Anda di halaman 1dari 17

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA
Pengadilan Negeri Situbondo yang mengadili perkara pidana dengan acara
pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara Terdakwa :
1. Nama lengkap : Abdur Rasid Bin Rifai;
2. Tempat lahir : Situbondo;
3. Umur/Tanggal lahir : 64 tahun /18 Mei 1955;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Kampung Krajan RT. 01 RW. 02 Desa Selomukti,
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Petani;
Terdakwa Abdur Rasid Bin Rifai ditahan dalam tahanan kota oleh:
1. Penuntut Umum sejak tanggal 19 Maret 2019 sampai dengan tanggal 7 April 2019;
2. Penuntut Umum Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 8 April
2019 sampai dengan tanggal 7 Mei 2019;
3. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 2 Mei 2019 sampai dengan tanggal 31 Mei
2019;
4. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak
tanggal 1 Juni 2019 sampai dengan tanggal 30 Juli 2019;
Terdakwa menghadap sendiri;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Situbondo Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN
Sit tanggal 2 Mei 2019 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit tanggal 2 Mei
2019 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, Ahli dan Terdakwa serta
memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut
Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:

Halaman 1 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1. Menyatakan Terdakwa ABDUR RASID Bin RIFAI telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah menurut hukum melakukan tindak pidana
“dengan sengaja memuat, mengangkut hasil penebangan di kawasan hutan
tanpa ijin dan membawa alat-alat untuk mengangkut hasil hutan di dalam
kawasan hutan tanpa ijin pejabat yang berwenang ” sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal12 huruf d dan g jo. Pasal 83 ayat (1) huruf a
UURI No.18 Tahun 2013;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUR RASID Bin RIFAI
dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 3 (tiga) bulan penjara, dengan
ketentuan lamanya pidana penjara dikurangi sepenuhnya dari lamanya
Terdakwa dalam masa penahanan kota dan dengan perintah supaya Terdakwa
segera ditahan;
3. Menjatuhkan pidana denda kepada Terdakwa ABDUR RASID Bin
RIFAI sebesar Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah) Subsidiair pidana
kurungan pengganti selama 1 (satu) bulan;
4. Menyatakan barang bukti berupa :
- (satu) batang kayu jenis Sono Keling dengan panjang 2 meter dengan
lebar 30x30 centi meter;
- 1 (satu) batang kayu jenis Sono Keling dengan panjang 1,5 meter
dengan lebar 32x25 centi meter;
- 1 (satu) unit sepeda motor roda 3 (tiga) merek KAISAR, tipe
TRISEDA Tahun 2012, warna merah, Nomor Rangka :
MGDT15MKTCJ001607, Nomor Mesin : 162MJC1067506, Nomor
Polisi : P-8467-G atas nama pemilik AGOES ULOENGGONO. ES Dusun
Karajan RT.01 RW.03 Desa Selomukti Kecamatan Mlandingan Kabupaten
Situbondo beserta STNKnya;
Dirampas untuk Negara;
- 1 (satu) helm warna kuning;
- 1 (satu) utas tali warna biru.
Dirampas untuk Dimusnahkan.
5. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan
memohon keringanan hukuman karena menjadi tulang punggung keluarga. Terdakwa
juga merasa bersalah dan menyesali perbuatannya;

Halaman 2 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap permohonan
Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutannya;
Setelah mendengar Tanggapan Terdakwa terhadap tanggapan Penuntut Umum
yang pada pokoknya menyatakan tetap pada permohonannya;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum
didakwa berdasarkan surat dakwaan sebagai berikut:
Kesatu :
Bahwa ia Terdakwa ABDUR RASID Bin RIFAI, pada hari hari Rabu tanggal
06 Juni 2018 sekitar jam 22.00 Wib., atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain
sekitar itu pada tahun 2018, bertempat di Simpang Tiga Jalan Desa Trebungan
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo atau setidak- tidaknya pada tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Situbondo, telah
melakukan, “dengan sengaja memuat, membongkar, mengangkut, menguasai dan atau
memiliki hasil penebangan di kawasan hutan tanpa ijin dan membawa alat-alat berat
dan atau membawa alat-alat lainnya yang lazim dan patut di duga untuk mengangkut
hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa ijin pejabat yang berwenang”, yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Berawal ketika Terdakwa pada hari Rabu tanggal 06 Juni 2018 sekitar jam
16.00 Wib, berangkat dari desa Selomukti menuju ke daerah Bungatan bersama
saksi ABDUL KARIM Als. Pak LUSI dengan maksud untuk ke makam orang
tua Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor roda tiga merek KAISAR tipe
TRISEDA tahun 2012 warna merah dengan Nomor Polisi : P-8467-G, lalu
setelah selesai yaitu sekitar jam
20.00 Wib, Terdakwa pulang melewati jalur Selatan yaitu melewati Desa
Trebungan tiba-tiba Terdakwa dihentikan oleh seorang laki-laki yang mengaku
bernama PAK ILA dengan maksud untuk mengangkut kayu miliknya, dan
apabila Terdakwa mau akan diberi ongkosa/upah senilai Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah), mengetahui hal tersebut Terdakwa lalu menyetujuinya, lalu
Terdakwa bersama PAK ILA mengambil kayu tersebut di pinggir jalan,
tepatnya di Desa Alas Bayur yang termasuk di dalam kawasan hutan, namun
saksi ABDUL KARIM pada saat itu tidak ikut dengan Terdakwa, karena saksi
ABDUL KARIM hendak buang air besar, setelah Terdakwa dan PAK ILA
sampai Desa Alas Bayur, lalu Terdakwa bersama dengan PAK ILA menaikan 2
(dua) batang kayu jenis Sono Keling ke bak belakang sepeda motor roda
tiga merek
Halaman 3 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
KAISAR tipe TRISEDA warna merah dengan Nomor Polisi : P-8467-G milik
Terdakwa dan selanjutnya Terdakwa mengikuti sepeda motor yang dikendarai
oleh PAK ILA dari belakang sambil mengangkut 2 batang kayu jenis Sono
Keling tersebut;
- Bahwa ketika Terdakwa melewati pertigaan Pasar Desa Trebungan tepatnya
sekitar jam 22.30 Wib, tiba-tiba Terdakwa di berhentikan oleh saksi RUDI
KURNIAWAN selaku mandor/petugas keamanan Perhutani, lalu saksi RUDI
KURNIAWAN dan saksi JAMAL selaku karyawan BUMN Perhutani
menanyakan tentang surat -surat kayu atau dokumen kayu yang dibawa
Terdakwa dengan cara diangkut menggunakan sepeda motor roda tiga merek
KAISAR tipe TRISEDA warna merah dengan Nomor Polisi : P-8467-G, oleh
karena Terdakwa tidak bisa menunjukkan surat/dokumen kayu yang
dibawa/diangkut kemudian saksi RUDI KURNIAWAN menghubungi petugas
Kepolisian, dan tidak lama kemudian saksi ARIS SUYANTO.SH selaku
Petugas Polisi dari Polsek Mlandingan beserta anggota lainnya mengamankan
Terdakwa dan barang bukti berupa 2 (dua) batang kayu jenis sono keling
dengan perincian 1 (satu) batang kayu jenis sono keling dengan panjang 2 (dua)
meter dengan lebar 30x30 centi meter dan 1 (satu) batang kayu jenis sono
keling dengan panjang 1,5 (satu koma (lima) meter dengan lebar 32x25 centi
meter beserta sarana pengangkutnya yaitu 1 (satu) unit sepeda motor jenis roda
tiga merk KAISAR, Tipe TRISEDA, Tahun 2012, warna merah, Nomor
Rangka : MGDT15MKTCJ001607, Nomor Mesin : 162MJC1067506 dengan
Nomor Polisi : P-8467-G atas nama pemilik AGOES ULOENGGONO. ES
Dusun Karajan RT.01 RW. 03 Desa Selomukti Kecamatan Mlandingan
Kabupaten Situbondo berserta STNKnya, 1 (satu) buah helm warna kuning dan
1 (satu) buah tampar warna biru dengan panjang kurang lebih 5 (lima) meter
yang digunakan Terdakwa untuk mengikat 2 (dua) batang kayu tersebut;
- Bahwa menurut keterangan Ahli SLAMET SANTOSO selaku Penguji
Tingkat I Kesatuan Pemangkuhan Hutan (KPH) Jember menerangkan bahwa 2
(dua) batang kayu sonokeling berbentuk balok (persegian) dengan jumlah
kubikasi 0,2844 m3 yang diamankan oleh petugas Kepolisian Perhutani dan
Polsek Mlandingan benar - benar berasal dari dalam Kawasan Hutan Produksi
petak 5 P2 Blok Batu Tempek masuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan
(RPH) Alas Bayur Bagian Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH) Panarukan
Kesatuan Pengelolahan Hutan
Halaman 4 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
(KPH) Bondowoso masuk wilayah Desa Alas Bayur Kecamatan Mlandingan
Kabupaten Situbondo dan hasil pemeriksaan terhadap barang bukti berupa 2
(dua) batang kayu sonokeling berbentuk balok (persegian) antara lain warna
tras kayu adalah merah tua sampai kecoklatan bercorak kehitam hitaman yang
menunjukkan ciri khas kayu sonokeling dan warna gubal putih cokelat, selain
itu Ahli menerangkan bahwa menurut perhitungan lingkaran tahun terhadap
kayu tersebut menunjukkan bahwa kayu Sonokeling yang diangkut, dikuasai
dan dimiliki oleh Terdakwa berusia ± 51 tahun sesuai dengan Laporan Kejadian
Pencurian Kayu Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Alas Bayur Bagian
Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH) Mlandingan Kesatuan Pengelolahan
Hutan (KPH) Bondowoso yaitu berupa lampiran huruf A Nomor :
18/MLD/NRK/STBD/VI/2018 tanggal 07 Juni 2018 yang dibuat oleh saksi
SUHERMAN selaku Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Mlandingan Bagian
Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH) Panarukan Kesatuan Pengelolahan
Hutan (KPH) Bondowoso yang diketahui oleh PURWOHADI selaku Asper/
KBKPH Panarukan dan Drs. M. AJIB S.Hut.MM selaku Ajun Adm/KSKPH
Bondowoso yang menunjukkan tahun tanam yaitu Tahun 1967;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12
huruf d dan g jo. Pasal 83 ayat (1) huruf a UURI No.18 Tahun 2013 ; Atau;
Kedua;
Bahwa ia Terdakwa ABDUR RASID Bin RIFAI, pada hari hari Rabu tanggal
06 Juni 2018 sekitar jam 22.00 Wib., atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain
sekitar itu pada tahun 2018, bertempat di Simpang Tiga Jalan Desa Trebungan
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo atau setidak- tidaknya pada tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Situbondo, telah
melakukan, “karena kelalaiannya memuat, membongkar, mengangkut, menguasai dan
atau memiliki hasil penebangan di kawasan hutan tanpa ijin dan membawa alat-alat
berat dan atau membawa alat-alat lainnya yang lazim dan patut di duga untuk
mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa ijin pejabat yang berwenang”,
yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Berawal ketika Terdakwa pada hari Rabu tanggal 06 Juni 2018 sekitar jam
16.00 Wib, berangkat dari desa Selomukti menuju ke daerah Bungatan bersama
saksi ABDUL KARIM Als. Pak LUSI dengan maksud
Halaman 5 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
untuk ke makam orang tua Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor roda
tiga merek KAISAR tipe TRISEDA tahun 2012 warna merah dengan Nomor
Polisi : P-8467-G, lalu setelah selesai yaitu sekitar jam
20.00 Wib, Terdakwa pulang melewati jalur Selatan yaitu melewati Desa
Trebungan tiba-tiba Terdakwa dihentikan oleh seorang laki-laki yang mengaku
bernama PAK ILA dengan maksud untuk mengangkut kayu miliknya, dan
apabila Terdakwa mau akan diberi ongkosa/upah senilai Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah), mengetahui hal tersebut Terdakwa lalu menyetujuinya, lalu
Terdakwa bersama PAK ILA mengambil kayu tersebut di pinggir jalan,
tepatnya di Desa Alas Bayur yang termasuk di dalam kawasan hutan, namun
saksi ABDUL KARIM pada saat itu tidak ikut dengan Terdakwa, karena saksi
ABDUL KARIM hendak buang air besar, setelah Terdakwa dan PAK ILA
sampai Desa Alas Bayur, lalu Terdakwa bersama dengan PAK ILA menaikan 2
(dua) batang kayu jenis Sono Keling ke bak belakang sepeda motor roda tiga
merek KAISAR tipe TRISEDA warna merah dengan Nomor Polisi : P-8467-G
milik Terdakwa dan selanjutnya Terdakwa mengikuti sepeda motor yang
dikendarai oleh PAK ILA dari belakang sambil mengangkut 2 batang kayu
jenis Sono Keling tersebut;
- Bahwa ketika Terdakwa melewati pertigaan Pasar Desa Trebungan tepatnya
sekitar jam 22.30 Wib, tiba-tiba Terdakwa di berhentikan oleh saksi RUDI
KURNIAWAN selaku mandor/petugas keamanan Perhutani, lalu saksi RUDI
KURNIAWAN dan saksi JAMAL selaku karyawan BUMN Perhutani
menanyakan tentang surat -surat kayu atau dokumen kayu yang dibawa
Terdakwa dengan cara diangkut menggunakan sepeda motor roda tiga merek
KAISAR tipe TRISEDA warna merah dengan Nomor Polisi : P-8467-G, oleh
karena Terdakwa tidak bisa menunjukkan surat/dokumen kayu yang
dibawa/diangkut kemudian saksi RUDI KURNIAWAN menghubungi petugas
Kepolisian, dan tidak lama kemudian saksi ARIS SUYANTO.SH selaku
Petugas Polisi dari Polsek Mlandingan beserta anggota lainnya mengamankan
Terdakwa dan barang bukti berupa 2 (dua) batang kayu jenis sono keling
dengan perincian 1 (satu) batang kayu jenis sono keling dengan panjang 2 (dua)
