DI SUSUN OLEH
2023/2024
A. PENGERTIAN KOPERASI
Penjelasan UUD 1945 menyatakan bahwa bangunan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa indonesia adalah koperasi. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat
yang dijalankan berdasarkan asas kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu
kerja sama diantara anggota dan para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
anggota dan masyarakat serta membangun tatanan perekonomian nasional. Sebagai gerakan
ekonomi rakyat, koperasi bukan hanya milik orang kaya melainkan juga milik oleh seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Berikut ini adalah landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia.
· Landasan Idiil ( pancasila )
· Landasan Mental ( Setia kawan dan kesadaran diri sendiri )
· Landasan Struktural dan gerak ( UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1 )
Definisi koperasi yang lebih detail dan berdampak internasional diberikan oleh ILO
Dalam definisi ILO tersebut, terdapat 6 elemen yang dikandung koperasi sebagai berikut :
· Koperasi adalah perkumpulan orang – orang ( Association of persons ).
· Penggabungan orang – orang tersebut berdasar kesukarelaan ( Voluntarily joined together ).
· Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai ( to achieve a common economic end ).
· Koperasi yang dibentuk adalah satu organisasi bisnis ( badan usaha ) yang diawasi dan
dikendalikan secara demokratis (formation of a democratically controlled business organization)
ICA dalam bukunya “The Cooperative Principles” karangan P.E. Weraman memberikan definisi
sebagai berikut, “ Koperasi adalah kumpulan orang – orang atau badan hokum yang bertujuan
untuk perbaikan social ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan anggotanya dengan
jalan saling membantu antara satu dengan yang lainnya dengan cara membatasi keuntungan,
usaha tersebut harus didasarkan atas prinsip – prinsip koperasi”
B. TUJUAN KOPERASI
Tujuan utama koperasi adalah mewujudkan masyarakat adil makmur material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
“Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta
ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang – undang Dasar 1945”.
Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
E. Koperasi Moderen
Koperasi akan berfungsi sebagaimana mestinya apabila para anggota dapat mengikuti
perkembangan lingkungan ekonomi secara umum. Oleh karena itu, diperkenalkan dua konsep
pengembangan koperasi modern; konsep mikro dan makro.
a. Konsep Mikro konsep yang mendasarkan pada pendapat bahwa orang dengan kondisi
sosial dan ekonomi yang lemah hendaknya secara kooperatif mendirikan perusahaan yang
dimiliki sendiri, sehingga dapat memberikan manfaat pelayanan yang diperlukan untuk
meningkatkan kondisi sosial ekonominya.
b. Konsep Makro konsep yang bertitik tolak dari prinsip dengan pengembangan koperasi yang
efisien maka akan membawa akibat pada pengembangan perekonomian nasional dan
pengembangan social ekonomi masyarakat secara umum.
F. Gagasan Dasar atau Ideologi Koperasi
Koperasi memiliki nilai-nilai ideologi. Ideologi koperasi diartikan sebagai cita-cita yang ingin
diwujudkan oleh gerakan koperasi atau menunjukkan suatu pola pikir dalam mewujudkan
masyarakat koperasi. Ideologi koperasi dapat pula dianggap sebagai kristalisasi pandangan
hidup. Gagasan dasar atau ideologi koperasi adalah sebagai berikut:
G. Kelebihan Koperasi
Kelebihan dan kelemahan koperasi sebagai sebuah badan usaha tentu ada. Berikut
adalah beberapa kelebihan koperasi;
a. Koperasi mengutamakan kepentingan para anggotanya. Telah dijelaskan sebelumnya
bahwa koperasi adalah badan usaha berbasis orang/manusia, bukan modal/benda.
Karena, tanpa anggota tentu koperasi tidak dapat berjalan dan beroperasi dengan
sebagaimana mestinya.
b. Dalam koperasi, anggota berperan sebagai produsen sekaligus konsumen. Partisipasi
ganda anggota koperasi sangat diharapkan untuk kelancaran aktivitasnya. Anggota
diimbau untuk rutin melakukan pinjaman dan juga turut aktif dalam penyimpanan dana.
H. Kelemahannya:
a. Kesadaran berkoperasi para anggota masih lemah. Kelemahan besar koperasi adalah
bahwa tidak semua anggotanya memiliki kesadaran yang penuh dan sama dalam
menjalankan prinsip-prinsip dan kegiatan berkoperasi dengan baik. Contoh, anggota
tidak rutin menyetorkan iuran wajib.
b. Koperasi memiliki daya saing yang lemah. Umum diketahui bahwa jika dibandingkan
dengan badan usaha lainnya, daya saing koperasi masih jauh tertinggal.
c. Modal koperasi terbatas dan ada kendala dalam mendapatkan modal. Sebuah koperasi
yang baru berdiri cenderung memiliki modal yang terbatas dan biasanya kesulitan untuk
mendapatkan modal yang besar.
d. Koperasi kekurangan tenaga professional dalam pengelolaannya. Dalam koperasi, SDM
yang tersedia kadang kurang kompeten untuk dapat mengurus dan mengelolanya
dengan baik dan tertib. Hal ini sering mengakibatkan Kerjasama yang buruk antara
pengurus, pengelola, pengawas, dan anggota. Hal ini adalah salah satu factor
penghambat kemajuan koperasi.
