Anda di halaman 1dari 9

THAHARAH

1. Pengertian Thaharah
Thaharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan
menurut istilah, thaharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat
dari hadas dan najis. Islam sangat menganjurkan kepada umatnya agar
selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-orang yang sanggup
menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.


222.. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS.Al Baqarah / 2 : 222 )
2. Macam-MacamThaharah
Thaharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Thaharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat.
Cara menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang biasa
disebut air mutlak.
b. Thaharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi,
wudlu, dan tayamum.
3. Macam-Macam Air
Berdasarkan hukum syari, air dibagi menjadi:
a. Air mutlak, yaitu air yang suci dan menyucikan. Air tersebut dapat
digunakan untuk berwudu atau bersuci, masak, minum, dan mandi.
Contohnya: air hujan, air laut, air sumur, dan air yang keluar dari mata
air.
b. Air mustamal, yaitu air yang suci namun tidak dapat
menyucikan. Misalnya: air kopi, air teh, dan air yang sedikit yang
sudah berubah.
c. Air musamma, yaitu air yang suci dan menyucikan, namun
hukumnya makruh digunakan untuk bersuci. Misalnya: air yang
terjemur oleh matahari dalam bejana.

d. Air mutanajis, yaitu air yang tidak dapat dipergunakan untuk


berbagai hal, baik untuk konsumsi atau untuk bersuci.Karena
tercampur dengan barang najis.
4. Macam-Macam Najis
Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Najis berat atau najis mugalladzah, yaitu najis yang harus dicuci
sampai tujuh kali dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan
debu yang suci atau air yang dicampur dengan tanah. Contohnya air
liur anjing.
b. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci
dengan cara menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan
warnanya.
Najis mutawassithah dibagi menjadi:
Najis ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat zatnya, warnanya,
rasanya, maupun baunya. Cara menyucikannya dengan
menghilangkan zat, warna, rasa dan baunya.
Najis hukmiah, yaitu najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata
zatnya, baunya, rasanya, dan warnanya, seperti air kencing yang
sudah mengering.
c. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan
dengan memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis.
Contohnya: air kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air
susu ibu.
d. Najis yang dimaafkan atau najis mafu, yaitu najis yang dapat
disucikan cukupdengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak
kelihatan tidak dicuci juga tidakapa-apa, karena termasuk najis yang
telah dimaafkan. Contohnya : darah nyamuk.

5. Pengertian Hadas
Secara bahasa, hadas berarti berlaku atau terjadi. Sedangkan menurut
istilah sayri,hadas berarti sesuatu yang menyebabkan seseorang harus
bersuci. Orang yang berhadas dan mengerjakan shalat, maka shalatnya
tidak sah.Rasulullah saw. bersabda:
Allah tidak akan menerima shalat seseorang dari kamu jika berhadas,
sehingga berwudlu. (HR. al Bukhari dan Muslim).
6. Macam-Macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,
bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang
sudah baligh dan bukan muhrimnya,
menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
tidur dalam keadaan tidak tetap, dan
hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan.
Adapun cara meng hilangkan hadas kecil adalah dengan bewudluatau
tayamum.
b. Hadas besar
Hal-hal yang termasuk hadas besar antara lain:
bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani maupun
tidak,
keluarnya darah haid dan nifas,
keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi, dan
orang yang mati.

Adapun cara menghilangkan hadas besar adalah dengan mandi wajib


atau janabah.
7.Mandi Wajib
A. Pengertian Mandi Wajib
Mandi menurut bahasa berarti menuangkan air pada sesuatu. Sedang
menurut istilah mandi (al-Ghuslu) adalah menuangkan air pada seluruh tubuh
dengan cara yang telah ditentukan.

;
6. dan jika kamu junub Maka mandilah, ( QS. A Maidah/5 : 6 )
B. Hal-hal Yang Mewajibkan Mandi
Adapun hal-hal yang dapat mewajibkan seorang muslim melakukan
mandi wajib
adalah sebagai berikut:
1. Bertemunya dua persunatan (melakukan hubungan kelamin).
2. Mengeluarkan air mani/sperma (mimpi atau lainnya)
3. Selesai dari haid.
4. Selesai dari nifas.
5. Akan menghadiri shalat Jumat.
6. meninggal dunia, orang Islam yang masih hidup wajib memandikan orang
Islam yang meninggal dunia, kecuali mati syahid.
C. Tata Cara Mandi Wajib
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Tata cara melaksanakan mandi wajib adalah sebagai berikut:


Membasuhkedua tangan.
Membersihkan kemaluan dengan menuangkan air dengan tangan kanan
dan membersihkannya dengan tangan kiri.
Berwudlu seperti berwudlu untuk shalat.
Membasahi pokok-pokok rambut dengan wangi-wangian dan menyiram
kepala 3 kali dan menuangkan air pada seluruh tubuh dengan rata dan
menggosok-gosok. Dan mulailah pada sisi kanan lalu membersihkan
kepala dan meratakannya pada semua badan serta menggosokgosoknya.
Kemudian membasuh kedua kaki tiga kali-tiga kali dengan mendahulukan
kaki kanan.
Dalam menggunakan air untuk mandi jangan berlebih-lebihan.

8.WUDLU
A. Pengertian Wudlu
Wudlu menurut bahasa berarti bersih, bagus dan elok. Sedang menurut
istilah wudlu adalah menghilangkan hadas kecil dengan cara menggunakan air
yang bersih pada anggota wudlu, yaitu wajah, kedua tangan, kedua kaki dan
kepala (rambut)




6. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, , ( QS. A
Maidah /5 : 6 )
B. Tata Cara Berwudlu
Adapun tata cara berwudlu adalah sebagai berikut:
1. Membaca Bismillahirrahmanirrahim
2. Mengikhlaskan niat karena Allah.
3. Membasuh kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
4. Menghisap air dari telapak tangan sebelah , berkumur-kumur dan
menyemburkannya tiga kali. Dan menyempurnakan dalam berkumur dan
menghisap air jika tidak dalam keadaan puasa.
5. Membasuh muka tiga kali dengan menggosok-gosoknya, mengusap
kedua sudut mata dan melebihkan dalam membasuhnya.
6. Menyela-nyelai jenggot (kalau ada)
7. Membasuh kedua tangan beserta kedua sikut tiga kali-tiga kali, dengan
mendahulukan tangan kanan , menggosok-gosoknya dan menyela-nyelai
jari tangan serta melebihkan dalam membasuhnya.
8. Mengusap kepala satu kali dengan cara menjalankan kedua telapak
tangan dari ujung kepala hingga tengkuk dan mengembalikannya pada
posisi semula, serta mengusap kedua telinga bagian dalam dengan
telunjuk dan telinga bagian luar dengan ibu jari.
9. Membasuh kedua kaki beserta kedua mata kaki sebanyak tiga kali-tiga
kali dengan mendahulukan kaki kanan,
menggosok-gosoknya dan
menyela-nyelai jari kaki serta melebihkan dalam membasuhnya.
10. Membaca doa sesudah wudlu.
Adapun doa sesudah berwudlu adalah

C. Hal-hal Yang Membatalkan Wudlu


Hal-hal yang dapat membatalkan wudlu adalah sebagai
berikut:
1. Keluar sesuatu dari salah satu dua jalan (depan dan belakang)
2. Melakukan hubungan seksual.
3. Menyetuh kemaluan
5

4. Tidur yang nyenyak dengan berbaring


9 TAYAMUM
A. Pengertian Tayamum
Tayamum menurut bahasa berarti al-qashdu, menuju dan menyengaja
kepada sesuatu. Sedang menurut istilah tayamum adalah menuju kepada
tanah untuk mengusap muka dan kedua telapak tangan sebagai ganti dari
wudlu dan mandi wajib.

43. kemudian kamu tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan
tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pema'af lagi Maha Pengampun. (QS. An Nisa / 4 : 43 )
B. Hal-hal Yang Membolehkan Tayamum
Adapun beberapa keadaan yang memungkinkan bagi seseorang untuk
bertayamum adalah sebagai berikut:
1. Dalam keadaan tidak ada air.
2. Dalam keadaan sakit atau luka. Jika menggunakan air penyakit atau
lukanya semakin parah.
3. Khawatir sakit/timbul bahaya jika menggunakan air.
4. Ada air dan sanggup menggunakan air akan tetapi apabila berwudlu atau
mandi dikhawatirkan waktu untuk pelaksanaan shalat habis.
C. Tata Cara Tayamum
Tata cara melaksanakan tayamum adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan kedua telapak tangan ke tanah (atau tempat yang
mengandung unsur tanah/debu ) yang suci.
2. Meniup kedua telapak tangan.
3. Niat ikhlas dan membaca Basmalah.
4. Mengusap muka dengan kedua telapak tangan dan punggung
telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri dan sebaliknya
satu kali.

D. Hal-hal Yang Membatalkan Tayamum


Adapun hal-hal yang membatalkan tayamum adalah sebagai
berikut:
1. Semua yang membatalkan wudlu
2. Apabila hal-hal yang menyebabkan diperbolehkannya tayamum
sudah hilang

TATACARA CERAMAH
1. MENGUCAPKAN SALAM .


ASSALAA MUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH
2. MEMULAI DENGAN TAHMID








Innal hamdalillahi nahmaduhu wa nastaiinuhu wa nastaghfiruhu wa
nauudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati amaalinaa
mayyahdihillaahu falaa mudhillalahu wa mayyudhlilfalaa haadiyalahu.
3.MEMBACA TASYAHUD





ASYHADU ANLAA ILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAH
WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WARASUULUHU
4..MEMBACA SHALAWAT PADA NABI MUHAMMAD SAW.


.
Allahumma sholli wa sallam alaa muhammadin wa alaa alihii wa ash haabihi
wa man tabiahum bi ihsaani ilaa yaumiddiin.
5. MATERI . MENYEBUT AYAT AL QURAN DAN ATAU HADITS SESUAI
TEMA : PENDIDIKAN



11. Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al Mujaadilah 58 : 11 )

Barangsiapa meniti satu jalan untuk mencari ilmu, niscaya dengan hal itu- Allah
jalankan dia di atas jalan di antara jalan-jalan sorga. Dan sesungguhnya para
malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridha terhadap thalibul
ilmi (pencari ilmu agama). Dan sesungguhnya seorang alim itu dimintakan
ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di
dalam air. [HR. Abu Dawud ]
6.MENGKAITKAN TEMA DENGAN REALITA SOSIAL YANG DI HADAPI
7.KESIMPULAN DAN PENUTUP.

DOA DAN DZIKIR



Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada
Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa
yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah
tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di
belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar. (Al-Baqarah: 255).
Barangsiapa membaca kalimat ini ketika pagi hari, maka ia dijaga dari (ganguan)
jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia
dijaga dari (ganguan) jin hingga pagi hari. (HR. Al-Hakim ),








.
Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku
akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu
dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku
mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang
mengampuni dosa kecuali Engkau. .
Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia
pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga ketika pagi hari. HR.
Al-Bukhari )/



ALLAHUMMA INII A'UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL 'AJZI WAL
KASALI WALJUBNI WALBUKHLI WADLALA'ID DAINI WAGHALABATIR
RIJAALI
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa sedih & duka cita, lemah & malas,
pengecut & kikir & terlilit hutang serta dikuasai musuh. (HR. Bukhari )

Doa kafaratul Majlis


: "'SUBHANAKAALLAHUMMA WA BIHAMDIKA, ASYHADU AN
LAA ILAAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA
(Maha Suci Engkau Ya Allah dan segala puji bagi bagi-Mu, tidak ada Rabb yang
berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan taubat kepadaMu)."
Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, sungguh engkau
mengucapkan suatu bacaan yang tidak pernah engkau ucapkan sebelumnya!"
Beliau bersabda: "Itu sebagai penebus dosa yang terjadi selama dalam majlis.
(HR. Abu Daud )

Anda mungkin juga menyukai