meter dengan lebar 30x30 centi meter dan 1 (satu) batang kayu jenis sono
keling dengan panjang 1,5 (satu koma (lima) meter dengan lebar 32x25 centi
meter beserta sarana pengangkutnya yaitu 1 (satu) unit sepeda motor jenis
roda tiga merk KAISAR, Tipe TRISEDA, Tahun
Halaman 6 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
2012, warna merah, Nomor Rangka : MGDT15MKTCJ001607, Nomor Mesin :
162MJC1067506 dengan Nomor Polisi : P-8467-G atas nama pemilik AGOES
ULOENGGONO. ES Dusun Karajan RT.01 RW. 03 Desa Selomukti
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo berserta STNKnya, 1 (satu) buah
helm warna kuning dan 1 (satu) buah tampar warna biru dengan panjang kurang
lebih 5 (lima) meter yang digunakan Terdakwa untuk mengikat 2 (dua) batang
kayu tersebut;
- Bahwa menurut keterangan Ahli SLAMET SANTOSO selaku Penguji
Tingkat I Kesatuan Pemangkuhan Hutan (KPH) Jember menerangkan bahwa 2
(dua) batang kayu sonokeling berbentuk balok (persegian) dengan jumlah
kubikasi 0,2844 m3 yang diamankan oleh petugas Kepolisian Perhutani dan
Polsek Mlandingan benar - benar berasal dari dalam Kawasan Hutan Produksi
petak 5 P2 Blok Batu Tempek masuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan
(RPH) Alas Bayur Bagian Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH) Panarukan
Kesatuan Pengelolahan Hutan (KPH) Bondowoso masuk wilayah Desa Alas
Bayur Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo dan hasil pemeriksaan
terhadap barang bukti berupa 2 (dua) batang kayu sonokeling berbentuk balok
(persegian) antara lain warna tras kayu adalah merah tua sampai kecoklatan
bercorak kehitam hitaman yang menunjukkan ciri khas kayu sonokeling dan
warna gubal putih cokelat, selain itu Ahli menerangkan bahwa menurut
perhitungan lingkaran tahun terhadap kayu tersebut menunjukkan bahwa kayu
Sonokeling yang diangkut, dikuasai dan dimiliki oleh Terdakwa berusia ± 51
tahun sesuai dengan Laporan Kejadian Pencurian Kayu Resort Pemangkuan
Hutan (RPH) Alas Bayur Bagian Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH)
Mlandingan Kesatuan Pengelolahan Hutan (KPH) Bondowoso yaitu berupa
lampiran huruf A Nomor : 18/MLD/NRK/STBD/VI/2018 tanggal 07 Juni 2018
yang dibuat oleh saksi SUHERMAN selaku Resort Pemangkuan Hutan (RPH)
Mlandingan Bagian Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH) Panarukan
Kesatuan Pengelolahan Hutan (KPH) Bondowoso yang diketahui oleh
PURWOHADI selaku Asper/KBKPH Panarukan dan Drs. M. AJIB S.Hut.MM
selaku Ajun Adm/KSKPH Bondowoso yang menunjukkan tahun tanam yaitu
Tahun 1967;
- Bahwa Terdakwa di dalam mengangkut 2 (dua) batang kayu jenis sono keling
tersebut tidak mengetahui bahwa kayu-kayu tersebut adalah berasal dari dalam
Kawasan Hutan Produksi petak 5 P2 Blok Batu
Halaman 7 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Tempek masuk wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Alas Bayur Bagian
Kesatuan Pemangkuhan Hutan (BKPH) Panarukan Kesatuan Pengelolahan
Hutan (KPH) Bondowoso masuk wilayah Desa Alas Bayur Kecamatan
Mlandingan Kabupaten Situbondo;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12
huruf d dan g jo. Pasal 83 ayat (2) huruf a UURI No.18 Tahun 2013;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Rudi Kurniawan, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- bahwa, Saksi adalah petugas Perhutani yang melihat Terdakwa sedang
mengangkut kayu jenis Sono Keling sebanyak dua batang pada hari Rabu tanggal
6 Juni 2018 sekitar pukul 22.30 WIB, di daerah Pasar Tribungan Mlandingan,
Kabupaten Situbondo;
- bahwa, Terdakwa mengangkut kayu menggunakan sepeda motor roda tiga
merek Kaisar;
- bahwa ada satu orang lain yang duduk di bak belakang kendaraan, menduduki
kayu yang diangkut Terdakwa tersebut;
- bahwa, Saksi tidak kenal dengan Pak Ela dan Pak Karim;
- bahwa, Terdakwa mengatakan mengambil kayu dari Sumberanyar hendak
dibawa ke Mlandingan;
- bahwa, Terdakwa tidak membawa surat-surat terkait kayu tersebut;
- bahwa, atas keterangan Saksi terdakwa membenarkan;
2. Suherman, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- bahwa, Saksi mendapatkan laporan dari PRPH Selogowo bahwa telah
menangkap seseorang yang mengangkut kayu jenis Sono Keling menggunakan
kendaraan roda tiga tanpa dilengkapi surat-surat;
- bahwa, penangkapan dilakukan pada hari Rabu tanggal 6 Juni 2018 sekitar
pukul 22.30 WIB di Jalan Pasar Trebungan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten
Situbondo;
- bahwa, jumlah kayu yang dibawa Terdakwa adalah dua batang;
- bahwa, keesokan harinya Saksi bersama dengan Pak Jamal dan Kapolsek
Mlandingan memeriksa kawasan hutan dan melihat ada dua pohon yang hilang;
- bahwa, kayu Sono Kling yang hilang usianya kurang lebih 40 (empat puluh)
tahun;

Halaman 8 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;
3. Aris Suyanto, S.H., di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- bahwa, Saksi bersama dengan Rudi Kurniawan mengamankan Terdakwa pada
hari Rabu tanggal 6 Juni 2018 sekitar pukul 22.30 WIB di Jalan Pasar
Trebungan, Desa Trebungan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo
karena membawa dua batangkayu Sono Keling;
- bahwa, Terdakwa berencana membawa kayu tersebut ke daerah Selomukti
atas suruhan Pak Ela;
- bahwa, Terdakwa mengatakan diberi upah Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)
untuk mengangkut kayu tersebut;
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;
4. Abdul Karim, bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- bahwa, pada hari Rabu tanggal 6 Juni 2019, sekitar pukul 16.00 WIB, Saksi
diajak oleh Terdakwa pergi ke daerah Bungatan dengan tujan pergi ke makam
orang tua. Setelah selesai, sekitar jam 20.00 WIB, Saksi melewati jalur
Trebungan. Sampai di daerah pertigaan Pasar Trebungan, Saksi dan Terdakwa
diberhentikan oleh seseorang yang bernama Pak Ila yang tujuannya
memberhentikan tidak Saksi ketahui;
- bahwa, selanjutnya Terdakwa mengatakan kepada Saksi “ada muatan”;
- bahwa, di daerah Desa Sumberanyar, Saksi turun ke Sungai untuk buang air
besar, lalu Saksi menunggu Terdakwa di pinggir jalan;
- bahwa, selanjutnya Terdakwa datang dari arah Selatan membawa kayu. Saksi
kemudian naik lagi ke atas kendaraan roda tiga tersebut;
- bahwa, sampai di pertigaan Trebungan, tiba-tiba Terdakwa diberhentikan oleh
Petugas Perhutani dan menanyakan tentang kayu tersebut;
- bahwa, selanjutnya Terdakwa dan kayu dibawa ke Polsek Mlandingan.
Sedangkan Saksi turun di Pasar tersebut;
- bahwa, jenis kayu yang dibawa Terdakwa adalah Sono Keling;
- bahwa, Saksi tidak kenal dengan Pak Ila;
- bahwa, Saksi tidak tahu asal kayu tersebut dari mana;
- bahwa, ciri-ciri Pak Ila adalah orangnya tinggi;
- bahwa, Pak Ila yang Saksi lihat saat itu tidak sama dengan Saksi bernama Pak
Ila yang dihadirkan di persidangan;

Halaman 9 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;
5. Hasana alias Pak Ila, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- bahwa, Saksi tidak kenal dengan Terdakwa;
- bahwa, Saksi tidak pernah berdagang kayu;
- bahwa, Saksi tidak pernah menyuruh Terdakwa mengangkut kayu Sono
Keling;
- bahwa, Saksi tidak tahu siapa lagi orang yang bernama Pak Ila yang ada di
Desa Saksi;
- Terhadap keterangan saksi, Terdakwa membenarkan;
Menimbang, bahwa Penuntut Umum telah mengajukan Ahli yakni Slamet
Santoso, di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- bahwa, secara anatomi kayu jenis Sono Keling tidak sama. Ada yang
warnanya coklat, ada yang warna hitam;
- bahwa, saat mengangkut kayu, yang perlu dilengkapi adalah membawa nota
pengangkutan kayu yang disertai dengan surat keterangan sahnya hasil hutan;
- bahwa ahli tidak memeriksa langsung kayu yang hilang di hutan dan
membandingkannya dengan kayu yang diangkut oleh Terdakwa;
- bahwa, jika mengangkut kayu milik masyarakat perlu dilengkapi dengan
Surat Keterangan dari Desa setempat dilampiri SHM atau surat Petok dan
Krawangan Desa;
- bahwa, jika mengangkut dari toko, hanya perlu nota pembelian dari toko;
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan keterangan
yang pada pokoknya sebagai berikut:
- bahwa, benar Terdakwa mengangkut kayu yang katanya milik Pak Ila;
- bahwa, sebelumnya ada 4 (empat) orang tidak Terdakwa kenal yang mencegat
Terdakwa di daerah Pasar Trebungan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten
Situbondo, sekitar jam 22.00 WIB dan meminta Terdakwa mengangkut kayu dari
Sumberanyar ke Mlandingan;
- bahwa, Terdakwa saat itu mengendari sepeda motor roda tiga;
- bahwa, Terdakwa tidak bertanya tentang kayu apa yang hendak diangkut;
- bahwa, ada dua balok kayu yang Terdakwa angkut dengan ongkos
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

Halaman 10 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit


Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
- bahwa, selanjutnya Terdakwa dihentikan oleh Mandor Kehutanan di daerah
Pasar Trebungan. 4 orang yang memiliki kayu melarikan diri, sedangkan Terdakwa
ditinggalkan. Selanjutnya Terdakwa dibawa ke kantor Polsek Mlandingan;
- bahwa, pada saat dicocokkan antara balok kayu yang Terdakwa angkut
dengan tonggak kayu yang hilang, lebih besar balok kayunya;
- bahwa, Terdakwa dipertemukan dengan Pak Ila yang diperiksa sebagai saksi
dalam perkara ini, akan tetapi orang tersebut bukan orang yang menyuruh Terdakwa
mengangkut kayu;
- bahwa salah seorang dari 4 orang yang menyuruh Terdakwa mengangkut
kayu mengatakan bahwa yang akan mengawal adalah Pak Ila;
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai
berikut:
- (satu) batang kayu jenis Sono Keling dengan panjang 2 meter dengan lebar
30x30 centi meter;
- 1 (satu) batang kayu jenis Sono Keling dengan panjang 1,5 meter dengan
lebar 32x25 centi meter;
- 1 (satu) unit sepeda motor roda 3 (tiga) merek KAISAR, tipe TRISEDA
Tahun 2012, warna merah, Nomor Rangka : MGDT15MKTCJ001607, Nomor
Mesin : 162MJC1067506, Nomor Polisi : P-8467-G atas nama pemilik AGOES
ULOENGGONO. ES Dusun Karajan RT.01 RW.03 Desa Selomukti Kecamatan
Mlandingan Kabupaten Situbondo beserta STNKnya;
- 1 (satu) helm warna kuning;
- 1 (satu) utas tali warna biru.
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan
diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Terdakwa mengangkut 2 (dua) batang kayu jenis Sono Keling dengan
kubikasi 0,2844 meter kubik, menggunakan kendaraan sepeda motor roda tiga
merek Kaisar Nomor Polisi P 8467 G yang dilengkapi dengan bak pengangkut
barang di bagian belakang, pada hari Rabu tanggal 6 Juni 2018 sekitar pukul 22.30
WIB;
- Terdakwa mengakut kayu tersebut dari Desa Alas Bayur dan dibawa menuju
daerah Mlandingan atas suruhan 4 (empat) orang yang tidak dikenal oleh
Terdakwa;
- Ketika mengangkut kayu jenis Sono Keling tersebut, Terdakwa tidak
mengetahui asal usulnya dan tidak membawa dokumen yang diperlukan
Halaman 11 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
untuk mengangkut kayu seperti Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan, Nota
Pembelian, atau Surat Keterangan dari Desa yang menerangkan asal usul kayu
tersebut;
- Terdakwa akan diberi upah untuk mengangkut kayu tersebut sejumlah
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim mempertimbangkan apakah
Penuntut Umum dapat membuktikan dakwaannya berdasarkan bukti-bukti yang
diajukan di persidangan, Majelis Hakim perlu mempertimbangkan mengenai uraian
tindak pidana yang dibuat oleh Penuntut Umum dalam bentuk dakwaan alternatif
yakni :
Kesatu : perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12
huruf d dan g jo. Pasal 83 ayat (1) huruf a UURI No.18 Tahun 2013; Atau;
Kedua : perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 12
huruf d dan g jo. Pasal 83 ayat (2) huruf a UURI No.18 Tahun 2013
Menimbang, bahwa Majelis Hakim memperhatikan ketentuan pasal 143 ayat (2)
KUHAP yang mengatur sebagai berikut :
Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan ditandatangani
serta berisi :
a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan tersangka ;
b. Uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan, dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan;
Selanjutnya pasal 143 ayat (3) KUHAP berbunyi “surat dakwaan yang tidak
memenuhi ketentuan huruf b di atas, maka akibat hukumnya adalah batal demi
hukum”;
Menimbang, bahwa sekalipun Terdakwa tidak mengajukan keberatan terkait
surat dakwaan, Majelis Hakim karena jabatannya berwenang untuk
mempertimbangkan apakah penyusunan dakwaan telah memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan dalam pasal 143 ayat (2) KUHAP, untuk memastikan hukum pidana
materiil dilaksanakan dengan baik, yang selanjutnya pertimbangan hukumnya akan
diuraikan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa dakwaan kesatu Penuntut Umum adalah sebagaimana
diatur dalam pasal 83 ayat (1) huruf a jo. pasal 12 huruf d dan huruf g Undang-
Undang RI Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan
Halaman 12 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Pemberantasan Perusakan Hutan, yang kemudian rumusan pasalnya disebut oleh
Penuntut Umum dalam dakwaannya sebagai berikut : “dengan sengaja memuat,
membongkar, mengangkut, membawa alat-alat berat dan atau membawa alat-
alat lainnya yang lazim dan patut diduga untuk mengangkut hasil hutan di
dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang”;
Menimbang, bahwa jika dicermati, ketentuan pidana dalam pasal 83 ayat (1)
huruf a yang berbunyi “orang perseorangan yang dengan sengaja memuat,
membongkar, mengeluarkan, mengangkut, menguasai, dan/atau memiliki hasil
penebangan di kawasan hutan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 huruf d, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu)
tahun dan paling lama 5 (lima) tahun serta pidana denda paling sedikit
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)” sudah jelas merupakan
ketentuan pidana hanya untuk pelanggaran terhadap pasal 12 huruf d;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim memperhatikan ketentuan pasal
12 huruf g yang berbunyi “setiap orang dilarang membawa alat-alat berat
dan/atau alat-alat lainnya yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk
mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang”;
Menimbang, bahwa Setelah memperhatikan ketentuan-ketentuan pidana
dalam undang-undang ini, ketentuan pidana untuk larangan yang diatur dalam pasal 12
huruf g ini, diatur dalam pasal 85 ayat (1), yang berbunyi : “orang perseorangan
yang dengan sengaja membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang
lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di
dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf g, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda
paling sedikit Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
Menimbang, bahwa demikian pula halnya dengan dakwaan kedua, yang mana
Penuntut Umum mencantumkan pasal 83 ayat (2) huruf a jo. pasal
12 huruf d dan huruf g. Penuntut Umum mencantumkan rumusan tindak pidananya
sebagai berikut : “karena kelalaiannya memuat, membongkar, mengangkut,
menguasai dan atau memiliki hasil penebangan di kawasan hutan tanpa ijin
dan membawa alat-alat berat dan atau membawa alat-alat lainnya yang lazim
dan patut di duga untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan
tanpa ijin pejabat yang berwenang”;
Halaman 13 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati ketentuan pidana
dalam pasal 83 ayat (2) huruf a, pasal tersebut berbunyi “orang perseorangan yang
karena kelalaiannya memuat, membongkar, mengeluarkan, mengangkut,
menguasai, dan/atau memiliki hasil penebangan di kawasan hutan tanpa izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf d, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 8 (delapan) bulan dan paling lama 3 (tiga) tahun serta
pidana denda paling sedikit Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”;
Menimbang, bahwa dalam dakwaan kedua ini, Penuntut umum juga
menggabungkan rumusan tindak pidana pasal 83 ayat 2 huruf a dengan rumusan tindak
pidana yang sebenarnya diatur dalam pasal 85 ayat (1) dengan menghilangkan unsur
“dengan sengaja” yang ada dalam pasal 85 ayat (1);

Menimbang,
Terdakwa, bahwa
yang dikaitkan penyebutan
dengan perbuatan
unsur delik yangdalam
yang termuat dilakukan oleh
pasal yang
dijadikan dasar penyusunan dakwaan secara alternatif dalam dakwaan kesatu atau
dakwaan kedua sebagaimana yang telah diuraikan di atas, telah menggabungkan unsur-
unsur yang diatur dalam ketentuan pidana yang berbeda;
Menimbang, bahwa salah satu pertanyaan penting yang harus diperhatikan
sebelum menyusun dan menentukan bentuk surat dakwaan adalah, apakah perbuatan
Terdakwa mengandung perbarengan tindak pidana baik dalam bentuk satu perbuatan
yang mengenai lebih dari satu ketentuan pidana (concursus idealis), perbuatan yang
berlanjut, atau perbarengan beberapa perbuatan yang berdiri sendiri yang masing-
masing diatur dalam ketentuan pidana berbeda-beda (concursus realis). Hal ini
nantinya tidak hanya akan berpengaruh kepada penyusunan bentuk dakwaan dan
uraian perbuatan yang dilakukan Terdakwa, namun juga terkait sistem pemidanaannya;
Menimbang, bahwa jika Penuntut Umum menganggap ada perbarengan tindak
pidana, maka harus diperhatikan ketentuan pasal 141 KUHAP dan dihubungkan
dengan ketentuan-ketentuan perbarengan tindak pidana yang diatur dalam BAB VI
KUHP. Setelah itu, barulah menentukan bentuk dakwaan yang tepat dikaitkan dengan
perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa;
Menimbang, bahwa dengan mengacu kepada rumusan tindak pidana yang
dicantumkan dalam dakwaan Penuntut Umum, seolah-olah Penuntut
Halaman 14 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Umum menganggap ada perbarengan tindak pidana dalam perkara ini, yakni dalam
bentuk concursus idealis, yang mana perbuatan Terdakwa mengenai ketentuan pasal
83 ayat (1) huruf a dan pasal 85 ayat (1). Kemudian, karena Penuntut Umum masih
ragu mengenai unsur kesengajaan, maka dicarilah alternatif menggunakan ketentuan
pasal 83 ayat (2) huruf a yang mencantumkan unsur kelalaian dan digabungkan juga
dengan rumusan tindak pidana pasal 85 ayat (1);
Menimbang, bahwa jika terjadi concursus idealis sebagaimana diatur dalam
pasal 63 KUHP dan Terdakwa dijatuhi pidana, maka ketentuan pidana yang dikenakan
adalah salah satu ketentuan pidana, jika ancamannya sama. Sedangkan jika berbeda,
maka yang dikenakan adalah yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat;
Menimbang, bahwa ketika Penuntut Umum menggabungkan begitu saja
rumusan pasal 83 ayat (1) huruf a dengan rumusan pasal 85 ayat (1), yang
dihubungkan dengan pasal 12 huruf d dan g dalam dakwaan kesatu, dengan alternatif
dakwaan kedua yang menggabungkan rumusan pasal 83 ayat (2) huruf a dengan
rumusan pasal 85 ayat (1) dihubungkan dengan pasal 12 huruf d dan g, maka menjadi
tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan ; ketentuan pidana mana yang sesungguhnya
didakwakan kepada Terdakwa? Apakah Penuntut Umum berpedoman pada pasal 63
KUHP atau tidak? Jika berpedoman pada ketentuan pasal 63 KUHP, maka dalam
perkara ini seharusnya ketentuan pidana pasal 85 ayat (1) yang digunakan, karena
memuat ketentuan pidana pokok yang terberat;
Menimbang, bahwa selain asas mengenai ketentuan pidana mana yang
seharusnya dipergunakan ketika terjadi concursus idealis, oleh karena rumusan
tindak pidana dalam dua ketentuan pidana digabungkan begitu saja dalam satu uraian,
maka unsur tindak pidana dalam dua ketentuan pidana tersebut menjadi bercampur.
Akibat yang dapat terjadi adalah, jika salah satu unsur dalam salah satu pasal tidak
terpenuhi, maka Terdakwa akan diputus bebas, padahal unsur pasal lain bisa jadi
terpenuhi. Selain itu, dakwaan alternatif kedua juga memunculkan masalah tersendiri,
karena pasal 83 ayat
(2) huruf a memiliki unsur kelalaian, sedangkan pasal 85 ayat (1) memiliki unsur
kesengajaan. Jika rumusannya digabung begitu saja menjadi satu, maka akan menjadi
rancu;
Menimbang, bahwa dalam uraian perbuatan yang dilakukan Terdakwa
sebagaimana termuat dalam dakwaan Penuntut Umum, sama sekali tidak diuraikan
perbuatan Terdakwa yang mana yang dianggap memenuhi rumusan
Halaman 15 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pasal “dengan sengaja membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya
yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di
dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang”;
Menimbang, bahwa sekalipun Penuntut Umum ingin mendakwa Terdakwa
dengan ketentuan pidana pasal 85 ayat (1), menurut Majelis Hakim Penuntut Umum
sepatutnya menggunakan dakwaan berbentuk kumulatif atau dakwaan kombinasi
alternatif dan kumulatif, sehingga dakwaan akan dipertimbangkan satu persatu dan
dipertimbangkan unsur-unsur pasal dalam setiap dakwaan secara terpisah. Dengan
demikian, tidak bercampur aduk pertimbangan unsur pasal 83 ayat (1) huruf a dan
pasal 85 ayat (1) atau antara pasal 83 ayat (2) dengan pasal 85 ayat (1);
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana
yang telah diuraikan di atas, maka Majelis Hakim berpendapat cara menyusun bentuk
dakwaan dan menguraikan tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini, menurut
Majelis Hakim adalah tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap;
Menimbang, bahwa oleh karena uraian dakwaan Penuntut Umum tidak cermat,
tidak jelas dan tidak lengkap, maka surat dakwaan dalam perkara ini tidak memenuhi
syarat yang ditentukan pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP. Dengan demikian surat
dakwaan Penuntut Umum haruslah dinyatakan batal demi hukum sebagaimana diatur
dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dalam tahanan kota, maka
Majelis Hakim memerintahkan agar Terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah
putusan ini diucapkan;
Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Penuntut Umum dinyatakan
batal demi hukum, maka biaya perkara dibebankan kepada negara;
Memperhatikan, pasal 143 KUHAP, pasal 63 KUHP, serta ketentuan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI
1. Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum NO.REG.PERK : PDM-
10 /SITUB/Euh.2/03/2019, tanggal 19 Maret 2019, batal demi hukum;
2. Membebaskan Terdakwa dari tahanan kota segera setelah putusan ini
diucapkan;
3. Membebankan biaya perkara kepada negara;
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Situbondo, pada hari Senin, tanggal 1 Juli 2019, oleh kami,
Halaman 16 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Toetik Ernawati, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, I Ketut Darpawan, S.H., Novi
Nuradhayanty, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 4 Juli 2019, oleh Hakim
Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Sugiyanto, S.H.,
Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Situbondo, serta dihadiri oleh Cahya
Sankara, S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa;
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
Ttd. Ttd.

I Ketut Darpawan, S.H. Hj. Toetik Ernawati, S.H., M.H.


Ttd.

Novi Nuradhayanty, S.H., M.H.

Panitera Pengganti,
Ttd.

Sugiyanto, S.H.

Halaman 17 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit

Anda mungkin juga menyukai