Anda di halaman 1dari 96

SEMINAR PROPOSAL TUGAS

AKHIR

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT


PADA KOPERASI KOPCINGKWA

I Gede Pasek Darma Putra


NIM 18103463

Dosen Pembimbing I
Ir. Wayan Gede Suka Parwita, S.Kom., M.Cs.

Dosen Pembimbing II
Ni Putu Eka Kherismawati, S.Pd., M.M.

FORMATIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
STMIK STIKOM INDONESIA
DENPASAR 2021

Aniek Suryanti Kusuma,M.Kom


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha


Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
kerja praktik yang berjudul “Sistem Pengambilan Keputusan Kredit
Pada Koperasi Kopcingkwa” sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyusunan seminar proposal tugas akhir ini, penulis
banyak mendapat bantuan baik berupa bimbingan, pengarahan, maupun
bantuan moril. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dewa Made Krishna Muku, S.T., M.T. selaku Ketua STMIK
STIKOM INDONESIA.
2. Bapak Komang Kurniawan Widiartha, S.Kom, M.Cs. selaku Kepala
Program Studi Teknik Informatika
3. Bapak Ir. Wayan Gedde Suka Parwita, S.Kom., M.Cs selaku Dosen
Pembimbing I
4. Ibu Ni Putu Eka Kherismawati, S.Pd., M.M selaku Dosen
Pembimbing II
5. Seluruh dosen pengajar di STMIK STIKOM INDONESIA yang
telah mendidik selama perkuliahan.
6. Pengurus Koperasi Kopcingkwa atas kerjasama dan kesempatan
yang diberikan untuk dapat melaksanakan penelitian di tempat
tersebut.
7. Keluarga yang telah memberikan doa, motivasi dan semangat
kepada penulis, agar dapat menyelesaikan seminar proposal tugas
akhir ini.
8. Serta pacar dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang memberikan dorongan dan dukungan selama penulis
menyelesai seminar proposal tugas akhir ini.
Penulis menyadari laporan kerja praktik ini masih banyak
kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata semoga seminar proposal tugas akhir ini dapat bermanfaat.

Ubud, 30 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Koperasi merupakan suatu usaha bersama untuk memperbaiki
nasib penghidupan ekonomi dengan saling tolong menolong. Kegiatan
koperasi tidak lepas dengan prinsip manusia sebagai zoon politicon atau
makhluk sosial. Hal tersebut dikemukakan oleh Aristoteles seorang
filsuf Yunani yang mengartikan bahwa manusia dikodratkan untuk
hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain. Dengan
begitu, manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan dari
kelompok masyarakat karena manusia memiliki naluri untuk hidup
bersama dengan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, diperlukan
interaksi sosial yang dapat diwujudkan dengan berbagai cara salah
satunya dengan mendirikan koperasi sebagai wadah bagi mereka yang
membutuhkan demi menunjang kehidupan perekonomian keluarganya.
Jika ditinjau secara yuridis berdasarkan ketentuan Undang-undang
Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan
hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum
koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan
bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi. Secara umum, menurut ketentuan Pasal 83 Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian menyebutkan
bahwa terdapat empat jenis koperasi yaitu Koperasi Konsumen,
Koperasi Produsen, Koperasi Jasa, dan Koperasi Simpan Pinjam.
Koperasi Kocingkwa merupakan salah satu jenis koperasi yang
bergerak di bidang simpan pinjan yang mempunyai kegiatan utama
adalah menyediakan jasa penyimpana dan pinjaman dana kepada
anggota koperasi dengan tujuan memajukan kesejahteraan anggota
khususnya pada masyarakat pada umumnya. Koperasi ini terletak di Jl.
Raya Besakih, Desa Yangapi, Tembuku, Bangli. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak I Wayan Darma selaku salah satu pemilik dari
koperasi tersebut mengatakan bahwa arti dari “Kopcingkwa” adalah
koperasi cengkraman warga, yang dimana koperasi tersebut dijadikan
pegangan bagi warga setempat dalam keadaan mendesak demi
kesejahteraan masyarakatnya.
Sebagai Koperasi bergerak di bidang simpan pinjam yang
melayani pinjaman warga dan tentunya memiliki beberapa anggota atau
peminjam pastinya memerlukan pertimbangan yang mendalam dalam
pengambilan keputusan kreditur. Dalam pengambilan keputusan kredit
di koperasi tersebut melakukan analisis ke nasabah dengan lima prinsip
dasar kredit “5 of Credit” pada umumnya yaitu Character (Keadaan
Watak), Capacity (Kemampuan), Capital (Modal), Condition (Kondisi
Ekonomi), Collateral (Barang yang diserahkan). Pengajuan kredit
bukanlah masalah bagi koperasi jika nasabah memiliki kemampuan
untuk membayar setiap bulannya dengan tepat waktu karena dasar dari
kredit adalah kepercayaan. Namun demikian tidak dapat dipungkiri
setiap nasabah memiliki kondisi ekonomi yang berbeda-beda, sehingga
berpengaruh terhadap pembayaran cicilan kreditnya. Maka dari dalam
pemutusan kredit harus memperhitungkan aspek-aspek resiko yang akan
terjadi pada anggota, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi posisi
keuangan koperasi.
Ditambah, dengan adanya pandemi covid-19 Koperasi
Kopcingkwa mengalami kenaikan dalam memberikan pelayanan
pinjaman kepada masyarakat, maka untuk memberi penilaian kepada
nasabah apakah layak diberikan pinjaman dilakukan dengan melakukan
pembatasan penerimaan bagi para nasabah maupun kreditur hanya
sebesar 25% ditambah dengan melakukan survei agar nantinya dapat
dipertimbangkan oleh koperasi untuk memberi pinjaman dengan
memperhatikan keadaan ekonomi dari nasabah, pekerjaan, penghasilan
tiap bulannya, dan jaminan menjadi nilai tambah untuk diberikan
pinjaman. Disamping itu pula, dalam Koperasi Kopcingkwa sudah
memiliki sebuah sistem akuntansi secara menyeluruh terkait dengan
pengelolaan simpan pinjam. Namun, kenyataannya dalam sistem
tersebut masing dirasa kurang dalam pengelolaannya karena sistemnya
yang lama, serta tidak terfokus untuk setiap pengelolaan, sehingga
kadang kala dalam pengambilan keputusan kredit masing dirasa kurang
memuaskan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, terutama banyak
terjadinya penumpukan pengajuan pinjaman kredit yang seharusnya
segera direalisasikan oleh pemilik koperasi dan penilaian pinjaman
kredit yang dinilai dari jaminan saja. Dengan demikian dibutuhkan
sebuah sistem pendukung keputusan berbasis komputer yang dapat
memberikan informasi secara cepat terkait dengan kriteria peminjam.
Sistem pendukung keputusan dalam menyeleksi pengajuan pinjaman
dari anggota yang dimaksud adalah sistem pendukung keputusan yang
menentukan apakah anggota tersebut layak atau tidak untuk menerima
pinjaman. Dengan adanya sistem pendukung keputusan maka akan
mempermudah dan mempercepat pihak koperasi dalam pengambilan
keputusan. Salah satu metode yang biasa dipakai dalam membuat SPK
adalah dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting).
Dengan metode SAW dapat menyeleksi kriteria-kriteria dalam
menentukan kelayakan anggota untuk menerima kredit. Tujuan
menggunakan metode SAW adalah agar mampu menyelesaikan masalah
multiple attribute decision making dengan cara membobotkan semua
kriteria dan alternatif yang menghasilkan nilai referensi yang tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
sebelumnya, adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah
Bagaimana merancang Sistem Pengambilan Keputusan Kredit Pada
Koperasi Kopcingkwa?

1.3 Batasan Masalah

Agar tidak meluasnya lingkup pembahasan masalah dalam


penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan
dibahas adapun batasan masalah yang dimaksud yaitu:

1. Pengguna adalah pegawai Koperasi Kopcingkwa


2. Proses pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan yaitu: 1) Jumlah Pinjaman, 2) Jangka
Waktu, 3) Jaminan, 4) Pekerjaan, 5) Jenis Pinjaman, 6)
Pendapatan perbulan, dan 7) Riwayat Pinjaman di Tempat
Lain.
3. Sistem Pengambilan Keputusan yang dibuat hanya
menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting).
4. Sistem Pengambilan Keputusan yang dibuat berbasis website.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah
Sistem Pengambilan Keputusan Kredit Pada Koperasi Kopcingkwa
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh pada penelitian ini:

1) Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dalam mengimplementasikan ilmu
pengetahuan selama perkuliahan pada lingkungan kerja, serta
menambah pengetahuan tentang sistem pengambilan keputusan dan
metode SAW.
2) Bagi Koperasi Kopcingkwa
Dapat menjadi bahan masukan di dalam perkembangan untuk
membangun sebuah sistem pengambilan keputusan kredit
3) Bagi Pembaca
Sebagai bahan referensi dalam membangun sebuah sistem
pengambilan keputusan kredit dan menjadi bahan pelajaran
untuk menambah pengetahuan pembaca.

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan laporan penelitian seminar proposal Tugas Akhir ini
dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum isi laporan
yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan tentang uraian teori-teori yang terkait
dalam proses melakukan sistem pengambilan keputusan kredit
dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan
kredit yang diperoleh dan pendukung keputusan untuk memberikan
kredit menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)
untuk menghasilkan nilai referensi yang tepat. Dimulai dari
pengumpulan data primer dan sekunder hingga analisis data, baik
secara fungsional maupun non-fungsional.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang perancangan serta pembahasan
dari Sistem Pengambilan Keputusan Kredit pada Koperasi
Kopcingkwa dengan menggunakan metode metode SAW (Simple
Additive Weighting.

BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah
dilakukan dan saran yang dapat bermanfaat.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu


Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan sistem
pengambilan keputusan terutama dalam pemberian kredit dengan
menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting) yang
digunakan oleh penulis sebagai bahan perbandingan dari penelitian ini
yaitu:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh (Wahyu Dwi
Sudjatmiko, 2015) yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan
Pemberian Kredit Pada Koperasi Mitra Mandiri Sejahtera Kota
Semarang.” Pada penelitian tersebut menggunakan lima kriteria yaitu 1)
Jaminan, 2) Pinjaman, 3) Gaji, 4) Angsuran, dan 5) Jangka Waktu.
Selanjutnya, sistem yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman
Delphi7. Hasil yang didapat dari merancang dan membangun sistem
pendukung keputusan tersebut adalah dapat memberikan informasi
untuk kepala Koperasi Mitra Mandiri Sejahtera di Kota Semarang dalam
menentukan pemberian kredit kepada anggotanya serta mengurangi
kesalahan dalam proses pemberian kredit.
Penelitian yang kedua yaitu dilakukan oleh (Aisyah, 2019)
yang berjudul “Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Analisis
Kelayakan Pemberian Kredit Menggunakan Metode Saw Pada
Perusahaan Leasing”. Pada penelitian tersebut menggunakan lima
kriteria yaitu 1) Kedisiplinan, 2) Uang Muka, 3) Penghasilah Perbulan,
4) Jaminan Kredit, 5) Status Tempat Tinggal. Hasil yang didapat adalah
mampu mengatasi risiko macetnya pembayaran, yang menghambat laju
perkembangan perusahaan, bahkan dalam kondisi ekstrim dapat
menyebabkan kerugian.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh (Gustiyani et al., 2021)
dengan judul “Analisis Dan Perancangan Sistem Pendukung Keputusan
Pemberian Kredit Menggunakan Metode SAW Pada PT. BPR Artha
Prima Persada.” Hasil yang didapat adalah mampu mengatasi risiko
terjadinya kredit macet serta dapat memastikan kelayakan kesanggupan
calon kreditur. Kriteria yang digunakan ada lima jenis yaitu 1)
Kepribadian, 2) Kemampuan Bayar, 3) Tujuan Penggunaan Kredit, 4)
Agunan, 5) Kondisi Ekonomi.
Penelitian yang keempat dilakukan oleh (Firmansyah & Putra,
2018) dengan judul “Penerapan Metode Saw Dalam Pengambilan
Keputusan Analisa Kelayakan Kredit Di PT. Finansia Multi Finance.”
Hasil yang didapat adalah mempermudah perusahaan dalam
menentukan kualitas calon nasabah, memberikan penilaian terhadap
calon nasabah yang berhak menerima kredit secara layak dan sesuai
sehingga tidak terjadi subjektifitas dalam pengambilan keputusan,
meningkatkan kemudahan dalam melakukan pengolahan data
kelayakan kredit agar dapat memberikan hasil analisa yang lebih akurat
untuk karyawan dan PT. FMF. Kriteria yang digunakan ada lima
diantaranya 1) Penghasilan, 2) Pekerjaan, 3) Rumah, 4) Jumlah
Tanggungan, 5) Kepemilikan Cicilan.
Penelitian kelima dilakukan oleh (Prasetio et al., 2021) dengan
judul “Metode Saw Dalam Penentuan Pemberian Kredit Calon
Konsumen Pada PT. Interyasa Mitra Mandiri.” Hasil yang didapat
adalam mampu menyelesaikan permasalahan yang sering mengalami
kesulitan dalam menentukan kelayakan pemberian kredit karena masih
menggunakan sistem manual yaitu dengan mengunjungi calon
konsumen ke alamat rumahnya dan menanyakan ke tetangga-tetangga
terkait dengan karakter calon konsumen. Kriteria yang digunakan juga
berjumlah lima yaitu 1) Kedisiplinan, 2) Uang Muka, 3) Gaji, 4)
Jaminan Kredit, 5) Status Tempat Tinggal.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang
diajukan yakni terdapat pada jumlah kriteria yang digunakan yakni
hanya dengan lima kriteria. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan
7 kriteria yang lebih terperinci yaitu terdiri dari 1) Jumlah Pinjaman, 2)
Jangka Waktu, 3) Jaminan, 4) Pekerjaan, 5) Jenis Pinjaman, 6)
Pendapatan perbulan, dan 7) Riwayat Meminjam. Dengan penambahan
kriteria tersebut nantinya dapat menambah komponen penelitian debitur
sehingga dapat meningkatkan kualitas perangkingan. Selain itu, sistem
yang dirancang akan berbasis website guna menghemat
hardware karena sebagian besar prosesnya dilakukan oleh web server.
Informasi untuk perbandingan penelitian sebelumnya dengan penelitian
sekarang dapat dilihat pada Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian


Penelitian
Wahyu Dwi Aisyah, 2019 Gustiyani et al.,
Penulis
Sudjatmiko, 2021
2015
Topik Sistem Aplikasi Analisis Dan
Pendukung Sistem Perancangan
Keputusan Pendukung Sistem
Pemberian Keputusan Pendukung
Kredit Pada Analisis Keputusan
Koperasi Kelayakan Pemberian
Mitra Pemberian Kredit
Mandiri Kredit Menggunakan
Sejahtera Menggunakan Metode SAW
Kota Metode Saw Pada PT. BPR
Semarang. Pada Artha Prima
Perusahaan Persada.
Leasing
Basis Desktop Aplikasi Desktop
Penelitian
Koperasi Perusahaan PT. BPR Artha
Objek Mitra Leasing Prima Persada.
Penelitian Mandiri
Sejahtera
Metode SAW SAW SAW
Perancanga
n
1) Jaminan 1) Kedisiplina 1) Kepribadia
2) Pinjama n n
n 2) Uang 2) Kemampua
3) Gaji Muka n Bayar
4) Angsura 3) Penghasila 3) Tujuan
Kriteria n n Perbulan Penggunaa
5) Jangka 4) Jaminan n Kredit
Waktu. Kredit 4) Agunan
5) Status 5) Kondisi
Tempat Ekonomi
Tinggal
Metode Metode Metode
Wawancara Wawancara, Observasi, dan
Metode dan Metode Metode
Penelitian Observasi Observasi dan Kepustakaan.
Metode
Kepustakaan
Dapat mampu mampu
memberikan mengatasi mengatasi
informasi risiko risiko
untuk kepala macetnya terjadinya
Koperasi pembayaran, kredit macet
Mitra yang serta dapat
Mandiri menghambat memastikan
Sejahtera di laju kelayakan
Kota perkembangan kesanggupan
Semarang perusahaan, calon kreditur.
dalam bahkan dalam
Hasil
menentukan kondisi
pemberian ekstrim dapat
kredit menyebabkan
kepada kerugian.
anggotanya
serta
mengurangi
kesalahan
dalam proses
pemberian
kredit
Black Box Black Box Black Box
Pengujian Testing Testing Testing

Penelitian
Penulis Firmansyah & Prasetio et Penelitian yang
Putra, 2018 al., 2021 diusulkan
Penerapan Metode Saw Sistem
Metode Saw Dalam Pengambilan
Dalam Penentuan Keputusan
Pengambilan Pemberian Kredit Pada
Keputusan Kredit Calon Koperasi
Topik
Analisa Konsumen Kopcingkwa
Kelayakan Pada PT.
Kredit Di PT. Interyasa
Finansia Multi Mitra
Finance Mandiri
Basis Aplikasi Aplikasi Web
Penelitian
PT. Finansia PT. Koperasi
Objek Multi Finance Interyasa Kopcingkwa
Penelitian Mitra
Mandiri
Metode SAW SAW SAW
Perancangan
1) Penghasilan 1) Kedisiplin 1) Jumlah
2) Pekerjaan an Pinjaman
3) Rumah 2) Uang 2) Jangka
4) Jumlah Muka Waktu
Tanggungan 3) Gaji 3) Jaminan
5) Kepemilika 4) Jaminan 4) Pekerjaan
Kriteria
n Cicilan Kredit 5) Jenis
5) Status Pinjaman
Tempat 6) Pendapatan
Tinggal perbulan
7) Riwayat
Meminjam
Metode Metode Metode
Observasi dan Observasi Wawancara,
Metode dan Metode Metode
Metode Kepustakaan Kepustakaan Observasi,
Penelitian Metode
Kepustakaan,
dan Metode
Dokumentasi
Hasil Mempermudah Mampu Dapat
perusahaan menyelesaik memberikan
dalam an informasi untuk
menentukan permasalaha kepala Koperasi
kualitas calon n yang Kopcingkwa
nasabah, sering dalam
memberikan mengalami menentukan
penilaian kesulitan pemberian
terhadap calon dalam kredit, serta
nasabah yang menentukan dengan
berhak kelayakan penambahan
menerima pemberian kriteria tersebut
kredit secara kredit karena nantinya dapat
layak dan masih menambah
sesuai sehingga menggunaka komponen
tidak terjadi n sistem penelitian
subjektifitas manual yaitu debitur sehingga
dalam dengan dapat
pengambilan mengunjungi meningkatkan
keputusan, calon kualitas
meningkatkan konsumen perangkingan
kemudahan ke alamat
dalam rumahnya
melakukan dan
pengolahan menanyakan
data kelayakan ke tetangga-
kredit agar dapat tetangga
memberikan terkait
hasil analisa dengan
yang lebih karakter
akurat untuk calon
karyawan dan konsumen
PT. FMF. yang
menyebabka
n kerugian.
Black Box Black Box Black Box
Pengujian Testing Testing Testing

2.2 Sistem
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sistem dapat
diartikan (1) sebagai perangkat unsur yang secara teratur saling
berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, (2) susunan yang teratur
dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya, (3) metode. Kemudian
merujuk dari pendapatnya Hartono (2013:9) “Sistem adalah suatu
himpunan dari berbagai bagian atau elemen, yang saling berhubungan
secara terorganisasi berdasar fungsi-fungsinya, menjadi satu kesatuan.”
Dari beberapa pendapat dan pemaparan yang telah dijelaskan di atas,
dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu perangkat ataupun
kumpulan dari beberapa sub-sub yang berkaitan dan membentuk sebuah
jaringan kerja untuk melakukan sebuah aktivitas tertentu yang nantinya
akan saling berkaitan sehingga dapat mencapai sebuah tujuan yang telah
ditentukan.

2.2.1 Karakteristik Sistem


Dalam pembuatan sebuah sistem yang baik, maka perlu
dipahami mengenai karakteristik dari sebuah sistem tersebut. Adapun
karakteristik yang dimaksud (Hutahaean, 2015:3) yaitu:
A. Komponen Sistem
Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu
bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.
B. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi
antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan
luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
C. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan
sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan
luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan
dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
D. Penghubung (Interface)
Media yang menghubungkan sistem dengan sistem dengan
subsistem yang lain disebut penghubung sistem atau interface.
Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem lain. bentuk keluaran dari satu subsistem akan
menjadi masukan untuk subsistem lain melalui penghubung tersebut.
Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk
satu kesatuan.
E. Masukan Sistem (Input)
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan
sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal
(signal input)
F. Keluaran Sistem (Output)
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna. Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem yang
lain seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah
informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi
subsistem lain.
G. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
H. Sasaran (Objectives)
Suatu sistem mempunyai tujuan dan saran yang pasti dan
bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka
operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan
2.3 Sistem Pengambilan Keputusan
Sistem pengambilan keputusan atau sering disebut dengan SPK
yang juga merupakan kepanjangan dari sistem pendukung keputusan
adalah sebagai sistem informasi berbasis komputer yang adaptif,
interaktif, fleksibel, yang secara khusus dikembangkan untuk
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Menurut
(Dadan Umar Daihani, 2001:55) dalam (Eniyati , Sri, 2016) sistem
pengambilan keputusan adalah suatu sistem berbasis komputer yang
menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur
dengan menggunakan data dan model. Selanjutnya, Menurut Alter
dalam (Arbie, 2017) Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem
informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan
manipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan situasi tidak
terstruktur, di mana tidak seorang pun tahu secara pasti bagaimana
keputusan seharusnya dibuat. Menurut Turban, et al (2005) dalam
(Eniyati , Sri, 2016), tujuan dari sistem pendukung keputusan atau
decision support system (DSS) adalah:
1) Membantu dalam pengambilan keputusan atas masalah yang
terstruktur.
2) Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan
bukannya dimaksudkan untuk menggantikan fungsi manajer.
3) Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil lebih dari
pada perbaikan efisiensinya.
4) Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para
pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi
secara cepat dengan biaya yang rendah
Berdasarkan kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
sistem pengambilan keputusan merupakan sebuah sistem yang dapat
dikategorikan sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan
(manajer) dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang bersifat
terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur dengan memberikan
beberapa pertimbangan dengan kriteria-kriteria yang diperlukan dalam
mengambil sebuah keputusan.
2.3.1 Tahapan Pengambilan Keputusan
Menurut Julius Hermawan dalam (Eniyati , Sri, 2016) terdapat
beberapa tahapan proses yang harus dilalui dalam pengambilan
keputusan untuk menghasilkan keputusan yang baik adalah sebagai
berikut:

a. Tahap Penelusuran (intelligence)


Dalam tahap ini mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga
nantinya dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi. Biasanya
melakukan analisis dari sistem ke subsistem pembentukannya sehingga
didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah.
b. Tahap Desain
Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan,
mengembangkan dan menganalisis semua pemecahan yang mungkin
yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata
masalah. Dari tahapan ini didapatkan keluaran berupa dokumen
alternatif solusi.
c. Tahap Choice
Dalam tahapan ini, pengambilan keputusan memilih salah satu
alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap desain yang dipandang
sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang
dihadapi. Dari tahap ini didapatkan dokumen solusi dan rencana
implementasinya.
d. Tahap Implementasi
Pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi pemecahan
yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai
dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan
ditandai masih adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari
tahap ini didapatkan laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.

2.3.2 Komponen-Komponen Sistem Pengambilan Keputusan


Menurut (Dadan Umar Daihani, 2001:63) yang mengutip dari
(Eniyati, Sri, 2016) terdapat tiga komponen utama dalam suatu sistem
pengambilan keputusan yang meliputi:

a. Subsistem Data (Database)


b. Subsistem Model
c. Subsistem Dialog (User Sistem Interface)

2.4 Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti
kepercayaan dan bahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan
akan kebenaran. Maka dari itu, yang menjadi dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kredit dapat
diartikan sebagai (1) Cara menjual barang dengan pembayaran secara
tidak tunai (pembayaran ditangguhkan atau diangsur); (2) Pinjaman
uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur; (3)
Penambahan saldo rekening, sisa utang, modal, dan pendataan bagi
penabung; (4) pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan
oleh bank atau badan lain. Menurut Astiko dalam (Abdurahman &
Riswaya, 2014) kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji,
pembayaran akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati.
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, terutama pada
Pasal 1 angka 11 menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Berdasarkan pengertian kredit di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa kredit merupakan suatu pemberian pinjaman uang baik berupa
barang atau jasa kepada pihak lain dengan pembayaran pengembalian
secara mengangsur setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
imbalan atau bunga yang ditetapkan.

2.4.1 Unsur-Unsur Kredit

Menurut Thomas Suyanto dalam (Widayati & Maiwati, 2019)


unsur–unsur yang terdapat dalam pemberian kredit adalah sebagai
berikut:

1. Kepercayaan (trust) adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit
yang harus ada.

2. Waktu (time) adalah bagian yang paling sering dijadikan kajian oleh
pihak analis finance khususnya oleh analis kredit.
3. Risiko disini menyangkut persoalan seperti degree of risk. Disini yang
paling dikaji adalah pada keadaan yang terburuk yaitu pada saat kredit
tersebut tidak kembali atau timbulnya kredit macet.

4. Prestasi adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditur untuk pemberian


kepada debitur.

2.4.2 Prinsip-Prinsip Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa


yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali.
Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit
tersebut tersalurkan. Menurut Irham Fahmi (2014 : 15) dalam (Widayati
& Maiwati, 2019) analisis 5C adalah sebagai berikut:

a.Character
Character atau watak debitur sangat menentukan kemauan
untuk membayar kembali kredit yang telah diterimanya.
b. Capacity
Capacity mengandung arti kemampuan calon debitur dalam
mengelola usahanya.
c. Capital
Informasi mengenai besar kecilnya modal (capital) perusahaan
calon debitur adalah sangat penting bagi bank.
d. Collateral
Jaminan kredit merupakan setiap aktiva atau barang-barang
yang diserahkan debitur sebagai jaminan atas kredit yang diperoleh dari
bank.
e. Conditions of ekonomi
Yang dimaksud conditions disini adalah keadaan perekonomian
secara umum dimana perusahaan tersebut beroperasi.

2.5 Metode SAW (Simple Additive Wight)


Menurut Fishburn dan MacCrimmon dalam (Hartono, 2016)
mengemukakan bahwa Metode Simple Additive Weight (SAW), sering
juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar
metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja
pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan
proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini
merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan
dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making
(MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan
untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria
tertentu. Adapun kelebihan dari metode Simple Additive Weighting
(SAW) dibandingkan dengan metode pengambilan keputusan lainnya
yaitu terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara
lebih tepat. Menurut Sri Eniyati dalam (Zain & Purniawati, 2020),
metode SAW sesuai untuk proses pengambilan keputusan karena dapat
menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan
dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik
dari sejumlah alternatif terbaik. Didukung dengan pendapat dari Henry
Wibowo S (2010) menyatakan bahwa total perubahan nilai yang
dihasilkan oleh metode SAW lebih banyak sehingga metode SAW
sangat relevan untuk menyelesaikan masalah pengambilan keputusan.
Menurut (Fauzan et al., 2018) berikut adalah langkah-langkah
penghitungan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) :
1) Menentukan Alternatif (Ai)
2) Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan (Cj)
3) Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W)
setiap kriteria
4) Menentukan Nilai Kecocokan setiap kriteria
5) Membuat matrik keputusan (X) yang didapat dari rating
kecocokan pada setiap alternatif (Ai) dengan setiap kriteria
(Cj).
6) Melakukan langkah normalisasi matriks keputusan (X) dengan
cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari
alternatif (Ai) pada kriteria (Cj) dengan rumus

{ }
x ij
jika j adalah keuntungan (Benefit )
Max ij ( x ij )
r ij =
Minij ( xij )
jika j adalah kreteria biaya(Cost )
xij
7) Hasil dari normalisasi (rij) membentuk matrik ternormalisasi
(R).

¿
[ r 11 ¿ r 12 ⋯ r 1 j
⋮ ¿ ¿ ¿
¿ r i 2 ¿ ⋯ ¿ r ij ¿ ]
8) Hasil akhir nilai preferensi (Vi) diperoleh dari penjumlahan
dari perkalian elemen baris matrik ternormalisasi (R) dengan
bobot preferensi (W) yang bersesuaian elemen kolom matrik
(W).
n
V 1 ∑ w j r ij
j=1

Dengan:
VI = Rangking untuk setiap alternatif
Wj = Nilai bobot dari setiap kriteria
rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi.
Selanjutnya, adapun langkah penyelesaian dari metode Simple Additive
Weighting (SAW) adalah sebagai berikut:
1) Menentukan kriteria–kriteria yang akan dijadikan acuan dalam
pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2) Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap
atribut.
3) Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci),
kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan
persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut
keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks
ternormalisasi.
4) Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan yaitu
penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan
vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih
sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi.

2.6 Website
Menurut (Hidayat R, 2010) dalam (Utomo, 2019) website atau
situs diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan
untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau bergerak, animasi,
suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang
saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-
jaringan halaman. Selanjutnya, menurut (Aziz, 2017) Informasi web
dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hypertext
Markup Language). Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa website merupakan kumpulan berbagai halaman
yang memuat berbagai informasi dan umumnya bentuk teks ditulis
dalam format HTML (Hypertext Markup Language) serta dapat dilihat
melalui jaringan internet.

Jenis-jenis website secara umum ada tiga macam, yaitu:


1) Website Statis adalah suatu website yang mempunyai halaman yang
tidak berubah. Yang artinya adalah untuk melakukan sebuah
perubahan pada suatu halaman hanya bisa digunakan secara manual
yaitu dengan cara mengedit kode-kode yang menjadi struktur dari
website itu sendiri.
2) Website Dinamis adalah merupakan suatu website yang secara
strukturnya diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya
selain dimana utamanya yang biasa diakses oleh para pengguna
(User) pada umumnya, juga telah disediakan halaman backend
yaitu untuk mengedit konten dari website tersebut. Contoh dari
website dinamis seperti website berita yang didalamnya terdapat
fasilitas berita, dsb.
3) Website Interaktif adalah suatu website yang memang pada saat ini
memang terkenal. Contohnya website interaktif seperti forum dan
blog. Di website ini para pengguna bisa berinteraksi dan juga
beradu argumen mengenai apa yang menjadi pemikiran mereka.

2.7 Perancangan Sistem


Menurut (Darmawan, 2014), perancangan sistem adalah sebuah
proses yang menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan
apa yang mesti diselesaikan. Selanjutnya, menurut George M. Scott
dalam (Villela, 2015) perancangan adalah menentukan bagaimana
sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan ; tahap ini
menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat
lunak dan perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah instalasi
dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah
ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem.
2.7.1 Statement Of Purpose
Menurut (Tambunan 2013 : 86) dalam (Made et al., 2021)
Statement Of Purpose atau standar operasional prosedur adalah
pedoman yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada
didalam suatu organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa
semua keputusan atau tindakan, serta penggunaan fasilitas-fasilitas
proses yang dilakukan orang-orang didalam organisasi yang merupakan
anggota organisasi agar berjalan efektif dan efisien, konsisten, standar
dan sistematis.
Dalam Statement Of Purpose (SOP) hanya terdiri dari satu, dua
atau lebih kalimat. Tetapi sebaiknya tidak lebih satu paragraf, karena
tidak digunakan untuk mendeskripsikan sistem secara detail. Deskripsi
detail menjadi tanggung jawab aspek permodalan berikutnya.
Selanjutnya Menurut (Santoso, 2019) SOP terdiri dari tujuh hal pokok
yaitu efisiensi, konsistensi, minimalisasi kesalahan, penyelesaian
masalah, perlindungan tenaga kerja, peta kerja, dan batasan pertahanan.

2.7.2 Event List


Menurut Desnanjaya & Sudipa, (2020, 109) event list
merupakan daftar narasi stimulasi atau daftar kejadian yang terjadi
dalam lingkungan dan mempunyai hubungan dengan respon yang
diberikan oleh sistem.
Secara umum setiap aliran data dalam sistem adalah kejadian-
kejadian atau event, tepatnya aliran data mengindikasikan terjadinya
kejadian atau aliran data dibutuhkan oleh sistem untuk melakukan
proses. Aturan-aturan dalam event list antara lain kejadian yang kita buat
dan digambarkan dalam bentuk tekstual sederhana yang berfungsi
memodelkan kejadian dalam lingkungan dimana sistem hanya
memberikan respon. Ketika membuat event list, maka kita harus yakin
perbedaan adegan kejadian (event) dan kejadian yang berelasi dengan
aliran.

2.7.3 Flowchart
Menurut (Komalasari & Indrayono, 2019), “Bagan alir
(flowchart) merupakan teknik analitis yang digunakan untuk
menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat, dan logis.
Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan
prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan,
sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem”.
Menurut Anhar (dalam Riestiana dan Sukadi, 2014, 33)
Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika
dari penggambaran secara grafik atau kegiatan penanganan informasi
dari langkah-langkah dan urutan-urutan prosedur dari suatu program.
Lima macam bagan alir (Sumarlinda, 2016, 40) yaitu :
1. Bagan Alir Sistem (Systems Flowchart)
Merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara
keseluruhan. Bagan ini menjelaskan urutan-urutan dari prosedur-
prosedur yang ada di dalam sistem.
2. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
Bagan alir dokumen atau disebut juga bagan alir formulir (form
flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang
menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan
tembusannya.

3. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart)


Merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem,
yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaanya
adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol simbol bagan
alir sistem juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan
lainnya yang digunakan.
4. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
Merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-
langkah dari proses program. Bagan alir program dapat terdiri dari dua
macam, yaitu Bagan Alir Logika Program (Program Logic Flowchart)
dan Bagan Alir Program Komputer terinci (Detailed Computer Program
Flowchart).
5. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)
Merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik
industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analisis teruntuk
menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

Simbol-simbol Flowchart
Menurut Abdul Kadir (2017, 39) dalam (Komalasari &
Indrayono, 2019) Flowchart merupakan simbol-simbol yang masing-
masing menyatakan suatu operasi. Simbol-simbol yang digunakan
bersifat standar, sehingga mudah dipahami oleh siapa saja. Bagan alir
digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk
dokumentasi. Pada waktu akan menggambar suatu bagan alir, analisis
sistem atau pemrogram dapat mengikuti pedoman-pedoman sebagai
berikut :
1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari
bagian kiri dari suatu halaman.
2. Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.
3. Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana
akan berakhirnya.
4. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir sebaiknya digunakan
suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.
5. Masing-masing kegiatan di dalam bagan alir harus di dalam urutan
yang semestinya. Kegiatan yang terpotong, dan akan disambung di
tempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol
penghubung.
6. Gunakan simbol-simbol bagan alir yang standar.

Tabel 3.1 Simbol Flowchart

No. Simbol Keterangan

1. Menunjukkan dokumen input


dan output baik untuk proses
manual, mekanik atau
komputer

2 Menunjukkan pekerjaan
2. manual

3. Menunjukkan simbol simpanan


offline

4. Menunjukkan input/output
yang menggunakan kartu plong
(punched card)
No. Simbol Keterangan

5. Menunjukkan kegiatan proses


dari operasi program komputer

6. Menunjukkan operasi yang


dilakukan di luar proses operasi
komputer.

7. Menunjukkan proses
pengurutan data di luar proses
komputer.

8. Menunjukkan input/output
menggunakan pita magnetik.

Menunjukkan input/output
menggunakan harddisk.
9.

Menunjukkan input/output
menggunakan diskette.
10.

Menunjukkan input
menggunakan online keyboard.
11.

Menunjukkan output yang


ditampilkan di monitor.
12.
No. Simbol Keterangan

Menunjukkan arus dari proses

13.

Menunjukkan penghubung ke
halaman yang masih sama atau
14. ke halaman lain.

2.7.4 Diagram Context


Menurut (Ismael, 2017), Context Diagram merupakan level
teratas (top Level) dari diagram arus data. Context Diagram
menggambarkan hubungan input/output antara sistem dengan dunia
luarnya (kesatuan luar). Dengan adanya diagram konteks ini akan
memudahkan kita dalam menganalisis informasi apa saja yang harus
disimpan dalam database dan untuk menggambarkan sistem informasi
lebih dalam lagi maka digunakan diagram level 0. Pada Context
Diagram harus berisi semua data yang menyangkut sistem informasi
yang sedang dijalankan, tetapi dalam sistem penggambaran context
diagram arus-arus data atau cara pembacaan digambarkan dengan
simbol garis panah yang berarti merupakan sebuah masukan dan
keluaran

2.7.5 Data Flow Diagram


Menurut (Sukamto dan Shalahuddin, 2013, 70) dalam
(Kristanto, 2013) Data Flow Diagram (DFD) atau dalam Bahasa
Indonesia menjadi Diagram Alir Data (DAD) adalah representasi grafik
yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang
diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan
keluaran (output). DFD dapat digunakan untuk merepresentasikan
sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level abstraksi. DFD
dapat dibagi menjadi beberapa level yang lebih detail untuk
merepresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih detail.

Pada tabel 3.2 terdapat simbol - simbol yang digunakan dalam


pembuatan DFD.
Tabel 3. 1 Simbol Data Flow Diagram
Simbol Nama Keterangan
Merupakan kesatuan di lingkungan
luar sistem yang dapat berupa
External orang, organisasi atau sistem lain
Entity yang berada di lingkungan luarnya
yang akan memberikan input serta
menerima output dari sistem.
Proses merupakan kegiatan atau
kerja yang dilakukan orang, mesin
atau komputer dari hasil suatu
Proses arus data yang masuk ke dalam
proses untuk dihasilkan arus data
yang akan keluar dari proses.

Data Flow ini mengalir di antara


proses, penyimpanan data dan
kesatuan luar. Tanda pada ujung
panah tersebut menandai data
bergerak sesuai arah ujung tanda
Data
tersebut. Arus data ini
Flow
menunjukkan arus atau aliran data
yang dapat berupa masukkan
sistem atau hasil dari proses
sistem

Menunjukkan informasi yang


Data tersimpan dalam file diantara
Store transactions.

2.8 Databse
Menurut (Andaru, 2018) database atau basis data adalah
kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik
sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk
memperoleh informasi dari basis data tersebut. Kegunaan utama sistem
basis data adalah agar pemakai mampu menyusun suatu pandangan
(view) abstraksi data.

2.8.1 Conceptual Data Model (CDM)


Conceptual Data Model (CDM) merupakan model yang
merepresentasikan tabel yang merupakan entitas yang berisi atribut.
Setiap entitas memiliki satu primary key yang bersifat unik (nilainya
tidak sama dengan nilai yang lainnya) dan setiap entitas berhubungan
dengan entitas lain yang disebut relationships (Sumadya, Ginardi, &
Akbar, 2016,p. 1). Berikut simbol-simbol dalam Conceptual Data
Model (CDM) yaitu:

Tabel 3. 3 Simbol Conceptual Data Model(CDM)


No Simbol Keterangan
Suatu objek yang dapat
diidentifikasi dalam lingkungan
1
pemakai.

Arus hubungan untuk


Relationship menghubungkan 2 entity yang
2
disebut dengan one to many.

Arus hubungan untuk


Relationship menghubungkan 2 entity yang
disebut many to one.

Arus hubungan untuk


Relationship menghubungkan 2 entity yang
disebut dengan one to one.

Arus hubungan untuk


Relationship menghubungkan 2 entity yang
disebut dengan many to many.

2.8.2 Physical Data Model (PDM)


Menurut Rosa A.S, (Setyarini, 2016, 4) PDM adalah model
yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta
hubungan antar kolom. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di
mana setiap kolom memiliki nama yang unik beserta tipe datanya.
Komponen-komponen dari Entity Relationship Diagram
ditunjukkan pada tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4 Simbol Physical Data Model


Simbol Keterangan
Table
Tabel yang menyimpan
data dalam basis data.

Garis yang dapat


menghubungkan dua tabel atau
lebih.

2.8.3 PHP Hypertext Preprocessor


Menurut Andi (2007:5) dalam (Mubarak, 2019) PHP
(Hypertext Preprocessor) merupakan salah satu bahasa pemrograman
yang berjalan dalam sebuah web server dan berfungsi sebagai pengolah
data pada sebuah server. Dengan PHP, kita dapat merubah situs kita
menjadi sebuah aplikasi berbasis web, tidak lagi hanya sekedar
sekumpulan halaman statik, yang jarang diperbaharui.

2.8.4 HTML (Hypertext Markup Language)


Menurut (Nusyirwan, 2014) HTML (Hyper Text Markup
Language) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk
membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di
dalam sebuah browser Internet. Bermula dari sebuah bahasa yang
sebelumnya banyak digunakan di dunia penerbitan dan percetakan yang
disebut dengan SGML (Standard Generalized Markup Language),
HTML adalah sebuah standar yang digunakan secara luas untuk
menampilkan halaman web. HTML saat ini merupakan standar Internet
yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh World Wide
Web Consortium (W3C). HTML berupa kode-kode tag yang
menginstruksikan browser untuk menghasilkan tampilan sesuai dengan
yang diinginkan. Sebuah file yang merupakan file HTML dapat dibuka
dengan menggunakan browser web seperti Mozilla Firefox, Microsoft
Internet Explorer,Opera, Google, Chrome, Safari dan lain-lain.

2.8.5 CSS (Cascading Style Sheets)


Menurut (Chotim, 2013) Cascading Style Sheet (CSS)
merupakan aturan untuk mengendalikan beberapa komponen dalam
sebuah web sehingga akan lebih terstruktur dan seragam. CSS bukan
merupakan bahasa pemrograman. CSS dapat mengatur ukuran gambar,
warna bagian tubuh pada teks, warna tabel, ukuran border, warna
border, warna hyperlink, warna mouse over, spasi antar paragraf, spasi
antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan parameter lainnya. CSS
adalah bahasa style sheet yang digunakan untuk mengatur tampilan
dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita untuk menampilkan
halaman yang sama dengan format yang berbeda.

2.8.6 MySQL
Menurut Wahana Komputer (2010:21) dalam (Riyadli et al.,
2020), MySQL adalah database server open source yang cukup populer
keberadaanya. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, membuat
software database ini banyak digunakan oleh praktisi untuk membangun
suatu project. Adanya fasilitas API (Application Programming
Interface) yang dimiliki oleh MySQL, memungkinkan bermacam-
macam aplikasi Komputer yang ditulis dengan berbagai bahasa
pemrograman dapat mengakses basis data MySQL.

2.8.7 XAMPP
Menurut (Riyadli et al., 2020) XAMPP adalah perangkat lunak
bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompulan
dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri
sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server,
MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa
pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari
X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl.
Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas,
merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani
tampilan halaman web yang dinamis.

2.8.8 Blackbox Testing


Menurut (Cholifah et al., 2018) blackbox testing merupakan
pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji
desain dan kode program untuk mengetahui apakah fungsi, masukan dan
keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan. Metode Blackbox Testing merupakan salah satu metode
yang mudah digunakan karena hanya memerlukan batas bawah dan
batas atas dari data yang diharapkan, Estimasi banyaknya data uji dapat
dihitung melalui banyaknya field data entry yang akan diuji, aturan entry
yang harus dipenuhi serta kasus batas atas dan batas bawah yang
memenuhi. Dan dengan metode ini dapat diketahui jika fungsionalitas
masih dapat menerima masukan data yang tidak diharapkan maka
menyebabkan data yang disimpan kurang valid.
BlackboxTesting dilakukan dengan membuat kasus uji yang
bersifat mencoba semua fungsi dengan memakai perangkat lunak
apakah sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Kasus uji yang
dibuat untuk melakukan pengujian kotak hitam harus dibuat dengan
kasus benar dan kasus salah, misalkan untuk kasus proses login maka
kasus uji yang dibuat adalah:
1) Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang benar.
2) Jika user memasukkan anam pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang salah, misalnya nama pemakai benar tapi kata
sandi salah atau sebaliknya atau keduanya salah.
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Pengambilan data guna menunjang keperluan penelitian
dilakukan di Koperasi Kopcingkwa yang beralamat di Jl. Raya Besakih,
Desa Yangapi, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli yang
dilakukan pada bulan Oktober 2021.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan laporan perlu adanya pengumpulan data untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan penulis dalam rangka mencapai
tujuan penelitian, maka penulis melakukannya dengan beberapa metode
yang dipakai yaitu :
3.2.1 Metode Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data atau informasi yang diperoleh
secara langsung dari Koperasi Kopcingkwa dengan teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Observasi
Metode observasi akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan cara observasi langsung ke lapangan dengan
mengamati proses pengambilan keputusan dalam
pemberian kredit. Dari pengamatan tersebut peneliti
memperoleh gambaran terhadap proses yang sedang
berjalan untuk rancangan sistem yang akan dibangun
b. Wawancara
Metode Wawancara dilakukan dengan mewawancarai
langsung narasumber yaitu I Wayan Darma A.Ma.Pd
selaku kepala pemilik Koperasi Kopcingkwa serta I Made
Oka Samudra S.Pd.B selaku Kepala Operasional di
Koperasi Kopcingkwa. Dari hasil wawancara yang
dilakukan penulis mendapatkan beberapa informasi yang
dapat dimanfaatkan untuk penelitian ini. Adapun informasi
yang didapat yaitu terkait kendala atau masalah yang
sering dihadapi dalam proses penentuan kelayakan kredit
dan juga dalam penentuan bobot dilakukan secara
sederhana sesuai dengan jenis jaminannya.
3.2.2 Metode pengumpulan Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dengan
penelitian secara tidak langsung melalui media perantara dengan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Metode Kepustakaan
Tujuan yang dilakukan studi pustaka untuk mendukung
memperkuat teori yang memperdalam pengetahuan dalam
perancangan sistem yang didapat dari hasil penelitian dan
sejenisnya yang mendukung teori dasar perancangan
sistem pengambilan keputusan kredit pada Koperasi
Kopcingkwa
b. Metode Dokumentasi
Data yang diperoleh dari Koperasi Kopcingkwa adalah
berupa dokumen-dokumen peminjaman seperti surat
permohonan pinjaman, surat pertimbangan permohonan
pinjaman, tabel keputusan pemberian kredit, contoh
penilaian debitur, bukti pemberian pinjaman, data
rekapitulasi pencairan dan penolakan kredit
3.3 Analisis Sistem
Tahap analisis diperlukan untuk mencari permasalahan dan
mengetahui kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem. Analisis bertujuan
untuk memahami perangkat lunak tersebut. Dalam tahap analisis,
penulis melakukan analisis data dengan menggunakan metode observasi,
wawancara, dan kepustakaan untuk memperoleh data. Selain itu penulis
juga melakukan analisis pada proses pemberian kredit pada Koperasi
Kopcingkwa untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan proses yang
sedang berjalan saat ini.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian berdasarkan
informasi dari ketua koperasi mengenai alur dalam system pengambilan
keputusan kredit yang dilakukan dengan observasi lapangan oleh pihak
koperasi dengan cara sederhana yang sedang berjalan pada Koperasi
Kopcingkwa. Sebelum membangun sistem pengambilan keputusan
kredit, terlebih dahulu peneliti harus mempelajari metode simple
additive weighting (SAW) yang nantinya dipakai dalam menunjang
proses pengembilan keputusan kredit.
Perhitungan rumus yang dipakai ada dua yaitu berdasarkan
benefit (manfaat) dan berdasarkan cost (biaya). Perbedaan mendasar dari
kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil
keputusan dalam menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada
setiap kriteria. Kriteria yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
dalam menentukan minimal risiko debitur yang menerima kredit pada
Koperasi Kopcingkwa ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria


No Kriteria
C1 Jumlah Pinjaman
C2 Jangka Waktu
C3 Jaminan
C4 Pendapatan Perbulan
C5 Riwayat Meminjam
C6 Pekerjaan
C7 Jenis Pinjaman

Dari kriteria tersebut, maka dibuat suatu tingkat kepentingan


dari masing-masing kriteria berdasarkan nilai bobot yang telah
ditentukan. Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria adalah
ditunkukkan pada table 3.2

Tabel 3.2 Bobot Kriteria


Keterangan Kriteria Nilai Bobot (W)
C1 0.19
C2 0.17
C3 0.16
C4 0.14
C5 0.10
C6 0.13
C7 0.11

Selanjutnya, dari masing-masing kriteria yang telah ditetapkan,


maka akan dijabarkan sub kriteria dan nilai bobot dari masing-masing
sub kriteria yang sudah ditentukan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Tabel Jumlah Pinjaman


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
1 500 ribu s/d 1 juta 10 0.1
Jumlah 2 Lebih dari 1 juta s/d 10 juta 20 0.2
Pinjaman 3 Lebih dari 10 juta s/d 50 juta 30 0.3
4 Lebih dari 50 juta 40 0.4
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Jumlah pinjaman merupakan persyaratan yang dibutuhkan
untuk pengambilan keputusan dalam pemberian kredit berdasarkan
besarnya nominal yang dipinjam oleh debitur. Semakin besar jumlah
pinjaman, maka semakin besar pula bobot yang diberikan. Pada
Koperaasi Kopcingkwa memiliki jumlah pinjaman yaitu minimal Rp.
500.000,00 dengan range pinjama teratas lebih dari Rp. 50.000.000,00.
Jumlah pinjaman ini menggunakan rumus kriteria benefit.

Tabel 3.4 Tabel Jangka Waktu


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
1 6 bulan s/d 12 bulan 10 0.1
Jangka 2 Lebih dari 12 bulan s/d 18 bulan 20 0.2
Waktu 3 Lebih dari 18 bulan s/d 24 bulan 30 0.3
4 Lebih dari 24 bulan s/d 60 bulan 40 0.4
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Jangka waktu pinjaman merupakan persyaratan yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam kelayakan kredit
berdasarkan lamanya jangka waktu yang diajukan pihak debitur.
Semakin lama jangka waktu yang diajukan pihak debitur, maka semakin
besar bobot dari sub kriteria yang telah ditentukan. Dalam hal ini kriteria
jangka waktu menggunakan rumus kriteria benefit.

Tabel 3.5 Tabel Jaminan


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
1 1 juta s/d 10 juta 10 0.1
Nilai 2 Lebih dari 10 juta s/d 100 juta 20 0.2
Jaminan 3 Lebih dari 100 juta s/d 500 juta 30 0.3
4 Lebih dari 500 juta 40 0.4
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Jaminan merupakan salah satu persyaratan yang dijadikan
untuk pengambilan keputusan dalam pemberian kredit. Koperasi
Kopcingkwa mempunyai empat nilai jaminan. Nilai jaminan berkisar
minimal Rp. 1.000.00,00 dan maksimal lebih dari Rp. 500.000.000,00.
Kriteria jaminan menggunakan rumus kriteria benefit.

Tabel 3.6 Penghasilan Perbulan


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
Penghasilan 1 1 juta s/d 2 juta 5 0.05
2 Lebih dari 2 juta s/d 5 juta 12.5 0.125
3 Lebih dari 5 juta s/d 10 juta 20 0.2
Perbulan
4 Lebih dari 10 juta s/d 20 juta 27.5 0.275
5 Lebih dari 20 juta 35 0.35
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Penghasilan perbulan merupakan persyaratan dalam
pengambilan keputusan dalam pemberian kredit, dimana semakin besar
penghasilan dari seorang debitur, maka semakin besar pula bobot
masing-masing sub kriteria yang telah ditentukan. Kriteria penghasilan
perbuln menggunakan rumus kriteria benefit.

Tabel 3.7 Riwayat Meminjam


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
1 Belum Pernah 40 0.4
Riwayat
2 Pernah Lancar 50 0.5
Meminjam
3 Pernah Macet 10 0.1
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Riwayat meminjam merupakan ketrangan riwata meminjam
dari debitur yang mengajukan kredit. Ada tiga sub kriteria dari riwayat
meminjam yaitu belum pernah, bahwa pihak debitur yang mengajukan
kredit belum pernah sama sekali melakukan pinjaman di Koperasi
Kopcingkwa tersebut. Sub kriteria yang kedua yaitu pernah lancer,
dimana yang dimaksud pernah lancer adalah debitur yang sudah pernah
meminjam dan selalu lancardalam pengembalian kredit tersebut. Dan
yang ketiga adalah pernah macet, maksudnya yaitu debitur yang pernah
meminjam dan pada proses pengembalian kreditnya bermasalah atau
macet. Kriteria ini menggunakan rumus kriteria benefit.

Tabel 3.8 Pekerjaan


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
1 PNS 30 0.3
Pekerjaan 2 Swasta 20 0.2
3 Pengusaha 50 0.5
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Pekerjaan merupakan persyaratan dalam pengambilan
keputusan dalam pemberian kredit. Ada tiga subkriteria yang digunakan
yaitu pengusahan memiliki bobot paling tinggi, dilanjutkan dengan PNS,
dan terakhir adalah pekerja swasta. Pada kriteria ini menggunakan
rumus kriteria benefit.

Tabel 3.9 Jenis Pinjaman


Kriteria NO Sub Kriteria Nilai Bobot
Jenis 1 Modal Usaha 70 0.7
Pinjaman 2 Konsumtif 30 0.3
Jumlah 100 1.0
Keterangan:
Jenis pinjaman juga merupakan persyaratan dalam pemberian
kredit. Pada kriteria ini memiliki dua sub kriteria yang terdiri dari modal
usaha yaitu dalam pinjaman kredit pihak debitur akan menggunakan
kredit tersebut sebagai modal usahanya. Kemudian sub kriteria
selanjutnya yaitu konsumtif, artinya diperuntukkan demi kebutuhan
pribadi dari pihak debitur. Pada kriteria ini menggunakan rumus kriteria
benefit.

Tabel 3.10 Tabel Keputusan Pemberian Kredit


Penilaian Kredit Presentase Keputusan
0 – 0,25 0% - 25% Tidak direkomendasikan
0,26 – 0,50 26% - 50% Dipertimbangkan
0,51 – 0,75 51% - 75% Direkomendasikan
0,76 - 1 76% - 100% Sangat Direkomendasikan

I.1.1 3.3.1 Document Flow Diagram Pemberian Kredit


Pada aliran dokumen ini, menjelaskan tentang proses
pemberian kredit yang terjadi pada Koperasi Kopcingkwa. Aliran proses
pemberian kredit dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Document Flow Diagram Pemberian Kredit
3.3.2 System Flow Diagram Pemberian Kredit
Pada aliran sistem ini, menjelaskan tentang proses pemberian
kredit yang terjadi pada Koperasi Kopcingkwa. Aliran proses pemberian
kredit dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 System Flow Diagram Pemberian Kredit


3.3.3 Contoh Perhitungan Kasus
Contoh dari data calon debitur yang akan diseleksi untuk
menjadi penerima pemberian kredit yaitu dua permohonan seperti tabel
di bawah berikut:
Tabel 3.11 Data Permohonan Kredit
Kriteria Komang Ayu Laksmi Nengah Suantra
C1 Rp. 8.000.000,00 Rp. 15.000.000,00
C2 12 bulan 30 bulan
C3 Rp. 15.000.000,00 Rp. 35.000.000,00
C4 Rp. 3.000.000,00 Rp. 5.000.000,00
C5 Pernah Macet Belum Pernah
C6 PNS Pengusaha
C7 Konsumtif Modal Usaha
Langkah-langkah perhitungan metode Simple Additive
Weighting (SAW) dari contoh kasus di atas adalah sebagai berikut:
1) Menentukan Alternatif, yaitu Ai dapat dilihat pada tabel 3.12

Tabel 3.12 Alternatif


No Alternatif
1 Komang Ayu Laksmi
2 Nengah Suantra

2) Menentukan kriteria yang akan dijadikan acuan dalam


pengambilan keputusan, yaitu CJ dapat dilihat pada tabel 3.13
berikut

Tabel 3.13 Kriteria


No Kriteria
C1 Jumlah Pinjaman
C2 Jangka Waktu
C3 Jaminan
C4 Pendapatan Perbulan
C5 Riwayat Meminjam
C6 Pekerjaan
C7 Jenis Pinjaman

3) Menentukan bobot preferensi atau tingkat kepentingan (W)


setiap kriteria W = [W1, W2, W3, …… W J]. Pengambilan
keputusan mengambil bobot berdasarkan tingkat kepentingan
masing-masing kriteria yang dibutuhkan sebagai berikut:
Tabel 3.14 Bobot Kriteria
Keterangan Kriteria Nilai Bobot (W)
C1 0.18
C2 0.14
C3 0.16
C4 0.12
C5 0.08
C6 0.10
C7 0.09
Keteranga:
W = [0.18, 0.14, 0.16, 0.12, 0.08, 0.10, 0.09]

4) Membuat tabel rating kecocokan setiap alternatif pada setiap


kriteria yang berdasarkan data permohonan penerimaan kredit
debitur, maka dapat dibentuk matriks keputusan X. Yaitu pada
tabel berikut:

Tabel 3.14 Rating Kecocokan Dari Setiap Alternatif Pada


Setiap Kriteria

Alternatif Kriteria
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7
A1 0.2 0.1 0.2 0.125 0.1 0.3 0.3
A2 0.3 0.4 0.2 0.125 0.4 0.5 0.7

5) Membuat matriks keputusan X yang dapat dibentuk dari tabel


rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria nilai
(x) setiao alternatif (Ai) pada setiap (CJ) yang sudah ditentukan
dimana, I = 1,2,…….,m dan j= 1,2,…….n. Adapun matriks
keputusan X adalah sebagai berikut:

0.2 0.1 0.2 0.125 0.1 0.3 0.3


X = 0.3{ 0.4 0.2 0.125 0.4 0.5 0.7 }

6) Melakukan normalisasi matriks keputusan X dengan cara


menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (r ij ) dari
Alternatif (Ai) pada kriteria diasumsikan sebagai kriteria
keuntungan untuk biaya seperti rumus berikut.
{ }
x ij
jika j adalah keuntungan (Benefit )
Max ij ( x ij )
r ij =
Minij ( xij )
jika j adalah kreteria biaya(Cost )
xij

Keterangan:

r ij : Ratingkiinerja

Max ij : Nilai maksimum dari setiap kolom

Minij : Nilai minimum dari setiap kolom

x ij : Baris dan kolom dari matriks

Benefit : Jika nilai terbesar adalah terbaik

Cost : Jika nilai terkecil adalah terbaik

Berikut proses perhitungan mmanual


1. Penerimaan Komang Ayu Laksmi

0.2 0.2
r 11= = =0.67
Max ( 0.2,0.3 ) 0.3
0.1 0.1
r 12= = =0.25
Max ( 0.1,0.4 ) 0.4
0.2 0.2
r 13= = =1
Max ( 0.2,0.2 ) 0.2
0.125 0.125
r 14= = =1
Max ( 0.125,0 .125 ) 0.125
0.1 0.1
r 15= = =0.25
Max ( 0.1,0.4 ) 0.4
0.3 0.3
r 16= = =0.6
Max ( 0.3,0 .5 ) 0.5
0.3 0.3
r 17= = =0.47
Max ( 0.3,0 .7 ) 0.7

2. Penerimaan Nengah Suantra

0.3 0.3
r 18= = =1
Max ( 0.2,0.3 ) 0.3
0.4 0.4
r 19= = =1
Max ( 0.1,0.4 ) 0.4
0.2 0.2
r 20= = =1
Max ( 0.2,0 .2 ) 0.2
0.125 0.125
r 21= = =1
Max ( 0.125,0.125 ) 0.125
0.4 0.4
r 22= = =1
Max ( 0.1,0.4 ) 0.4
0.5 0.5
r 23= = =1
Max ( 0.3,0 .5 ) 0.5
0.7 0.7
r 24= = =1
Max ( 0.3,0 .7 ) 0.7

7) Hasil dari nilai rating kinerja ternormalisasi (r ij ¿ membentuk


matriks ternormalisasi (R) adalah sebagai berikut:

{
X = 0.67 0.25 1 1 0.25 0.6 0.47
1 1 11 1 1 1 }
8) Hasil akhir preferensi (V ij ¿ diperoleh dari penjumlahan dari
perkalian elemen baris matriks ternormalisasi (R) dengan bobot
preferensi (W), yang bersesuai dengan elemen kolom matriks.
Selanjutnya akan dibuat perkalian matriks W×R dan
penjumlahan hasil perkalian nilai terbesar sebagai berikut:
V1 =
( 0.19 ×0.67 )+ ( 0.17 ×0.25 ) + ( 0.16 × 1 )+ ( 0.14 ×1 ) + ( 0.10 × 0.25 )+ ( 0
=
( 0.1273 ) + ( 0.0425 ) + ( 0.16 ) + ( 0.14 ) + ( 0.0250 )+ ( 0.078 )+ ( 0.0517 )
= 0.6245

V2 =
( 0.19 ×1 ) + ( 0.17 × 1 )+ ( 0.16× 1 ) + ( 0.14 ×1 ) + ( 0.10 ×1 )+ ( 0.13× 1 )+ ( 0
=( 0.19 ) + ( 0.17 )+ ( 0.16 ) + ( 0.14 )+ ( 0.10 ) + ( 0.13 ) + ( 0.11 )
=1
Dari data di atas, hasil perankingan yang diperoleh adalah V1=0.6245
dan V2= 1. Berdasarkan nilai pembobotan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa V2 (Nengah Suantra) memiliki nilai resiko paling
minimal yaitu mendapat ranking sangat direkomendasikan dan V2 juga
mendapat ranking direkomendasikan.

3.3.4 Gambaran Umum Sistem


Sistem Pengambilan Keputusan Kredit Pada Koperasi
Kopcingkwa nantinya akan berbasis web dengan metode pendukung
menggunakan metode Simple Addtive Weighting (SAW) yang dimana
membobotkan semua kriteria dan alternatif yang menghasilkan nilai
referensi yang tepat untuk dapat memberikan informasi untuk kepala
Koperasi Kopcingkwa dalam menentukan pemberian kredit kepada
anggotanya. Dalam merancang dan membangun system pengambilan
keputusan digunakan hardware dan software yang mendukung.

3.3.5 Kebutuhan Fungsional


Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
fungsi atau proses informasi yang mampu dikerjakan oleh perangkat
lunak. Adapun kebutuhan fungsional yang diharapkan pada sistem yang
akan dibuat, diantaranya :
1. Sistem dapat menampilkan menu yang memudahkan user
dalam pendataan dan pembuatan laporan peminjaman.
2. Sistem harus mampu mengelola data kredit atau pemberian
pinjaman pada Koperasi Kopcingkwa.
3. Sistem harus dapat memerikan informasi dalam pengambilan
keputusan kredit secara tepat pada Koperasi Kopcingka

3.3.6 Kebutuhan Non Fungsional


Analisa kebutuhan non fungsional dari sistem pengambilan
keputusan kredit pada Koperasi Kopcingkwa, menggunakan dua
instrument penunjang perancangan yang terdiri atas :
1) Instrument Perangkat Keras (Hardware)
a) Laptop ASUS TUF GAMING15
b) Intel (R) Core (TM) i5-1020U
c) RAM 8GB
d) SSD 512 GB
e) OS Windows 10
2) Instrument Perangkat Lunak (Software)
a) Browser
b) MySQL
c) Adoble XD
d) Power designer 16.5
e) Power Designer Portable 6.0
f) Sublime Text 3 3

3.4 Perancangan Sistem


Perancangan system merupakam proses merancang atau
mendesain suatu system yang baik, berisikan Langkah-langkah operasi
dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung operasi
system.

