Anda di halaman 1dari 61

PUTUSAN

Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Negeri Nabire yang mengadili perkara pidana dengan acara


pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara Terdakwa:
Nama Lengkap : Oniara Wonda.
Tempat Lahir : Gurage.
Umur/Tanggal Lahir : 31 Tahun / 1 Juli 1989.
Jenis Kelamin : Laki-Laki.
Kebangsaan : Indonesia.
Tempat Tinggal : Jiginikime Kampung Jiginikime Kelurahan
Jiginikime Distrik Puncak Senyum
Kabupaten Puncak Jaya.
Agama : Kristen Gidi.
Pekerjaan : Petani.
Pendidikan : SMP.

Terdakwa ditahan dalam tahanan rumah tahanan negara, oleh:


1. Penangkapan sejak tanggal 31 Mei 2020;
2. Penyidik sejak tanggal 1 Juni 2020 sampai dengan tanggal 20 Juni 2020;
3. Pembantaran penahanan oleh Penyidik sejak tanggal 1 Juni 2020;
4. Pencabutan pembantaran penahanan oleh Penyidik sejak tanggal 5 Juni 2020;
5. Penahanan lanjutan oleh Penyidik sejak tanggal 5 Juni 2020 sampai dengan
tanggal 23 Juni 2020;
6. Perpanjangan penahanan oleh Penuntut Umum sejak tanggal 24 Juni 2020
sampai dengan tanggal 2 Agustus 2020;
7. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Negeri Jayapura
sejak tanggal 3 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 1 September 2020;
8. Perpanjangan penahanan kedua oleh Ketua Pengadilan Negeri Jayapura
sejak tanggal 2 September 2020 sampai dengan tanggal 1 Oktober 2020;
9. Penuntut Umum sejak tanggal 29 September 2020 sampai dengan tanggal 18
Oktober 2020;
10. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Nabire sejak tanggal 14 Oktober 2020
sampai dengan tanggal 12 November 2020;

Halaman 1 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


11. Perpanjangan penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Nabire sejak tanggal
13 November 2020 sampai dengan tanggal 11 Januari 2021;
12. Perpanjangan penahanan pertama oleh Ketua Pengadilan Tinggi Jayapura
sejak tanggal 12 Januari 2021 sampai dengan tanggal 10 Februari 2021;

Pengadilan Negeri tersebut;


Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Nabire Nomor 86/Pid.B/2020/PN
Jap tanggal 14 Oktober 2020 tentang penetapan penunjukan Majelis
Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 86/Pid.B/2020/PN Jap tanggal 14
Oktober 2020 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Menimbang bahwa dalam persidangan ini Terdakwa didampingi oleh
Penasihat Hukum Jean Janner Gultom, S.H.,M.H dan Titus Tabuni, S.H
Advokat/Penasihat Hukum dan Konsultan Hukum pada Kantor Jean Janner
Gultom, S.H.,M.H dan Titus Tabuni, S.H berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor: 01/Srt.KH/X/Pid.B/2020/KA.JJG tanggal 20 Oktober 2020;
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan Terdakwa dalam
persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut
Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melakukan, yang
menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
dengan sengaja merampas nyawa orang lain dan dengan terang-
terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan
terhadap orang yang mengakibatkan luka-luka” sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Kesatu Pasal 338 KUHP jo. Pasal 55 ayat (1) ke-
1 KUHP dan Kedua Pasal 170 ayat (2) ke 1 KUHP, sebagaimana dalam
Dakwaan Kesatu Subsider dan Kedua Subsider Jaksa Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Oniara Wonda dengan pidana
penjara selama 12 (dua belas) tahun, dikurangi selama Terdakwa
berada dalam tahanan, sementara dengan perintah tetap ditahan;
3. Menetapkan barang bukti berupa:
3.1 2 (dua) buah helm Polri warna hitam;
3.2 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana.

Halaman 2 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


3.3 Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan
dibalut plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd
R.Syukur/29 thn - peluru serpihan.
3.4 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau.
3.5 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro
Putra.
3.6 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra.
3.7 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
3.8 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna
putih milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
3.9 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone.
3.10 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik
Briptu Hiskia Bonyadone.
3.11 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia
Bonyadone.
3.12 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni.
3.13 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik
Bripda Yoga Alex Genuni.
3.14 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan
Pelopor milik Bripda Yoga Alex Genuni.
3.15 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga.
3.16 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi.
3.17 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
3.18 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
3.19 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik
Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra;
3.20 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra.
3.21 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
3.22 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
3.23 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
3.24 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah)
milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra;

Halaman 3 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


3.25 (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik
Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
3.26 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil
Durbiantoro Putra.
3.27 2 (dua) butir proyektil.
3.28 22 (dua puluh dua) selongsong.
3.29 1 (satu) butir amunisi.
Dipergunakan untuk perkara lain;
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar
Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).
Menimbang bahwa terhadap tuntutan Penuntut Umum tersebut Terdakwa
melalui Penasihat Hukumnya telah mengajukan pembelaan secara tertulis yang pada
pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda menurut hukum tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
yang didakwakan kepadanya dalam seluruh surat dakwaan;
2. Membebaskan Terdakwa Oniara Wonda dari dakwaan tersebut
(vrijspraak) sesuai dengan ketentuan Pasal 191 Ayat (1) KUHAP;
3. Atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa Oniara Wonda dari semua
tuntutan hukum (onstlag van alle rechtsvervolging) sesuai dengan
ketentuan Pasal 191 Ayat (2) KUHAP;
4. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda bebas demi hukum dan segera
dikeluarkan dari tahanan;
5. Mengembalikan kemampuan, nama baik, harkat dan martabat
Terdakwa Oniara Wonda dalam kedudukan semula;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Atau bilamana Majelis Hakim yang mulia berpendapat lain mohon putusan yang
seadil-adilnya menurut hukum (ex aequo et bono).
Menimbang bahwa terhadap pembelaan dari Terdakwa tersebut, Penuntut
Umum menanggapi secara lisan menyatakan tetap pada tuntutannya, sedangkan
Terdakwa tetap pada pembelaannya;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum
didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:

DAKWAAN
Kesatu
Primair

Halaman 4 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap),
Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo
Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung
Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Nabire, melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan
perbuatan, dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas
nyawa orang lain yaitu Korban Bripda Perianto Moh Kaluku dan Bripda Eko
Afriansyah, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan
hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri
Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia,
kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang
lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen
alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan
Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng,
menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki
bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo
Telenggen ambil posisi di Kali Semen, tidak lama kemudian mobil
Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua)
mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan
makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni
Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi
Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang
mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh
Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian
Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan
dan Saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian
depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil
melewati Kali Semen, dan pada saat ke dua mobil tersebut lewat posisi
Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras
panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2
(dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang

Halaman 5 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala
sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan
tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. setelah itu
selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri
Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri
sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota
Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang
dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah
kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser
Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung
belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad
Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan
tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul
Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur
langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil
berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi
munuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan
penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia
bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen;
- Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011
tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas
nama Eko Afriansah dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat
seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek,
luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan
senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang
mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan
kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak
jaringan otak dalam.
- Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011
tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas
nama Perianto Muh Kaluku dengan kesimpulan pemeriksaan mayat
seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka terbuka,
luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang
klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah
kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan

Halaman 6 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


mengenai pembuluh darah besar di leher sehingga menyebabkan
kehilangan darah dalam jumlah besar.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 Ayat (1)
ke- 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana;
Subsidair
Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap),
Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo
Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung
Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Nabire, melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan
perbuatan dengan sengaja merampas nyawa orang lain, yaitu Korban Bripda
Perianto Moh Kaluku dan Bripda Eko Afriansyah, perbuatan Terdakwa dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
- Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan
hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri
Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia,
kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang
lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen
alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan
Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng,
menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki
bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo
Telenggen ambil posisi di Kali Semen, tidak lama kemudian mobil
Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua)
mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan
makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni
Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi
Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang
mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh
Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian
Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan

Halaman 7 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


dan saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian
depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil
melewati Kali Semen, dan pada saat kedua mobil tersebut lewat posisi
Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras
panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2
(dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang
mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala
sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan
tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. setelah itu
selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri
Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri
sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota
Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang
dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah
kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser
Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung
belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad
Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan
tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul
Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur
langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil
berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi
munuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan
penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia
bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen;
- Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011
tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas
nama Eko Afriansah dengan kesimpulan pada pemeriksaan mayat
seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek,
luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan
senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang
mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan
kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak
jaringan otak dalam.
- Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011
tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia

Halaman 8 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas
nama Perianto Muh Kaluku dengan kesimpulan pada pemeriksaan
mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka
terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah
tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian
adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan
kemungkinan mengenai pembuluh darah besar dileher sehingga
menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1)
ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana;
Dan
Kedua
Primair
Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap),
Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo
Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung
Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Nabire, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan
kekerasan terhadap orang yaitu saksi Abdul Rahmad Sukur, jika kekerasan
mengakibatkan luka berat, perbuatan Terdakwa dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
- Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan
hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri
Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia,
kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang
lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen
alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan
Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng,
menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki
bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo
Telenggen ambil posisi di Kali Semen, tidak lama kemudian mobil

Halaman 9 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua)
mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan
makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni
Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi
Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang
mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh
Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian
Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan
dan saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian
depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil
melewati Kali Semen, dan pada saat kedua mobil tersebut lewat posisi
Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras
panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2
(dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang
mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala
sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan
tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. setelah itu
selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri
Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri
sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota
Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang
dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah
kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser
Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung
belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad
Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan
tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul
Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur
langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil
berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi
menuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan
penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia
bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen;
- Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1. 131/RSUD/MLA/2011
tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan jenazah atas
nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa

Halaman 10 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan
ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian
depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah
menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan/pencaharian untuk sementara waktu.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 170 ayat (2) ke 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana;
Subsidair
Bahwa Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah berkekuatan hukum tetap),
Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri Telenggen, Libo
Telenggen, Yamdua Telenggen, Wakanyo Wenda (belum tertangkap), pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2011 sekitar jam 15.00 Wit, atau setidak-tidaknya
pada suatu waktu dalam bulan Maret 2020 bertempat di Kali Semen Kampung
Wandegobak Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya atau setidak-tidaknya pada
suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Nabire, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan
kekerasan terhadap orang yaitu saksi Abdul Rahmad Sukur, jika kekerasan
yang digunakan mengakibatkan luka-luka, perbuatan Terdakwa dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
- Pada awalnya Terdakwa Oniara Wonda bersama-sama dengan Yogor
Telenggen alias Kartu Kuning Telenggen (sudah mempunyai kukuatan
hukum tetap), Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Heri Telenggen, Jeri
Telenggen, dan Libo Telenggen dari arah Gurage menuju ke Mulia,
kemudian kami berhenti di Puncak Senyum untuk memantau mobil yang
lewat, kemudian Rambo Wonda, Yamdua Telenggen, Yogor Telenggen
alias Kartu Kuning Telenggen berada di Puncak Senyum, sedangkan
Terdakwa Oniara Wonda yang saat itu menggunakan baju loreng,
menggunakan celana pendek dan tidak menggunakan alas kaki
bersama-sama dengan Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo
Telenggen ambil posisi dikali semen, tidak lama kemudian mobil
Anggota Satgas 1 Gegana Mabes Polri dengan menggunakan 2 (dua)
mobil tiba di Pospol Tingginambut dengan maksud membawa bahan
makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni
Steven yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia, dengan posisi saksi
Abdul Rahmad Sukur dalam keadaan duduk di bak bagian belakang
mobil sebelah kanan bersama-sama dengan Bripda Perianto Muh

Halaman 11 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Kaluku yang duduk di bak bagian belakang sebelah kiri mobil, kemudian
Bripda Eko Afriansah duduk di bak belakang sebelah kiri bagian depan
dan Saksi Agus Saputra duduk di bak belakang sebelah kanan bagian
depan disekitar Kali Semen Kampung Wandigobag, 2 (dua) mobil
melewati Kali Semen, dan pada saat kedua mobil tersebut lewat posisi
Terdakwa sambil berdiri dengan menggunakan senjata api laras
panjang jenis AK-47 langsung melakukan penembakan sebanyak 2
(dua) kali dan mengenai salah satu mobil yaitu mobil Strada, yang
mengenai Korban Bripda Eko Afriansyah pada bagian kepala
sedangkan Bripda Perianto Muh Kaluku terkena juga tembakan dan
tersandar di punggung belakang saksi Abdul Rahmad Sukur. Setelah itu
selanjutnya disusul dengan tembakan berturut-turut oleh Heri
Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen pada saat itu berdiri
sambil melakukan penembakan terhadap salah satu mobil anggota
Satgas 1 Gegana Mabes Polri, sehingga salah satu dari tembakan yang
dilepaskan mengenai pangkal paha saksi Abdul Rahmad Sukur sebelah
kanan, kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur langsung menggeser
Bripda Perianto Muh Kaluku yang awalnya bersandar di punggung
belakang saksi Abdul Rahmad Sukur kemudian saksi Abdul Rahmad
Sukur memutarkan badan saksi kearah gunung dan melakukan
tembakan balasan kearah gunung, namun setelah itu saksi Abdul
Rahmad Sukur merasakan pusing sehingga saksi Abdul Rahmad Sukur
langsung berbaring disamping Bripda Perianto Muh Kaluku sambil
berteriak “maju-maju saya kena”, kemudian langsung di evakuasi
munuju ke rumah sakit Mulia. Setelah Terdakwa melakukan
penembakan, Terdakwa langsung lari menuju ke arah Kampung Pilia
bersama-sama Heri Telenggen, Jeri Telenggen, dan Libo Telenggen;
- Berdasarkan Visum et Repertum Nomor: 445/1. 131/RSUD/MLA/2011
tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan Jenazah atas
nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa
seorang laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan
ditemukan luka terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian
depan yang diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah
menimbulkan penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan
jabatan/pencaharian untuk sementara waktu.

