i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................…….....1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………...…….……………….......1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….………........................1
C. Tujuan…………………………………………………………….…………….......…...1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2
A. Pengertian Al-Qur’an.......................................................................................................2
B. Kehujjahan Al-Qur’an......................................................................................................2
C. Fungsi Al-Qur’an dalam Islam.........................................................................................3
D. Kedudukan Al-Qur’an dalam Islam.................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................7
2
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Al-Qur’an ?
2. Bagaimana kehujjahan Al-Qur’an dalam Islam ?
3. Apa fungsi Al-Qur’an dalam Islam ?
4. Bagaimana kedudukan Al-Qur’an dalam Islam ?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang Al Qur’an.
2. Mendeskripsikan tentang Kehujjahan Al Qur’an
3. Mendeskripsikan tentang Fungsi Al Qur’an
4. Mendeskripsikan tentang Kedudukan Al Qur’an
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an merupakan masdar dari kata qaraah yang berarti
Tala’a, keduanya berarti membaca atau bermakna jamak yaitu, mengumpulkan atau
mengoleksi. Sedangkan menurut Quraish sihab adalah bacaan yang tertulis.
Di kalangan para ulama dijumpai adanya perbedaan pendapat di sekitar pengertian Al-
Qur’an secara etimologi, di antaranya :
As-Syafi’i misalnya mengatakan bahwa Al-Qur’an bukan berasal dari kata apa pun, dan
bukan pula ditulis dengan hamzah. Lafadz tersebut sudah lazim dipergunakan dalam
pengertian kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Al-Farra berpendapat bahwa lafadz Al-Qur’an berasal dari kata qarain jamak dari kata
qarinah yang berarti kaitan, karena dilihat dari segi makna dan kandungannya ayat-ayat
Al-Qur’an itu satu sama lain saling berkaitan
Sedangkan secara terminologi Al-Qur’an adalah Kalamullah yang di wahyukan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman bagi umat Islam yang di sampaikan melalui
perantara Jibril melalui jalan Mutawatir.
Di kalangan ulama juga di jumpai perbedaan pendapat tidak hanya dalam pengertian
secara etimologi saja tetapi juga pengertian Al-Qur’an secara terminologi, diantaranya :
Safi’ Hasan Abu Thalib menyebutkan bahwa Al Qur’an adalah wahyu yang diturunkan
dengan lafal bahasa arab dan maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang disampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW, ia merupakan dasar dan sumber dasar utama bagi syariat.
Zakariah Al-Birri mengemukakan bahwa Al-Qur’an adalah Al-Kitab yang disebut Al-
Qur’an dalam kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada rasul-Nya Muhammad SAW
dengan lafal Bahasa Arab dinukil secara mutawattir dan tertulis pada lembaran-lembaran
mushaf.
Al-Gazali mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah SWT.
Meskipun terdapat banyak pandangan tentang pengertian Al-Qur’an baik itu secara
etimologi dan secara terminologi tetapi masih dapat di tampung oleh sifat dan karakteristik Al-
Qur’an itu sendiri.
B. Kehujjahan Al-Qur’an
Sebagaimana disebutkan oleh Abdul Wahab Khallaf, bahwa kehujjahan Al-Qur’an itu
terletak pada kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada keraguan atasnya.
Dengan kata lain Al- Qur’an itu betul-betul datang dari Allah dan dinukil secara qat’iy (pasti).
Oleh karena itu hukum-hukum yang terkandung di dalam Al-Qur’an merupakan aturan-
aturan yang wajib diikuti oleh manusia sepanjang masa. Sementara M. Quraish Shihab
4
menjelaskan bahwa al-Qur’an sebagai wahyu , merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad
SAW sebagai utusan Allah, tetapi fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat
manusia.
Sebagai sumber ajaran Islam yang utama Al-Qur’an diyakini berasal dari Allah dan
mutlak benar. Keberadaan al-Qur’an sangat dibutuhkan manusia. Di kalangan Mu’tazilah
dijumpai pendapat bahwa Tuhan wajib menurunkan Al-Qur’an bagi manusia, karena manusia
dengan segala daya yang dimilikinya tidak dapat memecahkan berbagai masalah yang
dihadapinya. Bagi Mu’tazilah Al-Qur’an berfungsi sebagai konfirmasi, yakni memperkuat
pendapat-pendapat akal pikiran, dan sebagai informasi terhadap hal-hal yang tidak dapat
diketahui oleh akal.
Dengan demikian jelaslah bahwa kehujjahan (Agumentasi) Al-Qur’an sebagai wahyu
tidak dapat seorangpun membantahnya, di samping sumua isinya tidak satupun bertentangan
dengan akal manusia sejak awal di turunkan sehingga sekarang dan seterusnya. Lebih-lebih di
abad modern ini, di mana perkembangan sains modern sudah sampai kepada puncaknya dan
kebenaran Al-Qur’an semakin terungkap serta dapat di buktikan secara ilmiah.
C. Fungsi Al-Quran
1. Dari sudut subtansinya, fungsi Al-Qur’an sebagaimana tersurat nama-namanya dalam Al-
Qur’an ada banyak, 4 diantaranya sebagai berikut:
a. Al-Huda (petunjuk), Dalam Al-Qur'an terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Qur'an
sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum. Kedua, Al-Qur'an
adalah petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang
beriman. Allah swt menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia,
sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan sesungguhnya ketika kami (Jin) mendengar petunjuk Al-Qur’an, kami beriman
kepadanya. Maka barang siapa beriman kepada Tuhan, maka tidak perlu ia takut rugi
atau berdosa.” (Q.S Al-Jinn 72:13)
b. Al-Furqon (pemisah), Dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa ia adalah ugeran untuk
membedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau antara yang
benar dan yang salah. Seperti firman Allah SWT :
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon (Al-Qur’an) kepada hamba-
Nya, agar menjadi peringatan kepada seluruh alam.” (Q.S Furqon 25:1)
c. Asy-Syifa (obat), Dalam Al-Qur'an dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi
penyakit-penyakit yang ada dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit
Psikologis). Seperti firman Allah SWT :
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari
Tuhan-mu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta
rahmat bagi orang yang beriman.” (Q.S Yunus 10:57)
d. Adz-Dzikru (pemberi peringatan). Sebagaimana firman Allah SWT :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an), dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al Hijr 15:9)
5
2. Fungsi Al-Qur’an di lihat dari realitas kehidupan manusia yaitu :
a. Al-Qur’an sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi kehidupan manusia. Firman Allah SWT
: “Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk pada jalan yang amat lurus.” (Q.S
Al-Isra 17:9 )
b. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah
Muhammad SAW. Firman Allah SWT :
“Dan demikian Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar
engkau memberi peringatan kepada penduduk Ibu Kota (Mekkah) dan penduduk
(negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul
(kiamat) yang tidak diragukan adanya, Segolongan masuk surga dan segolongan
masuk neraka.” (Q.S Asy-Syura 42:7 )
c. Al-Qur’an sebagai korektor dan penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya. Firman
Allah SWT : “Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an) ini kepadamu
(Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang
mereka perselisihkan itu, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (Q.S An-Nahl 16:64 )
d. Al-Qur’an sebagai sumber segala macam aturan tentang hukum, sosial, ekonomi,
kebudayaan, pendidikan, moral dan sebagainya, yang harus dijadikan “way of life” bagi
seluruh umat manusia untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya.
e. Al-Qur’an menjelaskan kepada manusia tentang masalah yang pernah di perselisihkan
umat Islam terdahulu
f. Al-Qur’an menjelaskan kepribadian manusia dan ciri-ciri umum yang membedakannya
dari makhluk lain.
g. Al-Qur’an sebagai tuntunan dan hukum untuk menempuh kehidupan
6
Rasulullah dengan sahabatnya Mu'az bin Jabal, gubernur Yaman, sebagaimana sudah
dikemukakan terdahulu.
Para ulama Islam berpendapat bahwa hadis menempati kedudukan pada tingkat kedua
sebagai sumber hukum Islam setelah Al-Qur’an. Mereka beralasan kepada dalil-dalil. (Q.S
Ali-Imran 3:132) dan (Q.S Al-Ahzab 33:36)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara harfiah, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang artinya bacaan atau
himpunan. Al-Qur’an berarti bacaan, karena merupakan kitab yang wajib dibaca dan
dipelajari, dan berarti himpunan karena merupakan himpunan firman-firman Allah SWT
(wahyu). Menurut istilah, Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi firman-
firman Allah SWT yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada rasul/nabi terakhir Nabi
Muhammad SAW, yang membacanya adalah ibadah.
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang di Wahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW, melalui perantara Malaikat Jibril. Para ulama banyak yang berbeda menafsirkan
makna Al-Qur’an tetapi semuanya mempunyai tujuan yang sama dan semuanya
mensepakati bahwa Al-Qur’an itu memang benar di bawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama bagi manusia setelah yang keduanya
Hadits, yang merupakan sumber hukum pertama bagi manusia dan tidak ada satupun yang
dapat mengganti kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum tertinggi umat Islam, baik
yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
Allah, hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia dengan alam.
Al-Qur’an mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat besar bagi manusia untuk
mamahami tentang jati diri dan hakikat hidupnya di permukaan bumi ini, karena tanpa
adanya Al-Qur’an tersebut maka peradaban manusia saat ini akan kacau, tidak ada rasa
hormat antara manusia, tidak terjalinnya silaturahim antara Muslim, keadaan kehidupan
manusia semeraut, terjadinya penghardikan terhadap anak yatim dan lain
sebagainya. Setelah kita memahami fungsi dan kadudukan Al-Qur’an tersebut secara utuh
maka kita dapat menjadikan Al-Qur’an merupakan sesuatu yang sangat berperan secara
langsung bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia di permukaan bumi ini.
B. Saran-saran
Marilah kita semua menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita dan
menjadikannya sebagai rujukan utama terhadap setiap permasalahan yang kita hadapi.
Mempelajari, memahami dan menelaah tentang isi dari kandungan Al-Qur’an secara
terperinci sehingga dapat mengamalkan dan menerapkannya dalam kehidupan kita sendiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
Khallaf, Abdul Wahab,‘Ilmu Ushul Fiqh, 1990, Kairo: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah.
Talib, Safi Hasan Abu, Tatbiq al-Syari’ah al-Islamiyah fi al-Bilad al-Arabiyah, 1990,