Oemar Bakry
Tafsir Kontemporer Berbahasa Indonesia Sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Dosen Pengampu: Dr. H. Mafri Amir, M. Ag
Disusun Oleh:
Budi Siswanto (11150340000024)
FAKULTAS USHULUDDIN
NOVEMBER/2021
Penyusun
Al-Quran adalah kitab suci kaum muslimin dan menjadi sumber ajaran Islam yang
pertama dan utama yang harus diimani dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari
agar memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Karena itu, sudah menjadi keharusan
bagi setiap muslim untuk mempelajari isi dan pesan-pesan al-Quran secara mendalam.
Al-Qur’an sebagai kitab suci dan pedoman hidup manusia memiliki karakteristik yang
terbuka untuk dibaca, dikaji, dipahami dan bahkan dikritisi. Ia merupakan kitab suci yang
akan selalu relevan bagi kehidupan manusia sepanjang masa.1 Untuk mengungkapkan dan
menjelaskan maksud yang terkandung dalam al-Qur’an, tidaklah cukup bila seseorang hanya
mampu membaca, akan tetapi yang diperlukan adalah kemampuan memahami dan
mengungkapkan isi serta mengetahui prinsip-prinsip yang dikandungnya.2
Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan tafsir itu sejak al-Qur’an sendiri diturunkan,
sebab ketika al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah Saw, sejak itu pula beliau melakukan
tafsir dalam pengertian yang sederhana, yakni memahami dan menjelaskan kepada para
sahabat, beliau adalah The First Interpreter (AwwalulMufassir) orang yang pertama
menguraikan al-Qur’an dan menjelaskan kepada ummatnya.3
Selanjutnya setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw, penafsiran al-Qur’an dilakukan
oleh para sahabat, kalau pada masa Rasulullah Saw para sahabat menanyakan persoalan-
persoalan yang tidak jelas kepada beliau, maka setelah wafatnya, para sahabat terpaksa
melakukan ijtihad, khusunya mereka yang mempunyai kemampuan seperti ‘Ali bin abi
Thalib, Ibnu ‘Abbas, Ubay bin Ka’ab dan Ibnu Mas’ud. 4 Kemudian para sahabat memiliki
murid-murid dari kalagan tabi’in, khususnya di kota-kota tempat mereka tinggal. Sehingga
lahirlah tokoh-tokoh tafsir baru dari kalangan tabi’in di kota-kota tersebut, seperti Said bin
Jubair, Mujahid bin Jabr di Mekkah yang ketika itu berguru kepada ibnu ‘Abbas,
Muhammad bin Ka’ab, Zaid bin Aslam di Madinah yang ketika itu berguru kepada Ubay bin
Ka’ab dan Al Hasan al-Bashry, Amir al-Sya’bi di Irak yang ketika itu berguru kepada
Abdullah bin Mas’ud.5
1
Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Panggabean Tafsir Kontekstual Al-Qur’an, (Bandung : Mizan,
1990), h. 15.
2
Sri Adekayanti, skripsi Metodologi Penafsiran Oemar Bakry : Studi Kitab Tafsir Rahmat, UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta : 2007.
3
Abdul Mustaqim, Aliran – Aliran Tafsir, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2005 ), h. 29.
4
Hasbi Ash-Shieddieqy, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2013), cet. v, h.
182.
5
Hasbi Ash-Shieddieqy, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2013), cet. v, h.
185.
6
M. Quraish Shihab, artikel Sejarah perkembangan Tafsir, diakses dari
http://quran.al-shia.org/id/tafsir/tarikh-e-tafsir/sejarah-Tafsir02.htm, pada 10 Desember 2017, pukul 12.29
7
Howard M Federspiel, Kajian Al Qur’an di Indonesia (Dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab),
(Bandung : Mizan, 1996), hal. 154.
8
Oemar Bakry, Tafsir Rahmat, (Jakarta : Mutiara, 1984) cet. iii, hal. 1325.
9
Mafri Amir dan Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet. i, hal. 206.
10
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 229.
11
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 230.
12
Mafri Amir dan Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet. i, hal. 208.
13
Oemar Bakry, Polemik H. Oemar Bakry dengan H.B. Jassin tentang al-Qur’anul Karim Bacaan
Mulia, (Jakarta : Mutiara, 1979) hal. 44.
14
Mafri Amir dan Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet. i, hal. 209.
15
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 230.
16
Oemar Bakry, Tafsir Rahmat, (Jakarta : Mutiara, 1984) cet. iii, hal. 1324.
17
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 233.
18
Oemar Bakry, Polemik H. Oemar Bakry dengan H.B. Jassin tentang al-Qur’anul Karim Bacaan
Mulia, (Jakarta : Mutiara, 1979) hal. 36.
19
Islah Gusmian, Khazanah Tafsir Indonesia, (Yogyakarta : LKis, 2013) cet. i, hal.62.
20
Howard M Federspiel, Kajian Al Qur’an di Indonesia (Dari Mahmud Yunus hingga Quraish
Shihab), (Bandung : Mizan, 1996), hal. 156.
21
Mafri Amir dan Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011) cet. i, hal. 212.
28
Ali Hasan al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994) cet. ii,
hal. 73.
29
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tangerang : Lentera Hati, 2013) cet. I, hal. 349.
30
Bi al-Ma’tsur adalah menafsirkan al Qur’an dengan atsar atau riwayat, seperti al Qur’an, hadits
Rasul dan pendapat para sahabat yang menjadi penjelasan bagi maksud-maksud al-Qur’an.
31
Bi al-Isyary adalah menafsirkan al-Qur’an berdasarkan kesan yang diperoleh dari teks (biasanya
mufassir dari ahli tasawuf)
32
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 234.
33
Hasani Ahmad Said, Jurnal Mengenal Tafsir Nusantara : Melacak Mata Rantai Tafsir dari
Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura hingga Brunei Darussalam, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017.
34
http://makalahqwahyu.blogspot.co.id/2016/07/makalah-ulumul-tafsir-corak-tafsir.html, diakses pada
19 November 2017, pukul 14.23
35
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 236.
36
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 241.
37
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 241.
38
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 241.
39
Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Tangerang : Mazhab Ciputat, 2013) cet. ii, hal. 242.
40
Oemar Bakry, Tafsir Rahmat, (Jakarta : Mutiara, 1984) cet. iii, hal. 3.
41
Oemar Bakry, Tafsir Rahmat, (Jakarta : Mutiara, 1984) cet. iii, hal. 3.
DAFTAR PUSTAKA