STUDI AL-QUR’AN
Dosen: Fathul Hidayat, S.Pd
Disusun oleh:
1. Fitroh
2. Lathifah Nur Hidayah
3. Syafira Reza Azzahro
4. Ulfa Hani’ah
5. Ndary Nur Hasanah
Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menempati posisi sentral, bukan hanya dalam
perkembangan dan pengembangan ilmu – ilmu Islam namun juga merupakan inspirator, pemandu
gerakan – gerakan umat Islam sepanjang sejarah. Al-Qur’an bukan sekedar berisi petunjuk tentang
hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia,
serta manusia dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna (kaffah),
diperlukan pemahaman terhadap kandungan Al-Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan
sehari- hari secara sungguh-sungguh dan konsisten.
Dasar dari ajaran Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan tentang akidah, pokok –
pokok akhlak dan perbuatan dapat dijumpai dalam sumbernya yang asli di dalam ayat–ayat Al-
Qur’an. Al-Qur’an adalah kitab agung yang memiliki nilai sastra tinggi. Meskipun diturunkan kepada
bangsa Arab yang lima belas abad lalu terkenal dengan jiwa yang kasar, Al-Qur’an mampu
meruntuhkan dominasi sya’ir–sya’ir Sastrawan Arab, hingga tidak berdaya di hadapan Al-Qur’an.
Kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam harus dipahami dengan benar. Hasbi Ash-Shidieqi
menyatakan untuk dapat memahami Al-Qu’ran dengan sempurna, bahkan untuk menerjemahkannya
sekalipun, diperlukan sejumlah ilmu pengetahuan, yang disebut Ulumul Qur’an.
BAB II
KAJIAN ISI
B. Pengertian Al-Qur’an
1. Secara Etimologi
Qara’a artinya adalah menyatukan dan menggabungkan. Al qira’ah artinya adalah
menggabungkan huruf-huruf dan kata-kata satu sama lain saat membaca. Al Qur’an
pada dasarnya sama seperti kata Al Qira’ah bentuk Masdar dari qara’a-qiraatan-
qur’anan.
2. Secara Terminologi
Al Qur’an secara istilah adalah “Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Melalui malaikat Jibril dan membacanya adalah ibadah.
َم ا َنْنَس ْخ ِم ْن ٰا َيٍة َاْو ُنْنِسَها َنْأِت ِبَخْيٍر ِّم ْنَهٓا َاْو ِم ْثِلَهاۗ َاَلْم َتْع َلْم َاَّن َهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر
Terjemahan:
“Ayat yang Kami batalkan atau Kami hilangkan dari ingatan, pasti Kami ganti
dengan yang lebih baik atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu tahu
bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu?”
Mansukh adalah hukum yang dihapuskan. Contohnya adalah ayat waris dan hukum
hukum yang terdapat di dalamnya menghapus hukum wasiat untuk kedua orang tua
dan kerabat.
B. Syarat-Syarat
1. Hukum yang dihapus adalah hukum syar’i
2. Dalil yang menghapus hukum adalah khitab syar’i yang turun belakangan setelah
khitab yang hukumnya dihapus.
3. Khitab yang hukumnya dihapus tidak didibatasi jangka waktu tertentu.
Jika dibatasi oleh jangka waktu tertentu berarti hukum tersebut berakhir seiring
berakhirnya waktu. Dan ini tidak dianggap naskh.
C. Cara Mengetahui
1. Dalil yang tegas dari Nabi SAW atau seorang shahabat,seperti hadits ,”Aku dulu
melarang kalian berziarah kubur. Ketahuilah !Berziarahlah kubur.”(HR Hakim)
2. Ijma’ umat bahwa ini nasikh dan yang itu mansukh.
3. Mengetahui mana khitab yang turun terlebih dahulu dan mana yang turun belakangan
menurut urutan waktu.
D. Macam-macam Naskh
1. Me-nasakh Al Qur’an dengan Al Qur’an.
2. Me-nasakh Al Qur’an dengan As Sunnah.
3. Me-nasakh As Sunnah dengan Al Qur’an.
4. Me-nasakh As Sunnah dengan As Sunnah.
Studi Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang segala sesuatu yang ada kaitannya
dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
shalallahu alaihi wasallam melalui perantara malaikat Jibril dan membacanya adalah ibadah.
Menurut para ulama, Al-Qur’an diturunkan dengan dua fase yaitu diturunkannya Al Qur’an
sekaligus (dari lauhul mahfuzh ke Baitul Izzah), dan di turunkan secara berangsur-angsur kepada
Rasulullah selama 23 tahun. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang berlaku sepanjang
zaman tidak akan pernah habis dan selesai untuk dibahas.
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyah, serta ayat-ayat naskh
mansukh. Sebagaimana yang telah dibahas dalam makalah ini.
REFERENSI