Dosen Pembimbing :
Drs. Ec. Wiwin Priana, MT
Disusun Oleh:
Jawab :
a. Pengertian Koperasi Menurut Undang – Undang
UU No. 25 Tahun 1992 (Perkoperasian Indonesia)
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum
koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
b. Pengertian Koperasi menurut ILO (International Labour Organization)
Koperasi merupakan perkumpulan orang-orang, Penggabungan orang-orang
berdasarkan kesukarelaan, Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai, Koperasi
berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis,
Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan, Anggota koperasi
menerima resiko dan manfaat secara seimbang.
c. Bung Hatta
Bapak Koperasi Indonesia ini mengatakan bahwa pengertian Koperasi adalah usaha
bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong –
menolong
TUGAS
(PERTEMUAN 2)
Soal :
Jelaskan pinsip koperasi menurut undang – undang koperasi dan ICA. Apa persamaan dan
perbedaannya? Berikan kesimpulan.
Jawab :
Prinsip Koperasi Menurut UU No 25 tahun 1992
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Maksudnya : Semua orang berhak menjadi anggota koperasi dan tidak adanya suatu
paksaan
2. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
Maksudnya: Semua kegiatan usaha koperasi dalam pengambilan keputusan dilakukan
secara musyawarah.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha
Maksudnya: besarnya jasa usaha masing-masing anggota berpengaruh terhadap
pembagian SHU
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
Maksudnya: pemberian balas jasa tergantung besarnya iuran para anggota terhadap modal
5. Kemandirian
Maksudnya: segala sesuatu yang menyangkut mengenai koperasi harus bisa
menyelesaikan secara mandiri dengan memusyawarahkannya bersama semua anggota
koperasi.
6. Pendidikan Perkoperasian
Maksudnya: semua anggota koperasi dalam melaksanakan tugasnya harus mengetahui
apa itu pengertian dari koperasi, prinsip-prinsip koperasi, seta UU mengenai
perkoperasian. Semua itu dapat dipelajari oleh semua anggota koperasi.
7. Kerjasama antar koperasi
Maksudnya: Semua organisasi koperasi dapat menjalin kerjasama,untuk kemakmuran
masyarakat dan anggota koperasi.
Prinsip-prinsip Koperasi menurut ICA (International Cooperative Alliance):
1. Voluntary and open membership
Maksudnya : keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang dibuat-
buat
2. Democratic member control
Maksunya : kepemimpinan yang demokrasi atas dasar satu orang satu suara
3. Member economic participation
Maksudnya : anggota menyerahkan modal kepada koperasi mereka secara adil dan
mengendalikan modal secara demokratis.
4. Autonomy and independence
Maksudnya : koperasi bersifat otonom, merupakan perkumpulan yang menolong diri
sendiri dan dikendalikan oleh anggota anggotanya.
5. Education, training and information
Maksudnya : koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota-
anggotanya, para wakil yang dipilih, manajer dan karyawan, sehingga mereka dapat
memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasi mereka
6. Co-operation among co-operatives
Maksudnya : koperasi akan dapat memberikan pelayanan yang paling efektif kepada para
anggota dan memperkuat gerakan koperasi dengan cara bekerjasama melalui struktur-
struktur lokal, nasional, regional dan internasional.
7. Concern for community
Maksudnya : koperasi bekerja bagi pembangunan komunitas (lingkungan) mereka secara
berkeseimbangan melalui kebijakan yang disetujui anggota-anggotanya
Persamaan dan perbedaan
TUGAS
(PERTEMUAN 3)
Soal :
1. Jelaskan jenis – jenis koperasi
2. Jenis koperasi menurut luas daerah
3. Jenis koperasi menurut fungsinya
4. Jenis koperasi menurut keanggotaan
Jawab:
Jawaban :
1. Landasan koperasi di Indonesia :
Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila. Kelima sila dari Pancasila, yaitu:
Ketuhanan Yang Maha Esa, Perikemanusiaan , Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, dan
Keadilan Sosial harus dijadikan dasar serta dilaksanakan dalam kehidupan koperasi,
karena sila-sila tersebut memang menjadi sifat dan tujuan koperasi dan selamanya
merupakan aspirasi anggota koperasi.
Landasan strukturil koperasi Indonesia adalah UUD 1945 dan landasan geraknya adalah
pasal 33 ayat (1) UUD 1945 beserta penjelasannya. Pasal 33 ayat (1) berbunyi: ”
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan”. Dari
rumusan tersebut pasal 33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh
semua untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat.
Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang. Sebab
itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan.
Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran berpribadi (rasa
harga diri). Setia kawan telah ada dalam masyarakat Indonesia dan tampak keluar sebagai
gotong-royong. Akan tetapi landasan setia kawan saja hanya dapat memelihara
persekutuan dalam masyarakat yang statis, dan karenanya tidak dapat mendorong
kemajuan. Kesadaran berpribadi, keinsyafan akan harga diri dan percaya pada diri sendiri
adalah mutlak untuk menunaikan derajat kehidupan dan kemakmuran. Dalam koperasi
harus tergabung kedua landasan mental tadi sebagai dua unsur yang dorong mendorong,
hidup menghidupi, dan awas mengawasi.
2. Sejarah koperasi di Indonesia
Pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja di Purwokerto
mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia terdorong oleh keinginannya
untuk menolong para pegawai yang makin menderita karena terjerat oleh lintah darat yang
memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi. Maksud Patih tersebut untuk mendirikan
koperasi kredit model seperti di Jerman. Cita-cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan
oleh De Wolffvan Westerrode, seorang asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode
sewaktu cuti berhasil mengunjungi Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank
Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian.
Selain pegawai negeri juga para petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena
tekanan para pengijon. Ia juga menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi koperasi. Di
samping itu ia pun mendirikan lumbung-lumbung desa yang menganjurkan para petani
menyimpan pada pada musim panen dan memberikan pertolongan pinjaman padi pada musim
paceklik. Ia pun berusaha menjadikan lumbung-lumbung itu menjadi Koperasi Kredit Padi.
Tetapi Pemerintah Belanda pada waktu itu berpendirian lain. Bank Pertolongan, Tabungan
dan Pertanian dan Lumbung Desa tidak dijadikan Koperasi tetapi Pemerintah Belanda
membentuk lumbung-lumbung desa baru, bank –bank Desa , rumah gadai dan Centrale Kas
yang kemudian menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI). Semua itu adalah badan usaha
Pemerntah dan dipimpin oleh orang-orang Pemerintah.
Pada zaman Belanda pembentuk koperasi belum dapat terlaksana karena:
1) Belum ada instansi pemerintah ataupun badan non pemerintah yang memberikan
penerangan dan penyuluhan tentang koperasi.
2) Belum ada Undang – Undang yang mengatur kehidupan koperasi.
3) Pemerintah jajahan sendiri masih ragu-ragu menganjurkan koperasi karena pertimbangan
politik, khawatir koperasi itu akan digunakan oleh kaum politik untuk tujuan yang
membahayakan pemerintah jajahan itu
Mengantisipasi perkembangan koperasi yang sudah mulai memasyarakat, Pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan peraturan perundangan tentang perkoperasian. Pertama,
diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu pada tahun 1927
dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur Perkumpulan-Perkumpulan
Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda
menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933.
Peraturan tahun 1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan
hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra.
Diskriminasi pun diberlakukan pada tataran kehidupan berkoperasi
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Sutomo memberikan peranan bagi
gerakan koperasi untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Pada tahun 1915 dibuat peraturan
Verordening op de Cooperatieve Vereeniging, dan pada tahun 1927 Regeling Inlandschhe
Cooperatieve.
Pada tahun 1927 dibentuk Serikat Dagang Islam, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai
Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi.
Namun, pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha
koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang
lalu mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya
berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan
rakyat Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia
mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan
sebagai Hari Koperasi Indonesia. Sekaligus membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya (Bandung sebagai ibukota provinsi
sedang diduduki oleh tentara Belanda)
3. Koperasi berlandasakan hukum
Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 adalah
(Organisasi) ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan
asas kekeluargaan. Kinerja koperasi khusus mengenai perhimpunan, koperasi harus bekerja
berdasarkan ketentuan undang-undang umum mengenai organisasi usaha (perseorangan,
persekutuan, dsb.) serta hukum dagang dan hukum pajak.
Setelah melihat fungsi dan tujuan koperasi, mengapa fungsi dan peran tersebut tidak berjalan
sesuai yang diharapkan?. Alasannya adalah karena Sistem administrasi koperasi di Indonesia
masih tergolong buruk sehingga membuat koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis
berskala besar. “Salah satu yang menjadi penghalang koperasi menjadi bisnis skala besar secara
internal adalah pada kualitas sumber daya manusia, pelaksanaan prinsip koperasi, dan sistem
administrasi dan bisnis yang masih rendah,” kata Asisten Deputi Urusan Asuransi dan Jasa
Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Toto Sugiyono, Sabtu (14/9).
Administrasi koperasi yang belum tertata dengan baik, menurut dia, sudah saatnya diakhiri
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi. Jika administrasi
koperasi dilakukan secara profesional, ia berpendapat, bukan tidak mungkin akan lebih banyak
jumlah koperasi di Indonesia yang bisa masuk dalam 300 The Global Cooperatives versi ICA
(International Cooperative Alliance). “Sayangnya, kendala koperasi di Indonesia bukan hanya
dari internal tapi juga dari faktor eksternalnya,” katanya.
Berikut adalah beberapa kendala pokok yang dihadapi oleh koperasi di Indonesia :
• Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan
usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat
dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri.
Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya
dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi.
• Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya
koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam
artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha lainnya.
• Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus
memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti
dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang
dengan baik.
Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi – koperasi yang anggota
dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD
yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut karena manajemenya
kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya
maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang
korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.
Selain itu terdapat beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan koperasi di Indonesia
antara lain :
1. Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang – orang
Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit
ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top
down),artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi
muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar
negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu
memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga
pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja
double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat
menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
3. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum
optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk
melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya
masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun
sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti
pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya
serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap
penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari
anggota nya sendiri terhadap pengurus.
4. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
5. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi
Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada
pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja
ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya
menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini
pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara.
Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan nya yang baik,
walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan demikian akan
membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.
Masalah Eksternal
a. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota
koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem
prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
b. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
c. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya
masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
TUGAS
(PERTEMUAN 5)
Soal :
1. Coba jelaskan, definisi pengertian Manajemen dan Perangkat organisasi menurut Paul Hubert
Casselman yang mengatakan bahwa “cooperation is on economic system with social content”!
2. Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa menejemen koperasi melibatkan 4
unsur. Jelaskan!
3. Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan
mentapkan coba jelaskan 6 hal yang dapat dilakukan dalam rapat anggota
4. Jelaskan 3 faktor yang menentukan keberhasilan koperasi!
Jawaban :
1. Definisi Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “ The Cooperative Movement and
some of its Problems” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system with
social content”. Artinya koperasi harus bekerja menurut prinsip-prinsip ekonomi dengan
melandaskan pada azas-azas koperasi yang mengandung unsur-unsur sosial di dalamnya.
Unsur sosial yang terkandung dalam prinsip koperasi lebih menekankan kepada hubungan
antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara pembagian dari
sisa hasil usaha dan sebagainya seperti yang dapat kita lihat dalam:
– Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by
proxy”.
– Kesukarelaan dalam keanggotaan
– Menolong diri sendiri (self help)
– Persaudaraan/kekeluargaan (fraternity and unity)
– Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan yang
dilakukan oleh anggota.
– Pembagian sisa hasil usaha proporsional dengan jasa-jasanya.
2. Menurut Prof. Ewell Paul Roy, Ph.D mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4
unsur (perangkat) yaitu:
a). Anggota
b). Pengurus
c). Manajer
d). Karyawan merupakan penghubung antara manajemen dan anggota pelanggan
3. Setiap anggota koperasi mempunyai hakdan kewajiban yang sama. Seorang anggota berhak
menghadiri rapat anggota dan memberikan suara dalam rapat anggota serta mengemukakan
pendapat dan saran kepada pengurus baaik di luar maupun di dalam rapat anggota. Anggota juga
harus ikut serta mengadakan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi.
Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan
menetapkan:
• Anggaran dasar
• Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi
• Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas
• Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
• PembagianSHU
• Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
Pendidikan dan latihan pada dasarnya sangat dibutuhkan oleh semua bentuk organisasi, besar
maupun kecil, termasuk pula perkumpulan koperasi. Menurut Sudarsono (2005:37) dikatakan
bahwa pada gerakan koperasi masalah pendidikan dan latihan ini sangat urgen sebab dalam
penyelenggaraannya terkandung dimensi ideologi yang harus dipatuhi. Di sinilah antara lain
pentingnya masalah pendidikan dan latihan koperasi. Selain itu pendidikan dalam koperasi
bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran koperasi di kalangan anggota pada
umumnya (termasuk pengurus, badan pengawas, dsb) serta untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan personil-personil yang menangani bidang usaha.
b. Permodalan Koperasi
Sumber modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Untuk modal sendiri
dapat diklasifikasikan sebagai modal internal. Sifat dari jenis dana ini adalah tertanam untuk
jangka waktu yang tidak terbatas sebab sepanjang koperasi berdiri.
c. Pengalaman Pengurus
Faktor internal diantaranya adalah rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki
oleh koperasi, terutama pengalaman yang dimiliki oleh pengelola koperasi (pengurus dan
manajer) masih sangat terbatas, selain faktor pendidikan perkoperasian anggota dan permodalan.
Menurut Diminick Salvatore (1989), Badan Usaha atau Perusahaan adalah suatu
organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan sumber-sumber daya
untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa untuk dijual.
Setiap perusahaan modern, ada 4 sistem yang berinteraksi dalam mencapai
tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut, yaitu :
- Sitem keuangan/ ekonomi
- Sistem teknik
- Sistem organisasi dan personalia
- Sistem informasi
2.jelaskan koperasi sebagai badan usaha
UU No.25 tahun 1992 Koperasi adalah badan usaha. Sebagai badan usaha,
koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip
ekonomi yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada
suatu badan usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan
kombinasi dari manusia, aset aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi.
Ciri utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha lainya (non koperasi)
adalah posisi anggotanya. Dalam UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
disebutkan bahwa, anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa
koperasi.
Badan Usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi
dalam rangka mempertinggi efisiensi dan efektifitas pencapain tujuan ekonomi
individu anggotanya.
1. Memaksimumkan keuntungan
Agar konsep tujuan perusahaan ini lebih mudah dipahami, maka pendekatan yang
dilakukan adalah dari aspek ekonomi manajerial (managerial economics). Seperti
diketahui bahwa keuntungan (profit = P) diperoleh dari penerimaan total (total
revenue = TR ) dikurangi dengan biaya total (total cost = TC).
Perlu diketahui bahwa penerimaan total tergantung dari aktivitas Penjualan atau
permintaan atas output perusahaan dan Harga
Nilai Perusahaan (value of firm) adalah nilai dari laba yang diperoleh dan
diharapkan pada masa yang akan datang, yang dihitung pada masa sekarang
dengan memperhitungkan tingkat resiko dan tingkat bunga yang tepat
3. Meminimumkan biaya
Tujuan dari kegiataan perusahaan ini secara umum adalah menyangkut efisiensi
atau lebih dikenal dengan meminimumkan biaya. Dilihat sari aspek teori
organisasi, tanggung jawab utama dalam meminimasi biaya terletak pada bagian
produksi yang didukung oleh bagian personalia.
Pertemuan 7
Koperasi berbentuk Badan Hukum menurut Undang-Undang No.12 tahun 1967 adalah
(Organisasi) ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama, berdasarkan asas
Setelah melihat fungsi dan tujuan koperasi, mengapa fungsi dan peran tersebut tidak berjalan
sesuai yang diharapkan?. Alasannya adalah karena Sistem administrasi koperasi di Indonesia
masih tergolong buruk sehingga membuat koperasi sulit didongkrak untuk menjadi bisnis
berskala besar. “Salah satu yang menjadi penghalang koperasi menjadi bisnis skala besar secara
internal adalah pada kualitas sumber daya manusia, pelaksanaan prinsip koperasi, dan sistem
administrasi dan bisnis yang masih rendah,” kata Asisten Deputi Urusan Asuransi dan Jasa
Keuangan Kementerian Koperasi dan UKM Toto Sugiyono, Sabtu (14/9).
