Pengadilan Negeri Nabire yang mengadili perkara pidana dengan acara
pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama Lengkap : Oniara Wonda. Tempat Lahir : Gurage. Umur/Tanggal Lahir : 31 Tahun / 1 Juli 1989. Jenis Kelamin : Laki-Laki. Kebangsaan : Indonesia. Tempat Tinggal : Jiginikime Kampung Jiginikime Kelurahan Jiginikime Distrik Puncak Senyum Kabupaten Puncak Jaya. Agama : Kristen Gidi. Pekerjaan : Petani. Pendidikan : SMP.
Terdakwa ditahan dalam tahanan rumah tahanan negara, oleh:
1. Penangkapan sejak tanggal 31 Mei 2020; 2. Penyidik sejak tanggal 1 Juni 2020 sampai dengan tanggal 20 Juni 2020; 3. Pembantaran penahanan oleh Penyidik sejak tanggal 1 Juni 2020; 4. Pencabutan pembantaran penahanan oleh Penyidik sejak tanggal 5 Juni 2020; 5. Penahanan lanjutan oleh Penyidik sejak tanggal 5 Juni 2020 sampai dengan tanggal 23 Juni 2020; 6. Perpanjangan penahanan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 24 Juni 2020 sampai dengan tanggal 2 Agustus 2020; 7. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Negeri Jayapura sejak tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 1 September 2020; 8. Perpanjangan penahanan kedua oleh Ketua Pengadilan Negeri Jayapura sejak tanggal 2 September 2020 sampai dengan tanggal 1 Oktober 2020; 9. Penuntut Umum sejak tanggal 29 September 2020 sampai dengan tanggal 18 Oktober 2020; 10. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Nabire sejak tanggal 14 Oktober 2020 sampai dengan tanggal 12 November 2020;
Halaman 1 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
11. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Nabire sejak tanggal 13 November 2020 sampai dengan tanggal 11 Januari 2021; 12. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura sejak tanggal 12 Januari 2021 sampai dengan tanggal 10 Februari 2021;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca: - Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Nabire Nomor 86/Pid.B/2020/PN Jap tanggal 14 Oktober 2020 tentang penetapan penunjukan Majelis Hakim; - Penetapan Majelis Hakim Nomor 86/Pid.B/2020/PN Jap tanggal 14 Oktober 2020 tentang penetapan hari sidang; - Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan; Menimbang bahwa dalam persidangan ini Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Jean Janner Gultom, S.H.,M.H dan Titus Tabuni, S.H Advokat/Penasihat Hukum dan Konsultan Hukum pada Kantor Jean Janner Gultom, S.H.,M.H dan Titus Tabuni, S.H berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: 01/Srt.KH/X/Pid.B/2020/KA.JJG tanggal 20 Oktober 2020; Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa dalam persidangan; Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja merampas nyawa orang lain dan dengan terang- terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yang mengakibatkan luka-luka” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Kesatu Pasal 338 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke- 1 KUHP dan Kedua Pasal 170 ayat (2) ke 1 KUHP, sebagaimana dalam Dakwaan Kesatu Subsider dan Kedua Subsider Jaksa Penuntut Umum; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Oniara Wonda dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun, dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan, sementara dengan perintah tetap ditahan; 3. Menetapkan barang bukti berupa: 3.1 2 (dua) buah helm Polri warna hitam; 3.2 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana.
Halaman 2 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
3.3 Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan dibalut plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29 thn - peluru serpihan. 3.4 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau. 3.5 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.6 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.7 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.8 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.9 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone. 3.10 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik Briptu Hiskia Bonyadone. 3.11 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia Bonyadone. 3.12 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni. 3.13 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik Bripda Yoga Alex Genuni. 3.14 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor milik Bripda Yoga Alex Genuni. 3.15 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga. 3.16 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi. 3.17 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.18 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.19 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; 3.20 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.21 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.22 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.23 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.24 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra;
Halaman 3 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
3.25 (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. 3.26 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil Durbiantoro Putra. 3.27 2 (dua) butir proyektil. 3.28 22 (dua puluh dua) selongsong. 3.29 1 (satu) butir amunisi. Dipergunakan untuk perkara lain; 4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah). Menimbang bahwa terhadap tuntutan Penuntut Umum tersebut Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan pembelaan secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda menurut hukum tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan kepadanya dalam seluruh surat dakwaan; 2. Membebaskan Terdakwa Oniara Wonda dari dakwaan tersebut (vrijspraak) sesuai dengan ketentuan Pasal 191 Ayat (1) KUHAP; 3. Atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa Oniara Wonda dari semua tuntutan hukum (onstlag van alle rechtsvervolging) sesuai dengan ketentuan Pasal 191 Ayat (2) KUHAP; 4. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda bebas demi hukum dan segera dikeluarkan dari tahanan; 5. Mengembalikan kemampuan, nama baik, harkat dan martabat Terdakwa Oniara Wonda dalam kedudukan semula; 6. Membebankan biaya perkara kepada Negara; Atau bilamana Majelis Hakim yang mulia berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya menurut hukum (ex aequo et bono). Menimbang bahwa terhadap pembelaan dari Terdakwa tersebut, Penuntut Umum menanggapi secara lisan menyatakan tetap pada tuntutannya, sedangkan Terdakwa tetap pada pembelaannya; Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
DAKWAAN Kesatu Primair
Halaman 4 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Nabire, melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan, dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain yaitu Korban Bripda Perianto Moh Kaluku dan Bripda Eko Afriansyah, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia, kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng, menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen ambil posisi di Kali Semen, tidak lama kemudian mobil Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua) mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan dan Saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil melewati Kali Semen, dan pada saat ke dua mobil tersebut lewat posisi Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2 (dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang
Halaman 5 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. setelah itu selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi munuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen; - Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas nama Eko Afriansah dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam. - Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas nama Perianto Muh Kaluku dengan kesimpulan pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan
Halaman 6 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
mengenai pembuluh darah besar di leher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 Ayat (1) ke- 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana; Subsidair Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Nabire, melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja merampas nyawa orang lain, yaitu Korban Bripda Perianto Moh Kaluku dan Bripda Eko Afriansyah, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut : - Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia, kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng, menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen ambil posisi di Kali Semen, tidak lama kemudian mobil Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua) mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan
Halaman 7 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
dan saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil melewati Kali Semen, dan pada saat kedua mobil tersebut lewat posisi Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2 (dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. setelah itu selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi munuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen; - Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas nama Eko Afriansah dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam. - Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Halaman 8 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas nama Perianto Muh Kaluku dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan mengenai pembuluh darah besar dileher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana; Dan Kedua Primair Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Nabire, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yaitu saksi Abdul Rahmad Sukur, jika kekerasan mengakibatkan luka berat, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia, kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng, menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen ambil posisi di Kali Semen, tidak lama kemudian mobil
Halaman 9 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua) mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan dan saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil melewati Kali Semen, dan pada saat kedua mobil tersebut lewat posisi Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2 (dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. setelah itu selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi menuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen; - Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1. 131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa
Halaman 10 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 ayat (2) ke 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana; Subsidair Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Nabire, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yaitu saksi Abdul Rahmad Sukur, jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia, kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng, menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen ambil posisi dikali semen, tidak lama kemudian mobil Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua) mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh
Halaman 11 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan dan Saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil melewati Kali Semen, dan pada saat kedua mobil tersebut lewat posisi Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2 (dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. Setelah itu selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi munuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen; - Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1. 131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan Jenazah atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu.
Halaman 12 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 170 ayat (2) ke 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana; Menimbang bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Terdakwa dan Penasihat Hukumnya menyatakan telah mengerti dan mengajukan keberatan/eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menerima eksepsi/nota keberatan Penasihat Hukum Terdakwa seluruhnya; 2. Menyatakan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Reg Perkara: PDM-38/NBR/Eoh.2/10/2020 tersebut batal demi hukum atau setidak- tidaknya tidak dapat diterima; 3. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda bebas dari segala dakwaan Jaksa Penuntut Umum; 4. Menyatakan perkara aquo tidak diperiksa lebih lanjut; 5. Memulihkan nama baik Terdakwa Oniara Wonda pada keadaan semula; 6. Membebankan biaya perkara kepada Negara; Menimbang bahwa terhadap keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa tersebut, Penuntut Umum memberikan pendapat yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Menyatakan menerima pendapat Penuntut Umum terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa; 2. Menyatakan menolak secara keseluruhan terhadap keberatan Penasihat Hukum Terdakwa karena tidak mencakup ruang lingkup keberatan sebagaimana dimaksud pasal 156 ayat (1) KUHAP dan telah menyangkut materi pokok perkara; 3. Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor: PDM-38/NBR/EOH.2/10/2020, atas nama Terdakwa Oniara Wonda yang telah kami bacakan didepan persidangan mempunyai dasar hukum yang sah dan telah disusun secara cermat, jelas dan lengkap sesuai pasal 143 ayat (2) KUHAP; 4. Menyatakan pemeriksaan pokok perkara atas nama Terdakwa Oniara Wonda tetap dilanjutkan; Menimbang bahwa atas keberatan Penasihat Hukum Terdakwa atas dakwaan Penuntut Umum dan pendapat Penuntut Umum atas keberatan Penasihat Hukum Terdakwa, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sela pada tanggal 17 November 2020 yang amarnya sebagai berikut: M E N G A D I L I: 1. Menyatakan keberatan Terdakwa melalui Penasihat Hukum Terdakwa tidak dapat diterima;
Halaman 13 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab atas nama Oniara Wonda; 3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir; Menimbang bahwa selanjutnya untuk membuktikan dakwaannya tersebut diatas, Penuntut Umum telah menghadirkan saksi-saksi yang masing-masing memberikan keterangan didepan persidangan sebagai berikut : 1. Saksi Abdul Rahmad Sukur, dibawah sumpah, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengerti diperiksa dipersidangan ini sehubungan dengan masalah penembakan yang terjadi di Puncak Jaya; - Bahwa saksi pernah diperiksa serta memberikan keterangan di penyidik; - Bahwa benar keterangan yang saksi berikan sebagaimana termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan dihadapan Penyidik; - Bahwa penembakan tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa pada tahun 2011 saksi bertugas di puncak jaya sebagai dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke mulia, kemudian saksi pun ikut dengan bersama rombongan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, namun dalam perjalanan tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag kami ditembaki dari arah gunung sebelah kiri mobil yang mengakibatkan saksi dan 2 (dua) rekan saksi yaitu Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena tembakan; - Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi posisi saksi duduk di bak bagian belakang mobil dengan Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra; - Bahwa Bripda Eko Afriansyah terkena di bagian leher, Bripda Perianto Muh Kaluku terkena bagian kepala sehingga korban meninggal di tempat sedangkan saksi terkena pada bagian pangkal paha sebelah kanan; - Bahwa pelaku melakukan tembakan pada arah gunung sebelah kiri dan sebelah kanan mobil;
Halaman 14 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- Bahwa jarak saksi dan pelaku penembakan sekitar 15 (lima belas) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; - Bahwa yang saksi lihat ada sekitar 2 (dua) orang yang melakukan penembakan dari atas gunung; - Bahwa saksi tidak mengenal pelaku yang melakukan penembakan tersebut; - Bahwa yang saksi tahu ciri-ciri pelaku yang pertama berambut panjang keriting warna hitam menggunakan baju warna hitam dan yang kedua berambut keriting warna hitam menggunakan baju warna abu-abu; - Bahwa saksi tidak mengetahui jenis senjata apa yang digunakan pelaku pada saat itu, namun menurut saksi para pelaku menggunakan senjata laras panjang; - Bahwa pada saat pemeriksaan di Penyidik, saksi pernah diperlihatkan foto Terdakwa, tapi saksi tidak tahu apakah Terdakwa adalah pelakunya atau tidak karena pada saat itu saksi hanya melihat pelaku hanya sebatas bahu saja kerena terhalang oleh semak belukar; - Bahwa setelah saksi dan rekan saksi terkena tembakan, rekan- rekan yang lain melakukan perlawanan dengan membalas tembakan pelaku; - Bahwa setelah terjadi tembak menembak saksi dan 2 (dua) rekan saksi yang meninggal dunia di evakuasi di RSUD Puncak Jaya; - Bahwa saksi tidak tahu maksud dan tujuan pelaku melakukan penembakan tersebut, tapi menurut saksi pelaku melakukan penembakan untuk membunuh dan merampas senjata yang kami miliki; - Bahwa saksi mulai bertugas di Puncak Jaya pada tahun 2011; - Bahwa saksi bertugas di Puncak Jaya selama 4 (empat) bulan, karena ada kejadian penembakan sehingga saksi dievakuasi pulang ke Manokwari dan sampai sekarang saksi bertugas di Manokwari; - Bahwa keadaan cuaca pada saat penembakan tersebut terjadi cerah; - Bahwa saksi tidak tahu apakah pelaku tersebut adalah Terdakwa Oniara Wonda, karena saksi melihat hanya sebatas bahu saja;
Halaman 15 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak mengetahui tentang kejadian tersebut; 2. Saksi Rahmat Hasanuddin, dibawah Sumpah, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengerti diperiksa sehubungan dengan masalah penembakan yang terjadi di Puncak Jaya; - Bahwa saksi pernah diperiksa serta memberikan keterangan di penyidik; - Bahwa benar, keterangan yang saksi berikan sebagaimana termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan dihadapan Penyidik; - Bahwa penembakan tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa pada tahun 2011 saksi bertugas di Puncak Jaya sebagai dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke mulia, kemudian saksi pun ikut dengan bersama rombongan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, namun dalam perjalanan tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag kami ditembaki dari arah gunung sebelah kiri mobil yang mengakibatkan saksi dan 2 (dua) rekan saksi yaitu Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena tembakan; - Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi posisi saksi berada dalam mobil bagian depan; - Bahwa Bripda Eko Afriansyah terkena di bagian leher, Bripda Perianto Muh Kaluku terkena bagian kepala sehingga korban meninggal ditempat sedangkan saksi terkena pada bagian pangkal paha sebelah kanan; - Bahwa pelaku melakukan tembakan pada arah gunung sebelah kiri dan sebelah kanan mobil; - Bahwa jarak saksi dan pelaku penembakan sekitar 10 (sepuluh) meter sampai dengan 15 (lima belas) meter; - Bahwa saksi tidak tahu ada berapa orang yang melakukan penembakan, tetapi ada 6 (enam) tembakan diarahkan ke mobil korban;
Halaman 16 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- Bahwa ada 2 (dua) mobil yang berangkat pada saat penembakan tersebut, mobil yang berada didepan berjumlah 9 (sembilan) orang adalah mobil yang saksi tumpangi dan mobil yang berada di belakang berjumlah 7 (tujuh) orang adalah mobil yang korban tumpangi; - Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi dilakukan penembakan balasan oleh rekan-rekan saksi; - Bahwa saksi tidak sempat melihat pelaku yang melakukan penembakan tersebut; - Bahwa dari suara tembakan yang saksi tahu, pelaku menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47; - Bahwa pada saat pemeriksaan di penyidik, saksi pernah diperlihatkan foto Terdakwa, tapi saksi tidak tahu apakah Terdakwa adalah pelakunya atau tidak karena pada saat itu saksi tidak sempat melihat pelaku penembakan; - Bahwa saksi tidak tahu maksud dan tujuan pelaku melakukan penembakan tersebut, tapi menurut saksi pelaku melakukan penembakan untuk membunuh dan merampas senjata yang kami miliki; - Bahwa saksi mulai bertugas di Puncak Jaya pada tahun 2006- 2013; - Bahwa selama saksi bertugas di Puncak Jaya ada banyak kejadian penembakan yang terjadi; - Bahwa saksi tidak tahu apakah ada keterlibatan Terdakwa dalam penembakan yang terjadi di Puncak Jaya; - Bahwa keadaan cuaca pada saat penembakan tersebut terjadi cerah; - Bahwa saksi tidak tahu darimana para pelaku mendapatkan senjata tersebut, bisa jadi pelaku mendapatkan senjata dari penyerangan-penyerangan anggota sebelum kejadian penembakan ini; Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak mengetahui tentang kejadian tersebut; 3. Saksi Ode Irjan Tehuayo, dibawah Sumpah, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengerti diperiksa sehubungan dengan masalah penembakan yang terjadi di Puncak Jaya;
Halaman 17 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- Bahwa saksi pernah diperiksa serta memberikan keterangan di penyidik; - Bahwa benar, keterangan yang saksi berikan sebagaimana termuat dalam Berita Aca Pemeriksaan dihadapan Penyidik; - Bahwa saksi dan rekan-rekan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2020 sekitar pukul 19.00 Wit di salah satu honai masyarakat tepatnya di Kampung Igimbut Distrik Pagaleme Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa saksi melakukan penyelidikan dan pengintaian terhadap Terdakwa kurang lebih 1 (satu) bulan, ketika saksi mendengar Terdakwa berada di Mulia, saksi dan rekan langsung melakukan penangkapan terhadap Terdakwa; - Bahwa pada saat dilakukan penangkapan terhadap Terdakwa saksi dan rekan dilengkapi surat penangkapan; - Bahwa saksi sudah lupa ada berapa orang yang melakukan penangkapan pada saat itu, yang jelas lebih dari 1 (satu) orang; - Bahwa awalnya pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa tidak melakukan perlawanan namun saat kami membawanya menjemput rekan saksi di Wandenggobak dan hendak memindahkan dari bak belakang mobil kedalam mobil, Terdakwa meronta dan hendak melarikan diri sehingga rekan saksi melepaskan tembakan peringatan sebanyak 1 (satu) kali ke udara namun Terdakwa tetap melawan sehingga rekan saksi melumpuhkan Terdakwa dengan tindakan tegas terukur berupa menembak kaki Terdakwa yang mengenai pada bagian kaki sebelah kanan dari Terdakwa; - Bahwa barang bukti yang ditemukan pada saat penangkapan Terdakwa adalah handphone dan tas; - Bahwa Terdakwa ditangkap dan kaki Terdakwa terluka akibat tertembak kemudian Terdakwa dibawa di RSUD Mulia untuk mendapat perawatan; - Bahwa saksi menjadi anggota polisi pada tahun 2013; - Bahwa awalnya saksi tidak mengetahui kejadian penembakan tersebut, namun setelah saksi ditugaskan dalam satuan tugas khusus ops Nemangkawi tahun 2020 yang bertugas melaksanakan penyidikan dan pemulihan keamanan di wilayah Puncak Jaya barulah saksi mengetahui pada hari Sabtu tanggal 03
Halaman 18 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya terjadi penembakan yang mengakibatkan 2 (dua) anggota polisi meninggal dunia; - Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut dari Polres Puncak Jaya dan saksi mengetahui bahwa Terdakwa Oniara Wonda adalah DPO dari penembakan tahun 2011 tersebut; - Bahwa saksi tidak tahu apakah benar Terdakwa Oniara Wonda adalah pelaku penembakan tahun 2011 tersebut karena saksi hanya mendapat informasi dari Polres Puncak Jaya dan Terdakwa Oniara Wonda adalah DPO; - Bahwa saksi pernah diperlihatkan foto dari Terdakwa Oniara Wonda; - Bahwa orang yang sekarang yang menjadi Terdakwa dan foto yang pernah diperlihatkan kepada saksi adalah orang yang sama; - Bahwa saksi pernah ketemu langsung dengan Terdakwa pada saat penangkapan; - Bahwa para pelaku penembakan mendapatkan senjata dari perampasan dan penyerangan anggota Polisi dan anggota TNI; - Bahwa tujuan pelaku penembakan pada saat itu untuk merampas senjata milik anggota Polisi; - Bahwa setelah saksi menangkap Terdakwa, kemudian saksi menjemput rekan terlebih dahulu di Wandenggobak kemudian membawa Terdakwa ke Polres Puncak Jaya; - Bahwa tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh saksi dan rekan pada saat Terdakwa di bawa ke Polres Puncak Jaya; - Bahwa pada saat itu dilakukan penembakan kepada Terdakwa karena Terdakwa melakukan perlawanan dan mencoba melarikan diri; Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak mengetahui tentang kejadian tersebut; Menimbang bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah memanggil saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen secara patut akan tetapi tidak hadir karena berada di tahanan karena menjalani pidana, oleh karena keterangan saksi tersebut telah diberikan dibawah sumpah sebagaimana berita acara sumpah yang terlampir dalam berkas perkara, maka meskipun Terdakwa
Halaman 19 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
berkeberatan, keterangan saksi tersebut tetap dibacakan yang pada pokoknya memberikan keterangan sebagai berikut: 4. Saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, menerangkan pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa saksi bergabung menjadi anggota Kelompok Organisasi Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya sejak tahun 2011 sampai dilakukannya pemeriksaan (bulan Maret 2013), Pemimpin Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kab. Puncak Jaya adalah Purom Wenda sebagai Panglima dan Rambo Wenda sebagai Wakil Panglima; - Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi papua Merdeka di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya Pimpinan Purom Wenda dan Rambo Wenda adalah berjuang untuk meminta merdeka dan mengacaukan keamanan wilayah kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag; - Bahwa dalam kelompok Organisasi Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya saksi bertugas sebagai anggota yang melaksanakan semua apa yang diperintahkan oleh pimpinan Purom Wenda dan Rambo Wenda, sedangkan jabatan saksi adalah anak buah langsung dari Rambo Wenda; - Bahwa saksi melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob Mabes) di Wandegobak pada tanggal 03 Desember 2011 tersebut bersama-sama dengan Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda, senjata yang digunakan pada saat itu adalah senjata api laras panjang sebanyak 3 (tiga) buah yaitu 1 (satu) pucuk senjata api laras panjang AK-47 dan 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang SS-1; - Bahwa Atribut yang digunakan oleh saksi dan rekan-rekan pada saat tanggal 03 Desember 2011 yaitu: a. Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna abu- abu dan celana pendek warna hitam serta tidak menggunakan alas kaki; b. Oniara Wonda tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki;
Halaman 20 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
c. Yamdua Telenggen tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki; d. Wakanyo Wenda tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki; e. Saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna merah dan tidak menggunakan alas kaki; - Bahwa dalam peristiwa penembakan tanggal 03 Desember 2011 para pelaku berperang sebagai berikut : a. Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47; b. Wakanyo Wenda melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis SS-1; c. Saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis SS-1 d. Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda bertugas membawa amunisi yang disimpan di dalam saku celana dan saku jaket masing-masing; - Bahwa setelah melakukan penembakan, saksi dan rekan-rekan kembali ke kampung Pilia selanjutnya menyerahkan kembali senjata beserta amunisi kepada Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda, kemudian Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda menyembunyikan senjata dan amunisi tersebut di dalam rumahnya; - Saksi tidak mengetahui maksud dan tujuan dari penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli polisi di Wandegobag pada tanggal 03 Desember 2011 tersebut karena saksi hanya disuruh oleh Rambo Wenda Alias Inggranggo Wenda selaku pimpinan saat itu; Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak mengenal Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen;
Halaman 21 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Menimbang bahwa Terdakwa dipersidangan juga memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa Terdakwa pernah diperiksa serta memberikan keterangan di penyidik; - Bahwa Keterangan yang Terdakwa berikan di berita acara pemeriksaan (BAP) penyidik tidak benar; - Bahwa Terdakwa pernah menandatangani isi berita acara permeriksaan, tetapi tidak mengakui isi berita acara pemeriksaan tersebut karena pada saat itu ada tekanan dari penyidik sehingga Terdakwa terpaksa mengakuinya; - Bahwa Terdakwa tidak tahu ada kejadian apa sehingga Terdakwa diperiksa di Kepolisian dan menjadi Terdakwa di persidangan ini; - Bahwa Terdakwa ditangkap pada bulan Mei tahun 2020 di Kampung Igimbut Distrik Pagaleme Kabupaten Puncak Jaya di Honai Fandem Telenggeng dimana tiba-tiba aparat gabungan masuk kedalam honai dan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa; - Bahwa pada saat penangkapan terjadi Terdakwa sedang minum kopi bersama Fandem Telenggeng, istri Fandem Telenggeng, istri Terdakwa serta anak-anak dan orang tua Terdakwa dan Fandem Telenggeng; - Bahwa pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa tidak pernah memegang senjata api; - Bahwa Terdakwa tidak tahu ada berapa orang anggota Polisi yang melakukan penangkapan pada saat itu, tetapi ada banyak anggota Polisi pada saat penangkapan Terdakwa; - Bahwa Terdakwa tidak mengenal Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggeng; - Bahwa Terdakwa tidak mengenal Heri Telenggeng; - Bahwa Terdakwa tidak mengenal Jeri Telenggeng; - Bahwa Terdakwa tidak mengenal Libo Telenggeng; - Bahwa Terdakwa lupa pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011 berada dimana; - Bahwa Terdakwa tidak pernah memegang senjata api tetapi pernah melihat senjata api; - Bahwa Terdakwa tidak mempunyai baju kaos loreng; - Bahwa Terdakwa mengenal Rambo Wonda, karena Rambo Wonda adalah saudara kandung Terdakwa;
Halaman 22 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- Bahwa setahu Terdakwa, Rambo Wonda sehari-harinya bekerja sebagai petani; - Bahwa Rambo Wonda sekarang berada di Lembaga Pemasyarakatan menjalani hukuman; - Bahwa Terdakwa tidak tahu ada perkara apa sehingga Rambo Wonda berada di Lembaga Pemasyarakatan; - Bahwa Terdakwa tinggal di Kampung Jiginikime Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa Kampung Jiginikime dengan Kampung Wandigobag berdekatan, jika dilalui dengan menggunakan kendaraan bermotor membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 20 (dua puluh) menit; - Bahwa Terdakwa tahu adanya kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), tetapi Terdakwa tidak pernah ikut atau bergabung dengan kelompok tersebut; - Bahwa Terdakwa tidak pernah mendengar kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan perampasan senjata api milik Aparat di Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa pada saat diperlihatkan foto-foto anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh Penyidik, Terdakwa tidak mengenal orang di foto tersebut; - Bahwa Terdakwa tidak mengetahui kejadian penembakan anggota kepolisian di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa pada saat Terdakwa ditangkap, yang dibawa langsung ke Polres Puncak Jaya adalah Fandem Telenggeng yang berada di mobil pertama sedangkan Terdakwa berada di mobil Triton tidak dibawa langsung ke Polres Puncak Jaya tetapi Terdakwa dibawa keliling-keliling Puncak Jaya, kemudian Terdakwa diintorgasi dan dipukuli serta disuruh mengaku sebagai pelaku penembakan tetapi Terdakwa tidak mengakuinya, karena Terdakwa tidak mengakui tuduhan tersebut kemudian anggota polisi mengelilingi Terdakwa dan menembak kaki Terdakwa; - Bahwa pada saat Terdakwa ditembak Terdakwa dibawa ke RSUD Puncak Jaya tetapi selama 1 (satu) hari Terdakwa di RSUD Puncak Jaya Terdakwa tidak mendapat pengobatan, kemudian esok harinya Terdakwa dibawa ke Jayapura di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara
Halaman 23 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
selama 4 (empat) hari, setelah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara kemudian Terdakwa di bawa ke Polda Jayapura untuk diperiksa; - Bahwa setelah sampai di Polda Jayapura Terdakwa langsung diperiksa dan diintrogasi oleh penyidik, pada saat pemeriksaan pertama Terdakwa tidak didampingi Penasihat Hukum, Terdakwa didampingi Penasihat Hukum setelah pemeriksaan selanjutnya; - Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa tidak menandatangani berita acara pemeriksaan karena Penasihat Hukum Terdakwa pada saat itu keberatan karena berita acara pemeriksaan penyidik sudah dibuat terlebih dahulu sebelum Terdakwa didampingi Penasihat Hukum; - Bahwa dalam berita acara pemeriksaan penyidik bukan keterangan Terdakwa karena penyidik sendiri yang merekayasa berita acara pemeriksaan tersebut karena Terdakwa tidak tahu menahu kejadian penembakan di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2011; - Bahwa Keterangan saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggeng yang dibacakan Penuntut Umum tersebut tidak benar karena Terdakwa tidak mengenal Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggeng; Menimbang bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum mengajukan barang bukti berupa: - 2 (dua) buah helm Polri warna hitam; - 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana. - Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan dibalut plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29 thn - peluru serpihan. - 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau. - 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni.
Halaman 24 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga. - 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi. - 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; - 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; - (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil Durbiantoro Putra. - 2 (dua) butir proyektil. - 22 (dua puluh dua) selongsong. - 1 (satu) butir amunisi. Menimbang bahwa terhadap barang-barang bukti tersebut diatas telah dilakukan penyitaan secara sah menurut hukum, sehingga barang-barang bukti tersebut dapat digunakan dalam proses pembuktian perkara ini; Menimbang bahwa dalam persidangan telah pula dibacakan bukti surat berupa: - Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki- laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka
Halaman 25 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/ halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/ pencaharian untuk sementara waktu; - Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan Jenazah atas nama Eko Afriansah dengan kesimpulan Pada pemeriksaan Mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam; - Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan Jenazah atas nama Perianto Muh Kaluku dengan kesimpulan Pada pemeriksaan Mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan mengenai pembuluh darah besar dileher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar; Menimbang bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut: - Bahwa pada hari sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda telah melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK- 47; - Bahwa awalnya saksi Abdul Rahmad Sukur dan saksi Rahmat Hasanuddin beserta Anggota Brimob lainnya ditugaskan ke Puncak Jaya dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud
Halaman 26 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia; - Bahwa kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur dan saksi Rahmat Hasanuddin bersama Anggota Brimob lainnya menggunakan 2 (dua) mobil dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, namun dalam perjalanan tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag rombongan ditembaki dari arah gunung yang mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia; - Bahwa setelah rombongan ditembak dan Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Abdul Rahmad Sukur terkena tembakan maka rombongan Anggota Brimob melakukan perlawanan dengan membalas tembakan ke arah Terdakwa dan teman-temannya; - Bahwa Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung sebelah kiri dan kanan mobil dan Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas membawa amunisi; - Bahwa 2 (dua) mobil yang digunakan oleh rombongan yaitu mobil Ford yang ditumpangi 9 (sembilan) orang dan mobil Strada Triton yang ditumpangi 7 (tujuh) orang termasuk termasuk Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Abdul Rahmad Sukur; - Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi, posisi saksi Abdul Rahmad Sukur duduk di bak bagian belakang mobil bersama dengan Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra; - Bahwa jarak tembak pelaku penambakan dengan rombongan berjarak sekitar 15 (lima belas) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter; - Bahwa pada saat penembakan terjadi Terdakwa tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki dan bertugas untuk membawa amunisi bersama dengan Yamdua Telenggen yang disimpan didalam saku celana dan jaket masing-masing; - Bahwa Wakanyo Wenda dan Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api
Halaman 27 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
laras panjang jenis SS-1 sedangkan Rambo Wenda Alias Inggranggo Wenda melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api laras panjang jenis AK-47; - Bahwa setelah melakukan penembakan Terdakwa dan teman- temannya kembali ke Kampung Pilia selanjutnya menyerahkan kembali senjata beserta amunisi kepada Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda, kemudian Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda menyembunyikan senjata dan amunisi tersebut di dalam rumahnya; - Bahwa Terdakwa ditangkap oleh saksi Ode Irjan Tehuayo dan rekan- rekan pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2020 sekitar pukul 19.00 Wit di salah satu honai masyarakat tepatnya di Kampung Igimbut Distrik Pagaleme Kabupaten Puncak Jaya; - Bahwa pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa tidak melakukan perlawanan namun ketika di Wandenggobak dan hendak memindahkan Terdakwa dari bak belakang mobil ke dalam mobil, Terdakwa meronta dan hendak melarikan diri sehingga dilepaskan tembakan peringatakan sebanyak 1 (satu) kali ke udara, namun Terdakwa tetap melawan sehingga aparat melumpuhkan Terdakwa dengan tindakan tegas terukur berupa menembak kaki Terdakwa yang mengenai pada bagian kaki sebelah kanan dari Terdakwa; Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya; Menimbang bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, maka segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Sidang dianggap merupakan satu kesatuan dengan putusan ini; Menimbang bahwa yang menjadi dasar pemeriksaan Terdakwa di persidangan dan atau dasar untuk mengambil keputusan adalah Surat Dakwaan (sesuai Pasal 143 jo. Pasal 182 ayat (3) dan (4) KUHAP jo. Putusan MA RI tanggal 28 Maret 1957 Nomor 47 K/Kr/1956 jo. Putusan MARI tanggal 16 Desember 1976 Nomor 68/K/Kr/1973, dan untuk dapat mempersalahkan seseorang dalam suatu tindak pidana menurut Pasal 183 KUHAP, Hakim mendasari adalah sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah disertai Keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya dan atau perbuatannya telah memenuhi semua unsur-unsur delik (Vide Putusan MARI tanggal 11 Juni 1979 Nomor 163 K/Kr/1977); Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan
Halaman 28 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
dakwaan gabungan (Komulatif Subsideritas) yakni: Kesatu Primair : Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Subsidair : Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. DAN Kedua Primair : Pasal 170 ayat (2) ke 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Subsidair : Pasal 170 ayat (2) ke 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. Menimbang bahwa Majelis Hakim diperhadapkan dengan dakwaan gabungan Komulatif Subsideritas sehingga Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu dakwaan komulatif kesatu primair terlebih dahulu yaitu: Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang- undang Hukum Pidana; yang unsur-unsurnya sebagai berikut: 1. Unsur “Barangsiapa”; 2. Unsur “Dengan sengaja direncanakan terlebih dahulu”; 3. Unsur “Menghilangkan nyawa orang lain”; 4. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut serta melakukan”;
Ad.1. Unsur “Barangsiapa”.
Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal yang bersangkutan; Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan
Halaman 29 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal ini; Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah terpenuhi;
Ad.2. Unsur “Dengan sengaja direncanakan terlebih dahulu”.
Menimbang bahwa menurut Memorie van Toelichting (MvT) disebutkan bahwa, yang dimaksud dengan sengaja (opzet) tersebut adalah “willens en weten”, yang berarti bahwa seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan dengan sengaja, harus menghendaki (willens) perbuatan itu serta harus menginsyafi/mengerti (weten) akan akibat dari perbuatannya tersebut, dengan demikian berarti, ia menghendaki apa yang ia perbuat, dan harus mengerti pula apa yang ia perbuat beserta akibatnya; Menimbang, bahwa ada 3 (tiga) bentuk dengan sengaja, yaitu: 1. Dengan sengaja sebagai maksud (dolus directus) yaitu bahwa perbuatan pelaku memang bertujuan untuk menimbulkan akibat yang dilarang tersebut; 2. Dengan sengaja sebagai sadar kepastian, yaitu bahwa akibat perbuatan pelaku tersebut mempunyai dua akibat, yaitu akibat yang memang dituju pelaku dan akibat yang sebenarnya tidak diinginkan tetapi pasti terjadi dalam mencapai tujuan pelaku tersebut; 3. Dengan sengaja sebagai sadar kemungkinan (dolus eventualis) yaitu bahwa sesuatu hal yang semula hanya merupakan hal yang mungkin terjadi, tetapi kemudian benar-benar terjadi; Menimbang bahwa untuk itu harus ada hubungan kausalitas antara perbuatan Terdakwa dengan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya tersebut. Kauslitas antara perbuatan dengan akibat yang dimaksudkan oleh pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah dengan menghilangkan nyawa orang lain; Menimbang bahwa dengan sengaja menurut MvT diatas, Prof. Simons berpendapat bahwa agar dapat seseorang dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan, maka orang itu harus dari semula telah mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak boleh melakukan apa yang sudah ia lakukan tersebut, dan suatu perbuatan yang secara sadar dikehendaki harus didahului suatu pengambilan keputusan mana merupakan proses yang terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu :
Halaman 30 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
1. Motif, yang ditimbulkan oleh rangsangan ekstern atau intern dimana motif itu timbul dari dorongan keinginan batin untuk memuaskan suatu keperluan dan dari motif itu timbul maksud (oogmerk); 2. Memikirkan bagaimana caranya melaksanakan maksud itu; 3. Motif, maksud dan dengan sengaja itu pada umumnya adalah suatu proses pembentukan kemauan, yang diwujudkan dalam perbuatan sadar searah pada tujuan sebagaimana akibat yang akan dicapai; Menimbang bahwa dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian “dengan sengaja“ itu, merupakan kemauan atau kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau diperintahkan oleh undang-undang, dengan mana diartikan juga bahwa kesengajaan kadang-kadang tidak semata-mata menghendaki sesuatu saja, tetapi menghendaki keadaan tertentu cukup apabila pelaku mengetahui atau tahu akan keadaan tersebut (willens en weten) hal mana sudah barang tentu akan disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan tersebut; Menimbang bahwa dari pengertian dengan sengaja diatas, apabila dikaitkan dengan akibat yang dilarang dalam delik materiil ex Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu hilangnya nyawa orang lain, maka pelaku, dalam hal ini adalah Terdakwa Oniara Wonda, telah menghendaki (willens) melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang terhadap korban Eko Afriansah dan korban Perianto Muh Kaluku serta Terdakwa telah mengetahui (weten) atau dapat mengetahui, bahwa perbuatannya yang dilarang oleh undang-undang terhadap korban tersebut bertujuan untuk menghilangkan nyawa korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku yang dapat disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan Terdakwa tersebut yang bersesuaian dengan fakta-fakta yang terungkap di muka persidangan yang telah diuraikan diatas, maka Terdakwa memang menghendaki pembunuhan tersebut atas diri korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan direncanakan adalah timbulnya maksud untuk membunuh dengan pelaksanaannya itu masih ada waktu bagi si pembunuh untuk dengan tenang memikirkan dengan cara bagaimanakah pembunuhan itu akan dilakukan dan juga waktu untuk membatalkan pelaksanaannya. Tempo itu tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu lama, yang penting ialah Terdakwa masih dapat dengan tenang berpikir- pikir, dimana masih ada kesempatan bagi Terdakwa untuk membatalkan niat tersebut;
Halaman 31 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi yaitu mobil Ford yang ditumpangi 9 (sembilan) orang dan mobil Strada Triton yang ditumpangi 7 (tujuh) orang yang ditugaskan ke Puncak Jaya dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia; Menimbang bahwa ketika melihat 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menembaki 2 (dua) mobil tersebut dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan para pelaku ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada saat itu ditumpangi antara lain oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah Terdakwa dan teman-temannya dan setelah selesai tembak menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya; Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen dimana saksi bergabung menjadi anggota Kelompok Organisasi Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya sejak tahun 2011 sampai dilakukannya pemeriksaan (bulan Maret 2013), Pemimpin Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kab. Puncak Jaya adalah Purom Wenda sebagai Panglima dan Rambo Wenda sebagai Wakil Panglima. Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka di
Halaman 32 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Wilayah Kabupaten Puncak Jaya adalah berjuang untuk meminta merdeka dan mengacaukan keamanan wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag. Bahwa saksi melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob Mabes) di Wandegobak pada tanggal 3 Desember 2011 tersebut bersama-sama dengan Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda, senjata yang digunakan pada saat itu adalah senjata api laras panjang sebanyak 3 (tiga) buah yaitu 1 (satu) pucuk senjata api laras panjang AK-47 dan 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang SS-1; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat, oleh karena penembakan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya dengan tujuan mengacaukan keamanan wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag dapat terwujud maka perbuatan Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda yang bertugas untuk membawa amunisi serta saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda yang melakukan penembakan menggunakan senjata api terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob Mabes) yang sedang melakukan perjalanan di Wandegobak yang didalamnya terdapat para korban, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda menyadari akan timbulnya akibat lain dari penembakan yang dilakukan yaitu kematian, namun Terdakwa tetap melaksanakan niatnya itu, dengan demikian maka tampaklah kesengajaan yang dilakukan Terdakwa dalam bentuk kesengajaan sebagai maksud (dolus directus); Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi dan fakta yang terungkap dalam persidangan sewaktu melihat 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda langsung menembaki 2 (dua) mobil tersebut dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana saat itu Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, akan tetapi tidak terdapat jangka waktu bagi Terdakwa, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen untuk berpikir dengan tenang apakah rencana penembakan tersebut dibatalkan atau dilanjutkan dengan segala resiko akibatnya namun Terdakwa, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen langsung memilih
Halaman 33 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
melaksanakan niatnya untuk melakukan penembakan terhadap 2 (dua) mobil yang ditumpangi oleh para korban atau tidak direncanakan terlebih dahulu; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat unsur ini tidak terpenuhi;
Ad.3. Unsur “Menghilangkan nyawa orang lain”.
Menimbang bahwa unsur menghilangkan nyawa orang lain, yang artinya disini ada orang lain selain daripada Terdakwa sendiri, yang sengaja dihilangkan nyawanya oleh Terdakwa dengan perbuatan yang dilakukannya, berarti harus ada hubungan sebab dan akibat dari perbuatan Terdakwa; Menimbang bahwa dalam mempertimbangkan unsur ini, maka Majelis Hakim akan mengambil alih rangkaian unsur “dengan sengaja” untuk turut dipertimbangkan dalam unsur ini; Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa serta dihubungkan dengan Visum Et Repertum, serta adanya petunjuk yang diperoleh dari persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, perbuatan Terdakwa, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen sebagaimana telah dipertimbangkan dalam pertimbangan-pertimbangan diatas, telah mengakibatkan korban Bripda Eko Afriansah meninggal dunia sebagaimana Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam perbuatan Terdakwa telah mengakibatkan korban Bripda Perianto Muh Kaluku meninggal dunia berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan mengenai pembuluh
Halaman 34 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
darah besar dileher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar; Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah terpenuhi;
Ad.4. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan”; Menimbang bahwa R. Soesilo dalam bukunya “Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap Pasal Demi Pasal”, Penerbit Politea, Bogor, 1996, hal. 73, menerangkan bahwa yang dimaksud Orang yang Melakukan (pleger) ialah seseorang yang sendirian telah berbuat mewujudkan segala anasir atau elemen dari peristiwa pidana, Orang yang Menyuruh Melakukan (doen plegen) ialah sedikitnya ada dua orang yaitu orang yang menyuruh (doen plegen) dan yang disuruh (pleger) jadi bukan orang itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana akan tetapi ia menyuruh orang lain, sedangkan Orang yang Turut Melakukan (medepleger) sedikitnya harus ada dua orang ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan (medepleger), disini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur “orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan” adalah pengelompokan penyertaan dalam melakukan tindak pidana yang disesuaikan dengan peran serta fungsinya dalam menimbulkan suatu akibat yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan terhadap mereka tetap dihukum sebagaimana pelaku (dader); Menimbang bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1955 Nomor 1/1955/M.Pid menguraikan tentang pengertian turut serta tersebut yang pada pokoknya sebagai berikut; a. Bahwa Terdakwa adalah kawan peserta dari kejahatan yang didakwakan, dapat disimpulkan dari peristiwa yang menggambarkan Terdakwa dengan saksi bekerja bersama-sama dengan sadar dan erat untuk melaksanakan tindak pidana yang dilakukan kepadanya. b. Bahwa selaku kawan peserta dalam tindak pidana yang didakwakan tidak perlu bahwa Terdakwa melakukan sendiri perbuatan pelaksanaan tindak pidana. c. Bahwa seorang kawan peserta yang turut melakukan tindak pidana
Halaman 35 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
tidak usah memenuhi segala unsur yang undang-undang rumuskan untuk tindak pidana itu. Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, ketika 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag pada tanggal 3 Desember 2011, rombongan ditembaki oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia; Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi dimana dalam melakukan penembakan tersebut, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukannya bersama-sama dengan Terdakwa dan Yamdua Telenggen; Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah terpenuhi; Menimbang bahwa oleh karena unsur dengan sengaja direncanakan terlebih dahulu tidak terpenuhi, maka dakwaan komulatif kesatu primair yaitu pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan komulatif kesatu primair Penuntut Umum; Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan komulatif kesatu subsidair yaitu pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang unsur-unsurnya sebagai berikut: 1. Unsur “Barangsiapa”; 2. Unsur “Dengan sengaja merampas nyawa orang lain”; 3. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut serta melakukan”;
Halaman 36 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Ad.1. Unsur “Barangsiapa”. Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal yang bersangkutan; Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal ini; Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah terpenuhi;
Ad.2. Unsur “Dengan sengaja merampas nyawa orang lain”.
Menimbang bahwa menurut Memorie van Toelichting (MvT) disebutkan bahwa, yang dimaksud dengan dengan sengaja (opzet) tersebut adalah “willens en weten”, yang berarti bahwa seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan dengan sengaja, harus menghendaki (willens) perbuatan itu serta harus menginsyafi/mengerti (weten) akan akibat dari perbuatannya tersebut, dengan demikian berarti, ia menghendaki apa yang ia perbuat, dan harus mengerti pula apa yang ia perbuat beserta akibatnya; Menimbang bahwa ada 3 (tiga) bentuk dengan sengaja, yaitu: 1. Dengan sengaja sebagai maksud (dolus directus) yaitu bahwa perbuatan pelaku memang bertujuan untuk menimbulkan akibat yang dilarang tersebut; 2. Dengan sengaja sebagai sadar kepastian, yaitu bahwa akibat perbuatan pelaku tersebut mempunyai dua akibat, yaitu akibat yang memang dituju pelaku dan akibat yang sebenarnya tidak diinginkan tetapi pasti terjadi dalam mencapai tujuan pelaku tersebut;
Halaman 37 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
3. Dengan sengaja sebagai sadar kemungkinan (dolus eventualis) yaitu bahwa sesuatu hal yang semula hanya merupakan hal yang mungkin terjadi, tetapi kemudian benar-benar terjadi; Menimbang bahwa untuk itu harus ada hubungan kausalitas antara perbuatan Terdakwa dengan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya tersebut. Kausalitas antara perbuatan dengan akibat yang dimaksudkan oleh pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah dengan merampas nyawa orang lain; Menimbang bahwa dengan sengaja menurut MvT diatas, Prof. Simons berpendapat bahwa agar dapat seseorang dipersalahkan melakukan sesuatu kejahatan, maka orang itu harus dari semula telah mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak boleh melakukan apa yang sudah ia lakukan tersebut, dan suatu perbuatan yang secara sadar dikehendaki harus didahului suatu pengambilan keputusan mana merupakan proses yang terdiri dari 3 (tiga) fase, yaitu : 1. Motif, yang ditimbulkan oleh rangsangan ekstern atau intern dimana motif itu timbul dari dorongan keinginan batin untuk memuaskan suatu keperluan dan dari motif itu timbul maksud (oogmerk); 2. Memikirkan bagaimana caranya melaksanakan maksud itu; 3. Motif, maksud dan dengan sengaja itu pada umumnya adalah suatu proses pembentukan kemauan, yang diwujudkan dalam perbuatan sadar searah pada tujuan sebagaimana akibat yang akan dicapai; Menimbang bahwa dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian “dengan sengaja“ itu, merupakan kemauan atau kehendak untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau diperintahkan oleh undang-undang, dengan mana diartikan juga bahwa kesengajaan kadang-kadang tidak semata-mata menghendaki sesuatu saja, tetapi menghendaki keadaan tertentu cukup apabila pelaku mengetahui atau tahu akan keadaan tersebut (willens en weten) hal mana sudah barang tentu akan disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan tersebut; Menimbang bahwa dari pengertian dengan sengaja diatas, apabila dikaitkan dengan akibat yang dilarang dalam delik materiil ex Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu merampas nyawa orang lain, maka pelaku, dalam hal ini adalah Terdakwa Oniara Wonda, telah menghendaki (willens) melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang terhadap korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku serta Terdakwa telah mengetahui (weten) atau dapat mengetahui, bahwa
Halaman 38 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
perbuatannya yang dilarang oleh undang-undang terhadap korban tersebut bertujuan untuk menghilangkan nyawa korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku yang dapat disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan Terdakwa tersebut yang bersesuaian dengan fakta-fakta yang terungkap di muka persidangan yang telah diuraikan diatas, maka Terdakwa memang menghendaki pembunuhan tersebut atas diri korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku; Menimbang bahwa unsur merampas nyawa orang lain, yang artinya disini ada orang lain selain daripada Terdakwa sendiri, yang sengaja dirampas nyawanya oleh Terdakwa dengan perbuatan yang dilakukannya, berarti harus ada hubungan sebab dan akibat dari perbuatan Terdakwa; Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi yaitu mobil ford yang ditumpangi 9 (sembilan) orang dan mobil Strada Triton yang ditumpangi 7 (tujuh) orang yang ditugaskan ke Puncak Jaya dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia; Menimbang bahwa ketika melihat 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menembaki 2 (dua) mobil tersebut dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan para pelaku ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan
Halaman 39 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda serta Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya; Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen dimana saksi bergabung menjadi anggota Kelompok Organisasi Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya sejak tahun 2011 sampai dilakukannya pemeriksaan (bulan Maret 2013), Pemimpin Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kab. Puncak Jaya adalah Purom Wenda sebagai Panglima dan Rambo Wenda sebagai Wakil Panglima. Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya adalah berjuang untuk meminta merdeka dan mengacaukan keamanan wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag. Bahwa saksi melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob Mabes) di Wandegobak pada tanggal 3 Desember 2011 tersebut bersama-sama dengan Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda, senjata yang digunakan pada saat itu adalah senjata api laras panjang sebanyak 3 (tiga) buah yaitu 1 (satu) pucuk senjata api laras panjang AK-47 dan 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang SS-1; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat, oleh karena penembakan tersebut merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya dengan tujuan mengacaukan keamanan wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag dapat terwujud maka perbuatan Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda yang bertugas untuk membawa amunisi serta saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda yang melakukan penembakan menggunakan senjata api terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob Mabes) yang sedang melakukan perjalanan di Wandegobak yang didalamnya terdapat para korban, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda menyadari akan timbulnya akibat lain dari penembakan yang dilakukan yaitu kematian, namun Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda tetap melaksanakan niatnya itu, dengan demikian maka tampaklah kesengajaan yang dilakukan Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Halaman 40 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda dalam bentuk kesengajaan sadar sebagai maksud (dolus directus); Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa serta dihubungkan dengan Visum Et Repertum, serta adanya petunjuk yang diperoleh dari persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, perbuatan Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda telah mengakibatkan korban Bripda Eko Afriansah meninggal dunia sebagaimana Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam. Perbuatan Terdakwa juga telah mengakibatkan korban Bripda Perianto Muh Kaluku meninggal dunia berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan mengenai pembuluh darah besar dileher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar; Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah terpenuhi;
Ad.3. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan”; Menimbang bahwa R. Soesilo dalam bukunya “Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap Pasal Demi Pasal”, Penerbit Politea, Bogor, 1996, hal. 73, menerangkan bahwa yang dimaksud Orang yang Melakukan (pleger) ialah seseorang yang sendirian telah berbuat mewujudkan segala anasir atau elemen dari peristiwa pidana, Orang
Halaman 41 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
yang Menyuruh Melakukan (doen plegen) ialah sedikitnya ada dua orang yaitu orang yang menyuruh (doen plegen) dan yang disuruh (pleger) jadi bukan orang itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana akan tetapi ia menyuruh orang lain, sedangkan Orang yang Turut Melakukan (medepleger) sedikitnya harus ada dua orang ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan (medepleger), disini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur “orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan” adalah pengelompokan penyertaan dalam melakukan tindak pidana yang disesuaikan dengan peran serta fungsinya dalam menimbulkan suatu akibat yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan terhadap mereka tetap dihukum sebagaimana pelaku (dader); Menimbang bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 22 Desember 1955 Nomor 1/1955/M.Pid menguraikan tentang pengertian turut serta tersebut yang pada pokoknya sebagai berikut; a. Bahwa Terdakwa adalah kawan peserta dari kejahatan yang didakwakan, dapat disimpulkan dari peristiwa yang menggambarkan Terdakwa dengan saksi bekerja bersama-sama dengan sadar dan erat untuk melaksanakan tindak pidana yang dilakukan kepadanya. b. Bahwa selaku kawan peserta dalam tindak pidana yang didakwakan tidak perlu bahwa Terdakwa melakukan sendiri perbuatan pelaksanaan tindak pidana. c. Bahwa seorang kawan peserta yang turut melakukan tindak pidana tidak usah memenuhi segala unsur yang undang-undang rumuskan untuk tindak pidana itu. Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, ketika 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag pada tanggal 3 Desember 2011, rombongan ditembaki oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke mobil strada triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah
Halaman 42 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia; Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi dimana dalam melakukan penembakan tersebut, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukannya bersama-sama dengan Terdakwa dan Yamdua Telenggen; Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah terpenuhi; Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan komulatif kesatu subsideritas; Menimbang bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum disusun secara komulatif subsideritas maka selanjutnya Majelis Hakim mempertimbangkan dakwaan komulatif kedua primair sebagaimana diatur dalam Pasal 170 ayat (2) ke 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang unsur- unsurnya adalah sebagai berikut: 1. Unsur “Barangsiapa”. 2. Unsur “Dengan terang-terangan”. 3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang”. 4. Unsur “Mengakibatkan luka berat”; Menimbang bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Ad.1. Unsur “Barangsiapa”. Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal yang bersangkutan; Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat
Halaman 43 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal ini; Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah terpenuhi;
Ad.2. Unsur “Dengan terang-terangan”.
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “terang-terangan” berdasar pada Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia c.g. Putusan Mahkamah Agung tanggal 17 Maret 1976 Nomor : 10 K/Kr/1975 adalah sebagai berikut : “Openlijk” dalam naskah asli pasal 170 Wetboek van Strafrecht lebih tepat diterjemahkan “secara terang-terangan” istilah mana mempunyai arti yang berlainan dengan “openbaar” atau “dimuka umum” secara terang-terangan” berarti tidak secara bersembunyi jadi tidak perlu “di muka umum” cukup tidak diperdulikan apa ada kemungkinan orang lain dapat melihatnya; Menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas, dalam perkara ini sebagaimana diterangkan oleh saksi-saksi, bahwa tempat kejadian perkara bertempat di Jalan Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya dimana tempat tersebut adalah merupakan jalan umum, sehingga orang lain dapat melihatnya dengan jelas; Menimbang bahwa dengan berdasarkan uraian diatas maka unsur ini telah terpenuhi;
Ad.3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang”; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan tenaga bersama terhadap orang atau barang adalah mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani secara tidak sah seperti memukul, baik dengan tangan atau dengan alat/ senjata apapun, menendang, melemparkan sesuatu ataupun mendorong. Dan “secara bersama-sama” dimaksudkan bahwa perbuatan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dan pada diri tiap pelaku ada kehendak atau kesadaran bersama untuk melakukan kekerasan terhadap orang atau barang tersebut.
Halaman 44 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Namun demikian tidaklah diisyaratkan bahwa masing-masing pelaku harus mempunyai peran yang sama besarnya; Menimbang bahwa melakukan kekerasan artinya mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak sah, misalnya memukul dengan tangan kanan atau dengan segala macam senjata, menyepak, menendang dan sebagainya; Menimbang bahwa kekerasan yang dilakukan ini terdiri dari merusak barang atau penganiayaan, akan tetapi dapat pula kurang dari pada itu, sudah cukup misalnya apabila orang-orang melemparkan batu kepada orang lain atau rumah, atau membuang barang-barang dagangan, sehingga berserakan, meskipun tidak ada maksud yang tentu untuk menyakiti orang atau merusak barang itu; Menimbang bahwa melakukan kekerasan dalam pasal ini bukan merupakan suatu alat atau daya upaya untuk mencapai sesuatu seperti halnya dalam pasal 146, 211, 212 dan lain-lainnya, akan tetapi merupakan suatu tujuan. Disamping itu pula masuk kenakalan dalam pasal 289, penganiayaan dalam pasal 351 dan merusak barang dalam pasal 406 dan sebagainya; Menimbang bahwa kekerasan itu harus ditujukan kepada orang atau barang. Hewan atau binatang masuk pula dalam pengertian barang. Pasal ini tidak membatasi, bahwa orang (badan) atau barang itu harus kepunyaan orang lain, sehingga milik sendiri masuk pula dalam pasal ini, meskipun tidak akan jarang terjadi orang melakukan kekerasan terhadap diri atau barangnya sendiri sebagai tujuan, kalau sebagai alat atau daya upaya untuk mencapai suatu hal, mungkin juga terjadi; Menimbang bahwa kekerasan itu harus dilakukan dimuka umum, karena kejahatan ini memang dimasukkan ke dalam golongan kejahatan ketertiban umum. Dimuka umum artinya ditempat publik dapat melihatnya; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, rombongan ditembaki
Halaman 45 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah Terdakwa dan teman-temannya dan setelah selesai tembak menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya; Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/ halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/ pencaharian untuk sementara waktu; Menimbang bahwa berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dihubungkan dengan fakta persidangan, telah nyata perbuatan Terdakwa, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua Telenggen bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yakni dengan cara melakukan penembakan menggunakan senjata api yang mengakibatkan saksi Abdul Rahman Syukur mengalami luka tembak di paha sebelah kanan; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbang-pertimbangan tersebut, maka Majelis Hakim berpendapat dengan demikian unsur ini telah terpenuhi;
Ad.3. Unsur “Mengakibatkan luka berat”;
Menimbang bahwa menurut pasal 90 KUHP, yang dikatakan luka berat yaitu: Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberikan harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut; Tidak mampu
Halaman 46 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian; Kehilangan salah satu panca indera; Mendapat cacat berat; Menderita sakit lumpuh; Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan; Menimbang bahwa luka berat atau luka parah lainnya adalah antara lain: penyakit atau luka yang tidak boleh diharap akan sembuh lagi dengan sempurna atau dapat mendatangkan bahaya maut; terus menerus tidak cakap lagi melakukan jabatan atau pekerjaan; tidak lagi memakai (kehilangan) salah satu pancaindera. Panca indera adalah penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa lidah dan rasa kulit, kudung (rompong) dalam teks bahasa Belandanya, vermiking, cacat sehingga jelek rupanya, daun telinganya teriris putus, jari tangan atau kakinya putus dan sebagainya; lumpuh (verlamming) artinya tidak bisa menggerakkan anggota badannya; berobah pikiran lebih dari empat minggu; menggugurkan atau membunuh bakal anak kandung ibu. Dan menurut Jurisprudensi termasuk pula segala luka yang dalam kosa kata sehari-hari disebut luka, dalam hal ini tiap-tiap kejadian harus ditinjau sendiri oleh hakim dengan mendengarkan keterangan ahli (dokter) yang dalam prakteknya disebut visum et repertum; Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi yang mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya; Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang
Halaman 47 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu; Menimbang bahwa terhadap kesimpulan Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 atas nama Abdul Rahman Sukur yakni luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu, maka Majelis Hakim menghubungkannya dengan keterangan saksi Abdul Rahman Sukur dalam persidangan dimana setelah kejadian penembakan tersebut terjadi, saksi sebagai anggota Polri dievakuasi pulang ke Manokwari dan sampai sekarang saksi telah kembali bertugas di Manokwari; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat unsur ini tidaklah terpenuhi; Menimbang bahwa oleh karena unsur mengakibatkan luka berat tidak terpenuhi, maka dakwaan komulatif kedua primair yaitu pasal 170 ayat (2) ke-2 KUHP tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan komulatif kedua primair Penuntut Umum; Menimbang bahwa oleh karena dakwaan komulatif kedua primair tidak terbukti, selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan komulatif kedua subsidair yaitu pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang unsur-unsurnya sebagai berikut : 1. Unsur “Barangsiapa”. 2. Unsur “Dengan terang-terangan”. 3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang”. 4. Unsur “Mengakibatkan luka-luka”. Menimbang bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: Ad.1. Unsur “Barangsiapa”. Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal yang bersangkutan; Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum
Halaman 48 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur dalam pasal ini; Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah terpenuhi;
Ad.2. Unsur “Dengan terang-terangan”.
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “terang-terangan” berdasar pada Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia c.g. Putusan Mahkamah Agung tanggal 17 Maret 1976 Nomor : 10 K/Kr/1975 adalah sebagai berikut : “Openlijk” dalam naskah asli pasal 170 Wetboek van Strafrecht lebih tepat diterjemahkan “secara terang-terangan” istilah mana mempunyai arti yang berlainan dengan “openbaar” atau “dimuka umum” secara terang-terangan” berarti tidak secara bersembunyi jadi tidak perlu “di muka umum” cukup tidak diperdulikan apa ada kemungkinan orang lain dapat melihatnya; Menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas, dalam perkara ini sebagaimana diterangkan oleh saksi-saksi, bahwa tempat kejadian perkara bertempat di Jalan Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya dimana tempat tersebut adalah merupakan jalan umum, sehingga orang lain dapat dapat melihatnya dengan jelas; Menimbang bahwa dengan berdasarkan uraian diatas maka unsur ini telah terpenuhi;
Ad.3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang”; Menimbang bahwa yang dimaksud dengan tenaga bersama terhadap orang atau barang adalah mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani secara tidak sah seperti memukul, baik dengan tangan atau dengan alat/ senjata apapun, menendang, melemparkan sesuatu ataupun mendorong. Dan “secara bersama-sama” dimaksudkan bahwa perbuatan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dan pada diri tiap pelaku ada kehendak atau kesadaran
Halaman 49 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
bersama untuk melakukan kekerasan terhadap orang atau barang tersebut. Namun demikian tidaklah diisyaratkan bahwa masing-masing pelaku harus mempunyai peran yang sama besarnya; Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, rombongan ditembaki oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda serta Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya; Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu;
Halaman 50 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Menimbang bahwa berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dihubungkan dengan fakta persidangan, telah nyata perbuatan Terdakwa, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua Telenggen bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang yakni dengan cara melakukan penembakan yang mengakibatkan saksi Abdul Rahman Syukur mengalami luka tembak di paha sebelah kanan; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbang-pertimbangan tersebut, unsur ini telah terpenuhi;
Ad.4. Unsur “Mengakibatkan luka-luka”.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi yang mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda serta Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya; Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu
Halaman 51 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda telah mengakibatkan saksi Abdul Rahman Syukur menderita luka, dengan demikian unsur ini telah terpenuhi; Menimbang bahwa oleh karena semua unsur dalam dakwaan komulatif kedua subsidair yaitu pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana telah terpenuhi, maka Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana sebagaimana dakwaan komulatif kedua subsidair Penuntut Umum; Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dan mencermati nota pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, pada pokoknya terdapat beberapa materi pembelaan yaitu : 1. Latar belakang kehidupan Terdakwa yang adalah petani dan hidup di desa serta mempunyai istri dan anak; 2. Surat dakwaan yang berbentuk kombinasi bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg.No.133/K/Kr/1958 dan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg.No.606K/Pid/1984; 3. Penangkapan tidak berdasarkan KUHAP dan tindakan penyiksaan berat karena Terdakwa sengaja ditembak; 4. Keberatan terhadap keterangan saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen yang dibacakan di persidangan; 5. Unsur barang siapa yang tidak terbukti secara sah dan meyakinkan; 6. Unsur dengan sengaja yang tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi; 7. Unsur merampas nyawa orang lain tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi; 8. Unsur terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa; 9. Unsur jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa karena tidak ada yang melihat dan mengetahui secara langsung siapa pelaku penembakan terhadap korban; Menimbang bahwa terhadap materi keberatan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut: 1. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, dimana latar belakang kehidupan Terdakwa yang hidup di desa Gurage Kabupaten Puncak
Halaman 52 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Jaya Mulia dan adalah seorang petani, Majelis Hakim berpendapat hal tersebut tidak menjamin bahwa Terdakwa berkelakuan baik dan tidak melakukan tindak pidana yang merugikan orang lain, sebaliknya akibat adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan teman-temannya sehingga Terdakwa diajukan dipersidangan ini dan agar dibuktikan apakah Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan atau tidak dan berdasarkan uraian unsur pasal-pasal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat berdasarkan pertimbangan unsure-unsur diatas bahwa perbuatan yang didakwaan kepada Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinan, sehingga uraian Terdakwa mempunyai istri dan seorang anak, yang sekarang dinafkahi oleh istri Terdakwa sehingga amatlah berat, maka terhadap hal tersebut akan Majelis Hakim pertimbangkan dalam keadaan memberatkan dan meringankan dalam putusan ini. 2. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, dimana Surat dakwaan yang berbentuk kombinasi bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg.No.133/K/Kr/1958 dan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg.No.606K/Pid/1984, terhadap materi pembelaan ini Majelis Hakim berpendapat bahwa adalah menjadi kewenangan dari Penuntut Umum untuk menyusun surat dakwaan dan melakukan penuntutan terhadap siapapun yang didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam daerah hukumnya dengan melimpahkan perkara ke Pengadilan dan terhadap bentuk surat dakwaan menjadi kewenangan Penuntut Umum untuk menentukannya dengan mempertimbangkan bentuk atau jenis tindak pidana yang dilakukan dan terhadap surat dakwaan tersebut Terdakwa dan Penasihat Hukum diberi hak untuk mengajukan keberatan (pasal 156 KUHAP), sehingga materi pembelaan ini tidak pada agenda yang telah ditentukan yaitu agenda mengajukan keberatan/ eksepsi terhadap surat dakwaan, sebagaimana M Yahya Harahap, S.H dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan Persidangan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali pada Halaman 123 menyatakan “saat mengajukan eksepsi prinsipnya harus diajukan pada sidang pertama yakni sesaat atau setelah Penuntut Umum membaca surat dakwaan, apabila pengajuan dilakukan diluar tenggang yang ditentukan, eksepsi tidak perlu ditanggapi” sehingga tidak akan Majelis Hakim pertimbangkan lebih lanjut;
