2021
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang saya peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain.
Semoga semuanya memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan tulisan atau
kata-kata di dalam makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
ii
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ....................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat Islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam.
Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis
yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur
utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan
rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk
mengembangkannya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Al-Qur’an?
2. Apa itu Hadist?
3. Apa itu Ijtihad?
4. Mengapa ajaran Islam satu sumber, tetapi terbagi menjadi beberapa
golongan seperti NU dan MUHAMMADIYAH
5. Apa yang membedakan NU dan MUHAMMADIYAH?
C. TUJUAN MASALAH
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
para penghafal Alquran, tim berhasil mengkodifikasi ayat-ayat Alquran ke
dalam satu mushaf Alquran.
Selain kedua sumber di atas terdapat pula sumber yang lain yakni
ijtihad. Ijtihad adalah penggunaan akal untuk merumuskan hukum yang
tidak tersurat dalam Alquran dan Sunnah dengan cara istinbat kepada dua
sumber tersebut.
2. Kandungan Alquran
Alquran terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6.236 ayat. Ayat-ayat
Alquran yang turun pada periode Mekah (Ayat Makiyah) sebanyak 4.780
ayat yang tercakup dalam 86 surat, dan pada periode Madinah (Ayat
Madaniyah) sebanyak 1.456 ayat yang tercakup dalam 28 surat. Ayat-ayat
Makiyah pada umumnya mengandung nuansa sastra yang kental karena itu
ayat-ayatnya pendek-pendek. Isinya banyak mengedepankan prinsip-
prinsip dasar kepercayaan dan meletakkan kaidah-kaidah umum syariah
(peraturan) dan akhlak. Adapun ayat Madaniyah menerangkan aspek
syariah baik menyangkut peraturan tentang ibadah maupun muamalah dan
akhlak.
3. Alquran : Mukjizat Nabi Muhammad
Secara umum Alquran membawa dua fungsi utama, yaitu sebagai
mukjizat dan pedoman dasar ajaran Islam. Mukjizat menurut bahasa berarti
melemahkan. Alquran sebagai mukjizat menjadi bukti kebenaran
Muhammad selaku utusan Allah yang membawa misi universal, risalah
4
akhir, dan syariah yang sempurna bagi manusia. Untuk itu Allah
menurunkan Alquran dengan susunan bahasa, kandungan makna, hukum
dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya unsur-unsur mukjizat. Ia
menjadi dalil atau argumentasi yang mampu melemahkan segala argumen
dan mematahkan segala dalil yang dibuat manusia untuk mengingkari
kebenaran Muhammad selaku Rasulullah.
5
tentang kejadian alam (Al-Anbiyaa’ 21:30), kemungkinan manusia dapat
menembus langit (Al-An’aam, 6:125). Isyarat demi isyarat yang
ditunjukkan Alquran mengenai sains, sebagian nya telah terbukti sahih
menurut ilmu pengetahuan yang obyektif.
d. Nabi Muhammad yang Ummi
Muhammad saw. adalah seorang yang ummi (umi) yaitu tidak
pandai membaca dan menulis. Masa remajanya habis dengan
menggembala domba dan masa dewasanya di medan niaga. Ia tidak
pernah mengenyam pendidikan, tidak sempat belajar menulis dan
membaca, apalagi untuk menyelami filsafat. Namun demikian ia dikenal
oleh masyarakat luas karena pribadi nya yang mulia sehingga menjadi
daya tarik yang amat luar biasa. Ia menjadi seorang yang populer dengan
kejujurannya, dan pada sisi lain, juga populer dari segi keumiannya.
Popularitas pribadinya itu setingkat dengan kemasyhuran umminya.
Itulah Muhammad seorang masyur karena ummi namun berpribadi
menawan hati.
4. Alquran hidayah sempurna
Alquran adalah sumber hidayah dan petunjuk, sumber syariah dan
hukum-hukum. Yang wajib dijadikan pedoman dan diikuti oleh manusia.
