Anda di halaman 1dari 14

MODEL BERPIKIR

DALAM STUDI ISLAM


Definisi Epistemologi

 Secara etimologi, kata epistemologi berasal dari


kata Yunani, episteme dan logos. Episteme berarti
pengetahuan, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi,
epistemologi adalah teori tentang pengetahuan.
Dan juga merupakan cabang filsafat yang
menyelidiki asal-muasal, metode-metode dan
sahnya ilmu pengetahuan.
Epistemologi terkait dengan :

 Filsafat, yaitu sebagai ilmu berusaha mencari


hakekat dan kebenaran pengetahuan.
 Metode, yaitu sebagai metode bertujuan
mengantarkan manusia untuk memperoleh
pengetahuan.
 Sistem, yaitu sebagai suatu sistem bertujuan
memperoleh realitas kebenaran pengetahuan.
Terdapat tiga persoalan pokok dalam bidang epistimologi :

 Apakah sumber pengetahuan itu? Dari manakah


datangnya pengetahuan yang benar itu? Dan
bagaimana cara mengetahuinya?
 Apakah sifat dasar pengetahuan itu? Apa ada dunia
yang benar-benar di luar pilkiran kita? Dan kalau
ada apakah kita bisa mengetahuinya?
 Apakah pengetahuan itu benar (valid)? Bagaimana
kita dapat membedakan yang benar dari yang
salah?
Epistemologi Bayani

 Epistimologi bayani adalah pendekatan dengan


cara menganilis teks. Maka sumber epistemologi
bayani adalah teks. Sumber teks dalam studi Islam
dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : teks
nash (al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad
SAW) dan teks non-nash berupa karya para ulama.
Adapun corak berpikir yang diterapkan dalam ilmu
ini cenderung deduktif, yakni mencari (apa) isi dari
teks (analisis content).
 Epistemologi bayani merupakan metode pemikiran
gaya Arab yang mengutamakan pemahaman atas
teks, tanpa mengkaitkannya dengan konteks
melalui penggunaan akal. Dengan demikian
epistemologi bayani, membaca teks tanpa
Ada beberapa kritik
 Epistemology ini menempatkan teks yang dikaji sebagai suatu
ajaran yang mutlak (dogma) yang harus dipatuhi, diikuti dan
diamalkan, tidak boleh diperdebatkan, tidak boleh dipertanyakan
apalagi ditolak.
 Teks yang dikaji pada epistemology bayani tidak didekati atau
diteliti historitasnya, barangkali historitas aslinya berbeda
dengan historitas kita pada zaman global, post industry dan
informatika, meestinya harus mendapat perhatian ketika dikaji
pada masa kini untuk diberlakukan pada masa kini yang berbeda
konteks.
 Kajian dalam model epistemology bayani ini tidak diperkuat
dengan analisis konteks, bahkan konstektualisasi (relevansi).
Lanjutan
 Melakukan olah akal, dan memahaminya secara literer. Sehingga
memahami teks Sebagaimana bunyi teks itu sendiri, padahal sebuah
teks ada berkaitan denlingkungan tertentu dan waktu tertentu.
Menurut Al Jabiri, sebagaimana dikutip oleh M Amin Abdullah,
epistemologi bayani, didukung oleh pemikiran kalam dan fiqh.
 Cirinya adalah bahwa penganut epistemologi bayani, tidak mau
membuka diri untuk berdialog dengan epistemologi lainnya.
Akibatnya pemahaman atas teks menjadi rigid dan kaku, ditimpali
dengan otoritas salaf sebagaimana telah dirumuskan dalam kaidah-
kaidah ushul fiqh, kemudian menafikkan otoritas keilmuan alam
(kauniyah) dan intuisi (wijdaniyah).
 Dominasi pemahaman tekstual ijtihadiyah
menjadikan epistemologi keilmuan Islam tidak
mampu merespon isu-isu aktual. Hal ini merupakan
kelemahan yang paling mencolok dari epistemologi
bayani.
epistemologi bayani ada 4 macam :

 Bayan al-i'tibar, yaitu penjelasan mengenai keadaan, keadaan


segala sesuatu, yang meliputi : a) al-qiyas al-bayani baik al-fiqgy,
al-nahwy dan al-kalamy; dan b) al-khabar yang bersifat yaqin
maupun tasdiq;
 Bayan al-i'tiqad, yaitu penjelasan mengenai segala sesuatu yang
meliputi makna haq, makna muasyabbih fih, dan makna bathil;
 Bayan al-ibarah yang terdiri dari : a) al-bayan al-zahir yang tidak
membutuhkan tafsir; dan b) al-bayan al-batin yang membutuhkan
tafsir, qiyas, istidlal dan khabar; dan
 Bayan al-kitab, maksudnya media untuk menukil pendapat-
pendapat dan pemikiran dari katib khat, katib lafz, katib 'aqd,
katib hukm, dan katib tadbir.
Epistemologi Irfani
 Epistemologi irfani merupakan moetode berpikir yang mendasarkan
pengetahuannya pada intuisi, kasyf, yaitu upaya untuk menemukan
rahasia-rahasia teks sebagaimana dimaksud oleh tuhan.
 Irfan mengandung beberapa pengertian antara lain : 'ilmu atau
ma'rifah; metode ilham dan kashf yang telah dikenal jauh sebelum
Islam; dan al-ghanus atau gnosis. Ketika irfan diadopsi ke dalam
Islam, para ahl al-'irfan mempermudahnya menjadi pembicaraannya
mengenai; 1) al-naql dan al-tawzif; dan upaya menyingkap wacana
qur'ani dan memperluas 'ibarahnya untuk memperbanyak makna. Jadi
pendekatan irgani adalah suatu pendekatan yang dipergunakan dalam
kajian pemikiran Islam oleh para mutasawwifun dan 'arifun untuk
mengeluarkan makna batin dari batin lafz dan 'ibarah; ia juga
merupakan istinbat al-ma'rifah al-qalbiyyah dari Al-Qur'an.
 Cara kerja epistemologi irfani menurut Al Jabiri
adalah berproses dalam memahami teks yang
dimulai dari teks kemudian menuju maknanya dan
dimensi batin yang diperoleh melalui kasyf. Proses
epistemologi irfani yang demikian menggunakan
metode qiyas (irfany), yang merupakan analogi
batin yang diungkap dalam kasyf, kepada makna
dhir yang ada dalam teks.
epsitemologi burhani

 ilmu pengetahuan bersumber pada realitas, baik


realitas alam, maupun realitas sosial, dan
kemanusiaan (humanities).
 pengetahuan yang diperoleh dari indera, percobaan
dan hukum -hukum logika.
Epistemologi Burhani

 Maksudnya bahwa untuk mengukur atau benarnya sesuatu


adalah berdasarkan komponen kemampuan alamiah manusia
berupa pengalaman dan akal tanpa teks wahyu suci, yang
memuncukan peripatik. Maka sumber pengetahuan dengan
nalar burhani adalah realitas dan empiris yang berkaitan
dengan alam, social, dan humanities. Artinya ilmu diperoleh
sebagai hasil penelitian, hasil percobaan, hasil eksperimen,
baik di labolatorium maupun di alam nyata, baik yang
bersifat alam maupun social. Corak model berpikir yang
digunakan adalah induktif, yakni generalisasi dari hasil-hasil
penelitian empiris.

Anda mungkin juga menyukai