Identitas Terdakwa:
1 Nama: Waluyo Jati Bin Sutejo Alm;
2 Tempat lahir : Grobogan;
3 Umur/Tanggal lahir : 42 Tahun/23 Mei 1980;
4 Jenis kelamin : Laki-laki;
5 Kebangsaan : Indonesia;
6 Tempat tinggal : Kp. Rawa Buntu Rt/Rw 005/002 Kel. Rawabuntu Kec. Serpong
Kota Tanggerang Selatan;
7 Agama : Islam;
8 Pekerjaan : Wiraswasta
2. Jenis Perkara: melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan / atau mentransmisikan dan / atau membuat dapat diaksesnya
Informasi Elektronik dan / atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat 1,. sebagaimana
diatur dan diancam pidana dalam Pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 Ayat (1) UU RI No. 19
Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU RI No. 11 Tahun 2008 tentang ITE.
Cjr yaitu berupa terdakwa melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak
medistribusikan dan mentransmisikan dan membuat dapat diakses informasi elektronik dan
dokumen elektronik yang memiliki muatan kesusilaan. Dimana terdakwa merekam video dan
juga foto kearah saksi korban yaitu Neng Sri Sakinah tanpa izin sebanyak 2x, pertama saat
saksi korban Neng Sri Sakinah berada di kamar mandi tanpa busana dan yang kedua saat
terdakwa dan saksi korban sedang berhubungan intim. Terdakwa mengunggah foto dan video
tersebut ke media sosial facebook, tiktok dengan nama @waluyojati06 dan Instagram
@tebak.orang, terdakwa menggunggah video dan foto asusila saksi korban tersebut bertujuan
agar korban takut dengan terdakwa dan dapat kembali menjalin berhubungan dengan
terdakwa (balikan), sebelum terdakwa menggungah video dan foto ke media sosial, terdakwa
juga sebelumnya mengirimkan 10 foto dan 6 video saksi korban tanpa busana kepada ibu
saksi korban.
Peran alat bukti elektronik dalam pembuktian dipersidangan diatur dalam Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam pasal 6 mengatur
tentang keabsahan informasi/dokumen elektronik “dalam hal terdapat ketentuan lain selain
yang diatur dalam pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus berbentuk
tertulis atau asli, informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dianggap sah sepanjang
informasi yang tercantum didalamnya dapat diakses, ditampilkan, dijamin keutuhannya dan
video dan foto yang diunggah oleh terdakwa merupakan bukti asli karena menurut dari saksi
ahli Bahwa video yang diunggah di media sosial instagram dan media sosial tiktok sama
dengan video yang terdapat dalam handphone Vivo 2022 warna ungu dengan IMEI 1 :
861993054507219 imei 2 : 861993954507201 dan bukan merupakan video yang di edit dan
di potong potong dikarenakan waktu dan tanggal yang terdapat pada hasil ekstraksi sama
dengan waktu dan tanggal yang terdapat dalam watermark video. Jadi dalam bukti video
tersebut merupakan video asli dari saksi korban yang diunggah oleh terdakwa ke media
sosial.
Peran forensik sangat membantu dalam hal penyidikan dan penyelidikan khususnya dalam
bukti yang menggunakan dokumen elektronik, peran digital forensik sangat dibutuhkan
karena Digital forensik merupakan salah satu upaya untuk investigasi serta analisis bukti
digital dari kejahatan komputer dan/atau kejahatan perangkat digital lainnya. Para Ahli
mengatakan digital forensik adalah suatu rangkaian metodologi yang terdiri dari teknik dan
prosedur untuk mencari dan mengumpulkan bukti-bukti berbasis entitas maupun piranti
digital sebagai alat bukti yang sah di pengadilan. Penerapan ilmu digital forensik dibagi
file:///C:/Users/Acer/Downloads/2388-Research%20Results-11841-1-10-20200714.pdf