Supaya memperoleh kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan hidup di
dunia dan keselamatan di akhirat.
5. Komitmen terhadap Alquran
Ada empat sikap yang menunjukkan komitmen muslim terhadap
Alquran. Pertama, mengimani Alquran, yaitu meyakini bahwa Alquran
adalah kalamulah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Kedua,
mempelajari Alquran. Mempelajarinya berarti membuka pintu rahmat
Allah. Mempelajari Alquran adalah modal dasar mengarungi kehidupan
dunia untuk memperoleh keuntungan. Ketiga, mengamalkan Alquran.
Meyakini kebenaran dan keagungan Alquran serta memahami dan
mengamalkannya merupakan garansi bagi kebahagiaan dan keselamatan
hidup manusia di dunia dan akhirat. Keempat, mendakwakan Alquran,
6
yaitu mensosialisakan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran kepada
orang lain dari mulai lingkungan keluarga hingga masyarakat pada
umumnya.
A. Hadis sebagai Sumber Ajaran
1. Pengertian Hadits
a. Struktur Hadits
1. Sanad (Rantai Penutur/Perawi /Periwayat Hadits).
Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut
dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan
gambaran keaslian suatu riwayat.
Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam memahami
hadits ialah Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi
Muhammad atau bukan. Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits
lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan
selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).
7
2. Hadits Ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun
tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas
tiga jenis antara lain :
• Hadits Shahih yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits.
Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut: Sanadnya
bersambung. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat
istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah (kehormatan)-nya,
dan kuat ingatannya. Matannya tidak mengandung
kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau
tidak nyata yg mencacatkan hadits.
• Hadits Hasan bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak
syadz serta cacat.
• Hadits Dhoif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat
berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan
oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung
kejanggalan atau cacat.
II. Klasifikasi Hadits Menurut Macam Periwayatannya
1. Hadits yang bersambung sanadnya.
Yaitu hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi saw. Hadits ini disebut
hadits marfu' atau mahsul.
8
tersebut. Atau Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau
3.
3. Hadits Mudallas; (Yang ditutup-tutupi): disebut juga hadits yang
disembunyikan cacatnya karena diriwayatkan melalui sanad yang
memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada,
baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi, hadits Mudallas ini ialah hadits
yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.
4. Hadits Munqati (Hadits yang terputus); Yaitu hadits yang hilang seorang
atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in. Bila penutur 1 tidak
dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in mengisbatkan langsung
kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in (penutur 2) mengatakan
"Rasulullah berkata" tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan
kepadanya).
5. Hadits Mu'dhal (Terputus sanadnya); Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
para tabi'in dan tabi'in dari Nabi saw. atau dari sahabat tanpa menyebutkan
tabi'in yang menjadi sanadnya. Atau bila sanad terputus pada dua generasi
penutur berturut-turut.
9
Hadits ini biasa juga disebut hadits Ma'lul (yang dicacati) dan disebut hadits
Mu'tal (hadits sakit atau cacat).
5. Hadits Mudlthorib (yang kacau): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak
sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.
6. Hadits Maqlub ( yang terbalik): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi
yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau
sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
7. Hadits Munqalib (yang terbalik): Yaitu hadits yang terbalik sebagian
lafalnya hingga pengertiannya berubah.
8. Hadits Mudraj; yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh
perawinya.
9. Hadits Syad (yang jarang): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang
tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan
dari perawi-perawi (periwayat/pembawa) yang terpercaya pula. Hadits syad
jarang dihafal para ulama hadits, beda dengan hadits Mahfudz yang banyak
dihafal.
IV. Klasifikasi Hadits Berdasarkan ujung sanad
1. Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi’in
(penerus).
2. Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat.
3. Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi
Muhammad saw.
10
3. Hadits Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan
terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak
penutur)·
4. Hadits Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu
lapisan).
5. Hadits Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih
penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.
6. Muttafaq 'alaih: Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits
Bukhari-Muslim.
7. As-Sab'ah: Yaitu 7 perawi hadits termasyhur: Imam Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasi'i dan Ibnu Majah.
8. Perawi: Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.
3. Ijtihad
A. Arti dan kedudukan Ijtihad
B. Metode Ijtihad
11
lain selain dagang juga terlarang, karena sama-sama mengganggu salat
Jumat.
b) b.Istihsan, yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-
prinsip umum ajaran Islam, seperti prinsip keadilan dan kasih sayang.
Misalnua, seseorang mesti memilih satu dari dua alternatif perbuatan yang
sama-sama buruk. Maka ia mengambil salah satu yang diyakini paling
ringan keburukannya.
c) Mushlihul mursalah, yaitu menetapkan hukum berdasarkan tinjauan
kegunaan atau kemanfaatannya sesuai dengan tujuan syariat. Perbedaannya
dengan istihsan adalah jika istihsan menggunakan konsiderasi hukum-
hukum universal dari Alquran dan Al-Hadist atay menggunakan dalil-dalil
umum dari kedua sumber tersebut, sedangkan massahhul mursalah
menitikberatkan kepada kemanfaatan perbuatan dan kaitannya dengan
tujuan universal syariat Islam.
4. Mengapa dalam islam padalah Sumber nya sama, tetapi terpecah
menjadi beberapa golongan?
Setiap kelompok mengaku dalilnya Quran dan Hadist tapi mengapa bisa berbeda,
umat Islam berpecah belah? Umar juga mempertanyakan Hal Ini. Lalu Umar
berdiskusi dengan Abdullah bin Abbas
Umar bertanya :
Wahai Abdullah bin Abbas mengapa umat Islam Ini berpecah belah?
12
Wahai amirul mukminin setelah kita meninggal maka Akan lahirlah generasi
selanjutnya, mereka membaca quran tapi tidak memahami apa yg dimaksud, apa
tafsir yang benar, ketika mereka tidak paham maka mulailah keluar pemahaman-
pemahaman yang menurut pemikiran mereka sendiri.
13
Dalam hal ibadah, bisa kita lihat perbedaan yang kentara antara NU dan
Muhammadiyah. Pertama, pada bulan Ramadlan, warga Nahdliyin tarawih dengan
jumlah rakaat sebanyak dua puluh dengan tiga rakaat witir. Sedangkan warga
muhammadiyah jumlah rakaatnya adalah delapan dengan tiga rakaat witir. Kedua,
bagi warga NU malam jum’at adalah malam yang sakral. Pada malam ini masjid
diramaikan dengan bacaan maulid nabi, tahlil, yasin, manaqib syaikh abdul Qadir
al-Jaelani, barzanji dan sebagainya sedangkan tidak demikian yang dilakukan
warga Muhammadiyah. Ketiga, khutbah sholat Ied dilakukan sebanyak dua kali
oleh warga NU sedangkan warga Muhammadiyah khutbah sebanyak sekali.
Keempat, kalimat “allahu akbar” dalam takbiran hari raya diucapkan sebanyak tiga
kali untuk warga NU sedangkan warga Muhammadiyah melafalkannya sebanyak
dua kali, kalimat qad iqamat as-sholat dalam iqamat dibaca sebanyak dua kali untuk
warga nahdliyin dan sekali untuk warga Muhammadiyah. Yang terakhir adalah
itsbat penentuan jatuhnya hari raya, NU memakai dasar rukyah sedangkan
Muhammadiyah memakai hilal sebagai dasarnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
14
munculah pemikiran atau pendapat manusia dengan pahamnya sendiri-sendiri.
Maka timbullah beberapa golongan tetapi tetap menggunakan satu sumber.
DAFTAR PUSTAKA:
http://inspiring.id/sumber-ajaran-islam/
https://aslibumiayu.net/7666-kenapa-umat-islam-terpecah-menjadi-73-golongan-
padahal-alquran-mereka-satu.html
http://www.jadipintar.com/2013/03/Pengertian-Hadits-dan-Jenis-Jenisnya.html
15