BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. v.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ulumul Qur’an terdiri atas dua kata: ulum dan al-Qur’an. Ulum ( )علومadalah
jamak dari kata tunggal ilm ()علم, yang secara harfiah berarti ilmu. Sedangkan al-
Qur’an adalah nama bagi kitab Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
Dengan demikian, maka secara harfiah kata ‘ulumul qur’an’ dapat diartikan sebagai
ilmu-ilmu al-Qur’an.
2
Fatmawati, Gusnawati, dkk, ‘Ulumul Qur’an (Gowa: Pusaka Almaida, 2014) h. 1.
4
3
Zidny Fahma, http://Zidny Fahma Makalah-Ulum-al-Qur`an-dan-sejarah-
perkembangannya.html?m=1 (diakses pada 20 maret 2017)
4
Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 5.
5
Secara istilah, para ulama telah merumuskan berbagai defenisi Ulumul Qur’an.
2.1.3.2. Manna’ al- Qathan memberikan defenisi bahwa Ulumul Qur’an adalah ilmu
yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an, dari
segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan Al- Qur’an dan urut-
urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, hal –hal lain
dihadapkan kepadanya.7
Jadi, dari definisi-definisi Ulumul Qur’an tersebut di atas, kita dapat megambil
kesimpulan bahwa Ulumul Qur’an adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup
semua ilmu yang ada hubungannya dengan al-Qur’an baik berupa ilmu-ilmu agama,
seperti tafsir, maupun berupa ilmu-ilmu bahasa Arab seperti ilmu I’rab al-Qur’an.
5
Japar Sadiq Assaqaf,
http://www.academia.edu/4084746/ulumul_quran_dan_perkembangannya (diakses pada 20 maret
2017
6
Ibid, (diakses pada 20 maret 2017
7
Ibid, (diakses pada 20 maret 2017
6
2.2.1. Persoalan Nuzul, ayat-ayat Makiyah atau Madaniyah, sebab turun ayat, yang
mula-mula turun dan yang terakhir turun, yang berulang-ulang turun, yang
2.2.2. Persoalan sanad, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan sanad yang
muthawatir, yang ahad, yang Syaz, bentuk-bentuk Qirat, para periwayat dan
2.2.3. Persoalan adad Qiraat, masalah waqaf (berhenti), ibtida’ (cara memulai),
2.2.4. Persoalan yang menyangkut lafal Al-Qur’an yaitu Gharib (pelik), Mu’rab
2.2.5. Persoalan makna al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum yaitu ayat yang
bermakna umum yang dikhususkan oleh sunnah, yang nash, yang zhahir, yang
mujmal (global), yang munfashal (yang terinci), yang manthuq (makna yang
2.2.6. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafal fashl (pisah),
qashr (pendek).8
8
Fatmawati, Gusnawati, dkk, ‘Ulumul Qur’an (Gowa: Pusaka Almaida, 2014) h. 6-7.
7
Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya, ‘Ulumul Qur’an
tidak lahir sekaligus. Ulumul Qur’an menjelma menjadi suatu cabang disiplin ilmu
setelah melalui proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Sejarah perkembangan ulumul quran dimulai menjadi beberapa fase, dimana
tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga
ulumul quran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus
pula. Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan Ulumul quran.
9
Mawardi Abdullah, Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 5-6.
8
10
Rahman Wangsyah, http://www.rwblog.id/2015/05/makalah-ulumul-quran-dan-sejarah-
html?m=1 (diakses pada 20 maret 2017)
9
11
Rahman Wangsyah, http://www.rwblog.id/2015/05/makalah-ulumul-quran-dan-sejarah-
html?m=1 (diakses pada 20 maret 2017)
10
2.3.4.1.Pembukuan tafsir Al-Quran menurut riwayat dari hadits, Sahabat dan tabi'in
Pada abad kedua hijriah tiba masa pembukuan ( tadwin ) yang dumulai
dengan pembukuan hadist denga segala babnya yang bermacam-macam, dan itu juga
menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir. Maka sebagian ulama membukukan
tafsir al-Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW dari para sahabat atau dari
para tabi'in.
Diantara mereka yang terkenal adalah Yazid bin Harun as Sulami, ( wafat 117
H ), Syu'bah bin Hajjaj ( wafat 160 H ), Waqi' bin Jarrah ( wafat 197 H ), Sufyan bin
'uyainah ( wafat 198 H), dan Aburrazaq bin Hammam ( wafat 112 H ).
Mereka semua adalah para ahli hadits, sedangkan tafsir yang mereka susun
merupakan salah satu bagiannya, namun tafsir mereka yang tertulis tidak ada yang
sampai ketangan kita.
2.3.4.2.Pembukuan tafsir berdasarkan susunan ayat
Kemudian langkah mereka itu diikuti oleh para ulama'. Mereka menyusun tafsir
Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang terkenal diantara
mereka ada Ibn Jarir at Tabari ( wafat 310 H ).
Demikianlah tafsir pada awal permulaanya dinukil (dipindahkan) melalui
penerimaan (dari mulut ke mulut) melalui riwatyat, kemudian dibukukan sebagai
salah satu bagian hadits, selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka
berlangsunglah proses kelahiran at-Tafsir bil Ma'tsur (berdasarkan riwayat), lalu
diikuti oleh at-Tafsir bir Ra'yi (berdasarkan penalaran ).12
12
Zidny Fahma, http://Zidny Fahma Makalah-Ulum-al-Qur`an-dan-sejarah-
perkembangannya.html?m=1 (diakses pada 20 maret 2017)
11
13
Zidny Fahma, http://Zidny Fahma Makalah-Ulum-al-Qur`an-dan-sejarah-
perkembangannya.html?m=1 (diakses pada 20 maret 2017)
13
2.3.5.2. Kitab yang membahas secara umum ulumul quran dengan sistematis,
diantaranya: :
a. Syaikh Thahir Al-jazaairy menyusun sebuah kitab dengan judul At-tibyaan fii
u`luumil qur`an.
b. Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii u`luumil qur`an
yang berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk fakultas ushuluddin di Mesir
dengan spesialisasi da`wah dan bimbingan masyarakat dan diikuti oleh muridnya,
c. Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun Manaahilul i`rfaan fii
u`lumil qur`an.
d. Syaikh Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang disampaikan kepada
mahasiswanya di fakultas ushuluddin jurusan dakwah dan bimbingan masyarakat.
e. Kitab Mahaabisu fii u`lumil qur`an oleh DR Subhi As-Shalih.
Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan u`luumul qur`an, dan kata ini
kini telah menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut.14
14
Rahman Wangsyah, http://www.rwblog.id/2015/05/makalah-ulumul-quran-dan-sejarah-
html?m=1 (diakses pada 20 maret 2017)
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ulumul Qur’an adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup semua ilmu
yang ada hubungannya dengan al-Qur’an baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti tafsir,
Persoalan sanad, Persoalan adad Qiraat, Persoalan yang menyangkut lafal Al-Qur’an,
tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga
ulumul quran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus
pula. Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan Ulumul quran: Ulumul Qur’an
pada masa Rasulullah SAW, Ulumul Qur’an pada masa Khilafah, Ulumul Qur’an
pada masa sahabat dan tabi’in, Periode masa pembukuan (tadwin), dan Ulumul
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada
penulis. Dan bagi pemakalah selanjutnya agar menambahkan referensi dari penulis
yang kurang dalam hal referensi. Sekian penutup dari penulis semoga dapat diterima
DAFTAR PUSTAKA