Disusun Oleh :
Kelompok 3
YESISKA 201000484205011
RAPI PUTRA 201000484205013
JENI WELDA 201000484205009
DOSEN PENGAMPU :
DESTION, S.Pd.I, M.Pd.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C.Tujuan...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Quran........................................................................................3
B. Hikmah Turunnya Al-Quran Secara Berangsur-Angsur.................................7
C. Kandungan Al-Quran.......................................................................................9
D. Sejarah Pembukuan Al-Quran.......................................................................15
E. Analisis Aplikasi Al-Quran Dalam Kehidupan Manusia Modern.................18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
A. PENGERTIAN AL-QURAN
1. Pengertian Al-Quran
Secara bahasa, Al-Quran merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja
Qoro-'a yang berarti membaca, atau bermakna mengumpulkan dan menghimpun
dan qiraah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan lain dalam
satu ucapan yang tersusun rapi. 1Dalam Alqur'an terdapat ayat yang menggunakan
kata "Qur'an" yaitu Q.S. Al-Qiyamah:
ٗ اِ َّن َعلَ ۡينَا َجمۡ َعهٗ َوقُ ۡر ٰانَه١٨ ٗ فَاِ َذا قَ َر ۡا ٰنهُ فَاتَّبِ ۡع قُ ۡر ٰانَه١٨
Artinya: "Sesungguhnya mengumpulkan Alqur'an (dalam dadamu) dan
(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena
itu), jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya." (Q.S. Al-
Qiyamah: 17-18).
Secara istilah Alqur'an berarti kalam/ firman Allah yang merupakan
mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, sebagai
pedoman dan petunjuk bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman,
diturunkan secara mutawatir dan membacanya dinilai ibadah. Sedangkan
pengertian al-Qur'an menurut istilah (terminologi), para ulama berbeda pendapat
dalam memberikan definisi, sesuai dengan segi pandangan dan keahlian masing-
masing. Berikut dicamtumkan beberapa definisi al-Qur'an yang dikemukakan para
ulama, antara lain:2
a. Menurut Imam Jalaluddin al-Suyuthy seorang ahli Tafsir dan Ilmu Tafsir
di dalam bukunya "Itmam al-Dirayah" menyebutkan: “Al-Qur'an ialah
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.untuk
melemahkan pihak-pihak yang menantang- nya, walaupun hanya dengan
satusurat saja dari padanya".
1
Alik Al Adim. Al-qur’an Sebagai Sumber Hukum. (Surabaya : JP Books). 2012. Hlm 3
2
M. Yasir & Ade Jamaruddin. Studi Al-Qur’an. (Riau : Asa Riau). 2016
3
4
3
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi Umum. (Padang : UNP Press) 2014. Hal 54
6
al-Furqan, sebagai pembeda (penentu) mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang benar dan mana yang salah.
c. Al-Kitab (kitab yang menjelaskan, memberi petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira). Sebagaimana firman Allah swt dalam surat An-Nahl ayat
89 yang terjemahannya sebagai berikut: "Dan Kami turunkan kepadamu
Al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah swt)".
d. Al-Zikir (pemberi peringatan dan berita). Sebagaimana firman Allah swt
dalam surat Al-Hijr ayat 9 yang terjemahannya sebagai berikut:
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Dzikir (al-Quran)
(peringatan) dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya"
e. Mauzhah (ajaran, nasehat, tuntunan, suruhan). Sebagaimana fase Allah swt
dalam surat Yunus ayat 57 yang terjemahannya sering berikut: "Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dan Tuhanmu".
f. Hukum (peraturan). Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Ra'du ayat
37 yang terjemahannya sebagai berikut: "dan demikianlah, kami telah
menurunkan dia (Al-Qur'an) itu sebagai peraturan (yang benar) dalam
bahasa Arab".
g. Al-Hikmah (kebijaksanaan). Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Isra'
ayat 39 yang terjemahannya sebagai berikut: "Demikianlah sebagian yang
diwahyukan Tuhan kepadamu, di antara hikmah, janganlah kamu adakan
Tuhan yang lain di samping Allah swt"4
h. Al-Huda (bimbingan dan petunjuk). Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Jin ayat 13 yang terjemahannya sebagai berikut: "Dan
sesungguhnya kami tatkala mendengar petunjuk, kami beriman kepada-
Nya. Barang siapa beriman kepada Tuhannya, maka ia tidak takuakan
pengurangan pahala dan tidak takut pula akan penambahan dosa dan
kesalahan".
4
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi Umum. (Padang : UNP Press) 2014. Hal 57-58
7
5
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi Umum. (Padang : UNP Press) 2014. Hal 66
8
6
Amir Mahmud. Fase Turunnya Al-Qur’an dan Urgensitasnya.Jurnal Mafhum.Vol 1 No 1(2016)
9
7
Muh. Maksum. Ilmu Tafsir dalam Memahami Kandungan Al-Qur’an. Jurnal Studi Agama. Vol 2
No 2(2014)
10
keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh manusia itu sendiri. Allah Swt
menjelaskan pokok-pokok utama yang menjadi kandungan al-Qur'an, yaitu:8
1. Hukum
Al-Qur'an mengandung hukum yang telah ditetapkan oleh Allah swt bagi
manusia. Fungsi hukum adalah sebagai panduan bagi manusia dalam menjalani
kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Sebab, dibalik hukum tersebut
terdapat kemashalatan yang terpulang kepada manusia itu sendiri. Bentuk
kemashlahatan itu adalah berupa kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat nanti.
Adapun aspek hukum yang dijelaskan dalam al-Qur'an adalah sebagai berikut:
a. Akidah
Akidah yaitu hukum yang mengatur tentang kepercayan manusia kepada
Allah Swt dengan mengesakannya. Disamping itu manusia juga harus
mempercayai adanya malaikat yang merupakan pesuruh Allah swt, kitab suci
yang merupakan perkataan Allah Swt, rasul yang merupakan utusan Allah
Swt, hari kiamat serta qadar (ketetapan) baik dan buruk dari dari Allah Swt.
Allah Swt berfirman:
ُ آ َمنَ ال َّرسُو ُل بِ َما أُ ْن ِز َل إِلَ ْي ِه ِم ْن َربِّ ِه َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ُك ٌّل آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو َمالئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر ُسلِ ِه ال نُفَ ِّر
ق بَ ْينَ أَ َح ٍد ِم ْن
)٢٨٥( صي ُر ِ ك ْال َم َ َُر ُسلِ ِه َوقَالُوا َس ِم ْعنَا َوأَطَ ْعنَا ُغ ْف َران
َ ك َربَّنَا َوإِلَ ْي
“ Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda- bedakan antara seseorangpun
(dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami
dan kepada Engkaulah tempat kembali". (QS. Al-Baqarah: 285)
b. Syari'ah
Syari'ah yaitu hukum yang mengatur tentang perbuatan manusia yang
merupakan interaksi mereka dengan penciptan-Nya, yaitu Allah Swt dan
interaksi manusia dengan seasama. Bentuk interaksi manusia dengan Allah
8
Al Ikhlas, Lc., MA. Pendidikan Agama Islam.(Zizi Publisher). 2016. Hlm 73-79
11
Swt dinamakan dengan hablum minallahi seperti shalat, puasa, zakat, haji,
dan ibadah mahdhah lainnya. Allah Swt berfirman:
ِ ََوأَقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َو َما تُقَ ِّد ُموا أل ْنفُ ِس ُك ْم ِم ْن خَ ي ٍْر تَ ِجدُوهُ ِع ْن َد هَّللا ِ ِإ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب
( صي ٌر
)١١٠
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (Qs.
Al-Baqarah; 110).
Sedangkan interaksi dengan sesamanya dinamakan dengan hablum
minannasi, bertindak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pada aspek
ekonomi, sosial politik dan lain sebagainya. Allah Swt berfirman:
ي َوال ْالقَالئِ َد َوال آ ِّمينَ ْالبَيْتَ ْال َح َرا َم َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ال تُ ِحلُّوا َش َعائِ َر هَّللا ِ َوال ال َّش ْه َر ْال َح َرا َم َوال ْالهَ ْد
ص ُّدو ُك ْم َع ِن ْال َم ْس ِج ِد َ يَ ْبتَ ُغونَ فَضْ ال ِم ْن َربِّ ِه ْم َو ِرضْ َوانًا َوإِ َذا َحلَ ْلتُ ْم فَاصْ طَادُوا َوال يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآنُ قَوْ ٍم أَ ْن
اإلث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد
ْ اونُوا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َوال تَ َعا َونُوا َعلَى َ ْال َح َر ِام أَ ْن تَ ْعتَدُوا َوتَ َع
ِ ْال ِعقَا
٢( ب
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
(Qs. Al-Maidah:2)
c. Akhlak
Akhlak yaitu hukum yang mengatur tentang tingkah laku atapun karakter
manusia dalam berprilaku dalam keseharian. Seperti bersikap sopan, berkata
jujur, gemar membantu dan lain sebagainya. Allah Swt jelaskan bagaimana
akhlak seorang muslim semestinya dalam firman-Nya:
ُون إِال هَّللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِكي ِن ْ ََوإِ ْذ أ
َ خَذنَا ِميثَا
±َ ق بَنِي إِ ْس َرائِي َل ال تَ ْعبُد
)٨٣( َْرضُون ِ اس ُح ْسنًا َوأَقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ ثُ َّم ت ََولَّ ْيتُ ْم ِإال قَلِيال ِم ْن ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم ُمعِ ََّوقُولُوا لِلن
"Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada
ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta
ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
12
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (Qs. Al-
Baqarah: 83)
2. Janji dan Ancaman
Allah Swt memberikan janji-janji kepada manusia berupa ketetapan
kebaikan jika manusia tunduk dan patuh pada ketentuan yang telah digariskan. Di
antara janji itu adalah kenikmatan hidup di dunia seperti firman-Nya:
( َصالِحًا ِم ْن َذ َك ٍر أَوْ أُ ْنثَى َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن فَلَنُحْ يِيَنَّهُ َحيَاةً طَيِّبَةً َولَنَجْ ِزيَنَّهُ ْم أَجْ َرهُ ْم بِأَحْ َس ِن َما َكانُوا يَ ْع َملُون
َ َم ْن َع ِم َل
)٩٧
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-
Nahal: 97)
Sedangkan yang dimaksud dengan ancaman adalah ketetapan keburukan yang
dijanjikan oleh Allah Swt bagi orang yang mengingkari ketentuan Allah Swt.
Bahkan dengan sengaja mereka menentang Allah Swt dan mendustakan ajaran-
Nya yang disampaikan oleh para rasul. Ancaman pada kehidupan dunia seperti
disampaikan dalam firman-Nya:
)١٢٤( ض ْن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة أَ ْع َمى َ َو َم ْن أَ ْع َر
َ ًض ع َْن ِذ ْك ِري فَإ ِ َّن لَهُ َم ِعي َشة
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat
dalam keadaan buta". (Qs. Thaha: 124)
kisah Raja Fir'aun. Kisah orang shaleh seperti Ashhabul Kahfi diceritakan Allah
Swt dalam satu surat yaitu surat al-Kahfi, di antara potongan ayatnya adalah:
۟ ُق ۚ إنَّهُ ْم فِ ْتيَةٌ َءامن
وا بِ َربِّ ِه ْم َو ِز ْد ٰنَهُ ْم هُدًى َ ِ ِّ ك نَبَأَهُم بِ ْٱل َح
َ نَّحْ نُ نَقُصُّ َعلَ ْي
"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya
mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami
tambah pula untuk mereka petunjuk.” (Qs. Al-Kahfi: 13).