I. Pengertian Partisipasi
Bila dipandang dari segi dimensinya, partisipasi terdiri atas:
1. Partisipasi dapat dipaksakan (forced) dan dapat pula sukarela (voluntary). Pada beberapa
negara banyak pekerja dipaksa oleh undang-undang atau keputusan pemerintah untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya di
negara-negara komunis seperti Rusia, Kuba, Cina dan lain-lain
2. Partisipasi dapat formal dan dapat pula informal. Pada partisipasi yang bersifat formal,
biasanya telah tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan
3. Partisipasi bisa bersifat langsung dan bisa bersifat tidak langsung.
(a).Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas
pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain atau terhadap
ucapannya.
4. Partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan dapat pula berupa
partisipasi insentif. Kedua jenis partisipasi tersebut timbul sebagai akibat peran ganda anggota
sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Dalam kedudukannya sebagai pemilik,
(a). Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan
perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan (penyerahan simpanan pokok,
simpanan wajib, simpanan sukarela), dan
(b). Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses
pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Partisipasi semacam ini disebut
Partisipasi Kontributif Kemudian dalam kedudukannya sebagai pelanggan/pemakai, para
anggota memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan koperasi
dalam menunjang kepentingannya.
L. Rangsangan Partisipasi
Pada dasarnya, setiap anggota (calon anggota) akan menilai keputusannya untuk
memasuki dan untuk mempertahankan/memelihara secara aktif hubungannya dengan suatu
organisasi koperasi, jika seluruh insentif (perangsang) yang diperoleh lebih besar (atau
sekurang-kurangnya sama besar) dengan kontribusi (sumbangan) yang harus diberikan. Dalam
hal ini insentif merupakan lawan dari kontribusi. Berbagai perangsang dan sumbangan itu akan
dievaluasi oleh anggota sesuai dengan kebutuhan, kepentingan dan tujuan (pribadi) yang
dirasakannya secara subyektif. Kebutuhan yang dimaksud di sini tidak hanya kebutuhan yang
bersifat ekonomi tetapi bisa juga kebutuhan nonekonomi seperti kebutuhan akan keamanan,
cinta kasih, kebutuhan sosial, dan lain-lain.
Menurut Hanel (1989) insentif dan kontribusi anggota perseorangan terhadap koperasinya
dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut
a. Peningkatan pelayanan yang efisien melalui penyediaan barang dan jasa oleh perusahaan
koperasi akan menjadi perangsang penting bagi anggota untuk turut memberikan kontribusinya
bagi pembentukan dan pertumbuhan koperasi. Dalam hal ini intensitas perangsang yang
dikehendaki para anggota itu, sangat berkaitan erat dengan seberapa jauh barang dan jasa
tersebut
b. Kontribusi para anggota dalam pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi dalam
bentuk sarana keuangan akan dinilai oleh mereka atas dasar biaya oportunitas (opportunity
cost) yang mungkin akan mahal bagi para anggota yang miskin, terutama yang menyangkut
sarana keuangan.
c. Partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan seperti dalam penetapan tujuan dan
dalam pengawasan tata kehidupan koperasinya (ditinjau dari sudut anggota) dapat merupakan
suatu perangsang
M. Biaya Partisipasi
Biaya partisipasi adalah biaya yang timbul sebagai dampak keikutsertaan anggota dalam
pengelolaan koperasi. Biaya ini tidak saja termasuk biaya penyelenggaraan rapat dan biaya
perjalanan dalam rangka partisipasi, tetapi juga biaya oportunitas (opportunity cost) karena ada
partisipasi. Biaya oportunitas yang dimaksud adalah kesempatan melaksanakan proses
produksi yang hilang karena adanya proses partisipasi. Koperasi yang efektif akan
memperhitungkan besarnya biaya partisipasi dan membandingkannya dengan manfaat (benefit)
yang ditimbulkan oleh patrisipasi itu. Semakin besar selisih manfaat dengan biaya partisipasi
yang dikeluarkan, semakin efisien pelaksanaan partisipasi pada koperasi tersebut. Tetapi tidak
hanya efisiensi yang perlu diperhatikan dalam rangka partisipasi, koperasi juga membutuhkan
keefektifan dalam partisipasi. Efektif di sini dimaksudkan bahwa tujuan yang hendak dicapai
oleh partisipasi dapat terlaksana dengan baik.