Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


MATA KULIAH STUDI KEISLAMAN
DOSEN PENGAMPU : FATIMATUZ ZUHRO M.E

NAMA : ISROFIL SUCI WAHYU


NIM : 2120603071

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2021

i
KATA PENGANTAR

Seraya mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan


Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga kita masih dalam keadaan sehat. Dan
khususnya,saya(penyusun) bisa menyelesaikan Makalah dengan judul ‘SUMBER-
SUMBER AJARAN ISLAM‘.

Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat


dikaji melalui sudut pandang. Islam sebagai agama telah berkembang selama empat
belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti baik itu
menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun realitas sosial, politik,
ekonomi, dan budaya.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi kami tentunya bertujuan
untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang saya peroleh, baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain.
Semoga semuanya memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan tulisan atau
kata-kata di dalam makalah ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

ii
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................
C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM .............................................


1. ALQURAN ........................................................................................
2. HADIST .............................................................................................
3. IJTIHAD ............................................................................................
4. PERBEDAAN GOLONGAN ............................................................
5. PERBEDAAN NU DAN MUHAMMADIYAH ...............................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sumber ajaran Islam ialah segala sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau
pedoman syariat Islam. Ajaran Islam adalah pengembangan agama Islam.
Agama Islam bersumber dari Al-Quran yang memuat wahyu Allah dan al-Hadis
yang memuat Sunnah Rasulullah. Komponen utama agama Islam atau unsur
utama ajaran agama Islam (akidah, syari’ah dan akhlak) dikembangkan dengan
rakyu atau akal pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk
mengembangkannya.

Mempelajari agama Islam merupakan fardhu ’ain, yakni kewajiban pribadi


setiap muslim dan muslimah, sedang mengkaji ajaran Islam terutama yang
dikembangkan oleh akal pikiran manusia, diwajibkan kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat.

Berijtihad adalah berusaha sungguh-sungguh dengan memperguna kan


seluruh kemampuan akal pikiran, pengetahuan dan pengalaman manusia yang
memenuhi syarat untuk mengkaji dan memahami wahyu dan sunnah serta
mengalirkan ajaran, termasuk ajaran mengenai hukum (fikih) Islam dari
keduanya.

Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan


dengan Islam perlu dikaji secara seksama, sehingga dapat menghasilkan
pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena
kualitas pemahaman ke Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir,
sikap, dan tindakan ke Islaman yang bersangkutan. Untuk itu uraian di bawah
ini diarahkan untuk mendapatkan pemahaman tentang Islam.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Al-Qur’an?
2. Apa itu Hadist?
3. Apa itu Ijtihad?
4. Mengapa ajaran Islam satu sumber, tetapi terbagi menjadi beberapa
golongan seperti NU dan MUHAMMADIYAH
5. Apa yang membedakan NU dan MUHAMMADIYAH?

C. TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui sumber-sumber ajaran agama Islam

2. Mengkaji perbedaan antara NU dan Muhammadiyah

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM


1. Alquran dan hubungannya dengan Hadist dan Ijtihad
Sumber ajaran Islam adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada
Nabi Muhammad saw. Wahyu Allah diturunkan dalam bahasa Arab dan
secara autentik terhimpun dalam mushaf Alquran. Alquran adalah kitab suci
yang demikian mashyur sehingga sulit untuk menemukan satu definisi yang
ada masih bersifat parsial; tergantung kepada jenis kajian yang dilakukan.
Dr. Dawud-al-Attar (1997), beliau menyebutkan bahwa Alquran adalah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Secara lafaz
(lisan), makna serta gaya bahasa(uslub)-nya yang termasuk dalam, mushaf
yang dinukil darinya secara mutawatir. Berikut beberapa defisi Alquran :
a. Alquran sebagai wahyu Allah, yaitu seluruh ayat Alquran adalah wahyu
Allah, tidak ada satu kata pun yang datang dari perkataan atau pikiran
Nabi.
b. Alquran diturunkan dalam bentuk lisan dengan makna dan gaya
bahasanya. Artinya isi maupun redaksi Alquran datang dari Allah
sendiri.

Alquran turun secara berangsur-angsur dalam tenggang waktu lebih


kurang 23 tahun, yaitu sejak diangkatnya Nabi Muhammad sebagai Nabi
dan Rasul Allah hingga beliau wafat. Ayat-ayat yang turun ditulis dan
dihafal oleh sejumlah sahabat Nabi dan hasil pencatatan mereka diserahkan
kepada Rasullullah. Rasul menyimpan catatan ayat-ayat Alquran itu di
rumahnya dan ada pula yang disimpan oleh penulisnya sendiri. Tidak berapa
lama setelah rasul wafat, Khalifah Abu Bakar membentuk tim untuk
mengkodifikasi Alquran. Berdasarkan cek silang antara satu penulis dengan
penulis yang lain serta konfirmasi langsung kepada banyak saksi hidup dan

3
para penghafal Alquran, tim berhasil mengkodifikasi ayat-ayat Alquran ke
dalam satu mushaf Alquran.

Khalifah Usman juga membentuk tim untuk menyempurnakan sistem


penulisan Alquran, terutama yang berkaitan dengan tanda-tanda bacanya.
Mushaf Alquran inilah yang kemudian menjadi standar rujukan penerbitan
Alquran seperti yang ada sekarang ini. Berbeda dengan Alquran, informasi
tentang Sunnah atau Hadis tersebar di kalangan para sahabat secara
individual. Rasul sendiri pada saat itu melarang menuliskan sabdanya. Hal
ini mengisyaratkan kekhawatiran beliau akan kemungkinan bercampur
baurnya ayat Alquran dengan sabdanya.

Selain kedua sumber di atas terdapat pula sumber yang lain yakni
ijtihad. Ijtihad adalah penggunaan akal untuk merumuskan hukum yang
tidak tersurat dalam Alquran dan Sunnah dengan cara istinbat kepada dua
sumber tersebut.

2. Kandungan Alquran
Alquran terdiri dari 30 juz, 114 surat dan 6.236 ayat. Ayat-ayat
Alquran yang turun pada periode Mekah (Ayat Makiyah) sebanyak 4.780
ayat yang tercakup dalam 86 surat, dan pada periode Madinah (Ayat
Madaniyah) sebanyak 1.456 ayat yang tercakup dalam 28 surat. Ayat-ayat
Makiyah pada umumnya mengandung nuansa sastra yang kental karena itu
ayat-ayatnya pendek-pendek. Isinya banyak mengedepankan prinsip-
prinsip dasar kepercayaan dan meletakkan kaidah-kaidah umum syariah
(peraturan) dan akhlak. Adapun ayat Madaniyah menerangkan aspek
syariah baik menyangkut peraturan tentang ibadah maupun muamalah dan
akhlak.
3. Alquran : Mukjizat Nabi Muhammad
Secara umum Alquran membawa dua fungsi utama, yaitu sebagai
mukjizat dan pedoman dasar ajaran Islam. Mukjizat menurut bahasa berarti
melemahkan. Alquran sebagai mukjizat menjadi bukti kebenaran
Muhammad selaku utusan Allah yang membawa misi universal, risalah

4
akhir, dan syariah yang sempurna bagi manusia. Untuk itu Allah
menurunkan Alquran dengan susunan bahasa, kandungan makna, hukum
dan pengetahuan yang terkandung di dalamnya unsur-unsur mukjizat. Ia
menjadi dalil atau argumentasi yang mampu melemahkan segala argumen
dan mematahkan segala dalil yang dibuat manusia untuk mengingkari
kebenaran Muhammad selaku Rasulullah.

a. Aspek Bahasa Alquran


Keistimewaan bahasa Alquran terletak pada gaya
pengungkapannya, antara lain kelembutan dalam jalinan huruf dan kata
dengan lainnya. Susunan huruf-huruf dan kata-kata Alquran terajut
secara teratur sehingga menjelma menjadi ayat-ayat yang indah untuk
dibaca dan diucapkan. Keindahan bahasa Alquran ini menjadikannya
sebagai mukjizat sehingga apabila ada kata-kata manusia yang disisipkan
ke dalamnya, maka rusaklah keindahannya. Karena itu upaya-upaya
untuk memalsukan ayat-ayat Alquran tidak pernah berhasil.
Keistimewaan lainnya dari segi bahasa adalah keserasian bahasa
Alquran dengan akal dan perasaan manusia. Alquran menggabungkan
kebenaran dan keindahan sehingga menyentuh akal dan hati manusia
sekaligus. Misalnya Alquran mengemukakan dalil-dalil yang rasional
mengenai kebangkitan manusia dari alam kubur yang ditunjukkan untuk
orang-orang yang mengingkarinya untuk ini Alquran membawakan dalil-
dalil dengan mengetuk hati dan menyenangkan perasaan manusia
sehingga dapat memuaskan dan menyejukkan hati.
b. Aspek sejarah
Kedudukan, peran, proses perjuangan, dan ketabahan para rasul
Allah mulai dari Adam hingga Isa serta kondisi umat dihadapi mereka
dikisahkan dalam Alquran.
c. Isyarat tentang ilmu pengetahuan
Alquran berbicara mengenai hukum-hukum alam; diterangkannya
persoalan-persoalan biologi, farmasi, astronomi dan geografi. Misalnya

5
tentang kejadian alam (Al-Anbiyaa’ 21:30), kemungkinan manusia dapat
menembus langit (Al-An’aam, 6:125). Isyarat demi isyarat yang
ditunjukkan Alquran mengenai sains, sebagian nya telah terbukti sahih
menurut ilmu pengetahuan yang obyektif.
d. Nabi Muhammad yang Ummi
Muhammad saw. adalah seorang yang ummi (umi) yaitu tidak
pandai membaca dan menulis. Masa remajanya habis dengan
menggembala domba dan masa dewasanya di medan niaga. Ia tidak
pernah mengenyam pendidikan, tidak sempat belajar menulis dan
membaca, apalagi untuk menyelami filsafat. Namun demikian ia dikenal
oleh masyarakat luas karena pribadi nya yang mulia sehingga menjadi
daya tarik yang amat luar biasa. Ia menjadi seorang yang populer dengan
kejujurannya, dan pada sisi lain, juga populer dari segi keumiannya.
Popularitas pribadinya itu setingkat dengan kemasyhuran umminya.
Itulah Muhammad seorang masyur karena ummi namun berpribadi
menawan hati.
4. Alquran hidayah sempurna
Alquran adalah sumber hidayah dan petunjuk, sumber syariah dan
hukum-hukum. Yang wajib dijadikan pedoman dan diikuti oleh manusia.
Supaya memperoleh kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan hidup di
dunia dan keselamatan di akhirat.
5. Komitmen terhadap Alquran
Ada empat sikap yang menunjukkan komitmen muslim terhadap
Alquran. Pertama, mengimani Alquran, yaitu meyakini bahwa Alquran
adalah kalamulah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Kedua,
mempelajari Alquran. Mempelajarinya berarti membuka pintu rahmat
Allah. Mempelajari Alquran adalah modal dasar mengarungi kehidupan
dunia untuk memperoleh keuntungan. Ketiga, mengamalkan Alquran.
Meyakini kebenaran dan keagungan Alquran serta memahami dan
mengamalkannya merupakan garansi bagi kebahagiaan dan keselamatan
hidup manusia di dunia dan akhirat. Keempat, mendakwakan Alquran,

6
yaitu mensosialisakan nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran kepada
orang lain dari mulai lingkungan keluarga hingga masyarakat pada
umumnya.
A. Hadis sebagai Sumber Ajaran
1. Pengertian Hadits

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan dan persetujuan


dari Nabi Muhammad yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadits dijadikan
sumber hukum Islam selain Alquran, dalam hal ini kedudukan hadits merupakan
sumber hukum kedua setelah Alquran.

a. Struktur Hadits
1. Sanad (Rantai Penutur/Perawi /Periwayat Hadits).

Sanad terdiri atas seluruh penutur mulai dari orang yang mencatat hadits tersebut
dalam bukunya (kitab hadits) hingga mencapai Rasulullah. Sanad memberikan
gambaran keaslian suatu riwayat.

2. Matan ( Redaksi dari Hadits)

Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati dalam memahami
hadits ialah Ujung sanad sebagai sumber redaksi, apakah berujung pada Nabi
Muhammad atau bukan. Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dengan hadits
lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan
selanjutnya dengan ayat dalam Al Quran (apakah ada yang bertolak belakang).

Berikut beberapa hadits berdasarkan beberapa kriteria:

I. Klasifikasi Hadits Menurut Jumlah perawi


1. Mutawattir; adalah hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari
beberapa sanad dan tidak terdapat kemungkinan bahwa mereka semua
sepakat untuk berdusta bersama akan hal itu. Jadi hadits mutawatir memiliki
beberapa sanad dan jumlah penutur pada tiap lapisan (thaqabah) berimbang.

7
2. Hadits Ahad, hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang namun
tidak mencapai tingkatan mutawatir. Hadits ahad kemudian dibedakan atas
tiga jenis antara lain :
• Hadits Shahih yakni tingkatan tertinggi penerimaan pada suatu hadits.
Hadits shahih memenuhi persyaratan sebagai berikut: Sanadnya
bersambung. Diriwayatkan oleh penutur/perawi yg adil, memiliki sifat
istiqomah, berakhlak baik, tidak fasik, terjaga muruah (kehormatan)-nya,
dan kuat ingatannya. Matannya tidak mengandung
kejanggalan/bertentangan (syadz) serta tidak ada sebab tersembunyi atau
tidak nyata yg mencacatkan hadits.
• Hadits Hasan bila hadits yang tersebut sanadnya bersambung, diriwayatkan
oleh rawi yang adil namun tidak sempurna ingatannya, serta matannya tidak
syadz serta cacat.
• Hadits Dhoif (lemah), ialah hadits yang sanadnya tidak bersambung (dapat
berupa mursal, mu’allaq, mudallas, munqati’ atau mu’dal) dan diriwayatkan
oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat ingatannya, mengandung
kejanggalan atau cacat.
II. Klasifikasi Hadits Menurut Macam Periwayatannya
1. Hadits yang bersambung sanadnya.

Yaitu hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi saw. Hadits ini disebut
hadits marfu' atau mahsul.

2. Hadits yang terputus sanadnya:


1. Hadits Mu'allaq (Tergantung): Yaitu hadits yang permulaan sanadnya
dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya. Contoh: "Seorang
pencatat hadits mengatakan, telah sampai kepadaku bahwa Rasulullah
mengatakan...." tanpa ia menjelaskan sanad antara dirinya hingga
Rasulullah).
2. Hadits Mursal (Hadits yang dikirim);Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
para tabi'in dari Nabi saw.tanpa menyebutkan sahabat penerima hadits

8
tersebut. Atau Bila sanad putus pada salah satu penutur yakni penutur 4 atau
3.
3. Hadits Mudallas; (Yang ditutup-tutupi): disebut juga hadits yang
disembunyikan cacatnya karena diriwayatkan melalui sanad yang
memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada,
baik dalam sanad atau pada gurunya. Jadi, hadits Mudallas ini ialah hadits
yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.
4. Hadits Munqati (Hadits yang terputus); Yaitu hadits yang hilang seorang
atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in. Bila penutur 1 tidak
dijumpai atau dengan kata lain seorang tabi'in mengisbatkan langsung
kepada Rasulullah SAW (contoh: seorang tabi'in (penutur 2) mengatakan
"Rasulullah berkata" tanpa ia menjelaskan adanya sahabat yang menuturkan
kepadanya).
5. Hadits Mu'dhal (Terputus sanadnya); Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
para tabi'in dan tabi'in dari Nabi saw. atau dari sahabat tanpa menyebutkan
tabi'in yang menjadi sanadnya. Atau bila sanad terputus pada dua generasi
penutur berturut-turut.

III. Hadits-Hadits Dha'if Karena Cacat Perawi


1. Hadits Maudhu’ (Yang dilarang); Yaitu bila hadits dicurigai palsu atau
buatan karena dalam rantai sanadnya dijumpai penutur yang memiliki
kemungkinan berdusta.
2. Hadits Matruk ( yang ditinggalkan): yaitu hadits yang hanya diriwayatkan
oleh seorang perawi saja dan perawi itu dituduh berdusta.
3. Hadits Mungkar; yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi
yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi
yang tepercaya/jujur.
4. Hadits Mu'allal (yang sakit atau cacat): Yaitu hadits yang di dalamnya
terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar, hadits Mu'allal ialah
hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya.

9
Hadits ini biasa juga disebut hadits Ma'lul (yang dicacati) dan disebut hadits
Mu'tal (hadits sakit atau cacat).
5. Hadits Mudlthorib (yang kacau): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh
seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak
sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.
6. Hadits Maqlub ( yang terbalik): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi
yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau
sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).
7. Hadits Munqalib (yang terbalik): Yaitu hadits yang terbalik sebagian
lafalnya hingga pengertiannya berubah.
8. Hadits Mudraj; yaitu hadits yang mengalami penambahan isi oleh
perawinya.
9. Hadits Syad (yang jarang): Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang
tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan
dari perawi-perawi (periwayat/pembawa) yang terpercaya pula. Hadits syad
jarang dihafal para ulama hadits, beda dengan hadits Mahfudz yang banyak
dihafal.
IV. Klasifikasi Hadits Berdasarkan ujung sanad
1. Hadits Maqtu' adalah hadits yang sanadnya berujung pada para Tabi’in
(penerus).
2. Hadits Mauquf adalah hadits yang sanadnya terhenti pada para sahabat.
3. Hadits Marfu' adalah hadits yang sanadnya berujung langsung pada Nabi
Muhammad saw.

• Beberapa istilah dalam hadits


1. Hadits gholia, yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga
pengertiannya berubah.
2. Hadits Musnad; urutan sanad yang dimiliki hadits tersebut tidak terpotong
pada bagian tertentu.

10
3. Hadits Gharib, bila hanya terdapat satu jalur sanad (pada salah satu lapisan
terdapat hanya satu penutur, meski pada lapisan lain terdapat banyak
penutur)·
4. Hadits Aziz, bila terdapat dua jalur sanad (dua penutur pada salah satu
lapisan).
5. Hadits Mashur, bila terdapat lebih dari dua jalur sanad (tiga atau lebih
penutur pada salah satu lapisan) namun tidak mencapai derajat mutawatir.
6. Muttafaq 'alaih: Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits
Bukhari-Muslim.
7. As-Sab'ah: Yaitu 7 perawi hadits termasyhur: Imam Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasi'i dan Ibnu Majah.
8. Perawi: Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.

3. Ijtihad
A. Arti dan kedudukan Ijtihad

Ijtihad adalah derivasi dari kata jihad, artinya berusaha sungguh-sungguh.


Dalam pengertian terminologi hukum, Mukti Ali (1990) menyebutkan bahwa
ijtihad adalah berusaha sekeras-kerasnya untuk membentuk penilaian yang bebas
tentang sesuatu masalah hukum. Ijtihad merupakan pekerjaan akal dalam
memahami masalah dan menilainya berdasarkan isyarat-isyarat Alquran dan As-
Sunnah kemudian menetapkan kesimpulan mengenai hukum masalah tersebut.

B. Metode Ijtihad

Metode Ijtihad yang dinilai valid antara lain :

a) Qiyas (reasonign by analogi), yaitu menerapkan hukum perbuatan tertentu


kepada perbuatan lain yang memiliki kesamaan. Misalnya Alquran
melarang jual beli ketika Jumat (Al-Jumuah, 62:9) dan hukum perbuatan

11
lain selain dagang juga terlarang, karena sama-sama mengganggu salat
Jumat.
b) b.Istihsan, yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan berdasarkan prinsip-
prinsip umum ajaran Islam, seperti prinsip keadilan dan kasih sayang.
Misalnua, seseorang mesti memilih satu dari dua alternatif perbuatan yang
sama-sama buruk. Maka ia mengambil salah satu yang diyakini paling
ringan keburukannya.
c) Mushlihul mursalah, yaitu menetapkan hukum berdasarkan tinjauan
kegunaan atau kemanfaatannya sesuai dengan tujuan syariat. Perbedaannya
dengan istihsan adalah jika istihsan menggunakan konsiderasi hukum-
hukum universal dari Alquran dan Al-Hadist atay menggunakan dalil-dalil
umum dari kedua sumber tersebut, sedangkan massahhul mursalah
menitikberatkan kepada kemanfaatan perbuatan dan kaitannya dengan
tujuan universal syariat Islam.
4. Mengapa dalam islam padalah Sumber nya sama, tetapi terpecah
menjadi beberapa golongan?

Setiap kelompok mengaku dalilnya Quran dan Hadist tapi mengapa bisa berbeda,
umat Islam berpecah belah? Umar juga mempertanyakan Hal Ini. Lalu Umar
berdiskusi dengan Abdullah bin Abbas

Umar bertanya :

Wahai Abdullah bin Abbas mengapa umat Islam Ini berpecah belah?

Padahal kitabnya satu, Rasulullah nya sama, kiblatnya sama

Abdullah bin Abbas menjawab : Ya amirul mukminin, sesungguhnya alquran ini


diturunkan ditengah-tengah kita, kita yang pertama kali membacanya, kita
memahami isinya, kita memahami seluruh tafsir alquran, kita paham benar
bagaimana Cara mengamalkannya

12
Wahai amirul mukminin setelah kita meninggal maka Akan lahirlah generasi
selanjutnya, mereka membaca quran tapi tidak memahami apa yg dimaksud, apa
tafsir yang benar, ketika mereka tidak paham maka mulailah keluar pemahaman-
pemahaman yang menurut pemikiran mereka sendiri.

Apabila setiap kelompok sudah berani mentafsirkan alquran menurut pemahaman


masing-masing maka umat Islam akan berpecah belah.

5. Perbedaan NU DAN MUHAMMADIYAH


Secara historis, kedua pendiri organisasi Islam tersebut—KH
Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ ari—sama-sama mendalami ilmu
agama di Arab Saudi. Sepulang dari Arab Saudi, keduanya bersepakat akan
memberikan kontribusi bagi agama, nusa dan bangsa dengan cara melandasi
putra putri bangsa Indonesia dengan pendidikan dan juga agama. Keduanya
memakai cara yang berbeda dalam hal syiar sebab masing-masing berasal
dari area dengan tradisi yang berbeda. KH Ahmad Dahlan berasal dari
daerah perkotaan dan memilih cara syiar dengan pendidikan perkotaan
sedangkan KH Hasyim Asy’ari yang berasal dari Jombang memilih metode
pendidikan pesantren sebagai cara dakwahnya. Perbedaan mencolok antara
NU dan Muhammadiyah adalah pada qunut sholat Subuh. NU memakai
Qunut sedangkan Muhammadiyah tidak. Di masanya, KH Ahmad Dahlan
selaku pendiri Muhammadiyah juga memakai qunut untuk sholat subuh.
Kedua pendiri organisasi ini juga melakukan diba’an atau pembacaan
sholawat untuk memuliakan nabi Muhammad SAW. Pada saat hari raya,
kalimat takbir pada takbiran di ulang sebanyak tiga kali oleh keduanya.
Kalimat qad qamat as-Shalat pada saat iqomah di ulang sebanyak dua kali
dan diiringi dengan berdirinya para makmum dan imam sholat jamaah.
Persamaan terakhir adalah itsbat hilal yang dua-duanya memakai rukyah.

a. Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam hal tradisi ibadah

13
Dalam hal ibadah, bisa kita lihat perbedaan yang kentara antara NU dan
Muhammadiyah. Pertama, pada bulan Ramadlan, warga Nahdliyin tarawih dengan
jumlah rakaat sebanyak dua puluh dengan tiga rakaat witir. Sedangkan warga
muhammadiyah jumlah rakaatnya adalah delapan dengan tiga rakaat witir. Kedua,
bagi warga NU malam jum’at adalah malam yang sakral. Pada malam ini masjid
diramaikan dengan bacaan maulid nabi, tahlil, yasin, manaqib syaikh abdul Qadir
al-Jaelani, barzanji dan sebagainya sedangkan tidak demikian yang dilakukan
warga Muhammadiyah. Ketiga, khutbah sholat Ied dilakukan sebanyak dua kali
oleh warga NU sedangkan warga Muhammadiyah khutbah sebanyak sekali.
Keempat, kalimat “allahu akbar” dalam takbiran hari raya diucapkan sebanyak tiga
kali untuk warga NU sedangkan warga Muhammadiyah melafalkannya sebanyak
dua kali, kalimat qad iqamat as-sholat dalam iqamat dibaca sebanyak dua kali untuk
warga nahdliyin dan sekali untuk warga Muhammadiyah. Yang terakhir adalah
itsbat penentuan jatuhnya hari raya, NU memakai dasar rukyah sedangkan
Muhammadiyah memakai hilal sebagai dasarnya.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Al-Qur’an adalah kamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad


SAW sebagai mukjizat melalui perantara malaikat Jibril, sedangkan Hadist adlah
segala yang datang dari nabi SAW baik perkataan, perbuatan mauqun taqir lalu
yang dimaksud Ijtihad adalah pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
penguasa atau pemimpin yang status hukum tersebut belum ada dalam Al-Qur’an
maupun Hadist. Dengan adanya sumber-sumber ajaran islam tersebut maka

14
munculah pemikiran atau pendapat manusia dengan pahamnya sendiri-sendiri.
Maka timbullah beberapa golongan tetapi tetap menggunakan satu sumber.

DAFTAR PUSTAKA:

Ali, Mohammad Daud: Hukum Islam Indonesia (Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2011)

http://inspiring.id/sumber-ajaran-islam/

https://aslibumiayu.net/7666-kenapa-umat-islam-terpecah-menjadi-73-golongan-
padahal-alquran-mereka-satu.html

http://www.jadipintar.com/2013/03/Pengertian-Hadits-dan-Jenis-Jenisnya.html

15

Anda mungkin juga menyukai