Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Sistem
Pengendalian Intern
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-
ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang
yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.
Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut di atas berlaku baik dalam
perusahaan yang mengolah informasinya secara manual,dengan mesin pembukuaan,
maupun dengan komputer.
Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi tersebut adalah:
1. Menjaga aset organisasi,
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
3. Mendorong efisiensi, dan
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut tujuannya sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi menjadi dua
macam: pengendalian internal akuntansi (internal accounting control) dan
pengendalian internal administrasi (internal administrative control. Pengendalian
internal akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian internal, meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk
menjaga aset organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Pengendalian internal akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para
investor dan kreditor yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan
laporan keuangan yang dapat dipercaya. Pengendalian internal administratif meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Gambar 1.1 berikut
menyajikan tujuan sistem pengendalian intern dan pembagian sistem tersebut menurut
tujuannya.
2. Komponen Pengendalian
Menurut COSO ada 5 komponen dari pengendalian intern, yaitu :
1. Lingkungan pengendalian (control enviroment)
Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada dalam
organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian intern
yang baik. Beberapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian
intern adalah:
a. Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai etika
(commitment to integrity and ethical values). Dalam perusahaan harus
selalu ditanamkan etika dimana jika etika dilanggar itu merupakan
penyimpangan. Contoh: datang tepat waktu adalah suatu etika yang baik,
dan begitu sebaliknya.
b.
B. Koperasi
1. Pengertian Koperasi

Sebagai besar masyarakat kita sudah mengenal koperasi, setidaknya pernah


mendengar kata koperasi. Bermacam-macam pemahaman tentang koperasi, dimulai
dengan tempat meminjam uang, lembaga sosial, dan lain-lain. Koperasi merupakan
kumpulan orang atau usaha yang sejenis untuk memperoleh keuntungan bersama.
Institusi koperasi adalah sebuah alat (tools) kesejahteraan anggotanya. Koperasi
merupakan sebuah bisnis yang dijalankan oleh pengurus sebagai perpanjangan
tanganan anggota, jika pengurus tidak mampu menjalankan maka pengurus
mengangkat pengelola atas persetujuan anggota.

Undang-undang No. 25 Tahun 1992 telah memberikan pengertian tentang


perkoperasian yaitu: “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang
atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan”.

Berdasarkan pengertian menurut undang-undang tersebut, ada tiga koomponen


penting dalam perkoperasian, yaitu :

1. Koperasi didirikan oleh kumpulan orang-orang;


2. Kegiatan usaha berlandaskan prinsip koperasi;
3. Berdasarkan asas kekeluargaan .
Koperasi didirikan dikarenakan adanya kepentingan bersama, bukan kepentingan
pribadi atau perorangan, adanya kepentingan kolektif yang mendasari terbentuknya
sebuah koperasi. Di indonesia, syarat jumlah anggota awal sebuah Koperasi primer
minimal 20 (dua puluh) orang, lain halnya dengan koperasi sekunder minimal jumlah
anggota koperasinya adalah 3 (tiga) koperasi. Koperasi primer yang dimaksud disini
adalah koperasi yang dibentuk oleh individu-individu, sedangkan Koperasi Sekunder
adalah koperasi yang dibentuk oleh beberapa koperasi primer.

Dalam melaksanakan kegiatan usaha,koperasi mengacu pada prinsip koperasi, di


Indonesia ada 7 (tujuh) prinsip koperasi yang dikenal yaiut :

1. Keanggotaan bersifat sekarela dan terbuka .


2. Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.
6. Pendidikan perkopersian.
7. Kerjasama antar koperasi.
(sumber: Undang-undang perkopeasian No. 25 Tahun 1992)

Selain dilaksanakan berlandaskan prinsip-prinsip diatas, koperasi juga


melaksanakan kegiatannya berdasarkan azas kekeluargaan. Azas kekeluargaan
yang dimaksud bukanlah azas keluarga atau kekerabatan, namun azas
kekeluargaan adalah azas ekonomi kolektif. Kegiatan perkoperasian dilakukan
dengan mengutamakan kepentingan bersana, kepentingan ekonomi anggota
secara keseluruhan.
2. Fungsi dan Peran Koperasi
Koperasi di Indonesia merupakan sebuah bentuk perjuangan rakyat dibidang
ekonomi. Pada gerakan koperasi, setiap anggota memiliki hak dan kedudukan
yang sama. Artinya, tidak ada perbedaan kedudukan antara penguasa dan
bawahan. Pada koperasi, hubungan sosial terwujud dalam bentuk kerja sama yang
saling menguntungkan dan menghormati. Sementara itu, kekuasaan tertinggi
koperasi tidak terletak pada perorangan atau pengurus, tetapi pada rapat anggota
koperasi. Dengan demikian, koperasi merupakan bentuk perwujudan demokrasi
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
Kegiatan koperasi di indonesia mengacu pada UUD 1945 pasal 33 yang
menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan
atas asas kekeluargaan. Segala gerak dan kegiatan koperasi harus berpedoman
pada prinsip untuk mencapai kesejahteraan anggota dan masyarakat. Gerakan
koperasi secara jelas tersirat dalam undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha bersama yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan pada prinsip
koperasi berdasarkan atas asa kekeluargaan.
Menurut Undang-undang No 25 Tahun 1992, koperasi melandaskan kegiatan
usahanya pada Pancasila dan UUD 1945 (hasil amandemen). Pancasila dijadikan
landasan idil,sementara UUD 1945 dijadikan landasan konstitusional. Dengan
landasan tersebut, kegiatan koperasi dikekola oleh seluruh anggota. Setiap
anggota memilliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan.
Pengelolaan koperasi di indonesia dilakukan berdasarkan asas kekeluargaan.
Selain itu, dalam undang-undang perkoperasian juga dijelaskan fungsi dan peran
koperasi sebagai berikut
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosialnya.
2. Berperasn serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai saka gurunya.
4. Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang
merupakan usaha bersama ber dasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

Dari uraian tersebut, fungsi dan peran koperasi merupakan sesuatu yang
vital bagi perekonomian nasional. Koperasi memuat tujuan yang elevan dengan
tuntutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, baik pedesaan maupun
perkotaan. Pada sisi lain, koperasi juga diharapkan memberikan manfaat secara
konkret kepada anggota dan masyarakat di sekitar lingkungan kerjanya. Apa
sajakah manfaat koperasi yang bisa dirasakan oleh anggota dan masyarakat?

1. Memberikan Kemudahan dan Pelayanan Terbaik


Keberadaan koperasi harus memberikan kemudahan kepada anggota
dalam menikmati berbagai fasilitas. Artinya, fasilitas atau kegiatan usaha yang
disediakan koperasi diharapkan dapat dinikmati oleh anggota secara mudah.
Misalnya, pemberian kredit dengan bunga ringan. Hal ini diharpkan
meningkatkan produktivitas masyarakat sehingga tidak memberatkan dalam
pengembalian dana pinjaman.
2. Sarana Pengembangan Potensi dalam Meningkatkan Taraf Hidup
Setiap anggota memiliki potensi yang tidak sama dan dapat dikembangkan
melalui kegiata koperasi. Anggota yang memiliki potensi ekonomi dapat
disalurkan dengan berinvestasi di koperasi. Sementara itu, anggota yang mahir
berorganisasi dapat menyalurkan potensinya untuk mengelola koperasi dengan
menjadi pengurus. Keterlibatan anggota dalam pengelolaan koperasi akan
memperoleh balas jasa berupa pembagian sisa hasil usaha (SHU). Balas saja
ini akan digunakan oleh anggota untuk meningkatkan taraf hidup menuju
sejahtera
3. Meningkatkan Kualitas Hidup
Kualitas hidup berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup anggota.
Dari manakah kita bisa melihat tingkat kualitas hidup seseorang? Tingkat
kualitas hidup biasanya dilihat dari kesejahteraannya. Semakin tinggi tingkat
kesejahteraannya, semakin besar pula kemampuan seseorang dalam
meningkatkan kesejahteraan anggota berarti dapat meningkatkan kualitas
hidup anggotanya.
4. Memperkukuh Perekonomian Rakyat
Koperasi sebagai saka guru perekonomian berperan dalam membangun
dan mengembangkan kekuatan ekonomi masyarakat. Melalui kegiatan usaha
koperasi, anggota dan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara
mudah. Dengan demikian, koperasi akan membentuk suatu kondisi
perekonomian yang kukuh dan kuat.
Kebermanfaatan koperasi bagi anggota dan masyarakat bisa dirasakan tanpa
upaya untuk mewujudkannya. Oleh karna itu, agar manfaat koperasi dirasakan
oleh berbagai pihak, pengurus koperasi harus melakukan beberapa hal berikut.
1. Menyelenggarakan Organisasi Secara Sehat
Penyelenggaraan koperasi didasarkan pada anggaran dasar yang telah
ditetapkan dalam rapat anggota. Anggaran dasar diterapkan agar setiap
perangkat koperasi menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik. Pada
organisasi koperasi, rapat anggota memiliki kekuasaan tertinggi. Pengurus
menjalankan perannya sesuai yang diamatkan dalam rapat anggota. Pengawas
bertugas mengawasi kinerja pengurus selama satu periode tertentu.
2. Mengembangkan dan Mengelola Usaha Secara Profesional
Keberhasilan suatu usaha ditentukan dalam pengelolaannya selama
periode berjalan. Begitu pula dengan koperasi sebagai badan usaha juga
dituntut untuk dikelola secara sehat. Koperasi haarus bisa memberikan
keuntungan sehingga kegiatan usahanya berkembang. Kondisi ini akan
tercapai jika koperasi termasuk kegiatan usaha yang sehat. Selain itu, kegiatan
usaha termasuk tindakan ekonomi yang dilakukan secara sah berdasarkan
hukum.
3. Menumbuhkan Sikap Mental positif
Perangkat koperasi perlu memiliki sikap mental positif dalam mengelola
koperasi. Sikap ini dapat mendukung keberhasilan kegiatan usaha koperasi.
Oleh karena itu, unit usaha koperasi sebaiknya menyeleksi anggota, pengurus,
dan pengawas agar kegiatan usahanya berjalan lancar. Penyeleksian ini
dilakukan dengan memperhatikan kepentingan bersama bukan kepentingan
subjektif per orangan.

Dari uraian tersebut, anda bisa mengetahui atau menilai tentang kinerja
koperasi di lingkungan sekitar. Apakah koperasi tersebut telah dikelola secara baik
dan sehat. Belum ? Bagaimana peran koperasi bagi kehidupan anggota dan
masyarakat? Apabila kondisi koperasi di sekitar anda masih jauh dari standar
minimal, berarti koperasi tersebut perlu dibenahi. Apabila dikelola secara profesional,
koperasi dapat berkembang menjadi unit usaha yang memberikan keuntungan besar.
Skala usahanya pun juga menjadi lebih besar sehingga memberikan manfaar secara
luas, baik dari aspek sosial maupun ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai