Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KAJIAN KITAB TAFSIR KLASIK

KAJIAN TAFSIR AL-MAWARDI


Dosen Pengampu : Dr. H. M. Abdul Kholiq Hasan M. A., M. ED.

Disusun Oleh :
Wilis Meida Septyadini 201111077

POGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA 2022/2023

A. Pendahuluan
Corak penafsiran Al-Qur’an adalah warna pemikiran sesorang mufasir yang dituangkan
dalam kitabnya. Seorang ahli bahasa dalam menafsirkan akan memperlihatkan keindahan gaya
bahsanya dalam penafsirannya, ahli kalam akan memperlihatkan warna kalamnya, seorang ahli
hukum kan memperlihatkan ketegasan dalam hukumnya, dan sebagainya. Dalam kajian kitab
tafsir/keilmuan klasik, al-Mawardi atau Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi
Al-Basri Al-Syafi’i adalah seorang cendikiawan yang banyak menguasa cabang ilmu seperti
fiqih, hadits, lughah, tarikh, dan tafsir Al-Qur’an. Dan begitu banyak karya yang dihasilkannya
salah satunya yaitu yang akan dibahas adalah Kitab an-Nukat wa al-Uyun atau yang biasa di
sebut dengan Tafsir al-Mawardi

B. Rumusan masalah
1. Siapa pengarang kitab tafsir al-Mawardi?
2. Bagaimana latar belakang penulisnya?
3. Bagaimana bentuk, motode, dan corak penafsirannya?
4. Apa karakteristik pembahasan materinya?
C. Pembahasan
1. Pengarang
Tafsir al-Mawardi memiliki judul asli Kitab an-Nukat wa al-Uyun, diterbitkan pertama
kali pada tahun 1412 H/1992 M, diterbitkan oleh Darul al-Kutub al-ilmiyyah di Beirut, Lebanon.
Kitab ini memimiliki 6 jilid lengkap 30 juz. Tafsir al-Mawardi ini adalah sebuah kitab yang
memuat kumpulan ta’wil dan tafsir terhadap ayat-ayat yang tersembunyi dan sulit dipahami
maknanya.
- Jilid 1 berisi (QS. Al-Fatihah - QS. An-Nisa) terdiri dari 548 halaman,

