Semester/Unit : 2/4
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan karunia Nya, kepada seluruh umat manusia yang atas izin Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Ulumul Qur’an”
dapat di selesaikan pada tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak akan berhasil
dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari berbagai
pihak, Semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan rahmat serta hidayahnya
sebagai balasan atas amal baik dari semua pihak.
Sadar akan kekuangan dan keterbatasan yang kami miliki, kami mohon maaf
jika ada penulisan yang kurang berkenan dihati bapak dosen dan juga pembaca.
Keritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam, sebagai
panduan hidup umat islam, Al-Qur‟an memiliki prinsip-prinsip ajaran yang
sempurna dan universal. Konsekuensi logis dari pengakuan dan keyakinan
tersebut, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya berlaku dan relevan sepanjang
zaman. Al-Qur‟an telah membuktikan sebagai sesuatu yang mampu menciptakan
peradaban dan tradisi menulis yang sangat tinggi. Dari Al-Qur‟an telah dilahirkan
berbagai karya dan produk. Semua ini muncul karena adanya kebenaran dan
keyakinan bahwa Al-Qur‟an adalah firman Allah (kalamullah) dan kitab suci
umat Islam. Sejak pewahyuannya hingga kini, Al-Qur‟an telah menuangkan
keilmuan yang teramat luas.
Perjalanan tafsir dan ilmu tafsir yang diawali sejak penerimaan pesan
ketuhanan “Al-Qur‟an oleh Nabi Muhammad SAW., kemudian penyampaiannya
kepada generasi pertama Islam yang telah menghapal dan merekamnya, hingga
stabilisasi teks dan bacaannya yang mencapai kemajuan signifikan pada abad ke-3
H/9 M dan pada abad ke-4 H/10 M. Dalam upaya memahami al-Qur‟an baik
secara tekstual atau kontekstualnya diperlukan pemahaman tentang ulumul-
Qur‟an, apa hakikatnya, bagaimana memahaminya, serta kapan sejarah penulisan
ulumul-Qur‟an itu mulai ada.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Ulumul Qur‟an?
2. Apa Saja Macam-Macam Ulumul Qur‟an?
3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ulumul Qur‟an?
4. Apa Saja Referensi Ulumul Qur‟an?
1
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian Ulumul Qur‟an
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Macam-Macam Ulumul Qur‟an
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan Ulumul Qur‟an
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Referensi Ulumul Qur‟an
2
BAB I
PEMBAHASAN
1
Ajahari, Ulumul Qur‟an (Ilmu-Ilmu Al-Qur‟an), (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2018),
h. 23
2
Abdullah, Mawardi, Ulumul Qur‟an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 12
3
pandai) membacanya”. 18. “Apabila Kami telah selesai membacakannya
maka ikutilah bacaannya itu”
Dari segi terminologinya al-Qur‟an di definisikan para pakar ushul
fiqih, fiqih dan bahasa Arab adalah sebagai “Kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Yang lapazh-lafazhnya mengandung
mukjijat, membacanya mempunyai nilai ibadah, yang diturunkan secara
mutawatir, dan yang ditulis pada mushaf, mulai dari surat al-Fatihah (1)
sampai akhir surat an-Nas (114)”
Definisi al-Quran yang dikemukakan para ulama yang maknanya
mampu membedakan dengan definisi yang lain adalah :
القرآن هو كالم اهلل املنزل على حممد عليه السالم املتعبد بتالوته
3
Kamaluddin Marzuki, „Ulum Al-Qur‟an, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1992), h.
19
4
a. Al-Zarqani merumuskan pengertian Ulumul Qur‟an sebagai: beberapa
pembahasan yang berhubungan dengan AL-Qur‟an al-Karim, dari segi
turunnya, urut-urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya,
penafsirannya, kemukjizatannya, nasikh dan mansukhnya, penolakan
hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya.
b. Manna‟ al-Qathan memberikan defenisi bahwa Ulumul Qur‟an
adalah ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang
berhubungan dengan Al-Qur‟an, dari segi pengetahuan tentang sebab-
sebab turunnya, pengumpulan Al- Qur‟an dan urut-urutannya,
pengetahuan tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah, hal –hal lain
yang ada hubungannya dengan al-Qur‟an.
c. Menurut T.M Hasbi As-Shiddiqie „Ulumul Qur‟an ialah pembahasan-
pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur‟an, dari segi nuzulnya,
tertibnya, mengumpulnya, menulisnya, membacanya dan
menafsirkannya, I‟jaznya, nasikh mansukhnya, menolak syubhat-
syubhat yang dihadapkan kepadanya.4
Jadi, dari definisi-definisi Ulumul Qur‟an tersebut di atas, kita dapat
megambil kesimpulan bahwa Ulumul Qur‟an adalah suatu ilmu yang
lengkap dan mencakup semua ilmu yang ada hubungannya dengan al-
Qur‟an baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti tafsir, maupun berupa ilmu-
ilmu bahasa Arab seperti ilmu I‟rab al-Qur‟an.
4
Abdul Wahid, Ramli, Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. h. 31
5
4. Ilmu Qira'at : dapat diketahui ragam bacaan Al-Qur'an yang diterima
Rasulullah. Terdapat 10 macam model bacaan yang sah dan terdapat
sepuluh macam model bacaan yang tidak valid.
5. Ilmu Tajwid : tempat mulai dan tempat berhenti dalam membaca Al-
Qur'an.
6. Ilmu Gharib Al-Qur'an : ilmu yang dapat mengetahui makna-makna
yang aneh, ganjil, dan tidak wajar dari yang biasanya, juga tidak
terdapat dalam oercakpan sehari-hari.
7. Ilmu I'rab Al-Qur'an : ilmu yang dapat menguraikan posisi lafaz dalam
suatu kalimat, apakah suatu lafaz menempati posisi sebagai subjek atau
objek.
8. Ilmu Wujuh wa al-Nadza'ir : ilmu yang dapat menentukan makna yang
tepat daei sebagai makna yang muncul dalam suatu ayat.
9. Ilmu Muhkan dan Mutasyabih : ilmu yang dapat mengetahui ayat-ayat
yang memiliki makna jelas; dan ayat-ayat ambiguitas, samar-samar
yang memiliki makna ganda.5
10. Ilmu Nasikh dan Mansukh : ilmu yang dapat mengetahui mana mana
ayat yang diganti dan mana ayat-ayat pengganti.
11. Badi Al-Qur'an : ilmu yang dapat mengetahui sisi keindahan gaya
bahasa AL-Qur'an, ketinggian sastra Al-Qur'an.
12. Ilmu I'jaz Al-Qur'an : ilmu yang dapat menerangkan kekuatan sususan
lafaz, sehingga dipandang sebagai mukjizat, karena dapat melemahkan
oakar bahasa Arab saat itu.
13. Ilmu Munasabah : ilmu yang dapat mengetahui keserasian ayat-ayat,
surah-surah yang ada di dalam Al-Qur'an.
14. Ilmu Aqsam Al-Qur'an : ilmu yang dapat mengetahui maksud dan
tujuan dari sumpah yang dinyatakan Allah.
15. Ilmu Amrsilah Al-Qur'an : ilmu yang dapat mengetahui perumpamaan-
perumpamaan yang terkandung didalam Al-Qur'an.
5
Muhammad Amin Suma, (Ulumul Qur'an, Jakarta : Rajawali Pers. 2014), h. 13
6
16. Ilmu Jadal al-Qur'an : ilmu yang mengetahui tentang perdebatan-
perdebatan yang terjadi didalam Al-Qur'an.
17. Ilmu Adab al-Tilawah : ilmu yang dapat mengtahui tata cara pembacaan
Al-qur'an
6
Ash-Shiddieqy, TM. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir,
(Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), h. 27
7
Pada masa khalifah, tahapan perkembangan awal (embrio) ulumul quran
mulai berkembang pesat, diantaranya dengan kebijakan-kebijakan para
khalifah sebagaimana berikut:
a. Khalifah Abu Bakar : Dengan Kebijakan Pengumpulan/Penulisan Al-
Quran yg pertama yang diprakarsai oleh Umar bin Khottob dan
dipegang oleh Zaid bin Tsabit.7
b. Kekhalifahan Usman Ra : Dengan kebijakan menyatukan kaum
muslimin pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu
disebut mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke
beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul
'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman, dan ini dianggap sebagai
permulaan dari ilmu Rasmil Qur'an.
c. Kekalifahan Ali Ra : Dengan kebijakan perintahnya kepada Abu 'aswad
Ad-Du'ali meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara pengucapan yang
tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada qur'an. Ini juga
disebut sebagai permulaan Ilmu I'rabil Qur'an.
3. Ulumul Qur‟an pada masa sahabat dan tabi‟in
a. Peranan Sahabat dalam Penafsiran Al-Quran & Tokoh-tokohnya.
Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam
menyampaikan makna-makna al-qur'an dan penafsiran ayat-ayat yang
berbeda diantara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka yang
berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya perbedaan lama dan
tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah SAW , hal demikian
diteruskan oleh murid-murid mereka , yaitu para tabi'in. Diantara para
Mufasir yang termashur dari para sahabat adalah: Empat orang
Khalifah ( Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ), Ibnu Masud, Ibnu
Abbas, Ubai bin Kaab, Zaid bin sabit, Abu Musa al-Asy'ari dan,
Abdullah bin Zubair.
7
Muhammad Chirzin, Al-Qur‟an dan Ulumul Qur‟an. (Jakarta: Penerbit Dana Bhakti
Prima Yasa, 1998), h. 13
8
Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari Abdullah bin
Abbas, Abdullah bin Masud dan Ubai bin Kaab, dan apa yang
diriwayatkan dari mereka tidak berarti merupakan sudah tafsir Quran
yang sempurna. Tetapi terbatas hanya pada makna beberapa ayat
dengan penafsiran apa yang masih samar dan penjelasan apa yang
masih global.8
b. Peranan Tabi'in dalam penafsiran Al-Quran & Tokoh-tokohnya
Mengenai para tabi'in, diantara mereka ada satu kelompok terkenal
yang mengambil ilmu ini dari para sahabat disamping mereka sendiri
bersungguh-sungguh atau melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat.
Yang terkenal di antara mereka , masing-masing sebagai berikut :
1) Murid Ibnu Abbas di Mekah yang terkenal ialah, Sa'id bin Jubair,
Mujahid, 'iKrimah bekas sahaya ( maula ) Ibnu Abbas, Tawus bin
kisan al Yamani dan 'Ata' bin abu Rabah.
2) Murid Ubai bin Kaab, di Madinah : Zaid bin Aslam, abul Aliyah,
dan Muhammad bin Ka'b al Qurazi.
3) Abdullah bin Masud di Iraq yang terkenal : 'Alqamah bin Qais,
Masruq al Aswad bin Yazid, 'Amir as Sya'bi, Hasan Al Basyri dan
Qatadah bin Di'amah as Sadusi.
Dan yang diriwayatkan mereka itu semua meliputi ilmu tafsir, ilmu
Gharibil Qur'an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki Wal madani dan imu
Nasikh dan Mansukh, tetapi semua ini tetap didasarkan pada riwayat
dengan cara didiktekan.
c. Periode masa pembukuan (tadwin)
Perkembangan selanjutnya dalam ulumul-Quran adalah masa
pembukuan ulumul- Quran, pembukuan ini melewati beberapa
perkembangan sebagai berikut :
1) Pembukuan tafsir Al-Quran menurut riwayat dari hadits, Sahabat
dan tabi'in
2) Pembukuan tafsir berdasarkan susunan ayat
8
Muhammad Amin Suma, (Ulumul Qur'an, Jakarta : Rajawali Pers. 2014), h. 15
9
3) Munculnya pembahasan cabang-cabang ulumul-Quran selain tafsir
4) Ulama Abad Ke-5 dan setelahnya
5) Mulai pembukuan secara khusus ulumul-Quran dengan
mengumpulkan cabang-cabangnya.9
d. Ulumul Qur‟an pada masa modern/kontempore.
Sebagaimana pada periode sebelumnya, perkembangan ulumul quran
pada masa kontemporer ini juga berlanjut seputar penulisan sebuah
metode atau cabang ilmu Al-Quran secara khusus dan terpisah,
sebagaimana ada pula yang kembali membali menyusun atau
menyatukan cabang-cabang ulumul quran dalam kitab tersendiri dengan
penulisan yang lebih sederhana dan sistematis dari kitab-kitab klasik
terdahulu.
Kitab yang terbit membahas khusus tentang cabang-cabang ilmu Quran atau
pembahasan khusus tentang metode penafsiran Al-Quran di antaranya :
1. Kitab i`jaazul quran yang ditulis oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i,
2. Kitab At-Tashwirul fanni fiil qu`an dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an
oleh Sayyid Qutb.
3. Tarjamatul qur`an oleh syaikh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang
salah satu pembahasannya ditulis oleh Muhibuddin al-hatib
4. Masalatu tarjamatil qur`an Musthafa Sabri,
5. An-naba`ul adziim oleh DR Muhammad Abdullah Daraz dan
6. Muqaddimah tafsir Mahaasilu ta`wil oleh Jamaluddin Al-qasimi.10
10
2. Syaikh Muhammad Ali Salamah menulis pula Manhajul furqan fii
u`luumil qur`an yang berisi pembahasan yang sudah ditentukan untuk
fakultas ushuluddin di Mesir dengan spesialisasi da`wah dan bimbingan
masyarakat dan diikuti oleh muridnya,
3. Muhammad Abdul a`dzim az-zarqani yang menyusun Manaahilul i`rfaan
fii u`lumil qur`an.
4. Syaikh Ahmad Ali menulis muzakkiraat u`lumil qur`an yang disampaikan
kepada mahasiswanya difakultas ushuluddin jurusan dakwah dan
bimbingan masyarakat.11
5. Kitab Mahaabisu fii u`lumil qur`an oleh DR Subhi As-Shalih.
Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan u`luumul qur`an, dan kata ini
kini telah menjadi istilah atau nama khusus bagi ilmu-ilmu tersebut.
11
Abdul Djalal. Ulumul Qur‟an. (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h. 30
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulumul Qur‟an adalah suatu ilmu yang lengkap dan mencakup semua ilmu
yang ada hubungannya dengan al-Qur‟an baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti
tafsir, maupun berupa ilmu-ilmu bahasa Arab seperti ilmu I‟rab al-Qur‟an.
Adapun macam-macam ulumul qur‟an yaitu Ilmu Mawathin al-Nuzul, Ilmu
Tawarikh al-Nuzul, Ilmu Asba al-Nuzul, Ilmu Qira'at, Ilmu Tajwid dan lain
sebagainya.
Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan macamnya, „Ulumul
Qur‟an tidak lahir sekaligus. Ulumul Qur‟an menjelma menjadi suatu cabang
disiplin ilmu setelah melalui proses pertumbuhan dan perkembangannya. Sejarah
perkembangan ulumul quran dimulai menjadi beberapa fase, dimana tiap-tiap fase
menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga ulumul quran
menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas secara khusus pula fase
tersebut telah tercantum pada pembahasan diatas.
Mengenai referensi ulumul quran yaitu salah satunya Kitab i`jaazul quran
yang ditulis oleh Musthafa Shadiq Ar-Rafi`i, Kitab At-Tashwirul fanni fiil qu`an
dan masyaahidul qiyaamah fil qur`an oleh Sayyid Qutb Tarjamatul qur`an oleh
syaikh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang salah satu pembahasannya ditulis
oleh Muhibuddin al-hatib
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid, Ramli, Ulumul Qur‟an. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002
Ash-Shiddieqy, TM. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir.
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
13