Anda di halaman 1dari 105

Proses Bisnis Prokuremen Dan Sumber Daya Manusia

Sistem Informasi Akuntansi

Disusun Oleh:

Akwila Josepina Misi (1907531243)

Ni Wayan Sintya Prabawati (1907531254)

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. I Ketut Yadnya, S.E., Ak., M.Si.

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses Bisnis
Prokuremen dan Sumber Daya Manusia”.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah
ini. Tentunya kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi menyempurnakan makalah ini. Demikian yang
dapat kami sampaikan, semoga dapat memberikan wawasan tambahan mengenai proses bisnis
prokuremen dan sumber daya manusia kaitannya dengan sistem informasi akuntansi bagi para
pembaca.

Denpasar, 06 November 2021

Penulis
Daftar Isi

Table of Contents
COVER ........................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2
Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
2.1 Proses Bisnis Prokuremen ................................................................................................. 5
2.2 Pengendalian Siklus Transaksi pada Prokuremen ....................................................... 9
2.3 Proses Bisnis Pengeluaran Kas ................................................................................... 12
2.4 PROSES BISNIS MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA ................................. 14
2.5 PENGENDALIAN TRANSAKSI PADA PROSES BISNIS PENGGAJIAN .............. 15
BAB III ................................................................................................................................. 18
PENUTUP............................................................................................................................. 18
3.1 KESIMPULAN................................................................................................................ 18
3.2 SARAN ............................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 19
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja SDM, diantaranya melakukan
kegiatan pelatihan. Kegitan pelatihan meruakan proses memberikan atau meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan serta menanamkan sikap kepda karyawan dimana proses
tersebut akan sangat membnatukaryawan dalam meengkreksi kekurangan-kekurangan
kerjanya dimasa silam sehingga karyawan tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam
bekerja.
Kegiatan pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pegetahuan dan keahlian
tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melakasanakn tanggung
jawab dengan baik. Sesuia dengan standar kerja kegiatan pelatihan juga dimaksudkn untuk
mengurangi kedsenjangan anatara sumber daya yang dimiliki perusahaan denga sumber
daya manusia yang diharapkan perusahaan agar perusahaan dapat mencapai tujuan.visi dan
mis.
Tidak jauh berbeda dengan hasil penelitia khan (2009) yang dimuat dalam global
joural of magement and bussines research menyatakan bahawa penelitan dan
pengembnagna berpengaruh positif terhadap kinerja organisasi. Selain itu metode on job
training yang diterapkan diperusahaan terbukti efektif dalam hal waktu dan penghematan
biaya pelatihan

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana proses bisnis prokuremen?
2. Bagaimana pengendalian siklus transaksi prokuremen?
3. Bagaimana proses bisnis pengeluaran kas?
4. Bagaimana proses bisnis manajemen sumber daya manusia?
5. Bagaimana pengendalian transaksi pada proses bisnis penggajian?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui proses bisnis prokuremen
2. Untuk mengetahui pengendalian siklus transaksi prokuremen
3. Untuk mengetahui proses bisnis pengeluaran kas
4. Untuk mengetahui proses bisnis manajemen sumber daya manusia
5. Untuk mengetahui pengendalian transaksi pada proses bisnis penggajian

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Bisnis Prokuremen


A. Tinjauan
Prokuremen adalah proses bisnis dari pemilihan sumber daya, pemesanan dan
mendapatkan barang atau jasa. Barang atau jasa bisa diperoleh secara internal jika barang
dihasilkan oleh entitas lain dalam perusahaan. Pembelian adalah sinonim untuk prokuremen.
Langkah umum dalam proses prokuremen adalah :
a. Menentukan Kebutuhan
b. Memilih Sumber Daya
c. Permintaan untuk quotalion.
d. Memilih Pemasok
e. Menerbitkan Pesanan Pembelian
f. Penerimaan Barang
g. Verifikasi Faktur
h. Pembayaran Kepada Pemasok

Sistem enterprise resource planning (ERP) mampu menyimpan dan memproses


sejumlah informasi yang sangat besar yang berkaitan dengan proses bisnis prokuremen. Bagian
ini akan membahas secara ringkas data yang disimpan dan diproses dalam proses bisnis
prokuremen dengan menggunakan SAP R/3.
SAP/R3 mendukung prokuremen pada modul pengelolaan material. R/3 menyediakan
cara online, sistem terintegrasi total untuk pembuatan dan pertukaran dokumen yang diperluka
dalam proses bisnis prokuremen. Sfat total terintegrasi sistem mampu menggurangi kesalahan
dan kecepatan proses bisnis.
Dokumen pada R/3 adalah dokumen online. Dokumen ini juga dapat dicetak dan ditukarkan
secara manual. Dokumen prokuremen yang tersedia pada R/3 terdiri dari :
a. Permintaan pembelian
b. Permintaan untuk quotation
c. Quotation
d. Pesanan pembelian
e. Perjanjian ringkas
f. Kontrak
g. Perjanjian penjadwalan
h. Pencatatan informasi pembelian
Semua dokumen prokuremen ditentukan dengan tipe kode dokumen. Setiap dokumen
memiliki tempat header dan tempat item (rinci). Tempat header berisi informasi yang relevan
dengan dokumen secara keseluruhan, seperti nomer pemasok.Tempat item menentukan
informasi item secara rinci dalam dokumen, seperti nomor produk item yang dipesan.
B. Menentukan Kebutuhan
Permintaan pembelian adalah dokumen internal yang dibuat untuk meminta sesuatu
pada suatu waktu tertentu.Dokumen itu juga dapatdibuat secara otomatis oleh sitem MRP
(materials requirements planning). Sistem MRP dapat melakukan analisis secara canggih untuk
menentukan kebutuhan berdasarkan permintaan pelanggan unutk suatu item dan proses
produksi perusahaan. Setelah selesai, permintaan pembelian dilanjutkan secara elektronik ke
supervisor nutk disetujui. Profil pemakai dikelola dalam permintaan pembelian filter R/3 dan
dikirim ke orang yang tepat untuk disetujui. Permintaan pembelian merupakan langkah
opsional dalam prokuremen di R/3.

C. Memilih Sumber Daya


Langkah berikutnya dalam proses bisnis ini adalah menentukan sumber penyedia untuk
permintaan pembeliaan. R/3 dapat memeriksa apakah ada kontrak dengan pemasok untuk
menyediakan suatu item yang diminta jika kontrak ada , R/3 memberikan jumlah yang diminta.
R/3 mendukung proses pemilihan dengan beberapa cara R/3 memonitor perjanjian ringkas
yang ada dengan pemasok. perjanjian ringkas merupakan kontrak yang menetukan perjanjian
jangka panjang dengan pemasok. R/3 mengelola daftar sumber persediaan yang disetujui dan
tidak disetujui.

D. Permintaan Untuk Quotation


Setelah memilih pemasok, berikutnya R/3 digunakan untuk menghasilkan dokumen
permintaan untuk quotation. Permintaan untuk quotation dibuat untuk item atau jasa yang
sangat mahal atau untuk item atau jasa yang penawarannya diperlukan sebagai kebijakan
perusahaan. Dokumen ini dikirim kepemasok yang akan dipakai untuk kofirmasi harga dan
jangka waktu pembayaran untuk supply produk atau jasa.Hasil dari penerbitan permintaan
untuk quotation adalah satu atau banyak dokumen quotation yang akan dimasukkan dalam R/3.
Pemasok potensial memberi harga dan jangka waktu yang dimasukkan dalam dokumen
quotation.

E. Memilih Pemasok
R/3 membandingkan kebutuhan prokuremen dengan catatan pemasok yang telah
dicatat dalam dokumen quotation dan menggindikasikan quotation yang pantas untuk
permintaan. R/3 akan mengirimkan surat penolakan ke pemasok untuk penawaran yang tidak
diterima. R/3 menawarkan fungsi evaluasi pemasok secara otomatis untuk membantu
organisassi dalam proses bisnis prokuremen. R/3 menilai pemasok dengan dasar nilai 100 yang
ditentukan dengan kriteria yang berbeda seperti catatan pengiriman dari pesanan sebelumnya,
pelayanan, harga,kualitas, dan lebih dari 99 kriteria yang dapat didefinisikan oleh pemakai.

F. Menerbitkan Pesanan Pembelian


Dokumen pesanan pembelian mengidentifikasi pemasok dan mengkonfirmasi barang
yang dipesan, jumlah, harga, tanggal pembelian, jangka waktu pengiriman dan jangka waktu
pembayaran .pesanan pembelian dapat dibuat dari awal dengan referensi dokumen yang
ada.pesanan pembelian dapat dikirim dalam bentuk kertas seperti fax, atau secara elektronik,
seperti dokuenm EDI. Perjanjian ringkas merupakan perjanjian jangka panjang dengan
pemasok.
Ada dua tipe perjanjian ringkas yaitu : kontrak dan perjajian penjadwalan.
Kotrak adalah perjanjian ringkas dimana pemasok menyediakan material selama periode waktu
tertentu.
Perjanjian penjadwalan sama dengan kontrak tetapi juga menetukan harga item.
Penggunaan R/3 juga dapat membantu menyiapkan kontrak dan atau perjanjian penjadwalan
pada waktu yang bersamaan dimana pesanaan pembelian disiapkan.

G. Penerimaan Barang
Ketika pemasok melakukan pengiriman, dokumen penerimaan barang disiapkan dalam
R/3.Tipe dokumen ini sering disebut laporan penerimaan.Jika barang rusak dalam
pengiriman, dapat dimasukkan sebagai retur atau tidak diterima pada saat pengiriman.Jika
pengiriman pemasok dibuat dalam suku cadang, maka beberapa jurnal penerimaan barang
harus dibuat.R/3 memonitor pengiriman dan pelaporan ketika pesanan telah dipenuhi dan
hampir selesai. Dokumen penerimaan barang dapat disiapkan dengan tiga cara.
Cara pertama dengan sistem manajemen persediaan ketika barang diserahlan ke
penyimpanan sementara. Cara lain, dokumen penerimaan barang dapat disiapkan dengan
referensi pesanan pembelian. Cara ketiga, barang yang diterim dapat diposting ke dalam
inspeksi kualitas.Setelah barang yang diterima diposting, R/3 membuat dokumen persediaan
yang mendokumentasikan dampak piutang dagang persediaan. Juga akan dibuat dokumen
akuntansi yang menunjukkan transaksi di buku besar.

H. Verifikasi Faktur
Faktur harus diperiksa dan dicocokan dengan dokumen penerimaan barang dan pesanan
pembeliaan ke pembayaran. Proses bisnis ini dikenal dengan nama verifikasi faktur
memastikan bahwa biaya dan kebutuhan kuantitas sudah dipenuhi. R/3 memiliki komponen
verifikasi faktur. Komponen ini tidak bertanggung jawab terhadap pembayaran sesungguhnya
dari faktur. Jika sutu faktur sudah diposting, R/3 melakukan 3 cara pencocokan untuk
membandingkan pesanan pembelian dengan barang yang diterima dan dengan faktur
pemeriksaan ini juga memastikan tidak adanya pembebanan yang tidak konsisten yang
dikirimkan adalah jumlah yang benar.

I. Pembayaran Kepada Pemasok


Jika faktur sudah diposting, pembayaran dapat dilakukan.Pembayaran dibuat sesuai
dengan jangka waktu pembayaran dan persyaratan yang ditentukan dalam pesanan pembelian
atau record master pemasok.Pembayaran diproses melalui hutang dagang dalam akuntansi
keuangan.

J. Record Master
Record master dibuat dalam R/3 dengan menggambarkan struktur organisasi dan proses
bisnis perusahaan. Tujuan diindetifikasi dengan kode, kode perusahaan mengindetifikasi unit
akuntansi yang memiliki neraca saldo dan laporan rugi laba. Ada tiga kategori informasi dalam
record master pemasok. Data umum berisi nomor pemasok, nama, alamat, nomor telepon dan
item yang sama data kode perusahaan di definisikan pada level kode perusahaan yang
dihubungkan dengan modul akuntansi keuangan buku besar dalam R/3. Record master material
berisi informasi material yang diadakan, dihasilkan, atau dijual kepelanggan. Record master
material digunakan dan didistribusikan ke banyak departemen. Record master material
memiliki struktur hieraki.record master infomasi pembeliaan hanya digunakan oleh pembelian.
Ia digunakkan untuk alokasi sumber daya , yang merupakan proses evaluasi pemasok.

2.2 Pengendalian Siklus Transaksi pada Prokuremen


Karakteristik utama pada flowchart ini adalah pemisahan fungsi sebagai berikut : permintaan
(seperti gudang), pembelian, penerimaan, hutang dagang, pengeluaran kas, dan buku besar.
A. Permintaan (Penyimpanan)
Permintaan untuk membeli dimulai dari departemen pembelian. Permintaan pembelian juga
dapat dimulai dari departemen lain dalam perusahaan. Permintaan pembelian disetujui dalam
departemen yang membuatnya.
B. Pembelian
Fungsi dari departemen pembelian adalah memilih pemasok dan mengatur jangka waktu dan
pengiriman.Bagian pembelian kemungkinan dapat menolak permintaan pembelian karena
anggaran yang tidak mencukupi, kurangnya otorisasi, atau karena alasan lainnya.Bagian
pembelian memilih pemasok dan kemudian menyiapkan pesanan pembelian untuk suatu
permintaan.Tembusan dikirim ke pemasok.Hutang dagang, departemen yang membuat
(gudang) dan departemen penerimaan, masing-masing memiliki akses ke pesanan pembelian
untuk memproses pesanan.

C. Penerimaan
Fungsi penerimaan sebaiknya dipisahkan dari independen dari fungsi penyimpanan.
Pesanan pembelian memberikan otorisasi ke departemen penerimaan untuk menerima
pengiriman dari pemasok ketika barang telah dikirimkan. Prosedur penerimaan harus punya
peran independen untuk menghitung pengiriman dan menyiapkan laporan penerimaan.
Independen atau blind count pengiriman dilakukan dengan tidak mengizinkan
penghitung punya akses ke kuantitas yang ada pesanan pembelian. Hal ini mengharuskan
penghitung untuk menentukan jumlahnya dengan menghitung, karena tidak mungkin hanya
menyalin kuantitas dari pesanan pembelian. Supervisor akan membandingkan kuantitas yang
diterima berdasarkan penghitungan dengan yang ada dipesanan pembelian dan kemudian
menyiapkan laporan penerimaan untuk jumlah kuantitas yang diterima. Pada banyak kasus,
hanya orang yang memiliki kemampuan tekhnik yang dapat melakukan inspeksi material dan
memberikan jaminan kedepartemen yang meminta atau menggunakannya. Fungsi inspeksi
dapat dilakukan untuk tujuan tersebut, entah sebagai bagian dari departemen peneriman atau
departemen yang terpisah.

D. Penyimpanan
Departemen penyimpanan menyetujui penrimaan pengiriman dari bagian penerimaan dengan
menandatangani laporan penerimaan dan kemudian melanjutkan ke hutang dagang.Jika barang
langsung dikirim ke departemen yang meminta dan bukan ke departemen penyimpanan,
supervisor departemen yang meminta mengakui penerimaan pada laporan penjualan dan
melanjutkan ke hutang dagang. Verfikasi independen penerimaan pembelian adalah ciri
pengendalian dari proses bisnis prokuremen.
E. Hutang Dagang
Hutang dagang bertanggung jawab untuk memulai pembayar ke pemasok. Empat dokumen-
permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan dan faktur-tersedia untuk
mendokumentasikan transaksi pembelian. Penggunaan sistem voucer untuk mendukung
pembayaran adalah ciri pengendaliaan dari proses bisnis prokuremen. Sistem voucher di
diskusikan dalam konteks proses bisnis pengeluaran kas, topik berikutnya yang didiskusikan
pada bab ini.
Beberapa karakteristik lainnya dari pengendalian yang patut diperhatikan adalah:
a) Pembelian tidak mengendalikan barang sesungguhnya, juga tidak memiliki
pengendalian pada dokumentasi yang diperlukan untuk pembayaran.
b) Penerimaan dipisah dari fungsi penjagaan pengiriman.
c) Hutang Dagang hanya menangani dokumen dan tidak dapat menerima barang dagangan
atau kas secara independen.
d) Permintaan pembelian diperiksa secara independen diluar pembelian.
e) faktur diberikan ke pembelian untuk diperiksa dan disetujui sebelumnya untuk dikirim
kehutang dagang.
f) Jangka waktu pembelian diperiksa ketepatan nya oleh bagian luar departemen
pembelian.
g) Pencatatan persediaan diperbaharui untuk menunjukan penerimaan barang.

F. Integritas Proses Bisnis Prokuremen


Pengendalian proses bisnis prokuremen berpusat pada integritas hubungan pembeli-
penjual. Suap, kickback dan konflik kepentingan (seperti membeli dari saudara atau teman)
adalah contoh hubungan antara pembeli-pemasok yang tidak benar yang harus dihadapi ada
proses bisnis prokuremen. Banyak perusahan menemukan baha sangat perli untuk membuat
kebijakan tertulis dan manul prosedur untuk melindungi proses bisnis prokuremen.
Metode untuk mengevaluasi dan memilih penawaran didasarkan pada atribut
pemasok,yang disebut perencanaan peringkat pemasok (vendor rating plan), yang dengan
mengevaluasi keputusan sebagai dasar pertimbangan oleh otoritas yang lebih tinggi. Daftar
pemasok yang disetujui (approved vendor list) disiapkan oleh fungsi yang independen, yang
digunakan untuk membatasi pilihan-pilihan pembeli ke pemasok, di mana pemasok telah
diseleksi dan didapati bahwa mereka dapat dipercaya, bebas dari masalaj keuangan, dan bebas
dari konflik kepentingan.
G. Pendekatan Peringkat Atribut untuk Memilih Pemasok
Pendekatan peringkat atribut (attribute rating) untuk memilih pemasok cocok jika diperlukan
pendapat dari beberapa evaluator yakni menggabungkan hasil evaluasi itu pada waktu yang
sama. Langkah yang diperlukan sebagai berikut :
a) Mengidentifikasi dan mendaftar atribut-atribut yang dimasukkan dalam evaluasi.
b) Memberikan bobot untuk setiap atribut berdasarkan tingkat kepentingannya dan
objektivitasnya.
c) Memiliki peringkat evaluator individual untuk setiap pemasok pada setiap atribut,
memberikan skor angka dari 1 sampai dengan 10 atau skala yang lain.
d) Menjumlahkan evaluasi individu dengan mengalikan setiap peringkat angka atribut dengan
bobotnya, kemudian menjumlahkan semua evaluasi dengan menambahkan semua skor
bersama-sama
Walaupun metode ini objektif, namun pemberian bobot dan peringkat niai menjadi proses yang
sangat subjektif. Karena itu, teknik evaluasi atribut menjadi sangat berguna untuk memilih
proposal dan mengidentifikasi pemasok atau pada sistem yang menjadi subjek pertimbangan
akhir.

2.3 Proses Bisnis Pengeluaran Kas


Proses bisnis pengeluaran kas mengendalikan pengeluaran cek dan pengeluaran aktual.
Biasanya cek digunakan pada sebagian besar pengeluaran, dimana pengeluaran dibatasi dalam
jumlah kecil yang diambil dari dan dipertanggung jawabkan sebagai dana imprest kas
kecil. Ciri utama pengendalian proses bisnis pengeluaran kas adalah penggunaan sistem vocer
untuk mendukung pengeluaran cek, pemisahan fungsi persetujuan dengan pengeluaran kas, dan
rekonsiliasi bank secara independent.

A. Hutang Dagang
Departement hutang dagang mengakses dokumen yang diperlukan untuk mendukung
pengeluaran kas. Hutang dagang merupakan awal proses pembayaran, meliputi menghitung
jumlah yang jatuh tempo, diskon (jika ada), dan item lainnya. Cek voucher disiapkan untuk
setiap voucher. Cek voucher dagang. Posting ini diringkas pada ayat jurnal. Pemrosesan
voucher mencakup pemrosesan distribusi biaya. Voucher dibebankan pada unit organisasional
yang diidentifikasi dengan nomer rekening pada voucher. Cek voucher dan voucher disetujui
dan dilanjutkan ke departemen pengeluaran kas. Ayat jurnal dilanjutkan ke buku besar.
B. Pengeluaran Kas
Cek voucher dan voucher diterima dari departemen hutang dagang. Setelah cek voucher dan
voucher diperiksa, cek ditandatangani dan voucher di cap dan disimpan urut nomor. Control
total dari jumlah yang telah diposting disiapkan dan direkonsiliasi dengan voucher yang
diterima dari hutang dagang. Cek voucher dilanjutkan langsung ke yang dibayar. Control total
dilanjutkan ke buku besar.

C. Buku Besar
Ayat jurnal diterima dari hutang dagang dan control total dari pengeluaran kas direkonsiliasi,
dan total diposting ke buku besar. Ayat jurnal dan control total disimpan menurut tanggal.

D. Audit Internal
Cek yang telah dicap diterima dari bank bersama-sama dengan laporan bank. Rekonsiliasi bank
independen adalah pengendalian yang penting pada proses bisnis pengeluaran kas.

E. Sistem Voucher
Sistem voucher pada dasarnya adalah tehnik pemeriksaan. Pengendalian sesungguhnya pada
pengeluaran merupakan pemeriksaan terakhir dokumen yang menunjukan seluruh transaksi
sebelumnya sampai dengan otorisasi pembayaran. Otorisasi dapat dilakukan dengan
menandatangni formulir secara fisik pada paket voucher, menyiapkan suatu dokumen untuk
mengotorisasi entri pada register voucher atau memasukan data kedalam komputer.
Sistem voucher berpusat pada voucher. Voucher dapat terdiri dari berbagai bentuk dari
formulir sederhana atau amplop sampai dengan kombinasivoucher-check (Gambar dibawah).
formulir voucher sendiri tidak signifikan. Sistem voucher dapat di operasikan tanpa voucher
yang dapat dibaca oleh manusia.

F. Posting Hutang Dagang


Pertanyaan dasar pada perancangan sistem vocer berkaitan dengan kapan faktur - faktur
diposting ke hutang vocer. menyiapkan vocer untuk faktur individual ketika beberapa faktur
menunjuk pada pemasok yang sama pada periode yang sama akan menghasilkan beberapa seri
cek untuk pemasok yang sama pada bulan yang sama. Built up voucher sistem merupakan
akumulasi beberapa faktur dari beberapa pemasok yang sama dan membayarnya dengan cek
tunggal.
2.4 PROSES BISNIS MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang
lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau
unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam bahasa
inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner manajemen
sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk
memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan
pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.

Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :

1. Tujuan Organisasional

Ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM)
dalam memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal
suatu departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer,
namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal yang
berhubungan dengan sumber daya manusia.

2. Tujuan Fungsional

Ditujukan untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber
daya manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.

3. Tujuan Sosial

Ditujukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-
tantangan masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan masyarakat dapat
menyebabkan hambatan-hambatan.
4. Tujuan Personal

Ditujukan untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan


yang dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal karyawan
harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan, dipensiunkan, atau dimotivasi.
Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan, kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun
dan karyawan dapat meninggalkan organisasi.

Proses kerja manajamen sumberdaya manusia :

1. Perekrutan karyawan

Perekrutan karyawan merupakan langkah awal dari proses kerja manajemen sumber daya
manusia. Pasalnya, kompentensi perusahaan sangat bergantung pada kualitas perekrutan yang
dilakukan oleh HRD.

Manajemen SDM menganalisis jenis pekerjaan beserta deskripsinya agar perusahaan bisa
menarik kandidat dengan kualifikasi yang sesuai untuk melamar.

Selain itu, manajemen SDM juga mendorong adanya penyusunan strategi untuk proses
seleksi yang baik agar perusahaan bisa mempekerjakan orang yang tepat.

2. Mengembangkan kompetensi karyawan

Melansir What is Human Resource, manajemen SDM akan mengadakan pengembangan


kompetensi karyawan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat memastikan bahwa kandidat
yang direkrut memiliki kemampuan yang memadai untuk menjalankan pekerjaannya.

Keterampilan karyawan akan diarahkan agar mereka bisa mengeksekusi pekerjaannya sesuai
dengan sistem kerja yang berlaku di perusahaan.

Manajemen SDM juga berfungsi untuk memfasilitasi lingkungan kerja yang mampu
mengembangkan kompetensi dan kinerja karyawannya demi kesuksesan perusahaan. Intinya,
aspek ini mendorong lingkungan kerja yang suportif dan interaktif.

2.5 PENGENDALIAN TRANSAKSI PADA PROSES BISNIS PENGGAJIAN


1. SIKLUS PENGGAJIAN
Siklus penggajian merupakan aktivitas bisnis dan pemrosesan data yang berulang
dan berkaitan dengan pengelolaan karyawan.Pemrosesan data dalam penggajian
biasanya kompleks karena berkaitan dengan pajak penghasilan yang peraturannya
sering berubah, sehingga mengakibatkan system penggajian memerlukan modifikasi
secara berkesinambungan pula.System pengggajian juga dapat digunakan untuk
mengalokasikan biaya tenaga kerja ke produk atau departemen untuk menetapkan
harga produk. Setiap perusahaan memiliki system penggajian yang sudah didesain
sedemikian rupa, apabila desain system penggajian tidak benar, dapat mempersulit
proses pengambilan keputusan dan menggaanggu ketenangan kerja karyawan. Dengan
demikian, system penggajian harus didesain secara benar.

2. Aktivitas siklus penggajian Sistem penggajian merupakan salah satu aplikasi pada
system informasi akuntansi yang terus mengalami proses dalam bentuk batch (bertahap),
disebut proses bertahan karena daftar gaji karyawan dibayarkan atau dibuat secara
periodic (mingguan, dua mingguan, atau bulanan), begitu juga pembayaran gaji, sebagian
besar pegawai dibayar pada waktu yang bersamaan. Ada beberapa langkah yang
diterapkan setiap perusahaan yang membayarkan gaji pada karyawannya melalui
system penggajian, yaitu:
a) Melakukan Up-Date File Induk penggajian Aktivitas yang penting dilakukan
dalam siklus manajemen personalia atau penggajian yang melibatkan pembaharuan
file penggajian untuk menunjukkan kepada berbagai jenis perubahan penggajian
adalah kegiatan yang terkait dengan:
• Penerimaan tenaga pelaksana
• Pemberhentian karyawan
• Perubahan tingkat gaji karyawan
• Penyesuaian gaji karyawan

Meskipun system penggajian diproses dalam bentuk batch, departemen manajemen


sumber daya manusia memiliki akses log membuat perubahan ini pada file induk
penggajian. Pada dasarnya, untuk diperhatikan bahwa perubahan penggajian diajukan
tepat waktu dan secara tepat ditampilkan dalam periode pembayaran berikutnya.Untuk
pegawai yang berhenti atau dipecat tidak boleh langsung di hapus karena beberapa laporan
akhir tahun membutuhkan data mengenai semua pegawai yang pernah bekerja untuk
perusahaan selama periode tahun akuntansi.
b) Perubahan tarif dan pajak Mempengaruhi informasi mengenai perubahan tariff dan
pemotongan pajak lainnya. Bagian penggajian akan melakukan perubahan
penyesuaian tarif namun aktifitas ini relative jarang terjadi sejauh belum ada
pengumuman resmi dari pemerintah yang menyebutkan adanya perubahan tariff pajak
yang berlaku.
c) Keabsahan waktu dan data kehadiran Informasi datang dalam berbagai berbentuk,
tergantung bagaimana bentuk pembayaran dilakukan kepada pegawai tertentu,
bentuk pembayaran dimaksud adalah:
a. Skema pembayaran Bagi karyawan yang mendapatkan pembayaran per jam, maka
perusahaan memakai kartu waktu untuk mencatat waktu kedatangan pegawai dan
waktu keluar untuk setiap giliran kerja.Berdasarkan kartu ini, diperoleh
informasi tentang jumlah jam kerja yang diperoleh oleh karyawan selama masa
waktu pembayaran dilakukan.Kegiatan ini biasanya hanya berlaku bagi karyawan
yang tidak tetap, sedangkan untuk karyawan tetap tidak berlaku aturan ini.Pada
dasarnya, pencatatan atas kehadiran karyawan dilakukan secara real time untuk
mengetahui kehadiran mereka.
b. Peluang untuk menggunakan teknologi informasi Mengimplementasikan teknologi
informasi, untuk lebih efisien proses pemcatatan gaji karyawan, diantaranya
untuk mengumpulkan data kehadiran karyawan selama jam kerja sebaiknya
dilakukan pendekatan teknologi informasi sebagai pengganti dokumen kertas. Hal
ini dapat mengurangi waktu dan potensi kesalahan yang berhubungan dengan
pencatatan, yang dilakukan secara manual.
c. Menyiapkan daftar penggajian Pada masing-masing bagian memberikan data
tentang jam kerja karyawan selama satu periode, data ini akan dicocokkan dan
kemudian diotorisasi oleh pejabat berwenang pada unit kegiatan tersebut untuk
diserahkan ke departemen penggajian guna mempersiapkan daftar gaji karyawan
yang bersangkutan.
d. Pembayaran daftar gaji Biasanya pembayaran gaji karyawan dilakukan dengan
cara memindah bukukan ke rekening karyawan bersangkutan. Cara tersebut
efektif untuk mengurangi pemotongan gaji yang tidak legal dilakukan. Namun
ada juga perusahaan yang melakukan pembayaran gaji karyawan dengan cara
tunai dan akibat dari cara ini tidak terjaminnya keamanan, baik pada perusahaan
maupun karyawan yang masih memegang uang tunai.
e. Kalkulasi kompensasi dan pajak Perusahaan melakukan pemotongan pajak
penghasilan karyawan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, hasil
pemotongan tersebut akan disetorkan ke kantor pajak atas nama karyawan yang
bersangkutan. Berbagai pemotongan yang dilakukan oleh perusahaan secara legal
untuk memudahkan karyawan dari kewajiban terhadap Negara. Pemotongan lain
dapat juga berupa pemotongan pension untuk hari tua dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Proses bisnis prokuremen meliputi aktivitas sebagai berikut: menentukan kebutuhan,
memilih sumber daya, permintaan untuk quotation, memilih pemasok, membuat pesanan
pembelian, penerimaan barang, verifikasi faktur dan pembayaran kepada pemasok. Sistem
ERP memiliki kemampuan memproses dan menyimpan sejumlah informasi yang berkaitan
dengan proses bisnis pengeluaran. Bab ini memberikan tinjauan mengenai penyimpanan dan
pemprosesan data dalam proses bisnis prokuremen dengan SAP R/3. Pengendalian siklus
transaksi pada proses bisnis prokumen meliputi pemisahan fungsi-fungsi sebagai berikut:
permintaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, hutang dagang dan buku besar. Prosedur
pemiihan pemasok merupakan faktor yang penting dalam sistem aplikasi pembelian secara
keseluruhan.
Proses bisnis pengeluaran kas dirancang untuk mengendalikan pengeluaran cek seperti
halnya pengeluaran kas sesungguhnya. Pengendalian siklus transaksi pada proses bisnis
pengeluaran kas meliputi pengunaan sistem voucher untuk mendukung penarikan cek,
pemisahan fungsi yang menyetujui dengan yang melakukan pembayaran, dan rekonsiliasi bank
secara independen. Desain proses bisnis pengeluaran kas meliputi pemisahan fungsi-fungsi
berikut: pengeluaran kas, hutang dagang, pencatatan biaya, dan buku besar.
Proses bisnis sumber daya manusia merupakan sistem informasi yang memproses
informasi sumber daya manusia. Sistem sumber daya manusia menyediakan alat untuk
memulai dan mengelola informasi mengenai struktur organisasi, pemprosesan data karyawan
seperti alamat karyawan, penggajian, dan data histori karyawan. Pengendalian siklus transaksi
pada proses bisnis pengeluaran meliputi pemisahan fungsi-fungsi berikut: personel (karyawan),
pencatat waktu, akuntansi penggajian, dan buku besar.

3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.Yogyakarta :


ANDI Yogyakarta.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (EKA440 E2)

Proses Bisnis (PB) Produksi

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Adinda Shavina Putri Hermanto (1907531151)

Ni Wayan Sari Utami (1907531170)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2021

1
1. PB Produksi
Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi
kekayaan merupakan fungsi yang ada dalam proses bisnis produksi pada perusahaan
pemanufakturan. Pada perusahaan nonpemanufakturan, beberapa (jika ada) aktivitas
produksi merupakan fungsi yang terpisah. Akan tetapi pada banyak organisasi, fungsi ini
menangani persediaan dan mengolah beberapa tipe aktivitas produksi, seperti menjual
barang atau jasa. Oleh karena itu, prinsip pengendalian produksi relevan untuk banyak
organisasi.
2. Pengendalian Siklus Transaksi pada PB Produksi
2.1.Pengendalian Produksi
Sistem akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan pada persediaan
pemanufakturan seperti bahan baku, bahan baku dalam proses, dan barang jadi. Job
costing merupakan prosedur yang harga perolehannya didistribusikan ke job khusus
atau pesanan produksi. Job costing memerlukan sistem pengendalian pesanan produksi
Pada proses costing harga perolehan di kompilasikan dalam proses atau rekening
departemen secara periodic (hari, minggu, atau bulan). Proses costing digunakan jika
tidak memungkinkan untuk mengidentifikasikan pekerjaan atau lot produksi
sebelumnya. Harga perolehan job atau costing dapat berupa harga perolehan
sesungguhnta atau harga perolehan standar. Pengendalian persediaan dan produksi di
dasarkan pada pemisahan fungsi, pencatatan dan dokumentasi, seperti pesanan
produksi, formulir permintaan material, dan kartu jam kerja karyawan. Perlindungan
persediaan dari pencurian fisik mencakup keamanan dan keterbatasan akses, juga
perhitungan fisik dan pencataan independen.
2.2.File dan Laporan
Pengendalian produksi meliputi perencanaan produk yang akan di produksi dan
penjadwalan produksi untuk mengoptimalkan pemakaian sumber daya. Kebutuhan
dasar produksi di sediakan dengan daftar material dan daftar operasi master.
Spesifikasi rinci material untuk produk pada daftar material. Daftar material berisi
daftar semua bahan yang diperlukan dan deskripsinya dalam pesanan dan subperakitan.
Daftar operasi mirip dengan daftar material, yang berisi operasi tenaga kerja rinci,
urutan pengerjaan dan kebutuhan mesin yang berkaitan dengan pengerjaan tersebut.

2
Daftar material dan daftar operasi digunakan secara luas dalam fungsi pengendalian
produksi. Dalam sistem biaya standar, biaya material standar dan biaya tenaga kerja
dimasukkan dalam daftar material dan daftar operasi.
Penentuan produk apa yang akan dibuat memerlukan integrase permintaan produk,
kebutuhan produk, dan ketersediaan sumber daya produksi. Ketersediaan sumber daya
untuk di produksi di komunikasikan ke fungsi pengendalian produksi dengan
menggunakan laporan status persediaan dan laporan ketersediaan factor. Laporan
status bahan baku berisi sumber daya yang tersedia dalam produksi. Laporan
ketersediaan factor berisi ketersediaan sumber daya tenaga kerja dan mesin. Kebutuhan
permintaan untuk produk tergantung pada apakah yang dibuat sesuai dengan pesanan
pelanggan atau dibuat secara rutin untuk persediaan. Jika produk diproduksi secara
rutin untuk persediaan, kebutuhan produksi tergantung pada prediksi penjualan, yang
dikirim ke pengadilan produksi dari departemen penjualan atau pemasaran. Prediksi
penjualan harus dihubungkan dengan jumlah produk dalam persediaan. Informasi ini
disediakan dalam laporan ststus produk jadi, yang berisi daftar jumlah produk dalam
persediaan. Integrasi dari semua factor ini merupakan hasil dari perencanaan produksi
untuk organisasi. Perencanaan produksi dimasukkan dalam penjadwalan produksi dan
pesanan produksi. Dokumen ini merupakan awal dari arus pemrosesan data produksi.
2.3.Arus Transaksi
Pesanan produksi dijalankan sesuai dengan otorisasi untuk departemen produksi
untuk membuat produk. Permintaan material diterbitkan untuk setiap pesanan
produksi mengotorisasi departemen persediaan untuk mengeluarkan material ke
departemen produksi. Item dan jumlah item yang di tujukan untuk permintaan
pembelian ditentukan dari spesifikasi produk yang ada pada bill of materials. Alur
permintaan material dan pesanan produksi dapat dilihat pada flowchart arus transaksi
dalam aplikasi pengendalian produksi. Fungsi akuntansi biaya menerima tembusan
pesanan produksi langsung dari pengendalian produksi, juga dari departemen produksi
ketika pesanan produksi telah selesai. Akuntansi biaya juga menerima tembusan
penerimaan material dan fungsi pengendalian persediaan dan departemen produksi.

3
Distribusi dokumen seperti ini menunjukkan adanya pemisahan tuga dan memberikan
akuntabilitas untuk departemen produksi.

Operasi tenaga kerja dicatat pada kartu pencatat waktu kerja. Kartu ini diposting
ke pesanan produksi dan dilanjutkan ke departemen akuntansi biaya. Rekonsiliasi

4
priodik dari kartu pencatat waktu dengan laporan tenaga kerja produksi merupakan hal
penting dalam fungsi pengendalian internal.
Laporan status produksi dikirimkan secara periodic dari departemen produksi ke
fungsi pengendalian produksi. Laporan status produksi merinci pekerjaan yang telah
selesai pada pesanan proses produksi individual yang telah dipindahkan melalui proses
produksi. Laporan ini digunakan untuk memonitor status pesanan produksi yang belum
selesai dan jika diperlukan, dapat dilakukan revisi pada jadwal departemen produksi.
Dokumen utama dalam proses sebelumnya adalah pesanan produksi. Tembusan
pesanan produksi digunakan oleh fungsi akuntansi biaya untuk mencatat bahan baku
dalam proses (WIP) untuk setiap pekerjaan.
2.4.Akuntansi Biaya
Departemen akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mengelola file pencatatan
biaya barang dalam proses. Catatan baru ditambahkan pada file ini ketika menerima
pemesanan produksi yang baru, yang di mulai oleh pengendalian produksi. Biaya
material diposting dari job time ticket. Biaya overhead sering diterapkan dengan dasar
jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung dan diposting pada waktu
yang bersamaan sebagai biaya tenaga kerja.
Efisiensi pengendalian produksi memerlukan pembandingan antara produksi
sesungguhnya dengan penjadwalan produksi dan analisis perbedaan (varian).
Pengendalian produksi juga membutuhkan pembandingan dan analisis factor-faktor
yang lain, termasuk biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya untuk pesanan
produksi individual dan atau departemen dan fasilitas yang digunakan dibandingkan
dengan ketersediaan fasilitas oleh departemen. Pengendalian terhadap hilangnya
persediaan dan pengelolaan level persediaan yang optimal juga merupakan faktor yang
penting untuk pengendalian produksi secara keseluruhan.
2.5.Pengendalian Persediaan
Pengendaliaan persediaan diwujudkan melalui beberapa pencatatan persediaan dan
laporan yang berisi informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan, dan
level maksimum dan minimum dari persediaan. Titik Pemesanan Ulang (reorder
point) dan prosedu-prosedur dibuat. Titik pemesanan ulang merupakan level persediaan
yang digunakan sebagai pertimbangan untuk memesan atau memproduksi item

5
tambahan untuk menghindari kondisi tidak memiliki persediaan. Pengenbangan teknik
pemesanan ulang memerlukan waktu pemasok atau produksi, biaya penanganan
persediaan, dan biaya yang berkaitan dengan kondidi ketika tidak memiliki persediaan
seperti kehilangan kesempatan menjual atau tidak efisiennya penggunaan fasilitas
produksi.
Karena tujuan pengendalian
persediaan adalah meminimumkan
biaya persediaan total, keputusan
penting yang dibuat adalah ukuran
jumlah setiap pesanan pembelian
yang disebut dengan economic
order quantity (EOQ). Kuantitas
yang dipesan kembali harus
menyeimbangkan dua sistem biaya,
yaitu penanganan dan biaya
pemesanan.
Jika EOQ telah dihitung, waktu pemesanan harus diputuskan, artinya reorder point
harus ditentukan. Jika waktu tunggu pesananan dan tingkat penggunaan persediaan
diketahui, penentuan reorder point dapat segera dilakukan. Waktu tunggu (lead time)
adalah waktu antara penempatan pesanan dan penerimaan barang. Tingkat penggunaan
barang persediaan (inventory usage rate) adalah kuantitan penggunaan barang selama
periode waktu tertentu. Reorder point menunjukkan level persediaan yang mencapai
jumlah unit yang akan dikonsumsi selama waktu tunggu. Dalam rumus dinyatakan:
Reorder Point = lead time x rata-rata inventory usage rate
Bagian penting dalam pengendalian persediaan adalah evaluasi perputaran
persediaan untuk menentukan umur, kondisi dan status persediaan. Pengendalian
khusus dibuat untuk menghapus yang telah kadaluarsa dan item persediaan yang
perputarannya rendah dan membandingkan antara level persediaan yang telah dibuat.
Laporan status persediaan menunjukkan penggunaan secara rinci secara periodik yang
secara khusus akan membantu pengelolaan persediaan pada level yang tepat dan
mengendalilkan item yang perputarannya rendah.

6
Pengendalian persediaan meliputi metode untuk penanganan dan penyimpanan.
Item-item perlu diklasifikasikan dan diidentifikasikan secara tepat sehingga dapat
ditempatkan secara tepat dan juga memungkinkan untuk pelaporan dan verifikasi
secara tepat. Penyimpanan dan penanganan item harus diberikan keamanan terhadap
penggelapan, perlindungan terhadap kerusahaan, terhindar dari kadaluwarsa dan
keyakinan adanya pengendalian yang tepat.
Persediaan merupakan investasi yang penting. Sistem pengendalian persediaan
menyediakan laporan status pada setiap produk yang aktif sehingga perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan. Karena banyaknya item persediaan dan variasi
transaksi yang memengaruhi persediaan, maka menjadi sulit untuk mendapatkan
informasi secara cepat dengan menggunakan sistem manual. Sistem pengendalian
terkomputerisasi dapat menyebabkan berkurangnya investasi persediaan. Penghematan
ini mencakup pengurangan persediaan tanpa mengurangi layanan, penentuan EOQ dan
titik pesanan, membangun tingkat persediaan yang aman, dan prediksi permintaan
dimasa depan berdasarkan informasi sekarang dan masa lalu. Penggunaan pencatatan,
analisis perputaran dan keusangan, titik pemesanan ulang, dan statistik lainnya yang
relevan dengan pengendalian persediaan, sulit untuk dihasilkan dengan sistem manual.
2.6.Produksi Just in Time (JIT)
Produksi just in time (JIT) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan
sistem produksi yang komponen diproduksi hanya ketika diperlukan dalam suatu
proses operasi, sistem JIT berbeda dari sistem produksi konvensional dimana barang
dalam proses, bahan baku, dan barang jadi diminimumkan atau secara total dikurangi.
Konsep JIT diilustrasikan seperti berikut:

Persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi ditunjukkan dalam
bentuk garis putus-putus untuk mengindikasikan terjadinya pengurangan dalam
produski JIT. Istilah minimum inventory production system (MIPS), material as needed
(MAN), dan zero inventory production system (ZIPS) juga menjelaskan konsep
minimalisasi persedian.
7
Keuntungan finansial dari produksi JIT berasal dari berkurangnya level persediaan.
Investasi total persediaan juga menjadi berkurang. Biaya seperti penanganan dan
penyimpanan bahan, keusangan, luas tempat penyimpanan, dan beban keuangan pada
biaya persediaan total, dapat dikurangi, bahkan signifikan. Keuntungan lain termasuk
biaya tenaga kerja operasi yang turun dirancang ulang untuk arus produksi yang
konstan, diskon kuantitas dari pemasok yang akan menerima kontrak jangka panjang,
dan meningkatnya penekanan pada kualitas produksi dan pengurangan pada biaya sisa
bahan.
2.7.Aplikasi Akuntansi Kekayaan
Elemen penting dari pengendalian internal yang efektif adalan pemrosesan yang
akurat dan tepat waktu informasi yang berhubungan dengan aktiva tetap dan investasi.
Pemrosesan seperti ini dikerjakan dengan menggunakan aplikasi akuntansi khusus
yang disediakan untuk akuntansi operasional dan kebutuhan manajemen.

2.8.Aktiva Tetap
Ada empat tujuan dari aplikasi aktiva tetap dan investasi:

8
a. Untuk mengelola pencatatan yang benar yang mengidentifikasikan aset dengan
deskripsi, biaya, dan lokasi fisik.
b. Untuk depresiasi yang benar dan atau penghitungan amortisasi untuk tujuan buku
dan pajak.
c. Untuk evaluasi ulang asuransi dan tujuan biaya penggantian.
d. Menyediakan laporan bagi pihak manajemen untuk merencanakan dan
mengendalikan item aset individual.
2.9.Investasi
Investasi, seperti aktiva tetap, memerlukan pencatatan terpisah, khususnya register
investasi yang digunakan sebagai pengendalian akuntansi. Register investasi berisi
semua informasi yang relevan, seperti nomor sertifikat dan nilai buku sekuritas untuk
memudahkan identifikasi dan pengendalian. Semua transaksi investasi seyogyanya
diotorisasi dan didokumentasikan. Pengendalian umum yang biasanya dilakukan untuk
penanganan fisik sekuritas investasi dilakukan oleh dua orang. Satu orang
mengamankan kotak deposit dan lainnya memasukkan deposit.
3. Sistem Pemanufakturan Respons Cepat

Sistem pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) mengintegrasi sistem


pemanufakturan fisik dan sistem perencaaan sumber daya pemanufakturan (MRP II).
Sistem pemanufakturan responcepat adalah sistem CIM yang pemanufakturan fisik dan
MRP II terintegrasi dengan teknologi yang lebih maju. Teknologi integrasi tingkat lanjut
meliputi electronic data interchange (EDI), identifikasi otomatis, dan proses terdistribusi.

3.1. Komponen Sistem Pemanufakturan Respon Cepat


i. Sistem Pemanufakturan Fisik
Ada dua subsistem yang secara langsung mendukung sistem pemanufakturan
fisik, yaitu computer-aided design and drafting (CADD) dan sistem
computer-aided manufacturing (CAM).

9
Computer-Aided Design and Drafting (CADD).
CADD menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan fungsi
rekayasa dan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas design engineer.
Produktivitas yang meningkat membuat organisasi harus lebih responsif
terhadap permintaan pasar untuk penawaran produk baru dan produk yang
ditingkatkan. Ahli teknik, perancang, dan drafter bekerja di CADD stations-
stasiun kerja elektornik yang ditujukan untuk membantu pekerjaan mereka.
CADD stations yang terdiri dari sebuah monitor dengan kemampuan grafis,
light pen atau mouse untuk menempatkan garis atau detail lainnya pada layar,
dan sebuah plotter atau printer untuk mencetak. Detail rancangan produk
disimpan oleh komputer dan dapat dipanggil lagi dan dimanipulasi oleh
pengguna. Sistem CADD memberikan beberapa tipe fungsi dukungan yang
berbeda. Solid modeling adalah gambaran matematika dari bagian objek solid
dalam memori komputer. Model ini menunjukkan volume yang disertakan
dalam bidang permukaan. Berbagai model komponen dapat digunakan untuk
memprediksi produk akhir, seperti berat, stabilitas, atau momen kelembanan.
Analisis elemen hingga adalah metode matematika yang digunakan untuk
menentukan karakteristik mekanik, seperti tegangan dari struktur di bawah
beban. Drafting terotomatisasi
menghasilkan gambar rancang bangun
dan dokumen hardcopy lainnya.
Gambar dihasilkan dengan
menggambar berbagai sudut pandang
dari model geometrik yang telah dibuat
sebelumnya dan disimpan dalam
memori komputer.

10
Pemanufakturan dengan Bantuan Komputer (CAM)
Sistem CAM meliputi perangkat lunak untuk mendefinisikan proses
pemanufakturan, alat untuk memperbaiki produktivitas proses, sistem
pendukung pengambil keputusan untuk membantu pengendalian dan
pengawasan proses produksi, dan beberapa elemen implementasi untuk
pengendalian proses shop-foor seperti robotik, programmable logic
controller (PLC) dan machine vision systems. Alat-alat ini lebih dikenal
dengan sebutan peranti cerdas (intelligent tools). Robot industri adalah alat
yang dirancang untuk memindahkan material, suku cadang, atau alat khusus
dengan menggunakan variabel gerakan yang diprogram untuk berbagai
macam tugas yang dilakukan.
Sistem CAM memasukkan modul-modul untuk memudahkan proses
perencanaan, line analysis, pengendalian proses statistik, analisis kualitas,
dan pengawasan pemeliharaan. Pengendalian proses online digunakan
sebagai umpanbalik proses data untuk setiap sistem untuk manipulasi dan
analisis berikutnya.
Sistem CADD mengumpulkan dan memproses data dari proses
pemanufakturan yang dapat diprogram untuk menyediakan dukungan
keputusan. Data digunakan untuk menghasilkan laporan dan untuk
menganalisis kinerja proses pemanufakturan. Sistem memonitor kondisi
status dan parameter pemrosesan dari mesin produksi, ukuran kualitas, dan
sistem penanganan barang dalam proses. Informasi yang dikumpulkan dari
sistem ini meliputi status mesin, alarm kegagalan, penghitungan bahan,
efesiensi mesin, penghitungan foat, siklus waktu, level kualitas, dan
karakteristik bahan. Informasi tersebut dimasukkan ke sistem pemantauan
produksi, analisis kualitas,
dan pemantauan
pemeliharaan. Banyak
CAM menggunakan
pengendalian proses
statistik. Pengendalian

11
proses statistik digunakan intuk menentukan apakah proses pemanufakturan
masih dalam pengendalian. Bebrapa sistem CAM, disebut sistem
pemanufakturan fleksibel (FMS) digabungkan dengan proses produksi yang
dapat deprogram yang dapat dikonfigurasi secara cepat untuk menghasilkan
tipe produk yang berbeda.
ii. Sistem Perencanaan Sumber Daya Pemanufakturan (MRP II)
Sistem perencanaan sumber daya pemanufakturan (MRP II) terdiri
dari sistem perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) dan sistem berkaitan
dengan penjualan, penagihan, dan pembelian. Akan tetapi, sistem MRP
merupakan sistem yang utama dari sistem MRP II. Sistem MRP
menggunakan kemampuan komputasi dari komputer untuk memproses
sejumlah besar data yang diperlukan untuk perencanaan dan penjadwalan
kebutuhan penggunaan bahan baku. MRP digunakan secara komprehensif
untuk memasukkan semua persediaan bahan baku, barang dalam proses,dan
barang jadi. Karena barang dalam proses mencakup biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead, juga biaya bahan baku, maka semua elemen
pemanufakturan dimasukkan dalam sistem MRP. Sistem MRP
mengintegrasikan empat subsitem, diantaranya perencanaan produksi,
penjadwalan produksi, akuntansi biaya, dan pelaporan.
iii. Teknologi Integrasi Tingkat Lanjut
Fleksibilitas dan kecepatan respon sistem pemanufakturan sangat
tergantung pada tingkat integrasi komponen-komponen yang terkait.
Identifkasi otomatis meningkatkan integrasi karena produk dan material yang
diberi tanda elektronik secara efektif membuat mereka dapat dibaca oleh
mesin. EDI meningkatkan integritas karena ia secara efektif
mengintegrasikan sistem perusahaan dengan sistem pemasok dan pelanggan.
Pemrosesan terdistribusi meningkatkan integritas karena ia secara logika dan
fifsik mengkombinasikan sumber daya informasi yang tersebar secara
geografis menjadi satu sistem yang berkaitan.

12
iv. Identifikasi Otomatis
Identifikasi otomatis terhadap berbagai aktivitas produksi merupakan
hal yang penting untuk otomatisasi pabrik; jadi, mesin yang dapat membaca
barcode dan teknologi scanner merupakan elemen yang sangat diperlukan.
Perusahaan pemanufakturan dapat memperoleh keuntungan dengan
menggunakan sistem barcode UPC (Uniform Product Code) standar. Dengan
kode UPC, pelanggan dan pemasok akan menggunakan kode produk yang
sama sehingga mengurangi masalah referensi silang.
v. EDI
EDI Merupakan integrasi aplikasi terkomputerisasi yang melekat
dalam CIM. EDI memberikan dampak pada efisiensi pemanufakturan dan
persediaan dengan menyederhanakan rantai logistik pada penempatan dan
penyimpanan pesanan dengan membuat sistem yang lebih responsif untuk
kebutuhan saat ini. Level persediaan dapat dikurangi hanya dengan
menggunakan EDI karena ia memperpendek waktu pengurutan penyimpanan
pesanan dan penempatan. Kesalahan juga dapat dikurangi. EDI berguna pada
banyak tipe lingkungan pemanufakturan, ia juga menjadi komponen kritis
dari lingkungan pemanufakturan JIT.
3.2. Pemrosesan Transaksi Pada Sistem Pemanufakturan Respon-Cepat
i. Perencanaan Produksi
Perencanan produksi meliputi penentuan produk mana yang di produksi dan
penjadwalan produksi agar penggunaan sumber daya produksi menjadi
optimal. Penentuan produk mana yang di produksi memerlukan integrasi
antara permintaan produk dan kenutuhan produksi dan sumber daya produksi
yang tersedia di
perusahaan. Gambar di
samping menggambarkan
arus data yang ada dalam
perencanaan produksi.

13
Implementasi Perencanaan Produksi
menggambarkan proses yang diperlukan untuk
implementasi perencanaan produk master.
Perencanaan produk master di proses untuk
status produksi, daftar material, dan file operasi
master. Proses ini menghasilkan file pesanan
produksi, permintaan material, dan routing dan
juga memperbaharui file status produks. File
status produksi berisi data akuntansi dan data
operasional yang ada dalam status pesanan
produksi. File daftar material, berisi record
untuk setiap produk yang diproduksi. File
operasi master berisi data yang sama yang
berhubungan dengan setiap rincian kebutuhan tenaga kerja dan operasi mesin
produk dan urut-urutannya melalui proses produksi.
ii. Penjadwalan Produksi
Berisi tentang status produksi
yang di kumpulkan pada departemen
pabrik sebagai proses kerja. Data
pesanan produksi, formulir permintaan
material dan routing bisa di kumpul
dengan berbagai cara. RTG bisa
sebagai output dokumen turnaround
bagi aplikasi perencanaan produksi.
RTG di masukan oleh departemen
pabrik sebagai proses kerja pada
pesanan produksi khusus.

14
iii. Akutansi biaya
Output dari program akutansi biaya meliputi item sebagai berikut.
Satu file status produksi yang telah di perbaharui. Dua file pesanan produksi
yang telah selesai. Tiga file penggunaan sumber daya. Empat laporan ringkas.

iv. Pelaporan
File pesanan produksi yang telah selesai berisi semua biaya produksi yang
telah selasai. File ini digunakan untuk memperbaharui file persediaan barang
jadi. Output proses ini meliputi file persediaan barang jadi yang telah di
perbaharui, laporan status persediaan barang jadi, ringkasan biasa pesanan
produksi yang telah selesai. Dan laporan ringkas yang meliputi bach dan
informasi pengendalian informasi. File penggunaan sumber daya yang
merupakan output dari aplikasi akuntansi biaya berisi biaya aktual dan biaya
standar untuk material dan tenaga kerja, dan biaya operasi untuk pekerjaan
yang telah selesai, seperti yang ditunjukkan oleh data permintaan material dan
data RTG. Kuantitas standar, waktu, dan biaya disalin pada file ini dari file
status produksi. File ini adalah input untuk program aplikasi komputer yang
mengakumulasi biaya material dan operasi oleh departemen atau pusat kerja
dan mencetak laporan penggunaan sumber daya. Laporan ini berisi perbedaan
antara data biaya standar dan biaya sesungguhnya. Laporan penggunaan

15
sumber daya didistribusikan ke departemen supervisor untuk membantu
fungsi pengendalian produksi secara keseluruhan.

v. Biaya Berbasis Aktivitas


Teknik akuntansi biaya tradisional tidak mencakup lagi dalam
lingkungan CIM. Tiga elemen utama dimasukkan dalam biaya produk
pemanufakturan, yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead. CIM mengubah Pola Perilaku-Biaya. Istilah overhead dibebankan
menjelaskan teknik akuntansi biaya yang sudah dikenal di mana beban
overhead pada sebuah produk dihitung dengan menggunakan tarif aplikasi
overhead yang telah ditetapkan sebelumnya. Tarif overhead yang telah
ditetapkan sebelumnya umumnya didasarkan pada total jam tenaga kerja
langsung yang diharapkan atau total biaya tenaga kerja langsung yang
diharapkan. Tarif overhead pabrik yang dibebankan dapat dihitung:

16
CIM secara signifikan mengubah pola perilaku biaya perusahaan
pemanufakturan sebagai akibat dari substitusi modal peralatan untuk tenaga
kerja langsung. Tenaga kerja langsung dikurangi, bahkan kemungkinan
dikurangi secara total, dan digantikan dengan mesin-mesin yang dikendalikan
dengan komputer. Biaya berbasis-aktivitas (ABC) menghitung beberapa tarif
overhead, satu tarif untuk setiap aktivitas pemanufakturan, dan menggunakan
tarif tersebut untuk menghitung biaya produk dari biaya aktivitas spesifik
yang terjadi selama produksi. Aktivitas mungkin terpusat pada mesin,
penanganan material, inspeksi, atau jenis lainnya dari operasi
pemanufakturan. Satu departemen dapat berisi banyak aktivitas yang berbeda.
Sebagai contoh, departemen perakitan di mana beberapa produksi dirakit
menggunakan peralatan robot dan produk lain dirakit secara manual,
kemungkinan akan memiliki dua aktivitas, yaitu perakitan dengan robot dan
manual. Dasar overhead yang berbeda dapat digunakan untuk menetapkan
(secara lebih akurat) biaya aktivitas yang berbeda pada produk. Pemicu Biaya
(cost driver) adalah elemen yang mempengaruhi biaya total dari suatu
aktivitas. Sebagai contoh, biaya penanganan material dipengaruhi oleh
jumlah item yang ditangani, tipe penanganan item, tipe alat yang digunakan,
dan efisiensi pekerja. Pemicu biaya diukur dengan volume produksi, jumlah
karyawan, jumlah formulir yang dapat diselesaikan atau jumlah bahan yang
ada dalam suatu produk. Ukuran waktu dalam proses, seperti jam tenaga kerja
langsung, jam mesin atau waktu jam, sering digunakan sebagai pemicu biaya.
vi. MRP II versus MRP
Sistem MRP II meliputi berbagai modul pemrosesan MRP. Modul
daftar material (billof- material) digunakan untuk mengkomunikasikan
struktur suatu produk, seperti dalam MRP. Perluasan pemrosesan daftar
material dalam MRP II dapat mencakup pemeliharaan gambaran rancang
bangun/produk dari sistem CADD. Modul file routing menunjukkan urutan
operasi yang diperlukan untuk menghasilkan komponen atau perakitan,
seperti dalam MRP. Perluasan dari pemrosesan file routing dalam MRP II
meliputi informasi yang lebih luas mengenai data kapasitas pusat kerja, data

17
alat pemeliharaan mesin, dan data pengendalian pemeliharaan mesin
numerical dari sistem CADD.
vii. Impelemtasi JIT dalam Lingkungan MRP II/CIM
Dalam lingkungan produksi batch, pembuatan produksi khusus jarang
terjadi. Batch dari produk yang serupa dirakit secara periodik untuk
pemenuhan kebutuhan saat itu dan perencanaan kebutuhan masa depan. Biaya
setup biasanya terjadi ketika suatu batch diproduksi, dan biaya ini biasanya
sama tanpa memerhatikan ukuran produksi batch yang akan dilakukan. Kata
terencana mengindikasikan bahwa lingkungan batch membantu konsep
“push” pemanufakturan yang efisien. MRP II diatur dengan sinkronisasi dan
menjadwalkan tipe-tipe kejadian yang terjadi dalam lingkungan batch.
Lingkungan pemanufakturan JIT adalah lingkungan dengan arus
kontinu atau terus-menerus. Lingkungan JIT memerlukan produksi ekonomis
dari lot kecil-penting untuk operasi produksi pada basis terus-menerus untuk
meminimalkan atau secara total mengurangi persediaan.
viii. Pertimbangan Pengendalian Internal Khusus
Sistem informasi respons-cepat, sama seperti sistem computer yang
lain, menignkatkan masalah pengendalian internal tertentu. Transaksi dapat
dilakukan tanpa persetujuan atau intervensi manusia, yang berarti
mengurangi pengendalian konvensional berkaitan dengan pemisahan tugas
dalam transaksi. Oleh karena itu, pertimbangan utama adalah memastikan
bahwa pengendalian atau yang sejenisnya merupakan bagian integral dari
sistem pemanufakturan respons-cepat. Pemrosesan komputer secara umum
dan EDI akan mengurangi dokumen kertas yang berorientasi pada manusia.
Akan tetapi, masalah validasi keaslian harus dihadapi dalam operasi dengan
menggunakan sistem pemrosesan tanpa kertas, baik dalam sebuah perusahaan
maupun dalam pertukaran dengan mitra bisnisnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. dan Hopwood, William S. 2001. Sistem Informasi Akuntansi Edisi ke-9.
Jakarta: Salemba Empat

19
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERENCANAAN DAN ANALISIS SISTEM

OLEH :

Kelompok 10

Ida Ayu Putu Damayanti (1907531153)

Ni Made Ayu Widyanti (1907531158)

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan dan Analisis
Sistem”.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Tentunya kami
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi menyempurnakan makalah ini. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga dapat memberikan wawasan tambahan mengenai Perencanaan dan Analisis
Sistem bagi para pembaca.

Denpasar, 12 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

2.1 Garis Besar Perencanaan dan Analisis Sistem.............................................................. 3


2.2 Perencanaan Sistem dan Analisis Kelayakan ............................................................... 3
2.3 Analisis Sistem .......................................................................................................... 6
2.4 Desain Sistem .......................................................................................................... 11
2.5 Langkah-Langkah Desain Sistem .............................................................................. 12
2.6 Pertimbangan Desain Sistem..................................................................................... 14
2.7 Teknik-Teknik Desain Sistem ................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 18

3.1 Simpulan ..................................................................................................................18


3.2 Saran ........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan
menyediakan kepada pihak luartertentu dengan laporan -laporan yang diperlukan.Suatu
sistem informasi yang baik tidak terlepas dari teknikdan langkah dalam memban gunnya
agar mampu memberikan kepuasan optimal kepada para penggunanya. Banyak teknik dan
cara yang digunakan untuk membuat suatu sistem informasi. Untuk memahami dan
mengetahui teknik dan langkah-langkah dalam membangun sebuah sistem
informasi,diperlukan penjelesan lebih lanjut terhadap hal tersebut.
Pengembangan sistem adalah proses memodifikasi atau mengganti sebagian atau
semua sistem informasi. Pengembangan sistem secara normal dilakukan oleh tim proyek
yang terdiri dari analis sistem, programmer, akuntan, dan orang lain dalam organisasi yang
mempunyai pengetahuan memadai dan tahu tentang proyek tersebut. Setiap proyek
pengembangan sistem akan melalui siklus hidup pengembangan sistem, yaitu perencanaan
dan analisis, perancangan dan implementasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu:


1.2.1 Bagaimana garis besar perencanaan dan analisis sistem?
1.2.2 Bagaimana perencanaan sistem dan analisis kelayakan?
1.2.3 Bagaimana analisis sistem?
1.2.4 Bagaimana desain sistem?
1.2.5 Bagaimana langkah-langkah desain sistem?
1.2.6 Bagaiamana pertimbangan desain sistem?
1.2.7 Bagaimana teknik-teknik desain sistem?

1.3 Tujuan

1
Adapun tujuan dalam makalah ini, yaitu:
1.3.1 untuk mengetahui garis besar perencanaan dan analisis sistem.
1.3.2 Untuk mengetahui perencanaan sistem dan analisis kelayakan.
1.3.3 Untuk mengetahui analisis sistem.
1.3.4 Untuk mengetahui desain sistem.
1.3.5 Untuk mengetahui langkah-langkah desain sistem.
1.3.6 Untuk mengetahui pertimbangan desain sistem.
1.3.7 Untuk mengetahui teknik-teknik desain sistem.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Garis Besar Perencanaan dan Analisis Sistem

Perencanaan Sistem meliputi proses identifikasi subsistem yang ada pada sistem
informasi yang pengembangannya membutuhkan perhatian khusus. Tujuan perencanaan
sistem ialah untuk mengidentifikasi berbagai bidang permasalahan yang perlu
segeradipecahkan maupun yang nantinya akan diselesaikan. Analisis sistem dimulai
setelah perencanaan sistem telah mengidentifikasi subsistem yang dikembangkan. Tujuan
utama analisis sistem adalah untuk memahami sistem dan permasalahan yang ada,
memberikan gambaran informasi yang dibutuhkan dan untuk menetapkan prioritas untuk
kerja sistem berikutnya.

2.2 Perencanaan Sistem dan Analisis Kelayakan

Pendekatan sistem yang secara total berbasis atas-bawah, sangat penting digunakan
ketika mengembangkan sistem. Oleh karena itu, perlu ada perhatian seksama. Ketika
mengembangkan sebuah rencana dan strategi sistem secara keseluruhan. Rencana tersebut
harus memasukkan dukungan dan persetujuan total dari manajemen puncak. Tanpa rencana
keseluruhan sistem informasi yang akan dikembangkan hanya akan seperti berupa motif
abstrak dalam jahitan kain perca. Rencana keseluruhan perlu mendapat kepastian untuk
mencapai tujuan berikut ini:
- Sumber daya yang dimiliki akan ditujukan untuk subsistem yang paling membutuhkan
sumber daya tersebut.
- Proses duplikasi dan upaya yang sia-sia akan diminimalkan.
- Pengembangan strategi dalam organisasi akan konsisten dengan keseluruhan rencana
strategis organisasi.
Perencanaan sistem dan analisis kelayakan meliputi beberapa tahap yaitu:
1. Mendiskusikan dan merencanakannya bersama-sama dengan manajemen puncak.
2. Menetapkan sebuah dewan penasehat (steering committee) bagi perencanaan sistem.

3
3. Menetapkan keseluruhan tujuan dan kendala yang dihadapi.
4. Mengembangkan sebuah rencana sistem informasi strategis.
5. Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas bagi wilayah-wilayah tertentu dalam
organisasi untuk menjadi fokus pengembangan sistem.
6. Membuat sebuah proposal sistem yang akan berperan sebagai landasan analisis dan
desain awal bagi subsistem tertentu yang akan dikembangkan.
7. Membentuk sebuah tim yang terdiri dari berbagai inividu yang akan bekerja dalam
proses analisis dan desain awal.

Perencanaan Sistem dan Manajemen Puncak

Hal paling penting dalam seluruh upaya pengembangan sistem adalah mendapatkan
dukungan dari manajemen puncak. Tugas utama pengembang sistem adalah mengamati
dengan cermat rencana strategis, faktor kunci sukses, dan keseluruhan tujuan manajemen
puncak. Peran pengembang sistem seperti layaknya seorang dokter yang memeriksa
pasinnya. Pasien hanya mampu mengungkapkan gejala-gejala yang timbul dari
permasalahan yang dihadapinya, dan tugas dokterlah yang menentukan masalah
sebenarnya dan penyebab sesungguhya.

Dewan Penasihat

Dewan penasihat merupakan pendekatan yang berguna untuk mmandu keseluruhan upaya
pengembangan sistem. Mereka harus memiliki perwakilan dari manajemen puncak karena
penting bahwa sistem informasi yang dihasilkan akan sesuai dengan keseluruhan rencana
strategis perusahaan. Dewan penasihat harus bertanggung jawab atas keseluruhan
perencanaan dan pengendalian upaya pengembangan sistem dalam perusahaan. Sosok
bertanggung jawab yang ideal atas komite ini adalah direktur sistem informasi perusahaan.
Namun demikian dewan penasihat tidak boleh terlibat dalam detail proyek pengembangan
tertentu.

Mengembangkan Tujuan dan Batasan Sistem

Agar efektif, keseluruhan perencanaan membutuhkan pengembangan tujuan umum


perusahaan dan tujuan khusus bagin subsistem tertentu dalam perusahaan. Tujuan umum
perusahaan harus memasukkan keseluruhan tujuan strategis yang berkaitan dengan siklus

4
perencanaan jangka panjang perusahaan. Bagian lebih detail dari tujuan strategis adalah
tujuan taktis. Tujuan taktis ini sesuai dengan perencanaan taktis dan umumnya
ditujukanuntuk rentang waktu satu hingga tiga tahun ke depan. Hal penting lainnya adalah
faktor sukses kunci dari perusahaan. faktor tersebut adalah karakteristik- karakteristik yang
membedakan sebuah perusahaan dengan para pesaingnya dan merupakan kunci bagi sukses
perusahaan. Sebagai contoh, beberapa perusahaan menekankan kecepatan layanan,
sementara bagi yang lain menekankan kualitas produk, dan banyak lainnya masih
menekankan pada harga murah. Apapun faktor kunci sukses yang dimiliki, semuanya harus
dimasukkan ke dalam tujuan desain sistem.

Mengembangkan Rencana Sistem Strategis

Output utama yang dihasilkan dewan penasihat atau individu yang bertanggung jawabatas
pengembangan sistem adalah sebuah rencana sistem strategis. Rencana ini haruslah berupa
dokumen tertulis yang menggabungkan tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang
dari upaya pengembangan sistem sebuah perusahaan. Elemen kunci dalam sebuah rencana
sistem strategis adalah:

- Keseluruhan pernyataan yang terkait dengan faktor sukses kunci dari perusahaan dan
tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
- Deskripsi sistem dalam perusahaam yang membutuhkan upaya pengembangan.
- Pernyataan prioritas yang menunjukan bidang-bidang mana saja yang akan
mendapatkan prioritas paling tinggi.
- Garis besar sumber daya yang dibutuhkan termasuk di dalamnya biaya, orang, dan
peralatan.
- Rencana waktu pengembangan sistem tertentu.

Mengidentifikasi Proyek Tertentu yang Akan Diprioritaskan

Manfaat pengembangan sistem sering sulit untuk diukur, karena itulah pertimbangan sisi
keuangan mudah terabaikan manakala memberikan prioritas pada proyek -proyek. Sistem
tersebut akan memungkinkan tenaga penjualan bertransaksi lebih baik dengan para
pelanggan ketika muncul pertanyaan tentang status pesanan yang mungkin telah jatuh
tempo. Namun demikian, apa manfaat finansial yang dapat diberikan dari kemampuan

5
menyediakan informasi pada pelanggan dengan cepat, hal tersebut akan dengan jelas
terlihat bila dipandang dari sisi hububngan dengan pelanggan. Manfaat ini mungkin akan
muncul dalam peningkatan penjualan.

Membentuk Komisi Untuk Proyek Sistem

Dalam banyak hal pembentukan komisi dalam proyek sistem adalah seperti halnya
membentuk sebuah bangunan. Proyek bangunan memerlukan tukang kayu, tukang ledeng,
tukang batu, ahli listrik, dan pekerja kasar lainnya. Sebuah proyek pengembangan sistem
juga membutuhkan berbagai individu dari beragam disiplin Ilmu Kebutuhan ini tergantung
pada kekhususan proyek itu sendiri, namun demikian pada umumnya membutuh kan ahli
manajemen, akuntan, pengguna sistem, programmer computer, dan beragam individu.

2.3 Analisis Sistem

A. Tahap-Tahap Analisis Sistem


Tahap 1: Survei Terhadap Sistem Saat Ini
Tujuan Survei
Ada empat tujuan survei sistem:
- Memperoleh pemahaman mendasar mengenai aspek operasional dari sistem.
- Menetapkan sebuah hubungan kerja dengan pengguna sistem.
- Mengumpulkan data-data penting yang berguan untuk pengembangan desain
sistem.
- Mengindentifikasikan permasalahan khusus yang membutuhkan lebih banyak
perhatian dalam upaya desain subsekuen.
Pertimbangan Perilaku
Elemen manusia merupakan faktor kunci untuk melakukan survei sistem. Fakta
menunjukan bahwa pengembangan sistem meliputi perubahan sistem yang ada saat ini
beserta permasalahan yang ada di dalamnya, dan kebanyakan orang tidak menyukai
perubahan. Dalam banyak situasi seorang individu dapat saja memiliki pekerjaan dan
rutinitas yang tidak berubah selama beberapa tahun. Menjadi tanggung jawab analisis
sitem bukan pihak manajemen untuk mampu menjembatani kesenjangan komunikasi.

6
Oleh karena itu tugas utama seorang analisis sistem adalah mengarahkan sebuah survei
sistem yang mampu membangun hubungan kerja yang baik antara tim proyek dan
pihak manajmemen. Beberapa pendekatan tertentu yang dapat digu nakan untuk
menjembatani kesenjangan komunikasi ini adalah:
- Mengetahui sebanyak mungkin orang-orang yang terlibat dalam sistem, secepat
mungkin.
- Mengomunikasikan manfaat yang diperoleh dari sistem kepada orang-orang
yang terlibat di dalamnya.
- Memberikan jaminan sebesar mungkin pada seluruh individu bahwa mereka
tidak akan kehilangan pekerjaan mereka atau tidak ada perubahan besar dalam
tanggung jawab pekerjaan mereka.
- Memberikan jaminan bahwa anda benar-benar peduli dengan upaya membuat
kehidupan yang lebih baik bagi setiap orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Sumber-Sumber untuk Mendapatkan Beragam Fakta
Beragam teknik dapat digunakan guna mendapatkan data tentang subsistem informasi
yang akan diteliti. Teknik tersebut dapat berupa wawancara, kuesioner, observasi, dan
kajian beragam jenis dokumen seperti catatan rapat, catatan rekening perusahaan,
struktur organisasi, laporan keuangan, prosedur manual, kebijakan perusahaan,
deskripsi pekerjaan, dan sebagainya
Menganalisis Hasil Survey
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sistem yang ada saat ini:
- Apakah diperlukan suatu prosedur tertentu?
- Apakah prosedur uang selama ini ada menggunakan langkah -langkah yang tidak
perlu?
- Apakah prosedur yang ada elama ini sudah mempertimbangkan efektivitas
biaya?
- Apakah laporan yang dihasilkan saat ini sudah jelas dan mudah dibaca?
- Apakah sumber-sumber dokumen yang ada selama ini sudah disedain dengan
baik?
- Apakah laporan yang dihasilkan saat ini telah digunakan dengan baik?

7
- Apa saja yang menyebabkan timbulnya permasalahan tertentu?
- Laporan tambahan seperti apa yang berguna bagi manajemen?
- Sudahkah sistem dokumentasi yang ada saat ini mencukupi?
Penilaian terhadap efektivitas kemampuan sistem untuk mencapai keseluruhan tujuan
yang telah direncanakan haruslah berfokus pada sumbatan (bottleneck). Sumbatan
mencerminkan kelemahan dalam sistem yang bila dilakukan perubahan kecil akan
mampu memberikan peningkatan besar.
Tahap 2: Mengidentifikasi Kebutuhan Informasi
Tahap kedua dalam analisis sistem adalah proses mengidentifikasi informasi yang
dibutuhkan bagi pengambilan keputusan menejerial. Proses ini disebut analisis
kebutuhan informasi dan hal ini merupakan dasar dilakukannya analisis terhadap
pengambilan keputusan. Beberapa teknik sistematis dapat digunakan untuk memahami
pengambilan keputusan dan informasi yang dibutuhkan. Pendekatan tersebut adalah :
- Mengidentifikasikan tanggungjawab utama seorang manajer.
- Mengidentifikasi perangkat apa saja yang digunakan untuk menilai seorang
manajer.
- Mengidentifikasi beberapa permasalahan utama yang dihadapi manajer.
- Mengidentifikasi perangkat apa saja yang dapat digunakan manajer untuk
mengevaluasi output personal.

Tahap 3: Mengidentifikasi Kebutuhan Sistem


Tahap ketiga dalam proyek analisis sistem meliputi proses menentukan kebutuhan
sistem. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat ditentukan dalam dua hal yaitu, input dan
output. Kebutuhan input bagi sebuah subsistem tertentu menentukan kebutuhan kusus
apa saja yang harus dipenuhi agar subsistem tersebut mampu mencapai tujuannya.
Sebagai contoh, kebutuhan informasi akan sistem kendali produksi akan memasukkan
peramalan penjualan dalam jangka pendek, laporan ketersediaan bahan baku,
spesifikasi kendali mutu dan standar biaya, dan informasi yang dibuthkan untuk
menentukan prioritas kerja bagi pekerjaan tiap individu. Hal berikut ini dapat
dipertimbangkan sebagai kebutuhan output:
- Laporan kemajuan harian
- Laporan keuangan harian

8
- Laporan unit yang rusak
- Laporan permasalahan bahan baku

Tahap 4: Mengembangkan Laporan Analisis Sistem


Beberapa elemen kunci dalam laporan analisis sistem adalah:
- Ringkasan lingkup dan tujuan proyek analisis.
- Penegasan kembali hubungan antara proyek dengan rencana keseluruhan sistem
informasi strategis.
- Deskripsi keseluruhan permasalahan dalam subsistem tertentu yang sedang
dianalisis.
- Ringkasan keputusan-keputusan yang dibuat dan informasi tertentu yang
dibiutuhkan untuk mendukung keputusan tersebut.
- Spesifiksi kinerja sistem yang dibutuhkan.
- Keseluruhan anggaran biaya dan rencana waktu pelaksanaan proyek.
- Rekomendasi bagi peningkatan sistem yang ada saat ini atau bagi perenanaan
sistem baru.
- Rekomendasi yang terkait dengan perubahan tujuan bagi subsistem yang sedang
dipelajari.
B. Analisis Sistem Terstruktur
Analisis sistem terstruktur adalah sebuah pendekatan untuk menganalisis sistem
yang dimulai dengan deskripsi umum sebuah sistem dan kemudian diproses melalui
seperangkat langkah yang tersusun secara logis, yang di dalamnya tiap-tiap sistem
dikembangkan secara lebih mendetail dan diakhiri dengan kode pemrograman
komputer (dan detail lainnya).
Diagram Alur Logika versus Flowchart
Perbedaan utama kedua pendekatan ini adalah flowchart analitik memberikan deskripsi
fisik sebuah sistem, sementara diagram alur data logika memberikan deskripsi logis
sebuah sistem. Khususnya, flowchart analitik menjelaskan dengan gamblang sarana
input/output yang digunakan seperti terminal data atau primer. Flowchart analitik juga
menjelaskan dengan rinci sarana penyimpanan, seperti disket atau pita magnetik.
Diagram alur data logika menggabungkan semua elemen tersebut, nemun membiarkan
deskripsi fisiknya tetap terbuka.

9
Desain Sistem versus Analisis Sistem
Analisis sistem terstruktur dan desain sistem terstruktur keduanya adalah proses yang
sama. Tegasnya, desain merujuk pada penciptaan sebuah model baru atau modifikasi
sistem, sementara analisis melibatkan evaluasi penting sebuah permasalahan tertentu
atau sistem yang sudah ada. Kesimpulannya, analisis sistem terstruktur harus dipelajari
secara simultan dengan desain sistem terstruktur. Proses dokumentasi dan langkah-
langkah pengerjaan dua permasalahan tersebut melibatkan seluruh komponen.
Langkah-Langkan dalam Analisis Sistem Terstruktur
1. Mengembangkan Diagram Alur Data Logika
Gambar 10.1 memberikan sebuah diagram konteks untuk sebuah sistem pembelian.
Diagram ini tidak menunjukkan detail-detail proses logis atau kondisi eror yang
terjadi. Detail dari hal tersebut akan diberikan dalam diagram pendukung. Sebagai
contoh, Gambar 10.2 memberikan detail tambahan, yaitu pengembangan proses
‘sistem pembelian’ pada Gambar 10.1 ke dalam dua subproses, ‘Permintaan
Validasi’ dan ‘Persiapan Pesanan Pembelian’. Proses ini harus memungkinkan
untuk memberikan detail lebuh lengkap guna mendukung diagram konteks sistem
pembelian sebelumnya dengan cara mengembangkan subproses yang ada di
Gambar 10.2 ke dalam subproses-subproses yang lebih rendah tingkatannya.

Gambar 10.1 Diagram Konteks Sistem Pembelian

10
Gambar 10.2 Perluasan Diagram Konteks Sistem Pembelian

2. Menentukan Kamus Data


Langkah selanjutnya adalah menentukan kamus data yang berhubungan dengan
penyimpanan data yang telah direferensikan dalam diagram alur data logika. Hal
ini melibatkan deskripsi struktur data dan elemen data yang ada di dalamnya.
3. Menentukan Metode Akses
Adalah penting pula untuk menentukan bagaimana penyimpanan data akan diakses.
Proses ini biasanya akan melibatkan penentuan kunci akses primer dan sekunder.
4. Menentukan Logika Proses
Bahasa inggris terstruktur adalah bahasa khusus untuk menggamabarkan logika
proses yang menggunakan beberapa kata kunci, seperti IF, THEN, ELSE IF dan
SO. Aspek lain yang berguna dari bahasa inggris terstruktur adalah pendekatan ini
sangat mirip dengan sumber kode dalam bahasa pemrograman terstruktur lainnya,
seperti COBOL dan FORTRAN V. Oleh karena itu, bahasa inggris terstruktur dapat
banyak mengurangi tugas pemrograman.

2.4 Desain Sistem

Sebuah desain sistem sangat mirip dengan layout arsitek sebuah rumah. Dalam
tahap perencanaan, sang arsitek akan menentukan fungsi-fungsi dasar yang harus dimiliki

11
oleh rumah tersebut dan merumuskan rencana umum yang berhubungan dengan layout
keseluruhan. Dalam tahap desain, sang arsitek akan menyiapkan sebuah cetak biru dari
rumah tersebut yang akan digunakan oleh ahli listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu.
Sama halnya dengan perancang sistem, ia perlu menyiapkan sebuah cetak biru yang dapat
diimplementasikan oleh akuntan, programer komputer, dan pihak majamen.
Kesalahan kecil yang dibuat dalam tahap ini akan berakibat besar terhadap
sejumlah uang dan pengeluaran di tahap berikutnya. Dapat dibayangkan apa yang akan
terjadi ketika membangun sebuah rumah, si arsitek lupa menyiapkan saluran ledeng untuk
dapur. Ketika kesalahan tersebut ditemukan, sang pemilik rumah harus membongkar
dinding dan lantai dapur untuk memasang saluran ledeng. Hal tersebut akan memakan
waktu dan mahal. Hal yang sama juga sering terjadi ketika mendesain sistem informasi
akuntansi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan berniat mengimplementasikan sebuh
rencana desain sistem yang membutuhkan pembelian komputer tertentu dan paket
perangkat lunak akuntansi tertentu. Setelah menggunakan sistem tersebut selama setahun
atau dua tahun, perusahaan kemudian menemukan bahwa paket itu tidak lagi sesuai dengan
informasi yang dibutuhkan oleh pihak manajemen dan ternyata mustahil untuk
memodifikasi paket perangkat lunak tersebut karena seluruh sistem harus diganti setelah
hanya digunakan dalam jangka waktu pendek.
Perangkap lainnya yang sering ditemukan adalah penolakan pengguna terhadap
sistem itu sendiri. Dikarenakan minimnya keterlibatan pengguna dalam renca na desain,
implementasi sistem dapat tidak populer dan pada akhirnya ditolak oleh para individu yang
menjadi target dimana sistem tersebut didesain.

2.5 Langkah-Langkah Desain Sistem

Desain sistem dapat didefinisikan sebagai perumusan cek biru untuk sebuah sistem
yang lengkap. Desain sistem dimulai dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus.
Berikut merupakan langkah-langkah pokok dalam desain sistem.
1. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Desain
Dalam setiap kasus yang ditemui, proyek desain sistem berk embang dari munculnya
sebuah kebutuhan tertentu, seperti yang telah ditentukan oleh tahap perencanaan dan

12
analisis sistem dalam siklus pengembangan. Desain sistem harus menyediakan solusi
untuk sebuah masalah khusus.
Enumerasi Alternatif Sistem
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah sitem baru yang
lengkap. Pendekatan yang pertama adalah mendesain sistem secara lengkap mulai dari
awal. Pendekatan lainya adalah memaksa ahli desain untuk memilih dan
merekomendasisistem yang belum dibuat (premade sistem).
Menggambarkan Berbagai Alternatif
Setelah daftar utama dibuat, tiap alternatif dapat didokumentasikan dan digambarkan.
Sebagai contoh sebuah jaringan komputer untuk pengumpulan data dan distribusi
laporan dapat dilakukan entah sentralisasi atau desentralisasi. Dalam alternatif desai
sentralisasi tiap divisi memasok data akuntansi ke pusat sistem komputer. Pusat
komputer kemudian memproses dan mendistribusikan laporan ke setiap divisi. Dalam
sebuah desain sistem desentralisasi setiap divisi memiliki komputer dan
mengumpulkan datanya sendiri. Laporan yang telah selesai dikirim ke kantor pusat
perusahaan.
Mengevaluasi Alternatif
Setelah tiap alternatif telah dikumpulkan dan didokumentasikan langkah berikutnya
adalah membandingkan tiap alternatif tersebut. Kriteria penting untuk memilih sebuah
alternatif untuk diimplementasikan adalah membandingkan biaya dan manfaatnya.
Selain itu alternatif yang terpilih seharusnya memuaskan semua sasaran sistem.
2. Menyiapkan Spesifikasi Desain
Peraturan penting yang mengembangkan spesifikasi desain adalah ahli desain harus
bekerja secara terbalik yaitu, dari output ke input. Perancang sistem manakala bekerja
dengan tujuan sistem, harus mendesain seluruh laporan manajemen dan dokumen
output operasional sebagai langkah pertama dalam proses. Sekali seluruh output telah
dispesifikasikan, input data dan langkah-langkah pemrosesannya ditentukan secara
otomatis. Setelah keputusan diambil perancang sistem kemudian membangun kontrol
yang sesuai dengan spesifikasi tersebut.
3. Mempersiapkan dan Menyerahkan Spesifikasi Desain Sistem

13
Spesifikasi desain yang telah selesai harus dibuat dalam bentuk sebuah proposal. Jika
proyek bersekala besar proposalnya harus dikaji terlebih dahulu oleh manajemen
puncak sebelum disetujui. Namun demikian proposal-proposal bersekala kecil dan
tidak mahal dapat disetujui oleh manajer divisi atau departemen. Rincian proposal
desain harus memasukkan semua yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan desai
proyek. Secara umum, proposal akan terdiri dari jadwal waktu khusus penyelesaian
proyek, anggaran, dan deskripsi tenaga kerja yang dibutuhkan, juga flowchart dan
diagram yang menggambarkan bagaimana sistem tersebut akan diimplementasikan.
4. Cetak Biru Proses Bisnis
Saat ini menjadi populer untuk menggunakan seperangkat prapaket cetak biru untuk
seluruh proses bisnis perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang
menggunakan SAP Enterprise Resource Planing System memulai upaya desai mereka
dengan menggunakan seperangkat lengkap cetak biru yang disediakan SAP untuk
seluruh proses bisnis perusahaan yang ada. Tim desain kemudian tinggal fokus pada
penyesuaian seperangkat awal cetak biru ini dengan kebutuhannya sendiri, yakni
dengan fokus pada proses-proses yang penting dan unik bagi tujuan dan strategi
perusahaan.

2.6 Pertimbangan Desain Sistem

Berikut merupakan pertimbangan-pertimbangan umum untuk setiap elemen utama


sistem dalam tahap desain.
1. Desain Output
Pertimbangan pertama dan utama dalam desain output adalah efektivitas biaya. Prinsip
evektifitas harus diaplikasikan pada seluruh elemen dalam sistem karema sebuah
investasi dalam sistem informasi adalah sebuah pengeluaran anggaran-modal yang
harus dievaluasi berdasarkan biaya manfaat. Tujuannya adalah memaksimalkan rasio
manfaat terhadap biaya dengan tetap mencapai tujuan sistem.
2. Desain Database
Beberapa prinsip penting berlaku ketika mendesain database. Salah satunya adalah
database perusahaan harus terintegrasi. Integrasi berarti adanya upaya untuk

14
menghindari pengumpulan dan penyimpanan item data yang sama lebih dari satu
tempat dalam perusahaan. Dalam sebuah sistem yang terintegrasi, berbagai tahapan
operasi bisnis dapat berbagi data yang sama.
3. Pemrosesan Data
Salah satu pertimbangan penting dalam pemrosesan data adalah terkait dengan
keseragaman dan integrasi. Hal ini menjadi penting ketika seluruh sistem pemrosesan
data sebuah perusahaan berkembang sesuai dengan rencana yang telah disusun.
4. Input Data
Pertimbangan sulit lainnya yang sering muncul ketika mendesain sistem input data
adalah akurasi. Penggunaan sumber-sumber dokumen yang tersusun dengan baik akan
mendorong karyawan untuk merekam data akurat dengan sesedikit mungkin kesalahan.
5. Pengendalian dan Ukuran Keamanan
Mengimplementasikan kendali yang memadai seringkali terabaikan. Pengendalian
yang bersifat komprehensif dan memadai harus dibangun setiap tahap proses desain
sistem. Ini merupakan suatu wilayah yang didalamnya akuntan memainkan peranan
penting ketika bekerja dengan sebuah tim desain.

2.7 Teknik-Teknik Desain Sistem

Mendesain sebuah sistem merupakan suatu aktivitas yang kreatif. Hal tersebut
tidaklah sama dengan anggapan bahwa dua tim desain akan menghasilkan solusi yang sama
untuk suatu permasalahan. Oleh karena itu, desain sistem dapat dipandang sebagai sesuatu
yang punya nilai seni walaupun banyak teknik telah dikembangkan. Walaupun beberapa
teknik analisis sistem juga ada dalam desain sistem, namun ada beberapa masalah yang
lebih khusus pada desain sistem informasi sebagai berikut.
1. Desain Formulir
Proses mendesain formulir disebut desain formulir. Bagian ini harus mendapat
perhatian penuh oleh tim desain sistem karena merupakan perantara antara pengguna
dan sistem itu sendiri. Oleh karena itu desain formulir harus berfokus pada proses
produksi dokumen-dokumen yangmenyediakan perantara yang efektif antara manajer
dab sistem informasi.

15
2. Desain Database
Sejumlah teknik yang berguna dapat dimanfaatkan untuk mendesain database, yaitu
diagram struktur data, layout record, lembar analisis file, dan matriks yang terkait
dengan file. Diagram struktur data menunjukan hubungan antara beragam jenis record.
Diagram layout record akan menunjukan beragam tempat (field) data dalam sebuah
record. Lembar analisis file menyediakan bagi perancang sistem sejumlah poin penting
yang berkaitan dengan isi dari sebuah file tertentu. Informasi tersebut akan berisi layout
record, tujuan file, perkiraan jumlah record, dan lain sebagainya.
3. Paket Desain Sistem
Sejumlah metodelogi prapaket desain tersedia untuk membantu siklus pengembangan
sistem. Tujuan dari paket-paket ini adalah untuk membantu perancang sistem
melakukan pendekatan secara sistematis terhadap suatu permasalahan. Paket-paket ini
membantu perancang untuk menyusun struktur permasalahan desain dan
menghasilkannya dalam waktu singkat.
4. Memilih Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Membeli perangkat lunak mempunyai beberapa keunggulan:
a. Paket perangkat lunak tersebut lebih murah. Biaya pengembangan lebih bayak akan
ditanggung oleh pembeli daripada si pembuat.
b. Paket-paket peragkat lunak telah siap digunakan. Jika beberapa organisasi telah
menggunakan paket tersebut selama beberapa bulan, maka dapat diasumsikan aman
dan segala gangguan yang muncul akibat kesalahan telah dihilangkan.
c. Perusahaan dapat mencoba produk tersebut sebelum menginvestasikan sejumlah
uang. Dengan menggunakan perangkat lunak in-house dimungkinkan untuk
menempatkan lama waktu pengembangan ke dalam program, hanya untuk
menemukan apakah program tersebut tidak mampu memberikan hasil yang
diinginkan bila sistem tersebut dijalankan.
Kelemahan utama canned software package adalah jarangnya perangkat lunak tersebut
persis sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Paket perangkat lunak tersebut
biasanya perlu dimodifikasi (biasanya menelan biaya yang cukup besar) atau
sebaliknya perusahaan memodifikasi prosedur yang dimilikinya sesuai dengan paket
tersebut. Dedicated software package ditujukan pada pelanggan tertentu, seperti toko

16
eceran atau kantor akuntan publik. Untuk menemukan sebuah dedicated software
package perlu menanyakannya pada orang-orang yang bekerja di perusahaan lain
dalam industri yang sama. Suatu catatan penting yang harus diperhatikan ketika
membeli paket perangkat lunak ataupun perangkat keras adalah: suatu kesalahan untuk
menganggap bahwa harga akan turun dengan cepat atau sebuah versi baru akan segera
tersedia. Dalam banyak kasus turunya harga adalah sesuatu yang tidak dapat
dibandingkan dengan ketidaknyamanan akibat tidak memiliki komputer pada
saat tersebut. Dan metode yang canggih dari versi yang lebih baru tidaklah selalu perlu
karena kesesuaianlah yang menjadi tolok ukurnya. Akan lebih baik bila membeli
sebuah sistem sekarang ketika benar-benar dibutuhkan daripada mencoba menebak
pasar komputer yang demikian tidak terdeteksi, yang tidak seorang pun mampu
meramalkannya dengan tepat.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Perencanaan sistem melibatkan keputusan-keputusan yang diambil oleh


manajemen puncak untuk memprioritaskan kebutuhan pengembangan sistem. Output
perencanaan sistem adalahsebuah dokumen tertulis yang menyatakan keseluruhan tujuan
sistem informasi bagi perusahaan tersebut. Dokumen tersebut akan menjelaskan bidang-
bidang umum yangdibutuhkan untuk dikerjakan dalam pengembangan sistem. Sebuah
rencana umum diperlukanuntuk mengimplementasikan kebutuhan ini. Rencana analisis
sistem bersifat dinamis danharus senantiasa di revisi. Pengembangan sistem adalah sebuah
proses yang berkelanjutandalam kehidupan bisnis dan kebutuhan perusahaan akan
informasi senantiasa berubah. Analisis sistem dimulai dengan sebuah sistem atau
spesifikasi sistem dalam rencanakeseluruhan sistem informasi perusahaan. Bpaya analisis
sistem melibatkan tiga tahap yang berbeda (1) survei sistem yang ada saat ini, (2)
identifikasi informasi yang dibutuhkan, (3) identifikasi sistem yang dibutuhkan.
Desain sistem adalah proses yang dimulai secara urut mulai dari tingkat paling
umum denganmemerhatikan tujuan sebuah sistem tertentu. Proses ini kemudian
menghasilkan tingkatan yang lebih detail dengan spesifikasi yang berisi struktur file,
operasi pemrosesan, dan desain formulir. Langkah-langkah penting dalam desain sistem
meliputi evaluasi alternatif-alternatif desain, persiapan spesifikasi desain, dan
menyerahkan sebuah laporan lengkap dengan sistem. Kesimpulannya, analisis dan desain
sistem adalah proses yang melibatkan sejumlah besar kreativitas.

3.2 Saran

Kesuksesan yang bisa diraih perusahaan dalam hal perencanaan dan analisis sistem berasal
dari komunikasi yang baik antara tim desain sistem dan pihak manajemen. Seluruh
aleternatif yang layak harus dipertimbangkan. Perhatian lebih harus diberikan pada
integrasi sistem dan pengukuran keamanan sistem.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H, and William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.

19
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

IMPLEMENTASI SISTEM, OPERASI, DAN PENGENDALIAN

OLEH :

KELOMPOK 11

A. A. Ngurah Wicaksana Putra 1907531133


Made Arindra Riswana 1907531272

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA 2021


Garis Besar Implementasi Sistem

Materi ini berhubungan dengan implementasi rencana desain sistem. Jika proses sistem
desain telah dijalankan dengan cermat dan penuh perhitungan, tahap implementasi sistem akan
berjalan mulus tanpa hambatan yang berarti. Adalah mustahil untuk mengantisipasi seluruh
potensi permasalahan yang mungkin terjadi selama tahap implementasi. Oleh karena itu,
penundaan dan permasalahan yang terkait dengan implementasi adalah sesuatu yang rutin terjadi.

Dikarenakan banyak permasalahan dapat terjadi selama implementasi sistem, rencana


formal dan pengendalian tahap implementasi harus dibuat. Tiga langkah utama implementasi
system Menetapkan rencana dan pengendalian, pelaksanaan aktivitas seperti yang telah
direncanakan, dan menindaklanjuti dan menge$aluasi sistem yang baru. Pada akhirnya, sistem
yang telah diimplementasi harus senantiasa dikaji ulang dan dikendalikan.

Implementasi Sistem

➢ Membuat Rencana dan Pengendalian untuk Implementasi

Manajemen proyek adalah konsep penting dalam implementasi sistem. Dalam upaya
mengelola implementasi proyek dengan baik, dibutuhkan rencana-rencana khusus yang tersusun
dengan baik untuk dikembangkan. Rencana-rencana tersebut harus menggabungkan tiga
komponen utama: (1) menguraikan proyek ke dalam berbagai tahapan, (2) anggaran khusus yang
dapat diaplikasikan di setiap tahap, dan (3) waktu pelaksanaan tertentu yang dapat pula
diaplikasikan di setiap tahap proyek.

➢ Melakukan Aktivitas Implementasi

Pelaksanaan implementasi aktivitas meliputi pengerjaan aktual rencana desain yang telah disusun
sebelumnya. Aktivitas-aktivitas yang ditemui selama pelaksanaan ini antara lain:

1. Menyeleksi dan melatih personel


2. Memasang perlengkapan baru komputer baru dan detail desain sistem
3. Menulis dan menguji program-program komputer
4. Pengembangan standar
5. Dokumentasi
6. Konversi file Pelatihan Karyawan
Dalam banyak kasus ditemukan bahwa lebih baik untuk melatih kembali karyawan yang ada saat
ini. Ada beberapa alasan yang mendukung hal tersebut:

1. Biaya perekrutan yang terkait dengan memekerjakan karyawan baru sedapat mungkin
dihindari
2. Para karyawan yang ada saat ini sudah terbiasa dan mengenali sistem operasi perusahaan
3. Moral para karyawan seringkali meningkat, khususnya dalam kasus terdapatnya promosi
posisi-posisi baru bagi karyawan yang ada saat ini.

Sejumlah pendekatan untuk pelatihan tersedia bagi perusahaan, seperti:

• Memekerjakan konsultan pelatihan dari luar


• Menggunakan manual pelatihan
• Menggunakan kaset video presentasi
• Menggunakan kaset rekaman presentasi
• Menggunakan seminar-seminar pelatihan
• Menggunakan instruksi-instruksi tercetak (print-out)
• Menggunakan komputer-bantu pelatihan

➢ Rincian Desain Sistem

Jika perusahaan akan mengubah sistem lamanya ke sistem komputer baru, maka program-
program yang sudah ada saat ini perlu diubah sehingga mereka dapat mengopersikan sistem baru.
Program-program komputer haruslah diuji dengan seksama sebelum dioperasikan. Cara paling
baik menguji program-program komputer adalah dengan mengujinya dalam pemrosesan data.
Selain menguji program secara individu, penting juga untuk menguji progaram-program terkait
yang ada dalam satu kelompok. Sebagai contoh sebuah sistem mungkin memiliki empat program
yang mengakses file data yang sama. Keempat program tersebut harus diuji bersama-sama. Jenis
pengujian ini akan mampu mengungkapkan kesalahan integrasi yang ada.

➢ Dokumentasi Sistem Baru

Dokumentasi yang baik dapat memberikan manfaat seperti :

• Melatih karyawan baru


• Menyediakan bagi para programer dan analisis beragam informasi yang bermanfaat untuk
evaluasi program dan modifikasi aktivitas dimasa yang akan datang
• Menyediakan bagi para auditor beragam informasi untuk melakukan evaluasi pengendalian
internal
• Membantu memastikan bahwa spesifikasi desain sistem telah terpenuhi Konversi File

Masalah yang sering ditemui dalam implementsi sistem adalah konversi data. File- file yang
disimpan secara manual harus dikonversi dalam format komputer. Proses konversi dapat menjadi
proses yang mahal dan makan waktu, terutama dalam kasus mengonversi file manual kedalam file
komputer. Perlu untuk menyaring data setelah memasukkan informasi kedalam komputer karena
sering terjadi kesalahan dalam proses input data

➢ Operasi Pengujian

Sebelum sebuah sistem betul-betul diimplementasikan, sistem tersebut harus telah diuji secara
cermat secara keseluruhan. Tiga pendekatan dasar untuk menguji sistem tersebut:

1. Pendekatan langsung
2. Operasi paralel
3. Konversi modular

Merencanakan Dan Mengorganisasi Proyek Sistem

➢ Seleksi Proyek

sumber daya pengembangan proyek harus dialokasikan pada proyek-proyek yang mampu
memberikan manfaat terbesar bagi organisasi

➢ Tim Proyek

Salah satu tugas penting dalam proyek manajemen adalah menyusun dan membentuk sebuah tim
proyek yang sesuai.
➢ Tanggung Jawab Pimpinan Proyek

Pimpinan proyek memiliki tanggung jawab langsung pada komite pengarah dalam hal
kemajuan proyek dan penyelesaiannya. Tanggung jawab utama pimpinan proyek adalah
merencanakan, menyusun jadwal, dan mengawasi proyek. Perencanaan meliputi penguraian
proyek dan pengalokasian sumberdaya. Pengaturan jadwal adalah pengaturan kegiatan- kegiatan
proyek sesuai rencana yang telah disusun, pengaturan aktivitas secara krologis, serta rincian
tanggung jawab bagi setiap anggota proyek.

➢ Ketidakpastian Proyek

Permasalahan utama yang dihadapi oleh setiap tim proyek adalah ketidakpastian yang
berkaitan dengan ketidakpastian proyek. Tugas tim proyek adalah mengurangi seluruh
ketidakpastian, mengoordinasi berbagai aktivitas yang dikerjakan oleh setiap bagian setiap proyek,
dan menyelesaikan proyek dalam waktu yang telah ditentukan dan pada biaya yang dapat diterima.

➢ Menguraikan Proyek Menjadi Tugas Dan Tahapan

Untuk merencanakan dan mengendalikan sebuah proyek dengan efektif, dibutuhkan uraian
(break-down) tugas-tugas yang ada ke dalam sebuah daftar rincian tugas dan tahapan agar mudah
untuk dikendalikan dan dipahami oleh siapa saja. Tujuan penguraian proyek adalah untuk
memfasilitasi penugasan dan pengawasan tenaga kerja dan sumber daya proyek lainnya.

Teknik-Teknik Pengukuran Kerja Pengukuran kerja meliputi empat langkah :

1. Identifikasi tugas yang akan diestimasi


2. Untuk tiap tugas, diestimasi total ukuran atau volume estimasi kedalam waktu estimasi
dengan tepat dan sesuai kebutuhan
3. Mengonversi ukuran atau volume estimasi kedalam waktu estimasi dengan mengalikannya
(ukuran atau volume estimasi tadi) dengan standart atau tingkat estimasi pemrosesan
4. Menyesuaikan tingkat estimasi pemrosesan dengan memasukkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu seperti waktu menganggur (idle time), komleksitas tugas, atau
tingkat kecanggihan tugas
➢ Akuntansi Proyek

Pengendalian atau pengawasan proyek ditetapkan dengan membandingkan laporan kinerja


aktual dengan tujuan tersebut, dan mengevaluasi setiap penyimpangan signifikan yang terjadi
terhadap rencana proyek yang telah disusun.

➢ Operasi Sistem

Diperlukan sistem akuntansi proyek yang mampu menelusuri dan memantau biaya- biaya yang
terjadi selama masa proyek dan memberikan laporan ringkas biaya pada saat proyek selesai. Data
historis biaya dari proyek-proyek terdahulu merupakan sumber informasi penting yang dapat
digunakan untuk mengestimasi komponen waaktu dan biaya proyek baru.

Pengendalian Terhadap Sumber Daya Sistem Informasi

Sejumlah faktor yang terkait dengan sistem informasi merupakan hal penting bagi
management dari sisi pengawasan, namun tidak dapat diukur dengan satuan moneter. Hal ini
termasuk ukuran kinerja untuk perangkat keras, perangkat lunak, dan personel. Pengukuran kinerja
perangkat keras meliputi utilasi sistem, sytem downtime, dan responsivitas sistem.

Perangkat Lunak dengan melakukan survei sistem terhadap pengguna dengan mengajukan
sejummlah pertanyaan yang berkaitan dengan kemudahan penggunaan, fungsionalitas dan
pemudahan pengguna untuk mengakses sistem

➢ Auditing Sistem Informasi

Fokus petugas audit haruslah pada sistem informasi itu sendiri dan validitas serta akurasi data yang
diproses dalam sistem. pertama-tama dengan mendapatkan deskripsi rinci sistem pengendalian
internal, biasanya dengan menggunakan kuesioner pengendalian internal. Kemudian auditor akan
melakukan pengujian kelayakan.

➢ Memelihara Dan Memodifikasi Sistem

Salah satu alasan melakukan modifikasi sistem adalah kondisi lingkungan dan informasi yang
berubah. Setelah dimodifikasi, harus dikaji ulang secara cermat dan kemudian dipasang oleh
seseorang yang independem. Seluruh modifikasi sistem tersebut harus secara cermat
didokumentasikan.
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
RANGKUMAN MATERI KULIAH RPS 13
“PEMROSESAN FILE DAN KONSEP MANAJEMEN DATA”

Dosen Pengampu: Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

OLEH:
KELOMPOK 12

Ni Made Sandyarani Dwi Nantari (1907531031)


Putu Ratna Sintha Wati (1907531004)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
SEMESTER GANJIL 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemrosesan File dan Konsep
Manajemen Data” tepat pada waktunya. Ringkasan Materi Kuliah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak.,
M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang membantu penyelesaian Ringkasan Materi Kuliah ini.
Tentunya kami menyadari Ringkasan Materi Kuliah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga dapat memberikan wawasan tambahan mengenai
pemrosesan transaksi dan proses pengendalian internal kaitannya dengan sistem informasi
akuntansi bagi para pembaca.

