putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA
Pengadilan Negeri Situbondo yang mengadili perkara pidana dengan acara
pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara Terdakwa :
1. Nama lengkap : Abdur Rasid Bin Rifai;
2. Tempat lahir : Situbondo;
3. Umur/Tanggal lahir : 64 tahun /18 Mei 1955;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Kampung Krajan RT. 01 RW. 02 Desa Selomukti,
Kecamatan Mlandingan Kabupaten Situbondo;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Petani;
Terdakwa Abdur Rasid Bin Rifai ditahan dalam tahanan kota oleh:
1. Penuntut Umum sejak tanggal 19 Maret 2019 sampai dengan tanggal 7 April 2019;
2. Penuntut Umum Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 8 April
2019 sampai dengan tanggal 7 Mei 2019;
3. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 2 Mei 2019 sampai dengan tanggal 31 Mei
2019;
4. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak
tanggal 1 Juni 2019 sampai dengan tanggal 30 Juli 2019;
Terdakwa menghadap sendiri;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Situbondo Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN
Sit tanggal 2 Mei 2019 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit tanggal 2 Mei
2019 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi, Ahli dan Terdakwa serta
memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut
Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1. Menyatakan Terdakwa ABDUR RASID Bin RIFAI telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah menurut hukum melakukan tindak pidana
“dengan sengaja memuat, mengangkut hasil penebangan di kawasan hutan
tanpa ijin dan membawa alat-alat untuk mengangkut hasil hutan di dalam
kawasan hutan tanpa ijin pejabat yang berwenang ” sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam Pasal12 huruf d dan g jo. Pasal 83 ayat (1) huruf a
UURI No.18 Tahun 2013;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa ABDUR RASID Bin RIFAI
dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 3 (tiga) bulan penjara, dengan
ketentuan lamanya pidana penjara dikurangi sepenuhnya dari lamanya
Terdakwa dalam masa penahanan kota dan dengan perintah supaya Terdakwa
segera ditahan;
3. Menjatuhkan pidana denda kepada Terdakwa ABDUR RASID Bin
RIFAI sebesar Rp. 500.000.000,- (limaratus juta rupiah) Subsidiair pidana
kurungan pengganti selama 1 (satu) bulan;
4. Menyatakan barang bukti berupa :
- (satu) batang kayu jenis Sono Keling dengan panjang 2 meter dengan
lebar 30x30 centi meter;
- 1 (satu) batang kayu jenis Sono Keling dengan panjang 1,5 meter
dengan lebar 32x25 centi meter;
- 1 (satu) unit sepeda motor roda 3 (tiga) merek KAISAR, tipe
TRISEDA Tahun 2012, warna merah, Nomor Rangka :
MGDT15MKTCJ001607, Nomor Mesin : 162MJC1067506, Nomor
Polisi : P-8467-G atas nama pemilik AGOES ULOENGGONO. ES Dusun
Karajan RT.01 RW.03 Desa Selomukti Kecamatan Mlandingan Kabupaten
Situbondo beserta STNKnya;
Dirampas untuk Negara;
- 1 (satu) helm warna kuning;
- 1 (satu) utas tali warna biru.
Dirampas untuk Dimusnahkan.
5. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Setelah mendengar permohonan Terdakwa yang pada pokoknya menyatakan
memohon keringanan hukuman karena menjadi tulang punggung keluarga. Terdakwa
juga merasa bersalah dan menyesali perbuatannya;
Menimbang,
Terdakwa, bahwa
yang dikaitkan penyebutan
dengan perbuatan
unsur delik yangdalam
yang termuat dilakukan oleh
pasal yang
dijadikan dasar penyusunan dakwaan secara alternatif dalam dakwaan kesatu atau
dakwaan kedua sebagaimana yang telah diuraikan di atas, telah menggabungkan unsur-
unsur yang diatur dalam ketentuan pidana yang berbeda;
Menimbang, bahwa salah satu pertanyaan penting yang harus diperhatikan
sebelum menyusun dan menentukan bentuk surat dakwaan adalah, apakah perbuatan
Terdakwa mengandung perbarengan tindak pidana baik dalam bentuk satu perbuatan
yang mengenai lebih dari satu ketentuan pidana (concursus idealis), perbuatan yang
berlanjut, atau perbarengan beberapa perbuatan yang berdiri sendiri yang masing-
masing diatur dalam ketentuan pidana berbeda-beda (concursus realis). Hal ini
nantinya tidak hanya akan berpengaruh kepada penyusunan bentuk dakwaan dan
uraian perbuatan yang dilakukan Terdakwa, namun juga terkait sistem pemidanaannya;
Menimbang, bahwa jika Penuntut Umum menganggap ada perbarengan tindak
pidana, maka harus diperhatikan ketentuan pasal 141 KUHAP dan dihubungkan
dengan ketentuan-ketentuan perbarengan tindak pidana yang diatur dalam BAB VI
KUHP. Setelah itu, barulah menentukan bentuk dakwaan yang tepat dikaitkan dengan
perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa;
Menimbang, bahwa dengan mengacu kepada rumusan tindak pidana yang
dicantumkan dalam dakwaan Penuntut Umum, seolah-olah Penuntut
Halaman 14 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Umum menganggap ada perbarengan tindak pidana dalam perkara ini, yakni dalam
bentuk concursus idealis, yang mana perbuatan Terdakwa mengenai ketentuan pasal
83 ayat (1) huruf a dan pasal 85 ayat (1). Kemudian, karena Penuntut Umum masih
ragu mengenai unsur kesengajaan, maka dicarilah alternatif menggunakan ketentuan
pasal 83 ayat (2) huruf a yang mencantumkan unsur kelalaian dan digabungkan juga
dengan rumusan tindak pidana pasal 85 ayat (1);
Menimbang, bahwa jika terjadi concursus idealis sebagaimana diatur dalam
pasal 63 KUHP dan Terdakwa dijatuhi pidana, maka ketentuan pidana yang dikenakan
adalah salah satu ketentuan pidana, jika ancamannya sama. Sedangkan jika berbeda,
maka yang dikenakan adalah yang memuat ancaman pidana pokok yang paling berat;
Menimbang, bahwa ketika Penuntut Umum menggabungkan begitu saja
rumusan pasal 83 ayat (1) huruf a dengan rumusan pasal 85 ayat (1), yang
dihubungkan dengan pasal 12 huruf d dan g dalam dakwaan kesatu, dengan alternatif
dakwaan kedua yang menggabungkan rumusan pasal 83 ayat (2) huruf a dengan
rumusan pasal 85 ayat (1) dihubungkan dengan pasal 12 huruf d dan g, maka menjadi
tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan ; ketentuan pidana mana yang sesungguhnya
didakwakan kepada Terdakwa? Apakah Penuntut Umum berpedoman pada pasal 63
KUHP atau tidak? Jika berpedoman pada ketentuan pasal 63 KUHP, maka dalam
perkara ini seharusnya ketentuan pidana pasal 85 ayat (1) yang digunakan, karena
memuat ketentuan pidana pokok yang terberat;
Menimbang, bahwa selain asas mengenai ketentuan pidana mana yang
seharusnya dipergunakan ketika terjadi concursus idealis, oleh karena rumusan
tindak pidana dalam dua ketentuan pidana digabungkan begitu saja dalam satu uraian,
maka unsur tindak pidana dalam dua ketentuan pidana tersebut menjadi bercampur.
Akibat yang dapat terjadi adalah, jika salah satu unsur dalam salah satu pasal tidak
terpenuhi, maka Terdakwa akan diputus bebas, padahal unsur pasal lain bisa jadi
terpenuhi. Selain itu, dakwaan alternatif kedua juga memunculkan masalah tersendiri,
karena pasal 83 ayat
(2) huruf a memiliki unsur kelalaian, sedangkan pasal 85 ayat (1) memiliki unsur
kesengajaan. Jika rumusannya digabung begitu saja menjadi satu, maka akan menjadi
rancu;
Menimbang, bahwa dalam uraian perbuatan yang dilakukan Terdakwa
sebagaimana termuat dalam dakwaan Penuntut Umum, sama sekali tidak diuraikan
perbuatan Terdakwa yang mana yang dianggap memenuhi rumusan
Halaman 15 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pasal “dengan sengaja membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya
yang lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di
dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang”;
Menimbang, bahwa sekalipun Penuntut Umum ingin mendakwa Terdakwa
dengan ketentuan pidana pasal 85 ayat (1), menurut Majelis Hakim Penuntut Umum
sepatutnya menggunakan dakwaan berbentuk kumulatif atau dakwaan kombinasi
alternatif dan kumulatif, sehingga dakwaan akan dipertimbangkan satu persatu dan
dipertimbangkan unsur-unsur pasal dalam setiap dakwaan secara terpisah. Dengan
demikian, tidak bercampur aduk pertimbangan unsur pasal 83 ayat (1) huruf a dan
pasal 85 ayat (1) atau antara pasal 83 ayat (2) dengan pasal 85 ayat (1);
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagaimana
yang telah diuraikan di atas, maka Majelis Hakim berpendapat cara menyusun bentuk
dakwaan dan menguraikan tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini, menurut
Majelis Hakim adalah tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap;
Menimbang, bahwa oleh karena uraian dakwaan Penuntut Umum tidak cermat,
tidak jelas dan tidak lengkap, maka surat dakwaan dalam perkara ini tidak memenuhi
syarat yang ditentukan pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP. Dengan demikian surat
dakwaan Penuntut Umum haruslah dinyatakan batal demi hukum sebagaimana diatur
dalam pasal 143 ayat (3) KUHAP;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dalam tahanan kota, maka
Majelis Hakim memerintahkan agar Terdakwa dibebaskan dari tahanan segera setelah
putusan ini diucapkan;
Menimbang, bahwa oleh karena surat dakwaan Penuntut Umum dinyatakan
batal demi hukum, maka biaya perkara dibebankan kepada negara;
Memperhatikan, pasal 143 KUHAP, pasal 63 KUHP, serta ketentuan
perundang-undangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI
1. Menyatakan surat dakwaan Penuntut Umum NO.REG.PERK : PDM-
10 /SITUB/Euh.2/03/2019, tanggal 19 Maret 2019, batal demi hukum;
2. Membebaskan Terdakwa dari tahanan kota segera setelah putusan ini
diucapkan;
3. Membebankan biaya perkara kepada negara;
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Situbondo, pada hari Senin, tanggal 1 Juli 2019, oleh kami,
Halaman 16 dari 17 Putusan Nomor 49/Pid.B/LH/2019/PN Sit
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Toetik Ernawati, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, I Ketut Darpawan, S.H., Novi
Nuradhayanty, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis, tanggal 4 Juli 2019, oleh Hakim
Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Sugiyanto, S.H.,
Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Situbondo, serta dihadiri oleh Cahya
Sankara, S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa;
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
Ttd. Ttd.
Panitera Pengganti,
Ttd.
Sugiyanto, S.H.