Halaman 12 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 170 ayat (2) ke 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana;
Menimbang bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Terdakwa dan
Penasihat Hukumnya menyatakan telah mengerti dan mengajukan keberatan/eksepsi
yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menerima eksepsi/nota keberatan Penasihat Hukum Terdakwa seluruhnya;
2. Menyatakan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Nomor Reg Perkara:
PDM-38/NBR/Eoh.2/10/2020 tersebut batal demi hukum atau setidak-
tidaknya tidak dapat diterima;
3. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda bebas dari segala dakwaan Jaksa
Penuntut Umum;
4. Menyatakan perkara aquo tidak diperiksa lebih lanjut;
5. Memulihkan nama baik Terdakwa Oniara Wonda pada keadaan semula;
6. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Menimbang bahwa terhadap keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa
tersebut, Penuntut Umum memberikan pendapat yang pada pokoknya sebagai
berikut:
1. Menyatakan menerima pendapat Penuntut Umum terhadap keberatan
Penasihat Hukum Terdakwa;
2. Menyatakan menolak secara keseluruhan terhadap keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa karena tidak mencakup ruang lingkup keberatan
sebagaimana dimaksud pasal 156 ayat (1) KUHAP dan telah menyangkut
materi pokok perkara;
3. Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum Nomor:
PDM-38/NBR/EOH.2/10/2020, atas nama Terdakwa Oniara Wonda yang
telah kami bacakan didepan persidangan mempunyai dasar hukum yang sah
dan telah disusun secara cermat, jelas dan lengkap sesuai pasal 143 ayat (2)
KUHAP;
4. Menyatakan pemeriksaan pokok perkara atas nama Terdakwa Oniara
Wonda tetap dilanjutkan;
Menimbang bahwa atas keberatan Penasihat Hukum Terdakwa atas
dakwaan Penuntut Umum dan pendapat Penuntut Umum atas keberatan Penasihat
Hukum Terdakwa, Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sela pada tanggal 17
November 2020 yang amarnya sebagai berikut:
M E N G A D I L I:
1. Menyatakan keberatan Terdakwa melalui Penasihat Hukum Terdakwa
tidak dapat diterima;

Halaman 13 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk melanjutkan pemeriksaan
perkara Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab atas nama Oniara Wonda;
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;
Menimbang bahwa selanjutnya untuk membuktikan dakwaannya tersebut
diatas, Penuntut Umum telah menghadirkan saksi-saksi yang masing-masing
memberikan keterangan didepan persidangan sebagai berikut :
1. Saksi Abdul Rahmad Sukur, dibawah sumpah, menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi mengerti diperiksa dipersidangan ini sehubungan
dengan masalah penembakan yang terjadi di Puncak Jaya;
- Bahwa saksi pernah diperiksa serta memberikan keterangan di
penyidik;
- Bahwa benar keterangan yang saksi berikan sebagaimana termuat
dalam Berita Acara Pemeriksaan dihadapan Penyidik;
- Bahwa penembakan tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 03
Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen
Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya;
- Bahwa pada tahun 2011 saksi bertugas di puncak jaya sebagai
dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud
membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda
Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke
mulia, kemudian saksi pun ikut dengan bersama rombongan dari
arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, namun dalam
perjalanan tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag kami
ditembaki dari arah gunung sebelah kiri mobil yang mengakibatkan
saksi dan 2 (dua) rekan saksi yaitu Bripda Eko Afriansyah dan
Bripda Perianto Muh Kaluku terkena tembakan;
- Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi posisi saksi duduk
di bak bagian belakang mobil dengan Bripda Eko Afriansyah,
Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra;
- Bahwa Bripda Eko Afriansyah terkena di bagian leher, Bripda
Perianto Muh Kaluku terkena bagian kepala sehingga korban
meninggal di tempat sedangkan saksi terkena pada bagian
pangkal paha sebelah kanan;
- Bahwa pelaku melakukan tembakan pada arah gunung sebelah
kiri dan sebelah kanan mobil;

Halaman 14 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- Bahwa jarak saksi dan pelaku penembakan sekitar 15 (lima belas)
meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter;
- Bahwa yang saksi lihat ada sekitar 2 (dua) orang yang melakukan
penembakan dari atas gunung;
- Bahwa saksi tidak mengenal pelaku yang melakukan penembakan
tersebut;
- Bahwa yang saksi tahu ciri-ciri pelaku yang pertama berambut
panjang keriting warna hitam menggunakan baju warna hitam dan
yang kedua berambut keriting warna hitam menggunakan baju
warna abu-abu;
- Bahwa saksi tidak mengetahui jenis senjata apa yang digunakan
pelaku pada saat itu, namun menurut saksi para pelaku
menggunakan senjata laras panjang;
- Bahwa pada saat pemeriksaan di Penyidik, saksi pernah
diperlihatkan foto Terdakwa, tapi saksi tidak tahu apakah
Terdakwa adalah pelakunya atau tidak karena pada saat itu saksi
hanya melihat pelaku hanya sebatas bahu saja kerena terhalang
oleh semak belukar;
- Bahwa setelah saksi dan rekan saksi terkena tembakan, rekan-
rekan yang lain melakukan perlawanan dengan membalas
tembakan pelaku;
- Bahwa setelah terjadi tembak menembak saksi dan 2 (dua) rekan
saksi yang meninggal dunia di evakuasi di RSUD Puncak Jaya;
- Bahwa saksi tidak tahu maksud dan tujuan pelaku melakukan
penembakan tersebut, tapi menurut saksi pelaku melakukan
penembakan untuk membunuh dan merampas senjata yang kami
miliki;
- Bahwa saksi mulai bertugas di Puncak Jaya pada tahun 2011;
- Bahwa saksi bertugas di Puncak Jaya selama 4 (empat) bulan,
karena ada kejadian penembakan sehingga saksi dievakuasi
pulang ke Manokwari dan sampai sekarang saksi bertugas di
Manokwari;
- Bahwa keadaan cuaca pada saat penembakan tersebut terjadi
cerah;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah pelaku tersebut adalah Terdakwa
Oniara Wonda, karena saksi melihat hanya sebatas bahu saja;

Halaman 15 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa
memberikan pendapat tidak mengetahui tentang kejadian tersebut;
2. Saksi Rahmat Hasanuddin, dibawah Sumpah, menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi mengerti diperiksa sehubungan dengan masalah
penembakan yang terjadi di Puncak Jaya;
- Bahwa saksi pernah diperiksa serta memberikan keterangan di
penyidik;
- Bahwa benar, keterangan yang saksi berikan sebagaimana
termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan dihadapan Penyidik;
- Bahwa penembakan tersebut terjadi pada hari Sabtu tanggal 03
Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen
Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya;
- Bahwa pada tahun 2011 saksi bertugas di Puncak Jaya sebagai
dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud
membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda
Febian dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke
mulia, kemudian saksi pun ikut dengan bersama rombongan dari
arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, namun dalam
perjalanan tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag kami
ditembaki dari arah gunung sebelah kiri mobil yang mengakibatkan
saksi dan 2 (dua) rekan saksi yaitu Bripda Eko Afriansyah dan
Bripda Perianto Muh Kaluku terkena tembakan;
- Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi posisi saksi berada
dalam mobil bagian depan;
- Bahwa Bripda Eko Afriansyah terkena di bagian leher, Bripda
Perianto Muh Kaluku terkena bagian kepala sehingga korban
meninggal ditempat sedangkan saksi terkena pada bagian pangkal
paha sebelah kanan;
- Bahwa pelaku melakukan tembakan pada arah gunung sebelah
kiri dan sebelah kanan mobil;
- Bahwa jarak saksi dan pelaku penembakan sekitar 10 (sepuluh)
meter sampai dengan 15 (lima belas) meter;
- Bahwa saksi tidak tahu ada berapa orang yang melakukan
penembakan, tetapi ada 6 (enam) tembakan diarahkan ke mobil
korban;

Halaman 16 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- Bahwa ada 2 (dua) mobil yang berangkat pada saat penembakan
tersebut, mobil yang berada didepan berjumlah 9 (sembilan) orang
adalah mobil yang saksi tumpangi dan mobil yang berada di
belakang berjumlah 7 (tujuh) orang adalah mobil yang korban
tumpangi;
- Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi dilakukan
penembakan balasan oleh rekan-rekan saksi;
- Bahwa saksi tidak sempat melihat pelaku yang melakukan
penembakan tersebut;
- Bahwa dari suara tembakan yang saksi tahu, pelaku
menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47;
- Bahwa pada saat pemeriksaan di penyidik, saksi pernah
diperlihatkan foto Terdakwa, tapi saksi tidak tahu apakah
Terdakwa adalah pelakunya atau tidak karena pada saat itu saksi
tidak sempat melihat pelaku penembakan;
- Bahwa saksi tidak tahu maksud dan tujuan pelaku melakukan
penembakan tersebut, tapi menurut saksi pelaku melakukan
penembakan untuk membunuh dan merampas senjata yang kami
miliki;
- Bahwa saksi mulai bertugas di Puncak Jaya pada tahun 2006-
2013;
- Bahwa selama saksi bertugas di Puncak Jaya ada banyak
kejadian penembakan yang terjadi;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah ada keterlibatan Terdakwa dalam
penembakan yang terjadi di Puncak Jaya;
- Bahwa keadaan cuaca pada saat penembakan tersebut terjadi
cerah;
- Bahwa saksi tidak tahu darimana para pelaku mendapatkan
senjata tersebut, bisa jadi pelaku mendapatkan senjata dari
penyerangan-penyerangan anggota sebelum kejadian
penembakan ini;
Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa
memberikan pendapat tidak mengetahui tentang kejadian tersebut;
3. Saksi Ode Irjan Tehuayo, dibawah Sumpah, menerangkan pada pokoknya
sebagai berikut:
- Bahwa saksi mengerti diperiksa sehubungan dengan masalah
penembakan yang terjadi di Puncak Jaya;

Halaman 17 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- Bahwa saksi pernah diperiksa serta memberikan keterangan di
penyidik;
- Bahwa benar, keterangan yang saksi berikan sebagaimana
termuat dalam Berita Aca Pemeriksaan dihadapan Penyidik;
- Bahwa saksi dan rekan-rekan melakukan penangkapan terhadap
Terdakwa pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2020 sekitar pukul
19.00 Wit di salah satu honai masyarakat tepatnya di Kampung
Igimbut Distrik Pagaleme Kabupaten Puncak Jaya;
- Bahwa saksi melakukan penyelidikan dan pengintaian terhadap
Terdakwa kurang lebih 1 (satu) bulan, ketika saksi mendengar
Terdakwa berada di Mulia, saksi dan rekan langsung melakukan
penangkapan terhadap Terdakwa;
- Bahwa pada saat dilakukan penangkapan terhadap Terdakwa
saksi dan rekan dilengkapi surat penangkapan;
- Bahwa saksi sudah lupa ada berapa orang yang melakukan
penangkapan pada saat itu, yang jelas lebih dari 1 (satu) orang;
- Bahwa awalnya pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa tidak
melakukan perlawanan namun saat kami membawanya
menjemput rekan saksi di Wandenggobak dan hendak
memindahkan dari bak belakang mobil kedalam mobil, Terdakwa
meronta dan hendak melarikan diri sehingga rekan saksi
melepaskan tembakan peringatan sebanyak 1 (satu) kali ke udara
namun Terdakwa tetap melawan sehingga rekan saksi
melumpuhkan Terdakwa dengan tindakan tegas terukur berupa
menembak kaki Terdakwa yang mengenai pada bagian kaki
sebelah kanan dari Terdakwa;
- Bahwa barang bukti yang ditemukan pada saat penangkapan
Terdakwa adalah handphone dan tas;
- Bahwa Terdakwa ditangkap dan kaki Terdakwa terluka akibat
tertembak kemudian Terdakwa dibawa di RSUD Mulia untuk
mendapat perawatan;
- Bahwa saksi menjadi anggota polisi pada tahun 2013;
- Bahwa awalnya saksi tidak mengetahui kejadian penembakan
tersebut, namun setelah saksi ditugaskan dalam satuan tugas
khusus ops Nemangkawi tahun 2020 yang bertugas
melaksanakan penyidikan dan pemulihan keamanan di wilayah
Puncak Jaya barulah saksi mengetahui pada hari Sabtu tanggal 03

Halaman 18 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali Semen
Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya
terjadi penembakan yang mengakibatkan 2 (dua) anggota polisi
meninggal dunia;
- Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut dari Polres Puncak
Jaya dan saksi mengetahui bahwa Terdakwa Oniara Wonda
adalah DPO dari penembakan tahun 2011 tersebut;
- Bahwa saksi tidak tahu apakah benar Terdakwa Oniara Wonda
adalah pelaku penembakan tahun 2011 tersebut karena saksi
hanya mendapat informasi dari Polres Puncak Jaya dan Terdakwa
Oniara Wonda adalah DPO;
- Bahwa saksi pernah diperlihatkan foto dari Terdakwa Oniara
Wonda;
- Bahwa orang yang sekarang yang menjadi Terdakwa dan foto
yang pernah diperlihatkan kepada saksi adalah orang yang sama;
- Bahwa saksi pernah ketemu langsung dengan Terdakwa pada
saat penangkapan;
- Bahwa para pelaku penembakan mendapatkan senjata dari
perampasan dan penyerangan anggota Polisi dan anggota TNI;
- Bahwa tujuan pelaku penembakan pada saat itu untuk merampas
senjata milik anggota Polisi;
- Bahwa setelah saksi menangkap Terdakwa, kemudian saksi
menjemput rekan terlebih dahulu di Wandenggobak kemudian
membawa Terdakwa ke Polres Puncak Jaya;
- Bahwa tidak ada pemukulan yang dilakukan oleh saksi dan rekan
pada saat Terdakwa di bawa ke Polres Puncak Jaya;
- Bahwa pada saat itu dilakukan penembakan kepada Terdakwa
karena Terdakwa melakukan perlawanan dan mencoba melarikan
diri;
Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa
memberikan pendapat tidak mengetahui tentang kejadian tersebut;
Menimbang bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum telah memanggil
saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen secara patut akan tetapi tidak
hadir karena berada di tahanan karena menjalani pidana, oleh karena
keterangan saksi tersebut telah diberikan dibawah sumpah sebagaimana berita
acara sumpah yang terlampir dalam berkas perkara, maka meskipun Terdakwa

Halaman 19 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


berkeberatan, keterangan saksi tersebut tetap dibacakan yang pada pokoknya
memberikan keterangan sebagai berikut:
4. Saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, menerangkan pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa saksi bergabung menjadi anggota Kelompok Organisasi
Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya sejak tahun
2011 sampai dilakukannya pemeriksaan (bulan Maret 2013),
Pemimpin Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kab.
Puncak Jaya adalah Purom Wenda sebagai Panglima dan Rambo
Wenda sebagai Wakil Panglima;
- Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi papua
Merdeka di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya Pimpinan Purom
Wenda dan Rambo Wenda adalah berjuang untuk meminta
merdeka dan mengacaukan keamanan wilayah kota Mulia
Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag;
- Bahwa dalam kelompok Organisasi Papua Merdeka di wilayah
Kabupaten Puncak Jaya saksi bertugas sebagai anggota yang
melaksanakan semua apa yang diperintahkan oleh pimpinan
Purom Wenda dan Rambo Wenda, sedangkan jabatan saksi
adalah anak buah langsung dari Rambo Wenda;
- Bahwa saksi melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil
patroli Polisi (Brimob Mabes) di Wandegobak pada tanggal 03
Desember 2011 tersebut bersama-sama dengan Rambo Wenda,
Wakanyo Wenda, Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda, senjata
yang digunakan pada saat itu adalah senjata api laras panjang
sebanyak 3 (tiga) buah yaitu 1 (satu) pucuk senjata api laras
panjang AK-47 dan 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang SS-1;
- Bahwa Atribut yang digunakan oleh saksi dan rekan-rekan pada
saat tanggal 03 Desember 2011 yaitu:
a. Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda tidak menggunakan
atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna abu-
abu dan celana pendek warna hitam serta tidak
menggunakan alas kaki;
b. Oniara Wonda tidak menggunakan atribut dikepala, hanya
menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna
hitam dan tidak menggunakan alas kaki;

Halaman 20 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


c. Yamdua Telenggen tidak menggunakan atribut dikepala,
hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek
warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki;
d. Wakanyo Wenda tidak menggunakan atribut dikepala, hanya
menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek warna
hitam dan tidak menggunakan alas kaki;
e. Saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen tidak
menggunakan atribut dikepala, hanya menggunakan baju
kaos warna hitam, celana pendek warna merah dan tidak
menggunakan alas kaki;
- Bahwa dalam peristiwa penembakan tanggal 03 Desember 2011
para pelaku berperang sebagai berikut :
a. Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda melakukan
penembakan dengan menggunakan senjata api laras
panjang jenis AK-47;
b. Wakanyo Wenda melakukan penembakan dengan
menggunakan senjata api laras panjang jenis SS-1;
c. Saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen melakukan
penembakan dengan menggunakan senjata api laras
panjang jenis SS-1
d. Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda bertugas membawa
amunisi yang disimpan di dalam saku celana dan saku jaket
masing-masing;
- Bahwa setelah melakukan penembakan, saksi dan rekan-rekan
kembali ke kampung Pilia selanjutnya menyerahkan kembali
senjata beserta amunisi kepada Rambo Wenda alias Inggranggo
Wenda, kemudian Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda
menyembunyikan senjata dan amunisi tersebut di dalam
rumahnya;
- Saksi tidak mengetahui maksud dan tujuan dari penembakan
terhadap 2 (dua) unit mobil patroli polisi di Wandegobag pada
tanggal 03 Desember 2011 tersebut karena saksi hanya disuruh
oleh Rambo Wenda Alias Inggranggo Wenda selaku pimpinan
saat itu;
Menimbang bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, Terdakwa
memberikan pendapat tidak mengenal Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggen;

Halaman 21 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Menimbang bahwa Terdakwa dipersidangan juga memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa pernah diperiksa serta memberikan keterangan di
penyidik;
- Bahwa Keterangan yang Terdakwa berikan di berita acara pemeriksaan
(BAP) penyidik tidak benar;
- Bahwa Terdakwa pernah menandatangani isi berita acara
permeriksaan, tetapi tidak mengakui isi berita acara pemeriksaan
tersebut karena pada saat itu ada tekanan dari penyidik sehingga
Terdakwa terpaksa mengakuinya;
- Bahwa Terdakwa tidak tahu ada kejadian apa sehingga Terdakwa
diperiksa di Kepolisian dan menjadi Terdakwa di persidangan ini;
- Bahwa Terdakwa ditangkap pada bulan Mei tahun 2020 di Kampung
Igimbut Distrik Pagaleme Kabupaten Puncak Jaya di Honai Fandem
Telenggeng dimana tiba-tiba aparat gabungan masuk kedalam honai
dan melakukan penangkapan terhadap Terdakwa;
- Bahwa pada saat penangkapan terjadi Terdakwa sedang minum kopi
bersama Fandem Telenggeng, istri Fandem Telenggeng, istri Terdakwa
serta anak-anak dan orang tua Terdakwa dan Fandem Telenggeng;
- Bahwa pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa tidak pernah
memegang senjata api;
- Bahwa Terdakwa tidak tahu ada berapa orang anggota Polisi yang
melakukan penangkapan pada saat itu, tetapi ada banyak anggota
Polisi pada saat penangkapan Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa tidak mengenal Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggeng;
- Bahwa Terdakwa tidak mengenal Heri Telenggeng;
- Bahwa Terdakwa tidak mengenal Jeri Telenggeng;
- Bahwa Terdakwa tidak mengenal Libo Telenggeng;
- Bahwa Terdakwa lupa pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011
berada dimana;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah memegang senjata api tetapi pernah
melihat senjata api;
- Bahwa Terdakwa tidak mempunyai baju kaos loreng;
- Bahwa Terdakwa mengenal Rambo Wonda, karena Rambo Wonda
adalah saudara kandung Terdakwa;

Halaman 22 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- Bahwa setahu Terdakwa, Rambo Wonda sehari-harinya bekerja
sebagai petani;
- Bahwa Rambo Wonda sekarang berada di Lembaga Pemasyarakatan
menjalani hukuman;
- Bahwa Terdakwa tidak tahu ada perkara apa sehingga Rambo Wonda
berada di Lembaga Pemasyarakatan;
- Bahwa Terdakwa tinggal di Kampung Jiginikime Kabupaten Puncak
Jaya;
- Bahwa Kampung Jiginikime dengan Kampung Wandigobag berdekatan,
jika dilalui dengan menggunakan kendaraan bermotor membutuhkan
waktu kurang lebih sekitar 20 (dua puluh) menit;
- Bahwa Terdakwa tahu adanya kelompok Organisasi Papua Merdeka
(OPM), tetapi Terdakwa tidak pernah ikut atau bergabung dengan
kelompok tersebut;
- Bahwa Terdakwa tidak pernah mendengar kelompok Organisasi Papua
Merdeka (OPM) melakukan perampasan senjata api milik Aparat di
Kabupaten Puncak Jaya;
- Bahwa pada saat diperlihatkan foto-foto anggota Organisasi Papua
Merdeka (OPM) oleh Penyidik, Terdakwa tidak mengenal orang di foto
tersebut;
- Bahwa Terdakwa tidak mengetahui kejadian penembakan anggota
kepolisian di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia
Kabupaten Puncak Jaya;
- Bahwa pada saat Terdakwa ditangkap, yang dibawa langsung ke Polres
Puncak Jaya adalah Fandem Telenggeng yang berada di mobil pertama
sedangkan Terdakwa berada di mobil Triton tidak dibawa langsung ke
Polres Puncak Jaya tetapi Terdakwa dibawa keliling-keliling Puncak
Jaya, kemudian Terdakwa diintorgasi dan dipukuli serta disuruh
mengaku sebagai pelaku penembakan tetapi Terdakwa tidak
mengakuinya, karena Terdakwa tidak mengakui tuduhan tersebut
kemudian anggota polisi mengelilingi Terdakwa dan menembak kaki
Terdakwa;
- Bahwa pada saat Terdakwa ditembak Terdakwa dibawa ke RSUD
Puncak Jaya tetapi selama 1 (satu) hari Terdakwa di RSUD Puncak
Jaya Terdakwa tidak mendapat pengobatan, kemudian esok harinya
Terdakwa dibawa ke Jayapura di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara

Halaman 23 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


selama 4 (empat) hari, setelah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara
kemudian Terdakwa di bawa ke Polda Jayapura untuk diperiksa;
- Bahwa setelah sampai di Polda Jayapura Terdakwa langsung diperiksa
dan diintrogasi oleh penyidik, pada saat pemeriksaan pertama
Terdakwa tidak didampingi Penasihat Hukum, Terdakwa didampingi
Penasihat Hukum setelah pemeriksaan selanjutnya;
- Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa tidak menandatangani berita acara
pemeriksaan karena Penasihat Hukum Terdakwa pada saat itu
keberatan karena berita acara pemeriksaan penyidik sudah dibuat
terlebih dahulu sebelum Terdakwa didampingi Penasihat Hukum;
- Bahwa dalam berita acara pemeriksaan penyidik bukan keterangan
Terdakwa karena penyidik sendiri yang merekayasa berita acara
pemeriksaan tersebut karena Terdakwa tidak tahu menahu kejadian
penembakan di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia
Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2011;
- Bahwa Keterangan saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggeng
yang dibacakan Penuntut Umum tersebut tidak benar karena Terdakwa
tidak mengenal Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggeng;
Menimbang bahwa dalam perkara ini Penuntut Umum mengajukan barang
bukti berupa:
- 2 (dua) buah helm Polri warna hitam;
- 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana.
- Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan dibalut
plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29 thn - peluru
serpihan.
- 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau.
- 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih milik
Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik Briptu
Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni.

Halaman 24 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik Bripda
Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor milik
Bripda Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga.
- 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi.
- 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra;
- 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli Durbiantoro
Putra.
- 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra;
- (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil Durbiantoro
Putra.
- 2 (dua) butir proyektil.
- 22 (dua puluh dua) selongsong.
- 1 (satu) butir amunisi.
Menimbang bahwa terhadap barang-barang bukti tersebut diatas telah
dilakukan penyitaan secara sah menurut hukum, sehingga barang-barang bukti
tersebut dapat digunakan dalam proses pembuktian perkara ini;
Menimbang bahwa dalam persidangan telah pula dibacakan bukti surat
berupa:
- Visum et Repertum Nomor: 445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3
Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan atas nama
Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang laki-
laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka

Halaman 25 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang
diakibatkan oleh kekerasan senjata api, luka tersebut telah
menimbulkan penyakit/ halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan/
pencaharian untuk sementara waktu;
- Visum et Repertum Nomor: 445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3
Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan Jenazah atas
nama Eko Afriansah dengan kesimpulan Pada pemeriksaan Mayat
seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan luka robek,
luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat kekerasan
senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang
mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan
kemungkinan menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak
jaringan otak dalam;
- Visum et Repertum Nomor: 445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3
Desember 2011 yang dibuat oleh dr. Tiara pada RSUD Mulia
Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan Jenazah atas
nama Perianto Muh Kaluku dengan kesimpulan Pada pemeriksaan
Mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan luka
terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah
tulang klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian
adalah kekerasan senjata api yang mengenai leher bawah dan
kemungkinan mengenai pembuluh darah besar dileher sehingga
menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar;
Menimbang bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang
diajukan diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa pada hari sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30
Wit, bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia
Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang
bertugas membawa amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning
Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda
telah melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi
dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-
47;
- Bahwa awalnya saksi Abdul Rahmad Sukur dan saksi Rahmat
Hasanuddin beserta Anggota Brimob lainnya ditugaskan ke Puncak
Jaya dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud

Halaman 26 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


membawa bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian
dan Briptu Antoni yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia;
- Bahwa kemudian saksi Abdul Rahmad Sukur dan saksi Rahmat
Hasanuddin bersama Anggota Brimob lainnya menggunakan 2 (dua)
mobil dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, namun dalam
perjalanan tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag rombongan
ditembaki dari arah gunung yang mengakibatkan saksi Abdul Rahmad
Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena
tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian
kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda
Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia;
- Bahwa setelah rombongan ditembak dan Bripda Eko Afriansyah, Bripda
Perianto Muh Kaluku dan Abdul Rahmad Sukur terkena tembakan maka
rombongan Anggota Brimob melakukan perlawanan dengan membalas
tembakan ke arah Terdakwa dan teman-temannya;
- Bahwa Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda,
Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen melakukan penembakan
terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dengan menggunakan senjata
laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung sebelah kiri
dan kanan mobil dan Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas
membawa amunisi;
- Bahwa 2 (dua) mobil yang digunakan oleh rombongan yaitu mobil Ford
yang ditumpangi 9 (sembilan) orang dan mobil Strada Triton yang
ditumpangi 7 (tujuh) orang termasuk termasuk Bripda Eko Afriansyah,
Bripda Perianto Muh Kaluku dan Abdul Rahmad Sukur;
- Bahwa pada saat penembakan tersebut terjadi, posisi saksi Abdul
Rahmad Sukur duduk di bak bagian belakang mobil bersama dengan
Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra;
- Bahwa jarak tembak pelaku penambakan dengan rombongan berjarak
sekitar 15 (lima belas) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter;
- Bahwa pada saat penembakan terjadi Terdakwa tidak menggunakan
atribut dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana
pendek warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki dan bertugas
untuk membawa amunisi bersama dengan Yamdua Telenggen yang
disimpan didalam saku celana dan jaket masing-masing;
- Bahwa Wakanyo Wenda dan Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggen melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api

Halaman 27 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


laras panjang jenis SS-1 sedangkan Rambo Wenda Alias Inggranggo
Wenda melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api
laras panjang jenis AK-47;
- Bahwa setelah melakukan penembakan Terdakwa dan teman-
temannya kembali ke Kampung Pilia selanjutnya menyerahkan kembali
senjata beserta amunisi kepada Rambo Wenda alias Inggranggo
Wenda, kemudian Rambo Wenda alias Inggranggo Wenda
menyembunyikan senjata dan amunisi tersebut di dalam rumahnya;
- Bahwa Terdakwa ditangkap oleh saksi Ode Irjan Tehuayo dan rekan-
rekan pada hari Minggu tanggal 31 Mei 2020 sekitar pukul 19.00 Wit di
salah satu honai masyarakat tepatnya di Kampung Igimbut Distrik
Pagaleme Kabupaten Puncak Jaya;
- Bahwa pada saat dilakukan penangkapan Terdakwa tidak melakukan
perlawanan namun ketika di Wandenggobak dan hendak memindahkan
Terdakwa dari bak belakang mobil ke dalam mobil, Terdakwa meronta
dan hendak melarikan diri sehingga dilepaskan tembakan peringatakan
sebanyak 1 (satu) kali ke udara, namun Terdakwa tetap melawan
sehingga aparat melumpuhkan Terdakwa dengan tindakan tegas
terukur berupa menembak kaki Terdakwa yang mengenai pada bagian
kaki sebelah kanan dari Terdakwa;
Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan
apakah berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat
dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
Menimbang bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan ini, maka
segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan sebagaimana yang termuat dalam
Berita Acara Sidang dianggap merupakan satu kesatuan dengan putusan ini;
Menimbang bahwa yang menjadi dasar pemeriksaan Terdakwa di
persidangan dan atau dasar untuk mengambil keputusan adalah Surat Dakwaan
(sesuai Pasal 143 jo. Pasal 182 ayat (3) dan (4) KUHAP jo. Putusan MA RI tanggal 28
Maret 1957 Nomor 47 K/Kr/1956 jo. Putusan MARI tanggal 16 Desember 1976 Nomor
68/K/Kr/1973, dan untuk dapat mempersalahkan seseorang dalam suatu tindak
pidana menurut Pasal 183 KUHAP, Hakim mendasari adalah sekurang-kurangnya
dua alat bukti yang sah disertai Keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar
terjadi dan bahwa Terdakwalah yang bersalah melakukannya dan atau perbuatannya
telah memenuhi semua unsur-unsur delik (Vide Putusan MARI tanggal 11 Juni 1979
Nomor 163 K/Kr/1977);
Menimbang bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan

Halaman 28 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


dakwaan gabungan (Komulatif Subsideritas) yakni:
Kesatu
Primair : Pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Subsidair : Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
DAN
Kedua
Primair : Pasal 170 ayat (2) ke 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Subsidair : Pasal 170 ayat (2) ke 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Menimbang bahwa Majelis Hakim diperhadapkan dengan dakwaan
gabungan Komulatif Subsideritas sehingga Majelis Hakim akan mempertimbangkan
terlebih dahulu dakwaan komulatif kesatu primair terlebih dahulu yaitu: Pasal 340
Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-
undang Hukum Pidana; yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Unsur “Barangsiapa”;
2. Unsur “Dengan sengaja direncanakan terlebih dahulu”;
3. Unsur “Menghilangkan nyawa orang lain”;
4. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan”;

Ad.1. Unsur “Barangsiapa”.


Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu
diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan
sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal yang bersangkutan;
Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam
perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum
diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di
persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat
dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran
identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata
pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di
persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang
diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan

Halaman 29 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal ini;
Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah
terpenuhi;

Ad.2. Unsur “Dengan sengaja direncanakan terlebih dahulu”.


Menimbang bahwa menurut Memorie van Toelichting (MvT) disebutkan
bahwa, yang dimaksud dengan sengaja (opzet) tersebut adalah “willens en
weten”, yang berarti bahwa seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan
dengan sengaja, harus menghendaki (willens) perbuatan itu serta harus
menginsyafi/mengerti (weten) akan akibat dari perbuatannya tersebut, dengan
demikian berarti, ia menghendaki apa yang ia perbuat, dan harus mengerti pula
apa yang ia perbuat beserta akibatnya;
Menimbang, bahwa ada 3 (tiga) bentuk dengan sengaja, yaitu:
1. Dengan sengaja sebagai maksud (dolus directus) yaitu bahwa perbuatan
pelaku memang bertujuan untuk menimbulkan akibat yang dilarang
tersebut;
2. Dengan sengaja sebagai sadar kepastian, yaitu bahwa akibat perbuatan
pelaku tersebut mempunyai dua akibat, yaitu akibat yang memang dituju
pelaku dan akibat yang sebenarnya tidak diinginkan tetapi pasti terjadi
dalam mencapai tujuan pelaku tersebut;
3. Dengan sengaja sebagai sadar kemungkinan (dolus eventualis) yaitu bahwa
sesuatu hal yang semula hanya merupakan hal yang mungkin terjadi,
tetapi kemudian benar-benar terjadi;
Menimbang bahwa untuk itu harus ada hubungan kausalitas antara
perbuatan Terdakwa dengan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya
tersebut. Kauslitas antara perbuatan dengan akibat yang dimaksudkan oleh
pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah dengan menghilangkan
nyawa orang lain;
Menimbang bahwa dengan sengaja menurut MvT diatas, Prof. Simons
berpendapat bahwa agar dapat seseorang dipersalahkan melakukan sesuatu
kejahatan, maka orang itu harus dari semula telah mengetahui bahwa ia
sebenarnya tidak boleh melakukan apa yang sudah ia lakukan tersebut, dan
suatu perbuatan yang secara sadar dikehendaki harus didahului suatu
pengambilan keputusan mana merupakan proses yang terdiri dari 3 (tiga) fase,
yaitu :

Halaman 30 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


1. Motif, yang ditimbulkan oleh rangsangan ekstern atau intern dimana
motif itu timbul dari dorongan keinginan batin untuk memuaskan suatu
keperluan dan dari motif itu timbul maksud (oogmerk);
2. Memikirkan bagaimana caranya melaksanakan maksud itu;
3. Motif, maksud dan dengan sengaja itu pada umumnya adalah suatu
proses pembentukan kemauan, yang diwujudkan dalam perbuatan
sadar searah pada tujuan sebagaimana akibat yang akan dicapai;
Menimbang bahwa dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa pengertian “dengan sengaja“ itu, merupakan kemauan atau kehendak
untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau
diperintahkan oleh undang-undang, dengan mana diartikan juga bahwa
kesengajaan kadang-kadang tidak semata-mata menghendaki sesuatu saja,
tetapi menghendaki keadaan tertentu cukup apabila pelaku mengetahui atau
tahu akan keadaan tersebut (willens en weten) hal mana sudah barang tentu
akan disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan tersebut;
Menimbang bahwa dari pengertian dengan sengaja diatas, apabila
dikaitkan dengan akibat yang dilarang dalam delik materiil ex Pasal 340 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana, yaitu hilangnya nyawa orang lain, maka pelaku,
dalam hal ini adalah Terdakwa Oniara Wonda, telah menghendaki (willens)
melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang terhadap
korban Eko Afriansah dan korban Perianto Muh Kaluku serta Terdakwa telah
mengetahui (weten) atau dapat mengetahui, bahwa perbuatannya yang dilarang
oleh undang-undang terhadap korban tersebut bertujuan untuk menghilangkan
nyawa korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku
yang dapat disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan Terdakwa
tersebut yang bersesuaian dengan fakta-fakta yang terungkap di muka
persidangan yang telah diuraikan diatas, maka Terdakwa memang
menghendaki pembunuhan tersebut atas diri korban Bripda Eko Afriansah dan
korban Bripda Perianto Muh Kaluku;
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan direncanakan adalah
timbulnya maksud untuk membunuh dengan pelaksanaannya itu masih ada
waktu bagi si pembunuh untuk dengan tenang memikirkan dengan cara
bagaimanakah pembunuhan itu akan dilakukan dan juga waktu untuk
membatalkan pelaksanaannya. Tempo itu tidak terlalu sempit dan juga tidak
terlalu lama, yang penting ialah Terdakwa masih dapat dengan tenang berpikir-
pikir, dimana masih ada kesempatan bagi Terdakwa untuk membatalkan niat
tersebut;

Halaman 31 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang
diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et
Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya,
yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit,
bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten
Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa
amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua)
unit mobil patroli Polisi yaitu mobil Ford yang ditumpangi 9 (sembilan) orang dan
mobil Strada Triton yang ditumpangi 7 (tujuh) orang yang ditugaskan ke Puncak
Jaya dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud membawa
bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni
yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia;
Menimbang bahwa ketika melihat 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam
perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali
Semen Kampung Wandigobag, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menembaki 2 (dua) mobil tersebut dengan
menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah
gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa
amunisi, arah tembakan para pelaku ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada
saat itu ditumpangi antara lain oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko
Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian
belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak
di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher
dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan
Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal
dunia dan kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota
Brimob kearah Terdakwa dan teman-temannya dan setelah selesai tembak
menembak, saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda
Perianto Muh Kaluku dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya;
Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi Kartu Kuning Yoman
alias Yogor Telenggen dimana saksi bergabung menjadi anggota Kelompok
Organisasi Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya sejak tahun
2011 sampai dilakukannya pemeriksaan (bulan Maret 2013), Pemimpin
Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kab. Puncak Jaya adalah
Purom Wenda sebagai Panglima dan Rambo Wenda sebagai Wakil Panglima.
Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka di

Halaman 32 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Wilayah Kabupaten Puncak Jaya adalah berjuang untuk meminta merdeka dan
mengacaukan keamanan wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung
Wandekobag. Bahwa saksi melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil
patroli Polisi (Brimob Mabes) di Wandegobak pada tanggal 3 Desember 2011
tersebut bersama-sama dengan Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua
Telenggen dan Oniara Wonda, senjata yang digunakan pada saat itu adalah
senjata api laras panjang sebanyak 3 (tiga) buah yaitu 1 (satu) pucuk senjata
api laras panjang AK-47 dan 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang SS-1;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, Majelis Hakim berpendapat, oleh karena penembakan tersebut
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka
di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya dengan tujuan mengacaukan keamanan
wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag dapat
terwujud maka perbuatan Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda yang bertugas
untuk membawa amunisi serta saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda yang melakukan penembakan
menggunakan senjata api terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob
Mabes) yang sedang melakukan perjalanan di Wandegobak yang didalamnya
terdapat para korban, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa, Yamdua
Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta
Wakanyo Wenda menyadari akan timbulnya akibat lain dari penembakan yang
dilakukan yaitu kematian, namun Terdakwa tetap melaksanakan niatnya itu,
dengan demikian maka tampaklah kesengajaan yang dilakukan Terdakwa
dalam bentuk kesengajaan sebagai maksud (dolus directus);
Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi dan fakta yang
terungkap dalam persidangan sewaktu melihat 2 (dua) unit mobil patroli Polisi
dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di
Kali Semen Kampung Wandigobag, Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda langsung menembaki 2 (dua)
mobil tersebut dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis
AK-47 dari arah gunung dimana saat itu Terdakwa dan Yamdua Telenggen
bertugas untuk membawa amunisi, akan tetapi tidak terdapat jangka waktu bagi
Terdakwa, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda
Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen untuk berpikir dengan tenang apakah
rencana penembakan tersebut dibatalkan atau dilanjutkan dengan segala resiko
akibatnya namun Terdakwa, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda, Wakanyo Wenda dan Yamdua Telenggen langsung memilih

Halaman 33 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


melaksanakan niatnya untuk melakukan penembakan terhadap 2 (dua) mobil
yang ditumpangi oleh para korban atau tidak direncanakan terlebih dahulu;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis
Hakim berpendapat unsur ini tidak terpenuhi;

Ad.3. Unsur “Menghilangkan nyawa orang lain”.


Menimbang bahwa unsur menghilangkan nyawa orang lain, yang
artinya disini ada orang lain selain daripada Terdakwa sendiri, yang sengaja
dihilangkan nyawanya oleh Terdakwa dengan perbuatan yang dilakukannya,
berarti harus ada hubungan sebab dan akibat dari perbuatan Terdakwa;
Menimbang bahwa dalam mempertimbangkan unsur ini, maka Majelis
Hakim akan mengambil alih rangkaian unsur “dengan sengaja” untuk turut
dipertimbangkan dalam unsur ini;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang
diperoleh dari keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa serta dihubungkan
dengan Visum Et Repertum, serta adanya petunjuk yang diperoleh dari
persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, perbuatan Terdakwa,
Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda Wakanyo Wenda
dan Yamdua Telenggen sebagaimana telah dipertimbangkan dalam
pertimbangan-pertimbangan diatas, telah mengakibatkan korban Bripda Eko
Afriansah meninggal dunia sebagaimana Visum et Repertum Nomor:
445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada
pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan
luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat
kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang
mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan
menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam
perbuatan Terdakwa telah mengakibatkan korban Bripda Perianto Muh Kaluku
meninggal dunia berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada
pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan
luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang
klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan
senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan mengenai pembuluh

Halaman 34 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


darah besar dileher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah
besar;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah
terpenuhi;

Ad.4. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau


turut serta melakukan”;
Menimbang bahwa R. Soesilo dalam bukunya “Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap Pasal Demi
Pasal”, Penerbit Politea, Bogor, 1996, hal. 73, menerangkan bahwa yang
dimaksud Orang yang Melakukan (pleger) ialah seseorang yang sendirian telah
berbuat mewujudkan segala anasir atau elemen dari peristiwa pidana, Orang
yang Menyuruh Melakukan (doen plegen) ialah sedikitnya ada dua orang yaitu
orang yang menyuruh (doen plegen) dan yang disuruh (pleger) jadi bukan orang
itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana akan tetapi ia menyuruh orang lain,
sedangkan Orang yang Turut Melakukan (medepleger) sedikitnya harus ada
dua orang ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan
(medepleger), disini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan
perbuatan pelaksanaan;
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur “orang yang
melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan” adalah
pengelompokan penyertaan dalam melakukan tindak pidana yang disesuaikan
dengan peran serta fungsinya dalam menimbulkan suatu akibat yang dilarang
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan terhadap mereka tetap
dihukum sebagaimana pelaku (dader);
Menimbang bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
tanggal 22 Desember 1955 Nomor 1/1955/M.Pid menguraikan tentang
pengertian turut serta tersebut yang pada pokoknya sebagai berikut;
a. Bahwa Terdakwa adalah kawan peserta dari kejahatan yang
didakwakan, dapat disimpulkan dari peristiwa yang menggambarkan
Terdakwa dengan saksi bekerja bersama-sama dengan sadar dan erat
untuk melaksanakan tindak pidana yang dilakukan kepadanya.
b. Bahwa selaku kawan peserta dalam tindak pidana yang didakwakan
tidak perlu bahwa Terdakwa melakukan sendiri perbuatan pelaksanaan
tindak pidana.
c. Bahwa seorang kawan peserta yang turut melakukan tindak pidana

Halaman 35 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


tidak usah memenuhi segala unsur yang undang-undang rumuskan
untuk tindak pidana itu.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, ketika 2 (dua) unit
mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke
Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag pada tanggal 3 Desember
2011, rombongan ditembaki oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menggunakan senjata laras panjang jenis
SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua
Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke
mobil Strada Triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad
Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra
yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul
Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah
terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian
kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto
Muh Kaluku langsung meninggal dunia;
Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi dimana dalam
melakukan penembakan tersebut, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukannya bersama-sama dengan
Terdakwa dan Yamdua Telenggen;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah
terpenuhi;
Menimbang bahwa oleh karena unsur dengan sengaja direncanakan
terlebih dahulu tidak terpenuhi, maka dakwaan komulatif kesatu primair yaitu
pasal 340 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana tidak terbukti secara sah dan meyakinkan,
maka Terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan komulatif kesatu primair
Penuntut Umum;
Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan
dakwaan komulatif kesatu subsidair yaitu pasal 338 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana Jo pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Unsur “Barangsiapa”;
2. Unsur “Dengan sengaja merampas nyawa orang lain”;
3. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau
turut serta melakukan”;

Halaman 36 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Ad.1. Unsur “Barangsiapa”.
Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu
diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan
sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal yang bersangkutan;
Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam
perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum
diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di
persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat
dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran
identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata
pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di
persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang
diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal ini;
Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah
terpenuhi;

Ad.2. Unsur “Dengan sengaja merampas nyawa orang lain”.


Menimbang bahwa menurut Memorie van Toelichting (MvT) disebutkan
bahwa, yang dimaksud dengan dengan sengaja (opzet) tersebut adalah “willens
en weten”, yang berarti bahwa seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan
dengan sengaja, harus menghendaki (willens) perbuatan itu serta harus
menginsyafi/mengerti (weten) akan akibat dari perbuatannya tersebut, dengan
demikian berarti, ia menghendaki apa yang ia perbuat, dan harus mengerti pula
apa yang ia perbuat beserta akibatnya;
Menimbang bahwa ada 3 (tiga) bentuk dengan sengaja, yaitu:
1. Dengan sengaja sebagai maksud (dolus directus) yaitu bahwa perbuatan
pelaku memang bertujuan untuk menimbulkan akibat yang dilarang
tersebut;
2. Dengan sengaja sebagai sadar kepastian, yaitu bahwa akibat perbuatan
pelaku tersebut mempunyai dua akibat, yaitu akibat yang memang dituju
pelaku dan akibat yang sebenarnya tidak diinginkan tetapi pasti terjadi
dalam mencapai tujuan pelaku tersebut;

Halaman 37 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


3. Dengan sengaja sebagai sadar kemungkinan (dolus eventualis) yaitu bahwa
sesuatu hal yang semula hanya merupakan hal yang mungkin terjadi,
tetapi kemudian benar-benar terjadi;
Menimbang bahwa untuk itu harus ada hubungan kausalitas antara
perbuatan Terdakwa dengan akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya
tersebut. Kausalitas antara perbuatan dengan akibat yang dimaksudkan oleh
pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana adalah dengan merampas
nyawa orang lain;
Menimbang bahwa dengan sengaja menurut MvT diatas, Prof. Simons
berpendapat bahwa agar dapat seseorang dipersalahkan melakukan sesuatu
kejahatan, maka orang itu harus dari semula telah mengetahui bahwa ia
sebenarnya tidak boleh melakukan apa yang sudah ia lakukan tersebut, dan
suatu perbuatan yang secara sadar dikehendaki harus didahului suatu
pengambilan keputusan mana merupakan proses yang terdiri dari 3 (tiga) fase,
yaitu :
1. Motif, yang ditimbulkan oleh rangsangan ekstern atau intern dimana
motif itu timbul dari dorongan keinginan batin untuk memuaskan suatu
keperluan dan dari motif itu timbul maksud (oogmerk);
2. Memikirkan bagaimana caranya melaksanakan maksud itu;
3. Motif, maksud dan dengan sengaja itu pada umumnya adalah suatu
proses pembentukan kemauan, yang diwujudkan dalam perbuatan
sadar searah pada tujuan sebagaimana akibat yang akan dicapai;
Menimbang bahwa dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa pengertian “dengan sengaja“ itu, merupakan kemauan atau kehendak
untuk melakukan atau tidak melakukan perbuatan yang dilarang atau
diperintahkan oleh undang-undang, dengan mana diartikan juga bahwa
kesengajaan kadang-kadang tidak semata-mata menghendaki sesuatu saja,
tetapi menghendaki keadaan tertentu cukup apabila pelaku mengetahui atau
tahu akan keadaan tersebut (willens en weten) hal mana sudah barang tentu
akan disimpulkan dari keadaan objektif yang meliputi perbuatan tersebut;
Menimbang bahwa dari pengertian dengan sengaja diatas, apabila
dikaitkan dengan akibat yang dilarang dalam delik materiil ex Pasal 338 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana, yaitu merampas nyawa orang lain, maka
pelaku, dalam hal ini adalah Terdakwa Oniara Wonda, telah menghendaki
(willens) melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh undang-undang
terhadap korban Bripda Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku
serta Terdakwa telah mengetahui (weten) atau dapat mengetahui, bahwa

Halaman 38 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


perbuatannya yang dilarang oleh undang-undang terhadap korban tersebut
bertujuan untuk menghilangkan nyawa korban Bripda Eko Afriansah dan korban
Bripda Perianto Muh Kaluku yang dapat disimpulkan dari keadaan objektif yang
meliputi perbuatan Terdakwa tersebut yang bersesuaian dengan fakta-fakta
yang terungkap di muka persidangan yang telah diuraikan diatas, maka
Terdakwa memang menghendaki pembunuhan tersebut atas diri korban Bripda
Eko Afriansah dan korban Bripda Perianto Muh Kaluku;
Menimbang bahwa unsur merampas nyawa orang lain, yang artinya
disini ada orang lain selain daripada Terdakwa sendiri, yang sengaja dirampas
nyawanya oleh Terdakwa dengan perbuatan yang dilakukannya, berarti harus
ada hubungan sebab dan akibat dari perbuatan Terdakwa;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang
diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et
Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya,
yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit,
bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten
Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa
amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua)
unit mobil patroli Polisi yaitu mobil ford yang ditumpangi 9 (sembilan) orang dan
mobil Strada Triton yang ditumpangi 7 (tujuh) orang yang ditugaskan ke Puncak
Jaya dalam rangka BKO Anggota Kompi C Brimob dangan maksud membawa
bahan makanan dan sekaligus mengevakuasi Ipda Febian dan Briptu Antoni
yang sedang sakit untuk dibawa ke Mulia;
Menimbang bahwa ketika melihat 2 (dua) unit mobil patroli Polisi dalam
perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke Mulia, tepatnya di Kali
Semen Kampung Wandigobag, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menembaki 2 (dua) mobil tersebut dengan
menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47 dari arah
gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk membawa
amunisi, arah tembakan para pelaku ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada
saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah,
Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang
mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha
sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan
Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda
Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan

Halaman 39 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah
Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda serta Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak,
saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh
dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya;
Menimbang bahwa berdasarkan keterangan saksi Kartu Kuning Yoman
alias Yogor Telenggen dimana saksi bergabung menjadi anggota Kelompok
Organisasi Papua Merdeka di wilayah Kabupaten Puncak Jaya sejak tahun
2011 sampai dilakukannya pemeriksaan (bulan Maret 2013), Pemimpin
Kelompok Organisasi Papua Merdeka di Wilayah Kab. Puncak Jaya adalah
Purom Wenda sebagai Panglima dan Rambo Wenda sebagai Wakil Panglima.
Bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka di
Wilayah Kabupaten Puncak Jaya adalah berjuang untuk meminta merdeka dan
mengacaukan keamanan wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung
Wandekobag. Bahwa saksi melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil
patroli Polisi (Brimob Mabes) di Wandegobak pada tanggal 3 Desember 2011
tersebut bersama-sama dengan Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, Yamdua
Telenggen dan Oniara Wonda, senjata yang digunakan pada saat itu adalah
senjata api laras panjang sebanyak 3 (tiga) buah yaitu 1 (satu) pucuk senjata
api laras panjang AK-47 dan 2 (dua) pucuk senjata api laras panjang SS-1;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut
diatas, Majelis Hakim berpendapat, oleh karena penembakan tersebut
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Organisasi Papua Merdeka
di Wilayah Kabupaten Puncak Jaya dengan tujuan mengacaukan keamanan
wilayah Kota Mulia Kampung Inikime dan Kampung Wandekobag dapat
terwujud maka perbuatan Yamdua Telenggen dan Oniara Wonda yang bertugas
untuk membawa amunisi serta saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda yang melakukan penembakan
menggunakan senjata api terhadap 2 (dua) unit mobil patroli Polisi (Brimob
Mabes) yang sedang melakukan perjalanan di Wandegobak yang didalamnya
terdapat para korban, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa, Yamdua
Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta
Wakanyo Wenda menyadari akan timbulnya akibat lain dari penembakan yang
dilakukan yaitu kematian, namun Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning
Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda tetap
melaksanakan niatnya itu, dengan demikian maka tampaklah kesengajaan yang
dilakukan Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor

Halaman 40 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Telenggen, Rambo Wenda, serta Wakanyo Wenda dalam bentuk kesengajaan
sadar sebagai maksud (dolus directus);
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang
diperoleh dari keterangan saksi-saksi, keterangan Terdakwa serta dihubungkan
dengan Visum Et Repertum, serta adanya petunjuk yang diperoleh dari
persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya, perbuatan Terdakwa,
Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen, Rambo
Wenda, serta Wakanyo Wenda telah mengakibatkan korban Bripda Eko
Afriansah meninggal dunia sebagaimana Visum et Repertum Nomor:
445/1.134/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada
pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh lima tahun ditemukan
luka robek, luka terbuka, luka memar dan luka lecet pada kepala akibat
kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan senjata api yang
mengenai alis kiri dan tembus ke kepala bagian belakang dan kemungkinan
menyebabkan patahan tulang tengkorak dan merusak jaringan otak dalam.
Perbuatan Terdakwa juga telah mengakibatkan korban Bripda Perianto Muh
Kaluku meninggal dunia berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
445/1.133/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya dengan kesimpulan pada
pemeriksaan mayat seorang laki-laki berusia dua puluh satu tahun ditemukan
luka terbuka, luka memar pada leher bawah kiri diatas sepertiga tengah tulang
klavikula kiri akibat kekerasan senjata api, sebab kematian adalah kekerasan
senjata api yang mengenai leher bawah dan kemungkinan mengenai pembuluh
darah besar dileher sehingga menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah
besar;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah
terpenuhi;

Ad.3. Unsur “Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau


turut serta melakukan”;
Menimbang bahwa R. Soesilo dalam bukunya “Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) serta komentar-komentarnya lengkap Pasal Demi
Pasal”, Penerbit Politea, Bogor, 1996, hal. 73, menerangkan bahwa yang
dimaksud Orang yang Melakukan (pleger) ialah seseorang yang sendirian telah
berbuat mewujudkan segala anasir atau elemen dari peristiwa pidana, Orang

Halaman 41 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


yang Menyuruh Melakukan (doen plegen) ialah sedikitnya ada dua orang yaitu
orang yang menyuruh (doen plegen) dan yang disuruh (pleger) jadi bukan orang
itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana akan tetapi ia menyuruh orang lain,
sedangkan Orang yang Turut Melakukan (medepleger) sedikitnya harus ada
dua orang ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan
(medepleger), disini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan
perbuatan pelaksanaan;
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan unsur “orang yang
melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan” adalah
pengelompokan penyertaan dalam melakukan tindak pidana yang disesuaikan
dengan peran serta fungsinya dalam menimbulkan suatu akibat yang dilarang
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan terhadap mereka tetap
dihukum sebagaimana pelaku (dader);
Menimbang bahwa Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia
tanggal 22 Desember 1955 Nomor 1/1955/M.Pid menguraikan tentang
pengertian turut serta tersebut yang pada pokoknya sebagai berikut;
a. Bahwa Terdakwa adalah kawan peserta dari kejahatan yang
didakwakan, dapat disimpulkan dari peristiwa yang menggambarkan
Terdakwa dengan saksi bekerja bersama-sama dengan sadar dan erat
untuk melaksanakan tindak pidana yang dilakukan kepadanya.
b. Bahwa selaku kawan peserta dalam tindak pidana yang didakwakan
tidak perlu bahwa Terdakwa melakukan sendiri perbuatan pelaksanaan
tindak pidana.
c. Bahwa seorang kawan peserta yang turut melakukan tindak pidana
tidak usah memenuhi segala unsur yang undang-undang rumuskan
untuk tindak pidana itu.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan, ketika 2 (dua) unit
mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju ke
Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag pada tanggal 3 Desember
2011, rombongan ditembaki oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda menggunakan senjata laras panjang jenis
SS-1 dan jenis AK-47 dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua
Telenggen bertugas untuk membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke
mobil strada triton yang pada saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad
Sukur, Bripda Eko Afriansyah, Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra
yang duduk dibagian belakang mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul
Rahmad Sukur tertembak di paha sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah

Halaman 42 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


terkena tembakan di bagian leher dan Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian
kepala sehingga mengakibatkan Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto
Muh Kaluku langsung meninggal dunia;
Menimbang bahwa dari keterangan saksi-saksi dimana dalam
melakukan penembakan tersebut, Kartu Kuning Yoman alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukannya bersama-sama dengan
Terdakwa dan Yamdua Telenggen;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat, terhadap unsur inipun telah
terpenuhi;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 338 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan komulatif kesatu subsideritas;
Menimbang bahwa oleh karena dakwaan Penuntut Umum disusun
secara komulatif subsideritas maka selanjutnya Majelis Hakim
mempertimbangkan dakwaan komulatif kedua primair sebagaimana diatur
dalam Pasal 170 ayat (2) ke 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yang
unsur- unsurnya adalah sebagai berikut:
1. Unsur “Barangsiapa”.
2. Unsur “Dengan terang-terangan”.
3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang”.
4. Unsur “Mengakibatkan luka berat”;
Menimbang bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad.1. Unsur “Barangsiapa”.
Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu
diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan
sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal yang bersangkutan;
Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam
perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum
diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di
persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat

Halaman 43 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran
identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata
pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di
persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang
diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal ini;
Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah
terpenuhi;

Ad.2. Unsur “Dengan terang-terangan”.


Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “terang-terangan” berdasar
pada Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia c.g. Putusan Mahkamah
Agung tanggal 17 Maret 1976 Nomor : 10 K/Kr/1975 adalah sebagai berikut :
“Openlijk” dalam naskah asli pasal 170 Wetboek van Strafrecht lebih tepat
diterjemahkan “secara terang-terangan” istilah mana mempunyai arti yang
berlainan dengan “openbaar” atau “dimuka umum” secara terang-terangan”
berarti tidak secara bersembunyi jadi tidak perlu “di muka umum” cukup tidak
diperdulikan apa ada kemungkinan orang lain dapat melihatnya;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas, dalam perkara ini
sebagaimana diterangkan oleh saksi-saksi, bahwa tempat kejadian perkara
bertempat di Jalan Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten
Puncak Jaya dimana tempat tersebut adalah merupakan jalan umum, sehingga
orang lain dapat melihatnya dengan jelas;
Menimbang bahwa dengan berdasarkan uraian diatas maka unsur ini
telah terpenuhi;

Ad.3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap


orang atau barang”;
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan tenaga bersama terhadap
orang atau barang adalah mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani
secara tidak sah seperti memukul, baik dengan tangan atau dengan alat/
senjata apapun, menendang, melemparkan sesuatu ataupun mendorong. Dan
“secara bersama-sama” dimaksudkan bahwa perbuatan itu dilakukan oleh dua
orang atau lebih dan pada diri tiap pelaku ada kehendak atau kesadaran
bersama untuk melakukan kekerasan terhadap orang atau barang tersebut.

Halaman 44 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Namun demikian tidaklah diisyaratkan bahwa masing-masing pelaku harus
mempunyai peran yang sama besarnya;
Menimbang bahwa melakukan kekerasan artinya mempergunakan
tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara tidak sah, misalnya memukul
dengan tangan kanan atau dengan segala macam senjata, menyepak,
menendang dan sebagainya;
Menimbang bahwa kekerasan yang dilakukan ini terdiri dari merusak
barang atau penganiayaan, akan tetapi dapat pula kurang dari pada itu, sudah
cukup misalnya apabila orang-orang melemparkan batu kepada orang lain atau
rumah, atau membuang barang-barang dagangan, sehingga berserakan,
meskipun tidak ada maksud yang tentu untuk menyakiti orang atau merusak
barang itu;
Menimbang bahwa melakukan kekerasan dalam pasal ini bukan
merupakan suatu alat atau daya upaya untuk mencapai sesuatu seperti halnya
dalam pasal 146, 211, 212 dan lain-lainnya, akan tetapi merupakan suatu
tujuan. Disamping itu pula masuk kenakalan dalam pasal 289, penganiayaan
dalam pasal 351 dan merusak barang dalam pasal 406 dan sebagainya;
Menimbang bahwa kekerasan itu harus ditujukan kepada orang atau
barang. Hewan atau binatang masuk pula dalam pengertian barang. Pasal ini
tidak membatasi, bahwa orang (badan) atau barang itu harus kepunyaan orang
lain, sehingga milik sendiri masuk pula dalam pasal ini, meskipun tidak akan
jarang terjadi orang melakukan kekerasan terhadap diri atau barangnya sendiri
sebagai tujuan, kalau sebagai alat atau daya upaya untuk mencapai suatu hal,
mungkin juga terjadi;
Menimbang bahwa kekerasan itu harus dilakukan dimuka umum,
karena kejahatan ini memang dimasukkan ke dalam golongan kejahatan
ketertiban umum. Dimuka umum artinya ditempat publik dapat melihatnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang
diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et
Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya,
yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit,
bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten
Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa
amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua)
unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju
ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, rombongan ditembaki

Halaman 45 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo
Wenda dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47
dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk
membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada
saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah,
Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang
mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha
sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan
Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda
Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan
kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah
Terdakwa dan teman-temannya dan setelah selesai tembak menembak, saksi
Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh
dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya;
Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan
atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang
laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka
terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh
kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/ halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan/ pencaharian untuk sementara waktu;
Menimbang bahwa berdasarkan pengertian-pengertian tersebut
dihubungkan dengan fakta persidangan, telah nyata perbuatan Terdakwa, Kartu
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda,
Yamdua Telenggen bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik
Mulia Kabupaten Puncak Jaya, dengan tenaga bersama menggunakan
kekerasan terhadap orang yakni dengan cara melakukan penembakan
menggunakan senjata api yang mengakibatkan saksi Abdul Rahman Syukur
mengalami luka tembak di paha sebelah kanan;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbang-pertimbangan tersebut,
maka Majelis Hakim berpendapat dengan demikian unsur ini telah terpenuhi;

Ad.3. Unsur “Mengakibatkan luka berat”;


Menimbang bahwa menurut pasal 90 KUHP, yang dikatakan luka berat
yaitu: Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberikan harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut; Tidak mampu

Halaman 46 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;
Kehilangan salah satu panca indera; Mendapat cacat berat; Menderita sakit
lumpuh; Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih; Gugur atau
matinya kandungan seorang perempuan;
Menimbang bahwa luka berat atau luka parah lainnya adalah antara
lain: penyakit atau luka yang tidak boleh diharap akan sembuh lagi dengan
sempurna atau dapat mendatangkan bahaya maut; terus menerus tidak cakap
lagi melakukan jabatan atau pekerjaan; tidak lagi memakai (kehilangan) salah
satu pancaindera. Panca indera adalah penglihatan, penciuman, pendengaran,
rasa lidah dan rasa kulit, kudung (rompong) dalam teks bahasa Belandanya,
vermiking, cacat sehingga jelek rupanya, daun telinganya teriris putus, jari
tangan atau kakinya putus dan sebagainya; lumpuh (verlamming) artinya tidak
bisa menggerakkan anggota badannya; berobah pikiran lebih dari empat
minggu; menggugurkan atau membunuh bakal anak kandung ibu. Dan menurut
Jurisprudensi termasuk pula segala luka yang dalam kosa kata sehari-hari
disebut luka, dalam hal ini tiap-tiap kejadian harus ditinjau sendiri oleh hakim
dengan mendengarkan keterangan ahli (dokter) yang dalam prakteknya disebut
visum et repertum;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan yaitu pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali
Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa
dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama
dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan
Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli
Polisi yang mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha
sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan
Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda
Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan
kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah
Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak,
saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh
dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya;
Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan
atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang

Halaman 47 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka
terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh
kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu;
Menimbang bahwa terhadap kesimpulan Visum et Repertum Nomor:
445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 atas nama Abdul
Rahman Sukur yakni luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu, maka
Majelis Hakim menghubungkannya dengan keterangan saksi Abdul Rahman
Sukur dalam persidangan dimana setelah kejadian penembakan tersebut
terjadi, saksi sebagai anggota Polri dievakuasi pulang ke Manokwari dan
sampai sekarang saksi telah kembali bertugas di Manokwari;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis
Hakim berpendapat unsur ini tidaklah terpenuhi;
Menimbang bahwa oleh karena unsur mengakibatkan luka berat tidak
terpenuhi, maka dakwaan komulatif kedua primair yaitu pasal 170 ayat (2) ke-2
KUHP tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka Terdakwa harus
dibebaskan dari dakwaan komulatif kedua primair Penuntut Umum;
Menimbang bahwa oleh karena dakwaan komulatif kedua primair tidak
terbukti, selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan dakwaan komulatif kedua
subsidair yaitu pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
yang unsur-unsurnya sebagai berikut :
1. Unsur “Barangsiapa”.
2. Unsur “Dengan terang-terangan”.
3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang”.
4. Unsur “Mengakibatkan luka-luka”.
Menimbang bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad.1. Unsur “Barangsiapa”.
Menimbang bahwa yang dimaksud Unsur “Barangsiapa” selalu
diartikan sebagai orang atau subjek hukum yang diajukan ke persidangan
sebagai Terdakwa yang sehat jasmani dan rohani, yang dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal yang bersangkutan;
Menimbang bahwa orang atau subjek hukum yang dimaksud dalam
perkara ini adalah Terdakwa Oniara Wonda yang oleh Jaksa Penuntut Umum

Halaman 48 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


diajukan ke persidangan sebagai Terdakwa, yang setelah diperiksa di
persidangan identitas lengkap Terdakwa sama dengan identitas dalam surat
dakwaan dan surat-surat lain dalam berkas perkara, yang kebenaran
identitasnya diakui Terdakwa dan dibenarkan oleh para saksi, serta ternyata
pula Terdakwa sehat jasmani dan rohani dan selama pemeriksaan di
persidangan Terdakwa dapat menjawab dengan baik semua pertanyaan yang
diajukan kepadanya sehingga dianggap cakap dan dapat dimintakan
pertanggungjawaban pidana apabila perbuatannya memenuhi semua unsur
dalam pasal ini;
Menimbang bahwa dengan demikian unsur “Barangsiapa” telah
terpenuhi;

Ad.2. Unsur “Dengan terang-terangan”.


Menimbang bahwa yang dimaksud dengan “terang-terangan” berdasar
pada Yurisprudensi Mahkamah Agung Indonesia c.g. Putusan Mahkamah
Agung tanggal 17 Maret 1976 Nomor : 10 K/Kr/1975 adalah sebagai berikut :
“Openlijk” dalam naskah asli pasal 170 Wetboek van Strafrecht lebih tepat
diterjemahkan “secara terang-terangan” istilah mana mempunyai arti yang
berlainan dengan “openbaar” atau “dimuka umum” secara terang-terangan”
berarti tidak secara bersembunyi jadi tidak perlu “di muka umum” cukup tidak
diperdulikan apa ada kemungkinan orang lain dapat melihatnya;
Menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas, dalam perkara ini
sebagaimana diterangkan oleh saksi-saksi, bahwa tempat kejadian perkara
bertempat di Jalan Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten
Puncak Jaya dimana tempat tersebut adalah merupakan jalan umum, sehingga
orang lain dapat dapat melihatnya dengan jelas;
Menimbang bahwa dengan berdasarkan uraian diatas maka unsur ini
telah terpenuhi;

Ad.3. Unsur “Dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap


orang atau barang”;
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan tenaga bersama terhadap
orang atau barang adalah mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani
secara tidak sah seperti memukul, baik dengan tangan atau dengan alat/
senjata apapun, menendang, melemparkan sesuatu ataupun mendorong. Dan
“secara bersama-sama” dimaksudkan bahwa perbuatan itu dilakukan oleh dua
orang atau lebih dan pada diri tiap pelaku ada kehendak atau kesadaran

Halaman 49 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


bersama untuk melakukan kekerasan terhadap orang atau barang tersebut.
Namun demikian tidaklah diisyaratkan bahwa masing-masing pelaku harus
mempunyai peran yang sama besarnya;
Menimbang bahwa berdasarkan fakta hukum dipersidangan yang
diperoleh dari keterangan saksi-saksi serta dihubungkan dengan Visum Et
Repertum, adanya persesuaian antara keterangan satu dengan yang lainnya,
yaitu pada hari Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit,
bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten
Puncak Jaya, Terdakwa dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa
amunisi bersama-sama dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua)
unit mobil patroli Polisi dalam perjalanan dari arah Pospol Tingginambut menuju
ke Mulia, tepatnya di Kali Semen Kampung Wandigobag, rombongan ditembaki
oleh Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo
Wenda dengan menggunakan senjata laras panjang jenis SS-1 dan jenis AK-47
dari arah gunung dimana Terdakwa dan Yamdua Telenggen bertugas untuk
membawa amunisi, arah tembakan ditujukan ke mobil Strada Triton yang pada
saat itu ditumpangi oleh saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah,
Bripda Perianto Muh Kaluku dan Agus Saputra yang duduk dibagian belakang
mobil sehingga mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha
sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan
Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda
Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan
kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah
Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda serta Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak,
saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh
Kaluku dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya;
Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan
atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang
laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka
terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh
kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu;

Halaman 50 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Menimbang bahwa berdasarkan pengertian-pengertian tersebut
dihubungkan dengan fakta persidangan, telah nyata perbuatan Terdakwa, Kartu
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda,
Yamdua Telenggen bertempat di Kali Semen Kampung Wandigobag Distrik
Mulia Kabupaten Puncak Jaya, dengan tenaga bersama menggunakan
kekerasan terhadap orang yakni dengan cara melakukan penembakan yang
mengakibatkan saksi Abdul Rahman Syukur mengalami luka tembak di paha
sebelah kanan;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbang-pertimbangan tersebut,
unsur ini telah terpenuhi;

Ad.4. Unsur “Mengakibatkan luka-luka”.


Menimbang bahwa berdasarkan fakta persidangan yaitu pada hari
Sabtu tanggal 03 Desember 2011, sekitar pukul 15.30 Wit, bertempat di Kali
Semen Kampung Wandigobag Distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya, Terdakwa
dan Yamdua Telenggen yang bertugas membawa amunisi bersama-sama
dengan Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan
Wakanyo Wenda melakukan penembakan terhadap 2 (dua) unit mobil patroli
Polisi yang mengakibatkan saksi Abdul Rahmad Sukur tertembak di paha
sebelah kanan, Bripda Eko Afriansyah terkena tembakan di bagian leher dan
Bripda Perianto Muh Kaluku dibagian kepala sehingga mengakibatkan Bripda
Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh Kaluku langsung meninggal dunia dan
kemudian dilakukan tembakan balasan oleh rombongan Anggota Brimob kearah
Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen,
Rambo Wenda serta Wakanyo Wenda dan setelah selesai tembak menembak,
saksi Abdul Rahmad Sukur, Bripda Eko Afriansyah dan Bripda Perianto Muh
dievakuasi ke RSUD Puncak Jaya;
Menimbang bahwa berdasarkan Visum et Repertum Nomor:
445/1.131/RSUD/MLA/2011 tanggal 3 Desember 2011 yang dibuat oleh dr.
Tiara pada RSUD Mulia Kabupaten Puncak Jaya telah melakukan pemeriksaan
atas nama Abdul Rahman Syukur dengan kesimpulan telah diperiksa seorang
laki-laki berumur dua puluh lima tahun, pada pemeriksaan ditemukan luka
terbuka dan luka memar pada paha kanan bagian depan yang diakibatkan oleh
kekerasan senjata api, luka tersebut telah menimbulkan penyakit/halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian untuk sementara waktu;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Majelis
Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa, Yamdua Telenggen, Kartu

Halaman 51 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda dan Wakanyo Wenda
telah mengakibatkan saksi Abdul Rahman Syukur menderita luka, dengan
demikian unsur ini telah terpenuhi;
Menimbang bahwa oleh karena semua unsur dalam dakwaan komulatif
kedua subsidair yaitu pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum
Pidana telah terpenuhi, maka Terdakwa telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melanggar pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab Undang-undang
Hukum Pidana sebagaimana dakwaan komulatif kedua subsidair Penuntut
Umum;
Menimbang bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dan mencermati nota
pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, pada pokoknya terdapat beberapa
materi pembelaan yaitu :
1. Latar belakang kehidupan Terdakwa yang adalah petani dan hidup di
desa serta mempunyai istri dan anak;
2. Surat dakwaan yang berbentuk kombinasi bertentangan dengan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg.No.133/K/Kr/1958 dan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Reg.No.606K/Pid/1984;
3. Penangkapan tidak berdasarkan KUHAP dan tindakan penyiksaan berat
karena Terdakwa sengaja ditembak;
4. Keberatan terhadap keterangan saksi Kartu Kuning Yoman alias Yogor
Telenggen yang dibacakan di persidangan;
5. Unsur barang siapa yang tidak terbukti secara sah dan meyakinkan;
6. Unsur dengan sengaja yang tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi;
7. Unsur merampas nyawa orang lain tidak terpenuhi dan tidak terbukti
secara sah dan meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi;
8. Unsur terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama
menggunakan kekerasan terhadap orang tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa;
9. Unsur jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka tidak
dapat dimintai pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa karena
tidak ada yang melihat dan mengetahui secara langsung siapa pelaku
penembakan terhadap korban;
Menimbang bahwa terhadap materi keberatan Penasihat Hukum
Terdakwa tersebut, Majelis Hakim mempertimbangkan sebagai berikut:
1. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, dimana latar belakang
kehidupan Terdakwa yang hidup di desa Gurage Kabupaten Puncak

Halaman 52 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Jaya Mulia dan adalah seorang petani, Majelis Hakim berpendapat hal
tersebut tidak menjamin bahwa Terdakwa berkelakuan baik dan tidak
melakukan tindak pidana yang merugikan orang lain, sebaliknya akibat
adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan
teman-temannya sehingga Terdakwa diajukan dipersidangan ini dan
agar dibuktikan apakah Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana
yang didakwakan atau tidak dan berdasarkan uraian unsur pasal-pasal
tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat berdasarkan pertimbangan
unsure-unsur diatas bahwa perbuatan yang didakwaan kepada
Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinan, sehingga uraian
Terdakwa mempunyai istri dan seorang anak, yang sekarang dinafkahi
oleh istri Terdakwa sehingga amatlah berat, maka terhadap hal tersebut
akan Majelis Hakim pertimbangkan dalam keadaan memberatkan dan
meringankan dalam putusan ini.
2. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, dimana Surat dakwaan yang
berbentuk kombinasi bertentangan dengan Yurisprudensi Mahkamah
Agung RI Reg.No.133/K/Kr/1958 dan Yurisprudensi Mahkamah Agung
RI Reg.No.606K/Pid/1984, terhadap materi pembelaan ini Majelis Hakim
berpendapat bahwa adalah menjadi kewenangan dari Penuntut Umum
untuk menyusun surat dakwaan dan melakukan penuntutan terhadap
siapapun yang didakwa melakukan suatu tindak pidana dalam daerah
hukumnya dengan melimpahkan perkara ke Pengadilan dan terhadap
bentuk surat dakwaan menjadi kewenangan Penuntut Umum untuk
menentukannya dengan mempertimbangkan bentuk atau jenis tindak
pidana yang dilakukan dan terhadap surat dakwaan tersebut Terdakwa
dan Penasihat Hukum diberi hak untuk mengajukan keberatan (pasal
156 KUHAP), sehingga materi pembelaan ini tidak pada agenda yang
telah ditentukan yaitu agenda mengajukan keberatan/ eksepsi terhadap
surat dakwaan, sebagaimana M Yahya Harahap, S.H dalam bukunya
Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Pemeriksaan
Persidangan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali pada Halaman
123 menyatakan “saat mengajukan eksepsi prinsipnya harus diajukan
pada sidang pertama yakni sesaat atau setelah Penuntut Umum
membaca surat dakwaan, apabila pengajuan dilakukan diluar tenggang
yang ditentukan, eksepsi tidak perlu ditanggapi” sehingga tidak akan
Majelis Hakim pertimbangkan lebih lanjut;

Halaman 53 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


3. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap materi keberatan
bahwa penangkapan tidak berdasarkan KUHAP dan tindakan
penyiksaan berat karena Terdakwa sengaja ditembak, terhadap materi
pembelaan ini Majelis Hakim telah mempertimbangkan sebelumnya
dalam uraian pertimbangan Putusan Sela Nomor 86/Pid.B/2020/PN
Nab, sehingga tidak akan diuraikan dan dipertimbangkan lagi;
4. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap keterangan saksi
yang dibacakan di persidangan, Majelis Hakim mempertimbangkan
bahwa berdasarkan Pasal 185 KUHAP menyatakan “keterangan saksi
sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan”
dan pasal 162 ayat (1) KUHAP “jika saksi sesudah memberikan
keterangan dalam penyidikan meninggal dunia atau karena halangan
yang sah tidak dapat hadir disidang atau tidak dipanggil karena jauh
tempat kediaman atau tempat tinggalnya atau karena sebab yang lain
yang berhubungan dengan kepentingan Negara, maka keterangan yang
telah diberikannya itu dibacakan dan ayat (2) “jika keterangan itu
sebelumnya telah diberikan dibawah sumpah, maka keterangan itu
disamakan nilainnya dengan keterangan saksi dibawah sumpah yang
diucapkan di sidang”, sehingga ketika Majelis Hakim memeriksa dan
meneliti berkas perkara Terdakwa, ditemukan fakta bahwa saksi Kartu
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen pada saat memberikan
keterangan kepada Penyidik tanggal 10 Maret Tahun 2013 dilakukan
dibawah sumpah dan setiap lembar berita acara pemeriksaan saksi dan
berita acara pengambilan sumpah diberi cap jempol oleh saksi Kartu
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen dan berdasarkan salinan
Putusan Pengadilan Negeri Manokwari Nomor 14/Pid.B/2019/PN Mnk
Jo Putusan Pengadilan Negeri Jayapura Nomor 63/PID/2019/PT JAP,
yang terlampir dalam berkas perkara menunjukan bahwa saksi Kartu
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen sementara menjalani masa
pidana sehingga berhalangan tetap untuk memberikan keterangan di
persidangan, oleh sebab itu keterangan saksi Kartu Kuning Yoman Alias
Yogor Telenggen yang berada dibawah sumpah dan dibacakan di
persidangan memiliki kekuatan pembuktian yang sama nilainya dengan
keterangan yang saksi lain berikan di persidangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 162 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP;
5. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa Unsur barang siapa
yang tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, terhadap keberatan ini

Halaman 54 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Majelis Hakim telah uraikan dalam pertimbangan unsur barang siapa
dalam seluruh pasal yang didakwakan kepada Terdakwa, sehingga
tidak akan Majelis Hakim uraikan dan pertimbangkan lagi;
6. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa, Unsur dengan sengaja
yang tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
berdasarkan keterangan saksi-saksi, terhadap pembelaan tersebut telah
Majelis Hakim uraikan dalam pertimbangan unsur ”Dengan sengaja
merampas nyawa orang lain” dimana penguraian unsur tersebut
merupakan rangkaian antara keterangan saksi-saksi yang bersesuaian
satu dengan lainnya yang membuktikan Terdakwa juga terlibat aksi
penembakan tersebut, yaitu keterangan saksi Abdul Rahmad Sukur
yang mengatakan “Bahwa yang saksi tahu ciri-ciri pelaku yang pertama
berambut panjang keriting warna hitam menggunakan baju warna hitam
dan yang kedua berambut keriting warna hitam menggunakan baju
warna abu-abu” dan keterangan Saksi Kartu Kuning Yoman Alias Yogor
Telenggen yang mengatakan ”Oniara Wonda tidak menggunakan atribut
dikepala, hanya menggunakan baju kaos warna hitam, celana pendek
warna hitam dan tidak menggunakan alas kaki” dan juga disesuaikan
dengan alat bukti lainnya diajukan di persidangan (pasal 185 ayat (6)
KUHAP) telah membuktikan bahwa Terdakwa dengan sengaja
melakukan aksi penembakan bersama Kartu Kuning Yoman Alias Yogor
Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo Wenda, dan Yamdua Telenggen;
7. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa “Unsur merampas
nyawa orang lain tidak terpenuhi dan tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan berdasarkan keterangan saksi-saksi, bahwa terhadap
pembelaan ini Majelis Hakim telah uraikan dalam pertimbangan unsur “
Dengan sengaja merampas nyawa orang lain” dan juga telah diuraikan
dalam pendapat Majelis Hakim terhadap pembelaan Penasihat Hukum
Terdakwa dalam angka 6 (enam) sehingga Majelis Hakim tidak akan
menguraikan dan mempertimbangkan lagi pembelaan ini;
8. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa bahwa “Unsur terang-terangan
dan dengan tenaga bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap
orang tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum kepada
Terdakwa”, bahwa terhadap pembelaan ini Majelis Hakim telah
mempertimbangkan baik dalam unsur “barang siapa” maupun “unsur
terang-terangan dan dengan tenaga bersama-sama menggunakan
kekerasan terhadap orang” sebagaimana tersebut diatas, sehingga

Halaman 55 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Terdakwa dapat dimintai pertanggungjawaban pidana bersama Kartu
Kuning Yoman Alias Yogor Telenggen, Rambo Wenda, Wakanyo
Wenda, dan Yamdua Telenggen atas penembakan yang telah
dilakukan;
9. Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, bahwa “Unsur jika kekerasan
yang digunakan mengakibatkan luka-luka tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban hukum kepada Terdakwa karena tidak ada yang
melihat dan mengetahui secara langsung siapa pelaku penembakan
terhadap korban” bahwa terhadap pembelaan ini Majelis Hakim telah
mempertimbangkan baik dalam unsur “barang siapa”, unsur
“Mengakibatkan luka-luka” dan juga penguraian kesesuaian antara
keterangan saksi Abdul Rahmad Sukur dan saksi Kartu Kuning Yoman
Alias Yogor Telenggen sebagaimana telah Majelis Hakim uraikan dalam
tanggapan terhadap pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa angka 6
(enam) sehingga Terdakwa dapat dimintai pertanggungjawaban pidana;
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas
dengan demikian Majelis Hakim tidak sependapat dengan uraian pembelaan
Penasihat Hukum Terdakwa;
Menimbang bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 338 Kitab
undang-undang Hukum Pidana Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab undang-undang
Hukum Pidana dan Pasal 170 ayat (2) ke-1 Kitab undang-undang Hukum
Pidana telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti
secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan
dalam dakwaan komulatif kesatu subsidair dan dakwaan komulatif kedua
subsidair;
Menimbang bahwa dengan telah terpenuhinya semua unsur dari
dakwaan dakwaan komulatif kesatu subsidair dan dakwaan komulatif kedua
subsidair Penuntut Umum tersebut diatas, maka Terdakwa haruslah dinyatakan
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya, oleh karena kesalahannya itu maka menurut hukum
dan keadilan Terdakwa harus dijatuhi pidana;
Menimbang bahwa selama pemeriksaan dipersidangan berlangsung
ternyata Majelis Hakim tidak menemukan fakta atau keadaan yang
menunjukkan adanya alasan pemaaf maupun pembenar pada diri Terdakwa
yang sifatnya menghapus dan membebaskan pidana atas kesalahannya, maka
atas kesalahannya itu Terdakwa haruslah dijatuhi pidana yang setimpal dengan
perbuatannya;

Halaman 56 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf (f) Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan
keadaan-keadaan yang memberatkan dan yang meringankan pada diri Terdakwa:
Keadaan yang memberatkan :
 Perbuatan Terdakwa mengakibatkan korban Bripda Eko Afriansyah dan
Bripda Perianto Muh Kaluku meninggal dunia, serta korban Abdul
Rahmad Sukur mengalami luka;
 Perbuatan Terdakwa sangat meresahkan masyarakat;
 Terdakwa tidak mengakui perbuatannya;
Keadaan yang meringankan :
 Terdakwa belum pernah dihukum;
Menimbang bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dikenakan
penangkapan dan penahanan yang sah maka masa penangkapan dan penahanan
tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
Menimbang bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap
Terdakwa dilandasi alasan yang cukup maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap
berada dalam tahanan;
Menimbang bahwa terhadap barang bukti berupa:
- 2 (dua) buah helm Polri warna hitam;
- 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana.
- Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan dibalut
plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29 thn - peluru
serpihan.
- 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau.
- 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih milik
Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik Briptu
Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik Bripda
Yoga Alex Genuni.

Halaman 57 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor milik
Bripda Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga.
- 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi.
- 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra;
- 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli Durbiantoro
Putra.
- 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra;
- (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil Durbiantoro
Putra.
- 2 (dua) butir proyektil.
- 22 (dua puluh dua) selongsong.
- 1 (satu) butir amunisi.
yang masih diperlukan sebagai barang bukti dalam perkara lain, maka
dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam
perkara lain;
Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 222 ayat (1) Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana dan oleh karena Terdakwa telah dinyatakan terbukti bersalah
dan akan dijatuhi pidana, maka kepada Terdakwa dibebani pula membayar biaya
perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ini;
Menimbang bahwa pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa karena
kesalahannya itu sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan ini dipandang
telah setimpal dengan perbuatannya;
Memperhatikan ketentuan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana,
Pasal 170 ayat (2) ke -1 dan pasal-pasal dari Undang-undang No. 8 Tahun 1981

Halaman 58 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana serta peraturan hukum lainnya
yang berhubungan dengan perkara ini;
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda yang identitasnya sebagaimana
tersebut diatas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam Dakwaan Komulatif Kesatu
Primair dan Dakwaan Komulatif Kedua Primair;
2. Membebaskan Terdakwa dari Dakwaan Komulatif Kesatu Primair dan
Dakwaan Komulatif Kedua Primair Penuntut Umum;
3. Menyatakan Terdakwa Oniara Wonda yang identitasnya sebagaimana
tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana “Turut Serta Melakukan Pembunuhan Dan Melakukan
Kekerasan Terhadap Orang Yang Mengakibatkan Orang Luka”
sebagaimana dalam Dakwaan Komulatif Kesatu Subsidair dan Dakwaan
Komulatif Kedua Subsidair;
4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 12 (dua belas) tahun;
5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
6. Menetapkan agar Terdakwa tetap ditahan;
7. Menetapkan barang bukti berupa:
- 2 (dua) buah helm Polri warna hitam;
- 1 (satu) buah rompi anti peluru bertuliskan Gegana.
- Serpihan-serpihan proyektil yang diisi di dalam botol transparan
dibalut plester warna coklat bertuliskan 04/12 To. Abd R.Syukur/29
thn - peluru serpihan.
- 1 (satu) lembar celana panjang PDL Brimob warna hijau.
- 1 (satu) buah baju dinas polisi milik Bripka Zulkifli Durbiantoro
Putra.
- 1 (satu) buah celana PDL milik Bripka Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah baju kaos dalam warna coklat milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah jaket warna coklat di dalamnya bergaris warna putih
milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah celana PDH milik Briptu Hiskia Bonyadone.
- 1 (satu) buah baju kemeja lengan panjang warna coklat milik
Briptu Hiskia Bonyadone.

Halaman 59 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


- 1 (satu) buah celana pendek warna biru milik Briptu Hiskia
Bonyadone.
- 1 (satu) buah baju dinas PDL milik Bripda Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah tali pinggang merek Blackhawk warna hitam milik
Bripda Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah kaos lengan panjang warna hijau bertuliskan Pelopor
milik Bripda Yoga Alex Genuni.
- 1 (satu) buah celana PDL warna coklat milik Bripda Yoga.
- 1 (satu) buah baju PDL milik Bripda Alex Numberi.
- 1 (satu) buah dompet panjang warna hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah SIM C milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah kartu kredit Bank BRI warna merah putih milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra;
- 1 (satu) buah kartu BPJS Klinik Polres Jayawijaya milik Bripda
Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah kartu kredit Bank Papua milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah KTP milik Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah buku saku Polri warna Hitam milik Bripda Zulkifli
Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) lembar uang pecahan Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) milik
Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra;
- (tiga) lembar uang pecahan Rp1.000,00 (seribu rupiah) milik
Bripda Zulkifli Durbiantoro Putra.
- 1 (satu) buah tali pinggang warna hitam milik Bripda Zulkiflil
Durbiantoro Putra.
- 2 (dua) butir proyektil.
- 22 (dua puluh dua) selongsong.
- 1 (satu) butir amunisi.
Dipergunakan untuk perkara lain;
8. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp5000,00 (lima ribu rupiah);

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Nabire pada Hari Selasa, tanggal 26 Januari 2021 oleh
kami, Cita Savitri, S.H.,M.H sebagai Hakim Ketua, Ariandy, S.H dan Gerson

Halaman 60 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab


Hukubun, S.H masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk
berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Nabire Nomor
86/Pid.B/2020/PN Nab tanggal 14 Oktober 2020, putusan tersebut diucapkan
pada hari dan tanggal itu juga dalam persidangan terbuka untuk umum oleh
Hakim Ketua dengan dihadiri para Hakim Anggota tersebut, Irwan, S.H.,M.H,
Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, Toto Harmiko, S.H Jaksa
Penuntut Umum serta Terdakwa yang didampingi Penasihat Hukumnya.

Hakim Anggota: Hakim Ketua,

Ariandy, S.H. Cita Savitri, S.H.,M.H.

Gerson Hukubun, S.H.

Panitera Pengganti,

Irwan, S.H.,M.H.

Halaman 61 dari 61 Putusan Nomor 86/Pid.B/2020/PN Nab

Anda mungkin juga menyukai