Veronica Dewi
Fredy Arisianto
1. Sebelum melakukan audir pada Koperasi (Usaha/ Penjualan) dan Pengadaan Barang
dan Jasa, auditor telbih dahulu melakukan survey pendahuluan pada instansi yang
akan diaudit. Hal ini dilakukan auditor untuk mengetahui seluk beluk perusahaan
mulai dari jenis usaha yang dijalankan perusahaan, struktur organisasi perusahaan
serta kebijakan dan prosedur yang dimiliki dan menilai bagaimana pengendalian
internal yang ada dalam perusahaan yang dimilki dan menilai bagaimana
pengendalian internal yang ada dalam perusahaan. Adapun tujuan lain auditor dalam
melaksanakan survey terlebih dahulu pada Intansi tersebut yaitu untuk mendapatkan
informasi secara umum dan latar belakang instansi dalam waktu yang singkat dari
segala aspek yang ada, organisasi, kegiatan, ptogram-program atau system yang
digunakan untuk menjalankan usahannya, sehingga auditor dapat memperoleh
gambaran umum mengenai perusahaan yang mejadi objek pemeriksaan, informasi-
informasi yang auditor peroleh selama melakukan
b Jelaskan secara rinci teknik audit yang dilaksanakan di masing-masing instansi di atas
Jawaban :
C) Layanan
Simpanan, Berbagai produk simpanan disediakan berdasarkan tahap
kehidupan dan kebutuhan hidup manusia. Produk-produk tersebut dapat
dimanfaatkan sesuai kebutuhan masing-masing anggota. Simpanan di
kelompokkan menjadi 2 yakni Simpanan Saham dan Simpanan Non
Saham.
Pinjaman (Pinjaman Umum, Pinjaman Khusus, Pinjaman Mikro)
Solidaritas, Solidaritas merupakan Produk yang dibuat untuk membangun
rasa solider antar sesama anggota. Kopdit Mekar Sai memiliki 2 produk
Solidaritas :
A. SOLDUTA ( Solidaritas Duka Anggota).
B. SOLUTA ( Solidaritas Umum Anggota).
Perlindungan, DAPERMA (Dana Perlindungan Bersama) merupakan
program untuk melindungi Kopdit dari kerugian atas pinjaman karena
anggotanya meninggal dunia atau mengalami musibah (cacat total) serta
menyantuni ahli waris maksimum sebesar saldo simpanan saham
(Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib) yang bersangkutan. Anggota
tidak perlu membayar premi tetapi Kopdit berkewajiban membayar iuran
dari pendapatan. DAPERMA dikelola oleh Induk Koperasi Kredit
Indonesia (Inkopdit Indonesia) di Jakarta. Setiap bulan semua anggota
dibayarkan preminya oleh organisasi.
D) Bidang Usaha : Simpan Pinjam
E) Bidang Permodalan
Alat-alat perlengkapan organisasi adalah perangkat lembaga atau badan yang mempunyai
fungsi dan peran sebagai perencana, pengelola, atau pelaksana, menggerakkan dan
mengendalikan berbagai kegiatan organisasi, ketatalaksanaan dan usaha koperasi kredit.
Badan-bdan yang dimaksud terdiri dari rapat anggota, pengurus dan badan pemeriksa
atau pengawas.
Rapat Anggota
Rapat anggota adalah suatu arena yang berbentuk lembaga musyawarah para
anggota koperasi Mekar Sai dan merupakan wadah pembahasan berbagai masalah
tata kehidupan serta pengembangan organisasi dan usaha koperasi. Dengan
demikian lembaga ini merupakan pencerminan dari azaz demokrasi di dalam
koperasi. Rapat anggota juga merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, karena
melalui lembaga ini ditetapkan berbagai kebijakan dan keputusan pokok-pokok
kegiatan dan usaha koperasi. Rapat anggota sebagaimana tercantum dalam
anggaran dasar koperasi
Mekar Sai terdiri dari:
a. Rapat anggota tahunan (RAT) yaitu rapat anggota yang diadakan dalam rangka
tutup tahun buku yang diselenggarakan setahun sekali.
b. Rapat anggota khusus, yaitu rapat anggota yang diadakan dalam rangka
pembubaran koperasi atau perubahan anggaran dasar koperasi.
c. Rapat anggota biasa, yaitu rapat anggota yang diadakan sewktu-waktu bilamana
diperlukan untuk menangani hal-hal yang harus cepat diputuskan.
d. Rapat anggota luar biasa, yaitu rapat yang diadakan dalam keadaan darurat.
Penasihat
Penasihat yang ada pada Kopdit Mekar Sai bertujuan untuk memberikan pendapat
kepada Rapat Anggota atau pengurus tentang pelaksanaan koperasi kredit Mekar
Sai. Penasihat juga bertugas untuk memberikan jawaban atau usulan atas
pertanyaan atau atas permintaan pengurus. Pada Kopdit Mekar Sai untuk jabatan
penasihat ini dipegang oleh seorang penasihat.
Pengawas
Pengawas yang ada pada Kopdit Mekar Sai adalah mempunyai tugas untuk
mengawasi jalannya organisasi baik yang ada pada dewan pimpinan maupun
dalam pelaksanaanya. Pengawas juga mempunyai kewajiban untuk memberikan
laporan tentang hasil pengawasannya kepada Rapat Anggota.
Pengurus
Pada Kopdit Mekar Sai Pengurus dibagi menjadi beberapa bagian:
a) Dewan Pimpinan
Dewan pimpinan ini bertanggungjawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan
yang ada pada koperasi kredit Mekar Sai atau dapat dikatakan bahwa dewan
pimpinan berpengaruh terhadap maju dan mundurnya koperasi kredit Mekar Sai.
Masing-masing anggota pengurus dituntut memiliki keterampilan tinggi, sehingga
mereka dapat memenuhi tanggungjawab kepemimpinan, dengan jalan
memberikan pengarahan-pengarahan baik kepada koperasi kredit maupun kepada
manajemen. Pengurus bertanggungjawab untuk menjamin kelangsungan hidup
koperasi kredit:
1) Melindungi kekayaan anggota.
2) Menjamin pelayanan berkualitas.
3) Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anggota.
Sedangkan tanggungjawab pengurus itu sendiri adalah:
1) Partisipasi dalam tahap-tahap perencanaan pengurus.
2) Menetapkan kebijakan.
3) Memilih seorang ketua dan pejabat-pejabat lainnya.
4) Mengangkat dan mengevaluasi seorang general manajer.
5) Menyetujui struktur dan anggaran keuangan.
6) Menjaga kerahasiaan.
7) Mempertahankan hubungan baik dengan masyarakat umum dan anggota.
8) Memastikan kegiatan pengurus yang efektif.
9) Memungkinkan pengembangan pribadi dan evaluasinya.
10) Menetapkan standar-standar perusahaan dengan kode etik.
b) Panitia Kredit
Fungsi panitia kredit sebagai penanggungjawab manajemen perkreditan dalam
kopdit, sedangkan panitia kredit adalah bagian dari pengurus kopdit yang dipilih
dalam rapat anggota.
1) Fungsi Manajer Perkreditan
Panitia kredit berfungsi sebagai manjer yanmg mengendalikan pola kebijakan
pimpinan yang telah digariskan bersama Dewan Pimpinan. Mengarahkan usaha
kopdit yang berupa pinjaman dan dapat dikelola untuk melayani pelanggan
anggota sesuai tujuan. Oleh karena itu panitia kredit berfungsi sebagai konsultan
dewan pimpinan untuk menggariskan pola kebijakan pinjaman yang berdasarkan
kelayakan usaha keuangan, serta sitem pengamanan kredit yang dilepas.
2) Fungsi Konsultan
Panitia kredit berfungsi sebagai konsultan keuangan anggota peminjam dalam
bidang penggunaan pinjaman. Panitia kredit berfungsi sebagai konsultan dewan
pimpinan untuk menggariskan pola kebijakan pinjaman yang berdasarkan
kelayakan usaha keuangan, serta system pengamanan kredit yang dilepas.
3) Fungsi Sebagai Pengusaha
Karena kopdit adalah meminjamkan uang, maka panitia kredit harus berperan
sebagai pengusaha yang senantiasa mendasari kalkulasi usahanya atas kelayakan
ekonomi keuangan dan kebutuhan pelanggan.
4) Fungsi Sebagai Analis Kredit
Panitia kredit dalam mempertimbangkan permohonan pinjaman anggota berperan
sebagai seorang analis kredit, harus membuat analisis atas kelayakan pinjaman
yang diajukan anggota kepada kopdit, agar dapat memutuskan secara objektif,
adil dan tepat, sehingga kredit yang dilepas aman, terarah dan menghasilkan.
Maka yang menjadi tanggungjawab panitia kredit adalah:
i. Jalannya manajemen perkreditan secara proporsional dan profesional.
ii. Kredit yang dilepas aman, terarah dan menghasilkan.
iii. Kredit yang dilepas tidak menyimpang dari pola kebijakan umum yang
digariskan bersama dewan pimpinan. Bilamana ada kebijakan lain, berarti telah
disepakati bersama dewan pimpinan.
iv. Mempersiapkan laporan manajemen perkreditan yang akan dipadukan dengan
laporan dewan pimpinan sesame pengurus yang akan dipertanggungjawabkan
kepada rapat anggota.
c) Panitia Pendidikan
Panitia pendidikan yang ada pada kopdit Mekar Sai saat ini bertanggungjawab
atas pengembangan organisasi koperasi kredit Mekar Sai baik terhadap pengurus,
karyawan, anggota maupun calon anggota
kopdit Mekar Sai. Tujuan utama dari panitia pendidikan di dalam kopdit adalah
untuk membangun manusia, membangun kepribadiannya secara nyata, terarah
dan meningkatkan kesejahteraannya. Tujuan utama ini dapat diwujudkan
melalui Tri Fungsi Pendidikan
d) Manajer
Manajer yang ada pada kopdit Mekar Sai merupakan tulang punggung dari segala
operasional koperasi atau dalam arti manajer ini yang melaksanakan semua
kebijaksanaan yang telah dibuat oleh koperasi kredit baik yang bersifat
kebijaksanaan umum maupun yang bersifat kebijaksanaan khusus. Pada koperasi
kredit Mekar Sai, manajer ini juga melaksanakan tugas ganda yaitu sebagai
bagian administrasi juga dapat bertugas sebagai pemegang kas kecil serta juga
melaksanakan pembukuan.
F) Struktur Organisasi
Pemeriksaan yang dapat dilakukan dalam organisasi koperasi yaitu; Pemeriksaan yang
terbagi menjadi dua yaitu pemeriksaan Formal dan Pemeriksaan Material
a. Pemeriksaan Keuangan Formal yaitu pemeriksaan yang berkenaan dengan ketetapan
matematis hasil pengelolaan manajemen yang diperlihatkan dalam neraca keuangan.
b. Pemeriksaan Material yaitu pemeriksaan yang berkenaan dengan penilaian yang
objektif tentang kualitas pengelolaan manajemen selama periode tertentu.
Divisi ini terdiri dari Juru Tagih, Juru Survey dan Staf Usaha yang
menurut kami hal-hal yang perlu diaudit adalah bagian kredit terutama kredit
macet karena biasanya kredit macet menjadi permasalahan yang vital terkait
kelancaran kegiatan operasional koperasi
Pada dasarnya risiko masih dapat dikelola. Pengelolaan risiko adalah upaya yang
sadar untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan bentuk kerugian
yang dapat timbul. Ini merupakan upaya yang terus-menerus, karena risiko akan
dihadapi oleh siapa saja,baik besar maupun kecil.
Tindakan ini erat kaitannya dengan kemampuan kita untuk menganalisa dan
memprediksi berbagai kejadian yang senantiasa dihadapi oleh setiap orang atau
Organisasi. Maka dari itu kemampuan analisis yang sangat baik dibutuhkan untuk
mengidentifikasi risiko.
b. Pengukuran Risiko dan Peringkat Risiko
Setelah semua kejadian kita analisa, dan kemungkinan kerugiannya kita ketahui,
langkah berikutnya adalah mengukur kerugian-kerugian potensial untuk masa
yang akan datang. Supaya menyiapkan cara untuk mengatasinya di kemudian hari
jika memang terjadi masalah.
Hal ini terkait dengan gaya manajemen dan visi strategis dari organisasi. Lebih
kepada melihat perkembangan lembaga atau usaha nya, dan bagaimana
pengelolaan dari usaha tersebut.
Dalam Koperasi Mekar Sai jika ada sebuah masalah dalam kredit, seperti adanya
penunggakan dalam mengangsur, koperasi ini memiliki beberapa kebijakan :
Rekrutmen
- Proses rekrutmen kepengurusan sudah menggunakan Teknologi Informasi (TI),
dan Kopdit Mekar Sai Bandar Lampung menggunakan scan barcode dalam proses
pemilihan pengurus. Pemanfaatan TI ini meminimalisir terjadinya kecurangan,
politik uang, dan sebagainya.
- Kopdit Mekar Sai Bandar Lampung selalu memastikan bahwa Sumber Daya
Manusia (SDM) yang menggunakan sistem, software, hardware selalu memadai
dan mendukung tujuan bisnis koperasi.
Konsep dasar pinjaman daerah dalam PP 54/2005 dan PP 30/2011 pada prinsipnya diturunkan
dari UU 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah. Dalam UU tersebut disebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal, untuk memberikan alternatif sumber pembiayaan bagi pemerintah daerah
untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, maka pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman. Namun demikian, mengingat
pinjaman memiliki berbagai risiko seperti risiko kesinambungan fiskal, risiko tingkat bunga,
risiko pembiayaan kembali, risiko kurs, dan risiko operasional, maka Menteri Keuangan selaku
pengelola fiskal nasional menetapkan batas-batas dan rambu-rambu pinjaman daerah.
Selain itu, dalam UU 17/2003 tentang Keuangan Negara bab V mengenai Hubungan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Bank Sentral, Pemerintah Daerah, serta Pemerintah/Lembaga Asing
disebutkan bahwa selain mengalokasikan Dana Perimbangan kepada Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman dan/atau hibah kepada Pemerintah Daerah.
Dengan demikian, pinjaman daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hubungan
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
3. Pinjaman daerah merupakan alternatif sumber pendanaan APBD yang digunakan untuk
menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan, dan/atau kekurangan kas.
4. Pemerintah Daerah dilarang melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri.
5. Pemerintah Daerah tidak dapat memberikan jaminan terhadap pinjaman pihak lain.
6. Pinjaman Daerah dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara pemberi pinjaman
dan Pemerintah Daerah sebagai penerima pinjaman yang dituangkan dalam perjanjian
pinjaman.
7. Pendapatan daerah dan/atau barang milik daerah tidak boleh dijadikan jaminan pinjaman
daerah.
8. Proyek yang dibiayai dari Obligasi Daerah beserta barang milik daerah yang melekat
dalam proyek tersebut dapat dijadikan jaminan Obligasi Daerah.
9. Seluruh penerimaan dan pengeluaran dalam rangka Pinjaman Daerah dicantumkan dalam
APBD.
PERSYARATAN PINJAMAN
Persyaratan umum bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan pinjaman adalah sebagai berikut:
1. Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi
75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya.
Penerimaan umum APBD tahun sebelumnya adalah seluruh penerimaan APBD tidak
termasuk Dana Alokasi Khusus, Dana Darurat, dana pinjaman lama, dan penerimaan lain
yang kegunaannya dibatasi untuk membiayai pengeluar tertentu.
3. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah harus
tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
Pemerintah.
4. Khusus untuk Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka Panjang wajib mendapatkan
persetujuan dari DPRD.
SUMBER PINJAMAN
1. Pemerintah Pusat, berasal dari APBN termasuk dana investasi Pemerintah, penerusan
Pinjaman Dalam Negeri, dan/atau penerusan Pinjaman Luar Negeri;
3. Lembaga Keuangan Bank, yang berbadan hukum Indonesia dan mempunyai tempat
kedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Lembaga Keuangan Bukan Bank, yaitu lembaga pembiayaan yang berbadan hukum
Indonesia dan mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan
5. Masyarakat, berupa Obligasi Daerah yang diterbitkan melalui penawaran umum kepada
masyarakat di pasar modal dalam negeri.
Merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran dan
Kewajiban pembayaran kembali Pinjaman Jangka Pendek yang meliputi pokok pinjaman, bunga,
dan/atau kewajiban lainnya seluruhnya harus dilunasi dalam tahun anggaran yang berkenaan.
Merupakan pinjaman daerah dalam jangka waktu lebih dari satu tahun anggaran dan kewajiban
pembayaran kembali pinjaman (pokok pinjaman, bunga, dan biaya lain) harus dilunasi dalam
kurun waktu yang tidak melebihi sisa masa jabatan kepala daerah yang bersangkutan.
PENGGUNAAN PINJAMAN
a. Pinjaman Jangka Pendek dipergunakan hanya untuk menutup kekurangan arus kas.
b. Pinjaman Jangka Menengah dipergunakan untuk membiayai pelayanan publik yang tidak
menghasilkan penerimaan.
d. Khusus Pinjaman Jangka Panjang dalam bentuk Obligasi Daerah digunakan untuk
membiayai kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan
pelayanan publik yang menghasilkan penerimaan bagi APBD yang diperoleh dari
pungutan atas penggunaan prasarana dan/atau sarana tersebut.
1. Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang dananya bersumber dari Pinjaman Luar Negeri
2. Pinjaman Daerah dari Pemerintah yang dananya bersumber dari Pusat Investasi
Pemerintah.
LARANGAN PENJAMINAN
3. Proyek yang dibiayai dari Obligasi Daerah beserta barang milik daerah yang
melekat dalam proyek tersebut dapat dijadikan jaminan Obligasi Daerah.
1. Seluruh kewajiban pinjaman daerah yang jatuh tempo wajib dianggarkan dalam APBD
tahun anggaran yang bersangkutan;
PELAPORAN PINJAMAN
1. Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban pinjaman
kepada Pemerintah setiap semester dalam tahun anggaran berjalan;
2. Dalam hal daerah tidak menyampaikan laporan, Pemerintah dapat menunda penyaluran
Dana Perimbangan.
B. Investasi pemerintah
Aset keuangan
Piutang & Utang
& utang
Investasi
Aset Pemerintah Persediaan
Berwujud
Aset non
Tidak Berwujud
keuangan
SDA
Tidak Dapat
Diidentifikasi SDM
Dll
Adapun jenis investasi yang dilakukan pemerintah :
1. Investasi jangka pendek yang dilakukan pemerintah harus memenuhi karakteristik dapat
segera dicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas, dan berisiko rendah.
2. Investasi jangka panjang dapat berupa investasi permanen dan investasi nonpermanen.
Investasi ini dapat dilakukan oleh pemerintah melalui pasar modal atau investasi
langsung pada bidang usaha tertentu.
3. Investasi melalui pasar modal dapat dilakukan dengan membeli saham atau surat utang.
5. Investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan. Dengan demikian investasi nonpermanen ini dimaksudkan
akan dicairkan kembali suatu saat, misalnya dana bergulir.
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secra independen,
objektif, dan professional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, efetivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi
pemerintah.
i. Audit keuangan merupakan audit atas laporan keuangan untuk memberikan opini secara
independen. Dalam penugasannya auditor wajib menggunakan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (SPKN) dan /atau Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.
ii. Audit terhadap aspek keuangan tertentu (audit atas laporan keuangan bukan untuk
memberikan opini), adalah audit atas aspek tertentu pengelolaan keuangan yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintah atas dana yang dibiayai oleh APBN/APBD
dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa pengelolaan keuangan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan sebagaimana ketentuan yang
berlaku.
1. Laporan realisasi
anggaran
7. Catatan atas
laporan keuangan 2. Laporan
perubahan SAL
Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah merupakan bagian dari
siklus APBD sebelum disahkannya pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah menjadi
peraturan daerah. Melalui pemeriksaan yang dilaksanakan oleh BPK, pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan daerah yang diasersi oleh pemerintah daerah melalui laporan keuangan
pemerintah daerah akan dinilai kewajarannya.
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan
secara independen, objektif, dan professional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai
kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD RI Tahun 1945, pemeriksaan yang menjadi tugas
BPK meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan dan pemeriksaan atas tanggung jawab
keuangan daerah. Pemeriksaan tersebut mencakup seluruh unsur keuangan daerah. Oleh karena
itu, kepada BPK diberikan kewenangan untuk melakukan 3 (tiga) jenis pemeriksaan yaitu :
pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
1. Pemeriksaan Keuangan
Kecukupan pengungakapan;
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; dan
Penilaian atas empat kriteria diatas akan menentukan pemberian opini terhadap laporan
keuangan yang meliputi lima jenis sebagai berikut :
Opini wajar tanpa pengecualian (WTP) diberikan jika pos-pos laporan keuangan tidak
mengandung salah siji material dan laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar.
Opini WTP dengan paragraf penjelas diberikan apabila terdapat permasalahan yang belum dapat
dituntaskan, tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kewajaran laporan keuangan.
Opini wajar dengan pengecualian jika terdapat pos-pos tertentu dalam laporan keuangan
mengandung salah saji secara material, namun secara keseluruhan tidak mengganggu kewajaran
laporan keuangan. Opini tidak wajar diberikan jika pos-pos laporan keuangan mengandung salah
saji material sehingga laporan keuangan secara keseluruhan tidak wajar. Opini disclaimer
diberikan jika pemeriksa tidak dapat memperoleh keyakinan atas kewajaran informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
2. Pemeriksaan Kinerja
Pemeriksaan kinerja sering juga disebut value money audit. Pemeriksaan kinerja adalah
pemeriksaan atas aspek ekonomi, efisiensi, serta efektivitas. Pemeriksaan ini lazim dilakukan
oleh aparat pengawasan intern untuk kepentingan jajaran manajemen. Namun demikian UUD RI
Tahun 1945 juga mengamanatkan kepada BPK untuk melakukan pemeriksaan kinerja, terutama
untuk mengidentifikasi area-area yang potensial untuk peningkatan kinerja yang menjadi
perhatian lembaga perwakilan.
Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan
khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan
ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang bersifat keuangan, pemeriksaan atas sistem
pengendalian intern, dan pemeriksaan investigatif.
Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah kesimpulan. Dalam hal pemeriksaan
investigative, apabila diketemukan adanya indikasi tindak pidana atau tindakan yang membawa
dampak pada kerugian Negara, BPK segera melaporkannya kepada instansi yang berwenang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan