المؤمنين إ َذا دُعوا إلى هللا‬
‫ورسوله ليحكم بينهم أن يقولوا سمعنا وأطعنا» ‪ ،‬ألنّ حكم الرسول بما شرع هللا من األحكام ال يحتمل الحيف إذ ال يشرع هللا‬
‫‪ .‬إالّ الح ّ‬
‫ق ‪ ،‬وال يخالف الرسو ُل في حكمه ش َْر َع هللا تعالى‬
‫صة بحكم الرسول صلى هللا عليه وسلم فأ ّما اإلعراض عن حكم غير الرسول فليس بكفر إذا َج َّوز‬
‫ولهذا كانت هذه اآلية خا ّ‬
‫وحكم عمر‬
‫وعلي حكم أبي بكر ُ‬
‫ُّ‬ ‫المعرض على الحاكم عد َم إصابته حكم هللا تعالى ‪ ،‬أو عدم العدل في الحكم ‪ .‬وق ْد َكره العباس‬
‫في قضية ما تركه النبي صلى هللا عليه وسلم من أرض ف َد َك ‪ ،‬ألنّهما كانا يريان أنّ اجتهاد أبي بكر وعمر في ذلك ليس من‬
‫عمر كفراً‬
‫َ‬ ‫حصن لعمر ‪« :‬إنّك ال تقسم بالسوية وال تع ِدل في القضية» فلم يُعد طعنه في حكم‬
‫الصواب ‪ .‬وقد قال عينية بن ْ‬
‫منه ‪ .‬ثم إنّ اإلعراض عن التقاضي لدى قاضي يحكم بشريعة اإلسالم قد يكون للطعن في األحكام اإلسالمية الثابت كونها حكم‬
‫هللا تعالى ‪ ،‬وذلك كفر لدخوله تحت قوله تعالى ‪ { :‬أفي قلوبهم مرض أم ارتابوا } [ النور ‪ ] 50 :‬؛ وقد يكون لمج ّرد متابعة‬
‫الهوى إذا كان الحكم المخالف للشرع مالئما ً لهوى المحكوم له ‪ ،‬وهذا فسوق وضالل ‪ ،‬كشأن ك ّل مخالفة يخالف بها المكلّف‬
‫أحكام الشريعة التّباع األ ْعراض الدنيوية ‪ ،‬وقد يكون للطعن في الحاكم وظنّ الجور به إذا كان غير معصوم ‪ ،‬وهذا فيه مراتب‬
‫بحسب التم ّكن من االنتصاف من الحاكم وتقوميه ‪ ،‬وسيجيء بيان هذا عند قوله تعالى ‪ { :‬ومن لم يحكم بما أنزل هللا فأولئك‬
‫‪ .‬هم الكافرون } في سورة العقود ( ‪) 44‬‬
‫ومعنى { ش ََجر } تداخل واختلف ولم يتبيّن فيه اإلنصاف ‪ ،‬وأصلُه من الش ََجر ألنّه يلتفّ بعضه ببعض وتلتفّ أغصانه ‪ .‬وقالوا‬
‫ضيِّقا ً َح ِرجا ً } [ األنعام ‪] 125 :‬‬
‫‪ : .‬شجر أمرهم ‪ ،‬أي كان بينهم الش ّر ‪ .‬والحرج ‪ :‬الضيق الشديد { يَ ْج َع ْل صدره َ‬
‫صو َمة بين اليهودي‬
‫وتفريع قوله ‪ { :‬فال وربّك ال يؤمنون } اآلية على ما قبله يقتضي أنّ سبب نزول هذه اآلية هو قضية الخ ُ‬
‫سرين ‪ ،‬وقاله مجاهد ‪،‬‬
‫والمنافق ‪ ،‬وتحاكم المنافق فيها للكاهن ‪ ،‬وهذا هو الذي يقتضيه نظم الكالم ‪ ،‬وعليه جمهور المف ّ‬
‫‪ .‬وعطاء ‪ ،‬والشعبي‬
‫الح َّرة ( أي مسيل‬
‫ش َراج من َ‬
‫وفي «البخاري» عن الزبير ‪ :‬أحسب هذه اآلية نزلت في خصومة بيني وبين أحد األنصار في ِ‬
‫مياه جمع ش َْرج بفتح فسكون وهو مسيل الماء يأتي من ح ّرة المدينة إلى الحوائط التي بها ) إلى رسول هللا صلى هللا عليه‬
‫وسلم قال رسول هللا ‪ " :‬اسق يا زبي ُر ثم أرسل الماء إلى جارك " فقال األنصاري ‪ :‬ألنْ كانَ ابنَ ع ّمتك ‪ .‬فتغيّر وجه النبي‬
‫الج ْد َر ثم أرسل إلى جارك واست َْوف حقَّك ( والجدَر هو ما يدار‬
‫صلى هللا عليه وسلم وقال ‪ :‬اسق يا زبير حتّى يبلغ الماء َ‬
‫بالنخل من التراب كال ِجدار ) فكان قضاؤه األ ّول صلحا ً ‪ ،‬وكان قضاؤه الثاني أخذاً بالح ّ‬
‫ق ‪ ،‬وكأنَّ هذا األنصاري ظ ّم أنّ النبي‬
‫‪9‬‬
‫ فقد‬، ‫ ولم ير في ذلك ما ينافي العصمة‬، ‫ق الزبير جبراً لخاطره‬
ّ ‫صلى هللا عليه وسلم أراد الصلح بينهم على وجه فيه توفير لح‬
، ‫كان الصحابة متفاوتين في العلم بحقائق صفات الرسول مدفوعين في سبر النفوس بما اعتادوه من األميال والمصانعات‬
‫ فنّبههم هللا تعالى على أنّ ذلك يج ّر إلى الطعن في العصمة‬.
‫ وما وصفوه‬، ‫ فإنّهم وصفوه باألنصاري وهو وصف لخيرة من المؤمنين‬، ‫وليس هذا األنصاري بمنافق وال شا ّك في الرسول‬
، ‫ وهذه القضية ترجع إلى النظر في التكفير بالزم القول والفعل‬. ‫ ولكنّه جهل وغفل فعفا عنه رسول هللا ولم يستتبه‬، ‫بالمنافق‬
‫ أنّهُ ال ب ّد من تنبيه‬: ‫ خالصته‬. »‫وفيها تفصيل حسن البن رشد في البيان والتحصيل في كتاب «الجنائز» وكتاب «المرتدّين‬
‫ ألنّ المرء قد يغفل عن داللة‬، ً‫من يصدر منه مثل هذا على ما يلزم قولَه من الزم ال ُكفر فإن التزمه ولم يرجع ُع َّد كافرا‬
‫ { ال يؤمنون } إلى قوله { تسليما ً } فنبّه‬: ‫ ويؤخذ هذا على هذا الوجه في سبب النزول من أسلوب اآلية لقوله‬، ‫االلتزام‬
ً ‫ األنصاري بأنّه قد التبس بحالة تنافي اإليمان في خفاء إن استم ّر عليها بعد التنبيه على عاقبتها لم يكن مؤمنا‬.
‫ ووقع في «الكشاف» أنه َحاطب بن أبي‬، ‫ هو ثعلبة بن حاطب‬: ‫ وقيل‬، ‫ وحبّذا إخفاؤه‬، ‫ هو غير معروف‬: ‫ قيل‬، ‫واألنصاري‬
‫ { ال‬: ‫ وعلى هذه الرواية في سبب النزول يكون معنى قوله‬، ‫ ثابت بن قيس بن ش َّماس‬: ‫ وقيل‬، ‫ وهو سهو من مؤلِفه‬، ‫بلتعة‬
‫ والظاهر عندي أنّ الحادثتين وقعتا في زمن متقارب ونزلت اآلية في شأن حادثة بشر‬. ‫يؤمنون } أنّه ال يستم ّر إيمانهم‬
‫ال ُمنَافق فظنّها الزبير نزلت في حادثته مع األنصاري‬
Inilah contoh model penafsiran Ibnu ‘Asyur ketika beliau menafsirkan surat Al-Nisa’ ayat
65. beliau memulai penjelasan tafsirnya dengan penjelasan tata bahasa ayat tersebut yang
menggunakan kata Qasam yang ia sebut sebagai bentuk penekanan. lalu menjelaskan
pengertiannya dengan menyebutkan tentang keharusan seorang muslim agar terikat dengan
hukumnya Rasulullah SAW yang berdasarkan pada hokum Allah atau syariahnya. Untuk
memperkuat penjelasannya, beliau juga menggunakan ayat Al-qur’an surat An-Nur 50-51 yang
menjelaskan tentang keadaan orang yang tidak mau terhadap hukum Allah disebabkan ada
penyakit dalam hati mereka. padahal seharusnya seorang muslim ketika diminta taat kepada
Allah dan Rasul-Nya hendaknya mereka hanya menyatakan kami mendengar dan kami taat.
Disamping itu ibnu A’syur menggunakan surat Al-Maidah ayat 44 yang menjelaskan bahwa
barang siapa yang tidak berhukum terhadap hukum yang telah diturunkan oleh Allah, maka
mereka termasuk orang kafir. Ketika menjelaskan tentang sebab turunya ayat ini beliau juga
menggunakan hadits nabi dan penjelasan oleh penafsir yang lain. Dari model penafsiran ini dapat
disimpulkan bahwa tafsir Ibnu A’syur, selain bi al-lughah, juga menggunakan tafsir bi al-
ma’thur. Disamping itu beliau menafsirkan ayat per ayat di dalam Al-Quran secara terperinci
(tahlili).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ibnu Asyur Ibnu memiliki nama lengkap Muhammad al-thâhir Ibnu Asyûr.
Keturunan keluarga Asyûr adalah keluarga yang terkenal di Tunis, karena memiliki
posisi ilmiah dan jabatan di di pemerintahan. Ibnu Asyûr dilahirkan pada tahun 1296
H/1879 M di kota Mousha, yang terletak di sebalah utaratunisia.

Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir karya Ibn‘Asyur adalah sebuah kitab tafsir yang
dihasilkan oleh seorang ulama yang berkeinginan kuat untuk menjelaskan persoalan-
persoalan yang diungkap oleh alQuran, agar masyarakat mampu mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Ibn ‘Asyur dalam menjelaskan makna ayat al-Quran mengkaji dari
berbagai aspek, seperti penjelasan tentang munasabah, dan penjelasan makna
kebahasaan. Dan sistematika penjelasan ayat mengikut dengan urutan mushaf.

Nama Kitab Nama Pengarang Karakteristik


Al Tahrir Wa Al Tanwir Muhammad al-Thahir a. Metode:
Ibnu ‘Asyur tahlili
b. Corak:
Lughawi
c. Sistematika Penulisan
:
menempuh cara-cara
tafsir atau ta'wil,
menjelaskan makna
surah, keutamaanya,
jumlah ayatnya dan
lain sebagainya

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad bin hanbal, Musnad ahmad, jilid 1 Mesir: Dâr Ihya` al-Turâts, t.th

Al-Dzahabi, al-tafsir wa al-Mufassirûn, jilid 1

Ibnu ‘Asyûr, al tahrîr wa al-tanwîr, jilid 1, Mesir: Dâr al-Fikr, t.th

Ibnu ‘Asyûr, Nadzariyah al Maqâshid „Inda al-Thâhir Ibn „Asyûr, Mesir, Dâr al-Fikr, t.th
Imam al-Bukhari, shahih al-Bukhari, kitâb al-Anbiyâ, jil;id 4, Cairo Dâr al-Ihyâ, t.th

Iyazi, Ali Iyâzi, Al Mufassirûn wa Manhâjuhum, TK: Muassasah al-Thabâ’ah wa alnasyr


Wuzarah Tsaqâfah wa al-Irsyâd al islâmy, 1992

http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuludin/article/download/684/635

Ibnu ‘Asyur, Al Tahrir Wa Al Tanwir

https://islami.co/ibnu-asyur-ahli-tafsir-dan-maqashid-syariah-dari-tunisia/

https://docplayer.info/35189805-Tela-ah-tafsir-al-tahrir-wa-al-tanwir-karya-ibnu-asyur.html

12
13

Anda mungkin juga menyukai