Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

SAP 1
“Konsep-konsep Dasar Koperasi dan UMKM”

Oleh :

KELOMPOK 1

Andrian Tedja (1907531092)

Kadek Prilia Tirana (1907531185)

I Gusti Ngurah Bagus Putra Jaya (1907531236)

Kelas: E2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
1. GAMBARAN UMUM KOPERASI
Pada dasarnya koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia yang pantas untuk ditumbuhkembangkan sebagai bad an usaha
penting dan bukan sebagai alternatif terakhir. Membentuk jiwa kewirausahaan koperasi di
dalam diri para pengurus dan anggotanya adalah upaya awal untuk menuju keberhasilan
gerakan koperasi di tanah air. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Selanjutnya koperasi memiliki karakter
sebagai berikut:
1. Organisasi bisnis
2. Dioperasikan orang-seorang.
3. Untuk kepentingan bersama.
4. Kegiatan prinsip gerakan ekonomi rakyat.
5. Berasaskan kekeluargaan.
1.1 Konsep Koperasi Sebagai Organisasi Bisnis
Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian koperasi sebagai organisasi usaha.
1) Pertama, pada UU No.25 tahun 1992, koperasi dijelaskan sebagai badan usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Beberapa hal yang tersirat dari definisi
tersebut adalah :
a) Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan modal.
Konsekuensi dari pernyataan ini adalah nilai-nilai demokratis yang
dikembangkan dan didasarkan pada kepentingan orang sebagai anggota, yakni
satu orang, satu suara dan pembagian surplus koperasi harus didasarkan pada
jasa anggota. Koperasi berbeda dengan perusahaan lain yang mendasarkan hak
suara tergantung pada jumlah modal yang disetor, karena koperasi bukan
organisasi kumpulan modal tapi kumpulan orang-orang.
b) Koperasi juga merupakan kumpulan badan-badan hukum koperasi.
Konsekuensi dari pernyataan ini adalah koperasi dapat dikembangkan melalui
strategi integrasi vertikal. Para petani, para pengrajin, para pengusaha kecil, atau
para pekerja dapat membangun koperasi primer di lingkungannya. Beberapa
koperasi primer yang terbentuk dapat mendirikan koperasi di tingkat sekunder
(Pusat Koperasi) yang mampu menopang bisnis koperasi primer dan bisnis
anggota koperasi primer. Beberapa koperasi sekunder (pusat-pusat koperasi)

1
dapat berintegrasi vertikal dengan membentuk gabungan koperasi di tingkat
nasional. Gabungan koperasi didirikan untuk menopang bisnis di tingkat
koperasi sekunder, koperasi primer dan bisnis anggota koperasi primer.
2) Kedua, International Cooperative Alliance (ICA) mendefinisikan koperasi sebagi
kumpulan orang-orang atau badan hukum, yang bertujuan untuk memperbaiki sosial
ekonomi anggotanya dan memenuhi kebutuhan ekonomi anggota dengan saling
membantu antar anggota, membatasi keuntungan, serta usaha tersebut harus didasarkan
pada prinsip-prinsip koperasi. Definisi ini menunjukkan bahwa tujuan didirikannya
koperasi adalah untuk membantu memperbaiki kehidupan sosial ekonomi anggotanya
dengan saling bekerjasama dan tolong menolong. Batasan keuntungan yang
dimaksudkan dalam definisi ini adalah perusahaan koperasi tidak boleh mengambil
keuntungan yang besar dari anggota, sebab tugas koperasi membantu meningkatkan
pendapatan anggotanya. Penetapan harga jual yang relatif murah dianjurkan untuk
menopang pertumbuhan bisnis anggota. Prinsip koperasi dikembangkan oleh ICA
sedikit berbeda dengan prinsip koperasi pada UU No.25 Tahun 1992. Perbedaan itu
terletak pada adanya prinsip partisipasi anggota dalam ekonomi dan be kerja untuk
kepentingan komunitas, sedangkan pada UU No. 25 Tahun 1992 prinsip tersebut tidak
ada.
3) Ketiga, jika koperasi dipandang dari sudut organisasi ekonomi, pengertian koperasi
dapat dinyatakan dalam kriteria identitas yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus
sebagai pelanggan. Ropke (1985, h.24) menjelaskan “Koperasi adalah suatu organisasi
bisnis yang para pemilik/ anggotanya adalah juga pelanggan utama perusahaan
tersebut. Kriteria identitas suatu koperasi akan merupakan dalil/prinsip identitas y ang
membedakan unit usaha koperasi dan unit usaha lainnya.”
1.2 Prinsip-Prinsip Koperasi
Prinsip-prinsip koperasi merupakan landasan pokok koperasi dalam menjalankan
usahanya sebagai badan usaha dan gerakan ekonomi rakyat untuk membangun koperasi yang
efektif dan tahan lama. Prinsip koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative
Alliance (Federasi koperasi non-pemerintah internasional) adalah :
▪ Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela
▪ Pengelolaan yang demokratis,
▪ Partisipasi anggota dalam ekonomi,
▪ Kebebasan dan otonomi,
▪ Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.

2
Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip
koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah :
▪ Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
▪ Pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
▪ Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing
anggota.
▪ Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
▪ Kemandirian.
▪ Pendidikan perkoperasian.
▪ Kerjasama antar koperasi
Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No. 12 tahun 1967
▪ Sifat keanggotaan sukarela dan terbuka untuk setiap warga negara Indonesia.
▪ Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pemimpin demokrasi dalam
koperasi.
▪ Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing anggota.
▪ Adanya pembatasan bunga atas modal.
▪ Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
▪ Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka.
▪ Swadaya, swakarta dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar percaya pada
diri sendiri.
1.3 Bentuk dan Jenis Koperasi
1.3.1 Jenis Koperasi Berdasarkan Fungsinya
1) Koperasi Konsumsi
Koperasi pembelian/pengadaan/konsumsi adalah koperasi yang
menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik
dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya. Misalnya, Kelompok PKK, Karang
Taruna, Pondok Pesantren, Pemuda dan lain-lain yang membeli barang-barang untuk
kebutuhan hidup sehari-hari seperti sabun, gula pasir, minyak tanah.
2) Koperasi Pemasaran
Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi
distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan
konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa
kepada koperasinya. Misalnya, koperasi pemasaran ternak sapi, anggotanya adalah

3
pedagang sapi. Koperasi pemasaran elektronik, anggotanya adalah pedagang barang-
barang elektronik.
3) Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana
anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan
sebagai pemilik dan pekerja koperasi. Misalnya, koperasi kerajinan industri kecil,
anggotanya para pengrajin.
4) Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang
dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan
sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa
koperasi. Misalnya, koperasi angkutan, memberikan jasa angkutan barang atau orang.
koperasi angkutan didirikan oleh orang-orang yang mempunyai kegiatan di bidang jasa
angkutan barang atau orang.
1.3.2 Jenis Koperasi Berdasarkan Tingkat dan Luas Daerah Kerja
1) Koperasi primer
Koperasi primer merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari
orang perseorang dengan jumlah anggota minimal 20 orang, yang mempunyai
kesamaan aktivitas, kepentingan, tujuan dan kebutuhan ekonomi.
2) Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder merupakan koperasi yang terdiri dari gabungan badan-
badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan
koperasi primer.Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :
▪ Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi
primer.
▪ Gabungan koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.
▪ Induk koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan
koperasi

4
1.3.3 Jenis Koperasi Menurut Status Keanggotaannya.
1) Koperasi produsen.
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa
dan memiliki rumah tangga usaha.
2) Koperasi konsumen.
Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau
pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.

Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau
keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan
erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.

1.3.4 Koperasi Berdasarkan Jenis Usahanya.


1) Koperasi Simpan Pinjam (KSP).
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang memiliki usaha tunggal yaitu
menampung simpanan anggota dan melayani peminjaman. Anggota yang menabung
(menyimpan) akan mendapatkan imbalan jasa dan bagi peminjam dikenakan jasa.
Besarnya jasa bagi penabung dan peminjam ditentukan melalui rapat anggota.Dari
sinilah, kegiatan usaha koperasi dapat dikatakan “dari, oleh, dan untuk anggota.”
2) Koperasi Serba Usaha (KSU).
Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang bidang usahanya bermacam-
macam. Misalnya, unit usaha simpan pinjam, unit pertokoan untuk melayani kebutuhan
sehari-hari anggota juga masyarakat, unit produksi, unit wartel.
3) Koperasi Konsumsi.
Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang bidang usahanya menyediakan
kebutuhan sehari-hari anggota. Kebutuhan yang dimaksud misalnya kebutuhan bahan
makanan, pakaian, perabot rumah tangga.
4) Koperasi Produksi.
Koperasi produksi adalah koperasi yang bidang usahanya membuat barang
(memproduksi) dan menjual secara bersama-sama.Anggota koperasi ini pada umumnya
sudah memiliki usaha dan melalui koperasi para anggota mendapatkan bantuan modal
dan pemasaran.

5
Ketentuan penjenisan koperasi sesuai UU No. 12/1967.
“Penjenisan koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu
golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas a tau kepentingan
ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya. Untuk maksud efisiensi dan
ketertiban, guna kepentingan dan perkembangan Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja
hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis dan setingkat.”

1.4 Arti Lambang Koperasi Lama dan Baru

Gambar 1.1 Lambang Koperasi Lama

Di atas adalah gambar logo koperasi lama sebelum adanya perubahan. Pada tahun 2012
lalu, logo koperasi tersebut dirubah oleh Menteri Koperasi Syarif Hasan dari hasil kongres
Tasikmalaya 1947. Dengan Permen No. 02/Per/M.KUKM/IV/2012. Dalam logo koperasi lama
itu mengandung banyak elemen dan unsur seperti pohon beringin, kapas, padi, ranta i, neraca,
bintang, gear dan warna merah putih.

Arti Lambang Koperasi Lama


1) Bintang Satu Dalam Perisai
Arti lambang bintang tersebut adalah bahwa Pancasila adlah sebagai ideologi
koperasi. Dengan diwakili oleh bintang dalam perisai tersebut secara tidak langsung
juga mewakili sila yang lain.
2) Pohon Beringin
Pohon beringin adalah pohon yang kuat dan kokoh serta berakar kuat. Hal ini
untuk melambang kepribadian diri masyarakat Indonesia yang mau bergerak dan

6
bergabung dengan koperasi. Diharapkan, masyarakat yang mau bergabung dan
bergerak di bidang koperasi akan kuat ekonominya, tidak goyah dengan berbagai
cobaan yang menghadangnya, dan siap untuk bersaing dengan luar negeri dalam bidang
ekonomi.
3) Kapas dan Padi
Kapas dan padi adalah lambang atau simbol untuk sebuah kemakmuran.
Dengan bergabung dengan koperasi diharapkan rakyat bisa menjadi lebih makmur dan
sejahtera.
4) Rantai
Rantai adalah suatu pengikat yang sangat kokoh. Arti lambang koperasi rantai
menunjukkan kokohnya persahabatan, artinya, masyarakat yang mau bergabung
dengan koperasi akan saling terhubung sehingga terjalin sebuah ikatan kekeluargaan
dan persahabatan yang kuat dan kokoh seperti rantai.
5) Roda Bergerigi
Roda bergerigi adalah melambangkan kerja keras yang dilakukan secara
konsisten dan terus menerus. Dengan begitu, masyarakat yang mau bergabung dengan
koperasi adalah manusia-manusia yang selalu gigih dan bekerja keras.
6) Neraca
Neraca atau timbangan adalah suatu alat untuk menakar sesuatu dengan tepat.
Dengan begitu, arti lambang koperasi timbangan adalah keadilan sosial bagi seluruh
masyarakat yang terdaftar dalam keanggotaan koperasi.
7) Tulisan Koperasi Indonesia
Tulisan tersebut adalah sebagai identitas koperasi Indonesia, sekaligus
menunjukkan jatidirinya sebagai lembaga besar Indonesia.
8) Warna Merah Putih
Warna merah putih adalah warna bendera Indonesia. Dengan begitu setiap
anggota koperasi adalah orang-orang yang cinta tanah air dan memiliki jiwa
nasionalisme yang tinggi.

7
Gambar 1.2 Lambang Koperasi Baru

Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 Tanggal : 17 April 2012 Tentang : Penggunaan Lambang
Koperasi Indonesia, maka lambang Koperasi indonesia yang lama digantikan dengan lambang
dan gambar yang baru.

Arti Lambang Koperasi Baru

1) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan
perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna
bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif,
inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada
keunggulan dan teknologi;
2) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang
melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
a. Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
b. Sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
c. Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan
demokrasi;
d. Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3) Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi kesan
dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti
kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks
Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya

8
ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara
Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4) Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus
berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna
pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta
mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga
dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya;
5) Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, pataka, umbul-
umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh
kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di Seluruh Indonesia;
6) Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang
memuat :
1. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
2. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah
lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya,
menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu
dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia;

Penggantian logo itu bertujuan untuk meningkatkan citra koperasi kepada masyarakat
luas. Sedangkan logo yang baru adalah berupa simbol dari bunga teratai dengan warna hijau
sebagai warna utamanya. Perubahan logo ini pun menjadi dinamika bagi perkembangan
koperasi Indonesia. Karena bukanlah suatu yang mudah untuk mendeskripsikan sebuah
lembaga yang jangkauannya adalah tingkatan nasional. Di sinilah terjadi kres antara ingin
untuk menjadi suatu lembaga yang adaptif terhadap perkembangan zaman dan
mempertahankan tradisi lama yang telah terlanjur melekat sejak dulu kala.

2. GAMBARAN UMUM UMKM DI INDONESIA


2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (UMKM), pengertian UMKM:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.

9
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.

2.2 Ciri-Ciri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)


a) Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa berganti
sewaktu-waktu
b) Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
c) Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi dankeuangan
usaha masih disatukan
d) Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausaha yang
mumpuni
e) Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
f) Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun sebagian telah
memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
g) Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk NPWP

2.3 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 untuk membedakan usaha
mikro, usaha kecil, atau usaha menengah, oleh pemerintah diberikan batasan berdasarkan
undang undang sesuai dengan kriteria jenis usaha masing masing y ang didasarkan atas
peredaran usaha dan atau jumlah aktiva yang dimiliki sebagai berikut:
a. Kriteria Usaha Mikro adalah : Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00.

10
b. Kriteria Usaha Kecil adalah : Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
50.000.000,00 - lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 - lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 - tiga
ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00.
c. Kriteria Usaha Menengah adalah : Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.4 Klasifikasi UMKM


UMKM terdiri dari:
1) Livelihood activities, merupakan usaha kecil menengah yang digunakan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sector
informal. Contohnya adalah pedagang bakso, mie ayam pangsit, somai, pentol dan
cilok yang dikenal sebagai pedagang kaki lima (PKL).
2) Micro enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang memiliki sifat pengrajin
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
3) Small dynamic enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah memiliki
jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4) Fast moving enterprise, merupakan usaha kecil menengah yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar
(industri/perusahaan).

11
DAFTAR PUSTAKA
http://deviliasugiarto.blogspot.com/p/jenis-dan-bentuk-bentuk-koprasi.html (Diakses pada
tanggal 7 Februari 2022)
https://ekonomimahasiswa.blogspot.com/2016/11/makalah-kukm-memahami-koperasi-
sebagai.html (Diakses pada tanggal 7 Februari 2022)
https://nisrinaufairoh.wordpress.com/2015/01/18/gambar-koperasi-yang-lama-baru-beserta-
penjelasannya/ (Diakses pada tanggal 7 Februari 2022).
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-umkm.html (Diakses pada tanggal
7 Februari 2022)
Kieso, Donald E. dan Jerry J. Weygant. Akuntansi Intermediate Jilid 1-3. Jakarta Penerbit
Erlangga.
Sumantri, Bambang Agus. Dkk. 2017. Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Perkembangan, Teori, dan Praktek. Kediri : Fakultas Ekonomi
Universitas Nusantara PGRI Kediri.

12

Anda mungkin juga menyukai