Anda di halaman 1dari 179

PRA THAHARAH

1. NAJIS
2. HADATS
3. ISTINJAK
4. ADAB BUANG AIR
5. MACAM-MACAM AIR

HADATS, NAJIS &THAHARAH (BERSUCI)

Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertaubat dan menyukai


orang-orang yang mensucikan diri
(qs.2:222)

Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran :


1. surat Asy-syam ayat 9-10

Artinya sesungguhnya beruntunglah orang


yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya.

2. Surat Al- Lail ayat 17 -18




Artinya : Dan kelak akan dijauhkan
orang yang paling takwa dari neraka
itu, yang menafkahkan hartanya (di
jalan Allah) untuk membersihkannya.

LUGHAWIYAH :
Segala sesuatu yang kotor atau
menjijikan
SYARA :
Macam-macam kotoran yang dapat
menghalangi seseorang
beribadah shalat dan thawaf,
yang bersifat dzahiriyah

Benda/dzat yang termasuk najis:


bangkai bidatang darat, daging babi,
khamar, darah haid, darah
nifas,
kotoran manusia, air kencing manusia,
madzi
dan wadzi & jilatan (air liur)
anjing

Benda/dzat selain di atas bila dikaitkan


dengan shalat tidak najis, tetapi kotor

Benda kotor belum tentu najis, tetapi


yang najis sudah pasti kotor

Badan, pakaian dan tempat yang kotor


kurang pantas untuk shalat, meskipun
tetap sah

Najis Ringan ( mukhaffafah)


Najis Sedang (mutawasithah)
Najis Berat (Mughaladhah)
Najis yang Dimaafkan
(mafu)

suatu hal yang menghalangi


seseorang beribadah shalat dan
thawaf, yang bersifat bathiniyah
atau
Keadaan tidak suci yang mengenai
pribadi seorang muslim sehingga
menyebabkan seseorang
terhalang untuk melakukan
shalat atau thawaf

Hadats Kecil

1. Mengeluarkan

sesuatu dari dubur ataupun

kubul
2. Menegeluarkan mazhi atau wadi
3. Menyentuh kemaluan tanpa memakai alas
4. Tidur nyenyak dengan posisi miring atau
tanpa tetapnya pinguul di atas lantai
Hadats kecil dihilangkan dengan cara
berwhudhu

Hadats Besar

1. Mengeluarkan

mani
2. Hubungan suami istri (jima)
3. Haid
4. Nifas
Hadats besar dihilangkan dengan
mandi junub/wajib
Hadast kecil dan besar jika karena
sesuatu hal, wudzu
dan mandi
digantikan dengan tayamum

Membersihkan diri dari sehabis BAK & BAB


Alat istinja` adalah air, jika tidak ada air dengan
3 buah batu, tanah, banda padat, tisu yang suci
Dilarang beristinja` dengan tulang dan kotoran
hewan
Beristinja` dengan menggunakan tangan kiri
PASTIKAN kita bersih dan benar dalam
beristinja`
Berhati-hatilah terhadap air kencing, karena
selain najis menjadi salah satu penyebab azab
kubur.

Buang air : jauh dari penglihatan &


jangkauan
orang/ bertabir

Masuk KM: tidak membawa ayat


qur`an, beralas
kaki, berdo`a &
mendahululan kaki kiri,

Hindari buang air: di tempat


pemberhentian orang,
di tempat
air tergenang, di bawah pohon
yang berbuah, menghadap atau
membelakangi kiblat, di tempattempat berlobang, dengan tegak

Selama buang Air : tidak


bicara/bercakap (kecuali
terdesak), tidak makan atau
minum

Keluar KM : setelah benarbenar tuntas, beristinja`


dengan benar & bersih,
mendahulukan kaki kanan dan
berdo`a.

Air mutlak
Air yang suci dan dapat mensucikan atau
dapat digunakan untuk bersuci.
Contoh :
Air hujan, air salju, air sumur, air laut, air
sungai, air empang, air danau atau air
telaga.
Hal ini dijelaskan dalam al-Quran surat AlFurqan ayat 48
1.

2. Air mustamal
Air bekas terpakai yaitu air yang telah
dipakai untuk berwhudu atau mandi.
Hukum air ini suci lagi mensucikan. Hal ini
berdasarkan hadits yang diriwayatkan
oleh ibn Abbas r.a. :
adalah Nabi saw. pernah mandi dengan
(air) sisa Maimunah (mandi).
Jadi..!
Air yang masih tersisa setelah dipakai untuk
mandi itupun masih dapat dipergunakan
untuk bertharah ataupun berwudhu..

3. Air yang suci tetapi tidak mensucikan


Air yang suci tetapi tidak dapat
digunakan untuk bersuci.
Contoh
Air kelapa, air kopi, air teh dan lain-lain.
4. Air yang Bernajis
Air yang bercampur dengan barang najis
sehingga merubah salah satu diantara
rasa,, warna, atau baunya. Air jenis ini
tidak dapat digunakan untuk thaharah,

Adalah bersuci dengan menggunakan air,


mengenai muka, kedua tangan sampai ke
siku, mengusap kepala dan kedua kakinya
sampai di atas mata kaki. Hal ini didasarkan
pada firman Allah dalam al-Quran surat AlMaidah ayat : 6

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan
ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur .

CARA WUDHU
1. Berniat

(tidak dilafadzkan)
2. Membaca Tasmiyah (Basmalah)
3. Membasuh telapak tangan kanan 3x,
kemudian
kiri demikian juga
4. Berkekumur, serta menghisap air ke
hidung 3x
dan menyemburkannya
5. Membasuh muka 3x
6. Membasuh tangan kanan sampai siku
3x, kemudian kiri demikian juga

7.

Mengusap seluruh kepala dengan kedua


tangannya (dijalankan kebelakang lalu
kedepan) sekali usapan dan langsung
mengusapkan ke dua telinganya hanya
sekali usapan, tanpa mengambil air baru

8.

Membasuh kaki kanan sampai mata kaki


3x, kemudian kiri demikian juga
Membaca syahadat:

WUDHU

NIAT
: Kerja Hati
KEKUMUR
: Mulut
MENGISAP & MENYEMBURKAN AIR : Hidung
MEMBASUH @ Kedua telapak tangan
@ Muka/wajah sampai rata
@ Kedua tangan sampai siku
@ Kedua kaki sampai mata kaki
MENGUSAP: Seluruh kepala langsung kedua
telinganya, sekali usapan tanpa mengambil air
baru.
MEMBACA: @ Basmalah sebelum wudhu
@ Dua syahadat setelah wudhu

Ditinjau dari bahasa tayamum


berarti bersengaja sedangkan
menurut syara tayamum berarti
bersengaja menggunakan debu
untuk menyapu muka dengan
dua tangan dengan maksud
dapat melakukan shalat

Dalil tayamum dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 43 :














Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan,
(jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub,
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit
atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan
tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.

Sebagai pengganti wudhu dan mandi wajib,


karena:
1) Tidak ada air, atau ada tapi sedikit,
2) Sakit,
3) Musafir (masyaqqah)
4) Dharurat

Kedudukan/ posisi tayamum sama persis


dengan wudhu dan mandi wajib

CARA TAYAMUM:
1. NIAT,
2. MENEPUKKAN KEDUA TANGAN KE
TANAH/DEBU,

3.

MENGUSAPKAN KEMUKA, DITERUSKAN


MENGUSAP KEDUA TELAPAK TANGAN
SAMPAI PERGELANGAN, MASINGMASING SEKALI USAPAN: HR. Bukhari
atau SEBALIKNYA (Kedua telapak tangan
dulu, baru ke muka: Mutafaq `Alaih ).

Bertayamum dengan menepukkan


tangan ke tanah dua kali tepukan,
dan mengusapkan sampai ke siku
berdasar pada HADITS
MAUQUF/DHA`IF/LEMAH.
Mengkiaskan dengan wudhu tidak
dibenarkan.

Mandi

karena sebab tertentu dengan


cara tertentu
Sebab

tertentu yang mewajibkan mandi,


berdasarkan hadits-hadits shahih, juga
dijelaskan oleh Ibnu Thayyari (1426:55-61)
dalam karyanya Al-shalat, adalah karena:
1)KELUARNYA

SPERMA,
2)BERSENGGAMA (suami-istri),
3)HAIDH & NIFAS,
4)MENINGGAL DUNIA, dan
5)KEISLAMANNYA ORANG KAFIR.

Adapun secara Tertib cara mandi wajib yang


dicontohkan oleh Rasulullah SAW.,
berdasarkan riwayat dari `Aisyah RA
(MUTTAFAQ `ALAIH). Dan juga beberapa
riwayat lain yang shahih, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1.NIAT

(Kemauan hati untuk menghilangkan hadats


besar),
2.MEMBACA BASMALAH
3.MEMBASUH KEDUA TELAPAK TANGAN DAN
MENYELA-NYELA JARI-JEMARI (kanan kemudian kiri),
4.MEMBASUH KEMALUANNYA DENGAN TANGAN KIRI,
KEMUDIAN MEMBASUH TANGAN KIRI DENGAN SIKAT
ATAU SABUN

5. BERWUDHU

(sebagaimana wudhu mau

shalat),
6. MENGAMBIL AIR DENGAN JARI-JEMARINYA
MEMASUKKANNYA KE PANGKAL RAMBUT,
7. MENYIRAM DI ATAS KEPALANYA TIGA
TUANGAN,
8. MENYIRAM DAN MERATAKAN AIR
KESELURUH TUBUH,
9. MEMBASUH KEDUA KAKI (kanan
kemudian kiri).

Tiang penegak ad-dien;HR.Baihaqy

Shalat itu tiang pokok agama. Barang siapa


yang menegakkan shalat sungguh ia telah
menegakkan agama. Dan barang siapa
meninggalkan shalat sungguh ia telah
merobohkan agama

Otaknya ibadah (hadits umum)

Diwahyukan langsung oleh Allah;


HR.Ahmad

Pertama

kali diperiksa di hari qiamat;


HR. Tabrani

(amalan seorang hamba yang mula pertama


kali akan dihisab pada hari kiamat ialah
amalan shalat. Bila mana ia bagus, maka
bagus pulalah amaliahnya, sebaliknya
bilamana ia buruk, jeleklah semua
amaliahnya)
Yang

terakhir diwasiatkan Rasul


kepada umatnya; HR. Ahmad

Pembatas

Iman dan Kufur; HR. Bukhari

Syariat para nabi terdahulu;


QS.Al-Anbiyah ayat :73,



Artinya : Kami telah menjadikan mereka itu
sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami dan telah
Kami wahyukan kepada mereka
mengerjakan kebajikan, mendirikan
sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya
kepada Kamilah mereka selalu menyembah,

Dalam surat Mariyam :31 dan 55


menjelaskan keistimewaan shalat



Artinya ; Dan Dia menjadikan aku seorang yang
diberkati di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup;


Artinya : Dan ia menyuruh ahlinya untuk
bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah
seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.

Dalam surat Thaahaa ayat 14 menjelaskan


Artinya : Sesungguhnya Aku ini adalah
Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain
Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah
shalat untuk mengingat Aku.

Penangkal/pengendali

kejahatan; hal
ini dijelaskan dalam al-Quran surat
29:45

Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan


kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur'an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

Shalat

akan membawa ketenangan dan


penyejuk hati, penenang jiwa; QS.
Thaahaa :14, QS. Ar-Rad :28, QS : 1922

Artinya : Sesungguhnya Aku ini adalah


Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat
Aku.(Thaahaa :14)

Artinya (yaitu) orang-orang yang beriman dan


hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah hati menjadi tenteram.(Ar-Rad : 28)




Artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir, (QS. AlMaaarij : 19-21)

;Shalat harus diawali dengan thaharah


sebagaimana dijelaskan dalam Quran Surat
Al-maidah : 6, dan An-Nisa : 43

Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, maka bertayamumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan
ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur .

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,


sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan
pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub,
terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan
jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh
perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pema`af lagi Maha Pengampun. (Surat An-Nisa : 43)

Dalam hadits Rasulullah saw. Shalat itu adalah


Mi`rajnya orang mukmin:qaulul hukama`
Meninggalkannya tindak kekufuran & dosa
besar, (QS.Al- Muddatsir : 41-43)


Artinya : tentang (keadaan) orang-orang yang
berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke
dalam Saqar (neraka)? Mereka menjawab:
"Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat. (Al-Muddatsir : 41-43)

Melalaikannya

tergolong pendusta
agama; (QS. Al-Mauun : 4-5)

Artinya : Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang


shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.
(Al-Mauun : 4-5)

Jadikan sabar dan shalat sebagai penolong


(hidup) mu; (QS.Al-Baqarah :153)


Artinya : Hai orang-orang yang beriman, mintalah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
(mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah : 153)

Ibadah

yang tidak dapat


ditinggalkan sampai akhir
hayat, kecuali ada udzur syar`i
bagi wanita, (umur shalat
sepanjang hayat manusia)

Selain

kewajiban & kebutuhan,


shalat sesungguhnya nikmat
dan rahmat Allah sepanjang
hayat, (asy-syafi`i).

Pengertian Shalat
Menurut bahasa shalat berati do`a.
do`a

Secara istilah shalat adalah ibadah


dengan menghadapkan hati kepada Allah
yang dimulai dengan takbiratul ikhram
dan diakhiri dengan salam yang terdiri
dari beberapa ucapan dan perbuatan
dengan syarat, rukun tertentu dengan
khusyu` dan ikhlash (hati).

Makna dan Hakekat Shalat


Makna shalat
Adalah penghambaan diri kepada Allah
secara totalitas, yang diwujudkan
dengan ucapan, gerakan dan
ketundukan hati.

Hakekat shalat
Adalah tawajjuh/munajat/audiensi
kepada Allah `azza wa jalla.

UNSUR

HATI

SHALAT

SHALAT
SHALAT

LISAN

GERAK

SPIRITUAL DEVELOPMENT CENTRE

RITUAL STRUKTURAL SHALAT


SESUAI SUNNAH RASUL
1. Waktu

: ditunaikan di awal
2. Tempat : dilaksanakan di masjid
3. Cara : dikerjakan dengan berjama`ah
4. Teknik : gerakan dan
5. Mekanik : bacaan

SPIRITUAL FUNGSIONAL SHALAT

Kunci pembuka berbagai kebajikan


Pengendali maksiat
Memperbaiki kualitas hidup seorang mushalli.
R Jika tidak demikian inilah yang pernah disinyalir
rasulullah: " akan datang kepada manusia suatu
zaman dimana mereka shalat, tetapi sebenarnya
mereka tidak shalat " (Al-Hadits).

Hal tersebut Allah tunjukkan di banyak ayat


Alqur`an tentang perintah menegakkan
shalat, bukan mengerjakan shalat.
Salah satu ciri seseorang telah menegakkan
shalat adalah ada bekas shalat pada wajah
(aktifitas hidup) nya, (QS. Al-Fath : 29).

Artinya ;
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang
yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka, kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari
karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan
sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman
yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah
dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah
menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh di antara mereka
ampunan dan pahala yang besar. (Surat Al-Fath :
29)

Jadi

shalat yang berkualitas


sebagai modal pertama dan utama
kesuksesan hidup dunia akhirat
serta akan menjadi salah satu
wasilah/media perbaikan dan
penyempurna ibadah yang lain,
termasuk ibadah haji yang
berkualitas (mabrur).

Tingkat Pemahaman Shalat

Sebagai beban hidup,


Sebagai kewajiban rutinitas,
Sebagai kebutuhan ruhaniah
jasmaniah,
Sebagai Rahmat & nikmat Allah
yang menjadi kesenangan &
kecintaan, "Waju`ilat qurratu `ainii

fis-shalah".

Khusyu` adalah merendahkan diri,


takut, tetap dan tenang anggota
badan dan hati semata-mata
kepada Allah (Rasyid Ridha).

Beberapa faktor khusyu` antara lain:


Hudhurul qolb, tafahum, ta`dzim,
haibah, khauf wal raja`& haya` wa
dzulul

Diawali dg menyempurnakan thaharah,


Tuma`ninah dengan memahami &
menjiwai bacaan & gerakan shalat,
Menyadari posisinya sedang
menghadap Allah,
Tempat shalat bersih dari hal-hal yang
dapat mengganggu (debu, kotoran,
pasir dll),
Pakaian & ruangan bebas bau yang tdk
sedap,

Hindari gambar dinding/ tempat sujud,


Matikan TV, Radio, Hp dll.,
Hindari suasana panas,
Hindari hal yang dapat menacau
pikiran: kompor hidup, pintu terbuka
dll.,
Pelaksanaan shalat sesuai sunnah,
Hindari hal yang dapat mengganggu
konsentrasi,
Di awal waktu,

Jika terlalu lapar makan terlebih


dahulu, apabila
hidangan
sudah tersedia,
Tidak menahan buang air/angin,
Tidak mengantuk,
Tidak tergesa-gesa dalam
gerakan dan bacaan,
Sebelumnya tidak makan yang
berbau,
Memandang ke tempat sujud,

Jika terlalu lapar makan terlebih


dahulu, apabila
hidangan
sudah tersedia,
Tidak menahan buang air/angin,
Tidak mengantuk,
Tidak tergesa-gesa dalam
gerakan dan bacaan,
Sebelumnya tidak makan yang
berbau,
Memandang ke tempat sujud,

"Sesungguhnya hamba shalat itu


tidak ditulis bagiannya, setengahnya
dan tidak sepersepuluhnya, hanya
saja yang dituliskan baginya dari
shalatnya ialah apa yang dapat ia
fahami dari pada (shalat) nya", (HR.
Ahmad dan Abu daud)

1)
2)

3)
4)

Menunduk ke tempat sujud: malu/


tau diri sebagai hamba,
Takbiratul ikhram (take of) & Takbir
intikhal : pasrah dan penyerahan diri
kepada Allah dan hanya
membesarkan Allah,
Tegak/ berdiri dan sedekap:
kesopanan & penghormatan,
Do`a iftitah: pembuka audiensi, do`a
dan sumpah/komitmen pribadi,

5.

6.
7.

8.

9.

10.

Bacaan Alfatihah: Dialog lansung kpd


Allah,
Ruku`(90%): Ta`dzim/membesarkan Allah,
Sujud: Tabdzlil/ menyadari hina dina
dihadapan Allah yang Maha Suci lagi
Maha Tinggi,
Duduk: tawadhu`/ rendah diri dihadapan
Allah,
Isyarat jari telunjuk: mengesakan
Allah,
Salam: peduli tetangga dan
lingkungan,
menebarkan perdamaian
(lending).

Setiap raka`at terdiri dari 8 gerakan


dimulai dari tegak hingga 2x sujud,
dan terdapat 3 gerakan pokok, yaitu
tegak 0 derajat dilambangkan huruf
Alif (), ruku` 90 derajat dilambangkan
huruf dal (( , dan sujud lebih kurang
135 x 2=270 derajad dilambangkan
huruf Mim ( )dibaca ADAM.
ADAM

Secara keseluruhan menunjukkan 360


derajat (lingkaran). menurut fersi
Mu`inuddin Kristi dan Sulaiman Al-Kumayi,
terdapat 4 gerakan pokok, yaitu tegak
dilambangkan huruf Alif (), ruku`
dilambangkan huruf ha` (, sujud
dilambangkan huruf Mim ( )dan duduk
dilambangkan huruf (( , dan dibaca
AHMAD.
AHMAD

AHMAD merupakan nama lain


nabi Muhammad (QS. 61:06),
menurut fersi lain.

Posisi shalat selalu berubah:


hidup & kehidupan selalu dinamis
Setiap berubah posisi bertakbir:
kondisi apapun tetap
membesarkan Allah

PENGULANGAN BACAAN
SHALAT

Takbir
94 x
Tasbih 51 153 x
Tawajjuh 5 x
Al Fatihah
17 x
Surat-surat
10 x
Sami Allah
17 x
Rabbana 17 x
Doa Duduk
17 x
Attahiyat
9x
Assalaam
9x
Syahadat
9x
Sholawat
9x
Taslim
5x

Pembina Iman
Media dzikrullah
Media dialog dan konsultasi kepada
Allah
Penghapus dosa harian
Obat rohani dari kegundahan hidup
Penangkal kejahatan
Pembersih jiwa dan pembangun akhlaq
Perekat ukhuwah dan solidaritas
Manifestasi syukur kepada Allah

SAMA DENGAN POSISI TIANG (PENYANGGAH)


SAMA DENGAN POSISI KEPALA DALAM JASAD
DISAMAKAN DENGAN OTAK MANUSIA
UMUR SHALAT SAMA DENGAN UMUR MANUSIA
SAMA DENGAN KUNCI (PEMBUKA JALAN):

Kesuksesan dunia/akhirat
Kebahagiaan (surga) dunia/akhirat
Kebaikan perilaku (akhlaq)

DISAMAKAN DENGAN MAKANAN/GIZI

SHALAT FARDHU = 17 RAKA`A


KATA AL-IMAN DLM QUR`AN
TERULANG 17 X, SEJUMLAH
RAKA`AT
KATA AL-KUFR DLM QUR`AN
TERULANG 17 X, SEJUMLAH
RAKA`AT,

Bandingkan dengan:

JUMLAH HURUF Basmalah. = 19

JUMLAH AYAT
QUR`AN=6346:19=334
LAFADZ ALLAH= 2698:19=142
LAFADZ AR-RAHMAN= 57:19= 3
LAFADZ AR-RAHIEM= 114:19=6
114 SEJUMLAH SURAT AL-QUR`AN

Pembuktian sebagai manusia


Manusia selalu berhadapan dengan
problem
Manusia selalu butuh
pertolongan/petunjuk Allah
Mendzikirkan (meng on kan) hati
dan akal
Perlu sehat rohani-jasmani

15 AZAB ALLAH
ANCAMAN BAGI
YANG
MENINGGALKAN
SHALAT

1)Dicabut berkah umurnya,


2)Tidak ada tanda keshalihan di
wajahnya,
3)Seluruh amalnya tidak berpahala,
4)Do`anya tidak terijabah,
5)Tidak kebagian do`anya orang shalih,
6)Ruh keluar dari jasad tanpa
iman/su`ul khatimah.

Mati dengan terhina,


Mati dengan merasakan
kehausan luar biasa,
Mati dengan merasa
kelaparan yang hebat.

Kubur menghimpit tubuhnya,

Siang malam kuburnya berapi,

Ada ular syuja`ul aqra` yang


menyiksa
setiap waktu
shalat.

1.
2.
3.

Malaikat selalu merantai dan


menyeretnya,
Allah tidak memandang
wajahnya,
Siksanya amat pedih, penghuni
tetap neraka saqar, QS. 74:4143; (Majmu` `arba`a rasa il).

1.
2.
3.

SHALAT DLM PERJALANAN


SHALAT KETIKA SAKIT
SHALAT DI KENDARAAN

Di
Di
Di
Di

atas kapal
pesawat terbang
kereta api
mobil

DASAR HUKUM:
QS. An-nisa`: 101, HR. Ahmad & Ahli hadits







Artinya : Dan apabila kamu bepergian di
muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu
menqashar sembahyang(mu), jika kamu
takut diserang orang-orang kafir.
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah
musuh yang nyata bagimu. (An-Nisa: 101)

BAGI ORG YG SEDANG DLM


PERJALANAN DISYARI`ATKAN
(Ruhshoh):

Mengqashar (meringkas) shalat yg 4


raka`at (dzuhur, ashar & isya`) menjadi
dua raka`at

Menjamakkan shalat; yaitu


mengumpulkan dua shalat dlm satu
waktu, dg pasangan tetap

Pasangan dimaksud adalah: dzuhur dg


ashar dan maghrib dg isya`

Selama musafir Rasulullah, Abu Bakar,


Umar tdk pernah mencukupkan shalat:
mengqasharnya, (Mutafaq `alaih)
Sesungguhnya salat itu pertama kali
difardhukan adalah 2 raka`at, maka
ditetapkanlah ia menjadi shalat safar (2
raka`at) dan dicukupkan shalat hadhar
(empat raka`at) Muttafaq `alaih.
Shalat safar itu dua raka`at, shalat
jum`at dua raka`at,, dan shalat hari
raya dua raka`at (HR. Ibnu Majah)

Dari Yahya bin Yazid, katanya saya


bertanya kpd Anas bin malik tentang
mengqashar shalat. Anas menjawab:
adalah Rasulullah SAW apabila ia
keluar sejauh 3 mil atau 3 farsakh ia
shalat 2 raka`at, (HR. Ahmad, Muslim, Abu daud
& Bihaqy)

1 farsakh = 3 mil,
mil 1 farsakh = 5541 m;
m
sedangkan 1 mil = 1748 m.
m (Fiqh Sunnah, II
h.216)

Anas berkata: saya shalat bersama Rasulullah


SAW di Madinah 4 raka`at dan di dzulhulaifah 2
raka`at, (HR. Jama`ah)
Dzulhulaifah:

tempat yg berjarak 6 km dari


Madinah. Maka setibanya di dzulhulaifah Rasul
telah mengqashar shalat
Dari

kasus di atas dapat difahami bahwa baru


boleh mengqashar shalat bila telah keluar dari
batas kota/kawasan tempat tingalnya
Menggenapkan

shalat, jika sudah berada di


kota asal/ kawasan tempat tinggalnya.

Nabi SAW menetap pd sebagaian


perjalanannya 19 hari, ia shalat 2
raka`at qashar (HR. Bukhari)

Nabi SAW menetap di Tabuk 20


hari, ia mengqashar shalat, (HR.
Ahmad)

Berdasarkan kasus di atas, tdk


dijumpai dalil jika lebih dari itu, shalat
harus dicukupkan 4 raka`at.

Menurut nafi`, Ibnu Umar (sahabat Nabi)


menetap di Azribijan selama 6 bulan, ia
shalat dua raka`at. Ia terhalang masuk
kota karena salju, (Latief, 1415 h.346)

Berkata Hafash bin `Ubaidillah: Anas


bin malik menetap di Syam selama 2
tahun, ia mengqashar shalat, (Latief, 1415
h.347)

1.
2.
3.

Mejama` dlm safar, (HR. A. Daud, Ahmad)


Menjama` diwaktu hujan, (HR. Bukhari)
Menjama` karena sakit atau udzur,

(Fiqh

Sunnah, II, h. 230)

4.

5.

Menjama` karena ada kepentingan, hal


ini asalkan tidak dijadikan kebiasaan,
(Syarah Muslim). Hal ini pernah dilakukan
oleh Nabi di Madinah, (HR. Muslim)
Menjama` di Arafah & Muzdalifah, (HR.
Muslim)

Jika kita menjama`/qashar dzuhur dg


ashar (taqdim/ta`khir): setelah adzan,
iqamah, lakukan shalat dzuhur, setelah
salam iqamah, lalu shalat ashar.

Demikian juga Jika kita


menjama`/qashar maghrib dg isya`.

Antara shalat pertama dan kedua tidak


diselingi kegiatan apapun, kecuali
iqamah

Jika berangkat sudah tergelincir matahari,


rasul menjama` taqdim (dzuhur dg asar),
shalat terlebih dahulu
Jika sebaliknya, (berangkat sebelum
tergelincir matahari) menjama` ta`khir,
dzuhur dikerjakan pd waktu ashar.
Demikian juga shalat maghrib, jika beliau
berangkat sesudah matahari terbenam,
menjama` taqdim (shalat terlebih dahulu)
Jika sebaliknya, dijama` ta`khir, (HR. Abu
Daud, Tirmidzi & Ahmad)

Tidak ada shalat sunat baik


qabliyah/ba`diyah diantara dua shalat di
atas
Shalat pertama didahulukan, baru
mengerjakan shalat yg kedua, baik
jama`/qashar taqdim maupun ta`khir
Tidak ada perbedaan dalam pelaksanaan
antara jama` taqdim dan ta`khir
Shalat subuh berdiri sendiri (tdk dpt
dijama`/qasharkan

A. A`yun, tinggal di Plg, pergi ke


Pg.Alam, bus berangkat pk. 10.00. Di
rumah makan Cambai pk. 12.15 bus
berhenti & waktu dzuhur sudah masuk.
1.

Jika A`yun shalat di Cambai maka


A`yun shalat jama` qashar taqdim,
yaitu: shalat dzuhur 2 raka`at, setelah
salam, iqamah, lalu shalat ashar 2
rakaat

2.

Jika A`yun mau shalat setelah


sampai di Pagar Alam (sekitar
pk. 16.00), maka A`yun shalat
jama` qashar ta`khir. Caranya
sama, yaitu shalat dzuhur
dahulu 2 raka`at, setelah salam,
lalu iqamah dan terus shalat
ashar 2 raka`at.

Jama` hanya mengumpulkan


dua waktu shalat, tdk merubah
urutan shalat tersebut.

B. Albab tinggal di Plg, sedang safar ke Jogja.


Dalam perjalanan pulang ke plg (kota asal),
bus ramayana yg dinaikinya berhenti di
rumah makan pagi-sore km. 135 OKI pukul
21.00, ketika itu Albab belum shalat
maghrib. Diperkirakan bus sampai di Plg pk.
22.30
1.

Jika Albab shalat di km.135 OKI, maka Albab


shalat jama` qashar taqdim. Caranya: iqamah,
shalat maghrib 3 raka`at, salam, iqamah, lalu
shalat isya` 2 raka`at.

2.

Akan tetapi jika Albab mau shalat di


rumah (Plg) sekitar pk. 22.30, berarti
Albab shalat jama` ta`khir, (tanpa
qashar). Caranya: iqamah lalu
shalat maghrib 3 raka`at, salam,
iqamah, kemudian shalat isya`
genap (4 raka`at).

Hal ini dikarenakan sudah sampai di


kota asal (tdk musafir lagi), ingat
dimana kita boleh mengqashar
shalat, (pembahasan tempat boleh
mengqashar terdahulu)

Jika musafir mengimami orang muqim,


maka ia tetap shalat jama`/qashar.
Setelah salam makmum yg muqim
menyempurnakan shalatnya 4 raka`at,
(HR. Abu Daud)

Sebaliknya jika si musafir menjadi


makmum, sedangkan imamnya org
muqim, maka musafir wajib ikut imam,
shalatnya sempurna 4 raka`at, (HR.
Muslim)

Jika sakit & mampu berdiri, shalat wajib dg


berdiri. Jika tdk mampu, maka shalat sambil
duduk. Jika sudah tdk mampu, maka shalat
dg berbaring di atas lambung, (QS. 2:286, HR.
Jama`ah).

Artinya : Allah tidak membebani seseorang melainkan


sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada
kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri
ma`aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah
kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir".

Jika berbaring di atas lambung, sebaiknya di atas


lambung sebelah kanan, kepala kearah utara, kaki
ke arah selatan dan dada menghadap kiblat.

Pada prinipnya sama dengan shalat


biasa, jika tdk dapat dilakukan
sebisanya, dg duduk di jok, dg ruku`
menunduk, dan sujud lebih remdah dari
ruku`.

Nabi ditanya tentang shalat di atas


kapal, maka beliau menjawab: shalatlah
dg berdiri, kecuali jika engkau takut
akan karam (HR. Daruqutni & Alhakim)

Jika

kendaraan berbelok-belok tdk


mengapa mempengaruhi arah kiblat,
(QS. 2:115)




Artinya : Dan kepunyaan Allah-lah timur dan
barat, maka ke manapun kamu menghadap
di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui. {Al-Baqarah : 115)

Pemakmur masjid tanda keimanan,


QS.9:18
Terpaut hati dengan masjid, kelak akan
dilindungi Allah secara khusus, HR. Muslim
Aktif Jama`ah Isya` & subuh di masjid,
terbebas dari ciri kemunafikan,
HR.Bukhari-Muslim
Rasul tetap shalat jama`ah disaat perang,
HR.Muslim
Rasul tetap shalat berjama`ah meski sakit
berat, HR. Bukhari

Nabi tdk memberi keringanan untuk tdk


hadir berjama`ah jika mendengar adzan
(kasus Ibnu Umi Maktum): meskipun buta,
tdk ada penuntun, rumah jauh, banyak
pepohonan,banyak binatang buas, banyak
sumur, usianya sudah tua, (HR. Muslim &
jama`ah ahli hadits)

Keinginan Rasul membakar rumah-rumah


bagi orang yang tidak menghadiri
jama`ah, HR. Bukhari

Kewajiban shalat jama`ah utamanya bagi


laki-laki, orang perempuan tetap
mendapat keutamaan 27 derajad, HR.
Bukhari.

DASAR PERINTAH & KEUTAMAAN SHALAT


BERJAMA`AH
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Allah memerintahkan org beriman untuk mendirikan shalat,


(QS.2:43)
Bila bersama org lain shalat itu ditunaikan dg berjama`ah, (QS.
4:102)
Rasulullah ingin membakar rumah org yg tdk ikut jama`ah shalat
subuh & isya`di masjid, (HR. Bukhari)
Bila ada 3 org tdk mau shalat berjama`ah, maka ketiganya
dikuasai syetan, (HR. Ahmad, Nasa`i)
Bila waktu shalat fardhu tiba hendaklah menyerukan adzan,
(HR. Bukhari)
Rasulullah tdk mengizinkan para suami melarang istrinya ikut
jama`ah di masjid, (HR. Bukhari), meskipun malam hari, (HR.
Bukhari)

Pada masa nabi wanita ikut shalat berjama`ah di


masjid, (HR. Bukhari)
8. Para wanita diperbolehkan untuk shalat berjama`ah
di mushalla khusus wanita, (HPT)
9. Wanita lebih utama shalat di rumah dibanding di
masjid, JIKA: di rm shalat sendirian & di masjid
shalat sendirian; atau jika di rm shalat berjama`ah &
di masjid shalat berjama`ah, (HR. Ahmad)
10.Shalat wanita lebih utama dikerjakan di masjid,
apabila di masjid dikerjakan dg berjama`ah & di rm
dilakukan sendirian, (Hadist umum. HR.BM)
11. Anak-anak hendaknya dilatih diajak ke masjid
(dilatih shalat) manakala sudah berusia 7 th, (Alhadist)
7.

TATA CARA SHALAT BERJAMAAH


1.

Setelah iqamah, segera berdiri menyusun shaf/ barisan;


atas komando imam

2.

Secara umum shaf jama`ah lurus dan rapat, bahu sejajar


dengan bau, kaki bertemu kaki jama`ah lain

3.

Makmum bertakbir setelah imam bertakbir dg sempurna;


makmum ruku`, sujud dst setelah imam melakukan secara
sempurna, (HR. Abu Daud)

4.

Imam jangan terlalu memanjangkan bacaannya,


(HR.Bukhari)

5.

6.

Makmum agar memperhatikan bacaan imam jika


shalat jahr, dan tdk membaca selain al-fatihah
(HR.Bukhari)
Imam membaca sir pada shalat dzuhur & ashar,
(HR.Bukhari)

7.

Imam membaca al-fatihah & surat secara jahr pada


subuh, maghrub & isya`, (HR.Bukhari)

8.

Membaca basmalah jahr atau sir, (HR. Muslim)

9.

Imam & makmum serentak membaca AMIEN dg


nyaring/ kuat, (HR. Bukhari)

10.Imam

mengeraskan takbir intikhal/pindah gerakan,


(HR.Bukhari)

11. Imam

tdk memberi peluang kesempatan makmum


mbarengi/mendahului gerakan imam dg
memanjang kan takbir intikhal, (maslahat)

12.Selesai

shalat imam menghadap ke arah makmum


atau ke kanan, (HR. Bukhari)

13.Selesai

shalat hendaknya duduk dulu sejenak,


(HR.Bukhari)

14.Diperintahkan

membuat sutrah/batas, dan larangan


keras lewat di depan org yg sedang shalat,
(HR.Bukhari)

Shalat jama`ah: Shalat yang dikerjakan oleh 2


orang/lebih, satu sebagai imam yang lain
sebagai makmum
Makmum wajib mengikuti gerak gerik imam,
tidak boleh bersamaan/mendahului imam
Apabila imam keliru gerakan, makmum wajib
mengingatkan: dengan mengucapkan tasbih (L)
dan nepuk tangan (W)
Apabila imam salah bacaan, makmum berusaha
mengingatkan bacaan yang silap
Apabila imam batal segera meninggalkan
tempat, dan digantikan oleh makmum yang
dibelakangnya
Tuan rumah dan imam masjid (rawatib) lebih
berhak mengimami tamunya

Jika jama`ah hanya terdiri dari seorang


imam dan seorang makmum (L/P),
keduanya berdiri sejajar; yang berada
posisi kiri sebagai imam
Imam L makmumnya perempuan
sendirian, posisi makmum dibelakang
imam
Jika jama`ah semua perempuan, yang
bertindak sebagai imam yang berada
ditengah shaf terdepan
Jika makmum lebih dari dua orang

Jika makmum seorang L & seorang P/lebih,


makmun L sejajar imam & makmum P
dibelakang

Shaf dewasa (L) didepan, shaf anak (L)


dibelakangnya; shaf dewasa (P) dibelakang,
shaf anak (P) didepannya

Shaf paling utama terdepan (L) dan paling


belakang (P)

Shaf disebelah kanan lebih utama daripada


shaf sebelah kiri

Kesempurnaan shaf merupakan bagian dari


sempurnanya shalat jama`ah

1) Yang paling fasih, banyak


hafalan,
2) Lebih mengetahui tentang
sunnah,
3) Lebih dahulu hijrahnya
4) Lebih dulu Islamnya dan
5) Lebih tua umurnya,(HR.Ms)

Imam Shalat sebuah kekuasaan syar`I, (HR. Muslim)

Imam shalat menjadi teladan kebaikan, (Qs.


Alfurqan:74)

Do`a rasul untuk para imam agar mereka tetap


mendapat petunjuk, (HR. A.Daud)

Besarnya kedudukan imam dan bahayanya bagi yang


meremehkannya, (HR. Bukhari)

Boleh meminta posisi menjadi imam shalat,(HR. Abu


Daud, Tirmidzi, Nasai) sepanjang dg niat ikhlas,

Tdk boleh meminta imam (kepemimpinan) masalah


keduniaan, (Syarh Sunan Abi Daud)

Anak kecil (sah: umur 7 th, HR.Abu


Daud)
Orang buta (sah: HR. BM)
Hamba/ mantan budak (sah:HR.Bu)
Wanita mengimami wanita
Laki-laki mengimami wanita, kecuali
bukan mahram & wanitanya sendirian,
(HR.BM)
Yang kurang berilmu mengimami orang
yang lebih berilmu (Sah:HR. BM)

Yang bertayamum mengimami yang


berwudhu (Sah: HR.Abu daud)

Musafir mengimami muqim (Sah:


HR.Ahmad)

Muqim mengimami musafir (Sah:HR.


Ahmad)

Orang yg shalat wajib mengimami


orang yang shalat sunat (Sah: HR. Abu
Daud, Ahmad, Tirmidzi)

Orang yg shalat sunat mengimami


orang yg shalat wajib (Sah: HR. BM )

Orang yg shalat asar mengimami org yg


shalat dzuhur, atau sebaliknya (Sah: BM;
Ibnu Utsaimin,IV:365)

Org fasiq sah menjadi imam (HR.Bukh)

Jangan jadikan imam org yg tdk disukai


mayoritas jama`ah (HR.Tirmizi)

Imam yg berkunjung dilarang mengimami


kecuali telah dpt izin (HR. Abu daud)

Tdk boleh mengimami sebelum imam


rawatib (IR)datang, kecuali IR datang
terlambat & mengizinkan (HR.Muslm)

Boleh Imam menggunakan mushaf (Ftw. Ab.


Bin Baz)

Orang yg shalat sendirian boleh (otomatis)


beralih posisi menjadi imam, (HR.Muslim)

Imam beralih menjadi makmum kalau


berfungsi sbg imam pengganti, ternyata
imam yg digantikan datang, (HR.Bukhari)

Makmum beralih menjadi imam kalau


diangkat menjadi imam, (kasus saat
terbunuhnya Umar, umar langsung
mengajukan Abdurrahman bin Auf sbg imam,
(HR. Bukhari

Masbuk adalah makmum yang terlambat


mengikuti imam dalam shalat berjama`ah

Masbuk setelah takbiratul ikhram


langsung mengikuti/meniru posisi imam

Kekurangan raka`at dicukupi ketika imam


telah salam kekiri

Tidak dibenarkan ada dua kelompok


jama`ah yg bersamaan dlm satu masjid
satu waktu

Memperbanyak langkah ke masjid


Memilih masjid yg jauh, (banyak pahala)
Bergegas untuk menunaikan shalat jama`ah
Istiqamah untuk menghadiri shalat jama`ah
Menghadiri shalat shubuh ketika malam
pengantin
Meninggalkan obat supaya terjaga shalat
jama`ah isya` dan subuh
Disaat sakit (tdk sakit berat) diusahakan
tetap menghadiri shalat jama`ah

Pergi ke masjid dalam situasi masyaqah


Keinginan untuk mati dlm keadaan
menunggu shalat berjama`ah
Pergi ke masjid lain, ketika shalat jama`ah
selesai di masjid tersebut
Menganjurkan anak-anak jika sudah sampai
umur agar cinta dg masjid
Mengevaluasi anak tentang kehadirannya
dlm shalat berjama`ah
Menghukum anak yg terlambat shalat
jama`ah
Mengajak shahabat agar menjaga jama`ah
isya` dan subuh sampai sakit yg terakhir
Perhatian khusus terhadap shalat jama`ah

Hidup ditengah komunitas perlu


seorang pimpinan
Selektif dlm memilih pimpinan
Kepatuhan terhadap pimpinan;
Berani menegur/mengoreksi pimpinan,
jika ia keliru/khilaf
Mempererat ukhuwah Islamiyah
Menetralisir perbedaan stratifikasi
sosial
Nilai silaturrahim & kemasyarakatan

Mendapat ampunan, diangkat derajatnya,


serta dihapus kesalahannya oleh Allah SWT

Menyempurnakan nilai shalat, jika ada


kekurangan

Keagungan syi`ar Islam, yg membuat


kebencian kuffar & munafiqin

Menumbuhkan ta`liful qulub,& persatuan


menghilangkan: dendam, ta`ashub &
perpecahan

Dapat memantau keadaan kaum fakir,


miskin dan org yg sakit

Menambah semangat beramal Mendapat


kebaikan kolektif jama`ah

Dapat menjadi sarana turunnya berkah


Allah

Melipatgandakan kebaikan &


memperbesar pahala

Mendidik memanajemen waktu

Dapat meredam murka Allah pada


penduduk bumi (Hadits Qudsi)

Muka bersinar cemerlang pd hari qiamat

(Dikutip dari berbagai sumber yg tsiqah)

Disiapkan sambutan di syurga setiap kali


seorang mukmin pergi ke masjid untuk shalat,
pagi-sore, (Mt.`alaih)

Menunggu shalat: ribath di jalan Allah,


(HR.Muslim)

Pahala org yg pergi mengerjakan shalat sama


seperti pahala haji dg umrah, (HR.Abu Daud)

Seorang yg masbuk, sedang dia termasuk org yg


biasa shalat berjama `ah, baginya pahala seperti
pahala menghadiri sejak awal, (HR.A.Daud)

Pergi ke masjid dlm keadaan suci, dia masih


terus dlm keadaan shalat sampai pulang,
(HR.Hakim)

UDZUR MENINGGALKAN SHALAT


BERJAMA`AH
TAKUT atau SAKIT
2. HUJAN atau LICIN
3. ANGIN KENCANG PADA MALAM GELAP
GULITA LAGI DINGIN
4. MAKANAN SUDAH TERHIDANG (Kondisi
sangat lapar)
5. MENAHAN BUANG HAJAT
6. MEMILIKI KERABAT DEKAT YG DIA
KHAWATIR KEMATIANNYA, (Al-Qahthani, 2008:
1.

426-430)

ADAB MENUJU SHALAT JAMA`AH DI


MASJID (Al-Qahthani, 2008: 401-410)
1.

BERWUDHU DG SEMPURNA (DI RUMAH)

2.

MENGHINDARI BAU-BAUAN YG TDK SEDAP

3.

BERHIAS, MEMAKAI HARUMAN &


BERPENAMPILAN BAIK

4.

BERDO`A KELUAR DARI RUMAH & BERNIAT


SHALAT BERJAMA`AH: Bismillahi tawakkaltu
`alallahi lahaula walaa quwwata illaa billah,
(HR.Turmudzi)

5.