3.4.1 Statement Of Perpouse (SOP)


Pada perancangan Sistem Pengambilan Keputusan Kredit
berfungsi untuk memberikan alternatif keputusan terhadap pemberian
usulan kredit. Diharapkan dengan adanya sistem ini dapat membantu
pihak koperasi dalam penentuan kelayakan usulan pemberian kredit.
3.4.2 Event List
Event List merupakan daftar kejadian yang nantinya akan
terjadi pada sistem. Event List juga digunakan sebagai acuan pembuatan
data flow diagram, maka Event List dibutuhkan untuk memberikan
gambaran singkat tentang daftar narasi yang berhubungan dengan sistem
informasi yang akan dibangun. Berdasarkan hasil dan analisis sistem,
maka dapat dijabarkan Event List yang ada pada sistem pengambilan
keputusan kredit pada Koperasi Kopcingkwa adalah sebagai berikut:
1. Login
2. Mengelola data admin
2.1 Tambah data admin
2.2 Edit data admin
2.3 Cari data admin
3. Mengelola data debitur
3.1 Tambah data debitur
3.2 Edit data debitur
3.3 Cari data debitur
4. Mengelola data kriteria
4.1 Tambah data kriteria
4.2 Edit data kriteria
4.3 Cari data kriteria
5. Mengelola data alternatif
5.1 Tambah data alternatif
5.2 Edit data alternatif
5.3 Cari data alternatif
6. Mengelola data pinjaman
6.1 Tambah data pinjaman
6.2 Cari data pinjaman
7. Proses SPK
8. Mengelola Laporan
8.1 Laporan data pinjaman
8.2 Laporan hasil data SPK

3.4.3 Context Diagram


Pada gambar 3.1 merupakan Context Diagram Sistem
Pengambilan Keputusan Kredit Pada Koperasi Kopcingkwa melibatkan
tiga entitas yaitu debitur, admin, dan ketua. Dalam hal ini debitur akan
memberikan datanya. Kemudian admin melakukan proses login,
mengelola data debitur, mengelola data kriterian, data sub kriteria,
mengelola data pinjaman, melakukan proses data admin, menerima
laporan data debitur, dan menerima laporan hasil SPK. Selanjutnya,
ketua akan menerima laporan hasil akhir seperti laporan data debitur,
laporan data pinjaman, dan laporan hasil SPK.
Gambar 3.3 Context Diagram

3.4.5 Data Flow Diagram Level 0


DFD Level 0 merupakan penjelasan lebih lanjut dari rancangan
context diagram, dimana DFD level 0 terdapat delapan proses yang
meliputi proses login, mengelola data debitur, mengelola data admin,
mengelola data kriteria, mengelola sub kriteria, mengelola data
pinjaman, proses SPK, dan mencetak laporan. Dalam proses login,
mengelola data debitur, data kriteria, data sub kriteria, data pinjaman,
proses SPK, dan cetak laporan dilakukan oleh admin. Sedangkan dalam
proses mengelola data admin dan menerima laporan dilakukan oleh
ketua.
Gambar 3.4 Data Flow Diagram Level 0
3.4.6 Data Flow Diagram Level 1 Data Debitur
DFD Level 1 Data Debitur merupakan penjelasan lebih lanjut
dari DFD Level 0. Proses ini digunakan untuk mengelola data debitur,
yang dimana dalam proses ini terdapat tiga proses yaitu tambah, edit,
dan cari data debitur.
Gambar 3.5 Data Flow Diagram Level 1 Data Debitur
3.4.7 Data Flow Diagram Level 1 Data Admin
DFD Level 1 Data Admin merupakan penjelasan lebih lanjut
dari DFD Level 0. Proses ini digunakan untuk mengelola data admin,
yang dimana dalam proses ini terdapat tiga proses yaitu tambah, edit,
dan cari data admin.

Gambar 3.6 Data Flow Diagram Level 1 Data Admin


3.4.8 Data Flow Diagram Level 1 Data Kriteria
DFD Level 1 Data Kriteria merupakan penjelasan lebih lanjut
dari DFD Level 0. Proses ini digunakan untuk mengelola data kriteria,
yang dimana dalam proses ini terdapat tiga hal yang bisa dilakukan oleh
admin yaitu tambah, edit, dan cari data kriteria.

Gambar 3.7 Data Flow Diagram Level 1 Data Kriteria


3.4.9 Data Flow Diagram Level 1 Data Pinjaman
DFD Level 1 Data Pinjaman merupakan penjelasan lebih lanjut
dari DFD Level 0. Proses ini digunakan untuk mengelola data pinjaman,
yang dimana dalam proses ini terdapat tiga hal yang bisa dilakukan oleh
admin yaitu tambah, edit, dan cari data pinjaman.

Gambar 3.8 Data Flow Diagram Level 1 Data Kriteria


3.4.10 Data Flow Diagram Level 1 Data Alternatif
DFD Level 1 Data Alternatif merupakan penjelasan lebih lanjut
dari DFD Level 0. Dalam proses ini terdapat satu entitas yaitu admin
yang memiliki 3 (tiga) proses yaitu tambah data debitur, ubah data
debitur, dan hapus data debitur. Dari ketiga proses tersebut, hasil proses
akan disimpan kedalam data store yang bernama Data Debitur.

Gambar 3.9 Data Flow Diagram Level 1 Data Alternatif


3.4.11 Data Flow Diagram Level 1 Data Proses SPK
DFD Level 1 Data Proses SPK merupakan penjelasan lebih
lanjut dari DFD Level 0. Proses ini hanya terdapat satu entitas yaitu
admin yang memiliki tiga proses dalam pengelolan SPK yaitu tambah,
edit, dan cari data admin.

Gambar 3.10 Data Flow Diagram Level 1 Data Proses SPK


3.4.12 Data Flow Diagram Level 1 Data Laporan
DFD Level 1 Laporan merupakan penjelasan lebih lanjut dari
DFD Level 0. Proses ini digunakan untuk mengelola data laporan, yang
dimana dalam proses ini terdapat tiga hal yang bisa dilakukan oleh
admin yaitu proses mencetak laporan data debitur, mencetak laporan
data pinjaman, dan mencetak laporan hasil SPK. Sedangkan ketua akan
menerima laporan data debitur, laporan data pinjaman, dan laporan hasil
SPK tersebut.

Gambar 3.11 Data Flow Diagram Level 1 Data Laporan


3.4.13 Conceptual Data Model (CDM)
Conceptual data model dari perancangan sistem pengambilan
keputusan kredit pada Koperasi Kopcingkwa, yang menggambarkan
entitas dan relasi yang ada pada sistem. Berikut merupakan CDM pada
gambar 3.
Admin
Id_Admin <pi> Integer <M> Debitur
Nama_Admin Variable characters (100) Id_Debitur <pi> Integer <M>
JK_Admin Variable characters (20) Menginput Nama_Debitur Variable characters (100) <M>
No_Tlpn Number (20) Alamaf Variable characters (100) <M>
Jabatan Variable characters (100) Memiliki TTL Variable characters (100) <M>
Username Variable characters (50) No_Tlpn Number (20) <M>
Password Variable characters (20) JK Variable characters (20) <M>
Alamat Variable characters (100) Pekerjaan Variable characters (100) <M>
Id_Admin <pi> Id_Debitur <pi>

Memiliki

Memproses
Kriteria
Id_Kriteria <pi> Integer <M>
Nama_Kriteria Variable characters (100) <M>
Bobot_Kriteria Integer <M>
Id_Kriteria <pi>

Pinjaman
Id_Pinjaman <pi> Integer <M>
Memiliki
Tgl_Pinjaman Variable characters (100) <M>
Jumlah_Pinjaman Integer <M>
Jangka_Waktu Date <M>
Jaminan Variable characters (100) <M> Hasil
Alternatif
Pekerjaan Variable characters (100) <M> Id_Hasil <pi> Integer <M>
Id_Alternatif <pi> <Undefined> <M>
Jenis_Pinjaman Variable characters (100) <M> Memiliki
Id_Hasil <pi> Nama_Alternatif <Undefined> <M>
Pendapatan_Perbulan Integer <M>
Bobot_Alternatif <Undefined> <M>
Riwayat Meminjam Variable characters (100) <M>
Id_Alternatif <pi>
Id_Pinjaman <pi>

Gambar 3.12 Conceptual Data Model (CDM)


3.4.14 Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model dari perancangan sistem pengambilan
keputusan kredit pada Koperasi Kopcingkwa, yang menggambarkan
pengelolaan keuangan. Simbol panah menjelaskn arah alir suatu entitas,
proses dan hasil. Berikut merupakan PDM pada gambar 3.
Admin Debitur
Id_Admin integer <pk> Id_Debitur integer <pk>
Nama_Admin varchar(100) Id_Pinjaman integer <fk2>
JK_Admin varchar(20) Id_Admin integer <fk1>
No_Tlpn numeric(20) Nama_Debitur varchar(100)
Jabatan varchar(100) Alamaf varchar(100)
Username varchar(50) TTL varchar(100)
Password varchar(20) No_Tlpn numeric(20)
Alamat varchar(100) JK varchar(20)
Pekerjaan varchar(100)

Kriteria
Id_Kriteria integer <pk>
Id_Debitur integer <fk>
Nama_Kriteria varchar(100)
Bobot_Kriteria integer

Pinjaman
Id_Pinjaman integer <pk>
Id_Admin integer <fk>
Tgl_Pinjaman varchar(100)
Jumlah_Pinjaman integer
Jangka_Waktu date Alternatif
Jaminan varchar(100) Id_Alternatif <Undefined> <pk>
Pekerjaan varchar(100) Hasil Id_Kriteria integer <fk1>
Jenis_Pinjaman varchar(100) Id_Hasil integer <pk> Id_Hasil integer <fk2>
Pendapatan_Perbulan integer Nama_Alternatif <Undefined>
Riwayat Meminjam varchar(100) Bobot_Alternatif <Undefined>

Gambar 3.13 Physical Data Model (PDM)


3.5 Struktur Tabel
Struktur tabel yang terdapat pada perancangan Sistem
Pengambilan Keputusan Kredit Pada Koperasi Kopcingkwa adalah
enam (6) tabel antar lain: tabel user, tabel debitur, tabel pinjaman, tabel
kriteria, tabel alternatif, dan tabel hasil.

3.5.1 Tabel Admin


Tabel admin berisi data yang digunakan untuk login kedalam
sistem, sehingga memberikan hak akses ke dalam sistem serta
menyimpan data pengguna. Tabel pengguna memiliki lima field yang
terdiri dari id_admin, nama_admin, username, password, jabatan,
jk_kelamin, no_tlpn, dan Alamat. Tabel pengguna ditunjukkan pada
Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Tabel Pengguna


Name Data Type Length Keterangan
id_admin Integer - Primary Key
nama_admin Varchar 100 Not Null
username Varchar 50 Not Null
password Varchar 20 Not Null
jabatan Varchar 100 Not Null
jk_admin Varchar 20 Not Null
no_tlpn Number 20 Not Null
alamat Varchar 100 Not Null

3.5.2 Tabel Debitur


Tabel debitur merupakan tabel yang digunakan untuk
menyimpan data debitur. Tabel debitur memiliki sembilan field yang
terdiri dari id_debitur, id_pinjaman, id_admin, nama_debitur,
alamat_debitur, no_tlp, ttl, jenis_kelamin, dan pekerjaan. Tabel debitur
ditunjukkan pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16 Tabel Debitur


Name Data Type Length Keterangan
id_debitur Integer - Primary Key
id_pinjaman Integer - Foreign Key
id_admin Integer - Foreign Key
nama_debitur Varchar 100 Not Null
alamat_debitu Varchar 100 Not Null
r
no_tlp Numeric 20 Not Null
ttl Varchar 100 Not Null
jenis_kelamin Varchar 20 Not Null
pekerjaan Varchar 100 Not Null

3.5.3 Tabel Pinjaman


Tabel pinjaman merupakan tabel yang digunakan untuk
menyimpan data pinjaman. Tabel pinjaman memiliki sebelas field yang
terdiri dari id_pinjaman, id_admin, id_debitur , tgl_pinjaman, jaminan,
jumlah_pinjaman, pekerjaan, jenis_pinjaman, pendapatan_perbulan,
riwayat_meminjam, dan jangka_waktu. Tabel pinjaman ditunjukkan
pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17 Tabel Pinjaman


Name Data Type Length Keterangan
id_pinjaman Integer - Primary Key
id_admin Integer - Foreign Key
id_debitur Integer - Foreign Key
tgl_pinjaman Date - Not Null
jaminan Varchar 100 Not Null
jumlah_pinjaman Integer - Not Null
pekerjaan Varchar 100 Not Null
jenis_pinjaman Varchar 100 Not Null
pendapatan_perbulan Integer - Not Null
riwayat_meminjam Varchar 100 Not Null
jangka_waktu Date - Not Null

I.1.2 3.5.4 Tabel Kriteria


Tabel kriteria merupakan tabel yang digunakan untuk
menyimpan data kriteria. Tabel kriteria memiliki lima field yang terdiri
dari id_kriteria, id_alternatif, id_debitur, nama_kriteria, dan
bobot_kriteria. Tabel kriteria ditunjukkan pada Tabel 3.18.

Tabel 3.18 Tabel Pinjaman


Name Data Type Length Keterangan
id_kriteria Integer - Primary Key
id_alternatif Integer - Foreign Key
id_debitur Integer - Foreign Key
nama_kriteria Varchar 100 Not Null
bobot_kriteria Integer - Not Null

I.1.3 3.5.5 Tabel Alternatif


Tabel alternatif merupakan tabel yang digunakan untuk
menyimpan data alternatif. Tabel alternatif memiliki empat field yang
terdiri dari id_alternatif, id_hasil, nama_alternatif dan bobot_alternatif.
Tabel alternatif ditunjukkan pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19 Tabel Alternatif


Name Data Type Length Keterangan
id_alternatif Integer - Primary Key
id_hasil Integer - Foreign Key
nama_alternatif Varchar 100 Not Null
bobot_alternati Integer - Not Null
f

I.1.4
I.1.5 3.5.6 Tabel Hasil
Tabel hasil merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan
data hasil. Tabel hasil memiliki satu field yang terdiri dari id_hasil.
Tabel hasil ditunjukkan pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20 Tabel Alternatif


Name Data Type Length Keterangan
id_hasil Integer - Foreign Key

3.6 Perancangan User Interface


User Interface merupakan bentuk tampilan grafis yang
berhubungan langsung dengan pengguna (user). Biasanya user interface
berhubungan langsung dengan penggunaan layout. Penggunaan layout
dimaksudkan untuk menggambarkan kebutuhan pengguna ke dalam
suatu desain yang berisi fitur-fitur yang nantinya ada dalam sistem
pengambilan keputusan kredit pada Koperasi Kopcingkwa
3.6.1 Halaman Login Admin
Pada gambar 3.14 merupakan form login halaman
pertama yang muncul ketika admin mengakses sistem
pengambilan keputusan kredit pada Koperasi Kopcingkwa.
Dalam hal ini, admin dapat memasukkan username dan
password. Pada halaman ini juga terdapat button login.

Gmbar 3.14 Halaman Login Admin

3.6.2 Halaman Dashboard Admin


Pada gambar 3.15 merupakan rancangan halaman utama
(dashboard) admin yang berisikan data admin, data debitur, data
kriteria, data alternatif, data pinjaman, proses SPK, laporan pinjaman
dan laporan hasil SPK, dan juga berisikan informasi mengenai grafik
perangkingan hasil alternatif keputusan.
Gambar 3.15 Halaman Dashboard Admin
3.6.3 Halaman Data Admin
Pada gambar 3.16 merupakan rancangan halaman data admin
yang digunakan untuk melihat, menambah, mengubah dan mencari data
admin.

G
ambar 3.16 Halaman Data Admin
3.6.4 Halaman Tambah Data Admin
Pada gambar 3.17 merupakan rancangan halaman tambah data
admin yang digunakan untuk menambah data admin.

Gambar 3.17 Halaman Tambah Data Admin


3.6.5 Halaman Edit Data Admin
Pada gambar 3.18 merupakan rancangan halaman edit data
admin yang digunakan untuk mengedit data admin.
Gambar 3.18 Halaman Edit Data Admin

3.6.6 Halaman Data Debitur


Pada gambar 3.19 merupakan rancangan halaman data debitur
yang digunakan untuk melihat, menambah, dan mencari data debitur.

Gambar 3.19 Halaman Data Debitur


3.6.7 Halaman Tambah Data Debitur
Pada gambar 3.20 merupakan rancangan halaman tambah data
debitur yang digunakan untuk menambah data debitur.

Gambar 3.20 Halaman Tambah Data Debitur

3.6.8 Halaman Edit Data Debitur


Pada gambar 3.21 merupakan rancangan halaman edit data
debitur yang digunakan untuk mengedit data debitur.
Gambar 3.21 Halaman Edit Data Debitur

3.6.9 Halaman Data Kriteria


Pada gambar 3.22 merupakan rancangan data kriteria yang
digunakan untuk melihat, mengubah, dan mencari data kriteria.

Gambar 3.22 Halaman Data Kriteria


3.6.10 Halaman Edit Data Kriteria
Pada gambar 3.23 merupakan rancangan halaman edit data
kriteria yang digunakan untuk mengedit data kriteria.

Gambar 3.23 Halaman Edit Data Kriteria


3.6.11 Halaman Data Alternatif
Pada gambar 3.24 merupakan rancangan halaman data
alternatif yang digunakan untuk melihat, mengubah, dan mencari data
alternatif.
Gambar 3.24 Halaman Data Alternatif

3.6.12 Halaman Tambah Data Alternatif


Pada gambar 3.25 merupakan rancangan tambah data alternatif
yang digunakan untuk menambah data alternatif

Gambar 3.25 Halaman Tambah Data Alternatif


3.6.13 Halaman Edit Data Alternatif
Pada gambar 3.26 merupakan rancangan edit data alternatif
yang digunakan untuk mengedit data alternatif
Gambar 3.26 Halaman Edit Data Alternatif

3.6.14 Halaman Data Pinjaman


Pada gambar 3.27 merupakan rancangan halaman data
pinjaman yang digunakan untuk melihat, mengubah, dan mencari data
pinjaman.

Gambar 3.27 Halaman Data Pinjaman


3.6.15 Halaman Tambah Data Pinjaman
Pada gambar 3.28 merupakan rancangan tambah data pinjaman
yang digunakan untuk menambah data pinjaman.

Gambar 3.28 Halaman Tambah data Pinjaman

3.6.16 Halaman Proses SPK Kriteria


Pada gambar 3.29 meruppakan rancangan halaman proses SPK
yang digunakan untuk memproses data perhitungan SPK serta untuk
mendapatkan nilai preferensi.
Gambar 3.29 Halaman Proses SPK

3.6.17 Halaman Perankingan


Pada gambar 3.30 merupakan rancangan halaman perankingan
yang digunakan untuk menilai hasil tertinggi hingga terendah dari data
alternatif yang sudah diinput. Halaman perangkingan muncul saat admin
menekan tombol lanjut ke perangkingan pada halaman Proses SPK
Alternatif.

Gambar 3.30 Halaman Perankingan


3.6.18 Halaman Dashboard Ketua Koperasi
Pada gambar 3.31 merupakan rancangan halaman dashboard
ketua koperasi yang dapat digunakan untuk melihat laporan pengajuan
dan laporan hasil SPK. Dan juga berisikan informasi mengenai grafik
perangkingan hasil alternatif keputusan.

Gambar 3.31 Halaman Dashboard Ketua Koperasi

3.6.19 Halaman Dashboard Debitur


Pada gambar 3.31 merupakan rancangan halaman dashboard
debitur yang dapat digunakan untuk melihat laporan hasil SPK.
Gambar 3.31 Halaman Dashboard Debitur

3.6.20 Halaman Laporan Data Pinjaman


Pada gambar 3.32 merupakan laporan data pinjaman yang
digunakan untuk melihat laporan data pinjaman

Gambar 3.32 Halaman Laporan Data Pinjaman


3.6.21 Halaman Laporan Hasil SPK
Pada gambar 3.33 merupakan rancangan laporan hasil SPK
yang digunakan untuk melihat hasil laporan SPK yang dapat dilihat oleh
ketua koperasi dan debitur.

Gambar 3.33 Halaman Laporan Hasil SPK

3.7 Skenario Pengujian Halaman Black Box Testing


Black Box Testing merupakan pengujian yang dilakukan untuk
hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa
fungsional dari sistem tersebut. Rencana pengujian black box testing
pada perancangan sistem pendukung keputusan terdapat pada Tabel 3.21
sampai Tabel 3.28.
3.7.1 Skenario Pengujian Form Login
Tabel 3.21 Skenario Pengujian Form Login
No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Jika memasukkant Sistem akan
username dan menampilkan
password dengan halaman dashboard
benar sesuai dengan hak
akses.
1 Login Jika memasukkan Tidak dapat login ke
username dan dalam sistem dan
password salah sistem akan
menampilkan pesan
“username atau
password salah”

3.7.2 Skenario Pengujian Halaman Data Admin


Tabel 3.21 Skenario Pengujian Halaman Data Admin
No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“tambah” menampilkan form
tambah data admin
Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
Menambah
1 “simpan” dengan “data admin berhasil
Data Admin
mengisi data admin ditambahkan” dan
di halaman Tambah menampilkannya
Data Admin dengan pada tabel data
lengkap admin.
Mengkosongkan Menampilkan pesan
beberapa field pada kesalahan “silahkan
halaman data admin isi semua data admin”
Edit Data
2 Menekan pilihan aksi Sistem akan
Pengguna
“edit” pada tabel data menampilkan
admin halaman edit data
admin
Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“Edit” dengan “data admin berhasil
mengisi data admin diperbaharui”
yang ingin diubah.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
Cari Data
3 “cari” pada tabel data menampilkan data
Admin
admin admin yang dicari

3.7.3 Skenario Pengujian Halaman Data Debitur


Tabel 3.22 Skenario Pengujian Halaman Data Debitur
No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“tambah” menampilkan form
tambah data debitur
Menekan pilihan aksi Muncul pesan “data
“simpan” dengan nasabah berhasil
mengisi data kriteria ditambahkan” dan
Menambah
1 di halaman Tambah menampilkannya
Data Debitur
Data Debitur dengan pada tabel data
lengkap. debitur
Mengkosongkan Menampilkan pesan
beberapa field pada kesalahan “silahkan
halaman tambah data isi semua data
debitur debitur”.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“edit” pada tabel data menampilkan
debitur. halaman edit data
Edit Data debitur
2
Debitur Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“Edit” dengan “data debitur berhasil
mengisi data debitur diperbaharui”
yang ingin diubah.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
Cari Data
3 “cari” pada tabel data menampilkan data
Debitur
debitur debitur yang dicari

3.7.4 Skenario Pengujian Halaman Data Kriteria


Tabel 3.23 Skenario Pengujian Halaman Data Kriteria
No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“tambah” menampilkan form
tambah data kriteria
Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“simpan” dengan “data kriteria berhasil
mengisi data kriteria ditambahkan” dan
Menambah
1 di halaman Tambah menampilkannya
Data Kriteria
Data kriteria dengan pada tabel data
lengkap. kriteria
Mengkosongkan Menampilkan pesan
beberapa field pada kesalahan “silahkan
halaman tambah data isi semua data
kriteria kriteria”.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“edit” pada tabel data menampilkan
kriteria. halaman edit data
Edit Data kriteria
2
Kriteria Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“Edit” dengan “data kriteria berhasil
mengisi data kriteria diperbaharui”
yang ingin diubah.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
Cari Data
3 “cari” pada tabel data menampilkan data
Kriteria
kriteria kriteria yang dicari

3.7.5 Skenario Pengujian Halaman Data Pinjaman

Tabel 3.24 Skenario Pengujian Halaman Data Pinjaman


No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
1 Menambah Menekan pilihan aksi Sistem akan
Data “tambah” menampilkan form
Pinjaman tambah data pinjaman
Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“simpan” dengan “data pinjaman
mengisi data berhasil
pinjaman di halaman ditambahkan” dan
Tambah Data menampilkannya
Pinjaman dengan pada tabel data
lengkap. pinjaman
Mengkosongkan Menampilkan pesan
beberapa field pada kesalahan “silahkan
halaman tambah data isi semua data
pinjaman pinjaman”
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“edit” pada tabel data menampilkan
pinjaman halaman edit data
pinjaman
Edit Data
2 Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
Pinjaman
“Edit” dengan “data pinjaman
mengisi data berhasil diperbaharui”
pinjaman yang ingin
diubah.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
Cari Data
3 “cari” pada tabel data menampilkan data
Pinjaman
pinjaman pinjaman yang dicari

3.7.6 Skenario Pengujian Halaman Data Alternatif

Tabel 3.25 Skenario Pengujian Halaman Data ALternatif


No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Menekan pilihan aksi Sistem akan
“tambah” menampilkan form
tambah data alternatif
Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“simpan” dengan “data alternatif
mengisi data berhasil
Menambah
alternatif di halaman ditambahkan” dan
1 Data
Tambah Data menampilkannya
Alternatif
Alternatif dengan pada tabel data
lengkap. alternatif
Mengkosongkan Menampilkan pesan
beberapa field pada kesalahan “silahkan
halaman tambah data isi semua data
palternatif alternatif”
2 Edit Data Menekan pilihan aksi Sistem akan
Alternatif “ubah” pada tabel menampilkan
data alternatif halaman ubah data
alternatif
Menekan pilihan aksi Menampilkan pesan
“Edit” dengan “data alternatif
mengisi data berhasil diperbaharui”
alternatif yang ingin
diubah.
Menekan pilihan aksi Sistem akan
Cari Data
3 “cari” pada tabel data menampilkan data
Alternatif
alternatif alternatif yang dicari

3.7.7 Skenario Pengujian Halaman Proses SPK

Tabel 3.26 Skenario Pengujian Halaman Proses SPK


No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Memproses data Sistem akan
penilaian SPK setelah menampilkan
menambahkan data halaman detail hasil
1 Proses SPK
kemudian memilih total nilai dan SPK
tombol selanjutnya penilaian berhasil
untuk menghitung

3.7.8 Skenario Pengujian Halaman Laporan Data Pinjaman

Tabel 3.27 Skenario Pengujian Halaman Laporan Data


Pinjaman
No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Memilih laporan data Sistem akan
pengajuan dengan menampilkan
Laporan
cara klik menu halaman laporan data
1 Data
laporan kemudian pengajuan
Pinjaman
pilih laporan data
pengajuan

3.7.9 Skenario Pengujian Halaman Laporan Hasil Data SPK


Tabel 3.28 Skenario Pengujian Halaman Laporan Hasil Data
SPK
No Halaman Skenario Pengujian Hasil yang
Uji Diharapkan
Memilih laporan hasil Sistem akan
data SPK dengan cara menampilkan
Laporan
klik menu laporan halaman laporan hasil
1 Hasil Data
kemudian pilih data SPK
SPK
laporan hasil data
SPK
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, H., dan Riswaya, A. R. 2014. "Aplikasi Pinjaman


Pembayaran Secara Kredit Pada Bank Yudha Bhakti". Jurnal
Computech & Bisnis, 8(2), 61–69.

Aisyah, S. 2019. "Jurnal Teknovasi APLIKASI SISTEM


PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS KELAYAKAN PADA
PERUSAHAAN LEASING Siti Aisyah Program Studi Sistem
Informasi Fakultas Teknoogi dan Ilmu Komputer Universitas
Prima Indonesia Jurnal Teknovasi ISSN : 2540-8389". Jurnal
Teknovasi, 06(1), 1–16.

Andaru, A. 2018. "Pengertian database secara umum". OSF Preprints,


2.

Arbie, B. 2017. "Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Nilai


Tertinggi Dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Di UMG
Menggunakan Metode Weighted Product". Universitas
Muhammadiyah Gresik, 6–14.

Aziz, M. H. 2017. "Perancangan Desain Website Sebagai Salah Satu


Media Promosi the Cobbler Yogyakarta". Journal Tugas Akhir,
1–22.

Cholifah, W. N., Yulianingsih, Y., dkk. 2018. "Pengujian Black Box


Testing pada Aplikasi Action & Strategy Berbasis Android dengan
Teknologi Phonegap". STRING (Satuan Tulisan Riset dan
Inovasi Teknologi), 3(2), 206.
https://doi.org/10.30998/string.v3i2.3048.

Chotim, M. 2013. "CSS Tutorial “Memformat Tampilan Halaman Web


Dengan CSS”". HTML5 Games Most Wanted, (November), 93–
106.

Desnanjaya, I. G. M. N., dan Sudipa, I. G. I. 2020. "Sistem Informasi


Pengendali Kulkul Bali Berbasis Web". Jurnal Teknologi
Informasi dan Komputer, 6(1), 107–115.
Darmawan, D. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset.

Eniyati , Sri 2016. "Perancangan Sistem Pendukung Keputusan untuk


Penerimaan Beasiswa Dengan Metode SAW (Simple Additive
Weighting)", 16(2), 171–176.

Fauzan, R., Indrasary, Y., dkk. 2018. "Sistem Pendukung Keputusan


Penerimaan Beasiswa Bidik Misi di POLIBAN dengan Metode
SAW Berbasis Web". Jurnal Online Informatika, 2(2), 79.
https://doi.org/10.15575/join.v2i2.101.

Fightorini, E., dan Nurhadiono, B. 2013. "Sistem Pendukung Keputusan


Pengajuan Kredit Dengan Metode Saw Pada KJKS Ar Rahmah".
Journal Udinus, 1–5. diambil dari
http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/jurnal/12647.pdf.

Firmansyah, D., dan Putra, Y. H. 2018. "Penerapan Metode Saw Dalam


Pengambilan Keputusan Analisa Kelayakan Kredit Di Pt .
Finansia Multi Finance", (456), 21–26.

Gustiyani, E. S., Assegaff, S., dkk. 2021. "Analisis Dan Perancangan


Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Menggunakan
Metode SAW Pada PT. BPR Artha Prima Persada", 6(1), 1–12.

Hartono, davis dalam 2016. "Dalam Sistem Pendukung Keputusan


Promosi". 0, (1), 37–45.

Hutahaean, J. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta:


Deepublisher.

Komalasari, L., dan Indrayono 2019. "Komputerisasi Akuntansi


Penggajian Karyawan Pada Pt. Summit Adyawinsa Indonesia
Berbasis Web". Jurnal Interkom, 13(4), 24–37.

Kristanto 2013. " 済 無 No Title No Title". Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Made, N., Dewi, U., dkk. 2021. "Perancangan Sistem Informasi


Pelayanan Administrasi Surat Menyurat Berbasis Web pada
Kantor Perbekel Desa Denbantas", 1(1), 13–21.
Mubarak, A. 2019. "Rancang Bangun Aplikasi Web Sekolah
Menggunakan Uml (Unified Modeling Language) Dan Bahasa
Pemrograman Php (Php Hypertext Preprocessor) Berorientasi
Objek". JIKO (Jurnal Informatika dan Komputer), 2(1), 19–
25. https://doi.org/10.33387/jiko.v2i1.1052.

Nusyirwan, N. 2014. "Modul praktikum aplikasi it 1". Modul


Pembuatan Web Dengan Menggunakan HTML, 1–10.

Prasetio, A., Mulyani, N., dkk. 2021. "METODE SAW DALAM


PENENTUAN PEMBERIAN KREDIT CALON KONSUMEN
PADA PT . INTERYASA MITRA MANDIRI ", 1(1), 65–72.

Riyadli, H., Arliyana, A., dkk. 2020. "Rancang Bangun Sistem


Informasi Keuangan Berbasis WEB". Jurnal Sains Komputer
dan Teknologi Informasi, 3(1), 98–103.
https://doi.org/10.33084/jsakti.v3i1.1770.

Setyarini, I. 2016. "Perancangan Sistem Informasi Posyandu Guna


Mendukung Pelaporan Data Perkembangan Bayi Dan Balita".
Artikel Skripsi, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 1(1), 1–
11.

Sudarsono, N., Suciyono, N., dkk. 2015. "Sistem pendukung Keputusan


( SPK ) Pemberian Kredit di Adira Quantum Multifinance Cabang
Tasikmalaya Metode Simple Additive Weighting ( SAW )".
Konferensi Nasional Sistem & Informatika, 9–10.

Sumadya, D. O., Ginardi, R. V. H., dkk. 2016. "Perancangan dan


Implementasi Basis Data Aplikasi Web Fotokita", 5(2), 2–5.

Sumarlinda, S. 2016. "Rancang Bangun Sistem Informasi Nilai Siswa


Pada Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Ngrejeng Kabupaten
Bojonegoro". Jurnal INFORMA, 1(3), 37–51.

Utomo, et al 2019. "KeputusanSistem Pendukung Keputusan (SPK".


Journal of Chemical Information and Modeling, 53, 1689–
1699.
Wahyu Dwi Sudjatmiko 2015. "Pada Koperasi Mitra Mandiri Sejahtera
Kota Semarang". Sistem Pendukung Keputusan Kredit Pada
Koperasi Mitra Mandiri Sejahtra kota Semarang, 1–7.

Widayati, R., dan Maiwati, S. 2019. "Aktivitas Pemberian Kredit


Komersil Pada Bank Nagari Cabang Sijunjung", 1–12.
https://doi.org/10.31219/osf.io/fnxaj.

Zain, A. S., dan Purniawati, R. 2020. "Sistem Pendukung Keputusan


Penerimaan Siswa Baru dengan Metode Simple Additive
Weighting". Sains, Aplikasi, Komputasi dan Teknologi
Informasi, 2(1), 18. https://doi.org/10.30872/jsakti.v2i1.2668.
DAFTAR LAMPIRAN

I. Lampiran 1 Hasil Wawancara

Narasumber : I Wayan Darma A.Ma.Pd


Pewawancara : I Gede Pasek Darma Putra
Lokasi : Jl. Raya Besakih, Desa Yangapi, Tembuku, Bangli

Pertanyaan Jawaban

“Kopcingkwa” adalah koperasi


cengkraman warga, artinya
Apa makna atau dari nama koperasi ini dijadikan pegangan
Koperasi Kopcingkwa? bagi warga setempat dalam
keadaan mendesak demi
kesejahteraan masyarakatnya.

Untuk Koperasi Kopcingkwa ini


Termasuk ke dalam jenis apakah
termasuk kedalam jenis koperasi
Koperasi Kopcingkwa ini?
simpan pinjam

Disini sudah memiliki system,


tapi lebih ke sistem akuntansi
Sebelumnya pak, karena yang secara menyeluruh terkait
penelitian saya terfokus kepada dengan pengelolaan simpan
pemberian kredit, maka dari itu, pinjam, dan system itupun saya
apakah di Koperasi Kopcingkwa beli sudah lama. Maka dari itu,
sudah memiliki sistem dalam sistem tersebut masih
pendukung untuk menunjang ke dirasa kurang dalam
efektisan mengelola data serta pengelolaannya, serta tidak
dalam hal pengambilan terfokus untuk setiap
keputusan kredit? pengelolaan. Dan terkhusus
untuk system pendukung
keputusan kreditnya belum

Lalu bagaimanakah cara atau Pihak kami juga melakukan


proses dari pihak koperasi untuk observasi secara manual dan
menentukan apakah kreditur tradisional seperti mensurvey
layak menerima kredit demi setiap kriteria-kriteria yang sudah
mencegah terjadinya resiko? ditentukan. Dan biasanya kami
mengutamakan nilai jaminan
yang diberikan

Dalam hal ini, kami memiliki


tujuh kriteria yaitu:

1. Jumlah Pinjaman
Kriteria apa sajakah yang
2. Jangka Waktu
dimiliki Koperasi Kopcingkwa
3. Jaminan
dalam menyeleksi kreditur? 4. Pekerjaan
5. Jenis Pinjaman
6. Pendapatan perbulan
7. Riwayat Meminjam

Tentu saja iya. Pihak koperasi


melakukan pembatasan
penerimaan bagi para nasabah
maupun kreditur hanya sebesar
25% ditambah dengan
Dalam kondisi pandemi covid-19
melakukan survei agar nantinya
ini, apakah terdapat kenaikan
dapat dipertimbangkan oleh
dalam pemberian kredit? Dan
koperasi untuk memberi
bagaimanakah cara koperasi
pinjaman dengan memperhatikan
menekan hal tersebut?
keadaan ekonomi dari nasabah,
pekerjaan, penghasilan tiap
bulannya, dan jaminan menjadi
nilai tambah untuk diberikan
pinjaman.

Bangli, 22 November 2021


II. Lampiran 2 Daftar Gambar
1. Wawancara dengan Bapak I Wayan Darma A.Ma.Pd

2. Surat Permohonan Pinjaman


3. Analisis Kredit
4. Surat Perjanjian Kredit

5. Surat Serah Terima Barang


BIODATA PENULIS

Nama : I Gede Pasek Darma Putra


Alamat : Jl. Raya Petulu, Ubud-Gianyar
TTL : Petulu, 17 Novemeber 1999
Telepon : 083114239526
Email : dharmaputrapasek@gmail.com
Angkatan : 2018
Mengubah yang biasa menjadi luar
Motto :
biasa.

Latar Belakang Pendidikan:


2006 – 2012 : SD Negeri 2 Petulu
2012 – 2015 : SMP Negeri 1 Ubud
2015 – 2018 : SMA Negeri 1 Tegallalang
2018 – Sekarang : STMIK STIKOM Indonesia, Denpasar

Pengalaman Organisasi:
2018 : Anggota UKM Pramuka
2019 : Panitia Bidang Penanggung Jawab (PJ) PKKMB
STIKI-STIMIK INDONESIA
2020 : Anggota KMH

Anda mungkin juga menyukai