Halaman 53 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
3. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap materi keberatan bahwa penangkapan tidak berdasarkan KUHAP dan tindakan penyiksaan berat karena Terdakwa sengaja ditembak, terhadap materi pembelaan ini Majelis Hakim telah mempertimbangkan sebelumnya dalam uraian pertimbangan Putusan Sela Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab, sehingga tidak akan diuraikan dan dipertimbangkan lagi; 4. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap keterangan saksi yang dibacakan di persidangan, Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa berdasarkan Pasal 185 KUHAP menyatakan “keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan” dan pasal 162 ayat (1) KUHAP “jika saksi sesudah memberikan keterangan dalam penyidikan meninggal dunia atau karena halangan yang sah tidak dapat hadir disidang atau tidak dipanggil karena jauh tempat kediaman atau tempat tinggalnya atau karena sebab yang lain yang berhubungan dengan kepentingan Negara, maka keterangan yang telah diberikannya itu dibacakan dan ayat (2) “jika keterangan itu sebelumnya telah diberikan dibawah sumpah, maka keterangan itu disamakan nilainnya dengan keterangan saksi dibawah sumpah yang diucapkan di sidang”, sehingga ketika Majelis Hakim memeriksa dan meneliti berkas perkara Terdakwa, ditemukan fakta bahwa saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen pada saat memberikan keterangan kepada Penyidik tanggal 10 Maret Tahun 2013 dilakukan dibawah sumpah dan setiap lembar berita acara pemeriksaan saksi dan berita acara pengambilan sumpah diberi cap jempol oleh saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen dan berdasarkan salinan Putusan Pengadilan Negeri Manokwari Nomor 14/Pid.B/2019/PN Mnk Jo Putusan Pengadilan Negeri Jayapura Nomor 63/PID/2019/PT JAP, yang terlampir dalam berkas perkara menunjukan bahwa saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen sementara menjalani masa pidana sehingga berhalangan tetap untuk memberikan keterangan di persidangan, oleh sebab itu keterangan saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen yang berada dibawah sumpah dan dibacakan di persidangan memiliki kekuatan pembuktian yang sama nilainya dengan keterangan yang saksi lain berikan di persidangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 162 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP; 5. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa Unsur barang siapa yang tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, terhadap keberatan ini
Halaman 54 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Majelis Hakim telah uraikan dalam pertimbangan unsur barang siapa dalam seluruh pasal yang didakwakan kepada Terdakwa, sehingga tidak akan Majelis Hakim uraikan dan pertimbangkan lagi; 6. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa, Unsur dengan sengaja yang tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi, terhadap pembelaan tersebut telah Majelis Hakim uraikan dalam pertimbangan unsur ”Dengan sengaja merampas nyawa orang lain” dimana penguraian unsur tersebut merupakan rangkaian antara keterangan saksi-saksi yang bersesuaian satu dengan lainnya yang membuktikan Terdakwa juga terlibat aksi penembakan tersebut, yaitu keterangan saksi Abdul Rahmad Sukur yang mengatakan “Bahwa yang saksi tahu ciri-ciri pelaku yang pertama berambut panjang keriting warna hitam menggunakan baju warna hitam dan yang kedua berambut keriting warna hitam menggunakan baju warna abu-abu” dan keterangan Saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen yang mengatakan ”Oniara Wonda tidak menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki” dan juga disesuaikan dengan alat bukti lainnya diajukan di persidangan (pasal 185 ayat (6) KUHAP) telah membuktikan bahwa Terdakwa dengan sengaja melakukan aksi penembakan bersama Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, dan Yamdua Telenggen; 7. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa “Unsur merampas nyawa orang lain tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi, bahwa terhadap pembelaan ini Majelis Hakim telah uraikan dalam pertimbangan unsur “ Dengan sengaja merampas nyawa orang lain” dan juga telah diuraikan dalam pendapat Majelis Hakim terhadap pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa dalam angka 6 (enam) sehingga Majelis Hakim tidak akan menguraikan dan mempertimbangkan lagi pembelaan ini; 8. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa “Unsur terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa”, bahwa terhadap pembelaan ini Majelis Hakim telah mempertimbangkan baik dalam unsur “barang siapa” maupun “unsur terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang” sebagaimana tersebut diatas, sehingga
Halaman 55 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Terdakwa dapat dimintai pertanggungjawaban pidana bersama Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, dan Yamdua Telenggen atas penembakan yang telah dilakukan; 9. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa “Unsur jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa karena tidak ada yang melihat dan mengetahui secara langsung siapa pelaku penembakan terhadap korban” bahwa terhadap pembelaan ini Majelis Hakim telah mempertimbangkan baik dalam unsur “barang siapa”, unsur “Mengakibatkan luka-luka” dan juga penguraian kesesuaian antara keterangan saksi Abdul Rahmad Sukur dan saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen sebagaimana telah Majelis Hakim uraikan dalam tanggapan terhadap pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa angka 6 (enam) sehingga Terdakwa dapat dimintai pertanggungjawaban pidana; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas dengan demikian Majelis Hakim tidak sependapat dengan uraian pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa; Menimbang bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 338 Kitab undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab undang-undang Hukum Pidana dan Pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab undang-undang Hukum Pidana telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan komulatif kesatu subsidair dan dakwaan komulatif kedua subsidair; Menimbang bahwa dengan telah terpenuhinya semua unsur dari dakwaan dakwaan komulatif kesatu subsidair dan dakwaan komulatif kedua subsidair Penuntut Umum tersebut diatas, maka Terdakwa haruslah dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, oleh karena kesalahannya itu maka menurut hukum dan keadilan Terdakwa harus dijatuhi pidana; Menimbang bahwa selama pemeriksaan dipersidangan berlangsung ternyata Majelis Hakim tidak menemukan fakta atau keadaan yang menunjukkan adanya alasan pemaaf maupun pembenar pada diri Terdakwa yang sifatnya menghapus dan membebaskan pidana atas kesalahannya, maka atas kesalahannya itu Terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya;
Halaman 56 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf (f) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan keadaan-keadaan yang memberatkan dan yang meringankan pada diri Terdakwa: Keadaan yang memberatkan : Perbuatan Terdakwa mengakibatkan korban Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku meninggal dunia, serta korban Abdul Rahmad Sukur mengalami luka; Perbuatan Terdakwa sangat meresahkan masyarakat; Terdakwa tidak mengakui perbuatannya; Keadaan yang meringankan : Terdakwa belum pernah dihukum; Menimbang bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah maka masa penangkapan dan penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menimbang bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan; Menimbang bahwa terhadap barang bukti berupa: - 2 (dua) buah helm Polri warna hitam; - 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana. - Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan dibalut plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29 thn - peluru serpihan. - 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau. - 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik Bripda Yoga Alex Genuni.
Halaman 57 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga. - 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi. - 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; - 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; - (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil Durbiantoro Putra. - 2 (dua) butir proyektil. - 22 (dua puluh dua) selongsong. - 1 (satu) butir amunisi. yang masih diperlukan sebagai barang bukti dalam perkara lain, maka dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain; Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 222 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dan oleh karena Terdakwa telah dinyatakan terbukti bersalah dan akan dijatuhi pidana, maka kepada Terdakwa dibebani pula membayar biaya perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini; Menimbang bahwa pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa karena kesalahannya itu sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan ini dipandang telah setimpal dengan perbuatannya; Memperhatikan ketentuan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Pasal 170 ayat (2) ke -1 dan pasal-pasal dari Undang-undang No. 8 Tahun 1981
Halaman 58 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana serta peraturan hukum lainnya yang berhubungan dengan perkara ini; MENGADILI: 1. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda yang identitasnya sebagaimana tersebut diatas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Komulatif Kesatu Primair dan Dakwaan Komulatif Kedua Primair; 2. Membebaskan Terdakwa dari Dakwaan Komulatif Kesatu Primair dan Dakwaan Komulatif Kedua Primair Penuntut Umum; 3. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda yang identitasnya sebagaimana tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Turut Serta Melakukan Pembunuhan Dan Melakukan Kekerasan Terhadap Orang Yang Mengakibatkan Orang Luka” sebagaimana dalam Dakwaan Komulatif Kesatu Subsidair dan Dakwaan Komulatif Kedua Subsidair; 4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun; 5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 6. Menetapkan agar Terdakwa tetap ditahan; 7. Menetapkan barang bukti berupa: - 2 (dua) buah helm Polri warna hitam; - 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana. - Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan dibalut plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29 thn - peluru serpihan. - 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau. - 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik Briptu Hiskia Bonyadone.
Halaman 59 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
- 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia Bonyadone. - 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor milik Bripda Yoga Alex Genuni. - 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga. - 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi. - 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; - 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra; - (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra. - 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil Durbiantoro Putra. - 2 (dua) butir proyektil. - 22 (dua puluh dua) selongsong. - 1 (satu) butir amunisi. Dipergunakan untuk perkara lain; 8. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp5000,00 (lima ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Nabire pada Hari Selasa, tanggal 26 Januari 2021 oleh kami, Cita Savitri, S.H.,M.H sebagai Hakim Ketua, Ariandy, S.H dan Gerson
Halaman 60 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab
Hukubun, S.H masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Nabire Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab tanggal 14 Oktober 2020, putusan tersebut diucapkan pada hari dan tanggal itu juga dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim Anggota tersebut, Irwan, S.H.,M.H, Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, Toto Harmiko, S.H Jaksa Penuntut Umum serta Terdakwa yang didampingi Penasihat Hukumnya.
Hakim Anggota: Hakim Ketua,
Ariandy, S.H. Cita Savitri, S.H.,M.H.
Gerson Hukubun, S.H.
Panitera Pengganti,
Irwan, S.H.,M.H.
Halaman 61 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab