Disusun Oleh :
Penafsiran al-Qur’an sangat berguna untuk mengungkap sebuah makna yang tersimpan
dalam setiap ayat-ayat al-Qur’an. Semakin banyak para ulama’ yang menafsirkan al-Qur’an
maka banyak pula karya-karya tafsir yang bermunculan seiring dengan berjalannya zaman, untuk
mengungkap makna-makna yang terkandung didalamnya, dengan menggunakna metode, sudut
pandang/corak tafsir yang menjadi ciri pada setiap penafsiran yang dilakukan oleh musfassir,
kemudian bentuk penafsiran yang berbeda-beda. Dari sekian banyaknya karya tafsir yang ada,
terdapat kitab tafsir yang terkenal dengan menggunakan corak fiqih yaitu kitab al-Jami’ li
Ahkam al-Qur’an karya Muhammad Ibn Ahmad Abu Bakr Ibnal-Farh al-Anshari. Dalam
penulisan ini, penulis akan mencoba mengkaji mulai dari biografi penulis kitabnya, latar
belakang penulisannya, metode yang digunakan serta kelebihan dan kekurangan yang ada pada
kitab tafsir tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Siapa pengarang kitab jami’ al ahkam al-Qur’an?
2. Bagaimana latar belakang kepenulisannya?
3. Bagaimana bentuk, metode dan corak penafsirannya?
4. Apa karakteristik pembahasan materinya?
C. PEMBAHASAN
1. Biografi
Nama lengkap al-Qurtubi adalah Abu Abdillah Muhammad Ibn Ahmad Abu Bakr Ibn al-
Farh al-Anshari al-Khazraji al-Andalusi. Al-Qurtubi dilahirkan di Cordova (Spanyol) pada
tahun 486 H/1093 M dan wafat pada bulan syawal tahun 567 H/1172 M. Imam al-Qurtubi
merupakan seorang hamba Allah yang shalih yang mencapai tingkat ma’rifatullah. Al-
Qurtubi sangat zuhud terhadap kehidupan dunia bahkan dirinya selalu disibukkan oleh
urusan-urusan akhirat. Al-Zahabi menjelaskan mengenai al-Qurtubi, “dia adalah seorang
imam yang memiliki ilmu yang luas dan mendalam. Dia memiliki sejumlah karya yang
sangat bermanfaat, yang tentu hal ini menunjukkan betapa luas pengetahuannya dan
sempurna kepandaiannya”.
Berawal dari penacarian ilmu dari para ulama’, yang kemudian Imam al-Qurtubi
mempunyai keinginn besar untuk menyusun sebuah kitab tafsir yang bercorak fiqih, dengan
mencantumkan pendapat imam-imam madzhab fiqih dan menampilkan hadits yang sesuai
dengan permasalahan yang sedang dibahas. Karena itulah Imam al-Qurtubi menyusun kitab
ini bertujuan agar dapat mempermudah masyarakat, karena disamping menemukan tafsir yang
ditulisnya, namun juga dapat melihat sudut pandang dari para imam madzhab fiqih, hadits-
hadits Rasulullah, ataupun padangan para ulama’ mengenai masalah yang dibahas dalam kitab
tafsirnya.
“dan laksanakan salat, tunaikanlah zakat, dan rukunlah beserta orang yang rukuk.”
Hukum yang terkandung dalam lafadz dirikanlah sholat, kemudian yang terkait dengan
zakat, persoalan terakhir tentang tasyahud akhir serta bacaannya. Sistematika mushafi ia
menafsirkan al-Qur’an sesuai dengan urutan ayat dan surat yang terdapat dalam mushaf Al-
Qur’an yaitu mulai dari ayat pertama surat al-fatihah sampai ayat terakhir surat an-nas.
Namun menurut Quraish shihab, benih benih penafsiranmodel maudhu’i dalam tafsir Al-
Qurtubi sudah tumbuh, hal ini melihat corakpenafsiran dia yang memfokuskan pada
penafsiran ayat Al-Qur’an yang bertemakan hukum.
Corak tafsir yang gunakan oleh al-Qurtubi adalah corak fiqih. Maka seing disebut
tafsir Ahkam, karena dalam penafsiran ayt-ayat al-Qur’an lebih banyak menggunakan dan
mengakaitkan dengan persoalan-persoalan hukum.
4. Karakteristik
Kelebihan tafsir al-Qurtubi, diantaranya :
a. Menghimpun ayat-ayat al-Qur’an, hadits, dan pendapat para ulama’ pada
masalah-masalah hukum. Kemudian ditarjih dan ditentukan yang dianggap
pendapat yang paling benar.
b. Sarat dngan dalil-dalil ‘aqil dan naqli
c. Tidak mengabaikan bahasa arab, sya’ir arab, dan sastar arab
d. Banyak membahas kisah-kisah isra’iliyat, namun tidak membahasanya secara
mendalam
Kekurangan
Ada kesalahan kecil dalam kaitannya adanya penyebutan cerita isra’iliyat dan hadits
maudhu’. Seperti menyebutkan kisah Harun dan Marut, kisah Nabi Daud dan juga Al-Qurtubi
terkadang menyebutkan hadits palsu yang berkaitan dengan sebab turunnya ayat.
D. KESIMPULAN
Kitab jami’ al ahkam al-Qur’an karya al-Qurtubi ini ada kitab tafsir yang bernuansa
pembahsannya fiqih dengan menampilkan pendapat banyak imam-imam madzab fiqih serta
hadits-hadits yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Dalam penulisannya beliau
menggunakan metode tahlili, dengan corak fiqih dan dominan menggunakan penafsiran bil ra’y
walaupun tetap mencantumkan dalil dalil periwayatan / bil ma’tsur.