Brosur Penyuluhan
Perikanan No. 001/2017
PENUMBUHAN
KOPERASI PERIKANAN
Parhiyati, S.Pi
ii
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN
i
ii
1. PENGERTIAN KOPERASI
Koperasi diambil di ekstrak dari dua buah kata
yakni “co” dan “operatio” yang artinya bekerjasama
untuk mencapai sebuah tujuan. Pak Mohammad Hatta
mengatakan bahwa Koperasi ialah suatu usaha
bersama yang mempunyai tujuan untuk memperbaiki
nasib kehidupan ekonomi yang didasari asas gotong
royong. Beliau juga telah menyatakan bahwa gerakan
koperasi merupakan lambang harapan bagi golongan
ekonomi bawah yang didasari atas tolong-menolong
diantara para anggotanya, sehingga mampu membuat
rasa saling mempercayai kepada diri sendiri dalam
ikatan persaudaraan koperasi. Para anggota koperasi
dipicu oleh adanya keinginan untuk memberi jasa
kepada rekan anggotanya.
Menurut UUD 1945 mengatakan bahwa koperasi
adalah gerakan ekonomi rakyat yang dijalankan
berdasarkan asa kekeluargaan. Kerjasama merupakan
inti dari adanya sebuah koperasi, yaitu sebuah
kerjasama yang terjalin antar anggotanya demi
terwujudnya sebuah kesejahteraan anggota masyarakat
dan membangun sebuah tatanan perekonomian
nasional. Koperasi tidak hanya milik rakyat kelas
bawah, namun juga milik rakyat kelas menengah
1
maupun kelas atas, karena koperasi milik seluruh
rakyat Indonesia.
Ada beberapa landasan koperasi Indonesia yang
melandasi aktifitas koperasi di Indonesia, yaitu:
Landasan Idiil ( Pancasila )
Landasan Mental ( Setia kawan & kesadaran diri
sendiri )
Landasan Struktural & Gerak ( UUD 1945 Pasal 33
Ayat 1 )
Koperasi juga merupakan suatu gerakan yang
terorganisir yang didorong oleh cita-cita rakyat untuk
mencapai masyarakat yang maju, adil & makmur
seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 khususnya
pasal 33 ayat (1) yang menyatakan bahwa :
“Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan”. Dan “bangun
perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi”.
Karena dorongan cita-cita rakyat itu, undang-undang
tentang perkoperasian No. 25 Tahun 1992 menyatakan
bahwa koperasi selain badan usaha juga adalah
gerakan ekonomi rakyat.
2
2. PRINSIP KOPERASI
Dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian tertulis pada pasal 5 bahwa
dalam pelaksanaannya, sebuah koperasi harus
melaksanakan prinsip koperasi. Berikut prinsip
koperasi:
Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
Pengelolaan koperasi dilakukan secara demokratis.
Sisa Hasil Usaha (SHU) yang merupakan keuntungan
dari usaha yang dilakukan oleh koperasi dibagi
berdasarkan besarnya jasa masing-masing anggota.
Modal diberi balas jasa secara terbatas.
Koperasi bersifat mandiri.
3. CIRI-CIRI KOPERASI
Koperasi di Indonesia pada umumnya mempunyai
ciri sebagai berikut:
Koperasi merupakan kumpulan beberapa orang &
bukan kumpulan modal. maksudnya adalah koperasi
mempunyai fungsi untuk menyejahterakan anggota-
para anggotanya.
Semua kegiatan yang terjadi di dalam koperasi
dilakukan dengan bekerja sama & bergotong royong
berdasarkan persamaan derajat, hak dan kewajiban
3
anggotanya yang berarti koperasi merupakan wadah
ekonomi dan sosial.
Semua kegiatan yang terjadi di dalam koperasi
didasari pada kesadaran para anggota, bukan atas
dasar intimidasi, ancaman, atau campur tangan dari
berbagai pihak lain yang sama sekali tidak ada
sangkut pautnya dengan koperasi.
Tujuan ideal koperasi ialah untuk kepentingan
bersama para anggotanya.
4. JENIS-JENIS KOPERASI
1. Jenis Koperasi menurut fungsinya
Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah
koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian
atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di
sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli
atau konsumen bagi koperasinya.
Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi
yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang
atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar
sampai di tangan konsumen. Di sini anggota
berperan sebagai pemilik dan pemasok barang
atau jasa kepada koperasinya.
4
Koperasi produksi adalah koperasi yang
menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya
bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi.
Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan
pekerja koperasi.
Koperasi jasa adalah koperasi yang
menyelenggarakan pelayanan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan
pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di
sini anggota berperan sebagai pemilik dan
pengguna layanan jasa koperasi.
Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi
disebut koperasi tunggal usaha (single purpose
cooperative), sedangkan koperasi yang
menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut
koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).
5
Koperasi sekunder adalah koperasi yang terdiri
dari gabungan badan-badan koperasi serta
memiliki cakupan daerah kerja yang luas
dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi
sekunder dapat dibagi menjadi :
koperasi pusat - adalah koperasi yang
beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer
gabungan koperasi - adalah koperasi yang
anggotanya minimal 3 koperasi pusat
induk koperasi - adalah koperasi yang minimum
anggotanya adalah 3 gabungan koperasi
6
menurut status anggotanya berkaitan erat dengan
pengelompokan koperasi menurut fungsinya.
7
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk
mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk
mengelola koperasi.
8
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara
efisien dan mampu menghasilkan keuntungan usaha
dengan mem-perhatikan faktor-faktor tenaga kerja,
modal dan teknologi.
c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk
mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal tersebut dimaksudkan agar
kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan,
fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan
dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan agar
tercapai efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan
koperasi. Perlu diperhatikan mereka yang nantinya
ditunjuk/dipilih menjadi pengurus haruslah orang
yang memiliki kejujuran, kemampuan dan
kepemimpinan, agar koperasi yang didirikan tersebut
sejak dini telah memiliki kepengurusan
9
dihadiri dinas koperasi dan pejabat lainnya, pendirian
koperasi tidak sampai disana karena lembaga koperasi
yang telah didirikan perlu disahkan badan hukumnya.
Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan
tersebut diuraikan di bawah ini:
10
b. Mempersiapakan acara rapat.
c. Mempersiapkan tempat acara
d. Hal-hal lain yang berhubungan dengan
pembentukan koperasi.
11
dalam suatu rapat pembentukan koperasi untuk
menandatangani Anggaran Dasar pada saat
pembentukan koperasi.
12
f. Kegiatan usaha, merupakan pernyataan jenis
koperasi dan usaha yang akan dilaksanakan
koperasi. Dasar penentuan jenis koperasi adalah
kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan
ekonomi para anggotanya. Misalnya, koperasi
simpan pinjam, koperasi konsumen, koperasi
produsen, koperasi pemasaran dan koperasi jasa
atau koperasi serba usaha.
13
anggota, hal-hal yang dapat dibahas dalam rapat
anggota, agenda acara rapat anggota tahunan,
dan syarat sahnya pelaksanaan rapat anggota
koperasi.
Pengurus. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan
tentang kedudukan pengurus dalam koperasi,
persyaratan dan masa jabatan pengurus, tugas,
kewajiban serta wewenang dari pengurus
koperasi.
Pengawas. Dalam Anggaran Dasar dijabarkan
tentang kedudukan pengawas dalam koperasi,
persyaratan dan masa jabatan pengawas, tugas
serta wewenang dari pengawas koperasi.
Selain dari ketiga perangkat tersebut dapat
ditambahkan pula pembina atau badan
penasehat.
14
j. Ketentuan mengenai pembagian Sisa Hasil
Usaha (SHU), yaitu ketentuan yang membahas
penjelasan mengenai SHU serta peruntukan SHU
koperasi yang didapat.
15
6. PENGESAHAN BADAN HUKUM
Setelah terbentuk pengurus dalam rapat pendirian
koperasi, maka untuk mendapatkan badan hukum
koperasi, pengurus/pendiri/kuasa pendiri harus
mengajukan permohonan badan hukum kepada pejabat
terkait, sebagai berikut :
a. Para pendiri atau kuasa pendiri koperasi terlebih
dulu mengajukan permohonan pengesahan akta
pendirian secara tertulis kepada diajukan kepada
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah,
dengan melampirkan :
1. Anggaran Dasar Koperasi yang sudah
ditandatangani pengurus rangkap dua, aslinya
bermaterai)
2. Berita acara rapat pendirian koperasi
3. Surat undangan rapat pembentukan koperasi
4. Daftar hadir rapat
5. Daftar alamat lengkap pendiri koperasi
6. Daftar susunan pengurus, dilengkapi photo copy
KTP (untuk KSP/USP dilengkapi riwayat hidup)
7. Rencana awal kegiatan usaha koperasi
8. Neraca permulaan dan tanda setor modal minimal
Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) bagi koperasi
primer dan Rp.15.000.000 (lima belas juta rupiah)
16
bagi koperasi sekunder yang berasal dari simpanan
pokok, wajib, dan hibah
9. Khusus untuk KSP/USP disertai lampiran surat
bukti penyetoran modal sendiri minimal Rp.
15.000.000 (lima belas juta rupiah) bagi koperasi
primer dan Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
bagi koperasi sekunder yang berupa deposito pada
bank pemerintah
10. Mengisi formulir isian data koperasi
11. Surat keterangan dari desa yang diketahui
oleh camat.
b. Membayar tarif pendaftaran pengesahan akta
pendirian koperasi sebesar Rp. 100.000 (seratus ribu
rupiah).
c. Apabila permintaan pengesahaan akta pendirian
koperasi telah dilakukan sesuai dengan ketentuan di
atas kepada pendiri atau kuasa pendiri diberikan
bukti penerimaan.
d. Pejabat koperasi, yaitu Kepala Dinas Koperasi dan
UKM akan memberikan pengesahaan terhadap akta
koperasi apabila ternyata setelah diadakan penelitian
Anggaran dasar koperasi.
tidak bertentangan dengan Undang-undang Nomor
25 tahun 1992 tentang perkoperasian, dan
17
tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaan.
e. Pejabat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan terhitung
sejak penerimaan permohonan pengesahan badan
hukum dari koperasi yang bersangkutan harus telah
memberikan jawaban pengesahannya. Tetapi
biasanya proses pengesahan di dinas koperasi dapat
selesai hanya dalam waktu 3 (tiga) minggu.
f. Bila Pejabat berpendapat bahwa Akte
Pendirian/Anggaran Dasar tersebut tidak
bertentangan dengan ketentuan Undang-undang
koperasi dan peraturan pelaksananya serta
kegiatannya sesuai dengan tujuan, maka akte
pendirian di daftar dengan nomor urut dalam Buku
Daftar Umum. Kedua buah Akte Pendirian/Anggaran
Dasar tersebut dibubuhi tanggal, nomor pendaftaran
tentang tanda pengesahan oleh Pejabat a.n Menteri.
g. Tanggal pendaftaran akte Pendirian berlaku sebagai
tanggal sesuai berdirinya koperasi yang mempunyai
badan hukum, kemudian Pejabat mengumumkan
pengesahan akta pendirian di dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
h. Buku Daftar Umum serta Akte-Akte salinan/petikan
ART/AD Koperasi dapat diperoleh oleh pengurus
18
koperasi dengan mengganti biaya fotocopy dan harus
dilegalisir oleh Pejabat Koperasi yang bersangkutan.
Biaya yang dikenakan untuk hal di atas adalah Rp.
25.000.
i. Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian
ditolak, alasan penolakan diberitahukan oleh pejabat
kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya
permintaan.
j. Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para
pendiri dapat mengajukan permintaan ulang dalam
waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya
penolakan.
k. Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang
diberikan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan
ulang.
19
PUSTAKA:
https://id.wikipedia.org/wiki/koperasi
http://www.berbagaireviews.com/2015/05/pengertian-
koperasi-dan-definisi.html
http://dogimauw.blogspot.co.id/2013/04/tata-cara-
pendirian-koperasi-dan_7972.html
http://www.orangbejo.com/2016/01/10-pengertian-
koperasi-menurut-para.html
http://www.seputarpengetahuan.com/2015/03/pengertia
n-koperasi-menurut-para-ahli-terlengkap.html
20