Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERENCANAAN KEBUTUHAN MATERIAL DAN ERP


Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Manajemen Operasional 2
Dosen pengampu Ibu Suci Putri Lestari, M.M

Disusun Oleh : Kelompok 12


Anggota :
1. Ai Siti Mulyani NIM 20210101173
2. Elim Halimatus Sa’adah NIM 20210101137
3. Abdul Wildan NIM 20210101140
4. Dian Saputra NIM 20210101157

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS CIPASUNG TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala.


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MRP
dan ERP” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang MRP dan ERP.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami, sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas
makalah ini. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak
kontribusi bagi kami, dosen pengampu Manajemen Operasional 2 dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan maupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah
ini, kami mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Tasikmalaya, 12 Maret 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................... 4
A. Permintaan Dependen.................................................................................. 4
B. Persyaratan Model Persediaan Dependen.................................................... 4
C. Struktur MRP............................................................................................... 5
D. Manajemen MRP......................................................................................... 8
E. Teknik Pengukuran LOT.............................................................................. 9
F. Perluasan dari MRP...................................................................................... 11
G. MRP dalam Industri Jasa.............................................................................12
H. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan.......................................................12
BAB III PENUTUP....................................................................... 13
A. Kesimpulan................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian suatu negara.
Sedangkan perusahaan mempunyai kegiatan yang beragam, mulai perencanaan, proses
produksi, personalia, pembelanjaan dan pendistribusian. Kegiatan-kegiatan tersebut berguna
dalam pencapaian tujuan dari suatu perusahaan. Pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan
adalah keuntungan berupa uang, apapun bentuk jenis usaha yang dilakukan. Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, maka perusahaan harus melaksanakan aktivitasnya dengan lancar
cepat dan hemat biaya, sehingga dapat memenuhi selera konsumen dan mendapat
kepercayaan yang tinggi sebagai salah satu modal yang sangat vital. Dengan adanya
kepercayaan dari konsumen maka dapat dipastikan bahwa produk yang dibuat akan
dimanfaatkan oleh mereka. Untuk menjamin kebutuhan-kebutuhan konsumen akan produk
yang diproduksi oleh perusahaan maka perusahaan perlu mengontrol persediaan yang ada
agar siap menjawab kebutuhan konsumen setiap saat tepat pada waktunya, oleh karena itu
perusahaan hendaklah menerapkan suatu sistem atau metode yang efektif guna merespon
masalah-masalah yang ada.

Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material
Requierment Planning (MRP). MRP merupakan teknik pendekatan yang bertujuan
meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material
dan komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari
komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin tercapainya produksi
akhir. Material Requirement Planning muncul pada tahun 60an oleh Oliver Weight yang
berasosiasi dengan Joseph Oirlicky, yang pertama kali diterapkan di Toyota Company
Jepang.

Banyaknya metode dalam manajemen material yang dapat digunakan untuk menentukan
waktu dan volume pengadaan material, mengharuskan para pengambil keputusan harus
menguasai setiap metode pengadaan material dalam manajemen material, mengetahui
kelebihan dan kekurangan setiap metode serta dapat menggunakan metode yang tepat sesuai

1
dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu metode didalam manajemen material adalah
Material Requirement Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan
material, maka pada saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan
pengawasan terhadap fungsi manajemen. Material requirement planning juga merupakan
konsep dari suatu mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan
dan berapa banyak.

Pada perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan yang menghasilkan barang jadi,
proses produksi merupakan kegiatan inti dari perusahaan tersebut. Produksi bisa berjalan
dengan lancar apabila bahan baku yang merupakan input dari proses produksi tersedia sesuai
dengan kebutuhan. Tersedianya bahan baku tidak lepas dari perencanaan (planning) dan
pengendalian (controlling). Perencanaan bahan baku bermanfaat untuk menjaga
kelangsungan proses produksi yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan dan
untuk mengantisipasi pada setiap permintaan konsumen yang datang secara tidak terduga.
Dengan adanya persediaan bahan baku maka perusahaan dapat memenuhi permintaan
konsumen. Sistem yang dapat digunakan untuk pengadaan bahan baku adalah MRP
(Material Requirement Planning) atau sistem kebutuhan bahan baku. Sistem MRP dapat
digunakan untuk mengetahui jumlah bahan baku yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan
untuk produksi dengan memperhitungkan juga biaya-biaya yang akan timbul akibat dari
persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Permintaan Dependen?


2. Bagaimana persyaratan model persediaan dependen?
3. Bagaimana Struktur MRP?
4. Bagaimana Manajemen MRP?
5. Bagaiamana Teknik Pengukuran LOT?
6. Bagaimana Perluasan dari MRP?
7. Bagaimana Peran MRP dalam Industri Jasa?
8. Bagaimana Perencanaan Sumber Daya Perusahaan?

2
C. Tujuan

Makalah ini dibuat untuk menjawab semua pertanyaan yang ada pada sub rumusan
masalah, sehingga dapat diketahui bagaimana penjelasan yang berkaitan dengan MRP.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permintaan Dependen

Permintaan dependen (dependent demand) adalah permintaan untuk sebuah jenis barang
yang berkaitan dengan permintaan jenis barang yang lain. Contohnya adalah truk F-150 ford.
Permintaan Ford untuk ban dan radiator mobil terkait pada produksi F-150. Lima ban dan
satu radioator diperlukan untuk setiap truk F-150. Permintaan untuk jenis barang dikatakan
dependen ketika hubungan antara barangnya dapat ditentukan. Oleh karena itu, ketika
manajemen menerima sebuah pesanan untuk produk akhir, jumlah yang diperlukan untuk
semua komponen dapat dihitung karena semua komponen merupakan jenis barang dependen.

Ketika kebutuhan MRP terpenuhi, model dependen lebih disukai dibandingkan dengan
model EOQ. Dengan diketahuinya jadwal induk, kedependenan terdapat pada semua bagian
komponen, subrakitan, dan pasokan. Model dependen adalah model yang lebih baik tidak
hanya bagi pengusaha manufaktur dan distributor, tetapi juga bagi beragam perusahaan,
mulai dari restoran hingga rumah sakit. Teknik dependen yang digunakan dalam sebuah
lingkungan produksi disebut perencanaan kebutuhan bahan (material requirement planning –
MRP)
Perencanaan kebutuhan bahan adalah teknik permintaan dependen yang menggunakan
daftar bahan, persediaan, tagihan yang diperlukan, dan jadwal produksi induk untuk
menentukan kebutuhan bahan. MRP telah berkembang menjadi dasar bagi Perencanaan
Sumber Daya Perusahaan ( Enterprise Resource Planning – ERP ) karena menyediakan
struktur yang bersih untuk permintaan dependen. ERP adalah sebuah sistem informasi baru
untuk mengidentifikasi dan merencanakan sumber daya pada skala perusahaan yang
diperlukan untuk mengambil, membuat, mengirim, dan menghitung pesanan pelanggan.
B. Persyaratan Model Persediaan Dependen
Supaya dapat menggunakan model persediaan dependen secara efektif, para manajer
operasi perlu memahami hal – hal berikut.
1. Jadwal produksi induk (apa yang akan dibuat dan kapan).
2. Spesifikasi atau daftar kebutuhan bahan (bahan dan komponen yang diperlukan untuk
membuat produk).

4
3. Ketersediaan persediaan (apa yang ada di persediaan ).
4. Pesanan pembelian yang belum dipenuhi (apa yang berada dalam pemesanan juga disebut
tagihan yang diperkirakan).
5. Waktu tunggu (berapa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan berbagai komponen).
C. Struktur MRP

Material Requirements Planning (MRP) adalah program dasar perencanaan produksi dan
sistem kontrol logistik yang digunakan untuk mengatur proses manufaktur. Sistem MRP
terdiri dari 3 objek simultan, yaitu sebagai berikut :

1. Menjamin material dan produk tersedia untuk diproduksi dan diantar sampai ke
konsumen.  
2. Memelihara kemungkinan jumlah stok terendah. Memelihara kemungkinan jumlah stok
terendah.
3. Merencanakan aktivitas manufaktur, jadwal penyaluran dan aktivitas pembelian.

Cara kerja sistim MRP adalah sebagai berikut: pesanan produk dijadikan dasar untuk
membuat skedul produksi master atau Master Production Schedule (MPS) yang memberikan
gambaran tentang jumlah item yang diproduksi selama  periode  periode waktu terte waktu
tertentu. MPS dibuat berdasarkan pada peramalan kebutuhan akan  peralatan yang
diperlukan, merupakan proses alokasi untuk mengadakan sejumlah  peralatan  peralatan yang
diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai (pekerja, mesin, dan bahan).

5
Bill of Material mengidentifikasi material tertent tertentu yang digunakan untuk 
membuat setiap item dan jumlah yang diperlukan yang dapat disusun dalam  bentuk  bentuk
pohon produk (product structure tree). Bill of material material ini merupakan merupakan
sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk
membuat suatu produk. Bill of material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tetapi juga
berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus
dikeluarkan untuk karyawan  produksi  produksi atau perakitan. perakitan. Bill of material
material digunakan digunakan dengan cara ini biasanya biasanya dinamakan daftar pilih.

Pohon Struktur Produk  (Product Structure Tree) adalah salah satu item informasi yang
ada dalam Bill of  Materia Material. Pohon Struktur Produk (Product Structure

6
Tree) didefinisikan sebagai  bagan informasi informasi tentang tentang hubungan hubungan
antara produk akhir dengan komponen- komponenkomponen penyusun produk akhir.
Struktur produk merupakan suatu informasi tentang hubungan antara komponen dalam suatu
perakitan, juga memberikan informasi tentang semua item, seperti nomor komponen dan
jumlah yang dibutuhkan pada setiap pembelian. Struktur produk dibagi lagi menjadi dua
jenis, yaitu :

1. Struktur produk single level yang menggambarkan hubungan antara produk akhir
komponen-komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut langsung
membentuk produk akhir atau berada satu level di bawah produk akhir.

Level 0 Z

Level 1
A(1) B(2)

2. Struktur produk multi level yang menggambarkan hubungan antara produk akhir dengan
komponen penyusunnya dimana komponen-komponen tersebut memerlukan komponen-
komponen lain untuk membuatnya dan begitu seterusnya. Bila dimisalkan untuk
membuat 1 unit produk akhir X diperlukan 2 unit komponen A dan 1 unit komponen B.
Sementara untuk membuat 1 unit komponen B diperlukan 3 unit komponen C dan 1 unit
komponen D. Dari informasi tersebut dapat dibuat product structure tree sebagimana
tersaji pada gambar di bawah ini:

Level 0 Produk Akhir


X

Level 1 A(2) B(1)


D. Manajemen MRP

Dalam memecahkan kegagalan dalam penerapan ERP pada perusahaan telah banyak
dilakukan penelitian yang secara umum mengatakan perbaikan pada identifikasi kebutuhan
ERP dengan membentuk tim khusus, pemilihan konsultan pembuat aplikasi ERP, kemudian
melakukan tahapan evaluasi pada setiap tahapan ERP yang telah dilakukan. Penilaian untuk
mengantisipasi kegagalan ERP ini lebih ditekankan pada kesiapan dan kerjasama manajemen
yang menjadi faktor utama dalam keberhasilan penerapan ERP dalam perusahaan hal tersebut
ditandai dengan :
1. Dukungan dari manajemen puncak yaitu adanya sasaran dan tujuan yang jelas, komitmen
yang tinggi dari manajemen puncak pada proyek implementasi ERP dan tersedianya
sumber daya yang diperlukan.
2. Proyek manajemen yang efektif, yaitu adanya kejelasan dalam mendefinisikan ruang
lingkup dan perencanaan implementasi proyek, adanya penetapan batasan waktu
implementasi yang realistis dan keterampilan/skill seorang manajer proyek yang baik.
3. Bussiness Process Reengineering (BPR), dimana diperlukan kesiapan perusahaan untuk
melakukan perubahan, kemampuan perusahaan untuk rekayasa dan adanya komunikasi
yang baik pada saat proses implementasi.

4. Pemilihan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras, dimana hal tersebut dapat dilakukan
melalui kesesuaian antara software dan hardware dengan kebutuhan perusahaan,
kemudahan kustomisasi dan versi yang lebih tinggi.

8
5. Pendidikan dan pelatihan kepada karyawan dalam melaksanakan implementasi ERP, agar
keberhasilan implementasi ERP tercapai maka diperlukan adanya konsep dan logika ERP,
tenaga pengajar yang berkualitas serta petunjuk yang sederhana dan mudah dipahami.
6. Dukungan Vendor, hal sangat diperlukan dukungan dari para vendor untuk selalu cepat
tanggap dalam pelayanan, tenaga konsultan yang berkualitas dan partisipasi vendor
dalam implementasi.
E. Teknik Pengukuran LOT

Menurut Heizer dan Render (2005), sebuah sistem MRP adalah cara yang sangat baik
untuk menentukan jadwal produksi dan kebutuhan bersih. Bagaimanapun, ketika terdapat
kebutuhan bersih, maka keputusan berapa banyak yang perlu dipesan harus dibuat.
Keputusan ini disebut keputusan penentuan ukuran lot (lotsizing decision). Ada beberapa
jalan untuk menentukan ukuran lot dalam sebuah sistem MRP, yaitu :

1. Lot untuk Lot yaitu teknik penentuan ukuran lot yang menghasilkan secara tepat apa yang
diperlukan untuk memenuhi rencana. Keputusan ini konsisten dengan sasaran sistem
MRP, yaitu memenuhi kebutuhan  permintaan yang dependen.
2. Jumlah Pemesanan yang Ekonomis (EOQ) adalah teknik statistic dengan menggunakan
rata-rata meskipun prosedur MRP mengasumsikan mengetahui permintaan yang
tercermin dalam jadwal produksi induk. EOQ digunakan jika terjadi permintaan yang
tidak bergantung pada faktor lainnya.
Economic Order Quantity adalah salah satu teknik didalam metode perhitungan yang
digunakan untuk menentukan jumlah dan waktu order suatu material sehingga biaya
inventori perusahaan dapat diminimumkan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
metode EOQ :
TC(Q) = purchase Cost + order cost + holding cost
TC(Q) = P*D + (C*D/Q) + (H*Q)/2
Keterangan :
Q = lot size atau jumlah pesanan (unit)
D = kebutuhan bahan setiap kali pesan
C = biaya order per order (atau biaya setup kalau diproduksi sendiri)
P = harga

9
H = biaya simpan per unit per pesan.
Dengan menggunakan derivative total cost terhadap Q, maka didapatkan : TC(Q) = P*D
+ (C*D)/Q + (H*Q) / 2
dTC/dQ = -(C*D)/Q2 + H/2
Syarat optimal titik kritis did TC/dQ = 0, maka didapatkan :

Q=
√ 2×C×D
H
3. Kuantitas Pesanan secara Berkala (POQ) merupakan teknik ukuran lot yang melakukan
pesanan atas kuantitas yang dibutuhkan selama periode yang telah ditetapkan sebelumnya
antara pemesanan.
4. Ukuran Lot Dinamis  berupaya  berupaya untuk menyeimbangkan menyeimbangkan
ukuran lot terhadap biaya pemasangan.
5. Part Period Balancing
Menurut Purwati (2008), metode Penyeimbang Sebagian Periode (PPB), merupakan
salah satu pendekatan dalam menentukan ukuran lot untuk suatu kebutuhan material
yang tidak seragam, yang bertujuan untuk memperkecil biaya total persediaan. Meskipun
tidak menjamin diperolehnya biaya total yang minimum, metode ini memberikan
pemecahan yang cukup baik. Metode ini dapat menggunakan jumlah pesanan yang
berbeda untuk setiap pesanan, yang dikarenakan jumlah permintaan setiap periode tidak
sama.
Ukuran lot dicari dengan menggunakan pende katan sebagian periode ekonomis
(economic part period, EPP), yaitu dengan membagi biaya pemesanan dengan biaya
penyimpanan per unit per periode.
Biaya Penyetelan/Pemesanan
EPP =
Biaya Penyimpanan

F. Perluasan dari MRP

1. Perencanaan Kebutuhan Material II (MRP II)

10
Perencanaan Kebutuhan Material II adalah teknik yang sangat andal. Sistem ini
memungkinkan, dengan adanya MRP, penambahan dan persediaan dengan variabel
sumber daya lain. Ketika perusahaan menerapkan MRP, data kebutuhann dapat
diperkaya dengan sumber daya lainnya. Ketika MRP digunakan seperti gunakan
seperti ini, sumber ini, sumber daya digantikan dengan kebutuhan, dan MRP menjadi
MRP II yang akan diganti menjadi perencanaan sumber daya bahan material.
2. Siklus Tertutup MRP
Perencanaan kebutuhan bahan material yang siklus tertutup berarti sebuah sistem
MRP yang menyediakan umpan balik untuk penjadwalan dari sistem pengendalian
persediaan Sistem MRP yang siklus tertutup  persediaan Sistem MRP yang siklus
tertutup menyedi menyediakan informasi pada rencana akan informasi pada rencana
kapasitas, jadwal produksi induk, dan akhirnya pada rencana produksi.
3. Perencanaan Kapasitas
Umpan balik dari MRP siklus tertutup akan mengenai beban kerja dari masing
masing pusat tugas. Laporan beban memperlihatkan kebutuhan sumber daya dalam
sebuah pusat kerja untuk semua pekerjaan yang dibebankan pada pusat kerja tersebut,
semua pekerjaan yang direncanakan, dan pesanan yang diharapkan. Taktik untuk
melancarkan beban dan meminimalisasi dampak waktu tunggu yang diubah meliputi
sebagai berikut :
a) Saling tumpang tindih, yang mana akan mengurangi waktu tunggu, mengirimkan
bagian pada operasional yang kedua sebelum keseluruhan lot diselesaikan pada
operasional yang pertama
b) Pembagian operasional,  mengarahkan lot pada 2 mesin yang berbeda untuk
kegiatan operasional yang sama
c) Pesanan  Pesanan atau pemisahan pemisahan lot , meliputi pemecahan pesanan
dan menjalankan  bagian darinya lebih awal (atau belakangan) dalam jadwal.

G. MRP dalam Industri Jasa

MRP dapat memberikan kontribusi yang besar pada kinerja operasional dalm  perusahaan
jasa ini, yakni :

11
1. Restoran
2. Rumah sakit
3. Hotel
H. Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

Perencanaan sumber daya perusahaan adalah perangkat adalah perangkat lunak yang
memungkinkan lunak yang memungkinkan  bagi perusahaan perusahaan untuk
mengotomatisasikan mengotomatisasikan dan mengintegrasikan mengintegrasikan banyak
proses  bisnis  bisnis mereka, membagikan membagikan basis data umum dan prakik bisnis
ke seluruh seluruh  perusahaan, dan menghasilkan informasi secara real-time.

Tujuan suatu sistem ERP adalah mengoordinasikan bisnis perusahaan secara menyeluruh,
mulai dari mengevaluasi pemasok hingga menagih ke pelanggan. Sistem ERP mencakup hal-
hal berikut:

1. Peranti lunak Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management –  SCM) untuk
mendukung komunikasi antar vendor yang canggih, aktivitas e-commerce, dan
aktivitas yang penting bagi logistic dan pergudangan yang dan pergudangan yang
efisien.
2. Peranti lunak Manajemen Hubungan Pelanggan (Customer Relationship
Management –  CRM) untuk masukan bagi bisnis.
3. Perangkat lunak kebersinambungan untuk mengikat secara bersama-sama
permasalahan keberlanjutan tenaga kerja dan memberikan secara ikan secara
tranparan tranparan mengenai permasalahan kesinambungan rantai pasokan serta
mengamati kepatuhan aktivitas kesehatan dan keselamatan, pemanfaatan energi dan
efisiensi, emisi dan lingkungan

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Material requirement planning merupakan suatu sistem yang mengatur bahan-bahan
material yang dibutuhkan untuk proses produksi karena dengan MRP perusahaan dapat
mengefisiensikan gudang dan sekaligus mencegah kemungkinan kehabisan bahan material
atau suatu sistem penjadwalan kebutuhan bahan baku berdasarkan tahap waktu untuk operasi
produksi.

Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai tujuan sebagai berikut :
1.   Meminimalkan Persediaan
2.   Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman
3.   Komitmen yang realistis
4.   Meningkatkan efisiensi
B. Saran
Berdasarkan penjelasan dari makalah ini, diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi pembaca mengenai Perencanaan Kebutuhan Material(MRP) dan ERP.
Selain itu, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10832100/Permintaan_dependen
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/
30612523/
Tugas_Material_Requirement_Planning_MRP_&ved=2ahUKEwjcj6bQ2vP9AhV2SmwG
HdgDAZsQFnoECAwQAQ&usg=AOvVaw1MAXy216PRq5Hueq-6V0Sz

14

Anda mungkin juga menyukai