Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 : KEAMANAN INFORMASI

DOSEN :
Maimun S.T, M.T

Rahmad Darmawan 20160801293 – Teknik Informatika

Fakultas Ilmu Komputer


Teknik Informatika
Universitas Esa Unggul Tangerang
2019
A. Pendahuluan

Menurut G.J Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan
(cheating) atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasis
informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.

Kejahatan dunia maya (cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan.
Termasuk ke dalam kejahatan dunia maya antara lain adalah penipuan lelang secara daring,
pemalsuan cek, penipuan kartu kredit/carding, confidence fraud, penipuan identitas, pornografi
anak, violence, dan lain-lain.

Walaupun kejahatan dunia maya atau cybercrime umumnya mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer sebagai unsur utamanya, istilah ini juga digunakan
untuk kegiatan kejahatan tradisional di mana komputer atau jaringan komputer digunakan untuk
mempermudah atau memungkinkan kejahatan itu terjadi.

Jenis dan pelanggaran cyber crime sangat beragam sebagai akibat dari penerapan teknologi.
Cyber crime dapat berupa penyadapan dan penyalahgunaan informasi atau data yang berbentuk
elektronik maupun yang ditransfer secara elektronik, pencurian data elektronik, pornografi,
penyalahgunaan anak sebagai objek melawan hukun, penipuan memalui internet, perjudian di
internet, pengrusakan website, disamping pengrusakkan system melalui virus, Trojan horse,
signal grounding dan lain lain.

B. Rumusan Masalah

Pada kesempatan ini penulis mengambil contoh pada putusan mahkamah agung tentang
pelanggaran atau kejahatan yang terjadi melalui media elektronik atau ITE.Bahan Analisa ini
penulis dapatkan dari putusan no Nomor 409 K/Pid.Sus/2015, yang dinduh dari website
putusan.mahkamahagung.go.id.
C. Analisa Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas penulis menganalisa sebagai berikut:

1. Ringkasan Kasus
Terdakwa Ginanjar Nugraha, S.Ked pada bulan Maret 2012 atau pada awal bulan April
2012 atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu lain dalam tahun 2012 di Rumah Sakit
Budi Asih Jakarta Timur atau setidak- tidaknya di suatu tempat berdasarkan Pasal 84
ayat (2) KUHAP Pengadilan Negeri Jakarta Timur berwenang mengadili perkara
Terdakwa Ginanjar Nugraha, S.Ked yang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik
dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, yang
dilakukan oleh Terdakwa Ginanjar Nugraha, S.Ked dengan cara-cara sebagai berikut :
- Bahwa dimulai pada awal bulan April 2011 Saksi Sri Wulantini, S.Ked dan Terdakwa
Ginanjar Nugraha, S.Ked bersama-sama bertugas selaku Coas atau Asisten Dokter di
RSUD Kabupaten Karawang, karena kedekatan sebagai Coas atau Asisten Dokter
akhirnya di antara keduanya terjalin hubungan asmara atau berpacaran.
Setelah menjalin hubungan asmara antar keduanya maka timbulah rasa perasaan
sayang dan percaya akhirnya terdakwa Ginanjar Nugraha S. Ked meminta saksi Sri
Wulantini, S. Ked untuk di foto telanjang menggunakan handphone milik saksi Sri
Wulantini, S. Ked, kemudian dikirimkan ke handphone terdakwa Ginanjar Nugraha,
S. Ked.
- Bahwa oleh karena selama hubungan berpacaran antara Terdakwa Ginanjar Nugraha,
S.Ked dan Saksi Sri Wulantini, S.Ked sering terjadi pertengkaran antara keduanya,
maka hubungan tersebut diputuskan oleh Saksi Sri Wulantini, S.Ked sehingga
membuat Terdakwa Ginanjar Nugraha, S.Ked sakit hati, marah dan emosi apalagi
menurut Terdakwa Ginanjar Nugraha, S.Ked, Saksi Sri Wulantini, S.Ked sering
menjelek-jelekkan namanya di sekitar Kampus Universitas Trisakti, maka tanpa
seizin atau di luar pengetahuan dan Saksi Sri Wulantini, S.Ked pada bulan
Oktober 2011 dan/atau bulan November 2011 saat Terdakwa Ginanjar Nugraha,
S.Ked bertugas atau berada di RS. Grogol Jakarta Barat, foto-foto telanjang atau
setengah telanjang dan Saksi Sri Wulantini, S.Ked yang merupakan dokumen
elektronik sebagaimana tersebut di atas, didistribusikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya foto-foto telanjang atau setengah telanjang Saksi Sri Wulantini, S.Ked
melalui www.twitter.com dengan account wulan- lanlans dan
www.facebook.com dengan account Sri Wulantini dengan menggunakan handphone
BlackBerry type Torch 9800 dengan nomor pin
23851a7f Sim Card Nomor 085714077974 IMEI 355465043010244 antar lain
kepada Saksi Harry Satriyo dengan Twitter harry satriyo dan juga diakses oleh
Saksi Dyana Safitri Juliani melalui www.twitter.com dengan nama profil
@dyanasafitri, Saksi Retno Budi Setianingsih melalui www.twitter.com dengan nama
profil @enobudi, Saksi Siti Ruqoyah melalui www.twitter.com dengan nama profil
@ouyaoia serta Saksi Anggina Prianitasari melalui www.facebook.com dengan
account ANGGINA
PRIANITASARI ;
2. Alat Elektronik yang digunakan
- 1 (satu) CDR 80 Merk TDK ;
- 18 (delapan belas) Iembar print out gambar/foto-foto a.n. SRI
WULANTINI, S.Ket ;
- 5 (Iima) lembar print out foto/gambar telanjang a.n. SRI WULANTINI,S.Ket ;
- 3 (tiga) lembar hasil print out screen foto/gambar telanjang a.n. SRI WULANTINI,
S.Ket ;
- 1 (satu) HP Merk BlackBerry type 9800
3. Pasal yang dikenakan
- Menyatakan Terdakwa Ginanjar Nugraha, S,Ked. bersalah melakukan tindak pidana
mendistribusikan dokumen elektronik yang memiliki muatan melanggar kesusilaan
sebagaimana yang didakwakan Pasal 27 ayat (1) jo. Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)
Pasal 27 ayat (1)
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.

Pasal 45 ayat (1)


Setiap orang yang memenuhi unsur sebagimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1), ayat
(2), ayat (3), ayat (4) dipidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak
Rp. 1.000.000.000

D. Kesimpulan

Dalam Kasus ini penulis menarik kesimpulan bahwa setiap individu harus berhati-hati
dalam menyebarkan konten pribadi walaupun kita menyebarkan konten tersebut kepada orang-
orang kita yang telah memiliki hubungan emosi yang kuat. Karena saat konten-konten tersebut
telah tersebar kepada khalayak umum maka kita dapat dijerat dengan UU ITE seperti diatas.

Anda mungkin juga menyukai