Denpasar, 22 November 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... ............1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................2
2.1 Pengertian Manajemen Database ....................................................................................2
2.2 Sistem Manajemen Database dan Arsitekturnya ............................................................3
2.3 Sistem Database dalam Praktik.................................................................................... .11
BAB III SIMPULAN DAN SARAN........................................................................................17
3.1 Simpulan ...................................................................................................................... .17
3.2 Saran ............................................................................................................................ .17
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


File data merupakan komponen penting dalam siklus operasional perusahaan. Jika file data
tidak disimpan dengan baik dan tepat, maka akan dapat menyulitkan pengguna atau sumber
daya manusia dari perusahaan untuk melakukan operasional. Sistem manajemen database
sudah cukup banyak diterapkan di berbagai perusahaan karena memungkinkan penggunaan
yang efisien dan efektif. Sistem informasi akuntansi akan dapat menjadi andal jika manajemen
file dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cermat.
Meskipun pada saat proses input data dirasakan cukup rumit, namun proses ini berguna
untuk perusahaan ke depannya. File perusahaan yang disimpan dalam database yang rapi dan
tertata akan memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi dengan cepat tanpa harus
menunggu ataupun mencari file data secara manual. Penggunaan cara manual tentu
menyebabkan pemborosan waktu sehingga proses bisnis tidak berjalan efektif. Dengan
menggunakan sistem manajemen database dapat mengatasi permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Ringkasan Mata Kuliah ini, yaitu sebagai berikut.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan manajemen database?
1.2.2 Bagaiamana arsitektur sistem manajemen database?
1.2.3 Bagaimana praktik dari sistem manajemen database?

1.3 Tujuan Penulisan


Sehubungan dengan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penulisan Ringkasan Mata
Kuliah ini, yaitu sebagai berikut.
1.3.1 Untuk memahami pengertian dari manajemen database
1.3.2 Untuk mengetahui arsitektur sistem manajemen database
1.3.3 Untuk mengetahui sistem manajemen database dalam praktiknya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Database Manajemen


Manajemen data merupakan bagian dari manajemen sumber daya informasi yang
mencakup semua kegiatan yang memastikan bahwa sumber daya informasi yang akurat,
mutakhir, aman dari gangguan dan tersedia bagi pemakai.
2.1.1 Field, Item Data, Atribut dan Elemen
Istilah field, item data, atribut dan elemen sering digunakan bergantian untuk
menggambarkan bagian terkecil dalam data yang akan disimpan dan dimunculkan kembali
dalam sebuah sistem informasi. Contoh field mencakup beberapa item yaitu nama
pelanggan, nomor jaminan sosial karyawan, nomor pesanan penjualan, dan nomer rekening
pelanggan. Record adalah kelompok item data yang terkait dengan entitas tertentu seperti
seorang pelanggan, karyawan, vendor, tagihan, dan sebagainya. Berikut ini adalah struktur
model record tersebut. RECORD-NAME adalah nama record seperti VENDOR atau
EMPLOYEE. Entri yang berada dalam tanda kurung adalah nama-nama field individual
dalam record tersebut. Contohnya yaitu CUSTOMER (ACCOUNT_NUMBER, NAME,
ADDRESS, ACCOUNT_BALANCE). Dalam hal ini, CUSTOMER adalah nama dari
record, dan ACCOUNT_NUMBER, NAME, ADDRESS dan ACCOUNT_BALANCE
adalah nama field.
2.1.2 Data Occurrence
Struktur catatan memiliki occurrence yang disebut instances. Record occurrence
merupakan satu set khusus nilai data untuk record tersebut. Sebagai contoh untuk record
CUSTOMER (12122, ABC Hardware, 222 West Street, $1,050).
2.1.3 Fixed-Length Record dan Variable-Length Record
Record dalam sebuah file dapat memiliki panjang data yang bersifat tetap atau
variabel. Dalam sebuah fixed-length record, baik jumlah field dan panjangnya (ukuran
karakter) tiap field sudah tetap atau tertentu. Fixed-length record lebih mudah dimanipulasi
dalam aplikasi komputer dibandingkan dengan variable-length record karena ukuran fixed-
length record terstandarisasi. Kebanyakan record yang disimpan dalam direct-access
storage devices (DASD) adalah fixed-length. Kelemahan fixed-length record adalah tiap

2
field harus cukup besar untuk memuat perkiraan entri yang paling maksimum dalam field
tersebut. Akibatnya, biasa terdapat terdapat spasi, misal menyisakan 25 spasi atau banyak
spasi untuk sebuah nama, yang pada nama, yang pada kenyataan banyak atau nama hanya
memerlukan 8 karakter atau kurang. Dalam variable-length record, lebar field dapat
disesuaikan untuk tiap data occurrence.
2.1.4 Record Key dan Urutan File
Key atau record key adalah item data atau kombinasi item data yang secara unik
mengidentifikasi sebuah record tertentu dalam sebuah file. Istilah urutan acak relatif
berlaku untuk sebuah field yang file-nya tidak diurutkan. Misalkan catatan berikut
Misalkan catatan berikut memuat format: PART (PART_NO, WARHSE). Dimana
PART_NO merupakan nomor komponen, dan WARHSE merupakan nomor gudang yang
gudang yang berkaitan dengan lokasinya. Lebih jauh, asumsikan dengan lokasinya. Lebih
jauh, asumsikan bahwa file bahwa file memuat empat catatan berikut ini:
PART (101, 1)
PART (102, 2)
PART (103, 3)
Dalam contoh ini, field pertama (PART_NO) disebut sort key primer primer (atau
disebut kunci primer), dan field kedua (WARHSE) disebut sort key sekunder (atau kunci
sekunder). Oleh karena itu, kunci primer adalah field yang digunakan un tuk menyortir
catatan-catatan dalam file, dan kunci sekunder digunakan untuk menentukan posisi relatif
antar kumpulan catatan manakala kunci primer memiliki nilai yang sama untuk setiap
catatan-catatan dalam kumpulan.
2.2 Sistem Manajemen Database dan Arsitekturnya

Gambar: Arsitektur Database

3
Pada gambar diatas, terdapat 3 tingkatan arsitektur yang terkait dengan database
dan sistem manajemen database yaitu : tingkat konseptual, tingkat logika dan tingkat fisik.
Pada tingkat konseptual, database adalah kumpulan berbagai elemen informasi yang
digunakan demi tujuan klasifikasi. Sebagai contoh sebuah database pesanan penjualan.
Database ini akan didefinisikan pada tingkat konseptual dengan ragam informasi yang
terkait didalamnnya (misalnya transaksi penjualan, penerimaan kas dan informasi
pelanggan) dan tujuan digunakannya data tersebut (misalnya entri pesanan dan tagihan
pelanggan).
Dalam upaya mengimplementasikank sebuah database yang telah ditentukan pada
tingkat konseptual, field dengan data-data dan record khusus harus ditentukan. Juga perlu
menentukan cara record dan field akan dilihat dan bagaimana keduanya terkait satu sama
lain. Sebagai contoh akan lebih mudah untuk menampilkan rekening pelanggan dengan
pesanan yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, field dan record dalam database
distruktur record dalam database pada struktur dan organisasi dalam cara yang logis yang
kemudian berkembang menjadi struktur data logika. Tiga jenis dasar struktur struktur data
logika dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut yakni hierarkis, jaringan dan
relasional.
2.2.1 Arsitektur Konseptual
Model data entity relationship (ER) merupakan salah satu pendekatan yang populer.
Model ER secara sederhana menggambarkan hubungan antara segmen-segmen yang ada.
Dalam model ER, istilah entitas lebih banyak digunakan daripada istilah segmen, dan istilah
segmen dan istilah atribut digunakan untuk menjelaskan field individual atau data item
tertentu. Bila ditinjau secara grafis, model ER menggunakan kotak segi empat untuk entitas,
elips untuk atribut, dan kotak belah ketupat untuk menggambarkan hubungan/relasi.
Model konseptual lainnya yang bisa digunakan yaitu teknik pemodelan berorientasi
objek (OMT), yang pada awalnya dikembangkan untuk pemrograman berorientasi tujuan
dan diadaptasi untuk pemodelan data oleh Blaha, Premerlani, dan Rumbaugh. OMT

4
menentukan hubungan antar segmen. Hal yang paling mendasar dalam hubungan ini
disebut pewarisan. Hubungan pewarisan (inheritance) diciptakan ketika sebuah kelas
objek dibagi ke dalam subkelas. Sebagai contoh, sebuah kelas umum (general class) atau
orang tua dapat berupa perlengkapan pabrik, yang dimiliki subkelas seperti perkakas,
mesin perkakas, mesin-mesin berat, perlengkapan reparasi dan sebagainya. Hal penting
dalam hal adalah atribut untuk kelas umum perlengkapan pabrik semuannya diwariskan ke
setiap subkelasnya.
Terdapat sejumlah cara untuk membuat model konseptual sebuah sistem. Semuanya
berusaha mencari metode yang mampu memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
sistem dan dokumen. Namun demikian, teknik-teknik pemodelan konseptual semuanya
memiliki 2 kelemahan umum. Pertama, terdapat begitu banyak cara untuk
memodelkan sebuah perusahaan sehingga proses evaluasi evaluasi terdapat hasil sebuah
teknik tertentu bukanlah hal yang mudah. Kedua, ada resiko bahwa aplikasi sebuah teknik
tertentu dapat menghasilkan gambaran yang tidak lengkap terhadap sistem yang sedang
dimodelkan.
2.2.2 Arsitektur Database pada Tingkat Logika: Struktur Data Logika
Tugas utama yang dihadapi oleh seorang analis ketika mendesain sebuah database
adalah mengidentifikasi dan mendesain hubungan yang sistematis diantara setiap segmen.
Database harus di struktur sedemikian rupa sehingga mampu menyediakan bagi para
penggunanya informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang efektif.
Hubungan yang timbul antara segmen-segmen dalam database ditentukan oleh struktur data
logika, yang biasa juga disebut skema atau model database. Tiga model utama dalam
struktur data logika adalah :
1) Struktur Pohon atau Hierarkis
Pada struktur pohon, setiap lingkaran menunjukan satu set field (segmen), setiap
lingkaran terhubung ke lingkaran lain pada tingkatan berikutnya yang lebih tinggi
dalam pohon tersebut. Tingkatan yang paling akhir disebut lingkaran parent. Setiap
parent memiliki satu atau lebih anak (children), dan hubungan antara children dan
parent disebut branch. Tampilan penting dalam model pohon ini adalah sebuah
lingkaran children tidak dapat memiliki lebih dari satu orang tua. Model pohon
digunakan pada struktur data yang didukung oleh COBOL dan program-program

5
bahasa lainnya yang digunakan secara luas dan telah diimplementasikan pada banyak
sistem manajemen (DBMS) seperti IMS dan IDMS.
2) Struktur Jaringan
Struktur jaringan adalah model yang memungkinkan sebuah segmen
anak memiliki lebih dari satu parent. Sebuah jaringan merupakan sebuah struktur data
yang lebih bersifat umum daripada model pohon. Beberapa DBMS tidak secara
langsung menyediakan struktur jaringan, namun karena setiap struktur jaringan dapat
diubah menjadi struktur pohon, maka dimungkinkan untuk mengimplementasikan
jaringan yang dalam sistem yang berorientasi pohon. Model CODASYL adalah sebuah
model jaringan.
Terdapat beberapa cara untuk mengimplementasikan struktur pohon dan jaringan.
Dalam sebuah daftar organisasi, setiap record berisi satu atau lebih petunjuk yang
mengindikasi alamat record logis berikutnya dengan atribut-atribut yang sama. Sebuah
record tagihan dapat berisi sebuah field yang berisi kunci tagihan lainnya dari vendor
yang sama. Sebuah record dapat pula dipecah menjadi beberapa daftar yang disebut
organisasi multi list.
3) Struktur Data Relasional
Model relasional memandang database sebagai sebuah kumpulan tabel dua dimensi
daripada sebuah struktur jenis hierarkis atau jaringan. Keunggulan struktur logika data
(kejadian), dibandingkan model pohon dan jaringan adalah sangat jelas petunjuk atau
daftar tidak rumit. Dan setiap informasi yang dapat diekstrak dari struktur pohon dan
jaringan dapat juga diekstrak dari tabel relasional tersebut. Oleh karena itu, model
relasional merupakan struktur data palin popular dalam lingkungan bisnis saat ini.
Namun demikian, model ini kurang efisien dibandingkan model pohon dan jaringan
ketika database jarang diperbaharui dan hubungan antar-node tidak ditentukan dengan
jelas. Informasi (misalnya laporan keuangan) dapat diekstrak dari tabel dengan
menggunakan aljabar relasional, yang dapat diringkas dalam tiga operasi dasar.
OPERASI FUNGSI
Selection Menciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam tabel
yang tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka.

6
Join Menciptakan sebuah tabel baru dari baris yang dipilih dalam dua
tabel yang tersedia. Baris dipilih berdasarkan nilai data mereka.
Projection Menciptakan sebuah tabel baru dengan menghapus kolom dari
tabel yang tersedia.

2.2.3 Arsitektur Database Tingkat Fisik


Arsitektur database tingkat fisik akan fokus kepada tiga metode akses file :
sekuensial, indeks dan langsung. DASD mampu mendukung seluruh metode tersebut dan
pilihan terbaik dari ketiganya akan tergantung pada aplikasi tertentu.
1) File Akses Sekuensial
Pada sebuah akses sekuensial, record hanya dapat diakses dalam sekuens mereka
sebelumnya. File sekunsial bermanfaat dalam pemrosesan bentuk batch, yang biasanya
mengakses seluruh record dalam sebuah file. Prosedur yang biasanya dilakukan adalah
pertama-tama mengurutkan transaksi dan file utama dan kunci yang sama. Aplikasi ini
dapat memperbaharui piutang dagang pelanggan (dalam file master) untuk
mencerminkan pembayaran yang diterima (dalam file transaksi).
Kedua file dengan urutan besar-kecil berdasarkan nomor rekening. Kemudian
program membaca sebuah record dari setiap file, jika nomor rekening dari kedua record
tersebut cocok satu sama lain, maka informasi pada record pembayaran pembayaran
digunakan digunakan untuk memperbarui memperbaharui field neraca pada record
piutang piutang dagang. Proses pembaharuan record rekening ini kemudian dituliskan
dalam sebuah file master baru.
2) File Berindeks
Setiap atribut dapat diekstrak dari record dalam sebuah file primer dan digunakan
untuk membangun sebuah file baru yang bertujuan menyediakan sebuah indeks untuk
file aslinya. Bentuk file seperti ini disebut file berindeks atau file terinversi. Suatu file
dimungkinkan untuk memiliki lebih dari satu indeks. Sebuah file dikatakan terinversi
penuh bila terdapat indeks di setiap fieldnya. Waktu pemrosesan yang dibutuhkan
untuk menyimpan sebuah file yang terinfeksi penuh dapat lama karena indeks yang ada
harus senantiasa diperbaharui kapan kapan saja record ditambah, dihapus,atau
dimodifikasi. Lebih lanjut, setiap indeks memerlukan tambahan penyimpanan disket

7
dan indeks yang dibuat dapat berakhir dengan kebutuhan ruang penyimpanan yang
lebih besar daripada file data tersebut.
3) File Sekuensial Berindeks
Jenis file berindeks yang penting adalah file sekuensial berindeks. File sekuensial
berindeks adalah sebuah file sekuensial yang disimpan dalam sebuah direct access
storage devices (DASD) dan diberi indeks serta disimpan secara fisik dalam field yang
sama. File-file biasa disebut file ISAM, yang singkatan dari Indexed-Sequential Access
Method . ISAM merupakan kompromi antara 8 organisasi file sekuensial dan akses
langsung yang menyediakan kedua kemampuan tersebut dengan biaya yang sesuai.
Pemrosesan dan inkuiri merupakan tujuan ISAM. Pemrosesan sebuah batch record
dapat dilakuakn secara sekuens, sedangkan inkuiri individual pada sebuah file dapat
dilakukan dengan menggunakan indeks. Semakin detail sebuah indeks, maka semakin
cepat akses yang dilakukan dalam suatu imbal balik dalam penyimpanan indeks.
4) Struktur File ISAM
Sebuah file ISAM secara struktural terdiri atas tiga daerah yang berbeda yaitu
indeks, bidang utama dan bidang overflow. Indeks merupakan sebuah peta yang
menghubungkan record field-field kunci dengan tempat penyimpanannya dibidang
utama. Tiap entri dalam indeks memberikan tentang field kunci pada sebuah track
tertentu dari disk tempat file tersebut disimpan. Dengan mencari indeksnya, sebuah
program akan dapat menempatkan track yang berisi record sesuai keinginan dan
pencarian berlangsung cepat.
Bidang utama (prime area) adalah bagian dalam disket tepat record aktual tulis.
Kemudian bidang overflow adalah bagian terpisah dalam disket yang dialokasikan
untuk file guna memungkinkan adanya penambahan tanpa pemrosesan lebih lanjut
terhadap file awal. Bidang overflow pada dasarnya kosong, ketika sebuah record baru
ditambahlkn kedalam file, record tersebut ditempatkan dalam posisinya dibidang utama
untuk menjaga pengorganisasian sekuensial dari file tersebut.
5) File Akses Langsung
File akses langsung memungkinkan record secara individual dimunculkan dengan
segera tanpa menggunakan indeks. Hal ini dilakukan dengan menempatkan tiap record
dengan lokasi penyimpanan yang menyediakan hubungan dengan nilai record kunci.

8
Sehingga, metode akses langsung satu hal yang dibutuhkan untuk menempatkan
sebuah record nilai kuncinya.
Ada beberapa metode penempatan yang dapat digunakan untuk menyimpan dan
menempatkan record dalam file akses langsung. Salah satu metode adalah
menempatkan field record kunci langsung dengan skema pengkodean yang digunakan
oleh komputer itu sendiri untuk mengidentifikasi alamat fisiknya dalam sebuah DASD.
Metode terkait (related method) digunakan untuk menyimpan alamat fisik media
simpan sebagai field dalam sebuah file record. Kedua metode tersebut tidak
membutuhkan konversi kunci untuk mengakses.
6) Transformasi Acak
Transformasi acak digunakan secara luas sebagai metode penyimpanan dan
penempatan record dalam sebuah file akses langsung. Terdapat empat record yang
berbeda dalam file tersebut. Sebaliknya tiap kunci record yang digunakan dalam
perhitungan matematis (dibagi 7, catatan untuk pengingat dan penambahan sebuah
faktor pengganti) sekali sebuah file dimuati oleh record-record tersebut, setiap record
dapat diakses secara langsung dengan melewati kunci yang melalui perhitungan acak
untuk menentukan alamatnya, media kemudian mengakses tertentu secara langsung
dengan melewati record lainnya dalam file tersebut.
2.2.4 Aspek Ekonomis Pada Teknik Pengorganisasian File
Dalam pemrosesan sekuensial, biaya totalnya cukup besar (karena harus melakukan
proses pemuatan dan pengecekan seluruh file), namun seiring dengan peningkatan jumlah
record yang diproses biaya pun semakin besar tersebar luas dan pada akhirnya biaya per
transaksi menurun dengan cepat. ISAM menawarkan pendekatan yang berada di kedua titik
tersebut. Untuk aktivitas berskala rendah , record dapat diakses dengan menggunakan
indeks, sedangkan untuk aktivitas berskala tinggi pendekatan indeks tidak digunakan,

9
namun sebalik nya file di proses secara sekuensial. Untuk aktivitas berskala tinggi maupun
rendah ISAM kurang menarik dibanding pemrosesan langsung sekuensial, namun untuk
sebuah file yang memerlukan aktivitas tinggi dan rendah, ISAM menawarkan keunggulan
ekonomis dibandingkan kedua metode yang ada.
Pertimbangan ekonomis dalam hal ini adalah yang berhubungan dengan waktu yang
berkaitan dengan database, waktu respon adalah lama waktu yang dihabiskan oleh
pengguna untuk menyelesaikan sebuah operasi seperti sebuah query. File-file akses
langsung dibutuhkan untuk waktu respon yang sangat cepat karena waktu resps yang lebih
lama (beberapa jam atau lebih) dapat ditangani dengan lebih ekonomis dengan
menggunakan file-file yang bersifat sekuensial. Ketika lama waktu respon dapat ditoleransi
pembaruan (update) query atau file dapat disatukan dengan operasi pemrosesan batch.
Sebagai contoh, salinan record pelanggan dapat diperoleh melalui proses yang pendek
dapat diproses melalui indeks, permintaan dengan waktu respons yang lebih lama dapat
dilakukan pada pemrosesan sekuensial terhadap file yang diinginkan dan waktu respon
yang juga dipengaruhi oleh pertimbangan perangkat keras.
2.2.5 Arsitektur Fisik, Perangkat Keras, dan Waktu Respons
Waktu respons dapat menjadi sebuah permasalahan besar pada database besar yang
mungkin diakses oleh ratusan atau bahkan ribuan pengguna pada saat yang sama. Jika
sistem database dan perangkat komputer tidak sesuai dengan permintaan, maka pengguna
akan menunggu dengan sia- sia dalam waktu yang lama untuk query mereka. Oleh karena
itu, sistem data base harus di desain dengan baik bagi penggunannya dan perangkat keras
harus cukup cepat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diminta.
Pada sisi perangkat keras, waktu respons dipengaruhi oleh waktu akses fisik. Waktu
akses fisik adalah waktu yang dibutuhkan oleh CPU untuk memunculkan sebuah blok data
tunggal dari disket yang disebut disk accsess time. Faktor lainnya yang dapat
mempengaruhi waktu respon adalah bagaimana record data didistribusikan secara fisik
dalam disket, jika sebuah kelompok record akan diakses secara sekuens maka waktu
respons akan lebih cepat jika record-record tersebut secara fisik letaknya sangat berdekatan
(contiguous) dalam disket.
Kebutuhan untuk menyimpan sebuah file secara berdekatan tergantung pada
arsitektur fisik database dan berkaitan dengan metode akses filenya. Jika database

10
menggunakan metode akses sekuensial maka penempatan setiap record secara fisik
berdekatan sama lain dengan disket tentunya sesuatu yang diinginkan. Namun, untuk
metode akses-berindeks selalu perlu menempatkan indeks-indeks dalam penyimpanan yang
berdekatan karena file-file tersebut sering dibaca secara sekuensi dan keseluruhan pada saat
yang bersamaan. Sehingga, mungkin tidak perlu menempatkan record-record dalam file-
file data yang terkait sedekat mungkin satu sama lain dalam disket karena record file-file
dapat diakses secara acak dalam dua tahap proses pencarian.

2.3 Sistem Database Manajemen dalam Praktik


Sistem manajemen database (DBMS) adalah program komputer yang memampukan
seorang pengguna untuk menciptakan dan memperbarui file-file, menyeleksi dan
memunculkan kembali data, dan menghasilkan beragam output dan laporan-laporan. Seluruh
DBMS memiliki tiga atribut umum berikut ini untuk mengelola dan mengorganisasi data.
a. Data Description Language (DDL)
DDL memungkinkan administrator database (DBA) untuk menentukan struktur logika
database, yang disebut skema. Pada umumnya hal-hal berikut Ini perlu ditentukan ketika
menentukan skema:
• Nama elemen data
• Jenis data (numerik, alfabetik, tanggal, dan lain-lain) dan posisi jumlah angka desimal
jika data tersebut bersifat numerik
• Posisi angka (misalnya sembilan posisi untuk Nomor Jaminan Sosial)
DDL dapat digunakan untuk menentukan subskema, yaitu jumlah pengguna individual
database. DDL juga dapat digunakan antuk menciptakan, memodifikasi dan menghapus
tabel-tabel dalam pengaturan relasional.
b. Data Manipulation Language (DML)
DML terdiri atas perintah-perintah untuk melakukan pembaruan (updating), pengeditan,
mampulasi, dan ekstraksi data. Dalam banyak kasus pengguna tidak perlu tahu atau
menggunakan DML. Namun demikian, program aplikasi (seperti program pembayaran gaji
atau sistem akuntansi interaktif) secara otomatis menghasilkan laporan DML untuk
memenuhi permintaan pengguna Structured Query Language (SQL) adalah bentuk DML
yang umum dalam pengaturan relasional.

11
c. Data Query Language (DQL)
DQL adalah bahasa atau antarmuka yang ramah-pengguna (user-friendly) yang
memungkinkan bagi pengguna untuk meminta informasi dari database. Salah satu
antarmuka yangfriendly ini adalah QBE (query by example), yang memungkinkan bagi
pengguna untuk meminta informasi hanya dengan mengisi tempat-tempat yang kosong.
2.3.1 Structured Query Language (SQL) Data Manipulation Language
Structured Query Language (SQL) adalah teknologi yang digunakan untuk
memunculkan inforrnasi dari database. SQL merupakan bahasa pemrograman non
prosedural. Bahasa ini memungkinkan penggunanya untuk fokus pada menentukan data apa
yang dibutuhkan ketimbang pada bagaimana mendapatkan data tersebut.
Empat bentuk pelayanan DML (data manipulation language) yang merupakan
komponen SQL adalah:
• SELECT : Memunculkan baris tabel
• UPDATE : Memodifikasi baris tabel
• DELETE : Memindahkan baris dari tabel
• INSERT : Menambahkan baris baru pada tabel
QUERY SELECT
SELECT biasanya adalah kalimat pertama dalam pernyataan SQL yang dimaksudkan
untuk mengekstrak data dari sebuah database. SELECT menentukan field-field mana saja
(misal item-item dalam sebuah database) atau ekspresi-ekspresi dalam field yang ingin
dimunculkan. Klausa FROM mengindikasikan tabel mana yang berisi item-item tersebut.
FROM diperlukan dan mengikuti SELECT.
SELECT Everything. Tanda * adalah karakter queri khusus yang mencerminkan
“seluruh field”. Queri ini memilih seluruh field dari tabel kata kunci, yaitu dengan SELECT
* FROM kata kunci. SELECT Field. SELECT (memilih) field tertentu (misal item)
berdasarkan nama. Jika ingin memasukkan lebih dari satu item, pisahkan item-item tersebut
dengan koma. Urutkan item-item yang ingin untuk dimunculkan. Caranya adalah SELECT
nama, negara, mata uang FROM perusahaan.
ORDER BY. ORDER BY mengurutkan tampilan data dalam urutan tertentu
berdasarkan klausa. ORDER BY adalah opsional. Jika Anda tidak memasukkannya, data
yang muncul tidak akan urut. Default urutan yang digunakan adalah kecil-besar (A-Z, 0-9).

12
Queri ini menambahkan ORDER BY klausa nama untuk queri sebelumnya. Caranya adalah
SELECT nama, negara, mata uang FROM perusahaan ORDER BY nama.
WHERE Condition. Kita dapat menggunakan WHERE untuk menentukan record
mana saja dari tabel yang tercantum dalam klausa FROM yang akan muncul dalam hasil
pernyataan SELECT. WHERE adalah opsional, namun bila dimasukkan, ia akan mengikuti
FROM. Jika Anda tidak memasukkan WHERE, seluruh record akan dipilih. Misalnya
SELECT * FROM Company WHERE Country = ‘USA’ untuk memilih perusahaan-
perusahaan Amerika Serikat dari tabel perusahaan yang ada.
String Functions. Pernyataan SQL berikut ini mengilustrasikan sebuah pencarian
kata. Kata goodwill akan dicari dalam field Notes Topic. Caranya adalah SELECT * FROM
notes WHERE Instr(1, topic, “goodwill”)>0. Fungsi Instr akan mencari sebuah field khusus
("topic" dalam queri) untuk sebuah deret (string) karakter tertentu yang ada dalam kutipan
("goodwill") dengan mulai pada posisi tertentu dalam field (1 mengindikasikan posisi
pertama, awal, dari string). Fungsi lainnya dari string meliputi:
• Left$ (string, length): string adalah ekspresi dari mana karakter paling kiri berasal.
Length adalah jumlah karakter untuk kembali.
• Rights (string, length): string adalah ekspresi dari mana karakter paling kanan berasal.
Length adalah jumlah karakter untuk kembali.
Arithmetic Expression. SQL memungkinkan ekspresi aritmatika untuk dimasukkan
dalam klausa SELECT. Ekspresi aritmatika terdiri dari sejumlah nama kolom dan nilai-nilai
yang terhubung dengan setiap operator berikut ini: tambah (+), kurang (-), kali (*), bagi (/).
Ketika dimasukkan dalam klausa SELECT, hasil sebuah ekspresi akan ditampilkan sebagai
sebuah kolom tabel perhitungan. Operator pembanding. Setiap operator pembanding
berikut ini dapat digunakan: sama dengan (=), tidak sama dengan (<>), lebih besar dari (>),
lebih kecil dari (<), lebih besar sama dengan (>=), lebih kecil sama dengan (<=). Ekspresi
Majemuk dengan Operator Boolean. Ekspresi logika individu dapat dikombinasikan
dalam sebuah klausa WHRE dengan operator Boolean, yaitu dengan AND atau OR.
Fungsi Agregat. Kita dapat memilih sejumlah nilai yang dihitung dengan fungsi
agregat. Fungsi COUNT (*) AS tally mengilustrasikan bagaimana menghitung jumlah
occurrence dalam sebuah tabel hasil dan nama hasil (AS tally). Klausa AS tally memberikan
fungsi agregat dengan nama "tally", yang akan digunakan dalam laporan. Klausa AS bersifat

13
pilihan atau opsional dengan fungsi agregat. GROUP BY. GROUP BY mengombinasikan
record-record dengan nilai-nilai identik dalam daftar field tertentu ke dalam sebuah record
tunggal. Nilai ringkasan (summary value) dibuat untuk setiap record jika Anda memasukkan
sebuah fungsi agregat, seperti Sum atau Count, dalam pemyataan SELECT. Jika pemyataan
SQL memasukkan klausa WHERE, record akan dikelompokkan setelah mengaplikasikan
kondisi WHERE ke dalam record. GROUP BY bersifat pilihan, namun ketika ia
dimasukkan, GROUP BY akan mengikuti FROM dan WHERE.
QUERY UPDATE, INSERT, DAN DELETE
Jenis queri ini digunakan untuk memodifikasi sebuah database. Pernyataan UPDATE
terdiri atas tiga klausa: yaitu UPDATE tablename; SET column-assignment-list; dan
WHERE conditional-expression. Lalu, bentuk umum dari pernyataan DELETE adalah:
DELETE FROM tablename; WHERE conditional-expression. Pernyataan DELETE
menghapus baris-baris dari tablename yang memenuhi kondisi yang ditentukan dalam
klausa WHERE. Pertnyataan INSERT memiliki dua bentuk umum. Bentuk yang paling
sederhana digunakan untuk memasukkan sebuah baris tunggal dalam sebuah tabel.
Pernyataan INSERT yaitu: INSERT INTO tablename, VALUES (constant-list). Pernyataan
INSERT juga dapat digunakan bersamaan dengan sebuah queri pernyataan SELECT untuk
menyalin baris suatu tabel ke tabel lainnya.
2.3.2 Perlunya Sistem Manajemen Database
DBMS mengintegrasikan, menstandarisasi, dan menyediakan keamanan untuk beragam
aplikasi akuntansi. Bila tidak terdapat integrasi, tiap jenis aplikasi akuntansi seperti penjualan,
pembayaran gaji, dan piutang akan menyimpan terpisah file-file data independen dan
program komputer untuk mengelola file-file tersebut.
Walaupun menyimpan file-file independen adalah hal yang sederhana, terdapat
beberapa kelemahan di dalamnya.
a. Pertama, item data yang sama dapat digunakan dalam beberapa bidang aplikasi yang
berbeda. Dengan file-file independen, item data harus dimasukkan ke dalam setiap file
aplikasi. Misalnya sebuah penjualan, memengaruhi file persediaan, file piutang dagang,
dan beragam file pendapatan dan pengeluaran. Memasukkan elemen data yang sama
berkali-kali (sekali untuk tiap aplikasi yang digunakan di dalamnya) merupakan
pemborosan waktu dan mahal; dan makin besar peluang terjadinya kesalahan dan

14
ketidakkonsistenan di antara beragam representasi bagian-bagian data dalam beberapa
file independen.
b. Kedua, karena file harus dengan tegas ditentukan terlebih dahulu dalam proses
implementasi sistem, prosedur yang ada dapat menemui kendala dengan adanya struktur
file yang ada saat ini dibanding pengembangan kebutuhan aplikasi. Akhirnya,
independensi di antara file-file yang ada grins mengarah kepada perbedaan struktur
untuk data yang sama, perbedaan sistem pengkodean, perbedaan abreviasi, dan
perbedaan panjang field. Perbandingan dan rekonsiliasi data yang identik sulit dalam
kondisi-kondisi tersebut. Hasil dari ketidak-konsistenan data adalah inkonsistensi
laporan yang dihasilkan dari beragam program aplikasi. Permasalahan seperti ini tentu
saja memperlemah integritas sebuah sistem informasi.
Selain masalah manajemen data dan penyimpanan, setiap file independen
membutuhkan instruksi pemrosesan dan penyimpanannya sendiri karena isi dan struktur
file-nya tidak terstandarisasi. Kemampuan yang berhubungan dengan informasi non-kunci
dibatasi karena setiap aplikasi program individual harus menentukan instruksi rinci yang
berhubungan dengan penanganan fisik data.
2.3.3 Dokumentasi dan Administrasi Database
Kamus database digunakan baik terpisah maupun dengan DBMS untuk
mensentralisasi, mendokumentasi, mengontrol, dan mengoordinasi penggunaan data dałam
sebuah organisasi. Kamus data merupakan sebuah urutan file yang memiliki catatan
occurrence yang berisi deskripsi iłem data. Sebuah alias muncul ketika para pengguna yang
berbeda menggunakan field yang sama, namun memiliki nama yang berbeda. Misalnya,
sebuah gudang dapat dipanggil “Requisition Number”, sementara item data yang sama
dipanggil oleh penjualan dengan nama “Order Number”. Alias juga muncul disebbabkan
item data yang sama disebut sebagai hal yang berbeda oleh program-program yang berbeda,
dalam bahasa yang berbeda, oleh para pembuat program yang berbeda pula.
Tujuan utama sebuah kamus data adalah mengurangi atau paling tidak mengawasi
inkonsistensi penggunaan yang dihasilkan dari pemrosesan alias dan mengurangi kelebihan
data sejauh mungkin. Tanggung jawab untuk kamus data harus disentralisasikan pada
seorang administrator database (DBA). Administrasi database bertanggung jawab
menanggulangi ketidakocokan dan masalah koordinasi dan komunikasi antara kelompok-

15
kelompok pengguna ketika memakai bersama sebuah database. Tugas utama DBA adalah
menetapkan standar, konvensi, dan dokumentasi sumber-sumber data. Administrasi kamus
data merupakan alat utama yang digunakan DBA untuk melaksanakan tugas tersebut.
Pengawasan data yang efektif merupakan pendekatan database yang paling penting untuk
pemrosesan data. Ketidakcocokan (inkompatibilitas) dan redundansi senantiasa ada dalam
sebuah sistem berorientasi file yang tradisional, yang di dalamnya para pengguna
menyimpan dan memproses file data miliknya. Dan mustahil untuk mensentralisasikan
seluruh penggunaan data. Para pengguna biasanya enggan menyerahkan tanggung jawab
atas elemen data yang dimlikinya. Banyak masalah yang dihadapi oleh DBA adalah bersifat
politis. DBA harus berperan selayaknya seorang diplomat dalam mengoordinasi
penggunaan di antara beragam pengguna dan dalam berhubungan dengan para pengguna
yang mungkin tidak mendapatkan manfaat yang signifikan dari proses sentralisasi dan
standarisasi data. Selanjutnya, fungsi DBA harus cukup tinggi. Posisinya dalam organisasi
atau sedikimya bertanggungjawab langsung pada seseorangyang kekuasaan besar untuk
menangani permasalahan-permasalahan antar-unit organisasi.
Kamus data dapat dikelola secara manual, namun biasanya ia terkomputerisasi dan
diproses seperti hainya file-file komputer lainnya. Jika kamus digunakan bersama-sama
dengan sebuah DBMS ia akan disimpan dalam DBMS. Di kasus lain, kamus data adalah
prosedur tentang penggunaan kamus dan juga berfungsi sebagai kamus bagi dirinya sendiri
yang membuat hal tersebut merupakan elemen penting dalam administrasi database.

16
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Sistem manajemen database (DBMS) terdiri atas tiga tingkatan yaitu tingkat konseptual,
tingkat logika dan tingkat fisik arsitektur konseptual meliputi penentuan istilah-istilah umum
isi database dan penggunaan data yang dibutuhkan. Arsitektur logika meliputi penentuan
struktur data logis, yang dapat berupa model hierarkis, jaringan atau relasional. Asrsitektur
fisik meliputi penentuan metode akses-file, yang dapat berupa sekuensial, indeks atau
langsung.
Dalam praktiknya keseluruhan arsitektur tersebut disusun dari kebutuhan pengguna akan
informasi diperlukan untuk memudahkan proses penyimpanan dan pengintegrasian file
perusahaan, khususnya dalam hal ini adalah file akuntansi perusahaan. DBMS
mengintegrasikan, menstandarisasi, dan menyediakan keamanan untuk beragam aplikasi
akuntansi. Bila tidak terdapat integrasi, tiap jenis aplikasi akuntansi seperti penjualan,
pembayaran gaji, dan piutang akan menyimpan terpisah file-file data independen dan program
komputer untuk mengelola file-file tersebut.

3.2 Saran
Seperti yang telah dibahas pada bagian pembahasan Ringkasan Mata Kuliah ini,
menggunakan sistem manajemen database adalah langkah yang tepat bagi perusahaan untuk
menyimpan file datanya, khususnya bagi perusahaan dengan proses bisnis yang beragam.
Perusahaan perlu menerapkan sistem manajemen database ini dengan tujuan untuk
mendapatkan suatu sistem terintegrasi terhadap seluruh file perusahaan agar tidak ada file yang
tercecer ataupun file ganda yang dapat memperumit proses bisnis dan menimbulkan
kesalahpahaman antar-divisi perusahaan. Memiliki sistem manajemen file yang baik akan
membantu perusahaan pada pelaksanaan operasional yang efektif.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9.
Diterjemahkan oleh: Saputra, Julianto Agung, dan Lilis Setiawati. Yogyakarta: Andi.

18
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
“Auditing Teknologi Informasi”

Oleh :

Kelompok 13
Ni Kadek Listiani (1907531034)
Ni Putu Tara Asti Nugraheni (1907531035)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, S.E., Ak., M.Si.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Auditing teknologi
informasi”.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi. Tentunya
kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi menyempurnakan makalah ini. Demikian yang dapat kami
sampaikan, semoga dapat memberikan wawasan tambahan mengenai Perencanaan dan
Analisis Sistem bagi para pembaca.

Denpasar, 23 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2

2.1. Konsep Auditing Sistem Informasi ........................................................................ 2

1) Struktur Audit Laporan Keuangan ......................................................................... 2

2) Auditing Sekitar Komputer ................................................................................... 2

3) Auditing Melalui Komputer .................................................................................. 3

4) Auditing dengan Komputer ................................................................................... 3

2.2. Teknologi Auditing Sistem Informasi .................................................................... 4

1) Data Pengujian ..................................................................................................... 6

2) Pendekatan Fasilitas Uji Terintegrasi..................................................................... 6

3) Simulasi Paralel.................................................................................................... 6

4) Perangkat Lunak ................................................................................................... 6

5) Embedded Audit Routine ...................................................................................... 7

6) Extended Record .................................................................................................. 7

7) Snapshot............................................................................................................... 7

8) Tracing................................................................................................................. 8

9) Dokumentasi Tinjauan Sistem ............................................................................... 8

10) Flowchart Pengendalian..................................................................................... 8

11) Mapping ........................................................................................................... 8

2.3. Berbagai Jenis Audit Sistem Informasi .................................................................. 9

1) Audit Aplikasi Sistem Informasi ............................................................................. 10

ii
2) Audit Pengembangan Sistem Aplikasi..................................................................... 10

3) Audit Pusat Layanan Komputer .............................................................................. 10

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12

3.1. Simpulan ............................................................................................................ 12

3.2. Saran .................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya sistem teknologi informasi, peran auditor sangat
diperlukan dalam menilai dan mencari kesalahan dalam sebuah sistem informasi.
Kebutuhan akan pengambilan sebuah keputusan yang cepat dan akurat, persaingan
yang ketat, serta pertumbuhan dunia usaha menuntut dukungan penggunaan teknologi
mutakhir yang kuat dan handal. Dalam konteks ini keberhasilan organisasi akan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dalam memanfaatkan teknologi informasi secara
optimal. Sukses auditor sangat tergantung kepada kemampuan menyumbang nilai
terhadap organisasi melalui pemanfaatan teknologi informasi secara efektif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan mengenai konsep auditing sistem informasi?
2. Apa saja teknologi auditing sistem informasi?
3. Apa saja jenis audit sistem informasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui konsep auditing sistem informasi.
2. Untuk mengetahui teknologi auditing sistem informasi.
3. Untuk mengetahui jenis audit sistem informasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Konsep Auditing Sistem Informasi


Istilah auditing sistem informasi digunakan umumya untuk menjelaskan perbedaan dua
jenis aktivitas yang terkait dengan komputer. Salah satunya adalah untuk menjelaskan
proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah sistem
pemrosesan data elektronik. Jenis aktivitas ini umumnya dilakukan oleh para -auditor
selama menguji kelayakan dan dapat disebut auditing melalui komputer. Penggunaan
lainnya dari istilah ini adalah untuk menjelaskan penggunaan komputer oleh auditor untuk
menjalankan beberapa kerja audit yang biasanya akan dikerjakan secara manual. Jenis
aktivitas ini normalnya dilakukan selama proses pengujian substantif terhadao rekening-
rekening neraca dan dapat disebut dengan auditing dengan komputer.
1) Struktur Audit Laporan Keuangan
Tujuan utama dan tanggung jawab auditor eksternal adalah menguji
kelayakan dan kebenaran laporan keuangan sebuah perusahaan. Sementara auditor
internal melayani manajemen sebuah perusahaan, auditor eksternal melayani
pemegang saham sebuah perusahaan, pemerintah, dan publik umum. Audit secara
universal dibagi menjadi dua komponen dasar. Komponen pertama, bisa disebuat
audit interim, bertujuan menetapkan seberapa besar sistem pengendalian internal
dapat diandalkan. Hal ini biasanya mmebutuhkan beberapa jenis pengujian
kelayakan. Tujuan pengujian kelayakan adalah untuk menginformasikan
keberadaan, menilai, efektivitas, dan memeriksa kesinambungan operasi
kelayakannya telah dinyatakan oleh pengendalian internal. Komponen kedua
sebuah audit, bisa disebut audit laporan keuangan, melibatkan pengujian
substantif. Pengujian bersifat substantif adalah verifikasi langsung angka-angka
laporan keuangan, menetapkan keandalan oengendalian internal sebagai hasil
jaminan audit interim.
2) Auditing Sekitar Komputer
Secara umum, sebuah sistem akuntansi terdiri atas input, pemrosesan, dan
output. Dalam pendekatan sekitar-komputer, porsi pemrosesan diabaikan.
Sebaliknya, dokumen-dokumen sumber memasok input pada sistem yang dipilih
dan disarikan secara manual sehingga input-input tersebut dapat dibandingkan

2
dengan outputnya. Ketika bath diproses di dalam sistem, record-record yang
diterima dan ditolak hasil totaknya diakumulasikan. Auditor menekankan
pengendalian atas transaksi-transaksi yang ditolak, Malukan koreksi atas transaksi-
transaksi tersebut, dan kemudian menyatakan Kembali kelayakannya. Dengan
adanya kemajuan dalam teknologi informasi, pendekatan sekitar-komputer tidak
lagi digunakan secara luas.
3) Auditing Melalui Komputer
Auditing melalui komputer dapat didefinisikan sebagai proses verifikasi
atas pengendalian dalam sebuah sistem terkomputerisasi. Pengendalian umum
adalah sesuatu yang relevan bagi sistem informasi itu sendiri, sebagaimana juga
pada aspek pengembangan sistem TI. Pengendalian aplikasi dikaitakan dengan
sistem aplikasi komputer tertentu. Audit sistem informasi yang mendalam
melibatkan proses verifikasi baik pengendalian umum maupun aplikasi dalam
sebuah sistem yang terkomputerisasi.
4) Auditing dengan Komputer
Auditing dengan komputer adalah proses penggunaan TI (teknologi
informasi) dalam sebuah auditing. TI digunakan untuk melakukan beberapa kerja
yang biasanya dikerjakan secara manual. Penggunaan TI menjadi penting untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi auditing.
Manfaat potensial penggunaan teknologi sistem informasi dalam audit
meliputi beberapa hal berikut ini:
• Kertas kerja yang dihasilkan oleh komputer umumnya lebih dapat divaca dan
konsisten. Kertas kerja seperti itu dapat juga disimpan, diakses, dan direvisi
dengan mudah.
• Dapat menghemat waktu dengan mengurangi penelusuran, pengecekan silang,
dan perhitungan rutin lainnya.
• Perhitungan, perbandingan, dan manipulasi data lainnya dilakukan dengan lebih
akurat.
• Perhitungan kajian analisis dapat dilakukan dengan lebih efisien dan lingkupnya
pun dapat diperluas.
• Informasi proyek seperti anggaran waktu dan proses pemamtauan waktu aktual
terhadap jumlah anggaran dapat dihasilkan dan dianalisis dengan lebih mudah.

3
• Korespondensi audit standar seperti kuesioner dan daftar nama, surat-surat
proposal, dan bentuk laporan dapat disimpan dan dimodifikasi dengan mudah.
• Moral dan produktivitas dapat ditingkatkan dengan mengurangi waktu yang
digunakan untuk tugas-tugas yang bersifat klerikal.
• Peningkatan efektivitas biaya dapat dicapai dengan menggunakan Kembali dan
memperluas aplikasi audit elektronik yang ada saat ini untuk audit-audit
berikutnya.
• Mampu meningkatkan independensi personel sistem informasi.

2.2.Teknologi Auditing Sistem Informasi


Teknologi auditing sistem informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem
komputer, walaupun tidak seluruhnya merupakan teknologi yang digunakan untuk
mengaudit. Berikut merupakan tabel Teknologi Auditing Sistem Informasi.
Teknik Deskripsi Contoh
Test Data Data pengujian adalah input Transaksi pembayaran gaji dengan
yang berisi data valid dan tidak nomor identifikasi karyawan yang
valid. valid dan tidak valid.
Integrated Test IYF menggunakan baik data Transaksi pembayaran gaji untuk
Facility (ITF) pengujian maupun penciptaan karyawan fiktif diproses bersamaan
record fiktif (vendor, dengan transaksi pembayaran gaji
karyawan) pada file master yang valid.
sebuah sistem komputer.
Paralell Pemrosesan data riil melalui Perhitungan depresiasi diverifikasi
Simulation program audit. Output dengan memproses file master
disimulasikan dan Bersama sebuah program audit.
dibandingkan dengan output
reguler.
Audit Software Program komputer yang Seorang auditor menggunakan
memungkinkan komputer sebuah program komputer untuk
digunakan sebagai alat mengekstrak record data dari
auditing. sebuah file master.

4
Generalized GAS adalah perangkat lunak Seorang auditor menggunakan
Audit Software audit yang secara khusus GAS untuk mencari file komputer
(GAS) didesain untuk memungkinkan untuk item yang tidak biasa.
auditor melakukan fungsi
pemrosesan data audit yang
terkait.
PC Software Perangkat lunak yang Sebuah paket spreadsheet PC
memungkinkan auditor digunakan untuk menyimpan kertas
menggunakan sebuah PC untuk kerja audit dan jadwal audit.
melakukan tugas-tugas audit.
Embedded Rutinitas auditing khusus Item data yang dikecualikan auditor
Audit Routine dimasukkan dalam program dalam uji edit khusus dimasukkan
komputer reguler sehingga data dalam sebuah program yang ditulis
transaksi dapat dijadikan subjek untuk sebuah file audit khusus.
analisis audit.
Extended Modifikasi program untuk Sebuah program pembayaran gaji
Records mengumpulkan dan dimodifikasi untuk mengumpulkan
menyimpan data-data audit data-data yang terkait dengan
yang diinginkan. pembayaran lembur.
Snapshot Modifikasi program untuk Sebuah program pembayaran gaji
mendapatkan output data audit dimodifikasi untuk mengumpulkan
yang diinginkan. data-data yang terkait dengan
pembayaran lembur.
Tracing Tracing menyediakan sebuah Sebuah program pembayaran gaji
rute audit terperinci terhadap ditelusuri untuk menentukan
instruksi-instruksi yang apakah uji edit tertent dilakukan
dilakukan selama operasi dalam urutan yang benar.
program.
Review od Perluasan sistem dokumentasi Seorang auditor memeriksa
System seperti flowchart program yang pemrosesan logika sebuah program
Documentation dikaji ulang untuk tujuan audit. pembayaran gaji.
Control Flowchart analitik atau Teknik Seorang auditor menyiapkan
Flowcharting grafis lainnya digunakan untuk sebuah flowchart analitik untuk

5
menjelaskan pengendalian pada menguji ulang pengendalian pada
sebuah sistem. sistem aplikasi pembayaran gaji.
Mapping Perangkat lunak khusus Eksekusi sebuah program dengan
digunakan untuk memonitor data pengujian sebagai input
eksekusi sebuah program. dipetakan untuk
mengidentifikasikan seberapa jauh
input menguji pertanyaan-
pertanyaan program individual.

1) Data Pengujian
Data pengujian adalah input yang disiapkan oleh auditor yang berisi baik data yang
valid maupun yang tidak valid. Sebelum memproses data pengujian, input tersebut
diproses secara manual untuk menentukan output seperti apa yang diinginkan.
Sebagai sebuah teknologi audit, data pengujian memiliki beberapa kelemahan. Data
pengujian hanya dapat dijalankan pada sebuah program khusus pada suatu waktu
tertentu. Data pengujian dapat menjadi using dengan adanya perubahan program.
2) Pendekatan Fasilitas Uji Terintegrasi
Fasilitas uji terintegrasi (ITF) adalah penggunaan data pengujian dan juga
penciptaan entitas fiktif (misalnya, pemasok, karyawan, produk, atau rekening)
pada file utama sebuah sistem komputer. Teknik ini terintegrasi karena data
pengujian diproses bersamaan dengan transaksi riil untuk dibandingkan dengan
file-file utama yang ada saat ini yang memuat entitas yang riil dan fiktif.
3) Simulasi Paralel
Simulasi parallel memproses data riil melalui pengujian atau program audit. Output
yang disimpulasi dan output reguler dibandingkan demi tujuan pengawasan.
Program audit yang digunakan dalam simulasi parallel biasanya merupakan jenis
program audit umum yang memproses data dan menghasilkan output yang identic
dengan program yang sedang diaudit. Pendekatan ini cukup mahal dan makan
waktu, namun tidak seperti pendekatan lainnya, simulasi parallel menggunakan
data riil.
4) Perangkat Lunak
Perankat lunak audit meliputi program-program komputer yang memungkinkan
komputer digunakan sebagai alat auditing. Terdapat banyak jenis prangkat lunak

6
audit yang dapat digunakan untuk beragam jenis penggunaan, baik dalam
lingkungan komputer besar (mainframe) maupun untuk komputer personal (PC).
Perangkat lunak yang konvensional seperti program penggunaan sistem, program
pemunculan Kembali informasi, atau bahasa program tingkat-tinggi (COBOL)
dapat digunakan untuk kegiatan audit ini. Namun yang biasa digunakan adalah
paket perangkat lunak audit yang telah didesain khusus, yang dikenal sebagai
generalized audit software (GAS), dan perangkat lunak PC. Generalized audit
software (GAS) merupakan perangkat lunak yang telah didesain khusus untuk
memfasilitasi penggunaan TI dalam auditing.
5) Embedded Audit Routine
Embedded audit routine adalah sebuah teknologi audit yang meliputi motifikasi
program-program komputer demi tujuan audit. Kriteria audit untuk menyeleksi dan
mencatat transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus disediakan
oleh auditor. Hal ini dapat dilakukan dalam banyak cara. Dalam pendekatan yang
disebut system control audit review file (SCARF), pengujian terhadap edit-
program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan,
diasumsikan dalam program saat pertama kali program ini dikembangkan.
Transaksi-transaksi harus diseleksi secara acak dan bukan sebagai kekecualian
terhadap uji-edit program, dengan tujuan untuk menghasilkan sebuah sampel
statistic transaksi untuk audit selanjutnya. Pendekatan ini disebut sample audit
review file (SARF).
6) Extended Record
Extended record adalah modifikasi program komputer untuk menyediakan rute
audit secara komprehensif untuk transaksi-transaksi tertentu dengan cara
mengumpulkannya dalam satu data tambahan extended record yang berkaitan
dengan pemrosesan, yang biasanya tidak dikumpulkan. Extended record berisi data
dari seluruh program aplikasi yang terpisah, namun mampu memproses sebuah
transaksi dan menyediakan sebuah rute audit lengkap. Transaksi-transaksi tersebut
dapat diidentifikasi dengan kode-kode khusus, diseleksi secara acak, atau dipilih
sebagai eksepsi atas uji-edit.
7) Snapshot
Snapshot adalah upaya untuk menyediakan gambaran komprehensif terhadap
proses kerja sebuah program pada suatu tutuk waktu tertentu. Snapshot merupakan

7
teknik program-debugging yang umum dikenal. Snapshot merupakan penambahan
kode program yang menyebabkan program mampu mencetak isi area memori
tertentu pada saat dan selama proses, ketika kode snapshot tersebut dijalankan. Hal
ini akan menyediakan sebuah hard copy pengoperasian program yang kerap kali
tidak tersedia di program lain dan sangat berguna untuk menentukan lokasi bug
pada sebuah program. Sebagai piranti audit, kode snapshot dapat ditambahkan ke
area program yang diinginkan oleh auditor dan dijalankan han ya untuk transaksi-
transaksi yang dikecualikan untuk kepentingan uji-edit yang telah ditentukan
sebelumnya.
8) Tracing
Tracing adalah teknik lainnya yang berasal dari program bantu debugging.
Penelusuran (tracing) sebuah eksekusi program menyediakan rute rinci audit atas
instruksi-instruksi yang dijalankan selama pengoperasian program. Tracing dapat
menghasilkan ribuan output, dan perlu kehati-hatian terhadap sejumlah besar
transaksi yang tidak dipatok untuk ditelusuri. Demi kepentingan audit, tracing dapat
digunakan untuk memverifikasi bahwa pengendalian internal dalam sebuag
program aplikasi dapat dieksekusi ketika program tersebut memproses data
pengujian.
9) Dokumentasi Tinjauan Sistem
Dokumentasi tinjauan sistem, seperti deskripsi naratif, flowchart, dan daftar
program, mungkin merupakan teknik auditing sistem informasi yang paling tua dan
masih tetap digunakan secara luas. Pendekatan ini cocok khususnya pada audit
tahap awal sebagai persiapan untuk seleksi dan penggunaan teknologi audit
langsung lainnya.
10) Flowchart Pengendalian
Dalam banyak kasus, dokumentasi khusus untuk kepentingan auditing dikaji ulang
dan dikembangkan untuk menunjukkan sifat dasar pengendalian aplikasi dalam
sebuah sistem. Dokumentasi ini disebut flowchart pengendalian. Keunggulan utama
flowchart adalah ia mudah dipahami oleh auditor, pengguna, dan personel komputer
sehingga dapat memfasilitasi komunikasi antara pihak yang berbeda.
11) Mapping
Bukti audit yang bersifat langsung yang berkaitan dengan program dapat diperoleh
dengan memonitor pengoperasian sebuah program dengan paket pengukuran

8
perangkat lunak khusus. Teknik audit ini disebut pemetaan (mapping). Perangkat
lunak khusus ini digunakan untuk memonitor eksekusi sebuah program yang
dilakukan dengan menghitung berapa kali setiap pernyataan dalam tiap program
dieksekusi dan dengan memberikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan
penggunaan sumber daya. Pemetaan dapat digunakan secara efektif bersama-sama
dengan teknik data pengujian. Eksekusi sebuah program dengan data pengujian
sebagai input dapat dijadikan sebuah pemetaan. Evaluasi output pemantauan
perangkat lunak dapat mengindikasikan seberapa luas input menguji pernyataan-
pernyataan program individual. Pernyataan-pernyataan yang tidak dieksekusi tidak
akan diuji.

2.3.Berbagai Jenis Audit Sistem Informasi


Hampir semua pendekatan untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti
beberapa variasi dari sebuah struktur tiga tahap. Tahap pertama terdiri atas kaji ulang
awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit. Tahap kedua
adalah kaji ulang dan evaluasi pengendalian yang terperinci. Tahap ketiga meliputi
pengujian kelayakan dan diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil.
Tahap awal audit sistem informasi akan menentukan serangkaian tindakan yang
akan dilakukan audit dan meliputi keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
wilayah-wilayah tertentu yang akan diinvestigasi, penggunaan tenaga kerja audit,
teknologi audit yang akan digunakan, dan pengembangan anggaran waktu dan atau
biaya audit itu sendiri.
Tahap umum kedua dalam audit sistem informasi adalah kaji ulang dan evaluasi
terperinci. Dalam tahap audit ini, upaya diarahkan pada penemuan fakta dalam
bidang/wilayah yang dipilih untuk diaudit. Dokumentasi untuk wilayah aplikasi pun
dikaji ulang, dan data yang berkaitan dengan operasi sistem dikumpulkan melalui
wawancara, administrasi kuesioner pengendalian internal, dan observasi langsung.
File-file transaksi, log pengendalian, daftar program, dan data lainnya dikaji uang, bila
diperlukan, untuk mengkonfirmasi lingkup audit yang ditetapkan dalam program audit
dan untuk mendesain prosedur uji yang akan digunakan berikutnya.
Tahap ketiga dalam audit adalah pengujian. Tahap pengujian sebuah audit
menghasilkan bukti kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan. Uji kepatuhan
dilakukan untuk menyediakan jaminan kepastian bahwa ada pengendalian internal dan

9
ia dilakukan sesuai yang telah dituliskan dalam dokumentasi sistem. Sifat dasar
kepatuhan yang dapat dimasukkan dalam audit sistem informasi akan dibah as di
bagian-bagian berikut.
1) Audit Aplikasi Sistem Informasi
Pengendalian aplikasi dibagi menjadi tiga wilayah umum: input, pemrosesan,
dan output. Audit aplikasi biasanya meliputi pengkajian ulang pengendalian yang
ada di setiap wilayah tersebut. Dan berdasaran teknik penelusuran manual biasa dan
penjaminan (vouching), seluruh teknologi audit yang dibicarakan terdahulu adalah
relevan. Teknologi khusus yang digunakan akan bergantung pada kecerdasan dan
sumber daya yang dimiliki auditor.
2) Audit Pengembangan Sistem Aplikasi
Audit proses pengembangan sistem adalah sesuatu yang sangat umum untuk
organisasi-organisasi besar karena banyak organisasi kecil tidak memiliki proses
pengembangan sistem yang formal. Audit pengembangan sistem diarahkan pada
aktivitas analisis sistem dan programer yang mengembangkan dan memodifikasi
program-program aplikasi, file dan prosedur-prosedur yang terkait. Tiga wilayah
umum yang menjadi perhatian audit dalam proses pengembangan sistem adalah
standar pengembangan sistem, manajemen proyek, dan pengawasan perubahan
program. Teknik audit yang sering digunakan untuk masing-masing area tersebut
adalah kaji ulang dan pengujian dokumentasi-dokumentasi terkait.
Standar pengembangan sistem adalah dokumentasi yang berkaitan dengan
desain, pengembangan, dan implementasi sistem aplikasi. Eksistensi standar
pengembangan sistem merupakan pengendalian umum yang utama dalam sistem
yang terkomputerisasi. Pengendalian manajemen proyek mengukur dan
mengendalikan kemajuan selama pengembangan sistem aplikasi. Manajemen
proyek terdiri atas perencanaan proyek dan pengawasan proyek. Pengendalian
perubahan program berkaitan dengan pemeliharaan program-program aplikasi.
Tujuan pengendalian adalah untuk mencegah perubahan yang melanggar
kewenangan dan berpotensi menimbulkan kecurangan terhadap program-program
yang telah diterima dan diuji sebelumnya.
3) Audit Pusat Layanan Komputer
Normalnya, sebuah audit terhadap pusat layanan komputer dilakukan sebelum
audit aplikasi untuk memastikan integritas secara umum atas lingkungan yang di

10
dalamnya aplikasi akan berfungsi. Pengendalian umum yang mengatur operasi
pusat layanan komputer melengkapi pengendalian aplikasi yang dikembangkan
dalam sistem aplikasi tertentu. Pengendalian umum yang mengatur operasi
komputer juga membantu memastikan ketersediaan yang berkesinambungan atas
sumber daya pusat layanan komputer.
Pengendalian manajemen atas operasi pusat layanan komputer juga merupakan
bidang yang memerlukan perhatian. Area ini meliputi teknik-teknik yang digunakan
untuk menganggarkan faktor-faktor beban perlengkapan, statistik penggunaan
proyek, anggaran dan kebutuhan perencanaan staf, dan rencana akuisisi
perlengkapan. Sistem pekerjaan akuntansi adalah bentuk pengawasan umum
lainnya atas operasi. Sistem pekerjaan akuntansi dapat pula berisi tagihan pengguna
atau prosedur penagihan biaya.
Uji kepatuhan yang akan digunakan dalam seluruh bidang audit yang telah
disebutkan diatas, akan dikaji ulang sebagai bukti dokumenter; menguatkan
wawancara dengan pengguna, pihak manajemen, dan personel sistem; observasi
langsung; dan permintaan. Audit operasi pusat layanan komputer membutuhkan
pelatihan teknis yang tinggi dan pengenalan yang mendalam terhadap operasi
sistem informasi dari pada sekedar melakukan audit pada aplikasi yang
terkomputerisasi.

11
BAB III

PENUTUP

3.1.Simpulan
Istilah auditing sistem informasi digunakan umumya untuk menjelaskan
perbedaan dua jenis aktivitas yang terkait dengan komputer. Teknologi auditing sistem
informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem komputer, walaupun tidak
seluruhnya merupakan teknologi yang digunakan untuk mengaudit. Teknologi
Auditing Sistem Informasi, meliputi Test Data, Integrated Test Facility (ITF), Paralell
Simulation, Audit Software, Generalized Audit Software (GAS), PC Software,
Embedded Audit Routine, Extended Records, Snapshot, Tracing, Review od System
Documentation, Conrol Flowcharting, dan Mapping. Audit sistem informasi secara
umum terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pertama terdiri atas kaji ulang awal dan
evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit. Tahap kedua adalah
kaji ulang dan evaluasi pengendalian yang terperinci. Tahap ketiga meliputi pengujian
kelayakan dan diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil. Jenis audit sistem informasi
dibedakan menjadi audit aplikasi sistem informasi, audit pengembangan sistem
aplikasi, dan audit pusat layanan komputer.

3.2.Saran
Audit sistem informasi sangat penting bagi perusahaan karena dengan adanya audit sistem
informasi disebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mengetahui tercapainya tujuan
prosedur pengendalian internal perusahaan atau tidak. Oleh karena itu, sangat dianjurkan pada
perusahaan untuk melakukan audit sistem informasi diperusahaannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 9.
Diterjemahkan oleh: Saputra, Julianto Agung, dan Lilis Setiawati. Yogyakarta: And i.

13
14

Anda mungkin juga menyukai