Anda di halaman 1dari 22

DASAR dan BADAN HUKUM KOPERASI

Koperasi adalah suatu badan yang mengelola kegiatan usaha. Koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang per orang atau badan berlandaskan
asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Kegiatan usaha koperasi, merupakan penjabaran dari Undang Undang Dasar


(UUD) 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 pasal 33
ayat (1), koperasi berkedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional,
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional.
Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi ekonomi
yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi demi memajukan
kesejahteraan anggota.
Karena sumber daya ekonomi tersebut terbatas dan dalam mengembangkan
koperasi harus mengutamakan kepentingan anggota. Maka koperasi harus
mampu bekerja seefisien mungkin dan menjalankan prinsip-perinsip koperasi
serta kaedah-kaedah ekonomi.
Ada beberapa perinsip koperasi, antaranya adalah:
1.

Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka

2.

Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis jadi di sini maksudnya

adalah seluruh kegiatan usaha yang dilakukan koperasi harus berdasarkan


keputusan yang diambil melalui Rapat Anggota yang dilangsungkan secara
demokratis.
3.

Sisa hasil usaha (SHU) yang merupakan keuntungan dari usaha yang

dilakukan oleh koperasi dibagi berdasarkan besarnya jasa masing-masing


anggota.
4.

Modal diberi balas jasa secara terbatas dalam hal ini yang dimaksudkan

modal diberi jasa secara terbatas, yaitu apabila seseorang atau badan
memasukkan modal ke koperasi, maka koperasi akan memberikan balas jasa
tetapi secara terbatas, artinya dengan ketentuan jasa yang diberikan itu adalah
atas keputusan Rapat anggota.
5.

Koperasi bersifat mandiri.

Fungsi dan Peran Koperasi

Adalah untuk membangun dan mengembangkan potensi kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial.
Manusia selalu menginginkan agar hidupnya bahagia dan sejahtera.
Kesejahteraan akan tercapai, apabila kita dapat memenuhi kebutuhan hidup
yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani sehingga kebutuhan kedua unsur
tersebut harus terpenuhi secara seimbang.
Kaitannya dengan upaya memenuhi kebutuhan hidup tersebut, kita dapat
memenuhinya melalui usaha sendiri atau usaha bersama. Usaha bersama terasa
lebih ringan daripada usaha sendiri. Mengapa? Sebab setiap usaha apabila
dilakukan secara bersama-sama (berkelompok) akan terasa lebih mudah, lebih
cepat, dan lebih berhasil. Ingat pepatah, Berat sama dipikul, ringan sama
dijinjing.
Dalam usaha bersama setiap anggota kelompok dapat saling melengkapi. Setiap
orang pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga dapat saling menutupi
dan saling membantu. Usaha bersama yang bagaimanakah yang paling sesuai
kita kembangkan di negara kita?
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) tertulis Perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Pasal ini
mengandung pengertian bahwa usaha bersama yang sesuai di negara kita
adalah usaha yang didasarkan pada asas kekeluargaan.
Pengertian koperasi
Dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan
bahwa, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Pada dasarnya koperasi memiliki pengertian sebagai berikut:
a.

Koperasi adalah badan usaha, artinya lembaga yang mengelola usaha.

Misalnya, usaha pertokoan, produksi barang, jasa simpan pinjam dan


usaha perkreditan.
b.

Koperasi ada yang beranggotakan orang, ada pula yang

beranggotakan badan

hukum koperasi. Maksudnya koperasi ada yang

beranggotakan orang-orang ada pula yang beranggotakan beberapa koperasi

yang telah berbadan hukum. Badan hukum koperasi artinya koperasi yang telah
diakui oleh pemerintah sebagai lembaga hukum. Ciri koperasi yang berbadan
hukum adalah memiliki akta pendirian. Koperasi yang mempunyai badan hukum
berhak melakukan tindakan hukum. Misalnya, melakukan perjanjian dengan
pihak lain, kemudian bila ada

masalah bisa menuntut dan dituntut ke

pengadilan.
Cara Mendirikan Koperasi
Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap :
1.

Pertama adalah pengumpulan anggota, karena untuk menjalankan

koperasi membutuhkan minimal 20 anggota.


2.

Kedua, para anggota tersebut akan mengadakan rapat anggota, untuk

melakukan pemilihan pengurus koperasi (ketua, sekretaris, dan bendahara yang


selanjutnya disebut sebagai perangkat manajemen koperasi).
3.

Setelah itu, koperasi tersebut harus merencanakan anggaran dasar dan

anggaran rumah tangga koperasi.


4.

Lalu meminta perizinan dari negara.

5.

Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan benar.

Tujuan dan manfaat koperasi


Segala sesuatu dibentuk atau didirikan tentu mempunyai tujuan.
Apa tujuan dibentuknya koperasi?
Berikut ini adalah tujuan pembentukan koperasi di Indonesia:
a. Memajukan kesejahteraan anggota
b. Memajukan kesejahteraan masyarakat
c. Membangun tatanan ekonomi nasional
Ketiga tujuan tersebut saling berkaitan. Dengan adanya koperasi kebutuhan para
anggota dapat diperoleh di koperasi. Dengan terpenuhinya kebutuhan anggota
maka semakin meningkatlah kesejahteraan anggota koperasi. Dengan
memajukan kesejahteraan anggotanya berarti koperasi juga memajukan
kesejahteraan masyarakat dan memajukan tatanan ekonomi nasional.
Keseluruhan tujuan koperasi tersebut adalah dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Pengertian sederhananya: bahwa koperasi bermanfaat bagi


anggotanya.
Manfaat paling utama adalah anggota dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Misalnya dengan adanya koperasi, anggota dapat meminjam uang pada koperasi
untuk modal usaha.
Contoh sederhana: misalnya koperasi sekolah, biasanya koperasi ini
menyediakan kebutuhan siswa dan guru. Dengan demikian guru dan siswa tidak
perlu jauh-jauh untuk membeli buku tulis, pensil, seragam ataupun makanan
kecil.
Manfaat koperasi bagi anggota tidak hanya memenuhi kebutuhan anggota. Jika
kita menjadi anggota sebuah koperasi, maka kita akan memperoleh manfaat lain
yakni:
a.

Pada akhir tahun setiap anggota mendapat keuntungan yang disebut Sisa

Hasil Usaha (SHU)


b.

Setiap anggota dapat berlatih berorganisasi dan bergotong royong

c.

Setiap anggota dapat berlatih bertanggung jawab

Modal Koperasi
Usaha koperasi dilakukan bersama dan dibangun dengan modal bersama.
Dengan demikian diharapkan koperasi akan lebih maju dibandingkan badan
usaha lain. Menurut Undang-Undang Perkoperasian, modal koperasi terdiri dari
modal sendiri dan modal pinjaman.
Modal sendiri
Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Jumlah simpanan pokok
setiap anggota adalah sama besar. Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
b. Simpanan wajib
Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan anggota dalam
jangka waktu tertentu. Biasanya dibayar tiap bulan. Jumlah simpanan wajib tidak

harus sama untuk tiap anggota. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali
selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
c. Simpanan sukarela
Simpanan sukarela merupakan simpanan yang jumlah dan waktu
pembayarannya tidak ditentukan. Simpanan sukarela dapat diambil anggota
sewaktu-waktu.
d. Dana cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil
Usaha (SHU). Dana cadangan berfungsi untuk memupuk modal sendiri dan untuk
menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
e. Dana hibah.
Dana hibah adalah dana pemberian dari orang atau lembaga lain kepada
koperasi.
Modal pinjaman
Modal pinjaman dapat berasal dari:
a. anggota
b. koperasi lain
c. bank
d. sumber lain yang sah
Salah satu lembaga yang akhir-akhir ini aktif memberikan dana pinjaman dalam
bentuk dana bergulir kepada Koperasi dan UKM adalah:
LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR (LPDB) Kementerian Koperasi dan UKM.
Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi koperasi dan UKM untuk mendapat
pinjaman itu?
Antaranya wajib memenuhi syarat sebagai berikut:
1.

Koperasi Primer dan/atau Sekunder yang telah berbadan hukum.

2.

Berpengalaman menjalankan usaha terkait dengan tujuan penggunaan

Pinjaman/Pembiayaan dan memiliki kinerja baik selama 2 (dua) tahun


terakhir yang ditunjukkan dengan:
a. memperoleh SHU yang positif,
b. melaksanakan RAT tepat waktu.

3.

Untuk seluruh Pinjaman/Pembiayaan dengan plafon di atas

Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), maka dilengkapi dengan laporan


keuangan audited minimal 2 tahun terakhir dengan opini minimal wajar
dengan pengecualian.
4.

Bersedia menandatangani surat perjanjian secara notaril untuk

Pinjaman/Pembiayaan di atas Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah),


sedangkan untuk pinjaman/pembiayaan sampai dengan Rp100.000.000.(seratus juta rupiah) menanda-tangani surat perjanjian secara di bawah tangan.
Ketentuan Pinjaman/Pembiayaan dari LPDB-KUMKM kepada Koperasi adalah
sebagai berikut :
1.

Pinjaman/Pembiayaan diberikan atas dasar analisa kelayakan usaha.

2.

Penggunaan Pinjaman/Pembiayaan untuk modal kerja dan/atau investasi

bagi Koperasi.
3.

Jumlah Pinjaman/Pembiayaan sesuai kebutuhan dan kelayakan usaha.

4.

Jangka waktu Pinjaman/Pembiayaan termasuk masa tenggang sesuai

kelayakan usaha.
5.

Tingkat suku bunga/ jasa Pinjaman/Pembiayaan sesuai dengan tariff yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan.


6.

Pembayaran bunga/jasa Pinjaman/Pembiayaan dilakukan sesuai

kelayakan usaha
7.

yang disetorkan ke Rekening Bunga/Jasa LPDB-KUMKM.

Pengembalian angsuran pokok Pinjaman/Pembiayaan dilakukan sesuai

kelayakan usaha yang disetorkan ke Rekening Pokok LPDB-KUMKM.


8.

Menyerahkan kolateral atas obyek/barang dan/atau kontrak atas

obyek/barang usaha yang dibiayai oleh Pinjaman/Pembiayaan LPDB-KUMKM dan


personal quarantee pengurus dan pengelola (direksi atau manager) koperasi.
9.

Dalam hal LPDB-KUMKM memandang perlu penjaminan

Pinjaman/Pembiayaan, maka Koperasi wajib melakukan penjaminan atas


Pinjaman/Pembiayaan yang diterima kepada perusahaan penjamin/asuransi
kredit.
Koperasi yang memenuhi persyaratan dapat mengajukan surat permohonan
Pinjaman/Pembiayaan kepada LPDB-KUMKM dengan melampirkan kelengkapan
sebagai berikut:

1.

Profil Koperasi yang berisi antara lain: kegiatan usaha, pengurus dan

pengelola koperasi, serta unit-unit usaha yang ada.


2.

Proposal Pinjaman/Pembiayaan yang berisikan antara lain kebutuhan

jumlah Pinjaman/Pembiayaan, rencana penggunaan

Pinjaman/Pembiayaan,

rencana penggunaan pinjaman/pembiayaan, rencana pendapatan dan rencana


pengembalian pinjaman/pembiayaan yang tertuang dalam proyeksi cashflow
dan perhitungan hasil usaha (rugi laba).
3.

Kelengkapan legalitas Koperasi, antara lain photo copy Akta Pendirian

dan AD/ART, serta perijinan lainnya.


4.

Laporan pertanggungjawaban pengurus pada RAT untuk 2 (dua) tahun

buku terakhir.
5.

Photo copy KTP pengurus Koperasi, sesuai dengan hasil RAT terakhir.

6.

Laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir. Untuk permohonan

Pinjaman/Pembiayaan kumulatif di atas Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah),


disertai dengan opini akuntan public.
7.

Surat Permohonan ditembuskan kepada Dinas/Badan Provinsi dan

Kabupaten/Kota dimana Koperasi berdomisili.


Monitoring dan Evaluasi (MONEV)
Koperasi sektor Riil harus bersedia menyampaikan laporan kepada LPDB
mengenai:
1.

Koperasi wajib menyampaikan laporan realisasi pencairan dan

penggunaan Pinjaman/Pembiayaan kepada LPDB-KUMKM paling lambat 3 (tiga)


bulan sejak dana pinjaman/pembiayaan masuk di rekening koperasi dan/atau
rekening yang ditunjuk sesuai kesepakatan.
2.

Laporan sebagaimana yang dimaksud pada angka 1 ditembuskan

kepada Dinas/Badan Provinsi dan Dinas/Badan Kabupaten/Kota.


3.

LPDB-KUMKM secara periodik memonitor, mengevaluasi dan melaporkan


perkembangan Pinjaman/Pembiayaan yang diberikan sebagaimana dimaksud
dalam Petunjuk teknis ini kepada Menteri Negara Koperasi dan UKM dan

Menteri Keuangan.
Kelengkapan dan Kegiatan Koperasi
Koperasi memiliki tiga kelengkapan yaitu, rapat anggota, pengurus,
dan pengawas.

Rapat anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat
anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan
pengawas mengenai pengelolaan koperasi. Rapat anggota diadakan paling
sedikit sekali dalam setahun. Hal yang dilakukan dalam rapat anggota tahunan
antara lain:
a. Menetapkan anggaran dasar
b. Memilih, mengangkat dan memberhentikan pengurus serta pengawas
c. Meminta laporan pertanggungjawaban pengurus
d. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha
Di dalam koperasi, setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama.
Kewajiban anggota koperasi adalah sebagai berikut :
a. Mentaati peraturan koperasi
b. Menghadiri rapat anggota
c. Membayar iuran atau simpanan pokok dan simpanan wajib
Sedangkan hak-hak anggota koperasi antara lain sebagai berikut:
a. Mengajukan usul dalam suatu rapat
b. Mendapat keuntungan atas Sisa Hasil Usaha (SHU)
c. Dipilih menjadi pengurus koperasi
d. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara
sesama anggota
e. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan Koperasi
Pengurus
Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota.
Masa jabatan pengurus paling lama lima tahun. Untuk pertama kali,
susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian.
Kegiatan yang harus dilakukan oleh pengurus koperasi antara lain:
a.

Mengelola koperasi dan usahanya

b.

Menyelenggarakan rapat anggota

c.

Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan


tugas

Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota. Pengawas
bertanggungjawab pada rapat anggota. Semua hasil pengawasan yang dilakukan
oleh pengawas harus dirahasiakan dari pihak luar koperasi. Hal yang harus
dilakukan oleh pengawas koperasi antara lain:
a. Mengawasi pelaksanaan dan pengelolaan koperasi
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan
c. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
Macam-Macam Koperasi
Koperasi dapat kita kelompokan berdasarkan jenis usahanya, keanggotaannya
dan tingkatannya.
Berdasarkan jenis usahanya
Berdasarkan jenis usahanya koperasi dapat kita bedakan sebagai berikut:
a. Koperasi produksi
Koperasi jenis ini melakukan usaha produksi atau menghasilkan barang. Barangbarang yang dijual di koperasi adalah hasil produksi anggota koperasi. Bagi para
anggota yang memiliki usaha, dapat memasok hasil produksinya ke koperasi.
Misalnya, berupa hasil kerajinan, pakaian jadi, dan bahan makanan.
b. Koperasi konsumsi
Koperasi ini menyediakan semua kebutuhan para anggota dalam bentuk barang
antara lain berupa bahan makanan, pakaian, alat tulis atau peralatan rumah
tangga.
c. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Koperasi ini melayani para anggotanya untuk menabung dengan mendapatkan
imbalan jasa. Bagi anggota yang memerlukan dana dapat meminjam dengan
memberikan jasa kepada koperasi. Pengembalian pinjaman dilakukan dengan
mengangsur. Jasa yang diberikan kepada penabung dan jasa yang diterima
koperasi dari peminjam sesuai dengan kesepakatan pada rapat anggota.
d. Koperasi Serba Usaha (KSU)

Koperasi Serba Usaha (KSU) terdiri atas berbagai jenis usaha. Seperti menjual
kebutuhan pokok dan barang-barang hasil produksi anggota, melayani simpan
pinjam dan pelayanan jasa.
Berdasarkan keanggotaannya
Berdasarkan keanggotaannya koperasi dapat dibedakan antara lain:
a. Koperasi Pegawai Negeri (KPN)
Koperasi ini beranggotakan para pegawai negeri baik pegawai pusat maupun
daerah. Koperasi pegawai negeri didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan
para pegawai negeri.
b. Koperasi Pasar (Koppas)
Koperasi ini beranggotakan para pedagang pasar. Pada umumnya pedagang di
setiap pasar mendirikan koperasi untuk melayani kebutuhan yang berkaitan
dengan kegiatan para pedagang. Misalnya modal dan penyediaan barang
dagangan. Di tingkat kabupaten atau provinsi terdapat Pusat Koperasi Pasar
(Puskoppas) yang bertujuan memberikan bimbingan kepada koperasi pasar yang
ada di wilayah binaannya.
c. Koperasi Unit Desa (KUD)
Koperasi Unit Desa beranggotakan masyarakat pedesaan. Koperasi ini
melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan dengan
pertanian atau perikanan (nelayan). Beberapa usaha KUD, antara lain:
1)

Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit tanaman,

obat pemberantas hama, dan alat-alat pertanian.


2)

Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas penyuluh

lapangan

kepada para petani.

d. Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah beranggotakan warga sekolah yaitu guru, karyawan, dan siswa.
Koperasi sekolah biasanya menyediakan kebutuhan warga sekolah. Misalnya alat
tulis menulis, buku-buku pelajaran, serta makanan. Keberadaan koperasi sekolah
sangat penting. Selain menyediakan kebutuhan bagi warga sekolah, juga sebagai
sarana pendidikan bagi siswa untuk belajar berorganisasi dalam bentuk usaha
bersama.
Berdasarkan Tingkatannya
Berdasarkan tingkatannya koperasi dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Koperasi primer
Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan orang-orang. Anggota
koperasi primer paling sedikit 20 orang.
b. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder merupakan koperasi yang beranggotakan beberapa koperasi.
Koperasi sekunder meliputi:
- Pusat koperasi
Pusat koperasi merupakan koperasi yang anggotanya paling sedikit lima buah
koperasi primer dan berada di satu kabupaten/kota.
- Gabungan koperasi
Gabungan koperasi merupakan koperasi yang anggotanya paling sedikit tiga
buah pusat koperasi. Wilayahnya meliputi satu provinsi atau lebih.
- Induk koperasi
Induk koperasi merupakan koperasi yang anggotanya paling sedikit tiga buah
gabungan koperasi.
Peran Koperasi dalam Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
Setiap orang dewasa dapat menjadi anggota sebuah koperasi. Keanggotaan
koperasi bersifat terbuka dan sukarela. Terbuka artinya anggota koperasi terbuka
bagi siapa saja sesuai dengan jenis koperasinya. Keanggotaan koperasi tidak
membedakan suku, derajat maupun agama.
Sukarela artinya keanggotaan koperasi tidak atas paksaan. Setiap anggota
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Sesuai dengan pengertian koperasi
bahwa koperasi merupakan kegiatan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan.
Maka tujuan utama koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Dengan adanya koperasi anggota yang membutuhkan kebutuhan
pokok dapat membeli di koperasi dengan harga yang lebih murah. Anggota yang
membutuhkan pinjaman modal usaha dapat meminjam di koperasi. Dengan
demikian para anggota dapat terbebas dari rentenir yang meminjamkan uang
dengan bunga sangat tinggi.
Bagi anggota yang memiliki hasil produk tertentu juga dapat menjualnya di
koperasi. Demikian pula para petani di desa juga dapat terhindar dari tengkulak
yang membeli hasil panen dengan harga seenaknya.

Koperasi bisa mendapatkan untung. Keuntungan koperasi bisa diperoleh antara


lain dari laba penjualan dan jasa peminjaman. Meskipun koperasi tidak
mengambil laba penjualan atau jasa peminjaman yang besar. Namun apabila
koperasi berjalan dengan lancar keuntungan koperasi pun bisa menjadi besar
pula.
Keuntungan koperasi akan dikembalikan kepada anggota sebagai SHU (Sisa Hasil
Usaha). Tentu saja setelah dikurangi biaya-biaya operasional. Pembagian
keuntungan atau sisa hasil usaha ini dibagi secara adil sehingga tidak ada yang
dirugikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki peran yang besar
di masyarakat. Jika banyak orang yang dapat mengambil kemanfaatan koperasi
maka ekonomi masyarakat pun akan kuat. Oleh karena itu tak heran jika
koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang utama perekonomian di Indonesia.
Kelebihan koperasi di Indonesia
Hal-hal yang menjadi kelebihan koperasi di Indonesia adalah:
a.

Bersifat terbuka dan sukarela.

b.

Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib tidak memberatkan

anggota.
c.

Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan

besarnya modal
d.

Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan semata-

mata mencari keuntungan.


Namun di balik kelebihan itu, ada juga hal yang menjadi kelemahan koperasi di
Indonesia, yaitu:
a. Koperasi sulit berkembang karena modal terbatas.
b. Kurang cakapnya pengurus dalam mengelola koperasi.
c. Pengurus kadang-kadang tidak jujur.
d. Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya.
Manfaat Koperasi Bagi Masyarakat
Prinsip pendirian koperasi adalah sebagai usaha bersama yang ditujukan untuk
kemakmuran anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Pendirian koperasi juga harus mendapat pengesahan sedagai badan hukum

koperasi dari pihak yang berwenang. Sejauh ini koperasi dengan prinsip usaha
bersama atas asas kekeluargaan banyak menolong/membantu para anggotanya.
Manfaat koperasi yang tercermin dari tujuannya adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota baik dalam tataran ekonomi maupun sosial.
Kesejahteraan yang erat kaitannya dengan pemanfaatan jasa dari koperasi ikut
membantu anggota dalam menghadapi kesulitan terutama yang menyangkut
persoalan keuangan.
Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi juga menjadi salah satu elemen penting dalam
meningkatkan kesejahteraan para anggota. SHU sendiri dibagikan kepada para
anggota koperasi berdasarkan kesepakatan anggota yang biasanya terakumulasi
dari penghitungan jasa kepada koperasi.
Adapun SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku setelah dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lain (termasuk
pajak ) dan besarnya SHU yang dibagikan kepada masing-masing anggota
sebanding dengan jasa yang dilakukan oleh anggota tersebut.
Sebagai badan usaha yang ditujukan untuk kepentingan bersama, kesejahteraan
anggota koperasi mutlak harus didahulukan karena anggota koperasi adalah
elemen terpenting yang menjadi roda penggerak koperasi.
Koperasi dapat tumbuh dan berkembang tergantung pada partisipasi aktif
anggota, di mana partisipasi menentukan kelangsungan dan berkembangnya
lapangan usaha atau unit usaha koperasi. Dengan demikian tanggungjawab
berupa kesadaran berkoperasi sangat diperlukan dan menjadi perhatian agar
koperasi dapat hidup tumbuh dan berkembang maju.
Kesadaran berkoperasi yang dimaksud antara lain:
a)

keinginan untuk memajukan koperasi,

b)

kesanggupan mentaati peraturan dalam koperasi seperti kewajiban

terhadap simpan pinjam,


c)

mentaati ketentuan-ketentuan baik sebagai anggota, pengurus dan

badan pengawas,
d)

membina hubungan sosial dalam koperasi,

e)

melakukan pengawasan terhadap jalannya koperasi.

Dalam tata perekonomian Indonesia, fungsi koperasi tertuang dalam UndangUndang No.25 Tahun 1992 Pasal 4 tentang Perkoperasian, yakni:

a)

membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi

anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan


kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b)

berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat;


c)

memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;


d)

berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan


demokrasi ekonomi.
Fungsi koperasi untuk mencapai tujuan seperti yang dimaksud akan sulit tercapai
apabila koperasi yang dijalankan tidak berdasarkan atas asas kekeluargaan serta
gotong royong yang mengandung unsur kerja sama.
Agar koperasi dapat berfungsi dan memiliki nilai manfaat bagi anggota dan
masyarakat sekaligus menunjang perkembangan perekonomian nasional, maka
koperasi perlu mendapat perhatiaan dari pemerintah.
Peranan pemerintah dalam gerakan koperasi antara lain dengan:
a)

memberi bimbingan berupa penyuluhan, pendidikan ataupun melakukan

penelitian bagi perkembangan koperasi serta bantuan konsultasi terhadap


permasalahan koperasi;
b)

melakukan pengawasan termasuk memberi perlindungan terhadap

koperasi berupa penetapan bidang kegiatan ekonomi yang telah berhasil


diusahakan oleh
c)

koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya;

memberikan fasilitas berupa kemudahan permodalan, serta

pengembangan jaringan usaha dan kerja sama.


Peran pemerintah ini penting agar keberadaan koperasi terus berkembang maju.
Apalagi isu keberadaan koperasi saat ini berdasarkan tujuan jangka pendek
adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kebodohan, dalam arti bahwa
keberadaan koperasi dapat dimanfaatkan oleh para anggota hingga mereka dan
masyarakat tidak kekurangan sandang, pangan maupun papan.
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.


Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya.
Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi yaitu:
1.

Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota

koperasi;
2.

Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota

koperasi yang memiliki lingkup lebih luas.


Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi 1998),
disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan badan
usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda
maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi.
Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,
dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan
yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil
Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam
koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar
pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota
Pada pertengahan bulan oktober tahun 2012, Dewan Perwakilan Rakyat
mengadakan sidang paripurna untuk membahas pergantian UU Koperasi No.25
tahun 1992 menjadi UU No.17 tahun 2012. Dalam rapat tersebut Mentri koperasi
dan UKM Syarifuddin hasan mendorong percepatan realisasi atau revisi Undang
Undang No.25 tahun 1992 dengan dasar pengembangan dan pemberdayaan
koperasi nasional dalam kebiakan pemerintah selayaknya mencerminkan nilai
dan prinsip perkoperasian sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi
aspirasi dan kebutuhan para anggotanya.
Ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan
gerakan koperasi yang dirumuskan bersama antara Kementerian Koperasi dan
UKM, Kementerian Hukum Dan Ham serta Dewan Perwakilan Rakyat.
Pertama, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar
penyelarasan bagi rumusan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan
hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA).

Kedua, untuk mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka


pendirian koperasi ha-rus melalui akta otentik. Pemberian status dan
pengesahan perubahan anggaran dasar merupakan wewenang dan
tanggungjawab Menteri.
Ketiga, dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan
modal awal Koperasi, serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal
Koperasi terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal
awal.
Selisih hasil usaha, yang meliputi surplus hasil usaha dan defisit hasil usaha,
pengaturannya dipertegas dengan kewajiban penyisihan kecadangan modal,
serta pembagian kepada yang berhak.
Keempat, ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup
pengelolaan maupun penjaminannya. KSP ke depan hanya dapat menghimpun
simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota.
Koperasi Simpan Pinjam harus berorientasi pada pelayanan pada anggota,
sehingga tidak lagi dapat disalahgunakan pemodal yang berbisnis dengan badan
hukum koperasi. Unit simpan pinjam koperasi dalam waktu 3 (tiga) tahun wajib
berubah menjadi KSP yang merupakan badan hukum koperasi tersendiri.
Selain itu, untuk menjamin simpanan anggota KSP diwajibkan menjaminkan
simpanan anggota. Dalam kaitan ini pemerintah diamanatkan membentuk
Lembaga Penjamin Simpanan Anggota Koperasi Simpan Pinjam (LPS - KSP)
melalui Peraturan Pemerintah (PP).
Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah yang sangat
fundamental dalam pemberdayaan koperasi, sehingga koperasi dapat
meningkatkan kepercayaan anggota untuk menyimpan dananya di koperasi.
Pemerintah juga memberi peluang berkembangnya koperasi dengan pola syariah
yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Kelima, pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih
diintensifkan. Dalam kaitan ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk
Lembaga Pengawas Koperasi Simpan Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab
kepada Menteri melalui peraturan pemerintah.
Hal tersebut dilakukan pemerintah, merupakan upaya nyata agar KSP benarbenar menjadi Koperasi yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, dan sebagai

entitas bisnis yang dapat dipercaya dan sejajar dengan entitas bisnis lainnya
yang telah maju dan berkembang dengan pesat dan profesional.
Keenam, dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong
membentuk suatu lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari
anggota serta membentuk dana pembangunan, sehingga pada suatu saat nanti.
Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) akan dapat sejajar dengan organisasi
Koperasi di negara-negara lain, yang mandiri dapat membantu Koperasi dan
anggotanya.
Mencermati UU yang baru tersebut, ada beberapa hal yang memerlukan
perhatian khusus segenap pegiat koperasi, sebab hal ini berkaitan dengan
penyesuain di tingkat operasionalisasi organisasi dan usaha koperasi.
Sebagai bagian Dari gerakan koperasi, segenap penggerak koperasi perlu
membaca secara utuh, mempelajari dan menjadikan dasar dalam mengelola
organisasi dan usaha koperasi. Sebagai sebuah awalan, berikut ini disampaikan
bebapa cuplikan isi UU No. 17 Tahun 2012
A
TENTANG ORGANISASI
1.

Jenis koperasi hanya 4 (empat) yaitu; produsen, konsumen, KSP dan jasa

lainnya (Pasal 83)


2.

Pencantuman jenis koperasi dalam Anggaran Dasar Koperasi. (Pasal 82)

3.

Koperasi wajib mempunyai tujuan dan kegiatan usaha yang sesuai dengan

jenisnya (Pasal 18)


4.

Pendirian koperasi dengan akta notaris (Pasal 9)

5.

Koperasi dilarang memakai nama yang telah dipakai secara sah oleh

koperasi lain dalam satu kabuaten atau kota


6.

Nama untuk koperasi sekunder harus di akhiri dengan sebutan (Skd) (Pasal

17)
7.

akan dibentuk Lembaga Penjamin Simpanan KSP (Pasal 94)

8.

akan dibentuk Lembaga Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam (Pasal 100)

9.

Koperasi dapat menjalankan usaha atas dasar prinsip ekonomi syariah

(pasal 87, ayat 3)


10. KSP dilarang berinvestasi pada usaha sektor riil (pasal 93, ayat 5)

11. KSP harus memperoleh izin usaha dari mentri (Pasal 88)
B
TENTANG KELEMBAGAAN
B.1. Rapat Anggota
1.

Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus

diselenggarakan paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Koperasi


ditutup (Pasal 36, poit 1 Ayat 2).
2.

Undangan kepada anggota untuk menghadiri Rapat Anggota di kirim

oleh pengurus paling lambat 14 hari sebelum rapat anggota di selenggarakan


(Pasal 34, ayat 4)
3.

undangan juga meliputi pemberitahuan bahwa bahan yang akan di bahas

dalam rapat anggota tersedia di koperasi. (pasal 34, Ayat (5)


B.2. Pengawas
1.

Pengawas, pengurus dan pengelola harus memiliki standar kompetensi.

(Pasal 92)
2.

Pengawas mengusulkan dan memberhentikan (sementara) pengurus

(Pasal 50)
3.

Pengawas mengusulkan calon pengurus (Pasal 50, Ayat 1 poin a)

4.

memberhentikan pengurus untuk sementara waktu dengan menyebutkan

alasannya (Pasal 50, Ayat 2 poin e)


B.2. Pengurus
1.

Pengawas, pengurus dan pengelola harus memiliki standar kompetensi.

(Pasal 92)
2.

Pengurus di pilih dari orang perseorangan, baik anggota maupun non

anggota (Pasal 55)


3.

pengurus dipilih dan diangkat pada rapat anggota atas usulpengawas

(Pasal 56, Ayat 1 )


4.

Gaji dan tunjangan setiap pengurus di tetapkan oleh Rapat Anggota atas

usul pengawas (Pasal 57)


C
TENTANG KEANGGOTAAN dan PERMODALAN

C.1. KEANGGOTAAN
1.

keanggotaan koperasi bersifat terbuka. (Pasal 26, ayat 3)

2.

Keanggotaan Koperasi tidak bisa di pindah tangankan (Padal 28, Ayat 2)

3.

KSP wajib mendaftarkan non-anggota menjadi anggota koperasi paling

lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Undang-Undang ini (Pasal 123)


C.2. PERMODALAN
1.

Modal awal terdiri dari setoran pokok dan sertifikat modal koperasi (Pasal

66, Ayai 1)
2.

selain modal awal : (i) hibah; (ii) modal penyertaan; (iii) modal pinjaman

yang berasal dari anggota;koperasi lainnya; bank dan lembaga keuangan


lainnya; penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; pemerintah dan
pemerinrah daerah (Pasal 66, Ayat 2).
3.

Setoran pokok tidak dapat dikembalikan (Pasal 67)

4.

Setiap Anggota Koperasi harus membeli Sertifikat Modal Koperasi yang

jumlah minimumnya ditetapkan dalam Anggaran Dasar. (Pasal 68, ayat 1)


5.

Koperasi harus menerbitkan Sertifikat Modal Koperasi dengan nilai nominal

per lembar maksimum sama dengan nilai Setoran Pokok. (Pasal 68, ayat 2)
6.

Pembelian Sertifikat Modal Koperasi dalam jumlah minimum sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) merupakan tanda bukti penyertaan modal Anggota di
Koperasi. (Pasal 68, ayat 3)
7.

Sertifikat Modal Koperasi tidak memiliki hak suara. (Pasal 69, ayat 1)

8.

Sertifikat Modal Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikeluarkan atas nama. (Pasal 69, ayat 2)


9.

Nilai nominal Sertifikat Modal Koperasi harus dicantumkan dalam mata

uang Republik Indonesia. (Pasal 69, ayat 3)


10. Penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dapat dilakukan dalam bentuk
uang dan/atau dalam bentuk lainnya yang dapat dinilai dengan uang. (Pasal 69,
ayat 4)
11. Dalam hal penyetoran atas Sertifikat Modal Koperasi dalam bentuk lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan penilaian untuk memperoleh
nilai pasar wajar. (Pasal 69, ayat 5)

12. Koperasi dapat menerima Modal Penyertaan dari; (i) Pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau; (ii) masyarakat
berdasarkan perjanjian penempatan Modal Penyertaan. (pasal 75 ayat 01)
13. Pemerintah dan/atau masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berhak mendapat bagian keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai
dengan Modal Penyertaan. (pasal 75 ayat 04).
14. Perjanjian penempatan Modal Penyertaan dari masyarakatsebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b sekurang-kurangnya memuat: (i)
besarnya Modal Penyertaan; (ii) risiko dan tanggung jawab terhadap kerugian
usaha; (iii) pengelolaan usaha; dan (iv) hasil usaha. (Pasal 76)
D
SHU
1.

Mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan Rapat Anggota,

Surplus Hasil Usaha disisihkan terlebih dahulu untuk Dana Cadangan dan sisanya
digunakan seluruhnya atau sebagian untuk: (i) Anggota sebanding dengan
transaksi usaha yang dilakukan oleh masing-masing Anggota dengan Koperasi;
(ii) Anggota sebanding dengan Sertifikat Modal Koperasi yang dimiliki; (iii)
pembayaran bonus kepada Pengawas, Pengurus, dan karyawan Koperasi; (iv)
pembayaran kewajiban kepada dana pembangunan Koperasi dan kewajiban
lainnya; dan/atau; (v) penggunaan lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
(Pasal 78, ayat 1)
2.

Koperasi dilarang membagikan kepada Anggota Surplus Hasil Usaha yang

berasal dari transaksi dengan non-Anggota. (Pasal 78, ayat 2)


3.

Surplus Hasil Usaha yang berasal dari non-Anggota sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan untuk mengembangkan usaha Koperasi
dan meningkatkan pelayanan kepada Anggota.(Pasal 78, ayat 3)
E
MULAI BERLAKU
1.

Disahkan di jakarta, 29 Oktober 2012, di tanda tangani oleh Presiden RI

2.

Di Undangkan di Jakarta, 30 Oktober 2012 oleh Kemenhumkan RI

3.

UU No 17 Tahun 2012 ini berlaku sejak di undang-undangkan.

4.

Peraturan Perundang-undangan sebagai pelaksanaan Undang-Undang di

teteapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak di undang-undang kan.

F
PR BESAR DALAM PENYESUAIAN
1.

Pemisahan dari KSU menjadi koperasi sesuai jenis yang di atur oleh UU no

17 tahun 2012
2.

Konversi permodalan koperasi dari simpanan pokok, simpanan wajib,

simpanan sukarela menjadi setoran pokok dan sertifikat modal koperasi


3.

Kompetensi pengurus, pengawas dan pengelola.

Pada akhirnya, pada tanggal 18 oktober 2012 DPR mengesahkan UndangUndang (UU) Perkoperasian yang baru. Anggota DPR yakin, UU baru ini bakal
melindungi masyarakat dari praktik penipuan yang mengatasnamakan koperasi.

"UU Perkoperasian yang baru ini akan menggantikan UU No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian yang telah berumur 20 tahun. UU baru ini diharapkan
dapat merevitalisasi peran koperasi dalam perekonomian nasional sekaligus
menjawab berbagai tantangan era baru ini. Juga melindungi masyarakat dari
praktik-praktik penipuan yang mengatasnamakan koperasi," tutur Wakil Ketua
Fraksi PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan sekaligus Anggota Panja RUU
Perkoperasian Sohibul Iman dalam keterangannya, Kamis (18/10/2012).
Dia mengatakan, koperasi memiliki peran strategis dalam tata ekonomi nasional
berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalam rangka
menciptakan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Karena itu, perlu adanya regulasi, kelembagaan, dan infrastruktur yang kuat. UU
Perkoperasian baru ini, ujar Sohibul, bakal jadi infrastruktur hukum dan
memberikan ruang yang luas untuk pengembangan koperasi di Indonesia.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan
pentingnya sosialiasi dilakukan secara menyeluruh, karena rangkaian sosialisasi
sangat panjang hingga menyentuh lapisan masyarakat paling bawah.
Semakin panjang rangkaian sosialiasi, miss-leading makin berpeluang. Karena
itu, seluruh instansi pemerintah melalui bidang kehumasan harus optimal,
katanya pada pertemuan Forum Badan Koordinasi Humas (Bakohumas) di
Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM hari ini, Kamis (13/12/2012).

Sosialisasi Undang-undang Perkoperasian Nomor 17 Tahun 2012 menjadi penting


bagi pemerintah, karena merupkan pengimplementasian ekonomi kerakyatan
melalui koperasi yang ditetapkan sebagai salah satu pilar perekonomian nasional
bersama Perusahaan BUMN.
Menurut dia, Bidang Hubungan Masyarakat di setiap instansi pemerintah, harus
mampu menjelaskan posisi koperasi dalam sistem perekonomian Indonesia
kepada masyarakat luas. Artinya, koperasi yang benar-benar menjalankan
prinsip perkoperasian sesuai undang-undang.
Jika ada koperasi menyalahkangunakan wewenang dengan cara membawa lari
dana anggotanya, itu pasti bukan koperasi yang berbadan hukum koperasi. Akan
tetapi usaha yang mengatasnamakan badan usaha koperasi.

KANTOR HUKUM KALINGGA


Jl. Pamularsih Raya No. 104 A Semarang
Jl. Pati Juwana Km. 3 Pati
(024) 76670350
0818 05887468
2AB48511
kantorhukumkalingga@gmail.com
kantorhukumkalingga@yahoo.com
kantorhukumkalingga.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai