PENDAHULUAN
1.1. Sejarah singkat koperasi
Koperasi karya nuklida Batan Yogyakarta lahir atas ide dan hasil keputusan
dalam rapat pembentukan yang dihadiri oleh sebagian besar karyawan PT APB
batan dan pejabat koperasi Sleman. Pada tanggal 27 April 1983, koperasi Karya
Nuklida Batan diresmikan dan sekaligus diadakan pelantikan pengurus serta
badan pemeriksa. Pelopor berdirinya koperasi Karya Nuklida Batan Yogyakarta
adalah Haryono Arumbinang M. Sc. yang pada saat itu menjabat sebagai kepala
PT ABP Batan Yogyakarta.
Rapat Anggota
Pengawas
Pengurus
Manager
b) Usaha Ticketing
Koperasi Karya Nuklida Batan Yogyakarta memperluas
usahanya pada usaha tour and travel. Ticketingnya yang dijual
adalah kereta api dan pesawat terbang. Tour and Travel yang
ditawarkan koperasi Karya Nuklida Batan Yogyakarta meliputi
berbagai wisata di Pulai Jawa dan Bali, diantaranya
Yogyakarta, Borobudur, Bromo, Karimunjawa< Bali, dan
sebagainya. Usaha Tour dan Travel ini bermitra dengan PT.
Lion Air, PT. Sriwijaya, Air Asia, dan Kartika Usaha dan Travel.
Rapat yang dilakukan dalam koperasi terdapat 5 (lima) jenis yaitu 1) Rapat
pengurus 2) Rapat Pengawas 3) Rapat koordinasi setiap bulan yang melibatkan
pengelola, pengurus, koordinator, kasir, staff, bendahara dll 4) rapat koordinasi
antara pengawas dan pengurus, dan 5) Rapat antara pengelola , kasir dan
karyawan seksi.
Koperasi Karya Nuklida sempat mengalami naik turunnya jumlah anggota, hal
ini berkaitan dengan banyaknya karyawan yang sudah pensiun yang tidak
diimbangi dengan jumlah pertambahan karyawan baru. Meskipun hal ini menjadi
salah satu faktor yang menjadi pernghambat perkembangan koperasi secara
tidak langsung, namun tidak serta merta menjadi masalah yang besar bagi
koperasi, karena sebenarnya para pensiunan tetap menjadi anggota koperasi
walaupun kebanyakan cenderung menjadi anggota pasif yang tidak berpartisipasi
dalam iuran wajib setiap bulannya.
Persyaratan dari dinas koperasi yang mengaruskan bahwa SHU harus
mengalami kenaikan disetiap tahunnya merupakan tantangan bagi koperasi
karya nuklida dalam mengelola kegiatan operasinya. Untuk memenuhi syarat ini
koperasi melakukan berbagai cara diantaranya dengan mengelola laba disetiap
bidang usaha, seperti meningkatkan laba satu unit usaha jika ada salah satu unit
usaha lain yang mengalami penurunan laba. Hal ini dapat dimungkinkan karena
SHU yang dilaporkan kepada Dinas Koperasi merupakan hasil perhitungan SHU
secara keseluruhan, bukan per bidang.
Tantangan lain bagi koperasi adalah mulai munculnya pesaing lain yang
menawarkan produk dan jasa serupa yang ditawarkan oleh badan usaha
koperasi. Koperasi harus jeli dalam memilih strategi untuk memenangkan
persaingan, salah satunya dengan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginan konsumen. Seperti contohnya dalam badan usaha minimarket Omi,
pengurus harus mengamati produk yang paling banyak diminati konsumen
sehingga produk-produk yang paling laku tersebut disediakan dalam jumlah
banyak serta lebih rendah dari pesaingnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan saran
Koperasi Karya Nuklida sudah mampu mengelola dengan baik seluruh bidang
yang dimiliki terbukti dengan mendapatkan penghargaan nasional. Dengan
penghargaan ini berarti Koperasi Karya Nuklida telah jauh diatas standar
kelayakan koperasi di Indonesia.
Koperasi Karya Nuklida sampai saat ini hanya membuka keanggotaan untuk
pihak internal Batan saja, saran kami untuk lebih mengembangkan koperasi
kedepannya sebaiknya membuka keanggotaan bagi orang-orang diluar Batan.
Hal ini dapat memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik karena
masukan yang diberikan untuk koperasi menjadi lebih beragam, sehingga pada
akhirnya koperasi Karya Nuklida bisa lebih berkembang dengan cepat dan
mampu melayani anggota yang lebih banyak. Hal ini dapat membuat koperasi
Karya nuklida mampu menyejahterakan banyak orang baik yang didalam Batan
maupun di luar Batan.