SAP 4
“Perangkat Organisasi Koperasi dan UMKM”
Dosen Pengampu: Drs. I Made Dana, M.M.
Disusun oleh :
KELOMPOK 6
2. KRITERIA-KRITERIA KOPERASI
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip kop
erasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekelu
argaan. Koperasi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu:
1) Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang seorang.
2) Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
badan-badan hukum koperasi.
3) Aspek Pelaksanaannya
Di dalam setiap manajemen di koperasi ini sudah mempunyai tugas-tugasny
a, yaitu berdasarkan pengurus yang menentukan job description dan juga ADART
nya, dalam aspek pelaksanaan ini tentunya yang terpenting dalam pelaksanaan re
ncana-rencana koperasi ini tidak hanya pengurus saja, tetapi setiap anggota juga m
emiliki peranan penting dalam proses penerapan rencana-rencana koperasi tersebu
t.
4) Aspek Pengawasan
Di dalam koperasi ini pengurus melakukan pengawasan terhadap anggotany
a melalui PPL. Dan dalam pengembangan usaha apa saja yang di lakukan oleh ko
perasi wanita SU “Setia Budi Wanita” Jawa Timur. Koperasi ini dalam pengemba
ngan usahanya menjalankan usaha Simpan pinjam dan Waserda yang mana kedua
usaha tersebut yakni waserda dan simpan pinjam telah menjadi usaha utama, selai
n usaha sampingannya yaitu rental mobil. Di samping itu seorang anggota juga da
pat berperan langsung dalam mengembangkan usahanya.
4. BEBERAPA POKOK PIKIRAN MENGENAI ORGANISASI
KOPERASI
Apakah yang dimaksudkan dengan suatu Koperasi ?
o Mendefinisikan koperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip
“ROCHDALE, RAIFTEISEN, SCHULZE DELITSCH”.
o Koperasi menurut hukum “Undang-Undang Koperasi”di berbagai negara.
o Rekomendasi No.127 ILO 1966 koperasi: sebagai perkumpulan orang, yang
bergabung secara sukarela, untuk mewujudkan tujuan bersama, melalui
pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, dengan
memberikan konstribusi yang sama sebanyak jumlah yang diperlukan, turut
serta menanggung risiko yang layak, untuk memperoleh kemanfaatan dari
kegiatan usaha, dimana para anggota berperan-serta secara aktif.
Hasil penjualan tahunan: hasil penjualan bersih (netto) yang berasal dari
penjualan barang & atau jasa usahanya dalam 1 tahun buku.
Pada umumnya ada tiga institusi yang berperan dalam pembinaan UMKM, yaitu:
1) Lembaga teknis yang bertugas mengembangkan produk, utilitas, kualitas
SDM dan optimalisasi (lebih pada business side).
2) Lembaga keuangan yang bertugas menyediakan dana secara profesional
(microfinance). Keprofesionalan ini sering kali dikaitkan dengan pemberian
dana kepada UMKM yang bankable, namun fakta di lapangan menyebutkan
bahwa hampir 99% UMKM di Indonesia tidak memenuhi syarat bankable
tersebut, sehingga analisis kredit dapat dilakukan dengan metode kualitatif.
3) Lembaga pemasaran yang bertugas membantu memberi assitensi kepada
UMKM dalam akses pasar dan pemasaran (market and marketing).
Sumantri, Agus dan Putera Permana. 2017. Manajemen Koperasi dan UMKM, Ke
diri. FE Universitas Nusantara PGRI Kediri.
http://ilmuuntukibadah.blogspot.com/2016/05/bab-6-beberapa-jenis-usaha-umkm.
html?m=1 (diakses 19 Februari 2020)