Anda di halaman 1dari 17

Ejaan

1.Penggunaan Huruf Kapital


a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat
Contoh huruf kapital adalah:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang termasuk julukan
Misalnya:
Dewi Sartika
Halim Perdanakusuma
Jenderal Kancil
Dewa Pedang
Catatan penting :
A.Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya: ikan mujair, mesin diesel, 5 ampere, dan 10 volt.
B.Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari',
seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini, Siti Fatimah binti Salim, Indani boru Sitanggan, Charles
Adriaan van Ophuijsen, Ayam Jantan dari Timur, dan Mutiara dari Selatan.
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Mereka berhasil meraih medali emas," katanya.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan
Misalnya:
Islam Alquran
Kristen Alkitab
Hindu Weda
Tuhan
Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri rahmat.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang
mengikuti nama orang
Contoh huruf kapital adalah:
Sultan Hasanuddin
Mahaputra Yamin
Haji Agus Salim
Imam Hambali
Nabi Ibrahim
Raden Ajeng Kartini
Doktor Mohammad Hatta
Agung Permana, Sarjana Hukum
Irwansyah, Magister Humaniora
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
Misalnya:
Selamat datang, Yang Mulia.
Semoga berbahagia, Sultan.
Terima kasih, Kiai.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gubernur Papua Barat
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Dani
bahasa Bali
Catatan:
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak
ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau
hari raya
Misalnya:
tahun Hijriah tarikh Masehi
bulan Agustus bulan Maulid
hari Jumat hari Galungan
hari Lebaran hari Natal

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Misalnya:
Konferensi Asia Afrika
Perang Dunia II
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Catatan:
Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
Misalnya:
Jakarta Asia Tenggara
Pulau Miangas Amerika Serikat
Bukit Barisan Jawa Barat
Dataran Tinggi Dieng Danau Toba
Jalan Sulawesi Gunung Semeru
Ngarai Sianok Jazirah Arab
Selat Lombok Lembah Baliem
Catatan penting:
A.Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
menyeberangi selat berenang di danau
B. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf
kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
nangka belanda (Anona muricata)
petai cina (Leucaena glauca)
C. Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau
disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Contoh nama jenis:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, dan gula aren
Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh bukan nama jenis:
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik
Madura.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk
ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali
kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak
terletak pada posisi awal
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".

n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau
sapaan.
Misalnya:
S.H. sarjana hukum
S.K.M. sarjana kesehatan masyarakat
S.S. sarjana sastra
M.A. master of art
M.Hum. magister humaniora
M.Si. magister sains
K.H. kiai haji
Hj. hajah
Mgr. monseigneur
Pdt. pendeta
Dg. daeng
Dt. datuk
R.A. raden ayu
Tb. tubagu
Dr. doktor
Prof. profesor
Tn. tuan
Ny. nyonya
Sdr. saudara

o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai
dalam penyapaan atau pengacuan
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
"Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
"Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."
Catatan penting:
A.Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
B.Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

2.Penulisan Kata
a. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran penulisannya di rangkai
Contoh:
 Mempertanggungjawabkan
 Dianaktirikan
 Ketidakadilan
 Bertanggung jawab

b. Unsur gabungan kata yang hanya dipakai dalam kombinasi ditulis serangkai

 Antarkota
 Antikomunis
 Caturtunggal

c. Gabungan kata yang dianggap satu kata ditulis serangkai.

 Apabila
 Bagaimana
 Barangkali
 Daripada
 Halalbialal
 Hulubalang
 Manakala
 Padahal

d. Kata ganti ku,kau,mu,dan nya ditulis serangkai

 Rumahku
 Kuinjak
 Kuambil
 Adiknya

e. Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutiniya

 Di Denpasar
 Ke Denpasar
 Dari Denpasar

f. Partikel lah, kah, pun ditulis serangkai kecuali pun yang bermakna juga

 Akulah
 Apakah
 Walaupun
 Ia pun

g. Penulisan bilangan dan angka tingkat

 Ke-10
 Kesepuluh
 X
 Uang 5000-an
 Tahun 50-an

3. Pemakaian tanda baca


Pemakaian tanda baca titik (.)
a. Dipakai pada akhir kalimat berita
Contoh: Kita belajar.
b. Dipakai pada akhir singkatan nama orang
Contoh: Nym. Sudiana
c. Dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Contoh: dr., Dr., M.Sc., Kol., B.A.
d. Dipakai dalam singkatan yang umum
Contoh: a.n.,tsb., Hlm.
e. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan , ikhtisar, atau daftar isi
Contoh : 1…………………….
a……………..
f. Dipakai sebagai pemisah jam, menit, dan detik
Contoh: pukul 10.25.05
g. Tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak
menyatakan jumlah.
Contoh: Tahun 2003.
Lihat halaman 2370.
h. Tidak dipakai dalam singkatan huruf awal atau suku kata yang sudah diterima secara
umum oleh masyarakat.
Contoh: ABRI, SMA, PT, Deppen, ormas
i. Tidak dipakai daam singkatan lambing kimia, satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata
uang.
Contoh: Rp , Cu , cm , kg
j. Tidak dipakai pada akhir judul karangan (tabel), subbbab judul dan sejenisnya.
Contoh: Latar belakang
k. Tidak dipakai di belakang alamat dan tanggal surat.
Contoh: Denpasar, 04 Maret 2003
Yth. I Md. Ruta
Pemakaian tanda baca koma (,)
a. Dipakai di antara unsur dalam suatu pemerincian
Contoh; Ibu membeli baju, kaos, dan buku
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara
Contoh: ia bukan adik saya, melainkan adik bayu
c. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk klaimat.
Contoh: Karena sibuk, ia lupa menyampaikan hal itu.
d. Dipakai setelah penghubung antar kalimat.
Contoh: oleh karrena itu,………..
Akan tetapi,……..
e. Dipakai di belakang kata seru.
Contoh: Aduh, mereka…….
f. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung
Contoh: “saya gembira sekali”, kata ibu.
g. Dipakai di antara nama dan alamat bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat, dan
wilayah.
Contoh: Bapak Mandra, Jalan Diponogoro 14, Denpasar
h. Dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya di dalam daftar
pustaka, termasuk pemisah penerbitnya.
Contoh: Suita, I Nyoman
i. Dipakai di antara nama orang dengan gelar akademik yang mengikutinya
Contoh: Made Satria, S.H.
j. Dipakai di depan angka persepuluh dan memisahkan dengan sen
Contoh: Rp 25,50
k. Dipakai mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh: Guru saya, Pak Bedu pandai sekali.
l. Tidak dipakai dalam petikan langsung bila petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
Contoh: “Dimana Saudara Tingaal?” tanya Brody.
Pemakaian tada titik dua (:)
a. Dipakai pada akhir suatu persyaratan lengkap bila diikuti oleh rangkaian atau pemerian.
Contoh: Yang kita perlukan sekarang ialah barang berikut: meja, kursi, dan lemari
b. Dipsksi sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
Contoh: Ketua : ……...
Sekretaris : ……….
Hari, Tanggal : ………..
Tempat : …………
c. Dipakai setelah menyebutkan pelaku dalam teks drama.
Contoh: Ibu : ……….
Anak : …….....
d. Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman diantara bab dan ayat, serta anak judul
suatu karangan.
Contoh: Majalah Mandiri, III: 19
Pemakaian tanda titik koma (;)
a. Dipakai untuk memisahkan bagian – bagian kalimat yang sejenisdan setara.
Contoh: Malam makin larut; kmai belum selesai juga.

Surat Dinas
Surat dinas sebagai surat resmi yang dikeluarkan oleh instansi atau lembaga memiliki sejumlah
unsur yaitu:
1. Kop Surat atau Kepala Surat
Kepala surat yang lengkap terdiri dari nama instansi, alamat lengkap, nomor telepon, nomor
kotak pos, dan logo identitas lembaga.
2. Tanggal Surat
Dalam surat dinas, tanggal surat ada di sisi kanan atas, kiri atas, atau kanan bawah. Nama tempat
pada tanggal surat dinas tidak perlu lagi ditulis, karena nama tempat sudah ada di kepala atau
kop surat.
Namun, pada surat pribadi atau surat lamaran kerja, nama tempat harus dicantumkan. Nama
bulan dan tahun ditulis lengkap tanpa tanda titik di akhir.
Contoh: 21 Juli 2020
3. Hal/Perihal Surat
Hal/perihal surat adalah yang menunjukkan isi atau inti dari surat secara singkat.
Perihal berbentuk frase yang dimulai dengan huruf besar dan tidak diakhiri tanda titik serta tidak
diberi garis bawah.
Contoh: Permohonan Izin Tempat
4. Nomor Surat
Surat dinas adalah surat resmi yang harus diberi nomor surat, kode, dan tahun. Setiap instansi
atau lembaga mempunyai kode atau urutan penulisan kode dalam membuat nomor.
Contoh: 29/BB/PKBM/2019
5. Lampiran
Lampiran adalah lembar tambahan yang bisa dilampirkan. Lampiran ini bisa dalam bentuk
lembaran atau dokumen lain.
Jika tidak ada lampiran, biasanya ditulis dengan tanda hubung. Lampiran dapat ditulis singkat
atau ditulis semua secara lengkap.
Sedangkan penulisan rinciannya ditulis dengan huruf semua bukan angka.
Contoh:
Lampiran: tiga lembar
6. Alamat Surat

 Dalam menulis alamat surat, ada ketentuan yang harus dipenuhi:


 Alamat surat ditujukan langsung kepada pejabat, dan bukan pada nama kantor pejabatnya
 Jika sudah menggunakan kata 'Kepada' diikuti jabatan atau instansi, atau 'Kepada' diikuti
kata sapaan dan nama orang yang dituju maka tidak perlu memakai 'Yth'. Gunakan salah
satu saja.
 Penulisan nama sapaan (misalnya Bapak, Ibu, atau Saudara) tidak perlu diikuti jabatan.
 Dalam menulis kata sapaan, kata sapaan harus digunakan di depan nama orang yang
ditulis dalam alamat surat.
 Penulisan nama jalan tidak boleh disingkat.
 Penulisan alamat tujuan surat tidak diakhiri tanda titik.

Contoh:
Yth. Lurah Meral Kota
Kecamatan Meral
Kabupaten Karimun
7. Pembuka Surat
Pembuka surat dapat ditulis dalam beberapa variasi. Di antaranya yaitu:

 Jika sebagai pemberitahuan atau permintaan:

Dengan ini kami beritahukan ..., Bersama ini kami sampaikan ...

 Jika sebagai surat balasan:

Membalas surat Saudara tertanggal ..., Sehubungan dengan surat Saudara tertanggal..., nomor ...
dengan ini diberitahukan bahwa ...

 Surat untuk menunjuk pada dasar surat:

Berdasarkan surat edaran ..., Sehubungan dengan surat ...

 Surat yang menyatakan sebuah tujuan:


Dalam rangka memperingati ..., Dalam upaya meningkatkan ...
8. Isi surat
Berisi inti surat atau hal yang akan disampaikan dalam surat, harus sesuai dengan subjeknya
9. Penutup
Penulisan penutup pada surat dinas juga memiliki aturan yang harus diketahui, di antaranya:
Setelah kata sapaan dicantumkan tanda koma (,)
Terdapat variasi ungkapan.
Berisikan ucapan terima kasih, harapan, dan menunjukkan kenyataan yang telah disebutkan
10. Tembusan
Bagian terakhir, kamu dapat mencantumkan tembusan atau pihak lain yang perlu mengetahui
informasi pada surat dinas.

Surat Niaga
Surat Niaga adalah jenis surat resmi yang isinya berhubungan dengan penawaran, jual-beli
barang atau jasa. Dengan kata lain, surat niaga adalah surat yang dibuat seseorang atau badan
usaha untuk mencari keuntungan dari kegiatan bisnis.
Itulah mengapa bahasa surat niaga harus ditata dengan jelas, menarik, dan mudah dipahami. Pada
umumnya surat niaga bisa disebut sebagai surat dagang atau surat bisnis. Surat ini dapat bersifat
internal dan eksternal.
1. Ciri-ciri surat niaga
Sesuai pengertian surat niaga, surat ini digunakan untuk tujuan bisnis, dan kamu dapat dengan
mudah mengetahui karakteristiknya. Berikut ini ciri-ciri surat niaga pada umumnya:

 Surat niaga selalu berkaitan dengan hal bisnis atau perdagangan.


 Surat niaga dibuat secara resmi dengan bahasa baku dan ketentuan penulisan surat yang
baik.
 Surat niaga menggunakan kata-kata yang baik dan persuasif untuk menarik perhatian.
 Menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas dan mudah dimengerti.
 Surat niaga cenderung menggunakan bentuk formulir agar lebih efisien, hemat waktu,
tenaga, dan biaya.
2. Fungsi surat niaga
Beberapa fungsi surat niaga, yakni sebagai berikut:

 Berfungsi sebagai bukti nyata hitam di atas putih, khususnya surat-surat perjanjian.
 Berfungsi sebagai alat pengingat, sebab surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi jika
memang dibutuhkan.
 Berfungsi sebagai duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya.
 Berfungsi sebagai pedoman kerja dalam menjalankan tugas.
 Berfungsi sebagai alat promosi.
 Berfungsi sebagai bahan untuk mengambil suatu keputusan.
 Berfungsi sebagai bukti dari sejarah.

3. Macam-macam surat niaga


Beberapa macam surat niaga, di antaranya sebagai berikut:

 Surat penawaran barang atau jasa.


 Surat permintaan barang atau jasa.
 Surat pesanan barang atau jasa.
 Surat penerimaan pembayaran.Surat penangguhan pembayaran suatu barang atau jasa.
 Surat keberatan.
 Surat aduan.
 Surat edaran.
 Surat tagihan.
 Surat telegram dan penegasan.

4. Jenis surat niaga


Surat niaga ada beberapa jenis, di antaranya seperti di bawah ini:

 Yang pertama, menyebutkan surat pemesanan berdasarkan dari surat penawaran atau
iklan dan lain sebagainya.
 kedua, menyebutkan jenis dan jumlah produk atau jasa yang akan di pesanan. lebih baik
dibuat dalam bentuk daftar supaya lebih mudah saat mengeceknya.
 Ketiga, menyebutkan bagaimana cara pengirimannya.
 Keempat, menyebutkan cara dari pembayarannya.
 Kelima, menyebutkan waktu pengirimannya yang dikehendaki.
 Keenam menyebutkan cara pengepakan atau pengemasannya.
Perkamusan dan Kosakata
1. Jenis Kamus
a. Kamus Eka Bahasa
Contoh: KBBI,KUBI
b. Dwi Bahasa
Contoh: Inggris-Indonesia
c. Kamus Istilah
Contoh: Kamus Komputer, Kamus Teknik
d. Ensiklopedia
Contoh: Ensiklopedia Indonesia
2. Kosakata
a. Sinonim adalah dua kata atau lebih mempunyai makna mirip
Contoh:
Membantu=Menolong
b. Antonim adalah kata yang berlawanan makna
Contoh:
Jauh x Dekat
c. Homofon adalah kata yang sama bunyinya tetapi berbeda ejaannya
Contoh:
Bank,Bang
Rock,Rok
Djarum,Jarum
d. Homograf adalah kata yang sama ejaannya tetapi berbeda pengucapannya
Contoh:
Apel,Apel
Serang,Serang
Keset,Keset
Per,Per
e. Hiponim adalah dua kata atau lebih, satu sebagai subordinat dan yang lain sebagai
superordinate
Contoh:
Melati,mawar,cempaka =Subordinat
Bunga =Superordinat
f. Polisemi adalah dua kata atau lebih yang berbeda makna, namun masih berkaitan
Contoh:
Kepala =kepala orang, kepala kelas
Akar= Akar pohon, akar permasalahan
Api = api asmara, berapi-api
g. Homonim adalah satu kata yang mempunyai makna lebih dari satu
Contoh:
Bisa=Racun Bisa=Mampu
Hak=Hak sepatu Hak=Kepunyaan

Singkatan dan Akronim


Singkatan adalah kependekan atau gabungan huruf. Sedangkan akronim adalah kependekan yang
berupa gabungan huruf atau suku kata atau unsur lainnya yang ditulis serta dilafalkan seperti kata
wajar lainnya.Dalam penggunaannya, akronim berfungsi sebagai penyingkat nama lembaga atau
organisasi. Akronim bisa ditulis dengan huruf kapital atau huruf biasa, tergantung konteks kata
yang akan digunakan.

ada dua syarat yang harus diperhatikan, yaitu:

 Jumlah suku kata akronim tidak melebihi jumlah suku kata yang lazim digunakan di
Indonesia, yakni maksimal tiga suku kata.
 Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan,
sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim, agar mudah diucapkan dan diingat.
Penggunaan akronim dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. Akronim nama diri yang terdiri dari huruf awal, setiap katanya ditulis menggunakan
huruf kapital tanpa tanda titik.
Contohnya:

 BIN = Badan Intelijen Negara


 LIPI = Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
 LAN = Lembaga Administrasi Negara
 PASI = Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
 BIG = Badan Informasi Geospasial

b. Akronim nama diri berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari
deret kata, ditulis dengan huruf awal capital.
Contohnya:
 Bulog = Badan Urusan Logistik
 Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
 Jateng = Jawa Tengah
 Suramadu = Surabaya Madura
 Kowani = Kongres Wanita Indonesia
c. Akronim bukan nama diri yang terdiri atas gabungan huruf awal serta suku kata atau
berupa gabungan suku kata, ditulis memakaki huruf kecil
Contohnya:

 tilang = bukti pelanggaran


 rudal = peluru kendali
 puskesmas = pusat kesehatan masyarakat
 pemilu = pemilihan umum
 iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi

Anda mungkin juga menyukai