Anda di halaman 1dari 3

Manfaat Berkoperasi

Koperasi merupakan organisasi atau badan usaha yang dimiliki dan dioperasikan
oleh para anggotanya untuk memenuhi kepentingan bersama. Secara etimologi istilah
koperasi berasal dari kata co-operation yang berarti kerja sama. Jadi, setiap anggota
memiliki tugas dan tanggung jawab dalam operasional koperasi serta memiliki hak
suara yang sama dalam pengambilan keputusan. Menurut Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2012 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh
orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan
prinsip koperasi. Menurut Bapak Koperasi Indonesia yakni Mohammad Hatta atau yang
akrab dipanggil Bung Hatta, koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib
penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

Koperasi pertama kali diperkenalkan oleh seorang berkebangsaan Skotlandia,


yang bernama Robert Owen (1771-1858). Setelah koperasi berkembang dan diterapkan
di beberapa negara-negara eropa, koperasi pun mulai masuk dan berkembang di
Indonesia. Di Indonesia koperasi mulai diperkenalkan oleh Patih R.Aria Wiria Atmaja
pada tahun 1896, dengan melihat banyaknya para pegawai negeri yang tersiksa dan
menderita akibat bunga yang terlalu tinggi dari rentenir yang memberikan pinjaman
uang. Melihat penderitaan tersebut Patih R.Aria Wiria Atmaja lalu mendirikan Bank
untuk para pegawai negeri, beliau mengadopsi system serupa dengan yang ada di
jerman yakni mendirikan koperasi kredit. Beliau berniat membantu orang-orang agar
tidak lagi berurusan dengan renternir yang pasti akan memberikan bunga yang tinggi.
seorang asisten residen Belanda bernama De Wolffvan Westerrode, merespon tindakan
Patih R.Aria Wiria, sewaktu mengunjungi Jerman De Wolffvan Westerrode
menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi
Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Setelah itu koperasi mulai cepat
berkembang di Indonesia, hal ini juga didorong sifat orang-orang Indonesia yang
cenderung bergotong royong dan kekeluargaan sesuai dengan prinsip koperasi. Bahkan
untuk mengansitipasi perkembangan ekonomi yang berkembang pesat pemerintahan
Hindia-Belanda pada saat itu mengeluarkan peraturan perundangan tentang
perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun
1915, lalu pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang
mengatur Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun
1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-
Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu, hanya
diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan hukum Barat, sedangkan
Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra.

Diera sekarang koperasi telah banyak didirikan dan jenisnya pun semakin
beragam tergantung kebutuhan masyarakat.Ada beberapa jenis koperasi yang
disebutkan di dalam UU nomor 25 tahun 1992 Pasal 15. Pada pasal 15  ada dua jenis
koperasi, yaitu koperasi primer dan sekunder. Koperasi primer adalah koperasi yang

1
didirikan oleh orang atau seseorang serta beranggotakan lebih dari 20 orang. Koperasi
sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh koperasi yang beranggotakan koperasi
juga. Selain koperai tersebut terdapat juga koperasi yang digolongkan berdasarkan jenis
usahanya, yakni koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi jasa, koperasi simpan
pinjam. Koperasi produsen adalah koperasi yang menyediakan sarana kepada produsen
untuk melakukan produksi. Produk berasal dari anggota dan ditawarkan dengan harga
yang relative lebih tinggi untuk kemudian dijual kepada anggota dan non-anggota.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyediakan kegiatan usaha berupa barang
untuk kebutuhan anggota dan non-anggota. Koperasi simpan pinjam adalah koperasi
yang melayani anggota dan non-anggota dengan melakukan jasa simpan-pinjam sebagai
satu-satunya kegiatan usaha lembaga.
Setiap organisasi atau lembaga memiliki fungsi dan tujuannya masing – masing,
termasuk koperasi. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 4, fungsi dari
koperasi adalah membangun dan meningkatkan potensi ekonomi para anggota dan juga
masyarakat secara umum sehingga kesejahteraan sosial dapat terwujud, meningkatkan
kualitas hidup anggotanya dan masyarakat, memperkuat perekonomian rakyat sebagai
dasar kekuatan dan ketahanan ekonomi nasional di mana koperasi menjadi fondasinya,
dan mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang lebih baik melalui
usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Pembentukan
koperasi bertujuan untuk membantu memperbaiki taraf hidup maupun ekonomi para
anggotanya serta masyarakat sekitar, membantu pemerintah mewujudkan kehidupan
masyarakat yang adil dan makmur, dan meningkatkan tatanan perekonomian di
Indonesia.

 Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.Yang


dapat menjadi anggota koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu
melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana
ditetapkandalam anggaran dasar. Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang
persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam anggaran dasar.
Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup
usaha koperasi. Keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat
sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dipenuhi. Keanggotaan koperasi tidak dapat
dipindahtangankan dan setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama
terhadap koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar. Adapun kewajiban
angoota koperasi, yaitu  mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta
keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota, berpartisipasi dalam kegiatan
usaha yang diselenggarakan oleh koperasi, dan mengembangkan dan memelihara
kebersamaan berdasar atas asas kekeluargaan.
Perangkat organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, dan
pengawas. Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar.
Dalam rapat anggota ada beberapa hal yang ditetapkan, yakni anggaran dasar,
menetapkan kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi,
menetapkan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian Pengurus dan pengawas,
pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan tugasnya, pembagian
sisa hasil usaha, dan penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran
koperasi.Pengurus  adalah orang-orang yang dipilih untuk masa jabatan paling lama

2
lima tahun sesuai dengan anggaran koperasi. Sepertiga anggota pengurus koperasi dapat
dipilih dari orang-orang yang bukan anggota koperasi, sedangkan sisanya sebesar dua
pertiga adalah harus benar-benar berasal dari anggota koprasi.  Pengurus koprasi
bertanggung jawab langsung kepada rapat anggota. Tugas dan kewajiban pengurus
koperasi adalah memimpin organisasi dan usaha koperasi serta mewakilinya di muka
dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan-keputusan rapat anggota. Secara umum
pengurus terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Pengawas adalah
struktur koperasi disamping rapat anggota dan pengurus koperasi. Pengawas ini
memiliki tugas dan wewenang dalam suatu koperasi.Tugas dari seorang pengawas
adalah  melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi dan membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. Dan wewenang
dari seorang pengawas adalah  meneliti catatan yang ada pada koperasi dan
mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Dalam suatu koperasi juga terdapat
karyawan yang bertugas mengerjakan seluruh tugas atau pekerjaan yang telah
ditentukan oleh pengurus koperasi.
Setiap koperasi memiliki pendapatan atau yang biasa disebut Sisa Hasil Usaha
atau SHU. Sisa Hasil Usaha koperasi adalah pendapatan suatu koperasi yang diperoleh
dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Pembagian SHU kepada anggota dilakukan
tidak hanya berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga
berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini
merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi
dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh
masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota. Besarnya
pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota. Penetapan besarnya
pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya ditetapkan oleh rapat anggota
sesuai dengan AD/ART koperasi. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota
akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap
pembentukan pendapatan koperasi. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota
dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima

Anda mungkin juga menyukai