- Jilid 2 berisi (QS. Al-Maidah - QS. Yunus) terdiri dari 512 halaman,

- Jilid 3 berisi (QS. Yusuf - QS. Al-Anbiya’) terdiri dari 477 halaman,

- Jilid 4 berisi (QS. Al-Hajj - QS. Fatir) terdiri 480 halaman,

- Jilid 5 berisi (QS. Yasin - QS. Shaff) terdiri 531 halaman,

- Jilid 6 berisi (QS. Al-Jumu’ah - QS. An-Nas) terdiri 472 halaman,


Kitab tafsir ini ditulis oleh seorang cendikian muslim yang bernama al-Mawardi,
memiliki nama lengkap Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib al-Mawardi Al-Basri Al-
Syafi’i yang lahir pada tahun 364 H/ 975 M di kota Basrah. Terlahir di keluarga yang sangat
mendukung ilmu pengetahuan. Al-Mawardi wafat pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 450 H/1058
M, dalam usia 86 tahun, dimakamkan di kota al-Manshur, di daerah Babi Harn, Baghdad.
2. Latar Belakang Penulisnya
Al Mawardi memiliki latar belakang pendidikan yang baik, pendidikan al-Mawardi
dimulai pada masa kanak-kanak di tanah kelahirannya, beliau belajar mengenai ilmu agama
terkhusus ilmu-ilmu hadits. Setelah belajar di tanah kelahirannya beliau melanjutkan pendidikan
di Baghdad. Di Baghdad beliau belajar mengenai hadits dan fiqih. Beliau merupakan seorang
cendikiawan yang banyak belajar pada ulama-ulama yang masyhur, beliau menguasai beberapa
cabang ilmu pengetahuan seperti ilmu bahasa, ilmu sastra, tafsir, fiqih dan ketatanegaraan.
Beliau merupakan penulis yang aktif mencetak banyak karya serta mencetak regenerasi ulama
yang mumpuni. Beliau memperoleh dua gelar yaitu Qadial Kudats dan Al-bashri. Al Mawardi
merupakan seorang penulis yang aktif, telah banyak karya yang beredar seperti :
a. An-Nukat wa al-Uyun
b. Al-Hawi al-Kabir
c. Al-Iqna’
d. Adab al-Qadi
e. A’lam an-Nubuwwah
f. Al-Amtsal wa al-Hikam
g. Nasihat al-Malik
h. Tashil an-Nadhar wa Ta’jil al-Zhafa
i. Adab al-Dunya wa al-Din
j. Qawanin al-Wizarah
k. Al-Ahkam as Sulthaniyyah wa al- Wilayat al-Diniyyah
Al-Mawardi juga merupakan salah satu tokoh terkemuka mahzab Syafi’i dan merupakan
pejabat tinggi yang berpengaruh pada pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Beliau pernah berguru
pada al-Hasan bin Ali bin Muhammad Al-Jabali (sahabat Abu Hanifah Al-Jumahi), Muhammad
bin Adi bin Zuhar Al-Manqiri, Muhammad bin Al-Ma’alli Al-Azdi, Ja’far bin Muhammad bin
Al-Fadhl Al-Baghdadi, Abu Al-Qasim Al-Quashairi untuk belajar hadits, dan kepada Abu Qasim
Ash-Shumairi di Basrah, Ali Abu Al-Asfarayani (imam madzhab syafi’i di Baghdad) untuk
belajar fiqih.
Kepada Ali Abu Al-Asfarayani ini lah yang sangat berpengaruh pada pribadi imam al-
Mawardi. Pada gurunya itulah ia mendalami doktrin madzhab syafi’I melalui kajianrutin yang
diselenggarakan di masjid Abdullah bin Mubarak di Baghdad. Dari sinilah al-Mawardi dikenal
sebagai seorang ahli hukum islam dari kalangan madzhab syafi’i. 1
3. Bentuk, Metode dan Corak Penafsiran
Contoh penafsiran, QS. Al-Baqarah : 2
َ‫ هُدًى لِ ْل ُمتَّقِ ْين‬. ‫ْب فِيْه‬
َ ‫َدلِكَ ْال ِكتَابُ الَ َري‬
“Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”
Dalam menafsirkan kata ُ‫اب‬ccَ‫كَ ْال ِكت‬ccِ‫ َدل‬al-Mawardi menyebutkan bahwasannya kalimat
tersebut terdapat 3 penta’wilan, 1) bahwa kalimat tersebut dimaknai dengan kitab taurat dan injil;
2) al-Muwardi mengutip dari pendapat al-Asham bahwa sesuatu yang diungkapkan al-Qur’an
adalah yang berada di Mekkah dan Madinah; 3) al-Mawardi mengambil salah satu syair dari
Khufaf bin Nudbah :
‫ اقو ُل لهُ والرمخ يأ طرمتنه‬# ‫ثأ مل خمافا انني انا ذلكا‬
Dengan mempertimbangkan contoh, al-Mawardi menggunakan sumber periwayatan bil ma’tsur.
Dalam tafsir an-Nukat wal Uyun, al-Mawardi menggunakna metode penafsiran tahlili
atau berupa uraian analisis. Dapat dijelaskan bahwa metode penafsiran tahlili merupakan metode
yang mengurai secara detail bagian-bagian ayat. Selain itu, objek penafsirannya ayat per ayat
sesuai tertib dalam mushaf, semuanya dibahas mulai dari mufradat, munasabah ayat, asbabun
nuzul, dan atsar secara rinci.
Jadi “bentuk penafsiran” yang digunakan adalah tafsir bil ma’tsur karena berdasarkan
bentuk dan juga sumbernya, buku imam al-Mawardi termasukke dalam golongan tafsir bil
ma’tsur, penafsiran yang bersumber dari nash al-Qur’an, yang berfungsi menjelaskan,
merincikan terhadap sebagain ayat lainnya, yang diriwayatkan dari Rasul, para sahabat dan
tabi’in. Kemudian “metode” yang digunakan adalah menggunakan metode tahlili atau analisis.
Penafsiran kitab tafsir al-Mawardi bercorak hukmi, dilihat dari kondisi sosial imam al-Mawardi
yang terpengaruh terhadap permasalahan fiqih atau karena keahliannya dalam bidang fiqih. 2

4. Karakteristik Pembahasan Materi

1
Syeeva ulfa. Berbagai Karya: Tafsir al-Mawardi. 2015
2
http://maqalah2.blogspot.com/2015/01/tafsir-al-mawardi.html?m=1
Kelebihan
a. Didalam kitab tafsir an-Nukat wal Uyun terhimpun perkataan-perkataan para ulama
terdahulu yang berkenaan dengan tafsiran ayat
b. Pemahaman yang mendalam dan teliti di setiap mufradat-mufradat dalam tafsirnya
c. Metode yang digunakna cukup mendalam, tidak hanya menggunakan metode
periwayatan saja tetapi menggunkana kumpulan qira’at hukum fikih yang ma’tsur
d. Dianggap kitab yang paling agung, shahih, dan paling lengkap pada urutan ke-2 setelah
tafsir ath-Thabari, karena kebanyakan penafsiran al-Mawarsi merujuk pada kitab atau
penafsiran dari ath-Thabari.
Kekurangan
a. Imam al-Mawardi telah memasukkan hadits-hadits yang lemah ke dalam kitabnya. Ada
beberapa yang berkualitas dha’if.
D. Kesimpulan
Tafsir al-Mawardi adalah hasil penafsiran atas al-Qur’an yang menggunakan metode
tahlili, karena beliau menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an secara runtut sesuai urutan ayat dan surat
dalam al-Qur’an, yaitu yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas
yang terdiri dari beberapa jilid. Dalam penafsirannya bercorak pada sastra bahasa yang
menggunkan beberapa pena’wilan-pena’wilan dari berbagai ulama’ seperti ulama’ salaf.3

3
https://youtu.be/eUkH_SJGQwk

Anda mungkin juga menyukai