Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 5

 Ardhia pramesti
 Silviana
 Yeti amelia
 Reta fradila
 Sintia ananda
 Diah larasati
 Lisa Amelia

Kompetensi dasar
 Memahami latar belakang kolonialisme – imperialisme barat
 Memahami sepak terjang / kebijakan – kebijakan VOC
 Memahami system tanam paksa, kebijakan pintu terbuka dan politik etis yang
diterapkan pada masa kekuasaan belanda kedua ( 1816 – 1942 )

Perkembangan penjajahan bangsa Indonesia eropa di Indonesia

1. Memahami Latar Belakang Kolonialisme – Imperialisme Barat


 Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kolonialisme dan Imperialisme sudah membuat para leluhur bangsa kita menjadi tersiksa,
penjajahan yang mereka lakukan terhadap bangsa Indonesia mungkin masih bisa kita rasakan
sampai sekarang walau bukan secara fisik. Kolonialisme dan Imperialisme ini juga
menjadi Sejarah Perburuan Mutiara dari Timur

Kolonialisme adalah penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan
maksud memperluas negara tersebut
Imperialisme adalah sistem politik yang bertujuan untuk menjajah negara lain agar
mendapat keuntungan atau kekuasaan besar
 Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme dan Imperialisme sendiri sudah berkembang sejak abad ke-15 oleh bangsa
Eropa ke seluruh dunia dan akhirnya masuk ke Indonesia. Hal itu dilatarbelakangi sejak
terjadinya Perang Salib dan Jatuhnya Konstatinopel ke Turki Usmani (Ottoman) pada
tahun 1453.

Akhirnya jalur perdagangan Asia – Eropa yang melewati laut tengah ditutup, jadi mau tidak
mau bangsa Eropa dengan bekal kemajuan Teknologi Pelayaran mulai mencari jalur
perdagangan yang baru.

 Faktor Pendukung Munculnya Kolonialisme dan Imperialisme

Sebenarnya hal yang melatarbelakanginya munculnya Kolonialisme dan


Imperialisme selain beberapa hal yang disebutkan diatas juga ada beberapa faktor
pendukung lainnya, yaitu :

1. Adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang – orang yang beragama islam.
2. Jatuhnya Kontantinople, ibu kota Imperium ke tangan Dinasti Usmani Turki.
3. Adanya keinginan mengetahui lebih jauh mengenai rahasia alam semesta, keadaan
geografi, dan bangsa – bangsa yang tinggal di belahan bumi lain.
4. Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah – rempah.

 Ekspedisi Malaka oleh Bangsa Portugis

Ekspedisi Malaka ini disebabkan oleh Faktor Politik bangsa Eropa yang mulai mencari
rempah-rempah di Indonesia yang saat itu sedang mengalami perkembangan pesat meskipun
dengan harga yang tinggi!. Kemudian Raja Portugis mengutus Diogo Lopes de
Sequira untuk ekspedisi Malaka, ia tiba disana pada tahun 1509.

Pada awal tiba di Malaka semua berjalan baik dan disambut oleh Sultan Mahmud
Syah namun lama kelamaan beliau berbalik melawan Diogo Lopes de Sequira.

 Pelayaran Alfonso de Albuquerque


Alfonso de Albuquerque merupakan seorang tokoh penjelajah Samudra dari Portugis dimana
pada tahun 1511 iya melakukan pelayaran dari daerah Goa (India) menuju Malaka. Tidak
lama setelah kedatangan Alfonso, ia disambut ‘meriah’ dengan peperangan melawan Sultan
Mahmud dan akhirnya Malaka berhasil dikuasai oleh Portugis.

Setelah menguasai Malaka, Alfonso memerintahkan Francisco Serrao untuk mencari


rempah-rempah di pulau tersebut sementara Alfonso kembali ke India dengan barang
rampasan yang besar di kapalnya. Namun naas saat di laut lepas Pantai Sumatra, kapal yang
ditungganginya karam.

 Akhir Ekspedisi Portugis

Pada tahun 1512 Francisco Serrau berhasil menemukan pulau rempah-rempah yang
beranama Pulau Hitu dan pada tahun 1522, Portugis mengadakan persekutuan dengan
Ternate dan membangun benteng di sana.

