Anda di halaman 1dari 22

Al Quran

Makalah disusun untuk memenuhi Tugas Kuliah

Oleh :
APRYATI TARA SAMANTHA
2224090003

Dosen Matakuliah :
MASRUHIN, S.Pd.I., M.Pd

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, dan karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang mengenai Al Quran, mata kuliah
Agama Islam.

Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan
dari semua pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Masruhin,
S.Pd.I., M.Pd selaku dosen mata kuliah ini yang telah membantu dan memberi pengarahan
kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas dan juga semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini sehingga dapat selesai tepat waktu.

Makalah ini saya susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, saya menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta
minimnya pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca kami
harapkan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada
umumnya. Amin.

ii
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..…1
1.1 Latar Belakang……………………………………………..……....1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………....….1
1.3 Tujuan…………………………………………………….…..........1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….….…...…...2
A. Sejarah Al Quran…………………………………………………..2
B. Pengertian dan Kandungan Al Quran……………………….……..3
C. Nama lain Al Quran………………………………………………..4
D. Fungsi Al Quran Bagi Kehidupan Manusia……………………..…5
E. Istilah-istilah Dalam Al Quran……………………………………..6
F. Hikmah Al Quran…………………………………………….…….9

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………18


1.1 Kesimpulan………………………………………………….…….18
1.2 Kritik dan Saran…………………………………………….……..18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………....19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan agama islam di lingkungan Universitas dan di Sekolahan merupakan


amanat dari Undang-Undang Tahun 1945. Agar pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, serta meningkatkan akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional juga
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik baik mahasiswa/I
dan juga siswa. Agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.

1.2 Rumusan Masalah

2. Bagaimana sejarah Al Quran?


3. Apa saja pengertian dan kandungan Al Quran?
4. Nama-nama lain dari Al Quran
5. Apa fungsi Al Quran bagi kehidupan manusia?
6. Apa saja istilah-istilah dalam Al Quran?
7. Apa saja hikmah Al Quran?

1.3 Tujuan

1. Menambah wawasan peengetahuan pembaca dan pemakalah tentang


Al Quran.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Al Quran

Sejarah Al Quran adalah kronologi dan asal usul kompilasi tertulis atau manuskrip kitab
suci Islam tersebut, berdasarkan temuan sejarah. Rentangnya beberapa abad dan menjadi
bagian utama dan penting dari Sejarah Islam awal. Al Quran tidak turun secara sekaligus dalam
satu waktu melainkan berangsur-angsur supaya meneguhkan diri Rasul. Menurut sebagian
ulama, ayat-ayat Al Quran turun secara berangsur-angsur dalam kurun waktu 22 Tahun 2 Bulan
22 Hari dan ada pula sebagian ulama lain yang berpendapat bahwa Al Quran diWahyukan
secara bertahap dalam kurun waktu 23 Tahun (dimulai pada 22 Desember 603 Masehi). Lalu
para ulama membagi masa turunnya ini dibagi menjadi dua periode, yaitu periode Mekkah dan
periode Madinah yang membentuk penggolongan surah Makkiyah dan surah Madaniyah.
Periode Mekkah berlangsung selama 12 Tahun masa keNabian Nabi Muhammad SAW dan
surah-surah yang turun pada waktu ini tergolong surah Makkiyyah. Sementara periode
Madinah yang dimulai sejak peristiwa hijrah berlangsung selama 10 Tahun dan surah yang
turun pada kurun waktu ini disebut Surah Madaniyah. Ilmu Al Quran yang membahas
mengenai latar belakang maupun sebab suatu ayat atau beberapa ayat Al Quran diturunkan
disebut Asbabun Nuzul.
Al Quran menjelaskan sendiri bahwa isi dari Al Quran adalah sebuah petunjuk.
Terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya
moral. Al Quran digunakan bersama dengan hadis untuk menentukan Syari'ah. Saat
melaksanakan Sholat, Al Quran dibaca hanya dalam bahasa Arab. Beberapa pakar Barat
mengapresiasi Al Quran sebagai sebuah karya sastra Bahasa Arab terbaik di dunia. Al Quran
adalah teks agama utama Islam, yang diyakini oleh umat Islam sebagai Wahyu dari Tuhan. Ini
diatur dalam 30 Juz, 114 BAB, yg memiliki surat terpendek Al-Kautsar hanya memiliki tiga
ayat sedangkan surat terpanjang Al-Baqara berisi 286 ayat. Dan keseluruhan memiliki 6346
ayat, banyak yang menyebut jumlah ayat Al Quran 6666. Tetapi, dikutip dari buku
'Keseimbangan Matematika dalam Al Quran' karya Abah Salma Alif Sampayya, disebutkan
jumlah ayat di dalam Al Quran adalah 6348 ayat (6236 ditambah 112 kalimat Basmallah di
awalan surat). Selain itu, ada dua ayat terakhir surat At Taubah (ayat 128-129) yang menjadi
kunci pembebas aliran matematika dalam Al Quran. Sehingga, jumlah ayat Al Quran menjadi
6346 ayat.
Ayat-ayat Al Quran berisi nasihat umum tentang benar dan salah peristiwa sejarah
terkait dengan garis besar pelajaran moral. Ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
telah ditafsirkan oleh umat Islam sebagai indikasi keaslian pesan Al Quran. Al Quran jg disebut
"allusif", dengan komentar yang diperlukan untuk menjelaskan apa yang dimaksud peristiwa
dirujuk, tetapi tidak diriwayatkan. Dan dalam beberapa tahun terakhir beberapa orang yg
menganggapnya sebagai sumber pengetahuan ilmiah.

2
B. Pengertian dan Kandungan Al Quran

Al Quran berkaitan dengan keyakinan dasar Islam termasuk keberadaan Tuhan dan
kebangkitan, menjadi tiang agama bagi umat muslim, yang berarti Membaca/Membacakan.
Subjek etika dan hukum, peristiwa sejarah zaman Muhammad, amal dan doa juga muncul
dalam Al Quran. Allah berfirman dalam Surah Al-A'raaf Ayat 204 yang artinya : “Maka ketika
Al Quran dibacakan, maka dengarkanlah dan perhatikanlah agar kamu mendapat rahmat”.
Al Quran dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu :

1. Etimologi
Ditinjau dari segi kebahasaan, Al Quran berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan"
atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al Quran adalah bentuk kata benda (masdar)
dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai
pada salah satu surat Al Quran sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang
artinya: “Sesungguhnya mengumpulkan Al Quran (di dalam dadamu) dan (menetapkan)
bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti (amalkan) bacaannya”.

2. Terminologi
Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al Quran sebagai berikut : “Kalam Allah SWT yang
merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan ditulis di mushaf
serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah”.
Muhammad Ali ash-Shabuni mendefinisikan Al Quran sebagai berikut : “Al Quran
adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-
mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan
surat An-Nas".
Manna' Al-qaththan mendefinisikan Al Quran sebagai berikut : “Kitab Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan orang yang membacanya akan memperoleh
pahala”.
Al-Jurjani mendefinisikan Al Quran sebagai berikut : “Yang diturunkan kepada
Rasulullah SAW, ditulis dalam mushaf, dan di riwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan”.
Abu Syahbah mendefinisikan Al Quran sebagai berikut : “Kitab Allah yang diturunkan
baik lafadz maupun maknanya kepada Nabi terakhir, Muhammad SAW, diriwayatkan secara
mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan, serta ditulis pada mushaf, mulai dari
awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat an-Nas.”

Kandungan Al Quran dibagi menjadi 6, diantaranya :


1. Akidah
Akidah secara bahasa berarti keyakinan. Inti pokok dari akidah adalah tauhid atau
keyakinan penuh akan keesaan Allah SWT. Seorang Muslim hendaknya tidak meragukan lagi
keesaan dan kebesaran Allah, Tuhan alam semesta.

3
2. Ibadah dan Muamalah
Eksistensi manusia di muka bumi ini tentu karena kuasa Allah SWT. Kuasa Allah
sebagai pencipta menjadikan-Nya satu-satunya zat yang pantas untuk disembah. Untuk itu
setiap manusia diperintahkan untuk menyembah Allah dengan melakukan Ibadah. Selain
beribadah, manusia juga memiliki kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan manusia lain. Untuk itu, Allah mengatur hubungan antarmanusia dalam Al Quran yang
disebut Muamalah.

3. Hukum
Hukum dalam Al Quran berisikan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar serta
menyeluruh bagi umat manusia. Hukum ini dapat menjadikan hidup manusia menjadi lebih
tentram, adil, dan sejahtera. Adapun hukum yang tercantum dalam Al Quran meliputi hukum
perkawinan, hukum waris, hukum perjanjian, hukum pidana, hukum perang, dan hukum
antarbangsa.

4. Sejarah
Al Quran mengungkapkan sejarah dan cerita masa lalu untuk dijadikan pelajaran
('ibrah) bagi umat Islam. Pelajaran ini bisa menjadi pedoman untuk menjalani kehidupan agar
senantiasa diridhoi Allah SWT.

5. Akhlak
Isi kandungan yang tak kalah penting untuk dijadikan pedoman manusia adalah akhlak.
Secara istilah, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia dan muncul secara
spontan dalam tingkah laku sehari-hari.

6. Ilmu Pengetahuan
Alquran banyak mengandung ayat yang mengisyaratkan ilmu pengetahuan sains dan
teknologi. Ayat yang pertama kali diturunkan Allah adalah Al-Alaq, yang memerintahkan umat
Islam untuk membaca sebagai jembatan utama untuk mendalami ilmu pengetahuan. Ini
mengisyaratkan Alquran ada sebagai sumber ilmu pengetahuan bagi manusia.

C. Nama Lain Al Quran

1. Al-burhan, Bukti
Bukti paling nyata dan kuat atas kebenaran isi, makna, dan kandungannya. Baik yang
menyangkut permasalahan akidah maupun persoalan hidup.

4
2. Al Mau’izhah, Pengajaran
Tanpa bahan peringatan dan pengajaran tersebut, manusia akan selalu lalai dan tidak
menghiraukan kewajibannya karena adanya nafsu dan hasutan yang didorong oleh adanya
syaitan. Karena itu, Al Quran sangat berperan penting sebagai Al Mau’izhah dalam pondasi
kehidupan manusia.

3. Al Furqan, Pembeda
Al Quran dijadikan sebagai pembeda kehidupan umat islam dari hal-hal mana yang
baik dan mana yang tidak serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membaca dan
mengamalkan Al Quran manusia sudah sewajanya dapat membedakan mana yang Al Haq
(yang baik) serta mana yang batil (yang buruk).

4. Al Kitab atau Kitabullah, Buku


Seringkali digunakan ketika menyebut Al-Quran. Al-Kitab itu dalam bahasa Arab
berarti memang buku. Nama ini terdapat dalam surah Al-Baqarah Ayat 2.

5. Adz-Dzikir, Pemberi Peringatan


Karena Al Quran itu memperingatkan kita agar senantiasa selalu berada dijalan yg
benar.

D. Fungsi Al Quran Bagi Kehidupan Manusia

1. Pedoman hidup bagi manusia


Allah menciptakan manusia tidak akan dibiarkan begitu saja tp diberi petunjuk untuk
kita hidup, menjelaskan rinci tentang peristiwa sejarah tertentu.

2. Pembeda
Untuk menentukan mana yg boleh dilakukan&mana yg tidak boleh dilakukan.

3. Sebagai Obat Hati/penyembuh


Bagi orang-orang yg beriman, baca Al Quran iya dan ke Dokter iya, usaha dan do’a
harus seimbang.

4. Penerang
Agar mengikuti arah kehidupan yg baik sesuai tuntunan Allah, agar tidak tersesat.

5
E. Istilah-istilah Dalam Al Quran

Dalam Al Quran terdapat sejumlah istilah yang hanya ada di surat-surat tertentu yang
harus kita kuasai, dengan mengakaji secara khusus dan talaqi dalam rangka lebih
menyempurnakan bacaan kita. Istilah-istilah tersebut adalah :

1. Sajdah
Pada ayat sajdah disunahkan melakukan sujud Tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam
atau di luar sholat, disunahkan pula bagi yang menbaca dan yang mendengarkannya. Hanya
saja ketika di dalam sholat, sujud atau tidaknya tergantung imam. Jika imam sujud maka
makmum harus mengkuinya. Ayat-ayat ini terdapat pada 15 tempat dalam Al Quran , yaitu :

Q.S. Al-A’raf:206,

َّ‫ست ْك ِب ُرونَّ لَّ ر ِِّبكَّ عِندَّ الذِينَّ ِإن‬ َّْ ‫س ُجدُونَّ ول ۥه ُ ويُس ِِّب ُحون ۥه ُ عِبادتِِۦه ع‬
ْ ‫ني‬ ْ ‫األعراف﴿ ي‬:٢۰٦

Q.S. Ar-Rad:15,

َّ‫س ُج َُّد للََِِّّو‬


ْ ‫ت فِى من ي‬ َّ ِ ‫الرعد﴿ ۩ والْءاصا َِّل ِبا ْلغُ ُد ِّ َِّو وظِ ٰللُ ُه َّْم وك ْرهًا ط ْوعًا و ْاأل ْر‬:١٥
َِّ ‫ض السمٰ ٰو‬

Q.S. Al-Nahal:50,

َّ‫النحل﴿ ۩ يُؤْم ُرونَّ ما وي ْفعلُونَّ ف ْوقِ ِه َّْم ِِّمن رب ُهم يخافُون‬:٥۰

Q.S. Al-Isra’:109,

َِّ ‫اإلسراء﴿ ُخشُوعًا وي ِزي ُدهُ َّْم ي ْبكُونَّ ل ِْْلذْقا‬:١۰٩


َّ‫ن ويخِ ُّرون‬

Q.S. Maryam:58,

َّ‫ن ءادمَّ ذ ُ ِ ِّري َِّة مِن الن ِب ِِّيۦنَّ ِِّمنَّ عليْ ِهم اللـ َّه ُ أ ْنعمَّ الذِينَّ أ ُ ۟و ٰلٰٓئِك‬ َّْ ‫س ٰ ٰٓرءِ يلَّ إِب ْٰرهِيمَّ ذ ُ ِ ِّري َِّة ومِن نُوحَّ معَّ حملْنا ومِ م‬ َّْ ‫هديْنا ومِم‬
ْ ِ‫ن وإ‬
‫ى إِذا َّۚوا ْجتبيْنآ‬ َُّ ‫ن ءا ٰي‬
َّٰ ‫ت علي ِْه َّْم تُتْل‬ ۟
َِّ ٰ‫وا الرحْ م‬
َّ ‫مريم﴿ وبُ ِكيًّا سُجدًا خ ُّر‬:٥٨

Q.S. Al-Hajj:18,

ْ ‫ت فِى من ل ۥه ُ ي‬
َّ‫س ُج َُّد اللـهَّ أنَّ ترَّ أل ْم‬ َِّ ‫ض فِى ومن السمٰ ٰو‬ َّ ِ ‫س ْاأل ْر‬ َُّ ‫آب والشج َُّر وا ْل ِجبا َُّل والنُّ ُجو َُّم وا ْلقم َُّر والش ْم‬ َُّّ ‫والدو‬
َّ‫اس ِِّمنَّ وكثِير‬
َّ ِ ‫اب عل ْي َِّه حقَّ وكَّثِيرَّ َّۖالن‬ َُّ ‫ن ومن َّۗا ْلعذ‬
َِّ ‫الحج﴿ يشآ َُّء ما ي ْفعلَُّ اللـهَّ ِإنَّ َّۚ ُّمك ِْرمَّ مِن ل ۥه ُ فما اللـ َّهُ يُ ِه‬:١٨

6
‫‪Q.S. Al –Hajj:77,‬‬

‫وا ءامنُ َّ۟‬


‫وا الذِينَّ ٰيٰٓأيُّها‬ ‫اركعُ َّ۟‬ ‫س ُجد َّ۟‬
‫ُوا ْ‬ ‫عبُد َّ۟‬
‫ُوا وا ْ‬ ‫‪:٧٧‬الحج﴿ ت ُ ْف ِل ُحونَّ لعلَّكُ َّْم ا ْلخيْرَّ وا ْفعلُ َّ۟‬
‫وا ربكُ َّْم وا ْ‬

‫‪Q.S. Al-Furqaan:60,‬‬

‫س ُجد َّ۟‬
‫ُوا ل ُه َُّم قِيلَّ وإِذا‬ ‫ن وما قالُ َّ۟‬
‫وا لِلر ْحمٰ َِّ‬
‫نا ْ‬ ‫ورا وزادهُ َّْم تأ ْ ُم ُرنا لِما أن ْ‬
‫س ُج َُّد الرحْ مٰ َُّ‬ ‫‪:٦۰‬الفرقان﴿ نُف ُ ً‬

‫‪Q.S. An-Naml:26,‬‬

‫ب هُوَّ إِلَّ إِ ٰلهَّ لَّ اللـ َّه ُ‬ ‫يم ا ْلع ْر ِ َّ‬


‫ش ر َُّّ‬ ‫‪:٢٦‬النمل﴿ ا ْلع َِّ‬
‫ظ َِّ‬

‫‪Q.S. As-Sajdah:15,‬‬

‫وا بِها ذ ُ ِ ِّك ُر َّ۟‬


‫وا إِذا الذِينَّ بِـَٔا ٰيتِنا يُ ْؤمِ َُّ‬
‫ن إِنما‬ ‫وا سُجدًا خ ُّر َّ۟‬
‫ست ْكبِ ُرونَّ لَّ وهُ َّْم ربِِّ ِه َّْم بِح ْم َِّد وسب ُح َّ۟‬
‫‪:١٥‬السجدة﴿ ي ْ‬

‫‪Q.S. Saad:24,‬‬

‫ى ن ْعجتِكَّ ِبسُؤا َِّل ظلمكَّ لق َّْد قالَّ‬


‫اجِۦه إِل َّٰ‬‫ِيرا وإِنَّ َّۖنِعَّ ِ‬ ‫ض ُه َّْم ليبْغِى ا ْل ُخلط َِّ‬
‫آء ِِّمنَّ كث ً‬ ‫ى بعْ ُ‬ ‫وا ءامن ُ َّ۟‬
‫وا الذِينَّ إِلَّ ب ْعضَّ عل َّٰ‬ ‫وع ِمل ُ َّ۟‬
‫صل ِٰح َِّ‬
‫ت‬ ‫ست ْغفرَّ فتن ّٰ َّهُ أنما دا ُۥو َُّد وظنَّ َّۗهُ َّْم ما وقلِيلَّ ال ّٰ‬
‫‪:٢٤‬ص﴿ وأنابَّ را ِكعًا وخرَّ رب ۥه ُ فا ْ‬

‫‪Q.S. Fussilat:37,‬‬

‫س والنها َُّر اليْ َُّل ءا ٰيتِ َِّه وم ِْنَّ‬ ‫س ُجد َّ۟‬


‫ُوا لَّ َّۚوا ْلقم َُّر والش ْم َُّ‬ ‫س ُجد َّ۟‬
‫ُوا ِل ْلقم َِّر ولَّ لِلش ْم ِ َّ‬
‫ست ْ‬ ‫إِياهَُّ كُنت ُ َّْم إِن خلق ُهنَّ الذِى لِلـ َِّه وا ْ‬
‫‪:٣٧‬فصلت﴿ ت ْعبُدُونَّ‬

‫‪Q.S. An-Najm:62,‬‬
‫س ُجد ۟‬
‫ُواَّ‬ ‫عبُد َّ۟‬
‫ُوا لِلـ َِّه فا ْ‬ ‫‪:٦٢‬النجم﴿ وا ْ‬

‫‪Q.S. Al-Insyiqaaq:21,‬‬

‫ن عليْ ِه َُّم قُ ِرئَّ وإِذا‬


‫س ُجدُونَّ لَّ ا ْلقُ ْرءا َُّ‬
‫‪:٢١‬اإلنشقاق﴿ ي ْ‬

‫‪Q.S. Al-‘Alaq:19.‬‬

‫‪:١٩‬العلق﴿ وا ْقت ِرب وا ْ‬


‫س ُج َّْد تُطِ ْع َّه ُ لَّ كَلَّ‬

‫‪7‬‬
Bagi yang melakukan sujud tilawah ini di syaratkan untuk menghadap kiblat, suci dari
hadist, suci dari tempat dan pakaian, boleh dilakukan dengan diawali berdiri atau duduk, boleh
dilakukan dengan takbiratul ihram atau tanpanya, dan diakhiri dengan salam atau tanpa
mengucap salam.

2. Sakta ‫سكْته‬
Yaitu berhenti sejenak tanpa bernafas. Di dalam mushaf Timur Tengah saktah ditandai
dengan huruf sin(‫ )س‬. Menurut Imam Hafs, saktah hanya terdapat pada empat tempat berikut :
a. Surat Al Kahfi ayat 1-2
b. Surat Yasin ayat 52
c. Surat Al Qiyamah ayat 27
d. Surat Al Muthaffifin ayat 14

3. Isymam
Yaitu menampilkan harokat dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir (cara ini
harus langsung melihat seorang guru yang pernah bertalaqqi). Isymam terjadi ketika membaca
surat Yusuf ayat 11,

َّٰ ‫يوسف﴿ ل ٰن ِص ُحونَّ ل ۥه ُ وإِنا يُوسُفَّ عل‬:١١


۟ ُ‫ى تأ ْ َ۫منا لَّ لكَّ ما ٰيٰٓأبانا قال‬
َّ‫وا‬

Pada lafadz ‫ لتأْمنا‬yang aslinya adalah ‫لتأْمنُنا‬

4. Imalah
Yaitu pembacaan fathah yang miring ke kasrah. Imalah terjadi ketika membaca surat
Hud ayat 41. Kata “Ro” dibaca “Re” (seperti re pada kata remot, revolusi dan lainnya) Majroha
menjadi Majreha.

َّ۟ ُ ‫اركب‬
َّ‫وا وقال‬ ْ ِ‫هود﴿ رحِ يمَّ لغفُورَّ ربِِّى إِنَّ َّۚو ُم ْرس ٰىهآ مج ْ۪ر ٰىها اللـ َِّه ب‬:٤١
ْ ‫س َِّم فِيها‬

5. Tashi
Yaitu membaca hamzah yang kedua dengan suara yang ringan atau samar. Menurut
kaidah ilmu qiroat Tashil disebut juga dengan baina-baina (miring). Artinya tashil dibaca
dengan suara antara alif dan Hamzah. Tashil terdapat pada surat Fushilat ayat 44 yaitu :

َّ‫وا أعْج ِميًّا قُ ْرءانًا جع ْل ٰن َّه ُ ول ْو‬


َّ۟ ُ ‫ت ل ْولَّ لقال‬ َّْ ‫وا لِلذِينَّ هُوَّ ق ُ َّْل َّۗوعربِىَّ ء ۬اعْجمِىَّ َّۖءا ٰيت ُ َّٰٓۥه ُ فُ ِصِّل‬
َّ۟ ُ ‫لَّ والذِينَّ َّۖوشِفآءَّ هُدًى ءامن‬
َّٰٓ ‫فصلت﴿ بعِيدَّ مكانَّ مِن يُناد ْونَّ أ ُ ۟و ٰلٰٓئِكَّ َّۚع ًمى عل ْي ِه َّْم وهُوَّ و ْقرَّ ءاذانِ ِه َّْم ف‬:٤٤
َّ‫ِى يُؤْ ِمنُون‬

8
6. Naql
Yaitu memindahkan harokat hamzah pada huruf sebelumnya. Hal ini dikarenakan
hamzahnya berupa hamzah washal, yaitu yang terdapat dalam Al Quran surat Al Hujarat:

‫وا الذِينَّ ٰيٰٓأيُّها‬ َّ۟ ُ‫سخ َّْر لَّ ءامن‬ ْ ‫ى ق ْومَّ ِِّمن ق ْومَّ ي‬َّٰٰٓ ‫وا أن عس‬ َّ۟ ُ ‫ى نِِّسآءَّ ِِّمن نِسآءَّ ولَّ ِِّمنْ ُه َّْم خي ًْرا يكُون‬ َّٰٰٓ ‫ولَّ َّۖ ِِّم ْن ُهنَّ خي ًْرا يكُنَّ أن عس‬
۟‫وا ولَّ أنفُسكُ َّْم ت ْلمِ ُز ٰٓوَّا‬ َّ۟ ‫ب تناب ُز‬ ٰ ْ ْ
َِّ ‫س َُّم بِئْسَّ َّۖبِاأللق‬
ْ ‫ق ِال‬ ُ ْ
َُّ ‫ن ب ْعدَّ الفسُو‬َِّ ٰ‫َّۚاإليم‬ ْ ٰٓ ٰ ُ
َّْ ‫الحجرات﴿ الظّٰ ِل ُمونَّ هُمَُّ فأولئِكَّ يت‬:١١
۟
ِ ‫ُب ل َّْم ومن‬

7. Nun Wiqayah
Yaitu nun yang harus dibaca kasrah ketika ada tanwin bertemu dengan hamzah washal,
agar tanwin tetap terjaga . Contoh:

َّ‫حَّ = ابْن َّهُ نُ ْوح‬


ُ ‫ابْنهَّ ن نُ ْو‬

8. Shifrul Mustadir
Yaitu tanda bulatan di atas huruf Alif, Wawu, dan Ya yang menunjukkan bahwa huruf
tersebut tidak difungsikan, baik ketika washal maupun waqaf (bentuknya bulatan kecil, dan
biasanya terdapat di mushaf-mushaf Timur Tengah. Contoh:

َّٰٰٓ ‫أع ْٰقبِكُم عل‬


‫ى انقل ْبت ُ َّْم قُتِلَّ أ َّْو ماتَّ أف ِإ ۟ين‬

9. Sifrul Mustathi Qaa’im (Mustathil)


Yaitu bulatan lonjong tegak, biasanya diletakkan di atas Alif. Alif tersebut tidak dibaca
panjang ketika washal, namun dibaca panjang ketika waqaf. Contoh:

َّْ ‫قو ِاريْر كان‬


‫ت‬

F. Hikmah Al Quran

Turunnya Al Quran secara berangsur-angsur itu mengandung hikmah yang nyata serta
rahasia mendalam yang hanya diketahui oleh orang-orang yang alim atau pandai. Dari
penjelasan sebelumnya, kita dapat menyimpulkan hikmah turunnya Al Quran secara
berangsur-angsur, diantaranya :

9
1. Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW
Ketika berdakwah, Nabi kerap kali berhadapan dengan para penentang yang memiliki
sikap dan watak begitu keras. Meraka senantiasa mengganggu dengan berbagai macam
gangguan dan kekerasan. Mereka senantiasa melemparkan berbagai ancaman dan gangguan
kepada Nabi. Wahyu turun kepada Rasulullah dari waktu ke waktu sehingga dapat meneguhkan
hatinya terhadap kebenaran dan memperkokoh zamannya untuk tetap melangkahkan kaki
dijalan dakwahnya tanpa ambil peduli akan perlakuan jahiliyah yang beliau hadapinya dari
masyarakatnya sendiri, karena yang demikian itu hanyalah kabut dimusim panas yang segera
lenyap.

Dalam surat Al-An’am ayat 33-34 Allah berfirman :


ٰ
َّ‫ت ٱلظ ِل ِمينَّ و ٰلكِنَّ يُك ِذ ِّبُونكَّ لَّ فإِن ُه َّْم َّۖيقُولُونَّ ٱلذِى لي ْح ُزنُكَّ إِن ۥه ُ ن ْعل َُّم ق ْد‬
َِّ ‫ٱّللِ بِـَٔ ٰاي‬
َّ َّ‫يجْحدُون‬

Artinya : Sesungguhnya Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu
menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan
mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah.

َّْ ‫سلَّ كُذِِّب‬


َّ‫ت ولق ْد‬ َّ۟ ‫ى فصب ُر‬
ُ ‫وا ق ْبلِكَّ ِّمِن ُر‬ َّ۟ ُ ‫وا كُ ِذِّب‬
َّٰ ‫وا ما عل‬ َّ۟ ُ ‫ى وأُوذ‬
َّٰٰٓ ‫ص ُرنا أت ٰى ُه َّْم حت‬ َِّ ‫ى مِن جا ٰٓءكَّ ولق َّْد َّۚٱّللَِّ لِكل ِٰم‬
ْ ‫ت ُمب ِّدِلَّ ولَّ َّۚن‬ َّ۟ ‫ٱ ْل ُم ْرسلِينَّ نب ِإ‬

Artinya : Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi
mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka,
sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. Tak ada seorangpun yang dapat merubah
kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari
berita rasul-rasul itu.

Allah menjelaskan kepada Rasulullah tentang sunnah-Nya yang terjadi kepada para
nabi terdahulu yang didustakan dan dianiaya oleh kaum mereka, tetapi mereka tetap bersabar
sehingga datang pertolongan Allah. Kaum Rasulullah itu pada dasarnya, mendustakannya
hanya karena kesombongan mereka. Disini beliau menemukan suatu “Sunnah Ilahi” dalam
perjalanan para nabi sepanjang sejarah, yang dapat menjadi hiburan dan penerang baginya
dalam menghadapi gangguan, cobaan, dan sikap mereka yang selalu mendustakan dan
menolaknya. Al Quran juga memerintahkan Nabi Muhammad agar bersabar seperti para rasul
sebelumnya.

َّ‫ص ِب ْر‬ َّ۟ ُ ‫س َِّل مِنَّ ٱ ْلع ْز َِّم أ ُ ۟ول‬


ْ ‫وا صبرَّ كما فٱ‬ ُ ‫ٱلر‬ ْ ‫ِّمِن ساعةًَّ ِإلَّ يلْبث ُ ٰٓوَّ۟ا ل َّْم يُوعدُونَّ ما ير ْونَّ ي ْومَّ كأن ُه َّْم َّۚل ُه َّْم ت‬
ُّ َّ‫ست ْع ِجل ول‬
َُّ ‫سقُونَّ ٱ ْلق ْو َُّم ِإلَّ يُهْل‬
َّ‫ك فه َّْل َّۚبلـٰغَّ َّۚنهار‬ ِ ‫ٱ ْلف ٰـ‬

Artinya : Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari
rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada
hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal
(di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak
dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Q.S.Al-Ahqaf:35)

10
Hati beliau menjadi tenang, sebab Allah telah menjamin akan melindunginya dari
gangguan orang-orang yang mendustakannya, dan setiap kali penderitaan Rasulullah
bertambah karena didustakan oleh kaumnya dan merasa sedih karena penganiayaan mereka,
maka Al Quran turun untuk melepaskan derita dan menghiburnya serta mengancam orang-
orang yang mendustakan bahwa Allah mengetahui dan akan membalas apa yang mereka
lakukan itu.

Contoh lain ayat-ayat Al Quran yang turun sebagai penenang dan penghibur Rasulullah
misalnya :

‫نزلَّ مَّا ٰٓ ب ِلِّ َّْغ ٱلرسُو َُّل ٰيٰٓأيُّها‬


ِ ُ ‫ٱّلل ُ َِّۚرسالت ۥه ُ بل ْغتَّ فما ت ْفع َّْل ل َّْم وإِن َّۖربِِّكَّ مِن إِليْكَّ أ‬
َّ ‫اس مِنَّ يعْ ِص ُمكَّ و‬
َّ ِ ‫لَّ ٱّللَّ إِنَّ َّۗٱلن‬
‫ٱ ْل ٰكف ِِرينَّ ٱ ْلق ْومَّ ي ْهدِى‬

Artinya : Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-
Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (Q.S. Al-Maidah:67)

َّ‫ٱّللُ وينصُرك‬ ً ‫ع ِز‬


َّ ‫يزا نص ًْرا‬

Artinya : Dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (Q.S. Al-
Fath: 3)

َّ‫ٱّللُ كتب‬ ْ ‫ِى أناَّ أل‬


َّ َّ‫غلِبن‬ َّٰٓ ‫ع ِزيزَّ ق ِوىَّ ٱّللَّ إِنَّ َّۚو ُرسُل‬

Artinya : Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Q.S. Al-Mujadalah: 21)

Demikianlah, ayat-ayat Al Quran itu turun kepada Rasulullah secara berkesinambungan


sebagai penghibur dan pendukung sehingga beliau tidak dirundung kesedihan dan dihinggapi
rasa putus asa. Didalam kisah para Nabi itu terdapat teladan baginya. Dalam nasib yang
menimpa orang-orang yang mendustakan terdapat hiburan baginya. Dan dalam janji akan
memperoleh pertolongan Allah terdapat berita gembira baginya. Setiap kali ia merasa sedih
sesuai dengan sifat-sifat kemanusiaannya, ayat-ayat penghibur pun datang berulang kali,
sehingga hatinya mantap untuk melanjutkan dakwah, dan merasa tentram dengan pertolongan
Allah.

2. Menentang dan melemahkan para penentang Al Quran


Dalam dakwahnya nabi seringkali menerima pertanyaan-pertanyaan sulit dari orang-
orang kafir dengan tujuan melemahkan dan menguji kenabian Rasullullah. Maka turunlah Al
Quran yang menjelaskan kebenaran dan jawaban yang amat tegas.

‫ق ِجئ ْٰنكَّ إِلَّ بِمثلَّ يأْت ُونكَّ و َّل‬


َِِّّ ‫ِيرا وأحْسنَّ بِٱ ْلح‬
ً ‫ت ْفس‬
Artinya : Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil,
melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.
(Q.S. Al-Furqan: 33)

11
Turunnya wahyu secara berangsur-angsur tidak hanya menjawab pertanyaan bahkan
menentang mereka untuk membuat satu surat saja yang sebanding dengannya. Dan ternyata
mereka tidak sanggup membuat satu surat saja yang seperti Al Quran, apalagi membuat
langsung satu kitab.

3. Meringankan Nabi dalam menerima wahyu

Hal ini karena kedalaman dan kehebatan Al Quran sebagaimana firman Allah:

‫ثقِي ًَّل ق ْو ًَّل عليْكَّ سنُ ْلقِى إِنا‬


Artinya : Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. (Q.S. Al-
Muzzammil: 5)

Al Quran sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah merupakan sabda Allah yang
mempunyai keagungan dan keluhuran. Ia adalah sebuah kitab yang andaikata diturunkan
kepada gunung niscaya gunung tersebut akan hancur dan merata karena begitu hebat dan
agungnya kitab tersebut. Bagaimana dengan hati Nabi yang begitu lembut, mampukah beliau
menerima Al Quran secara langsung tanpa merasakan kebingungan dan keberatan.

4. Mempermudah dalam menghafal Al Quran dan memberi pemahaman bagi kaum


muslimin

Al Quran pertama kali turun ditengah-tengah masyarakat yang ummi yakni yang tidak
memiliki pengetahuan tentang bacaan dan tulisan. Turunnya wahyu secara berangsur-angsur
memudahkan mereka untuk memahami dan menghapalkannya.

ِّ ‫ول ْٱأل ُ ِّم‬


َّ‫ِيِۦنَّ فِى بعثَّ ٱلذِى هُو‬ َّ۟ ُ ‫وا و ِإن وٱ ْلحِ كْمةَّ ٱ ْلك ِٰتبَّ ويُع ِلِّ ُم ُه َُّم ويُزكِِّي ِه َّْم ء ٰايتِِۦه عل ْي ِه َّْم يتْل‬
ُ ‫وا ِِّمنْ ُه َّْم ر‬
ًَّ ‫س‬ َّ۟ ُ ‫لفِى ق ْب َُّل مِن كان‬

Artinya : Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata. (Q.S. Al-Jumu’ah: 2)

Umat yang ummi akan kesulitan menghafal jika Al Quran diturukan sekaligus dan
tidak mudah bagi mereka untuk memahami maknanya. Jadi dengan diturunkannya Al Quran
secara berangsur-angsur itu merupakan bantuan yang terbaik bagi mereka untuk menghafal dan
memahaminya. Setiap turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segera menghafalkannya,
merenungkan maknanya dan mempelajari hukum-hukumnya.

12
5. Tadarruj (selangkah demi selangkah) dalam menetapkan hukum samawi

Hikmah yang selanjutnya adalah tadarruj (berangsur-angsur) dalam penetapan hukum.


Hikmah Allah memutuskan demikian ini dengan tujuan mengalihkan dari beberapa aqidah
menjadi satu aqidah, mengeluarkan mereka dari berhala kepada agama, dari sangkaan dan
dugaan kepada kebenaran serta dari tidak iman menjadi keimanan.

Setelah itu langkah pemantapan dan pelestarian iman diteruskan dengan ibadah. Ibadah
yang mula-mula ditekankan adalah shalat, yaitu pada masa sebelum hijrah, kemudian diikuti
dengan puasa dan zakat, yaitu pada tahun yang kedua hijrah dan yang terakhir adalah ibadah
haji yaitu pada tahun keenam hijrah.

Demikian pula halnya dengan kebiasaan yang sudah membudaya dikalangan mereka,
Al Quran pun menggunakan metode yang sama. Pertama-tama dititik beratkan kepada masalah
dosa-dosa besar, kemudian menyusul dosa-dosa kecil (hal-hal yang disepelehkan). Selanjutnya
selangkah demi selangkah, mengharamkan perbuatan yang sudah mendarah daging bagi
mereka seperti : khamar, judi, dan riba.

Sebagai contoh yaitu dalam penetapan dalam kasus pengharaman minuman keras,

a. Tahap Pertama

َِّ ‫ي ْع ِقلُون لِِّق ْومَّ لءاي َّةً ٰذلِكَّ فِى ِإنَّ َّۗحسنًا و ِر ْزقًا سك ًرا ِم ْن َّه ُ تتخِ ذُونَّ و ْٱألع ْٰن‬
َِّ ‫ب ٱلنخِ ي َِّل ثم ٰر‬
‫ت ومِن‬
Artinya : Dan dari buah korma dan anggur, kamu buat minimuman yang memabukkan dan
rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan. (Q.S. An-Nahl: 67)

Dalam ayat ini, menyebutkan tentang nikmat atau karunia Allah. Allah menjelaskan
bahwa Ia telah memberi karunia dua jenis pohon kepada manusia, yaitu anggur dan kurma.
Dan dari keduanya dapat diperoleh minuman keras dan rezeki yang baik bagi manusia yaitu
berupa makanan dan minuman. Para ulama sepakat bahwa pemberian predikat baik adalah pada
rezeki bukan pada mabuknya. Dengan demikian, pujian Allah hanya ditujukan pada rezeki
bukan pada mabuknya. Dari perbandingan diatas, orang-orang yang befikir akan mengetahui
perbedaannya dengan jelas.

b. Tahap Kedua

Turun Firman Allah.

َّ‫سـَٔلُونك‬ َِّ ‫اس وم ٰن ِف َُّع كبِيرَّ إِثْمَّ فِي ِهمَّا ٰٓ قُ َّْل َّۖوٱلْم ْيس َِِّر ٱ ْلخ ْم َِّر ع‬
ْ ‫ني‬ َّ ِ ‫سـَٔلُونكَّ َّۗن ْف ِع ِهما مِن أكْب َُّر وإِث ْ ُم ُهمَّا ٰٓ لِلن‬ ْ ‫قُ َِّل يُن ِفقُونَّ ماذا وي‬
ٰ
َّ‫ن كذلِكَّ َّۗٱ ْلع ْفو‬
َُّ ِِّ‫ٱّلل ُ يُبي‬ َِّ ‫تتَّفك ُرونَّ لعلكُ َّْم ٱلْء ٰاي‬
َّ ‫ت لكُ َُّم‬

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar
dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah :

13
"Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir. (Q.S. Al-Baqarah: 219)

Dalam ayat ini, membadingkan antara manfaat khamar seperti kesenangan , kegairahan,
atau keuntungan karena memperdagangkannya dengan bahaya yang berupa dosa, bahaya
kesehatan tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan membangkitkan dorongan untuk
berbuat dosa. Ayat ini merupakan cara halus untuk menjauhkan khamar dengan menonjolkan
bahayanya.

c. Tahap Ketiga

Dalam tahap ini terdapat larangan tegas berupa di haramkannya khamar terhadap
mereka dalam waktu sholat saja agar mereka sadar dari mabuknya.

‫وا ٱلذِينَّ ٰيٰٓأيُّها‬


َّ۟ ُ‫وا لَّ ءامن‬ َّ۟ ُ ‫ى وأنت ُ َّْم ٱلصل ٰوةَّ ت ْقرب‬ َّٰ ‫س ٰكر‬
ُ ‫ى‬ َّ۟ ‫ى سبِيلَّ عا ِب ِرى ِإلَّ ُجنُبًا ولَّ تقُولُونَّ ما ت ْعل ُم‬
َّٰ ‫وا حت‬ َّ۟ ُ ‫سل‬
َّٰ ‫وا حت‬ ِ ‫و ِإن َّۚت ْغت‬
‫ى كُنت ُم‬
َّٰٰٓ ‫ى أ َّْو م ْرض‬ َِّ ِ‫ست ُ َُّم أ َّْو ٱ ْلغآٰئ‬
َّٰ ‫ط ِّمِنَّ ِّمِنكُم أحدَّ جا ٰٓءَّ أ َّْو سفرَّ عل‬ ٰ َّ۟ ‫وا ما ٰٓ ًَّء ت ِجد‬
ْ ‫ُوا فل َّْم ٱلنِِّسا ٰٓءَّ لم‬ َّ۟ ‫ط ِيِّبًا صعِيدًا فتيم ُم‬
َّ۟ ‫ح‬
‫وا‬ َُّ ‫ورا عفُ ًّوا كانَّ ٱّللَّ ِإنَّ َّۗوأ ْيدِيكُ َّْم بِ ُو ُجو ِهكُ َّْم فٱ ْمس‬ ً ُ‫غف‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang
kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu
sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang
baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun. (Q.S. An-Nisa: 43)

d. Tahap Terakhir

Dalam tahap ini sudah ada larangan tegas dan pasti akan pengharaman khamar dalam
segala waktu.

‫س َُّر ٱ ْلخ ْم َُّر إِنما ءامنُ ٰٓوَّ۟ا ٱلذِينَّ ٰيٰٓأيُّها‬ َُّ ‫ِن ِرجْسَّ و ْٱأل ْز ٰل َُّم و ْٱألنص‬
ِ ‫اب وٱ ْلم ْي‬ َِّ ‫ت ُ ْف ِل ُحونَّ لعلكُ َّْم فٱ ْجتنِبُو َّهُ ٱلشي ْٰط‬
َّْ ‫ن عم َِّل ِّم‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. Al-Ma’idah:
90)

َُّ ‫ِر ٱ ْلخَّ ْم َِّر فِى وٱ ْلبغْضا ٰٓءَّ ٱ ْلع ٰدوةَّ بيْنكُ َُّم يُوقِعَّ أن ٱلشي ْٰط‬
‫ن يُ ِري َُّد إِنما‬ َِّ ‫ٱّللِ ِذك َِّْر عن ويصُدكُ َّْم وٱ ْلميْس‬
َّ ‫ن‬ َِّ ‫أنت ُم فه َّْل َّۖٱلصل ٰوةَِّ وع‬
َّ‫ُّمنت ُهون‬

14
Artinya : Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan
kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu
dari mengingat Allah dan sembah yang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan
itu). (Q.S. Al-Ma’idah: 91)

Dengan demikian sempurnalah pengharaman Khamar secara berangsur-angsur. Itulah


langkah-langkah dalam penanggulangan penyelewengan masyarakat yang ditempuh oleh
Islam.

6. Sejalan dengan kisah-kisah yang terjadi dan mengingatkan atas kejadian-kejadian itu

Al Quran turun berangsur-angsur sesuai dengan keadaan saat itu sekaligus


memperingatkan kesalahan yang dilakukan tepat pada waktunya. Dengan demikian turunnya
Al Quran lebih mudah tertanam dalam hatidan mendorong orang-orang Islam untuk mengambil
pelajaran secara praktis. Bila ada persoalan baru, maka turunlah ayat yang sesuai. Bila terjadi
kesalahan dan penyelewengan maka turunlah ayat yang memberi batasan serta pemberitahuan
kepada mereka tentang masalah mana yang harus ditinggalkan dan patut dikerjakan.
Contohnya ketika Perang Hunain, orang Islam bersikan sombong dan optimis karena jumlah
pasukan mereka berlipat ganda melebihi pasukan kafir. Mereka merasa yakin dapat
mengalahkan orang kafir. Namun kenyataan yang terjadi mereka justru berantakan dan mundur
kocar-kacir. Pada peristiwa terbebut Allah menegaskan :

َّ ‫ن فل َّْم كثْرتُكُ َّْم أعْجبتْكُ َّْم إِ َّذْ َّۙ ُحنيْنَّ وي ْومَّ َّۙكثِيرةَّ مواطِ نَّ فِى‬
َّ‫ٱّلل ُ نصركُ َُّم لق ْد‬ َِّ ‫ت شيْـًٔا عنكُ َّْم ت ُ ْغ‬
َّْ ‫ض عل ْيكُ َُّم وضاق‬ َُّ ‫بِما ْٱأل ْر‬
َّْ ‫ُّم ْدبِ ِرينَّ ول ْيت ُم ثُمَّ ر ُحب‬
‫ت‬

Artinya : Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan
yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlah(mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu
sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang
dengan bercerai-berai. (Q.S. At-Taubah: 25)

Contoh lain dalam permasalahan pengambilan harta tebusan tawanan dalam perang
badar, turunlah ayat pengarahan dari Allah yang begitu tajam.

َِّّ ‫ى ل َّٰٓۥه ُ يكُونَّ أن لِن ِب‬


‫ى كانَّ ما‬ َّٰ ‫سر‬ َّٰ ‫ض فِى يُثْخِ نَّ حت‬
ْ ‫ىأ‬ ْ َّ‫ٱّلل ُ ٱل ُّدنْيا عرضَّ ت ُِريدُون‬
َّ ِ ‫َّۚٱأل ْر‬ َّ ‫ٱّلل ُ َّۗٱلْءاخِ رةَّ يُ ِري َُّد و‬
َّ ‫حكِيمَّ ع ِزيزَّ و‬

Artinya : Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan
musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah
menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S.
Al-Anfal: 67)

Dari dua kisah diatas, kita dapat menyimpulkan, jika Al Quran diturunkan sekaligus,
maka umat Islam tidak akan mengetahui kesalahan dan menemukan jawaban yang tepat akan
permasalahannya.

15
7. Petunjuk terhadap asal (sumber) Al Quran bahwasanyan Al Quran diturunkan dari zat
yang maha bijaksana lagi terpuji

Al Quran yang turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah dalam waktu yang
lebih dari 20 Tahun ini, ayat-ayatnya turun dalam waktu-waktu tertentu, orang-orang
membacanya dan mengkajinya surat demi surat. Ketika itu mereka mendapati rangkaiannya
yang tersusun cermat sekali dengan makna yang saling bertaut, dengan gaya redaksi yang
begitu teliti, ayat demi ayat, surat demi surat, yang saling terjalin bagaikan untaian mutiara
yang indah yang belum pernah ada bandingannya dalam perkataan manusia.

‫ت ك ِٰتبَّ َّۚا ٰٓلر‬


َّْ ‫ت ثُمَّ ء ٰايت ُ ۥه ُ أ ُ ْحكِم‬ ِّ ِ ُ‫ُن مِن ف‬
َّْ ‫صل‬ َّْ ‫خ ِبيرَّ حكِيمَّ لد‬

Artinya : Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta
dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha
Tahu. (Q.S. Hud: 1)

Hadist-hadist Rasulullah SAW sendiri yang merupakan puncak kefasihan sesudah Al


Quran, tidak mampu membandingi keindahan bahasa Al Quran, apalagi ucapan dan perkataan
manusia biasa.

‫ن قُل‬
َِّ ِ‫ت لئ‬
َِّ ‫نس ٱجْتمع‬ ِْ ‫ن‬
َُّ ‫ٱإل‬ َُّّ ‫ى وٱ ْل ِج‬ َّ۟ ‫ان ٰهذا بِ ِمثْ َِّل يأْت‬
َّٰٰٓ ‫ُوا أن عل‬ َِّ ‫ض ُه َّْم كانَّ ول َّْو بِ ِمثْ ِلِۦه يأْت ُونَّ لَّ ٱ ْلقُ ْرء‬
ُ ‫يرا لِب ْعضَّ ب ْع‬
ً ‫ظ ِه‬

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (Q.S. Al-Isra: 88)

Seperti yang telah dikemukakan oleh oleh Syekh Muhammad Abdul Azhim Az-Zarqani
dalam kitabnya Manahilul Irfan, beliau mengemukakan secara tegas “memberi petunjuk
terhadap sumber Al Quran bahwa Al Quran adalah kalam Allah semata, dan bukan merupakan
kata-kata Nabi Muhammad atau makhluk lainnya”. beliau menjelaskan bahwa, “Kami telah
membaca Al Quran hingga tamat ternyata rangkaian kata-katanya begitu teratur jalinannya,
lembut susunan bahasanya, begitu kuat kaitannya. Satu sama lainnya saling berhubungan, baik
antara satu surat dengan yang lainnya, ayat-ayat yang satu dengan yang lainnya mampu dilihat
dari secara keseluruhan dari mulai Alif sampai dengan Ya’ mengalir darah kemukjizatannya,
seolah-olah Al Quran merupakan suatu gumpalan yang tidak dapat terpisahkan.

Semua makhluk termasuk Nabi Muhammad pun tidak akan dapat membuat sebuah
kitab yang baik dan rapi antara satu dengan yang lainnya, kokoh rangkaian kalimatnya, saling
berkaitan dari awal hingga akhir serta sesuai susunannya dengan berbagai faktor di luar
kemampuan manusia, yaitu beberapa peristiwa dan kejadian, yang masing-masing dari uraian
kitab ini bisa mengiringi dan menceritakan kejadian tersebut, sebab demi sebab, faktor demi
faktor sejalan dengan berbagai faktor yang berbeda latar belakangnya padahal masa
penyusunan ini berjauhan dan masa turunya cukup lama.

16
Usaha untuk menyamai kerapian dan keserasian susunan Al Quran tidak mungkin dapat
berhasil dan bahkan sedikitpun tidak dapat mendekati pola ini, baik sabda Rasulullah sendiri
ataupun perkataan para sastrawan maupun lainnya. Hal itu tidak mungkin terjadi dan tidak akan
terjadi. Siapa saja yang berusaha ke arah itu, ia akan sia-sia belaka. Oleh karena itu Al Quran
diturunkan secara berangsur-angsur karena merupakan Kalam Allah yang Maha Esa. Itulah
hikmah yang sungguh Agung yang secara tegas menunjukkan kepada makhluk-Nya tentang
sumber Al Quran.

17
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa sejarah Al Quran merupakan
kronologi dan asal usul kompilasi tertulis atau manuskrip kitab suci islam tersebut, berdasarkan
temuan sejarah. Al Quran menjelaskan sendiri bahwa isi Al Quran adalah sebuah petunjuk.
Terkadang juga dapat berisi cerita mengenai kisah bersejarah, dan menekankan pentingnya
moral. Al Quran di gunakan bersama dengan hadist untuk menentukan syari’ah. Saat
melaksanakan sholat, Al Quran di baca hanya dalam bahasa arab.

Ayat-ayat Al Quran berisi nasihat umum tentang benar dan salah peristiwa sejarah
terkait dengan garis besar pelajaran moral. Ayat-ayat berkaitan dengan fenomena alam telah di
tafsirkan oleh umat islam sebagai indikasi keaslian pesan Al Quran. Al Quran disebut juga
“Allusif”, dengan komentar yang di perlukan untuk menjelaskan apa yang di maksud peristiwa
di rujuk, tetapi tidak diriwayatkan. Dan dalam beberapa tahun terakhir beberapa orang yang
mengganggapnya sebagai sumber pengetahuan ilmiah.

1.2 Kritik dan Saran

Kepada generasi muda jangan mudah terpengaruh dengan lahirnya teknologi modern
seperti handphone, tablet, televisi, internet, dll. Yang akan melalaikan kamu dalam
menjalankan perintah-perintah Allah SWT. Salah satunya adalah belajar Al Quran (membaca,
menulis, menghafal, dan mentafsirkan isi Al Quran). Teknologi modern lebih banyak
memberikan dampak negatif daripada dampak positif terhadap diri kalian. Sedangkan belajar
Al Quran akan membawa manfaat yang banyak bagi kehidupan dunia maupun akhirat.

18
Daftar Pustaka

 Puti Yasmin - detikNewsSelasa, Jumlah Ayat Alquran dan Daftar Suratnya Lengkap.
Diakses pada 12 Oktober 2022. https://news.detik.com/berita/d-5239181/jumlah-ayat-
alquran-dan-daftar-suratnya-lengkap-ada-
berapa?utm_source=copy_url&utm_campaign=detikcomsocmed&utm_medium=btn&utm_c
ontent=news

 Isi Kandungan Alquran Sebagai Pedoman Bagi Umat Islam, berita hari ini (28 Januari
2021). Diakses pada 14 Oktober 2022. https://kumparan.com/berita-hari-
ini/1v3o8R4TO5I?utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-
clipboard&shareID=s5Dh6vU261rn

 Pengertian Al Quran. YouTube diunggah oleh HB Channel (28 Juli 2020). Diakses
pada 14 Oktober 2022. https://youtu.be/ji7mck_KG0Y

 Mulyadi Ibn Afrizal. Istilah-istilah dalam Al Quran. YouTube uploaded by Mulyadi


Ibn Afrizal (30 Januari 2021). Diakses pada 19 Oktober 2022.
https://youtu.be/k1MOneZxaHM

 Khairul Liza, academia.edu, Istilah-istilah dalam Al Quran. Diakses pada 20 Oktober


2022.
https://www.academia.edu/35617157/ISTILAH_ISTILAH_DALAM_AL_QURAN?source=sw
p_share

 Heri25061990, Academia edu. Hikmah Al Quran diturunkan secara berangsung-


angsur. Diakses pada 20 Oktober 2022.
https://www.academia.edu/8431496/HIKMAH_AL_QURAN_DITURUNKAN_SECARA_BER
ANGSUR_ANGSUR_Makalah_disusun_untuk_memenuhi_tugas_matakuliah_Studi_Al_Qura
n_yang_dibina_Dr?source=swp_share

 Nadia Evans, Academia edu, Al Quran. Diakses pada 22 Oktober 2022.


https://www.academia.edu/10244140/Al_quran?source=swp_share

19

Anda mungkin juga menyukai