BERJALAN KAKI DG TENANG & KHIDMAT

6. MELIHAT TEROMPAH SEBELUM MASUK MASJID


7. MENDAHULUKAN KAKI KANAN SAAT MASUK MASJID
& BERDO`A: Allahummaftahlii abwaaba Rahmatik
( HR.Muslim)
8. MENGERJAKAN SHALAT TAHIYATUL MASJID
9. MEMILIH TEMPAT DUDUK DI BARISAN PERTAMA
SEBELAH KANAN IMAM
10. DUDUK MENGHADAP KIBLAT SAMBIL MEMBACA
QUR`AN ATAU BERDZIKIR
11. BERNIAT MENUNGGU SHALAT & TDK
MENGGANGGU ORG LAIN

12.JIKA

IQAMAH SUDAH
DIKUMANDANGKAN, MAKA TDK BOLEH
MENGERJAKAN SHALAT, KECUALI
SHALAT WAJIB

13.MENDAHULUKAN

KAKI KIRI SAAT


KELUAR MASJID & BERDO`A:
Allahumma inni as aluka min fadhlik
( HR.Muslim)

Dasar hukum: QS. Aljum`ah:9


Hukumnya wajib `ain bagi setiap muslim
dg berjama`ah, kecuali hamba sahaya,
perempuan, anak-anak dan org sakit,
(HR. Bukhari, Muslim)

Dilaksanakan setelah masuk waktu


dzuhur di hari jum`ah dg didahului 2
khutbah
Disunnahkan dg berpakaian yg sebaikbaiknya dan mengenakan wangian

Sayyid Sabiq dlm Fiqh Sunnah (II h. 251-253) dg


mengutip beberapa riwayat sahih tentang
udzur jum`ah sbb:

Orang sakit yg sukar ke masjid


Musafir
Orang yg bersembunyi karena takut pd
penguasa yg lalim
Hujan, udara sangat dingin
Semua hal tdk wajib jum`ah tetapi wajib shalat
dzuhur, hanya jika mereka melakukan jum`ah
tetap sah, dan tdk shalat dzuhur, seperti
wanita

Memotong kuku & kumis sebelum pergi


shalat jum`ah, (HR.Al-Baghawi)
Mandi sebelum jum`ah, (Muttafaq `alaih)
Mengenakan pkaian terbaik untuk shalat
jum`ah, (HR. Baihaqy)
Shalat sunnah ba`da jum`ah: 2 rakaat
dikerjakan dirumah, atau 4 raka`at
dikerjakan di masjid, (HR. Muslim)
Tidak langsung shalat sunnah setelah
jum`ah, (HR. Muslim)

FADHILAHNYA

Menyempurnakan shalat wajib dan menampal


kekurangannya (HR. Abu Daud, Ibnu Majah &
Ahmad)

Mengangkat derajad dan menghapus kesalahan


(HR. Muslim
)

Penyebab utama masuknya syurga (HR. Muslim)

Amalan sunnah dzahir yang paling utama


setelah jihad dan Ilmu (HR. Ibnu Majah, Ahmad,
Ibnu Majah)

Shalat sunnah di rumah dapat


mendatangkan berkah/kebaikan
(HR. Muslim)
Bukti kecintaan sejati seorang
hamba kepada Allah dan akan
mendatangkan kecintaan Allah pada
hamba (HR. Bukhari)
Bukti syukur hamba kepada Allah
(HR. Bukhari & Muslim)

MUQAYYAD (terikat)
RAWATIB
GAIRU RAWATIB
MUTLAQ (tidak terikat)

Rawatib: Shalat sunat yg


mengiringi shalat fardhu
(Qabliyah & Ba`diyah)
1. Muakkadah
2. Gairu Muakkadah

Ghairu Rawatib: shalat sunnah


selain yang mengiringi shalat
fardhu

1.

2.

3.
4.

5.
6.

Sangat dikuatkan untuk dikerjakan,


Rasulullah tidak pernah meninggalkan
tatkala muqim, berjumlah 10/12 rakaat :
2 rk sebelum subuh dan mengkodzonya
bila tertinggal (HR. Bukhari,
Muslim,Ahmad),
2/4 rk sebelum dzuhur dan
2 rk sesudahnya, atau 2-4 rk ba`da
jum`ah,
2 rk sesudah mahrib serta
2 rk sesudah isya`.

tidak dituntut kuat untuk dikerjakan,


Rasulullah terkadang mengerjakan,
dan kadang kala meninggalkan
Berjumlah 16 rakaat; yaitu
1. 4 rk sebelum dzuhur
2. 4 rk sesudahnya,
3. 2 atau 4 rk sebelum ashar,
4. 2 rk sebelum maghrib, (HR.
Bukhari)
5. (2 rk sebelum isya`) (HR. Jama`ah).

DALAM BEBERAPA RIWAYAT SHAHIH:


RASULULLAH DLM BERBAGAI KEADAAN

( sakit, musafir, kesiangan ),


TETAP MELAKUKAN SHALAT SUNAT
QABLIYAH FAJAR/SUBUH & WITIR, BAHKAN
(MESKIPUN DG) MENGKODZONYA, SERTA
MENGANJURKAN KPD UMATNYA
SELAIN SUNAT FAJAR & WITIR, KETIKA
MUSAFIR RASULULLAH TDK MENJAGANYA
(MENINGGALKANNYA)

Apabila kita mengerjakan secara


maksimal shalat sunat rawatib
muakkadah dan gairu muakkadah

22 rakaat sehari semalam.

1.

Dhuha: dikerjakan setelah matahari naik


sepenggalahan s.d sebelum tergelincir, 2 s.d.
12 rk. Yang diwasiatkan Rasul 2 rk, yang
dikerjakan Rasul 4 kadang 8 rk, dan yang
disabdakan rasul 12 rk. (HR. jama`ah)

2.

Qiyam al-lail (Tahajjud-witir): dikerjakan


setelah isya` s.d terbit fajar: 8 + 3 rk = 11 rk,
atau witir 5 rk= 13 rk (Bukhari, Muslim),
Mengkodzonya di siang hari 12 rk bila udzur
mengerjakan malamnya, (HR. Muslim)

3.

Iftitah; shalat 2 rakaat sebagai pendahuluan


shalat sunat malam (HR. Ahmad, Muslim, Abu
Daud dari Abu Hurairah).

4.

Tahiyatul masjid: shalat 2 rk sebelum


duduk di masjid (HR. jama`ah)

5.

Bainal adzanain: shalat 2 rk antara


adzan dan iqamah (HR. Jama`ah)

6.

Thuhur (syukril wudhu`): shalat 2 rk


setelah wudhu(Muttafaq `alaih)

7.

Intidhar: salat 2 rk sampai tak terbatas


(sekuasanya) menunggu masuknya
waktu jum`ah (HR. Muslim)

8.

Safar: shalat 2 rk ketika akan


bepergian dan 2 rakaat apabila telah
sampai tujuan, (Muttafaq `alaih)

9.

Istikharah:shalat 2 rk mohon pilihan


terbaik menurut Allah (HR.Bukhari)

10.

Istisqa`: shalat mohon hujan (HR.


Jama`ah)

11.

Iedain (Idul Fitri dan Adha): (Muttafaq


`alaih)

12.

Kusuf: shalat 2 rk gerhana matahari


(HR. Bukhari, Muslim)

13.

Khusuf: shalat 2 rk gerhana bulan (HR.


Bukhari, Muslim)

14.

Mutlaq: shalat sunat yang tidak terikat


dengan waktu dan sesuatu peristiwa,
dapat dikerjakan pada sembarang waktu
(kecuali waktu terlarang shalat), cukup
dengan niat shalat saja, (Fiqh Sunnah,
II/11).

15.

Ba`da thawaf: shalat 2 rk setelah thawaf,


utamanya dilakukan dibelakang maqam
ibrahim, (HR. Ahmad, Muslim & Nasa`I).

Pada dasarnya cara pelaksanaan shalat


sunat dan fardhu sama, kecuali beberapa
shalat sunat yang disebut khusus,

Shalat sunat ada yang dicontohkan rasul


dikerjakan munfarid (sendirian) dan
utamanya dikerjakan di rumah,serta ada
yang dicontohkan berjama`ah di masjid
dan lapangan,

Shalat sunat tidak ada contoh Rasul


dikerjakan lebih cepat dari pada
shalat fardhu, justru (dlm beberapa
kasus ttt) Rasulullah lebih kidmat
dalam melakukannya,

Sebagai umat Rasulullah SAW kita


tidak layak meremehkan sunnahsunnahnya, dan berusaha sekuat
daya untuk mencontohnya,

Shalat sunat dapat dikerjakan dengan


duduk, meskipun kuasa berdiri,
namun pahalanya separo dari yang
berdiri (HR. Jama`ah),

Rasulullah tidak pernah mengerjakan


sunat rawatib ketika safar
(bepergian), akan tetapi tidak pernah
meninggalkan shalat sunat witir dan
shalat sunat fajar, (Zadul Ma`ad)

Dari shalat subuh hingga matahari


naik kira-kira setinggi tombak
Saat matahari di titik kulminasi hingga
tergelincir
Dari shalat ashar hingga matahari
terbenam, (HR. Bukhari- Muslim)
Larangan di atas tidak berlaku untuk
shalat sunat karena ada sebab, seperti
shalat sunat: thawaf, tahiyatul masjid,
wudhu & shalat jenazah, (Abd. Bin Baz)

SUNAT FAJAR
NAMA LAIN:
1. Qabliyah subuh (qablas-shubhi),

(HR.

Muslim)
2.

Qabla shalatil-ghadati,

(HR. Muslim &

Abu Daud)
3.
4.
5.
6.
7.

Qabla shalatil-fajri, ( HR. Tirmidzi)


Rak`atil-fajri (HR. Muslim)
Sunnatul-fajri (HR. Ahmad)
Sunnatus-subhi (fuqaha`)
Dll

KEUTAMAANNYA:
Lebih utama (baik) dari pada (materi)
sedunia dan isinya, (HR. Muslim & ahli hadits)
SIFAT:
Sangat dikuatkan pelaksanaannya
(Sebaiknya) dilakukan di rumah, (HR.
Ahmad & Syaikhani)
Dilakukan dg singkat: rakaat 1 Alkafirun, rakaat 2 Al-ikhlash, (HR.
Ahmad)
Dapat dilakukan cukup dg Al-fatihah
(tanpa surat): penuturan Aisyah

Berbaring (sejenak) miring kanan


setelahnya, (HR. Jama`ah)
Mengkodzonya jika tertinggal, dg
mengerjakan setelah subuh, (HR. Abu
Daud), atau setelah terbit matahari, (HR.
Tirmidzi)
Paling serius dijaga oleh Nabi, (Muttafaq
`alaih)
Waktunya mengerjakannya antara adzan &
iqamah, (Muttafaq `alaih)
Setelahnya tdk mengerjakan shalat
sunnah apapun, (HR. Muslim)
Berdo`a setelah shalat sunat fajar, (AnNawawi)

SUNAT DZUHUR

Riwayat 4 reka`at: 2 qabliah & 2 ba`diah,


(HR.Bukhari), hal ini juga dipesankan
Rasul untuk tdk ditinggalkan, disamping
sunnah mu`akkadah yg lain, (HR.Ahmad)
Riwayat 6 raka`at: 4 qabliah & 2 ba`diah,
(HR.Muslim)

Riwayat 8 raka`at: 4 qabliah & 4 ba`diah,


(HR.Ahmad)

KEUTAMAAN 4 RAKA`AT QABLIAH DZUHUR:


semua pintu langit dibuka dan saat itu
Rasulullah mengharapkan ada suatu amal
kebaikan yg naik kesana, (HR. Ahmad)

Catatan: Jika mengerjakan 4 rakaat (qabliah/ba`diah)


lebih utama salam setiap 2 raka`at (HR.Abu Daud),
meskipun sah juga 4 raka`at sekali salam (S.Sabiq)

MENGKADZA QABLIAH DZUHUR


Jika Rasul ketinggalan 4 raka`at sebelum dzuhur,
maka beliau mengerjakan setelah dzuhur 2 raka`at,
(HR. Ibnu majah dari Aisyah)
Rasulullah juga mengkadza 2 raka`at ba`diah dzuhur
yg tertinggal setelah shalat ashar dg raka`at yg
sangat ringan, (dari Ummu salamah, HR. BM)
Catatan: Shalat-shalat sunat rawatib sebelum shalat
fardhu itu waktunya terus berlangsung sampai
habisnya waktu shalat fardhu yang bersangkutan,
(S.Sabiq)

SUNAT MAGHRIB

Perintah Rasul: shalatlah sebelum


maghrib 2x, bagi siapa yg suka,
(HR.Bukhari)
Dlm riwayat Ibnu Hiban Rasulullah juga
shalat 2 raka`at sebelum maghrib
Dlm riwayat Muslim, Ibnu Abbas shalat 2
raka`at sebelum maghrib dilihat oleh
Rasulullah, tetapi rasul tdk menyuruh &
tdk melarangnya

Keutamaan meringankan sunat


sebelum maghrib, sebagaimana
sunat fajar (Fath.bari), membaca
Alkafirun & Alikhlas dan
ba`diahnya, (Ibnu Majah)

Lebih disenangi dikerjakan di


rumah, termasuk ba`diahnya,
(HR. Ahmad)

Riwayat Ibnu Umar: Rasul tdk


pernah meninggalkan ba`diah
maghrib (ketika muqim)

SUNAT ISYA`

Dasar pelaksanaan shalat qabliah isya` adalah


hadits umum, yg artinya:
setiap diantara 2 adzan ada shalat 2x, bagi siapa
yg mau, (HR. Jama`ah).
tidak ada satu shalat fardhupun, melainkan
sebelumnya ada 2 raka`at sunat, (HR. Ibnu Hiban)

Sesungguhnya qabliah isya` ini lebih tepat jika


disebut shalat sunat diantara 2 adzan (adzaniqamah)
Secara khusus tdk ditemukan sebuah haditspun yg
memerintahkan qabliah isya`.
Namun karena dilakukan sebelum shalat fardhu
(isya`), lebih dikenal dengan sebutan qabliah isya`

Pelaksanaan shalat sebelum isya`


(bainal adzanain) dilihat dari
konteknya, dilakukan di masjid,
yang berhikmah menunggu
jama`ah yang datang

Adapun BA`DIAH ISYA`, Rasulullah


(ketika muqim) selalu menjaga
untuk mengerjkannya, dan
(sebaiknya) dilaksanakan di
rumah, (HR. Bukhari)

SUNAT ASHAR

Dasar pelaksanaan qabliah ashar adalah qaul & fi`il


Nabi dg status hadist hasan (menurut Turmudzi),
antara lain:

1.

Rasulullah SAW bersabda: Allah merahmati


seseorang yg mengerjakan shalat sunat sebelum
ashar empat raka`at, (HR. Ahmad, Abu Daud)
bahwa Nabi SAW melaksanakan shalat sunat
sebelum ashar empat raka`at, pada setiap dua
raka`at beliau membaca salam , (HR. Ahmad,
Nasa`I dan Ibnu Majah)

2.

Adapun menyingkat sunat qabliah ashar yg


dikerjakan dua raka`at, maka dalilnya umum, yaitu

baina kulli adzanain shalatun.

Berdasarkan pembahasan di atas


shalat sunat yg dapat dilakukan
Sebelum shalat fardhu adalah:
Sunnah qabliah Subuh & Dzuhur (dalil
khusus) dg status hukum muakkadah
(sangat dikuatkan)
2. Sunnah qabliah maghrib (dalil khusus)
dg status hukum ghairu mu`akkadah
(tdk dikuatkan pelaksanaannya)
3. Sunnah qabliah isya` (dalil umum)
ghairu mu`akkadah
4. Sunnah qabliah ashar 4 raka`at (dalil
khusus) atau 2 raka`at (dalil umum)
1.

Selain dari hal tersebut setiap selesai


adzan kita dapat shalat sunat dengan
niat shalat sunat:
1. Tahiyatul

masjid (jika baru tiba di masjid


2. Thuhur/syukril wudhu` (jika sehabis
wudzu)
3. Diantara dua adzan (bainal adzanain)

DENGAN DEMIKIAN SETELAH ADZAN, SEBAIKNYA TDK


LANGSUNG IQAMAH (ADA JEDA WAKTU) UNTUK
MEMBERI KESEMPATAN JAMA`AH MELAKSANAKAN
SALAH SATU SHALAT SUNAT TERSEBUT (BAGI YG MAU)
& SEKALIGUS SAMBIL MENUNGGU SESAAT JAMA`AH
LAIN
SHALAT SHALAT SUNAT DI ATAS DILAKUKAN
SEPANJANG BELUM DISERUKAN IQAMAH

KHUSUS SHALAT SUNAT RAWATIB YANG


MENGIRINGI SHALAT JUM`AT

4 raka`at sesudah jum`ah (qauli):


Barang siapa diantara kamu hendak
shalat sesudah jum`ah, hendaklah ia
shalat 4 raka`at, (HR. Muslim)
2 raka`at sesudah jum`ah (fi`li): Adalah
rasulullah SAW shalat sesudah jum`ah 2
raka`at di rumahnya, (HR. Jama`ah)

Jika shalat sunat sesudah jum`ah


dikerjakan dimasjid sebanyak 4 raka`at,
dan jika dilakukan di rumah dikerjakan 2
raka`at, (Ibnu Qayyim:ZM)

TERKAIT DENGAN SHALAT SUNAT SEBELUM


JUM`AH

Ibnu Taimiyah: Nabi SAW tdk pernah


melakukan shalat apapun sebelum adzan
jum`ah, karena adzan jum`ah di masa nabi
tdk pernah diserukan kecuali kalau beliau
sudah duduk di mimbar.
Juga tdk ada yg meriwayatkan bahwa beliau
shalat di rumahnya dulu sebelum keluar ke
masjid, (Fiqh Sunnah:II/236).
Dan mengenai shalat sunat sebelum adzan
jum`ah beliau tdk membatasinya. Hal ini
berdasarkan beberapa riwayat shahih
berikut:

Dari Abi Hurairah, bahwa nabi SAW


bersabda: barang siapa yg mandi hari
jum`ah, kemudian mendatangi jum`ah dan
shalat menurut kuasanya, serta ia diam
mendengarkan khutbah imam sampai
selesai, lalu ia shalat bersama imam, maka
diampunilah dosa-dosanya yg terjadi
diantara jum`at itu dg jum`at berikutnya,
ditambah tiga hari, (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar: bahwa ia (Rasulullah)

memperpanjang shalat sebelum


jum`ah, dan ia shalat dua raka`at sesudah
jum`ah, (HR. Abu Daud)

Berdasarkan dua riwayat shahih di atas,


shalat sunnah dilakukan sebelum khutbah,
yg didahului dg adzan, yaitu satu-satunya
adzan pada jum`ah itu menurut istilah
beberapa fuqaha` adalah:
sunat mutlaq, atau
Shalat sunat intidzar (menunggu masuknya waktu
Shalat

jum`ah)
Shalat sunat di atas dpt dilakukan sampai tak
terbatas (sekuasanya)
Sebelum shalat tersebut sebaiknya didahului dg
shalat tahiyatul masjid
Shalat tahiyatul masjid tetap dianjurkan
dilaksanakan meskipun khutbah sudah dimulai
(Muttafaq `alaih), sepanjang tdk mengganggu
jama`ah lain, (HR.Abu daud, Nasa`I & Ahmad)


Tiap-tiap yang Berjiwa (Pasti)
akan Merasakan Mati
PENYELENGGARAAN JENAZAH
MENURUT SUNNAH
RASULULLAH SAW

Ketika sakit kritis/sekarat:

Dihadapkan ke arah kiblat


Anjuran berwasiat dan husnu
dzan
Ditalqin (dituntun) dengan
kalimah tayyibah
Disedekapkan

Apabila Sudah
Meninggal:

Pejamkan matanya dan


katupkan mulutnya
Tutup seluruh tubuh dengan
kain
Segerakan
penyelenggaraannya

Sesama jenis, kecuali suami-istri


Yang dapat menjaga amanah/shalih
Mati syahid (sabilillah) tidak dimandikan
Mayat diletakkan di tempat yang lebih tinggi
Dimandikan di tempat tertutup/ diberi tabir
Dimandikan menutup dengan kain basahan
Yang memandikan memakai kain lapis tangan
waktu menggosok-gosok
(Untuk kebersihan, ada baiknya) disediakan:
sikat gigi, pemotong kuku, caton bat, dll)

Mengurut perut mayat dengan pelahan


untuk mengeluarkan kotoran
Memulai mbasuh anggota wudzu dan
anggota badan bagian kanan
Menyiram tubuh mayat secara rata, 3,5,7
atau lebih; diantaranya dicampur dengan
air sabun, terakhir dengan air
bidadara/kapur barus/wangian
Terakhir keringkan dg handuk, dan bila
mayat perempuan rambutnya dikepang
tiga, lalu diselimuti dengan kain panjang
dan langsung diletakkan di atas kafan
yang sudah disiapkan

Tidak ada air,


Jasad mayat dikawatirkan akan
rusak bila kena air dan
Mayat perempuan ditengahtengah laki- laki atau
sebaliknya.

Pilih kain kafan yg bagus, bersih & utamanya


yang putih serta taburi dengan wewangian
Tidak boleh berlebihan kain kafan
Meninggal dalam berihram: dimandikan,
dikafani dg kain ihramnya tanpa wangian
dan tidak menutupkan kepalanya (bagi
mayat laki-laki)
Mati syahid (sabilillah): dibungkus/dikafani
dengan pakaian yang dikenakan pada waktu
itu.

Kafan mayat perempuan


sebaiknya lima lapis, terdiri dari:
1.Izar/kain sarung,
2.Baju,
3.Kerudung dan
4.Dua kain panjang

(Sebaiknya):disyalatkan dengan berjama`ah dan


shaf dibuat ganjil: 1,3,5 dst
Apabila jenazah laki-laki imam berdiri setentang
dengan kepala
Jika mayat perempuan imam berdiri setentang
dengan perut/pusat
Dipimpin/diimami oleh keluarga terdekat
Dilakukan dengan berdiri (jika kuasa)
Terdiri dari 4 kali takbir, dengan bacaan sir

Tidak disyari`atkan ada adzan/iqamat


sebelumnya

Dapat sekaligus dishalati beberapa


jenazah

Jenazah dapat dishalatkan di:


masjid/surau/rumah dan di kuburan

Mati syahid tidak dishalatkan

Rasulullah tdk mensyalatkan:


1) orang yang bunuh diri,
2) orang yang ada hutang,
3) orang kafir.
Orang yang ada hutang diserahkan
shahabat

Hindari menshalatkan dan mengubur


jenazah pada waktu matahari:
1)terbit,
2)berada di titik kulminasi dan
3)Terbenam

Bacaan/do`a dalam shalat semestinya


sesuai dengan riwayat/contoh
Rasulullah (tdk mengganti dhamir &
tidak menambah/mengurangi)

Berdiri menghadap kiblat dan berniat (dlm hati)


Takbir ke 1; seraya mengangkat tangan lalu
bersedekap
Membaca ta`awudz lalu membaca Al-fatihah dan
shalawat
Takbir ke 2; dilanjutkan dengan membaca do`a:
Allaahummaghfir lahuu . dst (jika mayat
dewasa) dan Allaahummaj`alhu lanaa salafan wa
farathan wa aj ran (jika mayat anak-anak)
Takbir ke 3; lalu membaca do`a, antara lain:
Allaahummagh fir lihayyinaa . Dst
Takbir ke 4; dapat membaca do`a, diantaranya:
Allaahumma laa tahrimnaa ajrahuu walaa
tudhillanaa ba`dahuu.
Salam ke kanan dan ke kiri.

Diusung ke kubur dengan posisi searah


kaki
Pengantar jenazah dapat berjalan
disemua posisi, kecuali yang
berkendaraan (dibelakang jenazah)
Tidak duduk sebelum jenazah
diletakkan
Wanita makruh ikut mengantar
jenazah ke kubur

Disunnahkan melepas alaskaki dan berdo`a


ketika masuk pekarangan kubur

Memasukkan jenazah ke kubur searah kaki (kepala


dahulu),

Turun ke liang lahat yg malamnya tdk


bercampur dg istri

Membuka tali, menempelkan pipi ke tanah &


menghadapkan ke kiblat,

Berdo`a ketika menyambut/meletakkan


jenazah di kubur: "Bismillaahi wa `alaa millati
rasuulillaah",

Tempelkan pipi ke tanah dan


menghadap kiblat, miring kanan

Setelah ditutup papan, mencurahkan tanah


tiga kali diatasnya,
Membentangkan kain pelindung ketika
memasukkan mayat wanita ke kubur,

Ganjal mayat dg kepalan tanah

Menyiram air dan meletakkan tanda (batu


kerikil/nisan) di atasnya dan
Mendo`akan mayat setelah dikubur.

Hal-hal yang dilarang dlm


mengantar jenazah:

Ribut, bersuara keras, tertawatawa, sendau gurau


Mengiringi dengan tabuhan,
pedupaan,
Diiringi/ditaburi dg
bunga/karangan bunga,
Ditaburi dg beras kuning, dll

1)Duduk di atas kubur,


2)Menembok dan menulisi kubur,
3)Mendirikan bangunan di atasnya,
4)Berjalan di atasnya,
5)Meninggikan kubur, kecuali sejengkal,
6)Kuburan dijadikan tempat shalat/masjid,
7)Meletakkan bunga dan sejenisnya di atas
kubur,
8)Menyembelih binatang dan menyalakan
lampu di atasnya

Melunasi hutang si mayat (bila ada)


Menunaikan wasiat harta, maksimal
1/3:AN
Ta`zih: pengertian, hukum dan
tatacaranya
Menjauhi tradisi yang bertentangan
dengan sunnah seputar kematian

MU`JIZAT SHALAT DAN DO`A: E. Kosasih

SHALAT MENJADIKAN HIDUP


BERMAKNA: Zakiah Daradjat

MENGHIDUPKAN HATI DENGAN SHALAT:


Syeh Musthafa Mashur

SHALAT: PENYEMBAHAN &


PENYEMBUHAN

BERJUMPA ALLAH LEWAT SHALAT: Syeh


Musthafa Mashur

HPT: PP. Muhammadiyah

As-Shalah: Ibnu Thayyari

Moh. Sholeh: Tahajjud, Manfaat Praktis ditinjau dari


Ilmu Kedokteran
-----, Terapi Shalat Tahajjud
Ahmad Musthafa Qasim: Bukan Shalat Biasa,
Tuntunan,Teladan dan Keutamaan Shalat Malam
Ash-Shai`ari: Menggugah Semangat Qiyamullail
Aliga Ramli: Sifat dan Kaifiyat Qiyamullail
Muhammad bin Su`ud Al-`Uraifi: Qiyamullail,
Bertemu Allah di Keheningan Malam
-----, Panduan Lengkap Shalat Tahajjud, Ibadah yang
tidak Pernah Ditinggalkan Nabi
Agus Hakim: Kaifiyat Shalat Tahajjud
Zamri Khadimullah: Qiyamullail Power
Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal: Mukjizat Shalat
Malam
Muhammad `Imran: Tahajjud, Sujud Pilihan Insan
Ekstra Taqwa

Sayyid Sabiq: Fiqh Sunnah


Sa`id bin Ali bin Wahaf al-Qahthani: Shalah Almukmin (Panduan Shalat Sunah & Shalat
Khusus)
-----, Shalatut tathawwu` mafhum, wa fadhail wa
aqsam wa anwa` adab fi dhau` al-kitab was
sunnah (Kumpulan Shalat Sunnah dan
Keutamaannya)
Ibnu Hajar Al-`Asqalani: Bulughul Maram
Ibnu Thayyari: As-shalah
TA.Latief Rousydy: Shalat-Shalat Sunnah
Rasulullah SAW
Wahbah Az-zuhaili: Fiqh Shalat
Aljazairi: Minhajul Muslim
Hasbi As-shiddiqie: Koleksi Hadist-Hadist Hukum
(5)

Anda mungkin juga menyukai