Namun hubungan mereka tak berjalan lama karena penduduk Ternate geram dengan
Kristenisasi penduduk Islam di sana dan sikap Portugis yang tidak sopan. Perlawan rakyat
ternate dipimpin oleh Sultan Hairun dengan mengepung Benteng Santo Palomilik Portugis
namun gagal. Akhirnya pada tahun 1575 orang-orang portugis diusir dari ternate oleh Sultan
Baabullah walau memakan perang dengan cara mengepung selama 5 tahun

2. Kebijakan- kebijakan VOC yang diterapkan di Indonesia

a. menguasai pelabuhan-pelabuhan dan mendirikan benteng untuk melaksanakan monopoli


perdangan.
b. melaksakan politik devide et impera ( memcah dan menguasai ) dalam rangka untuk
menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia.
c. Untuk mempererat kedudukannya, perlu mengangkat seorang Gubernur Jenderal.
d. Melaksakan sepenuhnya Hak Oktroi yang diberikan pemerintah belanda, seperti :
- hak monopoli
- hak untuk membuat uang
- hak nutuk mendirikan benteng
- hak untuk melaksanakan perjanjian dengan kerajaan di Indonesia, dan
- hak untuk tentara.
e. membangun pangkalan atau markas VOC yang semula di banten dan di Ambon, dipindah
ke Jayakarta ( Batavia ).
f. Melaksakan pelayaran Hongi ( HOngi tocjten ).
g. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.

Pengaruhnya kebijaksanaan VOC bagi rakyat Indonesia


a.kekuasaan raja menjadi berkurang / bahkan didominasi secara keseluruhan oleh VOC.
b. Wilayah kerajaan terpecah belah dengan melahirkan kerajaan dan penguasa baru di bawah
kendali VOC.
c. Hak Oktroi ( istemewa ) VOC, membuat masyarakat Indoneisa menjadi miskin dan
menderita.
d. Rakyat Indonesia mengenal politik uang, mengenal system pertahanan benteng, etika
perjanjian dan prajurit bersenjata modern ( senjata api, meriam ).
e. Pelayaran HOngi, dapat dikatakan sebagai suatu perampasan, perampokan, perbudakan dan
pembunuhan.
f. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan / sumber
penghasilan yang bisa berlebih.

Kebijakan tanam paksa : Johannes Van Den Bosch ( 1830 – 1870)

Van Den Bosch menghapus system sewa tanah era rafles dalam menerapkan apa yang disebut
Culturestelsel. Oleh bangsa Indonesia sering disebut tanam paksa karena dalam prakteknya
rakyat dipaksa menanam tanaman – tanaman ekpor yang hasilnya dijual kepada belanda.
Kebijakan ini dirintis di tanah sunda ( Pariangan) yang namanya Prianger Stelsel.

System tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun 1830 – 1835 diseluruh pulau
jawa. Berikut ini kebijakan – kebijakan dasar culturestelsel :

 Mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya ( 1/5 atau 20% ) untuk
ditanami tanaman eskpor yaitu kopi dan tebu, hasilnya dijual kepada pemerintah
belanda yang telah ditentukan serta untuk kebijakan ini tanah dibebaskan dari pajak
 Rakyat yang tidak memeiliki tanah pertanian meggatinya dengan bekerja ditanah –
tanah pertanian dan pabrik pengolahan hasil pertanian milik pemerintah selama 66
hari atau 1/3 dari tahun yang berjalan
 Waktu mengerjakan tanaman untuk culturestelsel tidak boleh melebihi waktu tanam
padi atau kurang dari 3 bulan
 Kelebihan hasil produksi pertanian dari keuntungan akan dikembalikan pada rakyat
 Gagal anen yang bukan disebabkan kesalahan petani akan ditanggung pemerintah
 Pengawasan dalam penggarapan tanah pertanian dan penyerahan hasil tanam
dilakukan oleh dan disampaikan oleh kepala desa .

Anda mungkin juga menyukai