Anda di halaman 1dari 15

KOPERASI DAN PERBANKAN

A. KOPERASI
a. Pengertian Koperasi
Istilah koperasi berasal dari bahasa inggris co-operation yang berarti usaha
bersama. Menurut International Cooperative Alliance (ICA) menyebutkan
bahwa koperasi didefinisikan sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,
yang bertujuan untuk memperbaiki sosial ekonomi anggotanya dan memenuhi
kebutuhan ekonomi anggota dengan saling membantu antar anggota,
membatasi keuntungan, serta usaha tersebut harus didasarkan pada prinsip-prinsip
koperasi.
ILO (International Labour Organization) menjelaskan bahwa operasi
merupakan suatu kumpulan orang, biasanya yang memiliki kemampuan
ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang
diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan yang
setara terhadap modal yang diperlukan dan bersedia menanggung resiko serta
menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.
Pengertian atau definisi koperasi di Indonesia, dijelaskan dalam
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa
koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan
hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama
di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
Bung Hatta (1954) mengemukakan bahwa dalam koperasi yang lebih
diutamakan adalah peningkatan kesejahteraan ekonomi para anggotanya.
Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela
keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang
semurah-murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan
bersama, bukan keuntungan. Sedangkan Hendrojogi (2004) mengatakan bahwa

1
koperasi itu merupakan suatu wadah bagi golongan masyarakat yang
berpenghasilan rendah yang dalam rangka usaha untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya berusaha meningkatkan tingkat hidup mereka.
Dengan beberapa pokok definisi di atas, maka koperasi dapat pula
diartikan suatu perkumpulan orang-orang atau badan hukum yang
menjalankan usaha bersama berdasarkan prinsip-prinsip koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat dengan berasaskan
kekeluargaan

b. Prinsip-prinsip Koperasi
Perbedaan antara koperasi dengan badan usaha lainnya tidak
hanya terletak pada landasan dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi dan usaha yang dianutnya. Prinsip-prinsip
pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas
kekeluargaan yang dianutnya. Prinsip-prinsip koperasi ini biasanya mengatur
baik hubungan antara koperasi dengan para anggotanya, hubungan antara
sesama anggota koperasi, pola kepengurusan organisasi koperasi serta mengenai
tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi sebagai lembaga ekonomi yang
berasas kekeluargaan. Selain itu, prinsip-prinsip koperasi biasanya juga
mengatur pola kepengelolaan usaha koperasi. Karena itu, secara lebih
terinci prinsip-prinsip itu juga mengatur pola kepemilikan modal koperasi serta
pola pembagian sisa hasil usahanya.
Penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia tidak terlepas
dari sejarah dan perkembangan prinsip koperasi internasional.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-undang No.25/1992,
koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Karena itu, tidak seorang pun yang boleh dipaksa oleh orang lain untuk
menjadi anggota koperasi.
2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

2
Penerapan prinsip ini dalam koperasi dilakukan dengan mengupayakan
sebanyak mungkin anggota koperasi di dalam pengambilan keputusan
koperasi.
3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding
denganbesarnya jasa masing-masing anggota.
Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk
menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode
tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan
itu. Selisihini dalam koperasi disebut juga dengan Sisa Hasil Usaha (SHU).
SHU inisetelahdikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada
para anggota sesuaidengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa
para anggota diukur berdasarkan jumlah konstribusi masing-masing
terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran konstribusi yang digunakan adalah
jumlah transaksi anggota dengan koperasi selama periode tertentu.
4) Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa selain menaruh
perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi
para anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa
kesetiakawanan antar sesama anggota koperasi.
5) Kemandirin.
6) Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan
masyarakat. Dan agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima
olehmasyarakat. Dan agar dapat diterima oleh masyarakat, koperasi
harus memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat
c. Jenis-Jenis Koperasi
Bidang usaha koperasi mencerminkan jenis produk yang dijual
kepada masyarakat dan para anggotanya. Koperasi dapat dikelompokkan ke
dalam 4 jenis, yaitu:
1) Koperasi Simpan Pinjam

3
Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang
bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana dari para anggotanya,
untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang
memerlukan bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam
adalah menyediakan jasa penyimpanan dan peminjaman dana kepada
anggota koperasi.
2) Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari
parakonsumen akhir atau pemakai barang atau jasa. Kegiatan utama
koperasi konsumen adalah melakukan pembelian bersama. Jenis barang
atau jasa yang dilayani suatu koperasi konsumen sangat tergantung
pada latar belakang kebutuhan anggota yang akan dipenuhi. Sebagai contoh,
koperasi yang mengelola toko serba ada, mini market, dan sebagainya.
3) Koperasi Pemasaran
Koperasi pemasaran adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para
produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa. Koperasi pemasaran
dibentuk terutama untuk membantu para anggotanya memasarkan barang-
barang yang mereka hasilkan. Jadi masing-masing anggota koperasi
menghasilkan barang secara individual, sementara pemasaran barang-
barang tersebut dilakukan oleh koperasi. Hal ini berarti keikutsertaan
anggota koperasi terbatas memasarkan produk yang dibuatnya. Tujuan
utama koperasi pemasaran adalah untuk menyederhanakan rantai tata
niaga dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan para pedagang
perantara dalam memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan.
4) Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang para anggotanya tidak memiliki
badan usaha sendiri tetapi bekerja sama dalam wadah koperasi
untuk menghasilkan dan memasarkan barang atau jasa. Kegiatan
utama koperasi produsen adalah menyediakan, mengoperasikan dan
mengelola sarana produksibersama. Tujuan utama koperasi produsen
adalah menyatukan kemampuan dan modal para anggotanya guna

4
menghasilkan barang-barang atau jasa tertentu malalui suatu badan usaha
yang mereka kelola dan miliki sendiri.
d. Ekuitas Koperasi
Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan
pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memiliki karakteristik
yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal
penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum
dibagi.
1. Modal Anggota
Istilah modal dalam pengertian ini memiliki arti sebagai sumber
pembelanjaan usaha yang berasal dari setoran para anggota. Biasanya
setoran para anggota koperasi dapat dikelompokkan dalam 3 jenis
setoran, yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela.
Akan tetapi, koperasi tertentu memiliki jenis setoran lain yang berbeda.
Berkaitan dengan modal anggota, jenis simpanan sukarela tidak dapat
dikelompokkan menjadi modal koperasi karena bersifat tidak permanen,
di mana simpanan jenis ini dapat ditarik sewaktu-waktu oleh anggota.
1) Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama
banyaknya yang harus disetorkan oleh setiap anggota pada waktu
masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat
diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.
2) Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang
harusdibayarkanoleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu,
seperti sebulan sekali. Jenis simpanan pokok ini dapat diambil
kembali dengan cara yang diaturlebih lanjut dalam anggaran dasar,
anggaran rumah tangga, dan keputusan rapat anggota. Simpanan
sukarela adalah jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota
atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri
sebagai simpanan. Simpanan jenis ini dapat diambil kembali oleh
pemiliknya setiap saat. Karena itu, simpanan sukarela tidak dapat

5
dikelompokkan sabagai modal anggota dalam koperasi tetapi
dikelompokkan sebagai utang jangka pendek.
2. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang
dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat
hibah dantidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan
kepada anggota selama koperasi belum dibubarkan.
3. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat
dinilai dengan uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk
menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan
usaha koperasi.
4. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan
oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar atau ketetapan rapat anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk
persiapan melakukan pengembangan usaha, investasi baru, atau
antisipasi terhadap kerugian usaha.
5. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih antara penghasilan yang diterima
oleh koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban)
yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu.

e. Perangkat Organisasi Koperasi


Praktek manajemen menunjukkan bahwa fungsi atau kegiatan manajemen
(planning, organizing, actuating, controlling) secara langsung maupun
tidaklangsung selalu bersangkutan dengan unsur manusia, planning dalam
manajemen adalah ciptaan manusia orginizing selain mengatur unsur
manusia, actuating adalah proses menggerakkan manusia-manusia onggota
organisasi, sedangkan controlling diadakan agar pelaksanaan manajemen
selalu dapat meningkatkanhasil kinerjanya. Dari fakta di atas dapatlah
dibenarkan pendapat yang menyatakan bahwa sukses tidaknya sesuatu
kegiatan koperasiter gantung kepada orang-orang yang menjadi anggotanya.
Betapapun sempurna rencana-rencana, organisasi dan pengawasan serta
penelitiannya, bila orang-orang tidak mau melakukan pekerjaan yang
diwajibkan atau bila mereka tidak menjalankan tugasnya dengan minat dan

6
gembira maka seseorang manajer tidak akan mencapai hasil sebanyak yang
sebenarnya dapat dicapai.
Dalam melakukan kegiatan usahanya, koperasi juga harus
memilikiseperangkat organisasi yang benar-benar terbentuk dan terorganisir.
Adapun perangkat organisasi koperasi terdiri dari:
1) Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
koperasi.Tetapi bukan berarti rapatanggota bersifat tak terbatas. Kekuasaan
tertinggi suatu rapat anggota tetap ada batasnya yaitu prinsip koperasi
dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Pentingnya rapat-rapat di
dalam suatu koperasi, dapat dilihat pada formulir akta pendirian Koperasi pasal
27 ayat (5), yang menyatakan bahwa tempat dantanggal serta acara rapat
harus diberitahukan selambat-lambatnya tujuh harisebelum rapat diadakan.
Yang bertanggung jawab menyelenggarakan rapat anggota adalah Pengurus
Koperasi. Rapat Anggota pada umumnya diadakan sekali setahun yang
disebut Rapat Anggota Tahunan, disingkat RAT di mana pengurus memberi
pertanggungjawaban atas kebijaksanaan yang telah dilakukannya selama
tahun buku yang lampau. Ada juga yang mengadakan dua kali rapat
anggota dalam satu tahun yaitu satu kali untuk menyusun Anggaran Biaya
dan Pendapatan (rencana usaha) untuk tahun yang akan datangdan keduakali
rapat anggota tahunan untuk membicarakan kebijaksanaan Pengurus
selamatahun yang lampau. Yang pertama diadakan menjelangakhir
tahun buku (September-Desember), sedang yang kedua diadakan beberapa
bulan sesudah akhir tahun buku.Rapat Anggota Tahunan Koperasi
membicarakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1) Penilaian kebijaksanaan Pengurus dalam memimpin Koperasi selama
tahun buku yang lampau.
2) Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi.
3) Penilaian laporan Badan Pemeriksa.
4) Menetapkan pembagian sisa hasil usaha koperasi
5) Rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun berikutnya.

7
6) Pemilihan Pengurus dan Badan Pemeriksa (jika masing-masing sudah
berakhir masa jabatannya).
7) Masalah-masalah yang timbul dalam rapat.

2) Pengurus
Pengurus dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan
bagi keberhasilan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial.
Pengurus bertanggungjawab mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan
usahanya kepada rapat anggota atau rapat anggota luar biasa. Umumnya
orang yang dipilih sebagai Pengurus haruslah seorang yang jujur dan
memiliki keterampilan kerja.Tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban pengurus
adalah:
1) Menentukan pelaksanaan atau jalannya koperasi.
2) Harusnya selalu mengadakan hubungan dengan atau menjadi penghubung
antara koperasi dengan para anggotanya.
3) Memberi penerangan kepada anggota agar mereka kepada koperasinya
dapat dipelihara dengan baik. Disamping itu harus selalu berusaha
menjaga keutuhan jiwa koperasi mereka.
4) Mewakili koperasi, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
5) Pengurus bertanggung jawab atas segala utang-piutang koperasi atau yang
dibeli dengan kerdit.
6) Pengurus mengawasi gerak dan jalannya Koperasi, agar sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku terhadap koperasi dan agar koperasi tidak
menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang telah dinyatakan dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
7) Pengurus harus secara teratur mengawasi pembelanjaan koperasi agar
kedudukan koperasi dalam hal pembelanjaan makin stabil.
8) Pengurus harus juga memberikan garis kebijaksanaan dalam soal investasi
modal dan menentukan cara-cara kontinitas keberhasilan koperasi dapat
terjamin.
Disamping kewajiban-kewajiban tersebut di atas,pengurusmempunyaihak-hak
sebagai berikut:

8
1) Memanggil rapat biasa maupun rapat khusus diperintahkan oleh Rapat
Anggota maupun tidak.
2) Mengangkat atau memecat manajer.
3) Di dalam Koperasi Primer seorang anggota Pengurus hanya mempunyai
hak satu suara. Akan tetapi pada Koperasi Sekunder hak suaranya dapat
lebih dari satu.
3) Pengawas
Pengawasan yang bertujuan untuk mencegah kesalahan yang mungkin
adalah lebih bijaksana dari pada memberikan hukuman dan peringatan. Jadi tugas
pengawas (Pasal 39 UU No. 25/1992), ayat (1):
1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Juga pengawal
mempunyai wewenang, ayat (2): a) meneliti catatan yang ada pada
koperasi, dan b) mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
3) Manajer
Manajer adalah pimpinan dari seluruh karyawan yang dimiliki
olehkoperasi yang diserahi tugas dan bertanggung jawab kepada pengurus.
Kedudukan manajer hanyalah sebagai pelaksana dari kebijakkan yang
ditetapkan oleh RAT sehingga ia bertanggung jawab kepada pengurus.

f. Kinerja Keuangan Koperasi


Berdasarkan Permen KUKM/No.14/Per/M.KUKM/XII/2009, kesehatan
koperasi adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup
sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat. Dijelaskan dalam
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Nomor
21/Per/M.KUKM/XI/2008, bahwa penilaian kesehatan koperasi adalah
penilaian terhadap ukuran kinerja koperasi dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kelancaran, keberhasilan, pertumbuhan dan atau perkembangan
serta keberlangsungan usaha koperasi dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Penilaian kesehatan koperasi sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi

9
tingkat kesehatan sehingga koperasi dapat mengambil keputusan yang
hendak diambil untuk kemajuan koperasi selanjutnya. Ruang lingkup
penilaian kesehatan KSU menurut Permen KUKM
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 meliputi penilaian terhadap beberapa aspek
sebagai berikut:
1) Permodalan
Permodalan merupakan dana yang akan digunakan untuk melaksanakan
usaha-usaha koperasi. Arti modal lebih ditekankan kepada nilai, daya beli, atau
kekuasaan untuk menggunakan apa yang terkandung dalam barang modal
Permodalan memberikan peranan yang sangat penting dalam menjalankan
usaha. Semakin baik permodalan koperasi, tentunya akan mempermudah
koperasi dalam mengembangkan setiap usaha yang dijalankannya. Sumber-
sumber permodalan koperasi dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan
wajib, simpanan sukarela, hibah, modal penyertaan, cadangan koperasi, utang
jangka pendek maupun utang jangka panjang. Berdasarkan UU No.17 Tahun
2012 Pasal 66 Ayat (1), modal koperasi terdiri dari setoran pokok dan
sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selain modal sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), modal terdiri atas setoran pokok dan sertifikat
modal koperasi sebagai modal awal. Selain modal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) modal koperasi dapat berasal dari:
1) Hibah
2) Modal penyertaan.
3) Modal pinjaman yang berasal dari:
a) Anggota.
b) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya.
c) Bank dan lembaga keuangan lainnya.
d) Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya.
e) Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
4) Sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

10
Analisis untuk aspek permodalan menyangkut kemampuan koperasi
dalam memanfaatkan apa yang terkandung dalam barang modal.
Permodalan koperasi dinilai berdasarkan rasio modal sendiri terhadap total
aset, rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko dan
rasio kecukupan modal sendiri.
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI
No.20/Per/M.KUKM/XI/2008, dijelaskan bahwa modal sendiri koperasi adalah
jumlah simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang memiliki
karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah, cadangan yang dialihkan dan
Sisa Hasil Usaha dan dapat ditambah dengan maksimal 50% modal
penyertaan, sedangkan pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang
dipinjamkan oleh koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan
yang memadai.

B. PERBANKAN
a. Sejarah Perbankan di Indonesia
Kehadiran institusi perbankan Pertama di Indonesia tidak terlepas
dari adanya kolonial Hindia Belanda reenigde Oost-Indische Compagnie
(VOC) di Indonesia, VOC yaitu perusahaan induk penghimpun
perusahaan-perusahaandagang Belanda, mereka mengukuhkan kekuasaanya di
Batavia pada 1619. Untuk memperlancar dan mempermudah aktivitas
perdagangan VOC di Nusantara, pada 1746 didirikan De Bank van Leening
tepatnya pada tanggal 20 Agustus 1746. Namun pada perjalanannya, De Bank
van Leeningtidak dapat beroperasi dengan baik, kemudian dilebur ke
dalam De Bankcourantyang didirikan pada tanggal 1 September 1752 dan
namanya berubah menjadi De Bankcourant en Bank van Leening pada
tanggal 5 September 1752. Tapi De Bankcourant en Bank van Leeningjuga tidak
dapat beroperasi dengan baik dan akhirnya ditutup karena bangkrut, De
Bank van Leening dan kemudian berubah menjadi De Bank Courant en
Bank van Leening pada 1752. Pada akhir abad ke-18, VOC telah
mengalami kemunduran, bahkan kebangkrutan. Maka kekuasaan VOC di

11
nusantara diambil alih oleh pemerintah Kerajaan Belanda. Setelah masa
pemerintahan Herman William Daendels dan Janssen, Hindia Timur akhirnya
jatuh ke tangan Inggris.Sejarah perbankan juga mencatat beberapa bank
yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu
antara lain:
1. De Javasce NV.
2. De Post Poar Bank.
3. Hulp en Spaar Bank.
4. De Algemenevolks Crediet Bank.
5. Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6. Nationale Handles Bank (NHB).
7. De Escompto Bank NV.
De Javasche Bank yang didirikan pada tahun 1828, merupakan bank
Belanda yang berhasil berkembang dan merupakan cikal bakal bank sentral
Indondesia di kemudian hari. Bank Belanda lainnya seperti Nederlandsch
Indische Escompto Maatschapij, Nederlandsch Indische Handelsbank, dan
Nederlandsche Handel Maatschapij mulai beroperasi berturut-turut pada
tahun 1857, 1864, dan 1883.De Javasche Bank oleh pemerintah Hindia
Belanda, bank tersebut diberi monopoli untuk mengeluarkan uang yang
semula pengedarannya ditangani oleh pemerintah sendiri. Sejak itu bank
tersebut terkenal sebagai bank sirkulasi, atau bank of issue. Dari fungsinya
seperti itu, maka bank tersebut merupakan bankir bagi pemerintah Hindia
Belanda, meskipun belum menjadi bank sentral penuh, karena hanya
menjalankan beberapa tugas yang biasa dilakukan oleh Bank Sentral, yaitu
diantaranya: mengeluarkan dan mengedarkan uang kertas; mendiskonto
wesel, surat hutang jangka pendek, dan obligasi negara; menjadi kasir
pemerintah; menyimpan dan menguasai dana-dana devisa; dan bertindak
sebagai pusat kliring sejak tahun 1909. Meskipun menjalankan tugasnya
sebagai bank sirkulasi tetapi tugas sebagai bank umum pun tetap dijalaninya,
sehingga turut bersaing dengan bank-bank lain.

12
Sifat dualistis ini berulangkali menimbulkan berbagai kritik, dengan
mengemukakan alasan-alasannya, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Dengan bunga yang lebih rendah daripada bank-bank lain maka De
Javasche Bank dapat dengan mudah menarik nasabah yang terbaik.
2. Persaingan oleh suatu badan (De Javasche Bank) yang karena tugasnya dapat
memiliki data bank-bank lain, sehingga dianggap tidak wajar.
Seiring dengan perkembangan perekonomian Nusantara, beberapa bank asing
lainnya mulai pula melakukan operasinya, yaitu sebagai berikut:
1. The Chartered Bankof India, Australiaand China, Batavia Tahun 1862
2. Hong Kongand Shanghai Banking Corporation, Batavia Tahun1884
3. Yokohama-SpecieBank,Bataviatahun19194.
4. Taiwan Bank, tahun1915, Batavia, Semarang dan Surabaya
5. Chinaand Sout hernLtd., BataviaTahun1920
6. Mitsui Bank, Surabaya Tahun 1925
7. Overseas China Banking Corporation, Batavia Tahun1932
Pada masa kolonial, terjadi pasang surut jumlah bank. Menjelang
pecahnya Perang Dunia II, Pemerintah Hindia Belanda melikuidasi tiga bank
Jepang yang beroperasi saat itu. Dan pada saat Jepang berkuasa atas Asia
Pasifik, bank-bank Belanda, Inggris, dan termasuk beberapa bank Cina
dilikuidasi oleh Jepang, Jepang yang memerintah hanya mengakui
pemerintahan Jepangyang mengedalikan seluruh keuangan dan sistem
perbankan hanya ada satu bank yang beroperasi oleh putra Indonesia yaitu
Bank Rakyat Indonesia (Algemeene Volkscrediet Bank) yang namanya
Jepangnya Syomin Ginko. De Javasche Bank pada zaman Belanda ini
merupakan bank yang bertindak sebagai Bank Sentral, dan pada zaman
penjajahan Jepang bank tersebut dikuasai oleh pemerintahan tentara Jepang.
Setelah merdeka bank tersebut kemudian beroperasi lagi, bahkan selama
beberapa tahun berfungsi lagi sebagai Bank Sentral meskipun berkedudukan
sebagai badan usaha swasta dan sebagian sahamnya ada di tangan asing.
Mengingat hal-hal demikian maka dilakukan nasionalisasi De Javasche Bank

13
berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 1951 tentang Nasionalisasi De
Javasche Bank, undang-undang tersebut disahkan tanggal 6 Desember 1951.

b. Kemitraan Perbankan dengan Koperasi


Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan
dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi
masyarakat perseorangan atau badan usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu
kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu sumber uang yang
diperlukan dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat dititikberatkan
sebagai salah satu kunci kehidupan bagi setiap manusia. Fasilitas kredit yang
diberikan oleh bank merupakan aset terbesar bagi bank. Dalam hal kegiatan
bank memberikan fasilitas kredit, risiko kerugian sebagian besar bersumber
pada kegiatan tersebut, sehingga bila tidak dikelola dengan baik dan disertai
pengawasan yang memadai akan mengancam kelangsungan hidup bank
tersebut.
Dalam pembicaraan sehari-hari, Bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan
deposito. Kemudian Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang
(kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya . Di samping itu Bank juga
dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau
menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran
listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.
Dalam Kegiatan menyalurkan dananya dalam bentuk kredit, terdapat
beberapa usaha ekonomi yang menjadi sasaran pemberian kredit sebuah bank,
seperti halnya usaha mikro kecil menengah (UMKM), investor, perusahaan
pengembang, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan dana kredit.
Namun melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang lebih banyak
ditopang oleh usaha-usaha kecil menengah, pihak bank akhirnya lebih
memfokuskan pada pemberian kredit kepada jenis usaha ini. Hal lain yang
menjadikan alasan bank menberikan dana tersebut juga didasarkan pada
keterbatasan dana yang dimiliki oleh jenis usaha ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Entri Sulistari. 2010. Pengantar Ekonomi Koperasi. Salatiga: Widya Sari Press

Djoko Muljono. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.
Yogyakarta: AndiYogyakarta.

M susanti, 2014. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Manajemen Koperasi


Dalam Menyusun Laporan Keuangan. Aksees 2 Desember 2020.
https://scholar.google.com/scholar?
cluster=5225994862409231733&hl=id&as_sdt=0,5&sciodt=0,5

Ninik Widiyanti dan Sunindhia.2008. Koperasi Dan Perekonomian Indonesia.


Jakarta: Rineka Cipta.

Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Subagyo, Sri Fatmawati, Rudi Badrudin, Astuti, Algifari, 2004, Bank dan
Lembaga keuangan Lainnya, Yogyakarta : STIE YKPN

15

Anda mungkin juga menyukai