Anda di halaman 1dari 11

Bab

Kronologi Al-Qur’an

1. Pandangan Tradisional Islam Tentang Penanggalan Al-Qur’an


2. Teori Kesarjanaan Barat Tentang Penanggaalan Al-Qur’an
3. Rangkaian Gagasan Sebagai Suatu Petunjuk Untuk Kronologi
Mereka mengemukakan asumsi bahwa
1 sebagian besar unit Al-Quran dalam
suatu surat diwahyukan pada masa
yang sama. Berdasarkan ini, mereka
Pandangan Tradisional mengklasfikasikan surat-surat Al-
Islam Tentang Qur’an sebagai surat “Makiyah” atau
Penanggalan Al-Qur’an “Madaniyah”.

Beberapa ayat tidak mesti


diklasifikasikan sama dengan ayat-ayat
lain yang berada dalam suatu surat.
Contohnya dalam edisi resmi Mesir,
Raihan Yusup Deis Anuari mukaddimah surat 73 terbaca: “Surat
al-Muzzammil berasal dari periode
Oni Darda Makiyah, kecuali ayat 10, 11 dan 12
yang berasal dari periode Madaniyah.
Dalam pandangan para sarjana Muslim,
pijakan utama untuk penanggalan bagian
dan ayat-ayat Al-Quran adalah hadits
dan pemyataan para Mufassir Al-Qur’ān
yang terdahulu.

Sayangnya bahan-bahan tradisional


demikian mengidap beberapa cacat.
Pertama tidak lengkap, dan kedua hanya
menentukan sebab-sebab pewahyuan.
Terakhir, kurang konsisten.
Jadi biasanya dikatakan bahwa bagian Al-Qur’an yang pertama kali
diwahyukan adalah permulaan surat 96; tetapi ada kisah lain yang
mengatakan bahwa wahyu pertama adalah permulaan surat 74.

Sebenarnya, tidak satu pun dari kedua surat itu yang mungkin
merupakan wahyu pertama, kisah mana barangkali hanya
merupakan dugaan para sarjana Muslim yang terdahulu.

Penanggalan, bahkan akan membentuk pijakan bagi kajian-kajian


lanjut di masa mendatang. Sejauh penanggalan itu taat-asas, ia akan
menggariskan kronologi Al-Qur’an secara mendasar, dan setiap
upaya moderen untuk menemukan titik injaknya haruslah selaras
dengan pandangan tradisional, sekalipun dalam satu atau dua hal
bertolak belakang
2 Teori yang dikemukan Noldeke

Theodore Noldeke, mengasumsikan bahwa


Teori Kesarjanaan perubahan gaya Al-Qur'an yang progrsif
Barat Tentang dari bagian-bagian puitis yang agung pada
Penanggaalan Al- masa awal hingga wahyu-wahyu yang
Qur’an berwujud prosa panjang pada belakangan.
Dalam pembagian Al-Qur'an ke dalam
surah-surah yang sebagian besar isinya di
wahyukan di Mekkah dan di Madinah. la
membagi surah-surah Makiyah ke dalam
Riswanda Himawan tiga periode.
Dini Nur Hidayah
Periode pertama, ayat-ayat yang turun dalam periode ini sebagian besar pendek-
pendek dan bahasanya berirama serta penuh perumpamaan. Contohnya adalah Surah
Al-Fatihah.
 
Periode kedua, ajaran fundamental didukung dan dijelaskan dengan sejumlah ilustrasi
dari alam dan sejarah. Dan terdapat beberapa pembahasan doktrinal. Pada periode ini
penekanan ayatnya pada tanda-tanda kekuasaan Allah baik pada alam maupun pada
peristiwa yang dialami nabi-nabi terdahulu. Dari segi gaya bahasanya, periode ini
mulai menggunakan cara-cara penuturan yang baru dan surah-surahnya bertambah
panjang dan juga sering diawali dengan qul, "katakanlah", sebagai suatu perintah
kepada Nabi Muhammad. Allah sering dirujuk sebagai Ar-rahman "yang maha
pengasih".
Sarjana Islam memandang Al-Qur’an sebagai
3 kalam Allah yang abadi, tidak menerima adanya
perkembangan gagasan dalam Al-Qur’an.

Rangkaian Gagasan Dikalangan sarjana Eropa dalam diskusinya


Sebagai Suatu Petunjuk mengenai butir-butir apa saja yang ditonjolkan
Untuk Kronologi dalam wahyu-wahyu awal. Nah kemudian
terdapat asumsi bahwa Muhammad itu hanya
memiliki tujuan keagamaan yaitu memberi
pemahaman keesaan Tuhan dan membasmi
penyembahan berhala. Contohnya Hubert
Rohmat Baihaqi Grimme sarjana Jerman dalam karyanya
(1892) mengenai biografi Muhammad, ia
Wilis Meida Septyadini memaparkan bahwa Muhammad adalah seorang
pembaharu sosial yang memanfaatkan agama
Ayuni Indah Puspitasari untuk pelaksanaannya
Nah hal ini di kritik oleh C.Snouck Hurgronje yang menekankan bahwa Muhammad
bukan hanya seorang pemimpin namun juga seorang yang memberikan pemahaman
tentang hari akhirdan pengadilan di akhirat. Dari teori C.Snouck Hurgronje diterima
dikalangan tertentu contohnya Tor Andrae seorang sarjan Swedia. Namun ada pula
yang menentangnya seperti Richard Bell yang berpendapat bahwa wahyu yang paling
awal adalah mneyeru manusia untuk mengenal karunia Tuhan dalam ciptaanNya dan
menunjukkan rasa syukur mereka kepadaNya.
bnb

Berikut butir-butir yang menonjol dalam wahyu-wahyu awal :

Tuhan itu mahakuasa dan juga mahakasih atau cenderung baik kepada
manusia; Seluruh yang baik dalamkehidupan manusia disebabkan olehNya
danjuga oleh kehidupan itu sendiri.
Tuhan akan mengadili manusia di hari Akhirat, dan menetapkan mereka
masuk surga atau masuk neraka selaras dengan perbuatan mereka dalam
kehidupan di dunia ini.

Manusia harus mengakui ketergantungannya kepada Tuhan dan


memperlihatkan rasa syukur kepadaNya dan menyembahNya.

bnb
Pengakuan manusia akan ketergantuangannya kepada Tuhan juga harus
jelma dalam sikapnya terhadap kekayaan, yakni tidak pelit dengan
menimnunnya, tetapi bermurah hati kepada orang-orang yang
membutuhkannya.

Muhammad memiliki pekerjaan khusus untuk menyampaikan


pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran ini kepada prang-orang di
sekitarnya.
Karakter pewahyuan Al-Qur’an adalah mengkritik penyembahan berhala
pada zaman itu.

Periode Mekkah :
Orang-orang Arab pada zaman sebelum adanya wahyu sudah mnegenal
Allah tapi bukan dalam bentuk tuhan yang esa, atau monoteisme
melainkan beranggapan bahwa masih ada tuhan kecil yang Allah
bersemayam di Ka’bah sebagai
bnb tempat suci. Mereka masihmemnadang
Allah sebagai politeisme dalam artian tuhan yang luas, dan berhala-
berhala adalah wakil tuhan di bumi. Dan al-Qur’an menolong prinsip
dasar tersebut.

Periode Madinah :
Al-Qur’an menentang motif politeisme yang lain disebabkan oleh kaum
yahudi dan nasrani.

Anda mungkin juga menyukai