Anda di halaman 1dari 52

I

Manajemen dan Koperasi


Pengertian Manajemen

 Proses perencanaan, pengorganisasian dan


penggunaan terhadap sumberdaya
organisasi lainnya supaya tujuan organisasi
dapat tercapai sesuai dengan yang
ditetapkan (James A.F. Stoner)
Fungsi Manajemen (PO3C)
(Hendry Fayol)

1. Perencanaan (Planning) berupa penentuan langkah-langkah


yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2. Pengorganisasian (Organizing), dalam arti mobilisasi bahan
materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3. Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada
karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4. Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-
sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara
harmonis dalam mencapai tujuannya.
5. Pengendalian (Controlling) dengan memantau kegiatan dan
rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah
dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Fungsi Manajemen (POAC)
(Geroge Terry)
 Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja
yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang
bermaksuud untuk mencapai tujuan.
 Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-
orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam
pekerjaan yang sudah direncanakan.
 Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai
dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya
yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa
berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan.
 Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini
sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber
daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang
melenceng dari rencana.
Proses Manajemen

P O A C
Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Keuangan


SASA
RAN
Sumber Daya Fisik

Sumber Daya Informasi


Manajemen Koperasi

 Suatu proses manajemen yang


diselenggarakan oleh orang-orang yang
diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
mengelola koperasi, nilai-nilai dan prinsip
koperasi, serta kekayaannya untuk mencapai
tujuannya (Peter Davis)
Manajemen Koperasi

 Kegiatan profesional yang dilakukan oleh


orang-orang yang bertanggungjawab,
dengan mengerahkan segala kemampuan
kepemimpinannya dan memilih kebijakan
untuk mengembangkan koperasi dalam
mencapai tujuan-tujuannya, berdasarkan
nilai dan prinsip koperasi.
Pengertian Koperasi
Undang-Undang RI No. 17 TAHUN 2012 TENTANG
PERKOPERASIAN
 Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh
orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,
dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang
memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip Koperasi.
Pengertian Koperasi

 Menurut UU No. 25 tahun 1992


 Koperasi adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya pada prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
 Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh
dan beranggotakan orang perseorangan.
Anggotanya paling sedikit 20 orang, kumpulan orang
dengan kepentingan ekonomi yang sama. Contohnya
koperasi pegawai dan koperasi unit desa (KUD)
 Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan
oleh dan beranggotakan badan hukum Koperasi
(dibentuk beranggotakan sedikitnya3 koperasi
sejenis). Untuk menyediakan informasi bagi upaya
pengembangan usaha koperasi koperasi anggotanya.
 Contoh Koperasi Sekunder :
1. Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI)
2. Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI)
3. Gabungan Koperasi Perikanan Indonesia
(GKPI)
4. Koperasi Induk Pegawai PLN (KIPPLN)
LANDASAN dan ASAS KOPERASI

 Dalam Undang-Undang RI No. 17 TAHUN 2012


TENTANG PERKOPERASIAN

 Pasal 2
 Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

 Pasal 3
 Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan.
Tujuan Koperasi

Pasal 4
 Koperasi bertujuan meningkatkan
kesejahteraan Anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
tatanan perekonomian nasional yang
demokratis dan berkeadilan.
Pokok Pikiran Pengertian Koperasi

 Koperasi adalah suatu perkumpulan yang


didirikan oleh orang-orang yangg memiliki
kemampuan ekonomi terbatas, yg bertujuan
untuk memperjuangkan peningkatan
kesejahteraan ekonomi mereka.
 Bentuk kerja sama dalam koperasi bersifat
sukarela
 Masing-masing anggota koperasi memiliki hak
dan kewajiban yang sama
Pokok Pikiran Pengertian Koperasi
(lanjutan)

 Masing-masing anggota koperasi


berkewajiban untuk mengembangkan serta
mengawasi jalannya usaha koperasi
 Risiko dan keuntungan usaha koperasi
ditanggung dan dibagi secara adil
Karakteristik Koperasi
 Berbeda dengan badan usaha komersial pada
umumnya, koperasi memiliki karakteristik tersendiri,
yaitu:
 Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas
dasar sedikitnya satu kepentingan ekonomi yang sama
 Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan
nilai-nilai percaya diri untuk menolong serta
bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,
keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu percaya
pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung
jawab sosial, & kepedulian terhadap orang lain.
Karakteristik Koperasi (lanjutan)
 Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan
diawasi, serta dimanfaatkan sendiri oleh anggota.
 Tugas Pokok badan usaha koperasi adalah
menunjang kepentingan ekonomi anggotanya
dalam rangka menunjang kesejahteraan anggota
 Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan
koperasi kepada anggotanya, maka kelebihan tsb.
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang bukan anggota koperasi.
Jenis Koperasi
 Koperasi Simpan Pinjam
 Yaitu koperasi yg bergerak di bidang
pemupukan simpanan dana dari para
anggotanya,untuk kemudian dipinjamkan
kembali kepada para anggota yg memerlukan
bantuan dana.
 Kegiatan utama koperasi simpan pinjam
adalah menyediakan jasa penyimpanan dan
peminjaman dana kepada anggota koperasi.
Jenis Koperasi (lanjutan)
Koperasi Konsumen
 Yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari para
konsumen akhir atau pemakai barang atau jasa.
 Kegiatan utamanya melakukan pembelian
bersama.
 Jenis barang atau jasa yang dilayani koperasi
konsumen sangat tergantung pada latar belakang
kebutuhan anggota yang akan dipenuhi.
 Contoh: koperasi yang mengelola toserba, mini
market, dsb.
Jenis Koperasi (lanjutan)

 Koperasi Pemasaran
 Yaitu koperasi yang anggotanya terdiri dari para
produsen atau pemilik barang atau penyedia jasa.
 Dibentuk utk membantu para anggotanya
memasarkan barang-barang yg mereka hasilkan.
 Keikutsertaan anggota sebatas memasarkan
produk yang dibuatnya
Jenis Koperasi (lanjutan)
 Koperasi Produsen
 Koperasi yg para anggotanya tidak memiliki badan
usaha sendiri tapi bekerja sama dalam wadah
koperasi untuk menghasilkan dan memasarkan
barang atau jasa.
 Kegiatan utamanya menyediakan,
mengoperasikan dan mengelola sarana produksi
bersama.
 Menyatukan kemampuan dan modal para anggota
utk menghasilkan barang/jasa tertentu.
Perbedaan Antara Badan Usaha Koperasi
dg Badan Usaha Non Koperasi
No. Aspek Badan Usaha Koperasi Badan Usaha Non
Perbedaan Koperasi
1 Sifat  Merupakan badan  Pada dasarnya
Kelembagaan usaha sekaligus sbg murni bisnis
gerakan ekonomi  Merupakan
rakyat yg berwatak kumpulan modal
sosial
 Merupakan
kumpulan orang
bukan kumpulan
modal
Perbedaan Antara Badan Usaha Koperasi
dg Badan Usaha Non Koperasi
2 Tujuan  tidak berorientasi pada laba  Pada dasarnya
Pendirian tetapi memajukan berorientasi pada laba
kesejahteraan ekonomi dengan cara memenuhi
anggota khususnya dan kebutuhan konsumen
masyarakat pada umumnya  tidak ada kewajiban
 ikut membangun tatanan untuk turut membangun
perekonomian nasional tatanan perekonomian
dalam rangka mewujudkan nasional dlm rangka
masyarakat yang maju, adil, mewujudkan masy. yg
makmur berlandaskan maju, adil, makmur
Pancasila dan UUD 1945 berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945
Perbedaan Antara Badan Usaha
Koperasi dg Badan Usaha Non Koperasi
3 Keanggotaan  Keanggotaan bersifat  Kepemilikan pada dasarnya
sukarela dan terbuka tertutup, kecuali pemilik
 anggota koperasi adalah lama menyetujui untuk
pemilik sekaligus pengguna menerima pemilik baru
jasa koperasi (dual identity)  Pemilik pada dasarnya
 Keanggotaan koperasi bukan konsumen
didasarkan pada kesamaan perusahaannya
kepentingan ekonomi  Kepemilikan perusahaan tdk
didasarkan pada kesamaan
dalam lingkup usaha
kepentingan ekonomi dalam
koperasi
lingkup usaha perusahaan
 Keanggotaan koperasi tidak  Status kepemilikan dapat
dapat dipindahtangankan dipindahtangankan dengan
cara menjual bagian
modalnya kepada pihak lain
Perbedaan Antara Badan Usaha
Koperasi dg Badan Usaha Non Koperasi
4 Kontribusi  Anggota koperasi  Jumlahnya
Permodalan mempunyai tergantung dari
kewajiban yang sama kesempatan dan
untuk turut kesediaan pemilik
menyumbang dalam
permodalan koperasi
5 Lapangan  Lapangan usaha  lapangan usaha
Usaha koperasi berkaitan perusahaan tidak
Koperasi langsung dengan berkaitan langsung
kebutuhan ekonomi dengan kebutuhan
anggota ekonomi pemilik
Perbedaan Antara Badan Usaha
Koperasi dg Badan Usaha Non Koperasi
6 Pengelolaan  Koperasi dikelola  Pengelolaan biasanya
secara demokratis, dilaksanakan oleh
dimana para manajer profesional
anggotanya memiliki yang diangkat dan
hak dan kewajiban diberhentikan oleh
yang sama dalam pemilik
pengelolaan koperasi  Kekuasaan tertinggi
 Kekuasaan tertinggi ada pada pemilik
ada pada Rapat modal mayoritas
Anggota
Perbedaan Antara Badan Usaha
Koperasi dg Badan Usaha Non Koperasi
7 Sisa Hasil  setelah dikurangi cadangan,  tidak ada keharusan
Usaha dibagikan kepada anggota serta untuk membentuk
digunakan untuk keperluan cadangan (kecuali jenis
pendidikan perkoperasian dan usaha tertentu seperti
keperluan lain koperasi, sesuai perbankan) dan
dengan keputusan Rapat pembagian di luar
Anggota kepentingan pemilik
 Pembagian SHU kepada  Laba (profit) dibagikan
anggota dilakukan secara adil kepada pemilik sesuai
sebanding dengan besarnya proporsi besarnya modal
jasa usaha masing-masing perusahaan yang
anggota dengan pemberian dimilikinya.
balas jasa yang terbatas
terhadap modal
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) dan Ekonomi Kerakyatan
Alasan Mempelajari dan Memahami
UMKM
 Mahasiswa sebagai Pendamping Masyarakat
 Sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian
& Pengabdian Masyarakat)
 Mahasiswa adalah Kaum Elit/Terpelajar
 Mahasiswa harapan pembangunan bangsa
 Mahasiswa manusia dalam bingkai idealisme