Administrasi koperasi yang belum tertata dengan baik, menurut dia, sudah saatnya diakhiri
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi. Jika administrasi
koperasi dilakukan secara profesional, ia berpendapat, bukan tidak mungkin akan lebih banyak
jumlah koperasi di Indonesia yang bisa masuk dalam 300 The Global Cooperatives versi ICA
(International Cooperative Alliance). “Sayangnya, kendala koperasi di Indonesia bukan hanya
dari internal tapi juga dari faktor eksternalnya,” katanya.
• Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan
usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat
dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri.
Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya
dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi.
• Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya
koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam
artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha lainnya.
• Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus
memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber
daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti
dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang
dengan baik.
Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi – koperasi yang anggota
dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD
yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut karena manajemenya
kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya
maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang
korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.
Selain itu terdapat beberapa hal yang menyebabkan sulitnya perkembangan koperasi di Indonesia
antara lain :
1. Image koperasi sebagai ekonomi kelas dua masih tertanam dalam benak orang – orang
Indonesia sehingga, menjadi sedikit penghambat dalam pengembangan koperasi menjadi unit
ekonomi yang lebih besar ,maju dan punya daya saing dengan perusahaan – perusahaan besar.
2. Perkembangan koperasi di Indonesia yang dimulai dari atas (bottom up) tetapi dari atas (top
down),artinya koperasi berkembang di indonesia bukan dari kesadaran masyarakat, tetapi
muncul dari dukungan pemerintah yang disosialisasikan ke bawah. Berbeda dengan yang di luar
negeri, koperasi terbentuk karena adanya kesadaran masyarakat untuk saling membantu
memenuhi kebutuhan dan mensejahterakan yang merupakan tujuan koperasi itu sendiri, sehingga
pemerintah tinggal menjadi pendukung dan pelindung saja. Di Indonesia, pemerintah bekerja
double selain mendukung juga harus mensosialisasikanya dulu ke bawah sehingga rakyat
menjadi mengerti akan manfaat dan tujuan dari koperasi.
3. Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum
optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk
melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya
masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun
sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti
pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya
serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap
penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari
anggota nya sendiri terhadap pengurus.
4. Manajemen koperasi yang belum profesional, ini banyak terjadi di koperasi koperasi yang
anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.
5. Pemerintah terlalu memanjakan koperasi, ini juga menjadi alasan kuat mengapa koperasi
Indonesia tidak maju maju. Koperasi banyak dibantu pemerintah lewat dana dana segar tanpa ada
pengawasan terhadap bantuan tersebut. Sifat bantuanya pun tidak wajib dikembalikan. Tentu saja
ini menjadi bantuan yang tidak mendidik, koperasi menjadi ”manja” dan tidak mandiri hanya
menunggu bantuan selanjutnya dari pemerintah. Selain merugikan pemerintah bantuan seperti ini
pula akan menjadikan koperasi tidak bisa bersaing karena terus terusan menjadi benalu negara.
Seharusnya pemerintah mengucurkan bantuan dengan sistem pengawasan nya yang baik,
walaupun dananya bentuknya hibah yang tidak perlu dikembalikan. Dengan demikian akan
membantu koperasi menjadi lebih profesional, mandiri dan mampu bersaing.
Masalah Eksternal
a. Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota
koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem
prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
b. Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
c. Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya
masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
12.jelaskan koperasi sebagai badan usaha
Menurut Diminick Salvatore (1989), Badan Usaha atau Perusahaan adalah suatu organisasi yang
mengkombinasikan dan mengorganisasikan sumber-sumber daya untuk tujuan memproduksi
atau menghasilkan barang atau jasa untuk dijual. Setiap perusahaan modern, ada 4 sistem yang
berinteraksi dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan tersebut, yaitu :
- Sitem keuangan/ ekonomi
- Sistem teknik
- Sistem organisasi dan personalia
- Sistem informasi
Indonesia (SOKRI)
14.Dikota mana
Tasikmalaya
Moh. Hatta