Begitu juga dengan kisah-kisah orang yang senantiasa membangkang
kepada perintah Allah Swt. Di antara mereka yang sering diulang kisahnya dalam
al-Qur'an adalah Fir'aun karena kesombongannya yang melampaui batas. Fir'aun
menganggap dirinya tuhan dan bahkan menantang Allah Swt. Ketika ia dan bala
tentaranya mengejar Nabi Musa As dan Banu Israil Allah Swt ditenggelamkan ia
dan bala tetantaranya itu di laut Merah.
Hikmah dibalik kisah-kisah yang terdapat dalam al-Qur'an antara lain:
a. Menjadi pelajaran bagi umat Nabi Muhammad Saw.
b. Menguatkan hati Nabi Muhammad Saw.
c. Menjadi pengalaman sejarah bagi umat Nabi Muhammad Saw.
d. Mengenal kemampuan Allah Swt dalam membinasakan kaum-kaum
sebelumnya.
e. Sebagai hujjah kenabian Rasulullah Saw tentang umat-umat terdahulu.
4. Dasar Ilmu Pengetahuan
Al-Qur'an merupakan satu-satunya kitab suci yang mendorong umat
manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini dinyatakan dengan
penghormatan Allah Swt bagi orang-orang yang beriman dan juga berilmu dengan
diangkatkan kedudukan mereka beberapa derajat dari yang lain. Sebagaimana
dijelaskan dalam firman-Nya:
ُ ح هَّللا ُ لَ ُك ْم َوإِ َذا قِي َل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ِ ِيَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال
ِ س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس
)١١( ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر ٍ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم َد َر َجا
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah
dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
14
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.” (Qs. Al-Mujadilah: 11).
Secara tegas ayat ini memberikan motivasi bagi ilmuan muslim untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan pengembangan ilmu pengetahuan
tersebut melahirkan teknologi yang memberikan kemudahan bagi manusia dalam
mengurusi bumi yang merupakan amanah ilahiyah yang dipikul oleh umat
manusia.
Fungsi Al-Quran
1. Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia, Firman Allah swt dalam
surat Al-Baqarah ayat 185 terjemahannya sebagai berikut:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil)".
Hidup manusia di muka bumi bertujuan untuk mencapai kebahagiaan.
Setiap orang memiliki penilaian tentang kebahagiaan yang hendak dicapainya,
sesuai dengan pandangan dasarnya dalam melihat kehidupan. Kaum
matrealistis yang memandang hidup sebagai materi, mengarahkan hidupnya
untuk memenuhi kebutuhan material, berupa kekayaan dan lain-lain.
Kebahagiaan bagi mereka terdapat pada banyaknya materi yang diperoleh.
Al-Quran memberikan petunjuk ke arah pencapaian kebahagia- an yang
hakiki, yaitu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Kebahagiaan hendak dicapai
bukanlah kebahagiaan yang berdasarkan perkiraan pikiran manusia saja,
melainkan kebahagiaan yang abadi. Bagaimana kebahagiaan abadi itu dicapai,
Al-Quran memberikan petunjuk yang jelas, yaitu meletakkan seluruh aspek
kehidupan dalam kerangka ibadah kepada Allah swt.
Firman Allah swt dalam surat Adz-Zariyat ayat 56 yang terjemahannya sebagai
berikut:
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku". Apabila hidup telah diletakkan dalam penghambaan yang
15
mutlak kepada Allah swt, maka ridho Allah swt akan turun dan kebahagiaan
yang hakiki akan dapat dicapai.
2. Al-Quran memberikan penjelasan terhadap segala sesuatu Al-Quran diturunkan
Allah swt ke muka bumi untuk memberikan penjelasan tentang segala sesuatu,
sehingga memiliki pedoman dan arahan yang jelas dalam melaksanakan tugas
hidupnya sebagai makhluk Allah swt.
Firman Allah dalam surat Al-An'am ayat 38 yang terjemahannya sebagai
berikut: "Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan."
3. Al-Quran sebagai penawar jiwa yang haus (syifa) Al-Quran berfungsi sebagai
obat (penawar) bagi manusia, sebagai-mana firman Allah swt dalam surat Al-
Isra ayat 82
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan
menambal kepada orang-orang yang zalim selain kerugian".
Ralımat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah syifa
artinya obat, penawar atau penyembuh. Sasaran dari penyem-buhan ini adalah
hati, yaitu memberikan penyembuhan terhadap segala penyakit hati yang
membuat manusia menderita penyakit rohaniah. Penyakit ini dapat
menghinggapi manusia setiap ketentraman jiwa, saat dalam bentuk
kecemasan, kegelisahan, dan kekecewaan yang dapat mengakibatkan
kekosongan dan kegoncangan jiwa. Di sini Al-Quran dapat menjadi faktor
penyembuh batin, penawar dari kehausan dan kelelahan rohaniah, serta
memberikan ketenangan.
4. Sebagai mauřizhah atau pembelajaran yang akan mengajar dan membimbing
umat dalam kehidupannya untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akhirat. Fungsi mau'izhah ini terdapat setidaknya 5 ayat Al-Quran.
Umpamanya pada surat Yunus ayat 57 yang terjemahannya sebagai berikut:
16
9
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi Umum. (Padang : UNP Press) 2014. Hal 59-61
17
di antara mereka yang memilih menjadi murtad dari agamanya," dan banyak pula
orang yang menolak membayar zakat. Di samping itu, ada pula orang-orang yang
mengaku dirinya sebagai nabi seperti Musailamah al-Kahzab. Musailamah
mengaku nabi pada masa Rasulullah. Melihat fenomena yang terjadi, Abu Bakar
ash-Shiddiq sebagai khalifah mengabil ketegasan dengan memerangi mereka yang
ingkar zakat dan mengaku sebagai nabi beserta pengikutnya. Maka terjadilah
peperangan yang hebat untuk menumpas orang-orang murtad dan pengikut-
pengikut orang yang mengaku dirinya nabi. Peperangan itu dikenal dengan perang
Yamamah.
Dalam peperangan itu tujuh puluh penghafal Al-Qur'an dari kalangan
sahabat gugur. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dalam diri Umar bin Khattab
(yang kemudian menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua). Karena orang-
orang ini merupakan penghafal Al- Qur'an yang amat baik, Umar merasa cemas
jika bertambah lagi angka yang gugur. Kemudian Umar menghadap Abu Bakar
dan mengajukan usul kepadanya agar pengumpulkan dan membukukan Al-Qur'an
dalam satu mushaf karena dikhawatirkan akan musnah, karena dalam peperangan
Yamamah telah banyak penghafal Al-Qur'an yang gugur. Di sisi lain, Umar juga
merasa khawatir kalau peperangan di tempat-tempat lain akan terbunuh banyak
penghafal Al-Qur'an sehingga Al-Qur'an akan hilang dan musnah.Pada awalnya
Abu Bakar menolak usul Umar untuk mengumpulkan dan membukukan Al-
Qur'an, karena hal ini tidak dilakukan oleh Rasulullah Saw. Walapun demikian
Umar tetap membujuk Abu Bakar, hingga akhirnya Allah swt membukakan hati
Abu Bakar untuk menerima usulan dari Umar bin Khattab untuk mengumpulkan
dan membukukan Al-Qur'an. Riwayat lain menyebutkan bahwa untuk kegiatan
pengumpulan dan pembukuan Al- Qur'an, Abu Bakar mengangkat panitia yang
terdiri dari empat orang dengan komposisi kepanitiaan sebagai berikut: Zaid bin
Tsabit sebagai ketua, sedangkan Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Ubay
bin Ka'ab, masing-masing sebagai anggota.
3. Pembukuan Al-Qur'an pada Masa Utsman bin Affan
Penyebaran Islam semakin luas di masa Usman. Pada saat Huzaifah bin al-
Yaman menyaksikan banyaknya perbedaan dalam cara membaca Al-Quran.
19
Sebagian dari bacaan itu telah bercampur dengan kesalahan, namun masing-
masing mempertahankan dan berpegang pada bacaannya dan saling menyalahkan
bacaan yang lain yang berbeda bahkan mereka saling mengkafirkan. Melihat
kenyataan tersebut Huzaifah melaporkannya kepada Usman. Usman dapat
menerima usul Hudzaifah, kemudian di bentuk panitia yang terdiri dari 4 orang
yakni terdiri dari:
a. Zaid bin Tsabit
b. Sa’id bin Ash
c. Abdullah bin Zubair
d. Abdurrahman bin Harits (Manna’ Khalil al-Qattan, 2011: 193).
Tim bentukan Usman menyalin Al-Quran tersebut 5 buah menurut pendapat yang
masyhur dan mengirimkanya ke daerah-daerah dengan meninggalkan satu buah di
tangan Usman. Setelah penyalinan selesai, Al-Quran yang disalin pada masa Abu
Bakar dikembalikan ke tangan Hafsah. Perbedaan pengumpulan mushaf Al-Quran
pada masa Abu Bakar dan Ustman ada dalam hal motif dan caranya.
Motif pengumpulan Al-Quran pada masa Abu Bakar adalah kehawatiran
akan hilangnya Al-Quran karena banyak nya para Huffadz yang gugur dalam
peperangan, sedangkan motif pada masa Utsman adalah karena banyaknya
perbedaan cara membaca Al-Quran, sedangkan dalam perbedaan dari segi cara,
yaitu pada masa Abu Bakar ialah memindahkan tulisan atau catatan Al-Quran
yang semula bertebaran pada kulit binatang, tulang, pelepah kurma dsb.
Kemudian dikumpul-kan dalam mushaf dengan ayat dan surat yang tersusun serta
terbatas pada bacaan yang tidak dimansuhk dan mencakup ketujuh huruf (dialek)
sebagai mana Al-Quran diturunkan.10
E. ANALISIS APLIKASI AL-QURAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
MODERN
Perkembangan teknologi saat ini memberikan dampak yang sangat
signifikan bagi umat manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sekaligus
memudahkan segala proses yang ada di dalamnya seperti transaksi ekonomi,
komunikasi, dan informasi, semua dilakukan dengan gadget. Namun, disisi lain
10
Syaikh Manna Al-Qaththan. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. (Pustaka Al-Kautsar). 2018. Hal
162
20
gadget juga menyisakan dampak yang serius terhadap menuruunya minat baca al-
Qur’an. Hal ini kemudian disikapi secara serius oleh Pemerintah Kementrian
Agama Republik Indonesia sebagai keprihatinan, mengingat bahwa negara
Indonesia merupakan mayoritas muslim terbanyak di dunia akan tetapi banyak
yang tidak dapat membaca kitab suci al-Qur’an. Software dan apliaksi al-Qur’an
digital ini pada umumnya didistribusikan secara gratis. Banyak fitur yang
ditawarkan, mulai dari mencari ayat, mencari kata dan derivasinya, terjemahan ke
dalam berbagai bahasa, asbabub nuzul sekaligus ada kutipan penjelasan dari
berbagai macam tafsir, belum lagi dalam prakteknya ternyata software-software
ini cukup mudah untuk digunakan dan mudah pula disunting (copy, paste, ganti
jenis, ukuran dan style huruf).
Namun Al-Quran digital juga mengalami berbagai permasalahan. Diantara
permasalahan tersebut adalah:
1. Tidak dilengkapi keterangan kutipan
Software atau website al-Qur’an Digital memuat materi pokok yang
berupa wahyu yang diturunkan Allah kepada Rasul kesayangannya Muhammad
SAW yang kemudian disebut dengan Al-Qur’an. Ini merupakan sumber ajaran
utama bagi umat Islam. Artinya fungsi dan peranannya begitu penting bagi
langkah maju berkehidupan umat Islam di seluruh dunia. Demikian halnya dengan
Website dan software al-Qur'an digital, proses penyaduran dari sumber aslinya
seharusnya menjadi perhatian pokok. Dari mana teks ayat-ayat tersebut disadur
menjadi penting untuk diketahui, apakah sumber saduran itu memiliki kekuatan
untuk bisa dipercaya atau tidak. Namun kenyataannya tidak demikian,
kebanyakan dari software-software dan website-website ini tidak memperhatikan
hal ini, para pengembang tidak menyertakan keterangan darimana teks dari ayat-
ayat yang mereka masukkan dalam software atau website mereka itu berasal.
Apakah berasal dari seumber yang bisa dipercaya atau malah sebaliknya.
2. Tidak lengkapnya tanda baca terutama syakal
Selain tidak dilengkapi dari mana kutipan ayat yang terkandung dalam
software atau website al-Qur'an Digital tersebut di ambil, ada hal lain yang juga
perlu diperhatikan dalam upaya pelestarian isi al-Qur'an, pelestarian yang
21
bentuk al-Qur'an. Baik al-Qur'an bentuk cetak maupun bentuk digital. Salah
satu cara pelestarian ini adalah kontrol terhadap tulisan (tashih). Kontrol
terhadap tulisan bisa saja dilakukan berdasarkan rujukan teks yang
dicantumkan dalam al-Qur'an.
b. Peningkatan dan pemeliharaan sistem keamanan
Sistem keamanan adalah sarana membendung diri dari berbagai
gangguan, baik dari luar maupun dari dalam. Sistem keamanan berlapis juga
perlu dipertimbangkan untuk menciptakan pertahanan yang solid dari
berbagai macam bentuk gangguan dari luar. Meskipun bukan mustahil untuk
dapat diterobos, namun dengan menggunakan sistem ini palingtidak lebih
tangguh jika dibandingkan dengan sistem keamanan yang tidak bertingkat.
c. Update dan pemeriksaan data secara berkala
Update merupakan satu langkah maju dalam menambah fitur baru,
membenahi bug-bug (kesalahan dan kerusakan) yang intinya membuat data
jadi lebih baik. Data yang dimaksud di sini adalah berupa al-Qur'an digital,
baik yang berupa software, website maupun apliaksi ponsel. Update biasanya
ditandai dengan perubahan versi pada al-Qur'an digital versi software dan
aplikasi ponsel dan pencantuman tanggal update pada al-Qur'an Digital versi
online. Pemeriksaan secara berkala juga mutlak diperlukan untuk mengontrol
apakah data yang ada masih seperti aslinya atau sudah berubah, atau untuk
menambal celah-celah keamanan yang telah bobol, atau memperkuatnya.
Biasanya langkah ini disertai dengan proses backup data-data yang
diperlukan.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain , yakni kewajiban
pribadi setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat. Kemudian, mengenai sumber-sumber hukum Islam dapat
kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang berkenaan dengan ibadah, muamalah,
dan lain sebagainya itu berlandaskan Al-qur’an yang merupakan Firman Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara mutawatir dan diturunkan
melalui malaikat Jibril dan membacanya di nilai sebagai Ibadah.
Al-Qur'an, adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, yang umat
Muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Tuhan, kepada Nabi
Muhammad. Kitab ini terbagi ke dalam beberapa surah dan setiap surahnya
terbagi ke dalam beberapa ayat. Al-Qur’an mempunyai kedudukan sebagai
sumber hukum Islam yang paling utama dan dapat pula dijadikan pedoman hidup
serta petunjuk bagi seluruh umat manusia. Fungsi atau peranan Al Quran yang
sangat penting untuk dipahami seorang Muslim, Yakni Al Qur’an berfungsi
sebagai mukjizat bagi Rasulullah Muhammad saw, sebagai Kalamullah,sebagai
Sumber Hukum Islam, sebagai pedoman hidup bagi setiap Muslim, serta sebagai
korekter atau penyempurna terhadap kitab-kitab yang pernah Allah Swt. bernilai
abadi atau berlaku sepanjang zaman.
B. Saran
Kita harus mempelajari sumber-sumber ajaran agama islam agar agama
islam yang kita pelajri sesuia dengan al-qur’an dan tuntunan nabi Muhammad
SAW yang terdapat dalam as-sunnah (hadist). Jadikanlah Al-Qur’an sebagi
pedoman dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan sumber dari hukum dan
ajaran agama Islam.
22
23