 Membekali Mahasiswa dalam Berwirausaha


 Mahasiswa sumber kreativtas dan inovasi
 Mahasiswa Mandiri
 Mahasiswa Inspirasi
UMKM = Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan


atau rumah tangga maupun suatu badan hukum
bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa
untuk diperniagakan secara komersial dan dimiliki
WNI, dengan asset dan omset diatur dalam
perundang-undangan.
USAHA MIKRO
o Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
o Contoh usaha mikro:
1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan,
peternak, nelayan dan pembudidaya
2. Industri makanan dan minuman, industri meubelair
pengolahan kayu dan rotan,industri pandai besi
pembuat alat-alat
3. Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di
pasar
4. Peternakan ayam, itik dan perikanan
5. Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon
kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi)
USAHA KECIL
o Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh
orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil.
o Contoh:
1. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki
tenaga kerja;
2. Pedagang dipasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul
3. Peternakan ayam, itik dan perikanan;
4. Koperasi berskala kecil.
USAHA MENENGAH
o Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh
orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sesuai
dengan kriteria usaha menengah.
o Contoh:
1. Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan
skala menengah;
2. Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor;
3. Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment
dan jasa transportasi taxi dan bus antar proponsi;
Kriteria
Kriteria
N
o URAIAN
Asset Omset Tenaga Kerja
1 Usaha Mikro
Max 50jt Max 300jt Max 10

2 Usaha Kecil
> 50jt – 500 jt > 300 jt – 2,5 M Max 30

3 Usaha Menengah
500 jt – 10M > 2,5 – 50 M Max 300

• Aset = Kekayaan selain Bumi dan Bangunan


• Omset = Penjualan Pertahun
Karakteristik

Secara Umum
 Manajemen pengelolaan masih sederhana
 Rendahnya akses terhadap lembaga kredit
 Belum memiliki status badan hukum
 Terkonsentrasi pada kelompok usaha tertentu
Masalah Financial
 Kurangnya kesesuaian antara dana yang
tersedia yang dapat diakses oleh UKM.
 Tidak adanya pendekatan yang sistematis
dalam pendanaan UKM
 Biaya transaksi yang tinggi, yang disebabkan
oleh prosedur kredit yang cukup rumit sehingga
menyita banyak waktu sementara jumlah kredit
yang dikucurkan kecil.
Masalah Financial

 Kurangnya akses ke sumber dana yang formal, baik


disebabkan oleh ketiadaan bank di pelosok maupun tidak
tersedianya informasi yang memadai.
 Bunga kredit investasi/modal kerja cukup tinggi
 Banyak UKM yang belum bankable, baik disebabkan
belum adanya manajemen keuangan yang
transparanmaupun kurangnya kemampuan manajerial

dan finansial.
Masalah Non-Financial

 Produksi dan Quality Control


minimnya kesempatan mengikuti perkembangan
teknologi serta kurangnya pendidikan & pelatihan
 Pemasaran
terbatasnya informasi dijangkau mengenai pasar,
selain karena keterbatasan kemampuan UKM untuk
menyediakan produk/ jasa yang sesuai dengan
keinginan pasar.
 SDM
Keterbatasan sumber daya manusia (SDM) serta
kurangnya sumber daya mengembangkan SDM.
 Kurangnya pemahaman mengenai keuangan dan
akuntansi.
Payung Hukum

1. UU No. 9 Th 1995 ttg Usaha Kecil


2. PP No. 44 Th 1997 ttg Kemitraan
3. PP No. 32 Th 1998 ttg Pembinaan Usaha Kecil
4. Inpres No. 10 Th 1999 ttg Pemberdayaan Usaha Menengah
5. Keppres No. 127 Th 2001- Bid/Jenis Usaha yg Dicadangkan
Utk UK & Bid/Jenis Usaha yg Trbuka Utk UM/UB dg Syarat
Kmitraan
6. Keppres No. 56 Th 2002 ttg Restrukturisasi Kredit UKM
Perizinan Usaha
 SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
 TDP/NRP (Tanda Daftar Perusahaan/Nomor Registrasi
Perusahaan)
 SITU/HO (Surat Ijin Tempat Usaha/Hider Ordonnatie)
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
 NPWPD (Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah)
 AMDAL (Analisa Mengenal Dampak Lingkungan)
 Hallal (MUI)
 HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)
 P. IRT (Perijinan Industri Rumah Tangga)
 IUMK (Ijin Usaha Mikro dan Kecil)
 Dll
Penggolongan
• Livelihood Activities
Usaha Kecil Menengah yg digunakan sebagai kesempatan kerja
utk mencari nafkah, yg lebih umum dikenal sebagai sektor
informal. Ex. pedagang kaki lima.
• Micro Enterprise
Usaha Kecil Menengah yg memiliki sifat pengrajin tetapi belum
memiliki sifat kewirausahaan.
• Small Dynamic Enterprise
Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
• Fast Moving Enterprise
Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan
dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).
Jaringan
 Pemerintah (Pusat, Daerah, Kementrian dan Dinas)
 BUMN (Bina Lingkungan dan CSR)
 BUMS (CSR dan Partner)
 Himpunan/Organisasi Kewirausahaan
 Perbankan
 Koperasi
Peran UMKM

 Krisis’97, menjadi tumpuan perekonomian nasional. UKM mampu


bertahan dibandingkan dengan usaha besar yang cenderung
mengalami keterpurukan.
 Hal tersebut dibuktikan dengan semakin bertambahnya jumlah
UKM setiap tahunnya.
 2005  jumlah 47,1 juta UKM ; tenaga kerja terserap 83,2juta Jiwa
 2006  jumlah 48,9 juta UKM; tenaga kerja terserap 96,18 juta
jiwa

Penyerapan tenaga kerja melalui UMKM adalah 96,9% dari total


penyerapan tenaga kerja nasional. (Kementrian Koordinator
BidangPerekonomian RI, Oct 2022).
DINAMIKA UMKM MANOKWARI
Manokwari secara geografis sangat bagus
potensinya. Potensi wirausaha harus dibangun
dengan kuat dan dengan semangat menjadi kota
perdagangan, Manokwari dengan pasti mampu
menata diri untuk menunjang iklim kewirausahaan
agar bertumbuh subur.

Faktor-faktor mempengaruhi perkembangan UMKM


 Faktor Kebijakan
 Faktor SDM/SDA dan Permodalan
 Faktor Pasar dan Jaringan
Kebijakan yang harus dilakukan di
Manokwari dalam mendukung UMKM

 Pendidikan dan pelatihan


 Pelatihan dari beberapa dinas dan instansi
 Blalai Latihan Kerja
 Balai Pelatihan Koperasi dan UMKM
 Seminar, Study Banding dan Magang
 Dll

 Permodalan
 Dana Hibah
 Bantuan Alat
 Pinjaman Dana Bergulir Bunga Rendah
 Pemasaran
 Online (web)
 Belanja Pejabat dan Kegiatan
 Expo dan Bazar
 UMKM Center

 Manajemen
 OVOP ( One Village One Product)
 Produk Unggulan
 Claster
 Desa Vokasi
 Kelompok Usaha
Peluang dan Tantangan UMKM-K
Di Manokwari

 Faktor Pasar
 Pemaksimalan pasar dalam proses
 Mulai memecah pusat keramaian kota
 Target konsumen mencakup seluruh Kabupaten
Manokwari
 Faktor Jaringan
 Jaringan antar UMKM
 Jaringan dengan Pemerintah
 Jaringan BUMN/D dan BUMS
 Jaringan dengan Lembaga Pendidikan dan LSM
SDM dan SDA
 SDM
 Masih rendah pendidikan dan ketrampilan masyarakat
 Tenaga pekerja sulit dan kalah dengan perusahaan besar
 Kaum terpelajar enggan berwirausaha dan mendampingi UMKM
 Persaingan dengan perusahaan besar

 SDA ???
 Bukan kota pertanian
 Perternakan masih terbatas
 Bahan Baku Banyak dari luar daerah
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai