Anda di halaman 1dari 11

A.

Koperasi dan Tujuan Ekonomi


Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan berdasarkan asas
kekeluargaan. inti dari koperasi adalah kerja sama, yaitu kerja sama diantara anggota dan
para pengurus dalam rangka mewujudkan kesejahteraan anggota dan masyarakat serta
membangun tatanan perekonomian nasional.
Pada saat ini perkembangan koperasi kurang mendapat perhatian karena koperasi
menunjukkan kinerja yang kurang dan citra yang lebih baik dari sebelumnya. Situasi ini
merupakan salah satu bukti bahwa komitmen pemerintah masih kurang dalam
pembangunan dan pengembangan koperasi. Pembangunan adalah proses yang harus
berkelanjutan dan tersistem.
Karena prinsip kerjasama adalah garis membimbing oleh koperasi untuk melaksanakan
nilai-nilai mereka ke dalam praktek seperti keanggotaan sukarela dan terbuka, control
demokratis oleh anggota, partisipasi ekonomi anggota, pendidikan, pelatihan dan
informasi, kerjasama antar koperasi, dan kepedulian terhadap masyarakat.
Peran koperasi dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari :
a. Posisinya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sector.
b. Penyedia terbesar lapangan pekerjaan.
c. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi local dan pembedayaan
masyarakat.
d. Pencipta pasar baru dan sumber inovasi.
e. Berkontribusi dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.
Peran koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah sangat strategis dalam perekonomian
Indonesia, sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional di masa depan.
Pemberdayaan koperasi terstruktur dan secara berkala diharapkan akan dapat
menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mendorong dan mempercepat
pertumbuhan ekonomi nasional, dan dapat mengurangi tingkat pengangguran,
mengurangi kemiskinan, mendinaminasi sector riil, dan memperbaiki distribusi
pendapatan masyarakat.
Pemberdayaan koperasi juga akan meningkatkan pencapaian sasaran di bidang
pendidikan, kesehatan, dan indikator lain dari kesejahteraan rakyat Indonesia.
B. Sistem Ekonomi Koperasi
Sebagai suatu sistem ekonomi, koperasi tentu memiliki jiwa/ideologi tertentu yang
menjadi karakteristiknya.
a. Pengertian dan Nilai-Nilai Dasar Koperasi Indonesia
Menurut UU Perkoperasian yang berlaku sampai saat ini, yaitu UU No. 25 Tahun
1992, ”Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan”. (Sugiharsono, 2001: 9). Dalam pengertian koperasi tersebut
terkandung nilai-nilai dasar koperasi, antara lain:
1. Koperasi sebagai Badan Usaha
Sebagai badan usaha, koperasi juga memberlakukan prinsip-prinsip yang
berlaku pada badan usaha, seperti prinsip efisiensi dan mencari laba.
Untuk mencapai laba, koperasi harus memiliki organisasi dan manajemen
yang dikelola secara profesional dengan tetap memperhatikan prinsip-
prinsip koperasi, serta tetap memperhatikan kepentingan anggotanya.
Koperasi juga harus memiliki tempat usaha secara formal, dan strategis
ditinjau dari segi bisnis.
2. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat
Ekonomi rakyat berarti ekonomi yang berorientasi pada keterlibatan
rakyat banyak, sehingga aktivitas ekonomi (produksi dan distribusi) harus
sebesarbesarnya dilaksanakan oleh rakyat atau melibatkan rakyat banyak.
Oleh karena itu, sebagai gerakan ekonomi rakyat, koperasi akan menjadi
wadah aktivitas ekonomi rakyat yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini
koperasi diharapkan dapat membina dan mengembangkan aktivitas
ekonomi rakyat, sehingga rakyat dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 1, April 2009 28
3. Asas Kekeluargaan
Pengelolaan koperasi harus berasas kekeluargaan. Asas kekeluargaan
mengandung makna adanya prinsip kebersamaan (mutual help) dan kerja
sama (group action). Prinsip kebersamaan mengandung makna bahwa
kepemilikan bersama atas sumber produksi merupakan hal yang penting,
dengan tetap memperhatikan unsur keadilan dalam bekerja-sama.
4. Prinsip Koperasi
Dalam gerakan organisasi dan kiat usahanya, koperasi harus mendasarkan
pada norma-norma tertentu yang disebut prinsip koperasi. Prinsip koperasi
inilah yang akan memberikan warna dan arah gerakan badan usaha
koperasi, sehingga usaha koperasi berbeda dengan badan usaha yang lain.
Selanjutnya akan kita bahas lebih jauh tentang prinsip koperasi ini.
b. Ciri Khas Ekonomi Koperasi
Ada beberapa ciri khas yang dimiliki koperasi yang tidak dimiliki di
perekonomian umum, yaitu :
1. Sistem Permodalan Gotong Royong
Maksudnya adalah setiap anggota koperasi di berikan suatu kewajiban
untuk membayar simpanan wajib dan simpanan pokok yang sudah di
tentukan bersama.
2. Sistem Pengelolaan dan Operasional Dilaksanakan dan
Dipertanggungjawabkan Pada Anggota
Artinya kepemilikan koperasi adalah milik semua anggota, bukan hanya
milik anggota tertentu saja, sehingga memiliki kesetaraan dalam
kedudukan pengelolaan dalam pengelolaan kegiatan operasional koperasi.
3. Diperuntukkan dan Diprioritaskan Untuk Kepentingan Anggotanya.
Maksudnya adalah dalam rangka untuk memenuhi kepentingan
anggotanya.
c. Prinsip Koperasi
Menurut pasal 5 UU No. 25 Tahun 1992, prinsip koperasi Indonesia meliputi 5
aspek pokok ditambah 2 aspek prinsip pengembangan, sehingga prinsip koperasi
meliputi 7 aspek, yaitu:
1. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka
Prinsip sukarela mengandung makna bahwa untuk menjadi anggota
koperasi harus didasari atas kesadaran tanpa adanya unsur paksaan.
Sementara itu, prinsip terbuka mengandung makna bahwa setiap warga
Indonesia berhak untuk menjadi anggota koperasi selama mereka memiliki
kepentingan yang sama dan memenuhi persyaratan keanggotaan koperasi.
Tidak dibenarkan keanggotaan koperasi didasarkan pada persamaan
agama, politik, dan suku bangsa.
2. Pengelolaan koperasi dilaksanakan secara demokratis
Prinsip ini mengandung makna bahwa pengelolaan koperasi harus
didasarkan atas kehendak anggota, kemudian dilakukan oleh anggota, dan
ditujukan untuk kepentingan (kesejahteraan) anggota. Pengejawantahan
prinsip ini ditandai dengan adanya penentuan kebijakan umum oleh
anggota melalui Rapat Anggota, kemudian kebijakan tersebut
dilaksanakan oleh anggota melalui Pengurus, dan dikendalikan (diawasi)
oleh anggota melalui Badan Pengawas. Setiap pelaksanaan kebjakan
selalu ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan anggota.
3. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sesuai dengan
jasa masing-masing anggota
Sistem Ekonomi Koperasi Sebagai Solusi Masalah Perekonomian
Indonesia: Mungkinkah? – Sugiharsono 29 Prinsip ini mengandung makna
bahwa koperasi menjunjung tinggi asas keadilan. Anggota yang memiliki
banyak jasa terhadap koperasi akan mendapatkan bagian SHU yang besar,
atau sebaliknya.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Prinsip ini mengandung makna bahwa koperasi tidak membenarkan
adanya riba, sehingga terhadap modal (simpanan) anggota diberikan jasa
yang terbatas sesuai kemampuan koperasi.
5. Kemandirian
Berdasarkan prinsip ini, koperasi harus mampu hidup mandiri, baik dalam
hal permodalan, organisasi, manajemen, maupun SDMnya. Kelangsungan
hidup koperasi harus tidak bergantung pada pihak-pihak lain.
6. Pendidikan Perkoperasian
Dengan prinsip ini koperasi harus melaksanakan kegiatan pendidikan
untuk meningkatkan kemampuan SDMnya. Perlu disadari bahwa
kemampuan SDM koperasi merupakan kunci sukses organisasi dan usaha
koperasi. Oleh karena itulah pendidikan harus terus dilaksanakan sesuai
dengan perkembangan IPTEK dan kebutuhan koperasi.
7. Kerja sama antarkoperasi
Prinsip ini dimaksudkan untuk memperkokoh kedudukan koperasi dalam
menghadapi persaingan dunia usaha. Di samping dengan koperasi, kerja
sama juga bisa dilaksanakan dengan pihak-pihak non koperasi. Hubungan
kerja samanya yang dijalin harus merupakan hubungan mitra kerja yang
sejajar/setara dan saling menguntungkan. Harus dihindari kerja sama
dengan pihak lain yang menempatkan atau memposisikan koperasi
menjadi ”sapi perahan” pihak lain tersebut.
Berdasarkan karakteristik koperasi seperti diuraikan di atas, kita dapat memperoleh
gambaran tentang koperasi sebagai suatu sistem ekonomi. Sebagai suatu sistem ekonomi,
koperasi dapat dikatakan merupakan salah satu sistem ekonomi campuran. Unsur sosialis
tampak dominan dalam koperasi dengan dijunjung tingginya prinsip kebersamaan serta
kesamaan hak dan kewajiban bagi anggota koperasi. Di samping itu, prinsip kekuasaan
tertinggi di tangan anggota juga merupakan prinsip sentralisasi kekuasaan yang
demokratis. Di sisi lain, unsur liberal juga tampak dalam koperasi dengan diakuinya
prinsip keadilan (bagi anggota yang memiliki partisipasi/prestasi tinggi dalam koperasi
akan memperoleh bagian pendapatan yang tinggi pula). Di samping itu, prinsip sukarela
juga dapat diartikan sebagai suatu kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi dalam
koperasi. Dengan Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 6 Nomor 1, April 2009 30
demikian sistem ekonomi koperasi merupakan suatu sistem ekonomi yang berbau sosialis
dan liberalis, meski bau sosialisnya cenderung lebih dominan.

C. Koperasi Dalam Ekonomi Makro


Koperasi turut memberikan kontribusi dalam perekonomian nasional, yaitu melalui
sumbangan pendapatan nasional (PDB). Walaupun diakui kontribusi koperasi terhadap
pendapatan nasional masih sangat rendah dibandingkan dengan dua pelaku ekonomi
lainnya di tanah air (BUMN dan BUMS), namun keberadaan koperasi masih sangat
diperlukan dalam mengangkat derajat kehidupan ekonomi masyarakat.
Dampak terhadap pembangunan yang ditimbulkan oleh semua koperasi yang beroperasi
dalam suatu sektor tertentu, daerah, atau Negara tertentu merupakam dampak yang
menyeluruh maka dinamakan dampak-dampak yang bersifat makro.
Ada 4 kontribusi-kontribusi dalam beberapa bidang :
1) Politik
Kontribusi-kontribusi yang potensial terhadap pembangunan “politik”, sejumlah
harapan dari dampak belajar para anggota koperasi, yang berpartisipasi secara
aktif dalam lembaga-lembaga kopersi yang diorganisasi secara demokratis.
2) Sosial
Kontribusi-kontribusi yang potensial terhadap pembangunan “social budaya”.
Wadah ini sebagai perkumpulan yang bersifat sukarela dalam proses
pembangunan dari bawah diharapkan akan bertitik tolak dari struktur social yang
ada, dan akan merangsang inovasi-inovasi tertentu yang dapat mengubah
masyarakat tradisional tanpa merusaknya.
3) Ekonomi Sosial
Jika koperasi berhasil meningkatkan pelayanannya secara efisiensi bagi para
anggotanya yang secara social ekonomis “lemah” dan “miskin”, maka ia telah
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap proses integrasi ekonomi dan
social.
4) Ekonomi
Kontribusi-kontribusi yang potensial terhadap pembangunan ekonomi :
a) Perubahan secara bertahap perilaku para petani dan pengusaha kecil dan
menengah yang semula berpikir tradisional menjadi termotivasi dan akan
memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan sumber dayanya sendiri.
b) Diversivikasi struktur produksi, perluasan usaha pengadaan bahan
makanan dari bahan mentah.
c) Peningkatan pendapatan dan perbaikan situasi ekonomi para petani,
pengrajin, dan pekerja lepas dapat mengurangi kekmiskinan di pedesaan.
d) Peningkatan kegiatan pembentukan modal dan perbaikan “modal
manusia” melalui pendidikan latihan manajer, karyawan, dan anggota.
e) Transformasi secara bertahap para petani yang orintasinya pada
pemenuhan kebutuhan dasar ke dalam suatu system ekonomi yang
semakin berkembang, melalui pembagian kerja dan spesialisasi yang
semakin meningkat.
f) Pengembangan pasar, perbaikan stuktur pasar, perilaku pasar dan prestasi
pasar, dan persaingan semakin efektif akan memperbaiki koordinasi yang
saling membantu dari berbagai rencana ekonomi konsumen dan produsen
berbagai barang dan jasa.

D. Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian


Pandangan Negara Indonesia tentang perekonomiannya termuat dalam UUD 1945, Bab
XIV Pasal 33 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan.” Menurut para ahli ekonomi, lembaga atau
badan perekonomian yang paling cocok dengan maksud Pasal 33 ayat (1) UUD 1945
adalah Koperasi. Dalam koperasi, modal dan kegiatan usaha dilakukan secara bersama-
sama dan hasilnya juga untuk kesejahteraan anggotanya secara bersama-sama.
Menurut M. Hatta sebagai pelopor pasal 33 UUD 1945 tersebut, koperasi dijadikan
sebagai soko guru perekonomian nasional karena:
1) Koperasi mendidik sikap self-helping.
2) Koperasi mempunyai sifat kemasyarakatan, di mana kepentingan masyarakat
harus lebih diutamakan daripada kepentingan dri atau golongan sendiri.
3) Koperasi digali dan dikembangkan dari budaya asli bangsa Indonesia.
4) Koperasi menentang segala paham yang berbau individualisme dan kapitalisme.
Makna dari istilah koperasi sebagai soko guru perekonomian dapat diartikan bahwa
koperasi sebagai pilar atau ”penyangga utama” atau ”tulang punggung” perekonomian.
Dengan demikian koperasi diperankan dan difungsikan sebagai pilar utama dalam sistem
perekonomian nasional. Keberadaannyapun diharapkan dapat banyak berperan aktif
dalam mewujudkan kesejahteraan dana kemakmuran rakyat.  Namun di era reformasi ini
keberadaannya banyak dipertanyakan, bahkan seringkali ada yang mengatakan sudah
tidak terlalu terdengar lagi dan apakah masih sesuai sebagai salah satu badan usaha yang
berciri demokrasi dan dimiliki oleh orang per orang dalam satu kumpulan, bukannya
jumlah modal yang disetor seperti badan usaha lainnya.
Tampaknya pembinaan Koperasi saat ini belum banyak membawa perubahan dan masih
terobsesi kepada pembinaan pola lama dengan menekankan kegiatan usaha tanpa
didukung oleh SDM yang kuat dan kelembagaan yang solid, upaya pembinaan terasa
setengah hati, akibatnya kegiatan Koperasi seperti samar-samar keberadaannya, tidak ada
lagi Koperasi baru yang tumbuh bahkan ada Koperasi yang dulu besar semakin surut
keberadaannya. Hal tersebut mungkin menjadi salah satu penyebab mengapa koperasi
yang berjalan semakin samar atau tidak terlalu terdengar lagi keberadaannya. Perbedaan
kualitas SDM-nya yang tidak merata antara diperkotaan dan pedesaan dimana di
perkotaan lebih perdiutamakan pada Koperasi distribusi, disamping itu juga Koperasi
produksi, sementara  di pedesaan pembinaannya memerlukan perlakuan khusus jika
dibandingkan dengan dikota, jadi utamakan di pedesaan dikembangkan Koperasi
Produksi disamping memberikan lapangan pekerjaan dapat pula mencegah urbanisasi.
Keanggotaan koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggota koperasi
terbuka bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Sukarela artinya keanggotaan
koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang
sama. Sesuai dengan pengertian koperasi bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi
yang berasaskan kekeluargaan. Maka tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggotanya.  
Keuntungan koperasi bisa diperoleh antara lain dari laba penjualan dan jasa peminjaman.
Meskipun koperasi tidak mengambil laba penjualan atau jasa peminjaman yang besar.
Namun apabila koperasi berjalan dengan lancar keuntungan koperasi pun bisa menjadi
besar pula. Keuntungan koperasi akan dikembalikan kembali kepada anggota sebagai
SHU (Sisa Hasil Usaha). Tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya operasional.
Pembagian keuntungan atau sisa hasil usaha ini dibagi secara adil sehingga tidak ada
yang dirugikan.
Sebagai contoh Pemerintah Indonesia mengakui koperasi dan UKM sebagai pelaku usaha
yang memberikan kontribusi terhadap pengangguran dan penurunan tingkat kemiskinan.
Program yang dipaparkan lainnya adalah  kebijakan pemerintah Indonesia sendiri yang
mendorong sektor koperasi dan UKM. Melalui gerakan koperasi pemberdayaan koperasi
akan dapat secara signifikan mengurangi pengangguran. “Sekarang penganggugaran sisa
6,3 persen sedangkan kemiskinan sisa 11,96 persen. Salah satu program keberpihakan
adalah kebijakan micro finance tentang kredit usaha rakyat bisa menyerap 7.8 juta
nasabah. Dengan angka tersebut bisa dikatakan bahwa kemiskinan bisa berkurang.
Disamping itu Koperasi juga tidak hanya melihat dari seberapa tinggi sales yang
dihasilkan dari Koperasi itu tapi yang jauh lebih penting adalah jumlah anggota yang
diduduki tiap koperasi itu sendiri dan benefit yang akan dirasakan oleh anggota yang
bersangkutan. Yang terpenting adalah Koperasi dapat memberikan manfaat yang besar
terhadapa para anggota koperasi tersebut, karena harus ingat tujuan utama Koperasi
adalah untuk mensejahterahkan anggotanya. Selain itu pentingnya pendampingan dari
hulu ke hilir yang dilakukan secara konsisten, mulai dari membina, mendapatkan akses
keuangan, proses produksi hingga pemasaran.
Jadi kesimpulannya Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia berarti bahwa
koperasi sebagai pilar utama dalam sistem perekonomian nasional. Dengan tujuan utama
koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya koperasi dapat menjadi
penyangga dalam perekonomian anggotanya. Walaupun disamping itu banyak yang
menganggap bahwa keberadaan koperasi terlihat samar dikarenakan apakah badan
koperasi ini masih dimiliki oleh perorangan ataupun unit usaha yang dalam pelaksaannya
banyak terjadi keganjilan. Tetapi kenyataannya koperasi dapat memberikan manfaat
manfaat yang luar biasa yaitu dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan terutama
di Indonesia. Jadi kalau Koperasi dapat dikelola dengan baik, jelas, terbuka, dan sukarela
atas asas kekeluargaan maka koperasi yang berjalan akan dapat memenuhi tujuan
utamanya. Peran pemerintah dalam mengembangkan koperasi ini juga tidak kalah
penting. Mulai dari pemerintah yang dapat mendukung perannya dalam koperasi ini
masuk ke berbagai kota-kota besar maupun daerah terpencil pun dengan pembinaan yang
baik, dan jelas serta dapat dikelola dengan sangat baik Sehingga pernyataan
bahwa Koperasi Sebagai Soko Guru Perekonomian Indonesia benar-benar bisa
dibuktikan.

E. Koperasi Dalam Trilogi Pembangunan


Trilogi pembangunan yaitu menciptakan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, serta stabilitas nasional yang dinamis dan
strategis yang kemudian juga dijadikan sebagai misi yang melekat pada masing-masing
pelaku ekonomi, baik negara, swasta, maupun koperasi di dalam sistem ekonomi nasional
yang kita bangun.
Rumusan kedudukan, peranan, dan hubungan antara pelaku ekonomi dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya ditempatkan pada posisi dan kedudukan
yang setara. Hal ini berarti, setiap pelaku ekonomi baik secara normatif maupun
operasional memiliki hak hidup yang sama, sesuai dengan misi yang diembannya.
2) BUMN, koperasi, dan swasta hendaknya melakukan peranan masing-masing
dengan memanfaatkan keunggulan komparatif (Comparative advantage) yang
dimilikinya.Keunggulan koperasi yang dimaksud di sini ialah bahwa masing-
masing pelaku ekonomi mempunyai suatu kelebihan di satu bidang jika
dibandingkan dengan pelaku ekonomi lainnya.
Keunggulan komparatif tersebut dapat dilihat dari cita-cita organisasi masing-masing
pelaku ekonomi tersebut. BUMN dimiliki dan dikelola oleh pemerintah. BUMN bukan
merupakan suatu perusahaan yang mengejar keuntungan sebagai prioritas utama, akan
tetapi merupakan alat pemerintah yang efektif dalam melaksanakan pembangunan
nasional. Dengan demikian, BUMN mengemban tugas melayani kepentingan umum
untuk memenuhi hajat orang banyak.
Berbeda dengan sektor swasta yang dimiliki dan dikelola secara perseorangan, keluarga,
dan atau sekelompok kecil orang yang memiliki modal untuk mencapai tujuan memberi
keuntungan yang semaksimal mungkin. Sedangkan sektor koperasi yang merupakan
wadah ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang, dimiliki dan
dikelola oleh anggota untuk kepentingan anggota serta masyarakat secara kekeluargaan.
Bertitik tolak dari ciri-ciri pelaku ekonomi tersebut diatas, maka keunggulan komparatif
yang khas yang berkaitan dengan trilogi pembangunan nasional adalah sebagai berikut:
1) BUMN cenderung untuk melakukan peran utama sebagai stabilisator dan perintis
perekonomian nasional
2) Swasta cenderung mengarah untuk melakukan peran utama di bidang
pertumbuhan ekonomi nasional.
3) Koperasi mengemban peran utama di bidang pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya.
KEUNGGULAN KOMPARATIF PELAKU EKONOMI

Pemerataan Koperasi

Pelak
Trilogi Pembangunan Pertumbuhan BUMS u
ekon

Stabilitas BUMN
N

Dari bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa keunggulan pelaku ekonomi BUMN lebih
terfokus dalam bidang stabilitas, sedangkan BUMS lebih diarahkan untuk mencapi
pertumbuhan ekonomi. Badan usaha koperasi, ditinjau dari aspek prinsip-prinsip
organisasinya, lebih menitikberatkan pada asas pemerataan. Seiring dengan perubahan
ruang, waktu, dan nilai dalam perjalanannya, koperasi juga berperan dalam pencapaian
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi nasional.

Anda mungkin juga menyukai