" Tabayyun Per spektif Mufassir Nusantar a (Studi K omparatif K itab Tafsir
Marah Labid, Tafsir al-Ibriz dan Tafsir Al-Ikll Fi Ma’ ani Al-Tanzil)"
Pengertian
Asal kata tabayyun diambil dari kata ker ja lampau atau fi’ il madhi yaitu
tabayyana yang artinya jelas. Sedangkan tabayyun mer upakan bentuk masdar
dari tabayyana ter sebut. Secar a bahasa, tabayyun ber arti mencar i fakta tentang
sesuatu hingga jelas dan benar keadaannya.
Sedangkan secar a istilah makna tabayyun adalah meneliti dan menyeleksi ber ita
maupun informasi yang diper oleh, tidak ter gesa-gesa dalam memutuskan per
ihal hukum, kebijakan dan sebagainya. Tabayyun harus diter apkan di masa
yang ser ba online, supaya tidak ter kecoh ber ita bohong.
Objek Material : menjelaskan tentang Tabayyun dalam QS. An-Nisa: 94, sur
ah Yusuf: 14-18, sur ah An-Nur: 9-15, dan sur ah Al-Hujurah: 6
Tujuan
Untuk menjelaskan tentang Tabayyun dalam QS. An-Nisa: 94, sur ah Yusuf:
14-18, sur ah An-Nur: 9-15, dan sur ah Al-Hujurah: 6 Adapun pokok-pokok
per masalahan yang akan dibahas adalah penafsir an Syaikh Nawawi al-Bantani,
K H. Bisr i Musthafa, dan K H. Misbah Musthofa tentang ayat tabayyun,
per samaan dan per bedaan Tafsir Marah Labid, Al-Ibriz dan Al-Iklil Fi Ma’
ani Al-Tanzil, dan kontekstualisasi penafsir an Syekh Nawawi al-Bantani, K H.
Bisr i Musthofa dan K H. Mishbah Musthafa.
Macam Pendekatan
Pendekatan ilmu tafsir , yaitu menggunakan salah satu dari empat metode penafsir
an yang ber kembang yaitu menggunakan pola tafsir tahlili dalam mengelola
data yang telah ter kumpul.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka yang ber sifat deskr
Langkah Penelitian
Jika tidak ada empat orang saksi mer eka tidak mampu membuktikan kebenar
annya, maka ter masuk pembohong. K emudian per samaan dari ketiga mufassir
ter sebut bahwa tabayyun ialah sama-sama mengar tikan harus ber hati-hati saat
mener ima ber ita yang disampaikan oleh orang fasik. Adapun per bedaannya,
Syekh Nawawi ber pendapat bahwa jika tidak ber tabayyun maka akan ter jadi
per musuhan, menur ut Bisr i Musthofa maka akan menyebabkan sesuatu yang
buruk, dan menur ut Misbah Musthofa maka akan mengakibatkan
pembunuhan. Pada zaman sekar ang, cender ung yang r elevan hanya
mengecekkan kebenar an yang dilakukan melalui
media sosial. kar ena ber ita yang disampaikan melalui media sosial ter sebut
sangatlah pesat. Hingga tidak mendatangkan empat orang saksi yang bisa
membuktikan kebenar annya.
Judul
Pengertian
Ummah ditujukan untuk kita umat Muslim supaya lebih ideal dalam ber bangsa
dan ber negar a. Secar a bahasa Ummah ber asal dari kata amma-yaummu yang
artinya menuju, menumpu, dan meneladani. Lalu muncul kata umm yang bisa
ber arti ibu atau imam atau pemimpin. I stilah ummah disebutkan sebanyak 64
kali dalam 24 sur at dan 52 kali disebutkan dalam bentuk tunggal digunakan
untuk beber apa penger tian di dalam Al-Qur' an. Lalu, kata ummah juga
ditekankan pada penger tian yang akirnya muncul istilah ummah wahidah dan
ummah wasat. Dua istilah ini er at dengan pembahasan tentang Nasionalisme.
Tujuan
1. Menjelaskan makna ummah dari segi istilah atau bahasa dalam kitab Al-Azhar
Metode Penelitian
Pendekatan : kualitatif deskr iptif.
Jenis Penelitian : L ibrary R esear ch.
Langkah
Contoh
1. Menur ut Hamka, konsep ideal dari Ummah adalah ter capainya umat yang
adil dengan menjadikan Amar Ma’ ruf (mengajak kepada kebaikan), Nahi
Mungkar (mencegah kepada kemungkar an), dan ber iman kepada Allah sebagai
prinsip dalam ber dakwah.
2. Aktualisasi makna umat pada ayat 143 sur at Al-Baqarah yaitu solusi ter
hadap kasus intoler an di Indonesia sesuai dengan pemikir an Nasionalisme
Hamka. K esesuaian antara toler ansi dengan kemanusiaan ter letak pada fitrah
manusia. Sebagai makhluk yang tidak bisa hidup sendir i dan saling
membutuhkan setiap manusia harusdapat hidup ber dampingan.
Judul
Pengertian
Mengenai akal, akal ber asal dari bahasa Arab ﺍﻟﻌﻘﻞal-aql atau aqala. Kata aql
ﻋﻘﻞ
sendir i sudah digunakan oleh orang Arab sebelum datangnya I slam, yaitu pada
masa pra I slam. Akal hanya ber arti kecer dasan praktis yang ditunjukkan
seseor ang dalam situasi yang ber ubah-ubah. Akal menur ut penger tian pra I
slam itu, ber hubungan dengan pemecahan masalah.
Batasan / Ruang L ingkup
Sihab Tujuan
1. Tujuan Penelitian Dalam penulisan suatu karya I lmiah ini dimana karya I
lmiah harus mengandung muatan penelitian dan membutuhkan ker ja dan
pikiran yang mendalam sehingga penulisan karya I lmiah ini mempunyai
tujuan. Adapun Penelitian ini ber tujuan untuk
a. Mengetahui makna K onsep Akal dalam per spektif M. Quraisy Shihab, dan
salah satu car anya adalah menganalisa dari karya manumentalnya yakni tafsir
Al-Misbah.
Metode Penelitian
Supaya penelitian ini layak dikatakan baik maka metode adalah hal yang
urgensi dalam suatu penelitian. Oleh karna itu peneliti akan memapar kan
metode yang ber kaitan dalam penelitian ini.
a. Jenis Penelitian
Dalam penulisan skr ipsi ini penulis mengambil data yang ber sifat library r
esear ch (K epustakaan). Untuk itu penulis melakukan langkah-langkah
identifikasi, pengumpulan, pengolahan dan pengkajian ter hadap data-data yang
telah ada ter kait masalah Konsep Akal, baik ber upa data primer maupun
datasekunder secar a akurat dan faktual. Data primer dimaksud adalah Al-Qur'
anul Karim dan Tafsir Al-Misbah karya M. Quraisy Shihab. Sedangkan data
sekunder dimaksud adalah liter atur- liter atur lain ber upa buku-buku, hasil
penelitian, dan artikel-ar tikel lain yang tentunya ber kaitan dengan masalah
Konsep Akal guna memper kaya/melengkapi data primer .
b. Sifat Penelitian
Penelitian ini ber sifat deskr iptif, data-data yang digambarkan dianalisa
menggunakan metode menganalisis isi dan mendialogkannya sehingga
membuahkan hasil penelitian yang dapat mendeskr ipsikan secar a kompr
ehensif, sistematis dan obyektif tentang per masalahan seputar K onsep Akal.
Oleh kar ena itu, penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian yang ber sifat
deskr iptif.
Langkah
2) Menyusun dan Memahami ayat-ayat yang ber kaitan dengan akal ter sebut
dalam sur atnya masing-masing.
4) Mempelajar i ayat-ayat yang ter kait dengan akal ter sebut secar a keselur
uhan dengan jalan menghimpun ayat-ayatnya yang mempunyai penger tian
yang sama, atau mengompr omikan antara yang ' am (umum) dan yang khash
(khusus), muthlaq (mutlak) dengan muqayyad (ter ikat), atau yang pada
lahirnya ber tentangan, sehingga kesemuanya ber temu dalam satu muara, tanpa
per bedaan dan pemaksaan.
Contoh
1. Akal menur ut Quraisy Shihab adalah daya fikir yang bila digunakan dapat
mengantar seseor ang untuk menger ti dan memahami sesuatu yang
difikirkan. K onsep akal dalam Tafsir Al-Misbah dijelaskan antara lain akal
kaitannya dengan memahami tanda kebesar an Allah, memahami proses
dinamika kehidupan manusia, memahami alam semesta seisinya, Dengan akalnya
manusia diharapkan mampu mengikat, menahan hawa nafsunya.
