Anda di halaman 1dari 5

Tugas Pendidikan Agama Islam

Nama : Alin Widia Herlina


Kelas : XI-C
SMK Bina Medika
Penyelenggaraan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim. Mengurus
jenazah hukumnya fardhu kifayah. Artinya, jika sebagian kaum muslimin sudah
melaksakannya, kaum muslimin yang lainnya tidak terkena dosa. Akan tetapi, jika
diantara kaum muslimin tidak ada yang melaksakannya, seluruh kaum muslimin yang
mengetahui kejadian ini mendapat dosa.

Berikut merupakan penyelenggaraan jenazah :

1. Memandika
a. Syarat jenazah yang dimandikan
1) Islam
2) Didapati tubuhnya walaupun hanya sebagian
3) Bukan karena mati syahid (mati dalam peperangan membela agama
islam)
b. Cara memandikan jenazah
1) Jenazah dibaringkan ditempat yang lebih tinggi (balai-balai), terhindar dari
hujan,matahari, dan tertutup (tidak terlihat kecuali oleh orang yang
memandikan dan mahramnya).
2) Jenazah ditutupi kain agar auratnya tertutup.
3) Membersihkan kotoran dan najis yang melekat pada anggota badan
jenazah. Mengeluarkan kotoran bagian dalam perut adalah dengan cara
menekan bagian bawah perut dan mengangkat sedikit bagian kepala serta
badan supaya kotoran yang mungkin ada didalam perut dapat keluar.
4) Menyiram air ke seluruh badan secara merata dari kepala sampai ke kaki
dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan, lalu bagian sebelah
kiri.
5) Setelah semuanya bersih, mewudhukan jenazah sebagaimana wudhu
akan shalat.
6) Terakhir, disirami dengan larutan kapur barus dan harum-haruman.
c. Orang yang berhak memandikan jenazah
1) Keluarga yang mengetahui tata cara dan mampu memandikan jenazah.
2) Berjenis kelamin sama, yaitu jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki,
jenazah perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali suami istri atau
mahram jenazah.
3) Orang islam yang berakal sehat dan balig.
4) Dapat menjaga kerahasiaan jenazah.
2. Mengkafani
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkafani jenazah
1) Hukum dan syarat orang yang mengkafani sama dengan ketentuan
memandikan jenazah.
2) Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta peninggalan
jenazah,ahli waris, diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan
kepada orang islam yang mampu.
3) Kain kafan hendaknya bersih , berwarna putih, dan sederhana (tidak
terlalu mahal dan tidak terlalu murah).
4) Kain kafan minimal satu lapis untuk menutupi seluruh tubuh. Bagi jenazah
laki-laki sebaiknya dibungkus tiga lapis tanpa ditambah serban, sarung,
kopiah, dan sebagainya. Adapun untuk jenazah perempuan, sebaiknya
lima lapis, termasuk baju bagian bawah dan jilbab.
b. Tata cara mengkafani jenazah
1) Hamparkan selembar tikar diatas lantai atau balai
2) Rentangkan lima utas tali diatasnya
3) Susun lapisan kain kafan tiga lapis untuk laki-laki dan lima lapis untuk
perempuan.
4) Diatas kain kafan ditaburi dengan kapur barus dan wangi-wangian
5) Jenazah diletakkan diatas kain kafan dengan menempelkan kapas
secukupnya pada bagian lubang-lubang yang ada pada tubuh.
6) Terakhir,tubuh jenazah dibungkus dengan kain kafan sampai rapi,
kemudian diikat dengan tali dibagian ujung kepala, dada, perut, lutut, dan
ujung kaki.
3. Menyalatkan
a. Syarat shalat jenazah
1) Pihak yang menyalatkan, yakni orang islam, suci dari hadas besar dan
kecil, suci badan dan tempat dari najis, menutup aurat, dan menghadap
kiblat.
2) Jenazah dishalatkan setelah dimandikan dan dikafani.
3) Jenazah diletakkan kea rah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat
diatas kubur shalat gaib.
b. Rukun shalat jenazah
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbir empat kali
4) Membaca surah Al-Fatihah
5) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
6) Mendoakan jenazah
7) Mendoakan keluarga yang ditinggalkan
8) Mengucapkan salam
c. Sunah shalat jenazah
1) Mengangkat tangan pada tiap-tiap takbir
2) Merendahkan suara bacaan
3) Membaca ta’awuz
4) Disunnahkan banyak jemaahnya (makmun)
5) Memperbanyak shaf (minimal tiga shaf)
d. Tata cara shalat jenazah
1) Jemaah berdiri dengan niat melakukan shalat jenazah
2) Takbiratul ihram (takbir pertama) membaca Q.S. Al-Fatihah
3) Takbir kedua, kemudian membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
4) Takbir ketiga, kemudian mendoakan jenazah dengan doa
5) Takbir yang keempat, kemudian membaca doa
6) Membaca salam dengan memalingkan muka ke kanan dan ke kiri.
7) Jika jenazah laki-laki, imam hendaknya berdiri menghadap jenazah sejajar
dengan kepalanya, tetapi bila jenazahnya perempuan, maka imam berdiri
sejajar dengan bagian tengah (pinggul).
4. Menguburkan
a. Waktu
Menguburkan jenazah boleh kapan saja (pagi,siang,sore atau malam), kecuali
disaat-saat matahari terbit, matahari berada ditengah-tengah, atau matahari
tenggelam.
b. Kaifiat
1) Memasukkan jenazah kedalam kubur hendaknya dimulai dari kepala
terlebih dahulu dan dilakukan lewat arah kaki.
2) Didalam liang lahad, jenazah diletakkan dalam posisi miring diatas
lambung kanan bagian bawah, menghadap kiblat, atau dengan
memakai ganjal dari tanah/batu.
3) Pipi dan kaki jenazah ditempelkan ketanah dengan membuka kain
kafannya. Begitupula tali-tali pengikatnya turut dilepas.
4) Setelah liang lahad ditutup, dianjurkan kepada pengantar untuk
memulai menimbun kubur dengan memasukkan tanah tiga kali ke
dalam kubur, kemudian dilanjutkan penimbunan.
5) Setelah selesai penguburan, diakhiri dengan doa yang isinya memohon
ampunan dan keteguhan.
6) Rasulullah saw. Mengingatkan agar tidak membuat bangunan diatas
kuburan tersebut, seperti diberi marmer atau batu pualam yang
mewah dalam rangka memuliakan si mayat.

Anda mungkin juga menyukai