Koperasi secara umum adalah badan usaha bersama yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. (Pasal 1 angka 1 UU 25/1992).
Pancasila dan UUD NRI 1945 merupakan landasan bagi koperasi. Adapun asas koperasi berupa asas
kekeluargaan yang mana tujuan dari didirikannya suatu koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian
nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur.
UU Perkoperasian mengatur dua bentuk koperasi berdasarkan pendiriannya yaitu koperasi primer dan koperasi
sekunder. Perbedaan antara koperasi primer dengan koperasi sekunder adalah koperasi primer dibentuk oleh
sekurang-kurangnya 20 orang. Sementara koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya tiga koperasi.
Jadi, dapat disimpulkan yang dapat mendirikan koperasi adalah orang perorangan atau beberapa koperasi.
Tergantung apakah yang akan didirikan adalah koperasi primer atau koperasi sekunder.
Tujuan Koperasi
Ilustrasi bekerja di perusahaan. Credit: pexels.com/fauxels
- Untuk meningkatkan taraf hidup anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.
- Untuk membantu kehidupan para anggota koperasi dalam hal ekonomi.
- Membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
- Koperasi juga berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional.
- Tidak hanya untuk anggota, koperasi juga memiliki peran penting bagi para konsumen atau pelanggannya.
Maka koperasi dilihat dari masing-masing kepentingannya bertujuan untuk:
Bagi produsen, bisa menawarkan barang dengan harga yang cukup tinggi.
Bagi konsumen, bisa memperoleh barang baik dengan harga yang lebih rendah.
Bagi usaha kecil, bisa untuk mendapatkan modal usaha yang ringan dan mengadakan usaha bersama.
Manfaat koperasi
Manfaat koperasi bagi anggotanya adalah:
1. Sebagai tempat untuk menyimpan modal
2. Koperasi dapat memberikan pinjaman atau tambahan modal bagi anggota yang memerlukan tambahan
modal.
3. Koperasi juga bisa memberikan dana pinjaman untuk kebutuhan sehari-hari untuk biaya pengobatan,
biaya pendidikan, dan biaya-biaya lainnya.
4. Meningkatkan penghasilan bagi anggotanya, dengan membagikan sisa hasil usaha (SHU) sesuai dari
koperasi
5. Menawarkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah
Prinsip-prinsip Koperasi
Koperasi dikenal karena prinsip-prinsip yang diterapkan berbeda dengan badan usaha lainnya. Adapun prinsip-
prinsip tersebut, berupa:
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Maksud dari bersifat sukarela adalah seseorang harus
sukarela menjadi anggota koperasi (tidak ada paksaan). Bahkan tidak hanya untuk menjadi anggota saja,
untuk keluar dari keanggotaan koperasi juga harus sukarela berdasarkan keinginan sendiri. Sementara
maksud dari bersifat terbuka adalah tidak ada diskriminasi antar anggota koperasi. Semua anggota
koperasi harus diperlakukan sama.
2. Pengelolaan secara demokratis, artinya pengelolaan koperasi harus dilakukan atas kehendak dan
keputusan para anggota. Disini, anggota koperasi memegang dan melaksanakan kekuasaan tertinggi
dalam koperasi.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota. Maksud dari prinsip ini adalah untuk mewujudkan nilai kekeluargaan dan keadilan, maka
pembagian sisa hasil usaha kepada anggota berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota koperasi,
tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi. Jadi, pembagian SHU
tidak hanya berdasarkan modal melainkan juga berdasarkan jasa usaha setiap anggota koperasi.
4. Pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal. Pada dasarnya, modal dalam suatu koperasi
dipergunakan untuk kemanfaatan anggota, bukan sekedar mencari keuntungan. Oleh karena itu balas
jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan pada
besarnya modal yang diberikan. Adapun yang dimaksud secara terbatas yaitu wajar (tidak melebihi suku
bunga yang berlaku di pasar).
5. Kemandirian. Artinya adalah suatu koperasi harus berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak lain yang
didasarkan atas kepercayaan kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan, dan usaha sendiri. Dalam
kemandirian terkandung pula pengertian kebebasan yang bertanggung jawab, otonomi, swadaya,
berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri, dan kehendak untuk mengelola diri sendiri.
Selain kelima prinsip di atas, terdapat prinsip lainnya yang diterapkan dalam koperasi untuk mengembangkan
diri, yaitu prinsip pendidikan perkoperasian dan kerja sama antar koperasi. Adanya prinsip ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan, memperluas wawasan anggota, dan memperkuat solidaritas dalam mewujudkan
tujuan koperasi. Kerja sama dimaksud dapat dilakukan antar koperasi di tingkat lokal, regional, nasional, dan
internasional.
Rapat pendirian tersebut, membahas materi rancangan anggaran dasar. Adapun isi dari anggaran dasar dalam
akta pendirian koperasi, yaitu:
1. Daftar nama pendiri;
2. Nama dan tempat kedudukan;
3. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
4. Ketentuan mengenai keanggotaan;
5. Ketentuan mengenai Rapat Anggota;
6. Ketentuan mengenai pengelolaan;
7. Ketentuan mengenai permodalan;
8. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
9. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
10. Ketentuan mengenai sanksi.
Setiap koperasi, wajib mencantumkan jenis koperasi pada anggaran dasar. Terdapat lima jenis koperasi yang
diatur yaitu koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi jasa, koperasi pemasaran dan koperasi simpan
pinjam.
Pasal 20 UU 25/1992 mengatur tentang hak dan kewajiban anggota koperasi. Adapun kewajiban anggota
koperasi, yaitu:
1. Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam
rapat anggota;
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi;
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
Suatu koperasi dapat memiliki anggota luar biasa. Adapun yang dimaksud anggota luar biasa yaitu WNI yang
belum cakap melakukan tindakan hukum (dibawah umur) dan WNA yang ingin mendapat pelayanan dan ingin
menjadi anggota koperasi dan sepenuhnya tidak dapat memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar koperasi. Hak yang dimiliki oleh anggota luar biasa, yaitu:
1. Hak bicara tapi tidak mempunyai hak suara dan hak untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus dan
pengawas;
2. Hak atas sisa hasil usaha sesuai dengan keputusan rapat anggota.
Pembubaran Koperasi
Pasal 46 UU 25/1992 mengatur bahwa terdapat 2 (dua) cara pembubaran koperasi, yaitu keputusan rapat
anggota dan keputusan pemerintah.
Keputusan Rapat Anggota Apabila koperasi bubar karena adanya keputusan rapat anggota hal ini dikarenakan
jangka waktu koperasi telah berakhir. Dalam hal ini, dalam rangka pembubaran koperasi, pengurus koperasi
mengirim undangan rapat anggota paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum rapat anggota diselenggarakan.
Pelaksanaan rapat anggota terkait pembubaran koperasi dapat dikatakan sah apabila mencapai kuorum yang
dihadiri paling sedikit ¾ anggota koperasi. Keputusan rapat anggota terkait pembubaran koperasi dapat
dikatakan sah apabila disetujui oleh 2/3 dari jumlah suara sah. Apabila telah didapat keputusan rapat
pembubaran koperasi, maka keputusan rapat tersebut diberitahukan secara tertulis oleh kuasa rapat anggota
kepada Menteri dan semua
kreditur.
Profil Koperasi
Data Anggota
Data Pengurus
Data Karyawan