2. Manusia adalah mer upakan makhluk yang diciptakan oleh Allah
palingsempur na di antara makhluk-makhluk yang lain. Faktor yang
menjadikannya demikian istimewa adalah kar ena anuger ah akal yang diber
ikan kepadanya. Al-Qur' an menyebut pember ian akal ter sebut sebagai anuger
ah ter indah yang wajib didayagunakan. Akal yang membedakan manusia
dengan makhluk yang lainnya kar ena manusia adalah makhluk yang paling
sempur na di dunia ini. Manusia ber akal ber pandangan jauh, ber tindak
sempur na dan tidak gegabah. Dengan menggunakan akal, mausia mampu
membuat kr eativitas, pembahar uan dan per ubahan-per ubahan yang
fantastik dan menakjubkan dalam kehidupannya. Dengan menggunakan akal,
kelak manusia akan menempati tempat yang ter hormat dan mulia, manusia yang
lalai akan jatuh ke tempat yang ter cela dan hina.
Judul
Untuk mengetahui konsep syukur dari sudut pandang Buya Hamka dan M.
Quraish Shihab dalam Al-Qur' an.
Metode Penelitian
Langkah
Menjelaskan per samaan dan per bedaan pandangan syukur antara Buya Hamka
dan M. Quraish Shihab.
Contoh
1. Syukur adalah pujian kepada yang telah ber buat baik atas apa yang
dilakukan kepadanya. Syukur adalah kebalikan dari kufur. Hakikat syukur
adalah menampakkan nikmat, sedangkan hakikat kufur adalah
menyembunyikannya. Menampakkan nikmat antara lain menggunakannya
pada tempat yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh pember inya, juga
menyebut-nyebut nikmat dan pember inya dengan lidah.
Al-Azhar" Pengertian
Riba secar a bahasa ber arti tambahan atau kelebihan. Dalam bahasa Arabnya
disebut ziyadah, akar katanya ter diri dari huruf ra, ba, dan huruf illat Ter diri
dari rabawa - yarbuwu - r iban, yang ber arti tambahan, baik kuantitas atau
kualitas. Secar a istilah Riba ber arti tambahan pada harta yang disyar atkan
dalam transaksi dari dua pelaku akad dalam tukar menukar antara harta dengan
harta.
Azhar
Tujuan
Ber dasar kan per masalahan yang penulis kemukakan, yang menjadi tujuan
dari penelitian ini adalah:
2. Mengetahui metode pener jemahan yang diper gunakan oleh Hamka tentang
ayat- ayat Riba.
Metode Penelitian
1. Pendekatan semantik dan sosiolinguistik, yaitu: hubungan inher en antara
bahasa dan sosial kemasyar akatan, seper ti : kultur /tr adisi, ekonomi dan
budaya.
2. Adapun sumber data yang penulis per gunakan adalah : Primer dan Sekunder
. Sumber Primer dalam skr ipsi ini adalah ayat-ayat Riba dalam Tafsir Al-
Azhar dan Sumber Sekunder yang digunakan dalam skr ipsi ini adalah ayat-
ayat Riba dalam
Tafsir Non Al-Azhar.
Langkah
Per tama, yaitu mener jemahkan secar a Harfiyyah dan menur ut susunan bahasa
Arabnya yang sudah tentu tidak cocok dengan susunan bahasa Indonesia yang
baik. Hal ini dilakukan pada tahap per tama agar dalam pener jemahan dapat
mengenal kedudukan dan hukum kata-kata itu.
K edua, yaitu membuang kata-kata yang ada dalam Al-Qur' an ke dalam ter
jemahan.
K etiga, yaitu menggeser atau menyusun kalimatnya dalam ter jemahan untuk
mencapai bahasa Indonesia yang baik, yaitu di awal digeser ke belakang dan
yang diakhir diletakkan ke muka sesuai dengan susunan kalimat dalam bahasa
Indonesia (S,P,0,K ), Tahap ini boleh diper gunakan jika diper lukan, tetapi
jika seor ang pener jemah ingin dikatakan hasil ter jemahannya itu baik, maka
tahap ini harus dipenuhi.
Contoh
Penafsir an ter hadap ayat-ayat itu Hamka sangat memper hatikan urutan dan
rangkaian ayat ke ayat ber ikutnya. Didalam member ikan pembahasannya
Hamka mengutip sebagian pendapat ulama yang dianggap r elevan, selain itu
pada umumnya adalah hasil penelitian Hamka sendir i.
Corak ini menitik ber atkan penjelasan ayat-ayat Al-Qur' an yang dibahasnya
pada segi ketelitian susunan kata atau r edaksi bahasanya. K emudian
kandungannya ditulisdengan susunan kata yang seder hana dan enak dibaca.
Namun demikian tetap menonjolkan aspek ajaran Al-Qur' an bagi kehidupan,
ser ta menghubungkan
penger tian ayat-ayat yang dibahasnya itu dan sunnatullah yang ber laku dalam
masyar akat.